BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perushaan
1. Profil Singkat Perusahaan
Direktorat Jendral Pajak adalah sebuah Direktorat Jendral dibawah
Kementrian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
perpajakan. Direktorat Jendaral Pajak (DJP) yang merupakan institusi
penting di Negara ini dimana saat ini dipercaya mengumpulkan 80%
dari APBN ternyata mempunyai sejarah panjang sebelum proklamasi
kemerdekaan RI.
Sebagaimana umumnya instansi pemerintahan yang lainnya,
Kanwil DJP Jateng II mengalami perubahan dan penyempurnaan.
Sebelum terbentuk Kanwil DJP Jateng II masih bergabung dengan
Kanwil DJP Jateng I dan Kanwil DJP Yogyakarta dengan wilayah
kantor yang meliputi seluruh Provinsi Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri
Keuangan RI Nomor 443/KMK.01/2001 dengan nama Kantor Wilayah
X Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil X Jateng
dan DIY), dengan jumlah satuan kerja yang berada di bawah kantor
wilayah ini sebanyak 40 unit kantor. Karena rentang pengawasan yang
luas, maka pada tahun 2003 Kanwil X Jateng dan DIY dipecah
2
menjadi dua kantor wilayah, yaitu Kantor Wilayah DJP Jateng I dan II
sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor
519/KMK.01/2003 tanggal 2 Desember 2003. Jumlah satuan kerja
yang berada dibawah Kanwil DJP Jawa Tengah I 27 unit kantor dan
Kanwil Jawa Tengah II berjumlah 13 kantor.
Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006, dua kantor wilayah
tersebut dipecah lagi menjadi tiga kantor wilayah, yaitu Kantor
Wilayah DJP Jawa Tengah I, Jawa Tengah II, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta, dengan jumlah satuan kerja di bawah Kanwil DJP Jateng
II menjadi 12 unit kantor. Sebagai kelanjutan dari pelaksanaan
modernisasi di lingkungan Direktorat Jendral Pajak, seluruh satuan
kerja yang berada di baawah Kanwil DJP Jateng II diubah menjadi
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei
2007. Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa Tengah II ini
terletak di kota Surakarta yang beralamatkan Jalan MT. Haryono No. 5
Manahan. Duabelas Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama di
lingkungan Kanwil DJP Jateng II adalah :
1. KPP Pratama Surakarta
2. KPP Pratama Sukoharjo
3. KPP Pratama Boyolali
5. KPP Pratama Klaten 6. KPP Pratama Magelang 7. KPP Pratama Cilacap 8. KPP Pratama Purwokerto 9. KPP Pratama Purbalingga 10. KPP Pratama Kebumen 11. KPP Pratama Purworejo 12. KPP Pratama Temanggung
2. Sejarah Singkat Perusahaan
Kantor Wilayah DJP Jateng II baru dibentuk pada tahun 2007.
Pertama kali dibentuk, Kanwil DJP Jateng II hanya mempunyai
struktur organisasi yang beranggotakan Kepala Kantor, Kepala Seksi,
dan Kepala Sub Bagian Kepegawaian dan belum mempunyai lokasi
bangunan yang pasti untuk menyelenggarakan aktivitas berkantor.
Untuk sementara, Kanwil DJP Jateng II menggunakan gedung kantor
yang sama pada Kantor Pelayanan Pratama Surakarta (sebelumnya
bernama KPP Surakarta) yang beralamat di Purwosari untuk
beraktivitas,tepatnya pada ruangan aula KPP.
Selanjutnya, Kanwil DJP Jateng II melanjutkan aktivitas kantor
dengan struktur organisasi yang lebih lengkap yakni Kepala Kantor,
Kepala Bidang, serta Kepala Seksi beserta pelaksananya. Untuk
aktivitasnya, Kanwil DJP Jateng II memindah lokasi kantornya dan
4
5 Manahan. Pada waktu itu bagunan kantor tersebut ditempati oleh
Kantor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga harus berbagi
tempat dengan Kanwil DJP Jateng II. Kantor PBB melakukan aktivitas
kantornya di lantai satu, sedangkan Kanwil DJP Jateng II melakukan
aktivitas kantornya di lantai dua.
Pada Oktober 2007, terjadi modernisasi dengan
dibentuknya/diubahnya KPP Surakarta menjadi KPP Pratama
Surakarta dengan lokasi bangunan yang sama dengan yang
sebelumnya. Lalu, kantor PBB berubah menjadi KPP Pratama
Karanganyar sehingga harus berpindah lokasi dari Kotamadya
Surakarta ke Kabupaten Karanganyar. Dari perpindahan KPP Pratama
Karanganyar praktis bangunan kantor sebelumnya menjadi kosong
sehingga pada akhirnya digunakan sepenuhnya oleh Kanwil DJP
Jateng II untuk aktivitas kantornya. Selain itu, seluruh rumah dinas
Negara yang letaknya satu kota dengan Kanwil DJP Jateng II, menjadi
hak sepenuhnya untuk Kanwil DJP Jateng II. Sehingga dalam laporan
keuangan KPP Pratama Surakarta tidak ada kepemilikan rumah dinas.
Pada tahun 2008, gedung bekas kantor PBB ini dirasa tidak sesuai
dan kurang nyaman untuk aktivitas perkantoran, sehingga pada tahun
yang sama sampai pada tahun 2010 dilakukan pembangunan gedung
baru atas bangunan bekas kantor PBB tersebut. Bangunan gedung lama
dileburkan rata dengan tanah. Peleburan dilakukan melalui proses
dilakukan, dilanjutkan dengan pembangunan gedung baru yang sesuai
dengan kegiatan perkantoran di Kanwil DJP Jateng II. Setelah
pembangunan berjalan 2 tahun, terbentuklah gedung baru dengan
fasilitas didalamnya untuk kegitan perkantoran Kanwil DJP Jateng II
yang hingga saat ini masih beralamat di Jalan MT. Haryono No. 5
Manaham, Surakarta.
3. Visi dan Misi Perusahaan
Dalam majalankan kegiatannya, Kantor Wilayah Direktorat
Jendral Pajak Jawa Tengah II mempunyai visi dan misi dalam
menjalankan pekerjaannya. Visi dan misi yang dimiliki Direktorat
Jendral Pajak, adalah :
a. Visi
“Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak Negara yang
terbaik di wilayah Asia Tenggara.”
b. Misi
“Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan
menerapkan Undang–Undang perpajakan secara adil dalam rangka
membiayai penyelenggaraan Negara demi kemakmuran rakyat.
4. Lokasi Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II
berlokasi di Jalan MT. Haryono No.5, Manahan, Surakarta.
5. Tugas dan Fungsi Direktorat Jendral Pajak
6
Direktorat Jendral Pajak mempunyai tugas merumuskan dan
melakasanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang perpajakan
sesuai dengan kebijkan yang ditetapkan oleh Menteri dan berdasarkan
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Tugas DJP sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang perpajakan. Tugas yang diemban DJP
tersebut, antara lain :
1) Perumusan kebijakan di bidang perpajakan
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang
perpajakan
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perpajakan
5) Pelaksanaan administrasi DJP
Organisasi DJP terbagi atas kantor pusat dan unit kantor
operasional. Kantor pusat terdiri atas Sekretariat Direktorat Jendral,
direktorat, dan jabatan tenaga pengkaji. Unit kantor operasional terdiri
atas Kantor Wilayah DJO (Kanwil DJP), Kantor Pelayanan Pajak
(KPP), Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP), dan Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan
6. Fungsi Direktorat Jendral Pajak
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Jenderal Pajak
menyelenggarakan fungsi :
a. Pemberian bimbingan dan evaluasi pelaksanaan tugas Direktorat
Jenderal Pajak;
b. Pengamanan rencana kerja dan rencana penerimaan di bidang
perpajakan;
c. Bimbingan konsultasi dan penggalian potensi perpajakan serta
pemberian dukungan teknis komputer;
d. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data serta penyajian
informasi perpajakan;
e. Penyiapan dan pelaksanaan kerjasama perpajakan, pemberian
bantuan hukum serta bimbingan
f. Pendataan dan penilaian;
g. Bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan, serta pelaksanaan
dan administrasi penyidikan;
h. Bimbingan pelayanan dan penyuluhan, serta pelaksanaan
hubungan masyarakat ;
i. Bimbingan dan penyelesaian keberatan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau
pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, serta pelaksanaan
8
j. Bimbingan dan penyelesaian pembetulan keputusan keberatan,
keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan
keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang
tidak benar;
k. Bimbingan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;
l. Pelaksanaan administrasi kantor.
7. Wilayah Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jawa
Tengah II
Provinsi Jawa Tengah mempunyai dua Kantor Wilayah Direktorat
Jendral Pajak. Kanwil DJP Jawa Tengah I terletak di kota Semarang
dan Kanwil DJP Jawa Tengah II terletak di kota Surakarta. Adapun
wilayah kerja Kanwil DJP Jawa Tengah II meliputi sebagian wilayah
administrasi Provinsi Jawa Tengah bagian selatan yang terdiri dari 15
Kabupaten dan 2 Kotamadya, sebagai berikut :
Tabel 1.1 Wilayah Kerja Kanwil DJP Jawa Tengah II
KABUPATEN KOTAMADYA Kabupaten Banyumas Kabupaten Cilacap Kabupaten Kebumen Kabupaten Magelang Kabupaten Klaten Kabupaten Boyolali Kabupaten Karanganyar Kabupaten Sragen Kabupaten Purbalingga Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Purworejo Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Wonogiri Kabupaten Temanggung Kabupaten Wonosobo
Sumber: Kanwil DJP Jateng II
Kotamadya Magelang Kotamadya Surakarta
Pada masing-masing Kabupaten/Kota terdapat Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) Pratama yang akan membantu Kanwil dalam menjalankan
tugasnya di tiap daerah. Kecuali untuk Kabupaten Sragen, Wonogiri,
Majenang, Muntilan, Banjarnegara, dan Wonosobo tidak ada KPP di
wilayah tersebut melainkan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan
Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang berada di bawah KPP
Kabupaten/Kota sekitar. Berikut daftar unit kerja tersebut, sebagai
berikut :
Tabel 1.2 Daftar Unit Kerja Kanwil DJP Jawa Tengah II No Unit Kerja Alamat
1. KPP Pratama Purwokerto Jl. Jendral Gatot Subroto No. 107, Purwokerto
2. KPP Pratama Surakarta Jl. K.H Agus Salim No. 1, Surakarta
3. KPP Pratama Purbalingga Jl. Letjen S. Parman No. 43, Purbalingga
4. KP2KP Banjarnegara Jl. Stadion No. 2, Parakancanggah, Banjarnegara
5. KPP Pratama Boyolali Jl. Raya Solo-Boyolali KM. 24, Mojosongo,
Boyolali 6. 7. KPP Pratama Temanggung KP2KP Wonosobo
Jl. Dewi Sartika No. 7, Temanggung Jl. Bhayangkara No. 8, Wonosobo
8. KPP Pratama Purworejo Jl. Jendral Sudirman No. 25, Purworejo
9. KPP Pratama Klaten Jl. Veteran No. 82 Barenglor, Klaten Utara
10. KPP Pratama Cilacap Jl. Mayjen D.I. Panjaitan No. 32, Cilacap
11. KP2KP Majenang Jl. Bhayangkara No. 94/30, Majenang
12. 13.
KPP Pratama Karanganyar
KP2KP Sragen
Jl. Samanhudi, Komplek Perkantoran, Karanganyar Jl. Sukowati No. 84, Sragen
14. KPP Pratama Kebumen Jl. Arung Binang No. 10, Kebumen
15. KPP Pratama Sukoharjo Jl. Jaksa Agung R. Suprapto No. 7, Sukoharjo
16. KP2KP Wonogiri Jl. Mayjen Sutoyo No. 6, Wonogiri
17. KPP Pratama Magelang Jl. Veteran No. 20, Magelang
18. KP2KP Muntilan Jl. Yasmudi No. 1, Muntilan
Bidang Kerjasama Ekstensifikasi dan Penilaian Seksi Bimbingan Kerjasama Perpajakan Seksi Bimbingan EkstensifikasiPerpajakan Seksi BimbinganPendataan dan Penilaian SeksiBimbingan Pengenaan Seksi Bimbingan Pemeriksaan Seksi Administrasi Penyidikan Seksi Bimbingan Penagihan Seksi Pengurangan, Keberatandan BandingI Seksi Pengurangan, Keberatandan BandingII Seksi Pengurangan, Keberatandan BandingIII Seksi Pengurangan, Keberatandan BandingIV 10 8 . S T R U K T U R O R G A N IS A S I P E R U S A H A A N KEPALA KANTOR WILAYAH BAGIAN UMUM
Sub BagianKepegawaian Sub BagianKeuangan
Sub Bagian Bantuan Hukum dan Pelaporan
Sub BagianTata Usaha dan Rumah Tangga
Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi
Bidang Pemeriksa, Penyidikan danPenagihan
Pajak
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat Bidang Pengurangan, Keberatandan Banding Seksi DukunganTeknis Komputer Seksi BimbinganPenyuluhan Seksi Bimbingan Konsultasi Seksi BimbinganPelayanan
Seksi Hubungan Masyarakat Seksi Data danPotensi
Kelompok Jabatan Fungsional
Sumber:KanwilDJPJatengII Gambar1.1
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis, pengendalian, analisis,
evaluasi, penjabaran kebijakan serta tugas dibidang perpajakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan tersebut, berikut dijelaskan struktur
organisasi dan uraian tugas dari tiap bidang di Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak Jawa Tengah II :
Uraian tugas dari tiap bidang di Kanwil DJP Jateng II adalah
sebagai berikut :
a. Bagian Umum
Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan
kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan bantuan
hukum. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Umum menyelenggarakan
fungsi :
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan pemantauan penerapan kode
etik.
b. Pelaksanaan urusan keuangan.
c. Pelaksanaan urusan bantuan hukum.
d. Pelaksanaan penyusunan rencana strategik dan laporan
akuntabilitas.
e. Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan.
12 12
Bagian Umum terdiri dari:
1) Subbagian Kepegawaian
Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan
urusan kepegawaian dan pemantauan penerapan kode etik, serta
administrasi Jabatan Fungsional.
2) Subbagian Keuangan
Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan.
3) Subbagian Bantuan Hukum dan Pelaporan
Subbagian Bantuan Hukum dan Pelaporan mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan dan pelaksanaan administrasi
bantuan hukum atas kasus yang diproses pada Peradilan Umum
dan Tata Usaha Negara, penyusunan laporan, penyiapan bahan
penyusunan rencana strategik, dan laporan akuntabilitas.
4) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mempunyai
tugas melakukan urusan tata usaha, rumah tangga, kesejahteraan,
dan perlengkapan.
b. Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi
Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi mempunyai tugas
melaksanakan pemberian dukungan teknis komputer, bimbingan
konsultasi, bimbingan penggalian potensi perpajakan, dan
informasi perpajakan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Dukungan
Teknis dan Konsultasi menyelenggarakan fungsi :
a. Pemberian dukungan teknis operasional komputer, pemeliharaan
dan perbaikan jaringan komputer.
b. Pemeliharaan dan perbaikan program aplikasi, dan pembuatan
back-up data.
c. Pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan aplikasi spt dan
e-filing.
d. Pemberian bimbingan teknis konsultasi.
e. Pemberian bimbingan penggalian potensi perpajakan melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi wajib pajak.
f. Bimbingan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan teknis
pemenuhan kewajiban perpajakan.
g. Pengumpulan, pencarian, penerimaan, pengolahan data dan/atau
alat keterangan, serta penyajian informasi.
h. Pengawasan terhadap pemanfaatan data dan/atau alat keterangan.
i. Pemantauan, penelaahan, dan penatausahaan, serta rekonsiliasi
penerimaan perpajakan.
Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi terdiri dari :
1) Seksi Dukungan Teknis Komputer.
Seksi Dukungan Teknis Komputer mempunyai tugas
melakukan pemberian dukungan teknis operasional komputer,
14 14
aplikasi, pembuatan back-up data, serta pemantauan, pemeliharaan
dan perbaikan aplikasi e-SPT dan e-Filing.
2) Seksi Bimbingan Konsultasi.
Seksi Bimbingan Konsultasi mempunyai tugas melakukan
pemberian bimbingan teknis konsultasidan teknis intensifikasi,
serta bimbingan dan pemantauan pelaksanaan kebijakan teknis
pemenuhan kewajiban perpajakan.
3) Seksi Data dan Potensi.
Seksi Data dan Potensi mempunyai tugas melakukan
pengumpulan, pencarian, penerimaan, pengolahan data dan/atau
alat keterangan, penyajian informasi, melakukan pengawasan
terhadap pemanfaatan data dan/ atau alat keterangan, melakukan
bimbingan ekstensifikasi Wajib Pajak, serta melakukan
pemantauan, penelaahan, penatausahaan, dan rekonsiliasi
penerimaan perpajakan.
c. Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan dan urusan kerjasama perpajakan,
melaksanakan bimbingan ekstensifikasi, pendataan, dan penilaian,
serta bimbingan dan pemantauan pengenaan. Dalam melaksanakan
tugas, Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian
menyelenggarakan fungsi :
2) Pengumpulan dan penyaluran data perpajakan hasil kerjasama
dengan pihak luar.
3) Pelaksanaan bimbingan pengamatan potensi perpajakan,
pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran
basis data nilai objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi.
4) Pelaksanaan bimbingan pendataan dan penilaian.
5) Pelaksanaan bimbingan dan pemantauan pengenaan.
6) Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan instansi
terkait lainnya.
Bidang Kerjasama, Ekstensifikasi, dan Penilaian terdiri dari :
1) Seksi Bimbingan Kerjasama Perpajakan.
Seksi Bimbingan Kerjasama Perpajakan mempunyai tugas
melakukan bimbingan dan menyiapkan kerjasama di bidang
perpajakan termasuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Daerah dan instansi terkait lainnya, serta mengumpulkan dan
menyalurkan data perpajakan hasil kerjasama dengan pihak luar.
2) Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan.
Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai
tugas melakukan bimbingan pengamatan potensi perpajakan,
pendataan objek dan subjek pajak, pembentukan dan pemutakhiran
16 16
3) Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian.
Seksi Bimbingan Pendataan dan Penilaian mempunyai
tugas melakukan bimbingan pendataan dan penilaian termasuk
proses klasifikasi nilai jual objek pajak serta menjaga
keseimbangan klasifikasi nilaijual objek pajak antar wilayah.
4) Seksi Bimbingan Pengenaan.
Seksi Bimbingan Pengenaan mempunyai tugas melakukan
bimbingan dan pemantauan pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan
dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
d. Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak
Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak
mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis pemeriksaan dan
penagihan pajak, pemantauan pelaksanaan teknis pemeriksaan dan
penagihan pajak, penelaahan hasil pelaksanaan pekerjaan pejabat
fungsional pemeriksa pajak (peer review), bantuan pelaksanaan
penagihan, serta pelaksanaan urusan administrasi penyidikan termasuk
pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan
Penagihan Pajak menyelenggarakan fungsi :
1) Bimbingan teknis pemeriksaan dan penagihan pajak.
2) Bimbingan administrasi pemeriksaan dan penagihan pajak.
4) Pelaksanaan urusan administrasi penyidikan termasuk
pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.
5) Penelaahan hasil pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional
pemeriksa pajak (peer review).
6) Bantuan pelaksanaan penagihan.
Bidang Pemeriksaan, Penyidikan, dan Penagihan Pajak terdiri dari:
1) Seksi Bimbingan Pemeriksaan.
Seksi Bimbingan Pemeriksaan mempunyai tugas
melakukan bimbingan teknis dan administrasi pemeriksaan,
pemantauan pelaksanaan kebijakan teknis pemeriksaan, dan
penelaahan hasil pelaksanaan pekerjaan pejabat fungsional
pemeriksa pajak (peer review).
2) Seksi Administrasi Penyidikan.
Seksi Administrasi Penyidikan mempunyai tugas
melakukan urusan administrasi penyidikan termasuk pemeriksaan
bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan, serta
pemantauan hasil pelaksanaan teknis pemeriksaan bukti permulaan
dan penyidikan.
3) Seksi Bimbingan Penagihan.
Seksi Bimbingan Penagihan mempunyai tugas melakukan
bimbingan teknis dan administrasi penagihan,pemantauan
pelaksanaan kebijakan teknis penagihan, dan bantuan pelaksanaan
18 18
Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan
pemantauan penyuluhan dan pelayanan perpajakan, melaksanakan
urusan hubungan pelayanan masyarakat, serta melaksanakan
penyuluhan dan pelayanan perpajakan yang menjadi tanggung
jawab Kantor Wilayah.
e. Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan
Hubungan Masyarakat melaksanakan fungsi :
a. Bimbingan dan pemantauan pelayanan perpajakan.
b. Bimbingan dan pemantauan penyuluhan perpajakan.
c. Pelaksanaan hubungan pelayanan masyarakat.
d. Pelaksanaan pelayanan dan penyuluhan perpajakan.
e. Pelaksanaan penyeragaman penafsiran ketentuan perpajakan.
f. Pemeliharaan dan pemutakhiran website.
g. Pengelolaan pengaduan wajib pajak mengenai pelayanan dan
teknis perpajakan.
h. Pemutakhiran panduan informasi perpajakan.
i. Pelaksanaan kerjasama perpajakan.
Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat terdiri dari :
1) Seksi Bimbingan Penyuluhan.
Seksi Bimbingan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan
pemutakhiran website, serta pemutakhiran panduan informasi
perpajakan.
2) Seksi Bimbingan Pelayanan.
Seksi Bimbingan Pelayanan mempunyai tugas melakukan
bimbingan pelayanan perpajakan, evaluasi atas pelayanan
perpajakan, urusan penyeragaman penafsiran ketentuan perpajakan,
serta pengelolaan pengaduan Wajib Pajak mengenai pelayanan dan
teknis perpajakan.
3) Seksi Hubungan Masyarakat.
Seksi Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melakukan
urusan hubungan masyarakat meliputi penyampaian informasi,
peningkatan citra, pengoperasian dan pemeliharaan layanan
interaktif (call center), serta urusan kerjasama perpajakan
f. Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding
Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding mempunyai tugas
melaksanakan bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan,
pembetulan Surat Keputusan, pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar, pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pengurangan sanksi
administrasi, proses banding, proses gugatan, dan Peninjauan Kembali.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengurangan, Keberatan, dan
20 20
a. Bimbingan dan penyelesaian keberatan.
b. Bimbingan dan penyelesaian pembetulan surat keputusan.
c. Bimbingan dan penyelesaian pengurangan pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
d. Bimbingan dan penyelesaian pengurangan sanksi administrasi.
e. Proses banding, proses gugatan, dan peninjauan kembali.
f. Bimbingan dan penyelesaian pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar.
Bidang Pengurangan, Keberatan, dan Banding terdiri dari :
1) Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding I.
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding I mempunyai
tugas melakukan bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan,
pembetulan Surat Keputusan, pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan sanksi
administrasi, proses banding, dan proses gugatan, serta Peninjauan
Kembali Wajib Pajak sektor industri.
2) Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding II.
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding II mempunyai
tugas melakukan bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan,
pembetulan Surat Keputusan, pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan sanksi
administrasi, proses banding, dan proses gugatan, serta Peninjauan
3) Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding III.
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding III mempunyai
tugas melakukan bimbingan dan urusan penyelesaian keberatan,
pembetulan Surat Keputusan, pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan sanksi
administrasi, proses banding, dan proses gugatan, serta Peninjauan
Kembali Wajib Pajak sektor jasa.
4) Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV.
Seksi Pengurangan, Keberatan, dan Banding IV
mempunyai tugas melakukan bimbingan dan urusan penyelesaian
keberatan, pembetulan Surat Keputusan, pengurangan atau
pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan sanksi
administrasi, proses banding, dan proses gugatan, serta Peninjauan
Kembali Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan.
B. Latar Belakang Masalah
Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang
perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi
pajak adalah “kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
22 22
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
Pajak menurut Mardiasmo (2011) adalah iuran rakyat kepada kas
Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontrak Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Salah satu ciri kemandirian bangsa terlihat dari peranan sektor
perpajakan yang semakin meningkat. Menurut Dirjen Pajak sekitar 75%
dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal
dari penerimaan pajak. Pajak sebagai sumber penerimaan terbesar
digunakan sebesar-besarnya untuk membiayai pembangunan negara.
Pembangunan negara dapat berjalan dengan baik apabila ditopang dengan
perekonomian yang baik pula. Perekonomian negara yang baik dapat
dilihat dari pendapatan negara yang lebih besar daripada pengeluaran.
Untuk meningkatkan pendapatan negara, dibutuhkan kerjasama yang baik
antara pemerintah dengan rakyat. Dalam bidang perpajakan, pemerintah
sejak tahun 1983 sudah memberikan kebebasan kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan sendiri besarnya
pajak yang harus dibayarkan melalui sistem perpajakan yang dianut
Indonesia, yaitu azas self assessment system. Dengan menganut azas self
assessment system, diharapkan masyarakat dapat dengan senang hati
Pemerintah selalu melakukan inovasi-inovasi baru untuk menarik
masyarakat khususnya Wajib Pajak untuk membayar atau menyetor pajak
karena setiap tahunnya target penerimaan pajak dalam APBN selalu
meningkat. Seperti halnya pada tahun 2015 pemerintah menetapkan target
penerimaan pajak dalam APBN 2015 sebesar Rp1.294,258 triliun. Target
tersebut lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014 dengan target
penerimaan pajak dalam APBN 2014 sebesar Rp1.110,19 triliun (DJP,
2015). Untuk memenuhi target tersebut tentu bukanlah hal yang mudah.
Diperlukan penggelolaan pencapaian penerimaan pajak yang baik dan
kesadaran masyarakat. Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak (DJP)
tentunya sudah mempersiapkan program-program atau cara-cara terbaik
untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan. Seperti dikeluarkannya
kebijakan Tahun Pembinaan Wajib Pajak.
Pada tahun 2015 Direktorat Jendral Pajak telah mencanangkan
tahun 2015 sebagai Tahun Pembinaan Wajib Pajak (TPWP), dimana Wajib
Pajak diberi kesempatan untuk melaporkan SPT Tahunan Tahun Pajak
2014 dan sebelumnya, SPT Masa untuk Masa Pajak Desember 2014 dan
sebelumnya, serta melunasi utang pajak yang ketetapannya terbit sebelum
1 Januari 2015 dan sanksi administrasi atas keterlambatan menyetor atau
melaporkan akan dihapuskan. Pihak-pihak yang akan dibina oleh DJP
adalah kelompok orang pribadi atau badan yang belum terdaftar sebagai
Wajib Pajak, kelompok Wajib Pajak terdaftar namun belum pernah
24 24
terdaftar yang telah menyampaikan SPT, namun belum sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya.
Bagi orang pribadi atau badan yang memenuhi syarat subjektif
maupun objektif sebagai subjek pajak namun belum mendaftarkan diri,
diharapkan untuk memanfaatkan kesempatan ini guna mendapatkan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk wajib pajak yang baru
mendaftar ini diharapkan untuk menyampaikan SPT terkait kewajiban
perpajakannya, sekaligus melunasi pajak yang terutang berdasarkan SPT
tersebut. Dengan aturan tersebut, wajib pajak baru akan menikmati
fasilitas dibebaskan dari sanksi administrasi yang timbul karena
keterlambatan penyampaian SPT maupun keterlambatan penyetoran pajak.
Bagi wajib pajak yang belum pernah menyampaikan SPT, diharapkan
untuk segera memenuhi kewajiban perpajakannya, sekaligus melunasi
pajak yang terutang berdasarkan SPT tersebut. Dengan aturan tersebut,
wajib pajak baru akan menikmati fasilitas dibebaskan dari sanksi
administrasi yang timbul karena keterlambatan penyampaian SPT maupun
keterlambatan atas penyetoran pajak akan dihapus.
Demikian pula bagi wajib pajak yang sudah menyampaikan SPT
namun belum menjelaskan kondisi yang sebenarnya dalam SPT tersebut,
seperti misalnya, mengurangi omset penjualan atau kurang melaporkan
penghasilan yang diperoleh, diharapkan segera melakukan pembetulan
SPT sekaligus melunasi kekurangan pajak yang terutang. Untuk
mengajukan permohonan dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh
DJP. Dengan adanya Tahun Pembinaan Wajib Pajak tersebut diharapkan
masyarakat dapat menganggapinya dengan baik, serta memanfaatkan
kebijakan tersebut karena tidak setiap tahun ada. Berakhirnya Tahun
Pembinaan Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember 2015, maka penulis
mengambil judul “EVALUASI ATAS PELAKSANAAN
PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN PAJAK TAHUN 2015 DI
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK JATENG
II”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis
mengambil beberapa rumusan masalah yang akan menjadi pokok
bahasan. Rumusan masalah tersebut sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pengajuan permohonan dan pelaksanaan
penyelesaian pengurangan atau penghapusan pajak di Kanwil DJP
Jateng II?
2. Bagaimana tanggapan Wajib Pajak terhadap pengurangan atau
penghapusan pajak di Kanwil DJP Jateng II?
3. Berapa banyak jumlah penerimaan sebelum dan sesudah diadakannya
Tahun Pembinaan Wajib Pajak di Kanwil DJP Jateng II?
4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses penyelesaian
pengurangan atau penghapusan pajak dan bagaimana cara
26 26
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah diatas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi jalannya Tahun
Pembinaan Wajib Pajak. Secara rinci, tujuan dari kegiatan ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui proses pengajuan permohonan dan penyelesaian
pengurangan atau penghapusan pajak
2. Mengetahui tanggapan Wajib Pajak terhadap pengurangan atau
penghapusan pajak di Kanwil DJP Jateng II
3. Mengetahui seberapa besar penerimaan pajak pada saat sebelum dan
sesudah diadakannya Tahun Pembinaan Wajib Pajak
4. Mengetahui kendala yang dihadapi serta cara penyelesaiannya.
E. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian dapat dikatakan mempunyai nilai apabila sebuah
penelitian itu dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan setiap orang
yang menaruh minat terhadap masalah yang dibahas, dan dalam hal ini
mengenai evaluasi atas pelaksanaan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi di Kanwil DJP Jateng II. Adapun manfaat yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah.
1. Bagi peneliti, sebagai wadah untuk menuangkan ide masalah yang
penulis dapat dari pengamatan di Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II
2. Bagi pembaca, diharapkan dapat memacu sikap kritis terhadap masalah
masalah yang ada disekitar kita, dan dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk penelitian serupa,
3. Bagi instansi, diharapkan dapat menambah informasi dari penelitian
yang dilakukan mengenai analisis terhadap Tahun Pembinaan Wajib