commit to user
55
penelitian pengembangan (Research & Development) Borg dan Gall yang
dimodifikasi oleh peneliti sampai tahapan ke-9. Hasil penelitian dan
pengembangan ini merupakan deskripsi dan analisis data yang diperoleh dari
analisis kebutuhan, analisis produk yang akan dikembangkan, pengembangan
produk, analisis data validasi produk, analisis data uji coba produk skala kecil
serta uji coba produk skala lapangan. Tahapan penelitian dan pengembangan
dilakukan melalui 9 (sembilan) tahapan, yaitu: 1) studi pendahuluan (analisis
kebutuhan); 2) Perencanaan; 3) mengembangkan produk awal (prototipe 1); 4)
validasi produk awal; 5) revisi produk I; 6) uji coba produk (uji coba terbatas); 7)
revisi produk II; 8) uji coba produk akhir (operasional); 9) revisi produk akhir.
Masing-masing tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Kegiatan awal yang dilakukan dalam mengidentifikasi potensi dan masalah
yang akan dijadikan objek penelitian dan pengembangan adalah analisis
kebutuhan dan analisis produk yang akan dikembangkan. Hasil analisis kebutuhan
yang telah dilaksanakan diuraikan sebagai berikut:
a. Hasil Analisis Pemenuhan Delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Hasil analisis pemenuhan delapan standar nasional pendidikan (SNP) di
SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi diperoleh skor kumulatif sebesar 94.79%, dengan
GAP sebesar 5.21%. Analisis pencapaian delapan standar nasional pendidikan
commit to user
Tabel 4.1. Analisis Ketercapaian Delapan SNP
8 STANDAR
JUMLAH
INDIKATOR
SKOR
IDEAL
KONSTRIBUSI
IMPLEMENTASI
SNP
GAP
.%
SKOR
.%
.%
STANDAR 1
8
24
11,11
20
9,26
1,85
STANDAR 2
10
30
13,89
23
10,65
3,24
STANDAR 3
12
36
16,67
36
16,67
0,00
STANDAR 4
11
33
15,28
29
13,43
1,85
STANDAR 5
11
33
15,28
26
10,65
3,24
STANDAR 6
4
12
5,56
12
5,56
0,00
STANDAR 7
3
9
4,17
7
3,24
0,93
STANDAR 8
13
39
18,06
34
16,20
1,85
TOTAL
72
216
100,00
187
86,57
13,43
Sumber: Data SMA N 1 Jogorogo Ngawi
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan hasil ketercapaian skor pemenuhan
delapan komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di SMA Negeri 1
Jogorogo Ngawi adalah 86,57%, sehingga dapat dikategorikan sangat baik.
Namun, masih terdapat GAP atau kesenjangan skor antara skor ideal dengan skor
pencapaian di lapangan dalam rangka pencapaian 8 komponen SNP yaitu sebesar
13,43%. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa standar yang memiliki GAP
paling besar hingga paling kecil secara berurutan adalah standar proses, standar
sarana prasarana, standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan
standar penilaian dengan persentase masing-masing standar adalah 3,24%,
3,24%, 1,85% dan 1,85%. Standar pencapaian yang sempurna ditunjukkan standar
3 (standar kelulusan), dan standar 6 (standar pengelolaan). Perolehan GAP yang
besar pada standar proses di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi karena pembelajaran
masih berpusat pada guru (teacher senter) sehingga siswa menjadi kurang aktif
dan membangun sendiri konsep pembelajarannya. Hal ini diperkuat dengan hasil
wawancara dengan guru biologi di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi bahwa proses
pembelajaran masih menggunakan metode konvensional berupa ceramah.
commit to user
Perangkat pembelajaran yang dimiliki SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi masih
menggunakan KTSP, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan kurikulum
2013. Tujuannya adalah sebagai langkah awal penerapan kurikulum 2013 yang
masih dalam tahap penyesuaian. Pemilihan materi berdasarkan pada hasil studi
pustaka. Data yang dikumpulkan dari analisis daya serap materi Ujian Nasional
(UN) 3 tahun yaitu 2000/2010, 2010/2011 serta 2012/2013 didapatkan angka
ketuntasan rendah rata-rata tingkat sekolah secara berurutan adalah 65,25%,
60,25% serta 62,73%, sedangkan pada tingkat kota/kab masing-masing sebesar
61,23%, 55,21, dan 64,71% pada materi fungi. Rendahnya daya serap siswa
terhadap materi fungi disebabkan karena materi yang disampaikan oleh guru
kepada siswa masih bersifat tektual yaitu berupa ceramah sedangkan kegiatan
siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru.
c. Hasil Analisis Bahan Ajar yang Digunakan oleh Guru dan Siswa.
Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri 1
Jogorogo Ngawi kelas X masih menggunakan bahan ajar yang beredar dipasaran.
Tanggapan guru dan siswa terhadap bahan ajar yang digunakan untuk
mengungkap aspek-aspek terkait dengan buku guru yang digunakan yang
mencakup komponen: 1) aspek perencanaan pembelajaran 2) aspek penilaian dan
hasil belajar, sedangkan aspek-aspek yang terkait dengan buku siswa yang
digunakan mencakup komponen 1) aspek sistematika penulisan, 2) uraian materi,
3) penilaian proses dan hasil belajar.
Hasil analisis buku guru yang tersedia berdasarkan aspek perencaanaan
pembelajaran sebesar 65.25%, aspek perencanaan pembelajaran yang tercantum
pada buku guru hanya mencakup penentuan KI, KD, alokasi watu, indikator,
tujuan pembelajaran, materi dan sumber belajar, sedangkan pendekatan, model,
commit to user
strategi, metode dan deskripsi langkah-langkah pembelajaran belum tercantum.
Untuk aspek penilaian dan hasil belajar sebesar 21,5%. Penilaian pada buku
guru yang tersedia mencantumkan instrumen dan pembahasan penilaian
kompetensi pengetahuan serta informasi pengayaan belaja r, sedangkan
rubrik dan indikator penilaian kompetensi pengetahuan belum ada. Pada
penilaian kompetensi keterampilan belum tersedia baik instrumen, rubrik,
maupun indikator. Penilaian kompetensi sikap juga belum tersedia baik
instrumen, rubrik maupun indikatornya.
Untuk buku yang digunakan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas
berdasarkan hasil analisis 2 buku siswa, perlu adanya perbaikan pada semua
aspek, baik itu aspek sistematika penulisan, aspek uraian materi maupun aspek
penilaian proses dan hasil belajar. Hasil analisis terhadap bahan ajar yang
digunakan siswa menunjukkan banyak kekurangan. Pada aspek sistematika
penulisan, 45,35% berkategori kurang karena kurangnya adanya kesesuaian
antara judul, urutan sub topik, dan komponen penilaian dengan kompetensi
dasar yang akan dicapai. Pada aspek uraian materi, bahan ajar siswa
didahului dengan motivasi dilanjutkan dengan cakupan materi dan kegiatan
siswa. Cakupan materi berisi uraian materi disertai gambar dan
contoh-contoh, sedangkan kegiatan siswa berupa kegiatan percobaan yang sudah
dilengkapi dengan rancangan percobaannya secara terperinci. Aspek uraian
materi menunjukkan 25,36% masih berkategori kurang. Persentase tersebut
menunjukkan bahwa kegiatan saintifik siswa belum dikembangkan dengan
baik. Pada aspek penilaian hasil belajar, bahan ajar siswa hanya mencakup
66,67% dan lebih banyak menekankan pada penilaian kompetensi
pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuan dalam bentuk pilihan ganda
dan uraian. Sebanyak 25% dari lembar penilaian yang tersedia berkategori
baik. Sebagian besar kriteria yang belum terpenuhi me ncakup penilaian
kompetensi keterampilan dan sikap.
d. Hasil Analisis Angket Guru dan Siswa Tentang Bahan Ajar.
Hasil analisis kebutuhan siswa, angket pendapat siswa mengenai bahan
ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Jogorogo
commit to user
Hasil analisis angket guru menyatakan bahwa buku biologi yang ada
disekolah menyatakan bahwa: 1) buku yang ada tidak memfasilitasi siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif (saintifik approach) karena masih
terlalu banyak deskripsi yang panjang dan sedikit gambar sehingga isi buku sulit
dipahami oleh siswa: 2) bahasa yang digunakan dalam buku pembelajaran sulit
dipahami: 3) konten buku tidak sesuai dengan kurikulum 2013: 4) buku yang ada
membuat siswa sulit untuk menyesuaikan diri dengan cara belajar kurikulum saat
ini.
2. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah mengidentifikasi materi
fungi, yaitu merangkum berbagai materi fungi dari berbagai literatur bersumber
dari beberapa aspek untuk memperoleh gambaran dari apa saja yang akan
dimasukkan dalam modul pembelajaran, selanjutnya menyusun matrik modul.
Matriks modul disusun dengan memasukkan tahapan dalam sintaks pembelajaran
discovery learning dipadu survey dengan memanfaatkan potensi lokal materi
fungi yang terdiri dari lima tahapan. Langkah selanjutnya menyusun desain
produk modul dengan cara membuat desain modul, mengumpulkan bahan-bahan
pendukung seperti foto, gambar, literatur, teks dan lain sebagainya.
Secara lebih rinci pada tahap perencanaan didapatkan hasil sebagai
berikut:
a. Kurikulum yang dipakai dalam penelitian ini adalah kurikulum 2013.
b. Kompetensi inti mengacu pada kurikulum 2013 yaitu; 1) KI 1 Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya; 2) KI 2 Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
commit to user
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia; 3) KI 3 Memahami,
menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;
4) KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
c. Kompetensi dasar yang digunakan yaitu;1) KI 1.3 Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai
manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya; 2) KI 2.1 Berperilaku
ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan
pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium; 3)
KI 3. 6 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan jamur
berdasarkan ciri-ciri dan cara reproduksinya melalui pengamatan secara teliti
dan sistematis; dan 4) KI 4.6 Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan
peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis.
d. Bahan ajar yang dikembangkan berupa modul. Modul berisi rangkaian kegiatan
belajar yang dirancang secara sistematis yang memungkinkan siswa untuk
belajar mandiri. Modul ini juga dirancang agar siswa belajar untuk melakukan
eksperimen dan berdiskusi secara berkelompok sehingga melatih siswa dalam
bekerjasama, menyumbangkan pendapat, serta dapat melatih siswa untuk teliti
commit to user
Bagian awal terdiri atas: judul modul, peta modul, kata pengantar, petunjuk
penggunaan modul, isi modul. Bagian inti terdiri dari: KI, KD, tujuan
pembelajaran langkah – langkah, materi dan soal. Bagian penutup terdiri dari:
glosarium dan daftar pustaka.
e. Model pembelajaran yang dipilih agar siswa lebih aktif dan tidak membatasi
pengetahuan siswa dalam menyampaian pendapat/gagasan dan ide adalah
model pembelajaran discovery learning dipadu survey dengan memanfaatkan
potensi lokal.
3. Pengembangan Bentuk Produk Awal
Pengembangan produk awal dengan berpedoman pada perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun sintaks
model pembelajaran discovery learning dipadu survey dengan memanfaatkan
potensi lokal. Sintaks tersebut terdiri dari sembilan tahap yaitu: 1) survey potensi
lokal, dilakukan dengan memberi penugasan kepada siswa tentang potensi lokal
yang terkait dengan materi yang diajarkan yaitu materi fungi, 2) stimulation,
bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran.
pada tahap ini guru menghadapkan siswa pada sesuatu yang menarik perhatian
siswa, 3) problem statement, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan stimulasi yang diberikan guru, 4) data collecting, aktivitas
menjaring dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan, 5) data Processing, merupakan kegiatan mengolah data
dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi,
dan sebagainya, lalu ditafsirkan, 6) verification (pembuktian),
peserta
didik
melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
commit to user
hasil data processing, 7) recite, merupakan latihan untuk meningkatkan kembali
pemahaman tentang materi pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir
penting yang dapat dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan, 8) Review, kegiatan yang dilakukan siswa
untuk memudahkan siswa mengingat konsep yang telah diperoleh, 9)
Generalisasi, proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
Tahap selanjutnya adalah dilakukan pengembangan bentuk produk awal.
Komponen-komponen penyusun modul merujuk pada format modul menurut
Daryanto (2013:9) yang terdiri dari: 1) tinjauan mata pelajaran; 2) pendahuluan;
3) kegiatan belajar; 4) latihan; 5) rangkuman; 6) evaluasi; 7) tindak lanjut dan
daftar pustaka. Pengembangan draf bentuk produk awal meliputi penyusunan
instrumen perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKS dan assesment.
Penyusunan instrumen penelitian meliputi lembar observasi, angket, dan
kuisioner. Selain kegiatan diatas, juga dilakukan penyusunan prototipe modul
biologi Discovery learning yang dipadu survey lapangan dengan memanfaatkan
potensi lokal pada materi fungi.
Produk yang dihasilkan dari tahap awal berupa produk kasar modul yang
terdiri atas bagian awal, inti dan penutup. Bagian awal terdiri atas judul modul,
halaman cover, kata pengantar, daftar isi, anatomi modul, petunjuk penggunaan
modul (untuk guru dan siswa). Bagian inti terdiri KI-KD, materi dan tujuan
pembelajaran, survey potensi local, stimulasi, problem statment, data collecting,
data processing, verifikasi, recite, review, generalisasi. Bagian penutup meliputi
info bio, materi, latihan soal, refleksi . Selain itu, dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan modul (untuk siswa dan guru) di awal modul. kunci jawaban,
glosarium dan daftar pustaka di bagian akhir.
commit to user
potensi lokal; 2) gambar; 3) materi „ FUNGI‟; 4) sasaran pengguna yaitu
untuk SMA/MA kelas X; 5) gambar fungi ; 6) nama penyusun modul; 7)
tulisan lembaga. Halaman sampul modul untuk siswa berwarna hijau.
Halaman judul terdiri atas komponen sebagai berikut: 1) judul modul
yaitu modul biologi discovery learning yang dipadu survey lapangan dengan
memanfaatkan potensi lokal; 2) materi „ FUNGI; 3) sasaran pengguna yaitu
untuk SMA/MA kelas X semester genap; 4) tulisan lembaga.
2)
Halaman Francis
Halaman francis memuat: 1) judul modul yaitu modul biologi
discovery learning yang dipadu survey lapangan dengan memanfaatkan
potensi lokal; 2) materi „ FUNGI‟; 3) sasaran pengguna yaitu untuk SMA
kelas X; 4) penulis; 5) konsultan ahli.
3)
Kata Pengantar
Memuat kebutuhan siswa dengan mempelajari objek kajian biologi
dan kendalanya dilapangan serta informasi tentang peran dan gambaran
umum modul biologi discovery learning yang dipadu survey lapangan
dengan memanfaatkan potensi lokal pada materi fungi dalam memfasilitasi
kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran biologi dengan berbagai
kelebihan yang dimiliki dalam modul.
4)
Daftar Isi
Memuat letak setiap bagian-bagian isi modul yang disertai dengan
nomor halaman untuk memudahkan pengguna.
5)
Gambaran Umum Modul
Memuat komponen-komponen yang terdapat di dalam modul yang
dikemas dalam bentuk cuplikan beserta keterangan. Gambaran umum modul
commit to user
menjelaskan:1) bagian awal modul; 2) bagian inti modul; 3) bagian penutup
modul.
6)
Petunjuk Penggunaan Modul
Memuat panduan tata cara penggunaan modul bagi guru dan siswa,
yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan siswa selama menggunakan
modul discovery learning yang dipadu survey lapangan dengan
memanfaatkan potensi lokal supaya penggunaan lebih maksimal dan
bermakna.
b.
Kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD) dan indikator.
Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus
dipelajari siswa untuk suatu jenjang SMA/MA, kelas dan mata pelajaran,
sedangkan kompetensi dasar dan indikator merupakan penanda pencapaian
indikator dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
c.
Alur kegiatan pembelajaran
Memuat bahasan dan langkah-langkah yang akan dilakukan siswa
pada saat proses pembelajaran, meliputi:
1. Pertemuan I:
a. Survey Potensi Lokal
Pada bagian ini siswa diminta terjun langsung ke lapangan. (Sebelum
pertemuan jalan – jalan di lingkungan sekitar tempat tinggal dan
sekolah). Siswa diminta menemukan jamur yang ada untuk dibawa
kesekolah.
commit to user
c. Problem Statement
Merupakan bagian yang berisi pernyataan Masalah. Tahap ini bertujuan
untuk merumuskan permasalahan. Pada bagian ini permasalahan yang
muncul ciri-ciri jamur dan yang membedakan jamur dengan tumbuhan.
Gambar 4.3 Langkah Problem Statement
d. Data Collecting
Pada bagian ini berisi pengumpulan informasi dengan praktikum. Tahap
ini siswa belajar langsung dengan melakukan praktikum pengamatan
jamur yang ditemukan disekitar sekolah.
commit to user
Gambar 4.4 Langkah Data Collecting
e. Data Processing
Tahap ini berisi pengolahan informasi. Bagian ini siswa diminta
mencerna dan menalar informasi dengan menganalisa hasil percobaan.
Siswa berdiskusi berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum.
commit to user
f. Verification (pembuktian)
Pada bagian ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pecobaan.
Menguji hipotesis untuk membuktikan hipotesis benar atau tidak pada
hasil pengamatan yang dilakukan siswa.
Gambar 4.6 Langkah Verivication
g. Recite
Tahap ini memberi penekanan pada butir penting dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman. Siswa menuliskan hasil diskusi dari hasil
pengamatan dan mempresentasikan di depan kelas.
commit to user
Gambar 4.8 Langkah Review
i. Generalisasi
Tahap ini siswa diminta menyimpulkan materi yang diperoleh dengan
tujuan memperoleh kesimpulan akhir dan menuliskan kesimpulan pada
kolom yang sudah tersedia.
commit to user
2. Pertemuan II:
a) Survey Potensi Lokal
Pada bagian ini siswa diminta terjun langsung ke lapangan.
(Mendatangi petani yang budidaya jamur). Siswa diminta bertanya
tentang cara budidaya jamur dan prosesnya serta yang dibutuhkan pada
proses budidaya jamur.
Gambar 4.10 Langkah Survey Potensi Lokal
b) Stimulation
Merupakan bagian Rangsangan untuk berpikir. Tahap ini bertujuan
untuk mendorong siswa bertanya dengan memancing menggunakan
permasalahan. Pada bagian ini setelah mendatangi petani yang budidaya
jamur, permasalahan cara jamur tiram bereproduksi.
commit to user
Gambar 4.11 Langkah Stimulation
c) Problem Statement
Merupakan bagian yang berisi pernyataan masalah. Tahap ini bertujuan
untuk merumuskan permasalahan. Pada bagian ini permasalahan yang
muncul cara jamur tiram dan jamur roti bereproduksi.
commit to user
d) Data Collecting
Pada bagian ini berisi pengumpulan informasi dengan praktikum. Tahap
ini siswa belajar langsung dengan melakukan praktikum pengamatan
jamur tiram yang didapat pada petani yang budidaya jamur.
Gambar 4.13 Langkah Data Collecting
e) Data Processing
Tahap ini berisi pengolahan informasi. Siswa diminta mencerna dan
menalar informasi dengan menganalisa hasil percobaan. Siswa
berdiskusi dari hasil pengamatan yang dilakukan.
commit to user
Gambar 4.14 Langkah Data Processing
f) Verification (pembuktian)
Pada bagian ini siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pecobaan.
Menguji hipotesis untuk membuktikan hipotesis benar atau tidak pada
hasil pengamatan yang dilakukan siswa.
commit to user
g) Recite
Memberi penekanan pada butir penting dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman. Siswa menuliskan hasil diskusi dari hasil
pengamatan dan mempresentasikan di depan kelas.
Gambar 4.16 Langkah Recite
h) Review
Tahap ini merupakan tahap mengulang kembali materi dengan tujuan
untuk mengingat konsep yang diperoleh. Siswa menjawab pertanyaan
dengan berdiskusi bersama teman.
commit to user
Gambar 4.17 Langkah Review
i) Generalisasi
Tahap ini siswa diminta menyimpulkan materi yang diperoleh dengan
tujuan memperoleh kesimpulan akhir dan menuliskan kesimpulan pada
kolom yang sudah tersedia.
commit to user
3. Pertemuan III:
a) Survey Potensi Lokal
Pada bagian ini siswa diminta terjun langsung ke lapangan.
(Berkunjung ke pabrik tape yang ada di lingkungan sekolah). Siswa
diminta bertanya tentang proses dan yang dibutuhkan dalam pembuatan
tape.
Gambar 4.19 Langkah Survey Potensi Lokal
b) Stimulation
Merupakan bagian Rangsangan untuk berpikir. Tahap ini bertujuan
untuk mendorong siswa bertanya dengan memancing menggunakan
permasalahan.
commit to user
Gambar 4.20 Langkah Stimulation
c) Problem Statement
Merupakan bagian yang berisi pernyataan Masalah. Tahap ini bertujuan
untuk merumuskan permasalahan. Pada bagian ini bagaimana jamur
dapat mengubah ketela menjadi tape .
commit to user
d) Data Collecting
Pada bagian ini berisi pengumpulan informasi dengan pengamatan.
Tahap ini siswa belajar langsung dengan melakukan praktikum
pengamatan jamur pada tape.
Gambar 4.22 Langkah Data Collecting
e) Data Processing
Tahap ini berisi pengolahan informasi. Siswa diminta mencerna dan
menalar informasi dengan menganalisa hasil percobaan. Siswa
berdiskusi dari hasil pengamatan yang dilakukan.
commit to user
Gambar 4.24 Langkah Verification
g) Recite
Memberi penekanan pada butir penting dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman. Siswa menuliskan hasil diskusi dari hasil
pengamatan dan mempresentasikan di depan kelas.
Gambar 4.25 Langkah Recite
h) Review
Tahap ini merupakan tahap mengulang kembali materi dengan tujuan
untuk mengingat konsep yang diperoleh. Siswa menjawab pertanyaan
dengan berdiskusi bersama teman.
commit to user
Gambar 4.26 Langkah Review
i) Generalisasi
Tahap ini siswa diminta menyimpulkan materi yang diperoleh dengan
tujuan memperoleh kesimpulan akhir dan menuliskan kesimpulan pada
kolom yang sudah tersedia.
commit to user
Validasi ahli materi bertujuan untuk mendapatkan data berupa
penilaian, pendapat dan saran terhadap ketepatan dan kesesuaian materi
dalam modul yang dikembangkan, sehingga kebenaran ilmiah dalam modul
menjadi terpercaya. Setelah instrumen diserahkan kepada validator ahli ada
beberapa masukan yang diberiakan untuk perbaikan. Masukan tersebut
adalah 1) perjelas beberapa ilustrasi gambar; 2) tulisan tidak terbaca pada
peta isi modul; 3) beberapa kalimat dalam modul perlu diperbaiki; 4)
beberapa jenis ragi sebaiknya diganti dengan nama mikroorganisme.
Selanjutnya instrumen diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan saran dari
validator, kemudian diajukan kembali kepada validator ahli. Berdasarkan
data hasil validasi modul oleh ahli materi diperoleh gambaran bahwa modul
yang telah dikembangkan sangat baik dan layak untuk diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran. Hasil validasi oleh ahli materi disajikan pada Tabel
4.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.
Hasil keseluruhan validasi oleh ahli materi diperoleh skor rata-rata
94,05% kategori sangat baik, dengan rincian sebagai berikut: 1) aspek
kelayakan isi memperoleh skor rata-rata 84% dengan kategori baik; 2) aspek
kelayakan bahasa memperoleh skor rata-rata 80% dengan kategori baik; 3)
aspek kelayakan penyajian memperoleh skor rata-rata 80% dengan kategori
baik; Data pada tabel 4.2 di atas jika digambarkan dalam bentuk histogram
dapat dilihat dalam gambar 4.28.
commit to user
Gambar 4.28. Hasil validasi produk oleh ahli materi
b. Data Hasil Validasi oleh ahli Media
Validasi ahli media bertujuan untuk mendapatkan data berupa
penilaian, kritik, dan saran terhadap penyusunan modul terkait dengan
pemenuhan karakteristik modul yang benar serta penilaian kebermaknaan
model discovery learning yang dipadu survey lapangan dengan
memanfaatkan potensi lokal dalam mewarnai modul. Setelah instrumen
diserahkan kepada validator ahli ada beberapa masukan yang diberikan untuk
perbaikan. Masukan tersebut adalah 1) perbaikan pada cover modul seperti
beberapa gambar yang tidak layak, resolusi gambar rendah; 2) tulisan pada
beberapa bagian modul diperbaiki; 3) deskripsikan basis model; 4) perbaiki
jenis tulisan. Selanjutnya instrumen diperbaiki oleh peneliti, kemudian
diajukan kembali kepada validator ahli. Berdasarkan data hasil validasi modul
oleh ahli media diperoleh gambaran bahwa modul yang telah dikembangkan
sangat baik dan layak untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil penilaian oleh validator media diperoleh nilai 81,9% yang artinya
moduspasil sangat layak digunakan sebagai bahan ajar. Validator
memberikan masukan agar font untuk penulisan sumber gambar diperkecil
lagi.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 84 80 80 C ap ai an s ko r(%)INDIKATOR KELAYAKAN MODUL
Kelayakan Isi Kelayakan Bahasa Kelayakan Penyajian
commit to user
mengetahui kelebihan dari modul biologi discovery learning yang dipadu
survey lapangan dengan memanfaatkan potensi lokal yang peneliti
kembangan. Hasil rata-rata dari beberapa validasi ahli dapat dilihat pada
gambar 4.29.
Gambar 4.29. Hasil validasi ahli
Dari gambar 4.29 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil validasi
dari semua validator maupun praktisi dikategorikan sangat baik. Rata-rata
persentase dari ahli materi 94,05% kategori sangat baik, ahli media sebesar
81,9% kategori sangat baik, ahli pembelajaran 80% kategori baik.
5. Hasil revisi produk I
Hasil revisi produk tahap pertama dilakukan berdasarkan saran dari
validator yaitu ahli materi, ahli media, ahli pembelajaran, ahli keterbacaan
sehingga mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki draft awal
modul. Berikut saran dan revisi dituliskan pada tabel 4.6.
0 20 40 60 80 100 94,05 81 C ap ai an s ko r (% ) Penilai Ahli Materi Ahli Media
commit to user
Tabel 4.2 Revisi produk I
No
Validator
Saran
Revisi
1.
Ahli materi - Perjelas beberapa ilustrasi
gambar.
- Tulisan tidak terbaca pada
peta isi buku guru.
- Beberapa kalimat dalam
modul perlu diperbaiki.
- Gambar
pada
tahap
stimulasi
diberi
keterangan.
- Perjelas
langkah
yang
dilakukan siswa.
- Ilustrasi
gambar
pada
beberapa bagian modul
sudah diperjelas.
- Tulisan sudah diperjelas
sehingga mudah dibaca.
- Kalimat yang salah sudah
diperbaiki sesuai dengan
saran.
- Gambar
pada
tahap
stimulasi
sudah
diberi
keterangan
sehingga
mudah dipahami siswa.
- Siswa diberikan tahapan
yang jelas.
2.
Ahli media
- Halaman cover modul
(gambar diganti, gambar
bagian
depan
harus
mewakili fungi).
- Tulisan
pada
halaman
judul dilengkapi.
- Penulisan
gelar
pada
halam francis diperbaiki.
- Kata
pengantar
(basis
model
dideskripsikan,
cantumkan ucapan terima
kasih).
- Daftar isi (setiap awal
- Gambar diganti dengan
budidaya jamur tiram
- Sudah dilengkapi.
- Sudah diperbaiki.
- Menambahkan basis model
discovery learning yang
dipadu survey lapangan
dengan
memanfaatkan
potensi
lokal,
ucapan
commit to user
- Peta isi modul untuk
deskripsi spasi satu.
- Isi modul (judul sub bab
diperjelas,
sumber
diletakkan disebelah kiri
atau
kanan
dibawah
gambar font 10, pada
kolom
kegiatan
siswa
diberi titik, kolom alat
dan
bahan
dilengkapi
dengan nomor, lengkapi
dengan evaluasi diri dan
refleksi, daftar pustaka
ditambah,
pada
tabel
kegiatan
dilengkapi
dengan
deskripsi,
lengkapi dengan kegiatan
guru pada setiap sintaks,
kata kecuali pada latihan
soal atau uji kompetensi
dicetak miring).
- Lengkapi dengan matriks
modul.
- Petunjuk
penggunaan
ditambah basis model.
- Sudah
diperbaiki
spasi
satu.
- Memperjelas
judul
sub
bab,
sumber
sudah
diletakkan disebelah kiri
atau kanan, menambahkan
titik pada kolom kegiatan,
sudah dilengkapi nomor
pada kolom alat dan bahan,
sudah dilengkapi dengan
evaluasi diri dan refleksi,
menambahkan
daftar
pustaka,
pada
tabel
kegiatan sudah dilengkapi
dengan deskripsi, sudah
dilengkapi dengan kegiatan
guru pada setiap sintaks,
kata kecuali pada latihan
soal atau uji kompetensi
sudah dicetak miring.
commit to user
ditambahkan.
6. Uji Coba Lapangan Terbatas (Uji Coba Skala Kecil).
Produk modul biologi discovery learning yang dipadu survey lapangan
dengan memanfaatkan potensi lokal pada materi fungi yang telah
dikembangkan kemudian diuji cobakan secara terbatas. Uji lapangan terbatas
bertujuan untuk memperoleh evaluasi dari pengguna lapangan atas produk
modul yang telah direvisi berdasarkan hasil uji validasi ahli. Uji coba lapangan
terbatas dilakukan oleh validasi perorangan praktisi pendidikan SMA ( dua
orang guru biologi) dan uji kelompok kecil (15 siswa) dengan penjelasan
sebagai berikut:
a. Hasil Validasi Produk oleh Praktisi pendidikan.
Validasi praktisi pendidikan oleh guru biologi bertujuan untuk
mendapatkan data berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran terhadap isi,
materi, evaluasi, penyajian, bahasa/keterbacaan dan tampilan modul
discovery learning yang dipadu survey lapangan dengan memanfaatkan
potensi lokal. Guru biologi SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi yang
berpartisipasi dalam uji validasi perorangan praktisi pendidikan berjumlah
dua orang. Uji validasi menggunakan instrumen pengumpul data berupa
lembar validasi. Aspek yang dinilai meliputi: Penyajian modul, materi,
bahasa/keterbacaan. Hasil validasi ahli praktisi sebagaimana Tabel 4.6.
Tabel 4.3. Hasil Validasi Produk oleh Praktisi
No
Praktisi
Aspek Penilaian
Nilai (%)
Kategori
1
Prakrtisi I
Penyajian Modul, materi,
bahasa keterbacaan
90
Sangat baik
2
Prakttisi II
Penyajian Modul, materi,
bahasa keterbacaan
86,4
Sangat baik
commit to user
Uji coba kelompok kecil melibatkan 15 (lima belas) siswa dengan
instrumen berupa angket terkait tanggapan siswa terhadap modul. Sekolah
yang diambil untuk uji caba kelompok kecil harus setara dan siswa yang
dijadikan sampel uji coba sudah diajarkan materi fungi sebelumnya.
Kesetaraan yang dimaksud didasarkan pada hasil penilaian akreditasi dari
BAN-SM (Badan Akreditasi Nasional - Sekolah Menengah) dari sekolah
yang bersangkutan / sekolah sampel. Uji coba ini dimaksudkan untuk
mendapatkan umpan balik berupa menunjukkan kesalahan- kesalahan
seperti kesalahan cetak, salah ketik, kesalahan huruf, kesalahan letak
gambar serta menilai tentang kejelasan isi modul, kemudahan memahami
isi, kemenarikan tampilan dan keterbacaannya.
Data yang diperoleh berdasarkan angket siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.4,
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Lapangan Kelompok Kecil
No
Aspek Penilaian
Nilai (%)
Kategori
1
Isi Modul
80
Baik
2
Penyajian
85
Sangat Baik
3
Bahasan/keterbacaan
80
Baik
Rata-rata
81,7
Sangat Baik
Tabel 4.4 data hasil ujicoba kelompok kecil berdasarkan penilaian
siswa melalui angket. Memuat hasil penilaian aspek modul, meliputi: skor isi
modul rata-rata adalah 80% dengan kategori baik, skor aspek isi penyajian
rata-rata adalah 85% dengan kategori sangat baik, skor aspek
bahasa/keterbacaan modul rata-rata adalah 80% dengan kategori baik dan
commit to user
secara keseluruhan siswa memberikan skor rata-rata 81,7% dengan kategori
sangat baik. Uji lapangan tahap awal sebagaimana lampiran.
Berdasarkan data hasil uji coba oleh validasi perorangan dan uji kelompok
kecil (uji coba terbatas) pada kedua sekolah diatas bahwa modul pembelajaran
yang telah dikembangkan kategori baik dan layak untuk diterapkan pada uji
coba lapangan di sekolah pengguna.
7. Revisi Produk II (uji coba skala kecil).
Revisi produk kedua dilakukan berdasarkan masukan dan saran dari
hasil validasi praktisi pendidikan dan uji kelompok kecil sehingga
mendapatkan bahan pertimbangan untuk memperbaiki produk pengembangan
hasil revisi pertama agar lebih layak digunakan dalam uji lapangan operasional.
Saran dan masukan selanjutnya ditabulasikan yang disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Saran dan Revisi Produk II
Pemberi saran
Saran
Revisi
Praktisi
Pendidikan
a. Penulisan
kata/istilah
yang kurang atau salah
ketik.
b. Materi fungi modern
perlu ditambah.
c. Glosarium
diurut
menurut abjad.
a. Sudah
diperbaiki
penulisan kata yang salah
atau kurang
b. Materi
fungi
modern
sudah ditambah.
c. Glosarium sudah diurut
menurut abjad.
Siswa
a. Kertas terlalu tipis
sehingga menerawang.
b. Resolusi gambar kecil
sehingga gambar
kurang jelas.
c. Warna latar belakang
modul kurang tajam.
d. Kumpulan soal latihan
masih kurang.
e. Materi sedikit.
f.
Banyak space kosong
saat penyajian gambar.
a. Kertas
sudah
diganti
dengan kertas B5 80 gram.
b. Gambar sudah diperbaiki
dengan
resolusi
yang
besar sehingga gambar
terlihat jelas oleh siswa.
c. Gambar
sudah
diperjelas/dipertajam.
d. Soal latihan pada modul
sudah ditambah.
e. Materi pada setiap sub bab
sudah ditambah.
f. Gambar
sudah
ditambah/diperbesar.
Berdasarkan revisi pada Tabel 4.5 yang telah dilakukan selanjutnya
dilakukan ujicoba lapangan operasional.
commit to user
siswa sebagai kelas biasa yang diajarkan dengan pembelajaran seperti biasa.
Data yang diperoleh dari uji coba lapangan operasional sebagai berikut.
a. Keterlaksanaan Sintaks
1. Keterlaksanaan Sintaks Guru
Data keterlaksanaan sintaks yang dilakukan guru pada uji coba
lapangan disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Keterlaksanaan Sintaks oleh Guru
Sintaks
Uraian umum
% Pertemuan
I
II
III
Survey
Potensi Lokal
Potensi lokal concept dilakukan
dengan memberi penugasan kepada
siswa tentang potensi lokal yang
terkait
dengan
materi
yang
diajarkan yaitu materi fungi.
62,5
78
92,5
Stimulation
Kegiatan dalam sintak stimulation
bertujuan untuk meningkatkan
ketertarikan siswa terhadap materi
pembelajaran. Pada tahap ini guru
menghadapkan siswa pada sesuatu
yang menarik perhatian siswa.
79
82
95
Problem
Statement
Kegiatan yang dilakukan antara lain
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
berkaitan
dengan
commit to user
stimulasi yang diberikan guru.
Data
Collecting
Data collecting (mengumpulkan
data) adalah aktivitas menjaring
dan mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan
80
85
85
Data
Processing
Data
processing
merupakan
kegiatan
mengolah
data
dan
informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
80
85
95
Verification
(pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik
melakukan
pemeriksaan
secara
cermat untuk membuktikan benar
atau
tidaknya
hipotesis
yang
ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif,
dihubungkan
dengan
hasil data processing
75
82
92
Recite
Recite merupakan latihan untuk
meningkatkan kembali pemahaman
tentang materi pelajaran dengan
memberi penekanan pada
butir-butir penting yang dapat dilakukan
dengan
mendengarkan
sendiri,
menanyakan
dan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
80
85
85
Review
Review
adalah
kegiatan
yang
dilakukan
siswa
untuk
memudahkan
siswa
mengingat
commit to user
masalah
yang
sama,
dengan
memperhatikan hasil verifikasi
Rerata
80.5
84. 9
92.4
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pada setiap kali pertemuan
keterlaksanaan sintaks mengalami peningkatan. Pada pertemuan I rerata
yang diperoleh dari aktivitas guru adalah 80,5%, pertemuan II sebesar
84,9% dan pertemuan III sebesar 92,4%.
2. Keterlaksanaan Sintaks Siswa
Data keterlaksanaan sintaks yang dilakukan siswa pada uji coba
lapangan disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Keterlaksanaan Sintaks oleh Siswa
Sintaks
Uraian umum
% Pertemuan
I
II
III
Survey
Potensi Lokal
Potensi lokal concept dilakukan
dengan memberi penugasan kepada
siswa tentang potensi lokal yang
terkait
dengan
materi
yang
diajarkan yaitu materi fungi.
60
75
92,5
Stimulation
Kegiatan dalam sintak stimulation
bertujuan untuk meningkatkan
ketertarikan siswa terhadap materi
pembelajaran. Pada tahap ini guru
menghadapkan siswa pada sesuatu
commit to user
yang menarik perhatian siswa.
Problem
Statement
Kegiatan yang dilakukan antara lain
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
berkaitan
dengan
stimulasi yang diberikan guru.
75
82
92
Data
Collecting
Data collecting (mengumpulkan
data) adalah aktivitas menjaring
dan mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan
75
85
85
Data
Processing
Data
processing
merupakan
kegiatan
mengolah
data
dan
informasi yang telah diperoleh para
siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
80
85
95
Verification
(pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik
melakukan
pemeriksaan
secara
cermat untuk membuktikan benar
atau
tidaknya
hipotesis
yang
ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif,
dihubungkan
dengan
hasil data processing
75
80
90
Recite
Recite merupakan latihan untuk
meningkatkan kembali pemahaman
tentang materi pelajaran dengan
memberi penekanan pada
butir-butir penting yang dapat dilakukan
dengan
mendengarkan
sendiri,
commit to user
Generalisasi
Tahap
generalisasi/
menarik
kesimpulan adalah proses menarik
sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan
prinsip
umum
dan
berlaku untuk semua kejadian atau
masalah
yang
sama,
dengan
memperhatikan hasil verifikasi
90
95
100
Rerata
77.2
84.3
92.1
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa pada setiap kali pertemuan
keterlaksanaan sintaks oleh siswa mengalami peningkatan. Pada pertemuan
I rerata yang diperoleh dari aktivitas siswa adalah 77,2%, pertemuan II
sebesar 84,3% dan pertemuan III sebesar 92,1%. Keterlaksanaan sintaks
secara keseluruhan di sajikan dalam Gambar 4.8.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 80,5 84,9 92,4 77,2 84,3 92,1 C ap ai an s ko r (% ) Guru Siswa I II III PERTEMUAN
commit to user
Gambar 4.32. Grafik Keseluruhan Keterlaksanaan Sintaks
Gambar 4.32. menunjukkan bahwa pada setiap pertemuan
keterlaksanaan sintaks yang dilakukan guru mengalami peningkatan, begitu
juga dengan keterlaksanaan sintaks oleh siswa.
b. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa yang dimaksud meliputi data hasil belajar
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.
1) Hasil Belajar Aspek Pengetahuan
Hasil belajar aspek pengetahuan diperoleh dari nilai postest yang
diberikan pada akhir pembelajaran. Posttest diberikan pada kedua kelas
yaitu kelas modul dan kelas biasa.
Data dapat dilihat seperti gambar 4.33.
Gambar 4.33 Hasil belajar aspek pengetahuan
Tabel 4.33 menyajikan data hasil belajar aspek pengetahuaan
postest kelas modul dan kelas biasa. Dari data di atas diketahui bahwa
rerata nilai postest sebesar 87 dengan nilai maksimum 96,67 dan nilai
minimum 70 untuk kelas modul, sedangkan untuk kelas biasa sebesar 78
dengan nilai maksimum 90 dan nilai minimum 60,00. Dilihat dari KKM di
SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi sebesar 75 maka dari ketuntasan maksimal
siswa untuk kelas modul sebanyak 33 siswa dan siswa yang tidak tuntas
0 20 40 60 80 100 96,67 70 87 33 3 90 60 78 27 9 C ap ai an s ko r (%) Modelling Exciting
HASIL BELAJAR ASPEK PENGETAHUAN
Kelas modul Kelas biasa
commit to user
tahap uji coba lapangan operasional dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil analisis data aspek pengetahuan pada uji coba lapangan
operasional
No
Pengujian
Jenis data
Hasil
Keputusan Kesimpulan
1.
Normalitas Kolmogorov
Smirnov
Sig. Postest =
0,323 (kelas
modul)
Sig. Postest =
0,416 (existing
class)
Ho
diterima
Data
normal
2.
Homogenitas
Levene‟s
test
Sig.postest =
0,421
Ho
diterima
Data
homogen
3.
Hasil postest
Indevenden
saple t-test
T
hitung 0,001Ho ditolak
Hasil tidak
sama (ada
perbedaan)
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa hasil analisa normalitas
dengan menggunakan kolmogorov-Smirnov test, diperoleh signifikan
postest hasil belajar kelas modul dan kelas biasa yaitu 0,323>0,05, dan
0,416>0,05 maka disimpulkan menerima H
0. Hal tersebut berarti sampel
berdistribusi normal. Homogenitas data postest yang diuji dengan lavine’s
test menghasilkan nilai taraf signifikan sebesar 0,421 taraf signifikan
commit to user
lebih besar dari α = 0,05 (sig> 0.05) sehingga dapat disimpulkan data
postest berasal dari populasi yang homogen atau variasi tiap sampel sama.
Data nilai postest selanjutnya dianalisis menggunakan Independen
sample t tes untuk mengetahui keefektifan modul. Berdasarkan data hasil
analisis tersebut diperoleh signifikan 0,001, perolehan taraf signifikan
tersebut menunjukan bahwa Ho ditolak (0,001< 0,05), sehingga dapat
disimpulkan terdapat perbedaan signifikan hasil belajar antara kelas modul
(menggunakan modul discovery learning yang dipadu survey lapangan
dengan memanfaatkan potensi lokal) dengan kelas biasa. Berdasarkan
analisis hasil posttest diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan modul biologi discovery learning yang dipadu
survey lapangan dengan memanfaatkan potensi lokal pada materi fungi
efektif meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1
Jogorogo Ngawi.
2) Data Hasil Belajar Aspek Sikap spiritual.
Penilaian hasil belajar aspek sikap spiritual siswa dilakukan dengan
menggunakan instrumen lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang
pengamat/obsever.
Hasil belajar aspek sikap spiritual kelas modul dan kelas biasa.
Diketahui bahwa rerata nilai sebesar 79,43% dengan nilai maksimum 100
dan nilai minimum 80 untuk kelas modul, sedangkan untuk kelas biasa
sebesar 70 dengan nilai maksimum 80 dan nilai minimum 75 Dilihat dari
KKM di SMA Negeri 1 Jogorogo Ngawi sebesar 75 maka dari ketuntasan
maksimal siswa untuk kelas modul sebanyak 20 siswa dan yang tidak
tuntas sebanyak 16 dari 36 siswa, sedangkan untuk kelas biasa siswa yang
tuntas sebanyak 10 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak26 siswa dari 36
siswa.
Berikut adalah histogram hasil belajar sikap spiritual siswa kelas
modul dan kelas biasa.
commit to user
Gambar 4.34. Hasil belajar aspek sikap spiritual
3) Data Hasil Belajar Aspek Sikap sosial.
Penilaian hasil belajar aspek sikap sosial siswa dilakukan dengan
menggunakan instrumen lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang
pengamat/observer. Diketahui bahwa persentase penilaian aspek sikap
sosial pada kelas modul pertemuan pertama (I) sebesar 82,94%, pertemuan
kedua (II) sebesar 83,07% dan pertemuan ketiga (III) sebesar 91,15%.
Secara keseluruhan hasil aspek sikap sosial siswa selama 3 (tiga) kali
pertemuan sebesar 85,72%. Persentase penilaian aspek sikap sosial pada
kelas biasa pertemuan pertama (I) sebesar 70,05%, pertemuan kedua (II)
sebesar 73,57% dan pertemuan ketiga (III) sebesar 75,78%. Secara
keseluruhan hasil aspek sikap siswa selama 3 (tiga) kali pertemuan sebesar
sebesar 73,13%. Berikut adalah histogram hasil belajar sikap sosial siswa
kelas modul dan kelas biasa.
commit to user
Gambar 4.35. Hasil belajar aspek sikap social
4) Hasil Belajar Aspek Keterampilan.
Penilaian hasil belajar aspek keterampilan siswa dilakukan dengan
menggunakan instrumen lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang
pengamat/obsever.
Penilaian aspek keterampilan pada kelas modul pertemuan pertama
(I) sebesar 81,03%, pertemuan kedua (II) sebesar 82,38% dan pertemuan
ketiga (III) sebesar 85,58%. Secara keseluruhan hasil aspek keterampilan
siswa selama 3 (tiga) kali pertemuan sebesar sebesar 82,32%. Persentase
penilaian aspek sikap sosial pada kelas biasa pertemuan pertama (I)
sebesar 42,53%, pertemuan kedua (II) sebesar 25% dan pertemuan ketiga
(III) sebesar 25%. Secara keseluruhan hasil aspek sikap siswa selama 3
(tiga) kali pertemuan sebesar sebesar 30,84%. Berikut adalah histogram
hasil belajar aspek keterampilan siswa kelas modul dan kelas biasa.
0 20 40 60 80 100 82,94 83,07 91,15 85,72 70,07 73,13 75,78 73,13 C ap ai an s ko r (%)
Modelling class
Existing class
Kelas modul Kelas biasacommit to user
Gambar 4.36. Hasil belajar aspek keterampilan
5) Hasil penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal guru
Selain penilaian mengunakan lembar observasi yang telah dilakukan
diatas, peneliti juga menggunakan lembar penilain diri siswa, penilaian
antar teman dan jurnal guru.
a. Data Hasil Penilaian Diri.
Hasil penilaian diri siswa kelas modul untuk rerata 90%, nilai
maksimum sebesar 100 dan nilai minimum 70. Jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 33 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang
siswa dari KKM sebesar 75. Pada kelas biasa diketahui rerata sebesar
84%, nilai maksimum sebesar 90 siswa dan nilai minimum sebesar 70.
Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa, sedangkan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 16 siswa dari KKM 75. Berikut adalah histogram
penilaian diri siswa kelas modul dan kelas modul.
0 10 20 30 40 1 2 3 rata-rata 25 25 30,84 C ap ai an Modelling class Existing class Kelas modul Kelas biasa
commit to user
Gambar 4.37. Hasil penilaian diri siswa
b. Jurnal guru
Hasil penilaian jurnal guru untuk kelas modul untuk rerata 90%,
nilai maksimum sebesar 100 dan nilai minimum 70. Jumlah siswa
yang tuntas sebanyak 33 siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas
sebanyak 3 orang siswa dari KKM sebesar 75. Pada kelas modul
diketahui rerata sebesar 84%, nilai maksimum sebesar 90 siswa
dan nilai minimum sebesar 70. Jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 20 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16
siswa dari KKM 75. Berikut adalah penilaian diri siswa kelas
modul dan kelas biasa.
0 20 40 60 80 100 100 70 90 33 3 90 70 84 20 16 C ap ai an s ko r (%) Modelling Exciting Kelas modul Kelas biasa
commit to user
Gambar 4.38. Hasil Penilaian Jurnal Guru
9. Revisi Produk Akhir
Berdasarkan hasil uji lapangan diperoleh masukan dan saran dari siswa
sebanyak 36 orang untuk perbaikan modul. Data secara rinci disajikan pada
Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Masukan dan Saran Revisi Tahap Akhir
No
Aspek
Saran
Revisi
1
Isi modul
a. Materi lebih ditambah dan
diperjelas.
a. Materi sudah ditambah
dan diperjelas.
2
Penyajian b. Ukuran huruf (font) untuk
judul sebaiknya berbeda
dengan lainnya
c. Bahasa
lebih
baik
disederhanakan agar mudah
dimengerti oleh siswa.
d. Halaman ada yang terbalik.
b. Ukuran huruf (font) untuk
judul sudah diganti
c. Beberapa bahasa sudah
disederhanakan agar lebih
mudah dipahami.
d. Halaman
sudah
diperbaiki.
Berdasarkan angket tanggapan siswa hanya didapatkan saran perbaikan
dari beberapa siswa dan sudah diperbaiki sesuai dengan saran. Selain saran, siswa
juga memberi komentar yang berkaitan dengan daya tarik modul seperti: 1) modul
0 20 Nilai maksimum Nilai minimum Skor rata-rata Siswa tuntas Siswa tidak tuntas 3