LAPORAN KERJA PRAKTIK
Oleh:
Donny Dharmawan
101316020
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
Judul Kerja Praktik
: Integrated Loss Control Pertamina Internal Audit
Nama Mahasiswa
: Donny Dharmawan
Nomor Induk Mahasiswa
: 101316020
Program Studi
: Teknik Perminyakan
Fakultas
: Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi
Tanggal Seminar
:
Jakarta, 26 Agustus 2019
MENYETUJUI,
Pembimbing Instansi
Senna Gumilar, S.T., M.M.
NIP : 749808
Pembimbing Program
Studi
Dr. Astra Agus Pramana
NIP : 116111
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik pada Pertamina Internal Audit ini.
Laporan yang penulis sajikan ini disusun berdasarkan hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan terhitung sejak tanggal 15 Mei 2019 sampai dengan 15 Juli 2019pada divisi bagian
Integrated Loss Control Pertamina Internal Audit, dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Universitas Pertamina.
Dapat terlaksananya kegiatan KP hingga selesainya laporan ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis tentunya ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat, yaitu:
1. Kedua orangtuaku tercinta Papa Eko Budi Santosa dan Mama Lilis Septi Indayani, beserta kakak ku Vania Monica, atas segala doa dan dukungan serta kasih sayang kalian yang begitu besar;
2. Bapak Astra Agus Pramana selaku Koordinator Program Studi dan Dosen Pembimbingyang telah memberikan masukan dan arahan serta menyediakan waktu kepada penulis untuk membantu menyusun laporan ini;
3. Seluruh keluarga besar Pertamina Internal Audit, khususnya divisi bagian Integrated Loss
Control, yaitu Bapak Syaiful Rochman, Bapak Surya Gunawan, dan Bapak Senna Gumilar;
4. Teman-teman seperjuangan kerja praktik, yaitu M. Zaki Zamzami, M. Iqbal Ferdiansyah, Restu Gusti Uji Panuntun, yang telah bersama-sama mengalami suka duka dan saling memberi semangat satu sama lain;
5. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dari pihak yang telah disebutkan di atas melalui cinta dan kasih sayang Nya yang tak terhingga.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan dimasa mendatang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat khususnya civitas akademika Universitas Pertamina.
Jakarta, 17 Agustus 2019
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I - PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1 B. Tujuan KP ...1 C. Kegunaan KP ...2 D. Tempat Pelaksanaan ...3 E. Waktu Pelaksanaan ...3
BAB II - PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ...6
B. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan ...7
C. Struktur Organisasi Pertamina Internal Audit ...9
D. Penjelasan Penempatan Perusahaan ...9
BAB III - KEGIATAN KERJA PRAKTIK A. Bidang Kerja ...10
B. Pencapaian Kerja ...11
BAB IV - HASIL KERJA PRAKTIK A. Pelaksanaan Kerja ...12
1. Membuat Ringkasan Mengenai Alat Kelengkapan Kapal yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Custody Transfer ...13
2. Membuat Ringkasan Mengenai Identifikasi Kapal Tanker ...17
3. Membuat Ringkasan Mengenai Tabel Sounding Tangki Kapal ...17
v
5. Membuat Ringkasan Mengenai Penyegelan DIGIPOS ...25
6. Membuat Ringkasan Mengenai Jenis Klaim ...25
7. Membuat Ringkasan Mengenai Expenditure Authority ...26
8. Membuat Ringkasan Mengenai Kesisteman Kolegial Decision ...27
9. Membuat Ringkasan Metode Pendekatan Penanganan Klaim ...28
10. Membuat Ringkasan Mengenai Implementasi Segel Efektif ...29
11. Membuat Ringkasan Mengenai Prosedur Pencatatan Penyegelan ...29
12. Membuat Ringkasan Mengenai Sistem Tata Kerja Penyegelan ...30
13. Membuat Ringkasan Mengenai Mekanisme Penyelesaian Klaim ...30
B. Kendala yang Dihadapi ...31
BAB V - TINJAUAN TEORITIS A. Definisi Losses ...32
B. Shipping ...33
C. Sealing ...33
BAB VI - KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...35
B. Saran ...35
DAFTAR PUSTAKA ...37
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 - Struktur Organisasi PIA. ... 9
Gambar IV. 1 - Deck Piping Cargo Lines. ... 13
Gambar IV. 2 - Drop Lines. ... 14
Gambar IV. 3 - Stripping Pump... 14
Gambar IV. 4 - Cross Overs Valve... 15
Gambar IV. 5 - Bypass. ... 15
Gambar IV. 6 - Master Valve. ... 16
Gambar IV. 7 - Tank Cargo Suction Valves. ... 16
Gambar IV. 8 - Contoh Tank Sounding Table. ... 18
Gambar IV. 9 - Manifold & Reducer. ... 19
Gambar IV. 10 - Drain Valve Cargo dan Bunker Line. ... 19
Gambar IV. 11 - Spool Piece ... 19
Gambar IV. 12 - Box Alat Ukur. ... 20
Gambar IV. 13 - Cover dan Drain Strainer Cargo Oil Pump. ... 20
Gambar IV. 14 - Cross Over Valve ... 21
Gambar IV. 15 - Hatch Coaming... 21
Gambar IV. 16 - Tank Cleaning Access. ... 21
Gambar IV. 17 - Lubang Ukur & Flange. ... 22
Gambar IV. 18 - Permanen Mean Access. ... 22
Gambar IV. 19 - Emergency Connection. ... 22
Gambar IV. 20 - Sampling Hole. ... 23
Gambar IV. 21 - Pancingan Pompa Kapal Tongkang. ... 23
Gambar IV. 22 - Tombol CCR Valve Operation. ... 24
Gambar IV. 23 – Clinometer. ... 24
Gambar IV. 24 - Tombol CCTV. ... 24
Gambar IV. 25 - Bagian Utama Kapal yang Wajib di Segel. ... 25
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 - Surat Permohonan Kerja Praktik ... 38
Lampiran 2 - Surat Keterangan Selesai KP ... 39
Lampiran 3 - Daftar Hadir Kerja Praktik... 40
Lampiran 4 - Lembar Penilaian KP ... 43
Lampiran 5 - Lembar Bimbingan KP ... 44
Lampiran 6 - Dokumentasi Selama Melaksanakan KP ... 46
Lampiran 7 - Pekerjaan 1... 48
Lampiran 8 - Pekerjaan 2... 48
Lampiran 9 - Pekerjaan 3... 49
Lampiran 10 - Pekerjaan 4... 49
Lampiran 11 - Pekerjaan 5... 50
Lampiran 12 - Pekerjaan 6... 50
Lampiran 13 - Pekerjaan 7... 51
Lampiran 14 - Pekerjaan 8... 51
Lampiran 15 - Pekerjaan 9... 52
Lampiran 16 - Pekerjaan 10... 52
Lampiran 17- Pekerjaan 11... 53
Lampiran 18 - Pekerjaan 12... 53
Lampiran 19 - Pekerjaan 13... 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam transaksi minyak dan gas, umumnya setiap proses serah terima transaksi dapat berpotensi terjadinya losses. Losses dalam transaksi migas juga biasa disebut sebagai discrepancies atau perbedaan kuantitas dari saat loading dan pada discharged. Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya losses, diantaranya ialah karena adanya densitas, perbedaan temperatur, adanya kecurangan (fraud), ataupun terjadinya perbedaan alat pengukuran. Pada kenyataannya losses tersebut bukan - semata-mata terjadi karena kehilangan yang nyata, tetapi juga dapat terjadi karena kehilangan yang semu. Sehingga, umumnya losses dalam transaksi minyak terjadi karena 2 hal, yaitu
losses nyata dan losses semu. Losses nyata adalah losses yang benar-benar terjadi yang disebabkan
karena sifat dasar minyak, misalnya penguapan (evaporation), kebocoran pipa. Sedangkan yang dimaksud dengan losses semu adalah losses yang terjadi karena ketidaktepatan dalam perhitungan minyak itu sendiri, misalnya perbedaan alat ukur.
Maka, untuk mengurangi dan menekan jumlah losses, PT Pertamina (Persero) sebagai induk perusahaan menunjuk Kantor Pertamina Internal Audit divisi Integrated Loss Control untuk membuat kebijakan dan cara untuk menekan discrepancy atau perbedaan kuantitas saat serah terima transaksi minyak dan gas, khususnya pada proses shipping. Proses Shipping dilakukan dengan menggunakan transportasi kapal, oleh karena itu tentu perlu dilakukan analisa titik-titik losses diatas kapal. Sebab, proses shipping tersebut berperan besar dan membutuhkan perhatian lebih untuk dijaga selama pelayaran dari proses loading hingga proses discharged. Sehingga dibutuhkan solusi yang konkret untuk permasalahan yang ada dengan menggunakan sistem standardisasi segel khusus yang lebih menjamin minyak untuk meminimalisir terjadi losses maupun pencurian.
B. Tujuan KP
Dalam melaksanakan kegiatan KP, tentunya terdapat maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut. Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan KP ialah sebagai berikut:
1. Untuk menyelesaikan mata kuliah KP dan memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi.
2
2. Menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia kerja.
3. Menjadi sarana pengenalan lingkungan kerja untuk mahasiswa, agar lebih siap mental saat bekerja nanti.
Adapun tujuan dilaksanakannya KP antara lain :
1. Memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang wajib ditempuh sebagai persyaratan akademis.
2. Mengaplikasikan ilmu yang dipelajari dalam bangku perkuliahan kedalam aspek kehidupan. 3. Mempelajari secara langsung sistem yang berkaitan dengan akuntansi di sebuah instansi; 4. Menjadi sarana untuk melatih mental mahasiswa agar selalu siap dan tanggap dengan kondisi
yang ada di lapangan.
C. Kegunaan KP
1. Bagi Mahasiswaa. Untuk melatih, memperdalam, dan menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman mahasiswa untuk dapat terjun ke dalam masyarakat terutama di lingkungan dunia kerja. b. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan dan
mengetahui perbandingan antara ilmu pengetahuan yang dimiliki dengan dunia kerja. c. Sebagai sarana untuk menguji kemampuan pribadi baik dari segi disiplin ilmu maupun
sosialisasi hidup bermasyarakat. d. Sebagai sarana untuk menambah relasi
2. Bagi Universitas Pertamina, Program Studi Teknik Perminyakan
a. Untuk mengevaluasi sejauh mana kurikulum dan silabus yang telah diterapkan sesuai dengan kebutuhan dunia Akuntansi di instansi.
3. Bagi Pertamina Internal Audit
a. Sebagai sarana untuk menjembatani antara instansi/perusahaan dengan Universitas Pertamina untuk kerja sama lebih lanjut, baik bersifat akademis maupun organisasi.
3
D. Tempat Pelaksanaan
Berikut merupakan informasi data instansi tempat penulis melaksanakan KP :
Nama : Pertamina Internal Audit
Alamat : Jl. Kramat Raya No.19, RT 04 RW 02, Kramat, Kec.Senen – Jakarta Pusat,
10450
Telepon : (021)-1-500-000
E-mail : [email protected]
Website : www.pertamina.com
Tempat : Integrated Loss Control
Alasan penulis memilih Pertamina Internal Audit sebagai tempat penulis melaksanakan KP karena penulis ingin mengetahui bagaimana bidang kerja yang dilakukan oleh Pertamina Internal Audit khususnya divisi Integrated Loss Control, yang terkait dengan studi Teknik Perminyakan secara lebih mendalam. Seperti apa saja kegiatan yang dilakukan, bagaimana penanganan losses yang mungkin terjadi, apa saja jenis klaim yang dapat ditagihkan, bagaimana sistem tata kerja penyegelan yang diterapkan, dan lain sebagainya.
E. Waktu Pelaksanaan
Penulis telah melaksanakan Kerja Praktik di Pertamina Internal Audit pada Divisi Integrated
Loss Control (ILC) selama 2 bulan, terhitung sejak tanggal 15 Mei 2019 sampai dengan 15 Juli 2019.
Untuk mewujudkan pelaksanaan KP tersebut, penulis telah melalui beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan yang dilalui oleh penulis, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Beberapa bulan sebelum melaksanakan KP, tepatnya awal Januari 2019, penulis mulai mencari informasi mengenai perusahaan yang menerima mahasiswa untuk melaksanakan KP. Kemudian penulis mendapat informasi bahwa Pertamina Internal Audit memberikan kesempatan KP untuk mahasiswa.
4
Penulis kemudian mengajukan Proposal Kerja Praktik bersama dengan Curriculum
Vitae penulis kepada Pertamina Internal Audit dan mendapat persetujuan dari Vice President Pertamina Internal Audit Divisi Integrated Loss Control pada 23 April 2019
untuk melaksanakan KP di perusahaan tersebut selama 2 bulan. Oleh karena itu pada tanggal 30 April 2019 penulis diminta untuk datang ke Pertamina Internal Audit dan menemui Bapak Syaiful Rochman dari Divisi Integrated Loss Control. Lalu penulis dijelaskan mengenai aturan dan tata tertib yang harus dipatuhi selama menjalankan KP di PIA dan bagaimana lingkungan kerja di PIA.
2. Tahap Pelaksanaan
Penulis melaksanakan KP di Divisi Integrated Loss Control di Pertamina Internal Audit. Kegiatan KP tersebut dilaksanakan selama 40 hari kerja terhitung sejak tanggal 15 Mei 2019 sampai dengan 15 Juli 2019. Kerja Praktik dilakukan pada hari kerja, yaitu hari Senin sampai dengan Jumat. Adapun jam kerja KP sesuai dengan jam kerja PIA yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I. 1 - Jam Kerja Pertamina Internal Audit
Sumber : Data diolah oleh Penulis
Kantor Pertamina Internal Audit terletak di Jl. Kramat Raya No.19, RT 04 RW 02, Kramat, Kecamatan Senen – Jakarta Pusat.
3. Tahap Pelaporan
Penulis menyusun laporan KP ini berdasarkan apa yang telah penulis kerjakan selama melaksanakan KP di PIA. Penyusunan laporan KP ini merupakan salah satu syarat kelulusan Program Studi Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi
Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at
Jam Kerja 1 07.00 - 11.30 WIB
Istirahat Jam Kerja 2
HARI KERJA NORMAL 07.00 - 12.00 WIB
Istirahat 13.00 - 16.00 WIB
5
Laporan KP ini mulai penulis persiapkan sejak bulan Juni dan selesai dibulan Agustus 2019. Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan arahan dari dosen Program Studi Teknik Perminyakan, khususnya Bapak Astra Agus Pramana selaku dosen pembimbing penulis yang sangat membantu dalam memberikan kritik dan saran mengenai penulisan yang baik dan benar. Selain itu penulis juga banyak mendapatkan bantuan dari karyawan Pertamina Internal Audit khususnya karyawan Divisi Integrated
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A.
Sejarah Singkat Perusahaan
PT Pertamina (Persero) telah menempuh enam dekade dalam industri energi. Komitmen ini dibuktikan dengan penyediaan produk yang lebih berkualitas guna memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang unggul. Kini saatnya, Pertamina memantapkan langkah, menyongsong tantangan yang membentang dengan penuh optimisme guna menciptakan pertumbuhan bisnis Perusahaan yang berkelanjutan melalui investasi dan optimalisasi bisnis agar terus tumbuh sesuai dengan harapan seluruh pemangku kepentingan. Tonggak sejarah Pertamina diawali sekitar tahun 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia menunjuk Angkatan Darat yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara untuk mengelola lading minyak di wilayah Sumatera. Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut berubah nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal ini diperingati sebagai lahirnya Pertamina hingga saat ini. Pada 1960, PT Permina berubah status menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968
Dalam perjalanannya sendiri Pertamina sudah mendirikan sebanyak 21 anak perusahaan salah satunya PT Pertamina EP, PT Pertamina Geothermal Energy, PT Pertamina Hulu Energy, PT Pertamina International EP, PT Pertamina International Shipping, dll. Besarnya ukuran perusahaan PT Pertamina ini tentunya menuntut adanya pengendalian internal perusahaan yang baik. Hal ini diwujudkan dengan didirikannya Kantor Internal Audit secara terpisah. Fungsi didirikannya PIA adalah untuk menentukan apakah interal kontrol perusahaan sudah baik atau belum, menentukan kehandalan informasi yang telah dibuat oleh pihak manajemen serta untuk menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi atas berbagai kegiatan operasioal organisasi. Pertamina Internal Audit terletak di Jl. Kramat Raya No.19, RT.4/RW.2, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat. Untuk mendukung berjalannya pengendalian internal perusahaan secara
Pertamina Internal Audit sendiri juga memiliki peran yang didalamnya bertujuan untuk memberikan hal positif pada perusahaan induk, perannya itu sendiri ada empat antara lain problem solving dimana perannya sebagai pemecah dan pemberi solusi pada masalah yang ada, insight generator dimana perannya sebagai pemicu sudut pandang nantinya solusi yang tersedia beragam dan inovatif, trusted advisor dimana perannya sebagai suatu pihak yang dapat menyimpulkan dari permasalahan yang besar dan juga dapat mengakomodasi untuk yang melibatkan kepentingan, dan
7
assurance provider dimana perannya sebagai wadah atau tempat yang dapat menyelesaikan masalah yang sudah disimpulkan dari permasalahan yang besar tersebut.
PIA memiliki enam divisi di dalamnya yaitu divisi upstream yang bertugas mengaudit aktivitas upstream, divisi midstream yang bertugas mengaudit aktivitas midstream, divisi downstream yang bertugas mengaudit aktivitas downstream, divisi audit, planning, and quality assurance yang bertugas mengaudit aktivitas persero, divisi fraud prevention yang bertugas mengontrol dan menekan segala macam kecurangan pada aktivitas jual beli minyak dan gas, dan divisi integrated loss control yang terbaru yang bertugas mengaudit menekan dan meminimalisir terjadinya supply loss yang tinggi. Pada divisi integrated loss control terbilang baru karena baru berdiri pada bulan Agustus 2018, divisi ini terbentuk atas dasar masih terjadinya nilai loss yang tinggi pada proses transportasi maupun di TBBM. Hal ini di dorong akibat setiap elemen tersebut memiliki penanganan yang berbeda-beda dalam penanggulangan losses mereka, maka dari itu ILC mencoba untuk menyeragamkan suatu alat untuk menurunkan angka losses yang tinggi tersebut. Divisi integrated loss control juga memiliki tupoksi, antara lain :
1. Memeriksa transaksi minyak, gas, produk, dan petrokimia
2. Memeriksa dan menekan selisih loss pada loading, transportation loss, sampai supply loss 3. Memastikan pengendalian serah terima tidak melebihi loss yang ditoleransikan, toleransi
yang diterapkan pada R1 : 0.3%, R2 : 0.3%, R3 : 0.3%, dan R4 : 0.15% 4. Membuat kebijakan pada serah terima minyak dan gas.
B. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan
1. Visi PerusahaanMenjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia
2. Misi Perusahaan
Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan Secara Terintegrasi, Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat
8 3. Tata Nilai Perusahaan
a. Clean
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asasasas tata kelola korporasi yang baik
b. Confident
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan bangsa
c. Commercial
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
d. Competitive
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja
e. Customer Focus
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
f. Capable
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
9
C. Struktur Organisasi Pertamina Internal Audit
Gambar II. 1 - Struktur Organisasi PIA. Sumber : Dokumen PIA
D. Penjelasan Penempatan Perusahaan
Pada prosesi kerja praktik ini saya ditempatkan di Kantor Pertamina Intermal Audit dimana memiliki enam divisi didalamnya, untuk mengkorelasikan tupoksi divisi dengan program studi penulis maka penulis ditempatkan pada divisi ILC, karena pada divisi ini membahas mengenai susut minyak, alat ukur minyak, serah terima migas dan yang utamanya membahas mengenai cara paling efisien dalam menekan losses minyak di seluruh Indonesia. Maka dari itu, dengan jurusan saya sebagai Teknik Perminyakan memiliki keterkaitan dengan divisi ini.
Direktur Utama VP Upstream Manager Upstream Assistant Manager Upstream VP Midstream Manager Midstream Assistant Manager Midstream VP Downstream Manager Downstream Assistant Manager Downstream VP Audit, Planning, and Quality Assurance Manager Audit, Planning, and Quality
Assurance Assistant Manager Audit, Planning, and
Quality Assurance VP Fraud Prevention Manager Fraud Prevention Assistant Manager Fraud Prevention VP Integrated Loss Control Manager Integrated Loss Control Assistant Manager Integrated Loss Control Chief Audit Executive
10
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK
A.
Bidang Kerja
Dalam melaksanakan KP di Pertamina Internal Audit, penulis ditempatkan di bidang
Integrated Losses Control (ILC). ILC adalah divisi bidang yang bertugas untuk meminimalisir
terjadinya supply losses. ILC bertanggung jawab atas 4 bidang kerja, yaitu Tata Kelola, Sarana dan Fasilitas, Susut Minyak, dan Pengetahuan Anatomi Kapal. Adapun bidang kerja yang menjadi tanggung jawab penulis selama melaksanakan KP adalah Pengetahuan Anatomi Kapal.
Penulis pun diberikan kesempatan oleh Vice President ILC yaitu Bapak Syaiful Rochman, dan Senior Staff yaitu Bapak Surya Gunawan, untuk membantu mengerjakan pekerjaan yang sedang berlangsung sekaligus menerapkan semua ilmu yang telah didapat oleh penulis selama perkuliahan. Dalam proses membantu pekerjaan Bapak Surya ada tiga hal yang dibantu yaitu proses identifikasi anatomi kapal, titik-titik losses di kapal, dan mengenai sealing di kapal. Berikut ialah bidang kerja yang penulis lakukan selama melaksanakan KP di PIA khususnya di bidang ILC:
1. Membuat ringkasan mengenai alat kelengkapan kapal yang dibutuhkan untuk melakukan custody transfer;
2. Membuat ringkasan mengenai identifikasi kapal tanker; 3. Membuat ringkasan mengenai tabel sounding tangki kapal; 4. Membuat ringkasan mengenai titik losses pada kapal; 5. Membuat ringkasan mengenai penyegelan DIGIPOS; 6. Membuat ringkasan mengenai Jenis Klaim;
7. Membuat ringkasan mengenai Expenditure Authority;
8. Membuat ringkasan mengenai Kesisteman Kolegial Decision; 9. Membuat ringaksan metode Pendekatan Penanganan Klaim; 10. Membuat ringkasan mengenai Implementasi segel efektif; 11. Membuat ringkasan mengenai Prosedur Pencatatan Penyegelan; 12. Membuat ringkasan mengenai STK Penyegelan;
11
B. Pencapaian Kerja
Selama kerja praktik di Pertamina Internal Audit sudah ada beberapa tugas yang diberikan dan juga telah diselesaikan, baik itu merupakan tugas mengenai identifikasi anatomi kapal ataupun tugas-tugas lain yang telah berkaitan dengan hal tersebut, tugas-tugas-tugas-tugas yang sudah saya selesaikan selama bekerja di PIA antara lain :
1. Mempelajari dan membuat ringkasan file alat kelengkapan kapal terkait custody transfer;
2. Mempelajari dan membuat ringkasan file identifikasi kapal tanker; 3. Mempelajari dan membuat ringkasan file tabel sounding tangki kapal; 4. Mempelajari dan membuat ringkasan file titik-titik losses pada kapal; 5. Mempelajari dan membuat ringkasan file pertamina one sealing pada kapal; 6. Mempelajari dan membuat ringkasan file jenis-jenis klaim;
7. Mempelajari dan membuat ringkasan file expenditure authority; 8. Mempelajari dan membuat ringkasan file sistem kolegial decision;
9. Mempelajari dan membuat ringkasan file metode pendekatan penanganan klaim; 10. Mempelajari dan membuat ringkasan file inisiasi proses pencatatan segel; 11. Mempelajari dan membuat ringkasan file implementasi segel efektif; 12. Mempelajari dan membuat ringkasan file prosedur penyegelan; dan 13. Mempelajari dan membuat ringkasan file mekanisme penyelesaian klaim.
12
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTIK
A.
Pelaksanaan Kerja
Penulis telah melaksanakan KP di divisi ILC pada Pertamina Internal Audityang berlokasi di
Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Adapun waktu pelaksanaan KP yaitu selama42 hari terhitung
sejak Rabu, 15 Mei sampai dengan Senin, 15 Juli 2019. Aktivitas KP dimulai pada pukul 07.00 WIB – 16.00 WIB pada hari Senin sampai Jum’at.
Pada hari pertama pelaksanaan KP, seluruh mahasiswa yang akan melaksanakan KP terlebih
dahulu berkumpul di ruangan Vice President ILC untuk diberi pengarahan oleh Bapak Syaiful
Rochman. Atas instruksi dari Bapak Syaiful Rochman, para peserta KP ditugaskan untuk
menyampaikan presentasi mengenai apa saja mata kuliah yang sudah pernah dipelajari selama 6
(enam) semester perkuliahan di program studi Teknik Perminyakan. Berdasarkan hasil presentasi,
dapat disimpulkan bahwa mata kuliah Teknik Perminyakan memang berketerkaitan dengan bidang
kerja yang dilakukan oleh ILC PIA. Hal ini dikarenakan adanya materi mengenai alat ukur, susut
minyak, dll.
Bapak Syaiful kemudian mengantarkan para mahasiswa menuju bidangnya masing–masing
untuk memulai melaksanakan KP. Selanjutnya penulis diperkenalkan kepada seluruh karyawan di
divisi ILC PIA dan diberikan pengarahan oleh Staff ILC agar lebih memahami bidang kerja yang
dijalankan oleh ILC, sebelum penulis mulai melakukan tugas–tugas yang diberikan.
Selama penulis melakukan kegiatan KP di Subbagian PIA, penulis menerapkan secara
langsung ilmu yang sudah penulis dapatkan di mata kuliah Perminyakan selama enam semester.
Adapun penjelasan detail mengenai bidang kerja yang penulis kerjakan selama melaksanakan KP
13
1. Membuat Ringkasan Mengenai Alat Kelengkapan Kapal yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Custody Transfer
Pada pekerjaan ini, penulis ditugaskan untuk meringkas materi mengenai alat kelengkapan kapal yang dibutuhkan untuk melakukan custody transfer. Dengan membuat ringkasan ini, penulis diharapkan dapat lebih memahami bidang kerja yang dilakukan oleh PIA khususnya pada bagian identifikasi anatomi kapal. Dalam melakukan pekerjaan ini, penulis diberikan file – file yang berkaitan dengan custody transfer dan juga anatomi kapal oleh Pembimbing di instansi. Kemudian penulis mempelajari dokumen tersebut, lalu di ringkas kedalam point - point menggunakan powerpoint. Nantinya, powerpoint tersebut akan diarsipkan oleh ILC untuk digunakan dikemudian hari.
Custody Transfer adalah sistem alat ukur yang menyediakan dan memberikan informasi
tentang kuantitas dan kualitas yang digunakan untuk keperluan serah terima Minyak dan Gas Bumi, dokumentasi perubahan kepemilikan dan/atau tanggung jawab serta dokumentasi fiskal atas komoditas Minyak Bumi, Kondensat, Gas Bumi, LPG, dan LNG. Alat kelengkapan kapal yang dibutuhkan untuk melakukan custody transfer yaitu :
a. Deck Piping Cargo Lines : berfungsi sebagai pipa utama dari kargo untuk penyaluran cairan.
Gambar IV. 1 - Deck Piping Cargo Lines. Sumber : Data diolah oleh Penulis
14
b. Drop Lines : berfungsi sebagai ketika kapal hendak ingin loading ada pipa khusus untuk masuk ke dalam masing-masing kargo.
Gambar IV. 2 - Drop Lines. Sumber : Data diolah oleh Penulis
c. Stripping Pump : berfungsi sebagai pipa untuk pompa pengeringan cargo di dalam tangka agar tidak terjadi coning saat diisap dikarenakan kecepatan sedot yang tinggi.
Gambar IV. 3 - Stripping Pump. Sumber : Data diolah oleh Penulis
15
d. Cross Overs Valve : berfungsi sebagai untuk memproteksi apabila kapal dimuati oleh mutigrade cargo. Contohnya, suatu kapal memuat produk Pertamax, Premium, dan Solar. Maka terdapat pipa yang dikhususkan untuk masing-masing produk tersebut.
Sumber : Data diolah oleh Penulis
e. Bypass : berfungsi sebagai penyalur saluran yang menyalurkan tidak ke tempat biasanya. Contoh, apabila saluran dari pompa tidak ingin melewati metering, maka dipakai bypass agar dapat langsung menuju ke mesin.
Gambar IV. 5 - Bypass. Sumber : Data diolah oleh Penulis Gambar IV. 4 - Cross Overs Valve.
16
f. Master Valves : berfungsi sebagai katup utama untuk proses loading dan/atau discharged.
Gambar IV. 6 - Master Valve. Sumber : Data diolah oleh Penulis
g. Tank Cargo Suction Valve : berfungsi sebagai untuk menghisap cargo pada saar discharged biasanya dibawah terdapat valve untuk menuju keatas suction valve terdapat bentuk globa dan/atau gate.
Gambar IV. 7 - Tank Cargo Suction Valves. Sumber : Data diolah oleh Penulis
17
2. Membuat Ringkasan Mengenai Identifikasi Kapal Tanker
Selama melaksanakan kerja praktik penulis ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai identifikasi kapal tanker. Dalam melakukan pekerjaan ini, penulis mencari materi mengenai jenis-jenis kapal tanker dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah melalui internet.
Berdasarkan hasil pencarian, diketahui bahwa jenis-jenis kapal tanker antara lain adalah:
a. VLCC; b. ULCC; c. SPOB; d. Prelude FLNG; e. Bulk Lighter; f. Small 1; g. Small 2; h. General Purpose; i. Barge.
Kapal tanker tersebut merupakan alat transportasi utama yang paling sering digunakan dalam proses Custody Transfer karena kapal tanker mampu mengangkut minyak dalam jumlah besar. Adapun kapal tanker yang paling sering digunakan oleh PT. X adalah kapal tanker small
1. Hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 8.
3. Membuat Ringkasan Mengenai Tabel Sounding Tangki Kapal
Setelah ditugaskan untuk mengidentifikasi jenis-jeis kapal tanker, pada pekerjaan selanjutnya penulis ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai tabel tangki kapal. Tabel sounding tangki kapal adalah tabel yang berisi data ketinggian cairan didalam tangki yang dikonversi dengan volume. Tangki sounding kapal digunakan untuk membawa muatan bahan bakar yang dibutuhkan selama perjalanan di laut.
Tabel sounding tangki kapal merupakan tabel yang ditelah disusun menggunakan perhitungan khusus. Berikut adalah contoh tabel sounding tangki kapal yang dikeluarkan oleh Sterling Marine, Ltd.
18
Gambar IV. 8 - Contoh Tank Sounding Table. Sumber : Data diolah oleh Penulis
Sounding tangki perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah minyak yang tersisa. Sounding tangki menjadi penting ketika proses perjalanan, tentunya demi keamanan dan tidak terjadi perhitungan yang salah ketika kapal melakukan perjalanan jauh. Hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 9.
4. Membuat Ringkasan Mengenai Titik Losses pada Kapal
Setelah sebelumnya mempelajari seputar bagian-bagian kapal, penulis kemudian ditugaskan untuk meringkas mengenai titik losses yang mungkin terjadi pada kapal. Titik
losses adalah titik-titik dimana terjadinya potensi atau kemungkinan minyak mengalami losses
dalam arti minyak tersebut mengalami penyusutan ataupun pencurian.
19 Single Place
1) Manifold & Reducer; titik ini berpotensi dapat mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 9 - Manifold & Reducer. Sumber : Data diolah oleh Penulis
2) Drain Valve Cargo dan Bunker Line; titik ini berpotensi dapat mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 10 - Drain Valve Cargo dan Bunker Line. Sumber : Data diolah oleh Penulis
3) Spool Piece, titik ini berpotensi dapat mengeluarkan cargo dan dapat mengalirkan cargo ke tempat lain.
Gambar IV. 11 - Spool Piece Sumber : Data diolah oleh Penulis
20
4) Box Alat Ukur; titik losses ini berpotensi memanipulasi atau mengganti alat ukur yang dipergunakan di loading port dan discharged port.
Gambar IV. 12 - Box Alat Ukur. Sumber : Data diolah oleh Penulis
5) Cover dan Drain Strainer Cargo Oil Pump, titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 13 - Cover dan Drain Strainer Cargo Oil Pump. Sumber : Data diolah oleh Penulis
Multiple Place
1) Cross Over Valve; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengalirkan cargo.
21
2) Hatch Coaming titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 15 - Hatch Coaming. Sumber : Data diolah oleh Penulis
3) Tank Cleaning Access; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 16 - Tank Cleaning Access. Sumber : Data diolah oleh Penulis
Gambar IV. 14 - Cross Over Valve Sumber : Data diolah oleh Penulis
22
4) Lubang Ukur & Flange; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi memanipulasi ukuran ketinggian cairan cargo diatas tangki.
Gambar IV. 17 - Lubang Ukur & Flange. Sumber : Data diolah oleh Penulis
5) Permanen Mean Access; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 18 - Permanen Mean Access. Sumber : Data diolah oleh Penulis
6) Emergency Connection, titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 19 - Emergency Connection. Sumber : Data diolah oleh Penulis
23
7) Sampling Hole; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi memanipulasi dan mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 20 - Sampling Hole. Sumber : Data diolah oleh Penulis
8) Pancingan Pompa Kapal Tongkang. titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mengeluarkan cargo.
Gambar IV. 21 - Pancingan Pompa Kapal Tongkang. Sumber : Data diolah oleh Penulis
Brittle Place
1) Tombol CCR Valve Operation; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi bisa membuka valve untuk mengeluarkan cargo.
24
Gambar IV. 22 - Tombol CCR Valve Operation. Sumber : Data diolah oleh Penulis
2) Clinometer; titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi bisa memanipulasi hasil perhitungan sounding.
Gambar IV. 23 – Clinometer. Sumber : Data diolah oleh Penulis
3) Tombol CCTV. titik losses ini perlu disegel dikarenakan dapat berpotensi mematikan cctv pada saat kasus pencurian.
Gambar IV. 24 - Tombol CCTV. Sumber : Data diolah oleh Penulis
25
5. Membuat Ringkasan Mengenai Penyegelan DIGIPOS
Pada pekerjaan ini, penulis ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai penyegelan DIGIPOS. Digital Pertamina One Sealing (DIGIPOS) adalah alat segel yang digunakan untuk melakukan segel di titik-titik losses yang mungkin terjadi. Alat ini merupakan alat segel pembaruan dari alat segel sebelumnya, yaitu Eksisting. DIGIPOS dilengkapi dengan sistem
barcode dan hanya orang berwenang saja yang dapat membuka serta menutup alat ini, yaitu Loading Master dan Surveyor.
Terdapat 10 (sepuluh) bagian utama yang wajib di segel menggunakan DIGIPOS sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar IV. 25 - Bagian Utama Kapal yang Wajib di Segel. Sumber : Data diolah oleh penulis
Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
6. Membuat Ringkasan Mengenai Jenis Klaim
Klaim merupakan tuntutan pengakuan atas suatu fakta. Klaim pada konteks ini ialah serah terima migas yang timbul karena adanya discrepancy kuantitas, dispute kualitas, keterlambatan pengiriman, kesalahan alat ukur, tindakan kecurangan, adanya kebocoran kargo serta penyimpangan lainnya.
26
Terdapat 4 tahapan yang perlu dilalui dalam proses klaim. Yaitu proses capture & catch, kemudian check & calculate, challenge & chain, hingga cash & close.
Ada 19 jenis-jenis klaim yang dapat diajukan, diantaranya adalah :
a. loading loss (R1); b. transportation loss (R2);
c. transportation loss (R2) – ROB&OBQ; d. Supply Loss (R4);
e. Demurrage; f. Delay Loading; g. Delay Transfer;
h. ROB – Pada kapal CFR;
i. ROB – Docking Contract Termination; j. Sediment & Water;
k. Free water; l. Dispute Quality; m. Cargo Off Spec; n. Claim of Hire;
o. Burket Offset Delivery & Redelivery; p. Slow Speed & Over Bunker Cons; q. Slow Pumping;
r. Oil Spill;
s. dan Jetty Damage.
Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 12.
7. Membuat Ringkasan Mengenai Expenditure Authority
Pada pekerjaan ini, penulis ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai expenditure
authority. Expenditure Authority merupakan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau
pejabat sesuai otorisasi untuk melakukan perikatan dan/atau pembelanjaan yang berakibat pada komitmen pengeluaran dana dalam rangka pelaksaan anggaran. Expenditure Authority memiliki 10 fungsi diantaranya
a. Pengadaan Minyak Mentah/Produk Kilang – Fungsi ISC;
b. Pengadaan Produk (Hydro) diluar Crude – Kantor Pusat di luar Fungsi ISC; c. Pengadaan Barang dan Jasa – Kantor Pusat;
27
e. Pengadaan Tanah – Kantor Pusat dan Unit Operasi; f. Pengadaan Barang dan Jasa – Refinery Unit (RU); g. Pengadaan Barang dan Jasa – Area Refinery;
h. Pengadaan Barang dan Jasa – Marketing Operation Region; i. Pengadaan Barang dan Jasa – Lokasi Pemasaran;
j. Pengadaan Barang dan Jasa – Fungsi Penunjang;
k. Penutupan (pengadaan) Asuransi – Fungsi Finance Kantor Pusat;
l. Pengadaan Barang dan Jasa – Direktorat Mega Proyek Pengolahan & Petrokimia, khusus Project Coordinator.
m.
Dalam melakukan pekerjaan ini, penulis diberikan softcopy berisikan Surat Keputusan (SK) PT. Pertamina (Persero) No. 41 tentang Pelimpahan Otorisasi Perusahaan. Dari SK tersebut penulis membuat ringkasan kedalam point - point menggunakan powerpoint. Nantinya, powerpoint tersebut akan diarsipkan oleh ILC untuk digunakan dikemudian hari. Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 13.
8. Membuat Ringkasan Mengenai Kesisteman Kolegial Decision
Dalam melakukan pekerjaan ini, penulis mencari informasi-informasi yang relevan dari internet terkait dengan sistem kolegial decision. Suatu organisasi dapat menentukan peraturan dan keputusan melalui proses diskusi terpimpin untuk mencapai mufakat, hal tersebut lah yang dinamakan kolegial decision. Tujuan utama dengan diterapkannya sistem kolegial decision yaitu untuk menyediakan panduan umum aktivitas, sumber legitimasi, dan sarana mengukur keberhasilan.
Model kolegial memberikan kuasa kepada sebagian atau semua anggota organisasi. Model kepempimpinan kolegial decision sendiri terbagi menjadi tiga antara lain :
a. Kepemimpinan Transformasional, b. Kepemimpinan Partisipasi, dan c. Kepemimpinan Interpersonal
28
9. Membuat Ringkasan Metode Pendekatan Penanganan Klaim
Dalam mengerjakan pekerjaan ini, penulis meringkas mengenai metode apa saja yang ada dalam pendekatan penanganan klaim. Tujuan utama dalam pembuatan pendekatan klaim tersebut untuk mempermudah jika terjadi klaim maka orang dapat mengetahui SOP yang dilakukan. Metode pendekatan klaim dibagi menjadi 5 (lima) metode pendekatan antara lain :
a. Klaim pada Demurrage
Pada klaim demurrage pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan time sheet, monitoring, nilai demurrage rate itu sendiri, dilakukan hasil perhitungan, dilakukan verifikasi, diadakan counter check dimana jika disetujui akan diterbitkan invoice dan jika tidak dilakukan verifikasi kembali
b. Klaim pada Quantity
Pada klaim quantity pendekatan yang dilakukan dengan mengirimi surat quality dispute, yang akan diklarifikasi, diadakan counter klaim jika disetujui akan dilakukan pembayaran dan apabila tidak akan dialihkan ke fungsi operation support.
c. Klaim pada Delay Delivery
Pada klaim delay delivery pendekatan yang dilakukan dengan diawali pengiriman email pemberitahuan klaim ke pihak penjual oleh fungsi product operation yang nantinya dilakukan verifikasi dan pihak fungsi account receivable yang akan menginformasikan status pembayaran klaim ke ISC
d. Klaim Quality Dispute
Pada klaim quality dispute pendekatan yang dilakukan ada dua proses antara lain proses pengajuan dan penyelesaian klaim quality dispute dari pertamina kepada penjual dan proses pengajuan dan penyelesaian klaim quality dispute dari pembeli kepada penjual, masing-masing proses tersebut akan diawali dengan pemberitahuan informasi mengenai klaim tersebut yang nantinya diverifikasi dan pihak pihak fungsi account receivable yang akan menginformasikan status pembayaran klaim
e. Klaim Delay Loading
Pada klaim delay loading pendekatan yang dilakukan dengan surveyor memberikan time sheet muat kargo ke fungsi product operation, dilakukan verifikasi oleh fungsi crude operation dan nantinya pihak fungsi account receivable yang akan menginformasikan status pembayaran klaim ke ISC Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 15.
29
10. Membuat Ringkasan Mengenai Implementasi Segel Efektif
Dalam membuat ringkasan ini, Penulis mencoba meringkas mengenai implementasi segel efektif. Implementasi ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah loss minyak yang masih terjadi dengan cara yang efektif. Dalam mewujudkan hal tersebut terdapat dua permasalahan pokok agar implementasi segel dapat berjalan dengan baik antara lain pada bagian pemasangan dan bagian fisik.
Dalam bagian pemasangan hal yang dapat terjadi yaitu
a. Salah pemasangan titik segel
Mitigasi akibat permasalahan tersebut dilakukan mapping mark titik segel secara menyeluruh.
b. Pemasangan yang tidak rapat, dan
Mitigasi akibat permasalahan tersebut dilakukan secara teliti dan pasti. c. Salah input data ke mySAP
Mitigasi akibat permasalahan tersebut dilakukan secara tim agar terjadi recheck pada mark titik segel.
Dalam bagian fisik segel hal yang dapat terjadi yaitu
a. Barcode yang tidak terbaca, b. Adanya kerusakan fisik segel, dan c. Warna segel yang kurang mencolok.
Mitigasi akibat permasalahan tersebut antara lain dilakukan perubahan warna dan dilakukan quality control yang baik pada alat segel sebelum didistribusikan. Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 16.
11. Membuat Ringkasan Mengenai Prosedur Pencatatan Penyegelan
Dalam membuat ringkasan ini, Penulis mencoba meringkas mengenai pencatatan prosedur penyegelan. Dibuatnya prosedur pencatatan penyegelan agar mempermudah setiap orang dalam melakukan hal tersebut dengan efektif dan efisien tanpa melakukan kesalahan akibat keisengan, ketidaktahuan, dan peloncatan langkah pengerjaan
Terdapat dua prosedur pada penyegelan dengan menggunakan DIGIPOS antara lain alur prosedur database dan alur prosedur pengoperasian. Pada alur prosedur database terdapat enam tahap, antara lain tahap tabel segel, tahap tabel terminal, tahap tabel kapal, tahap tabel jenis kargo, tahap tabel bagian kapal, dan tahap tabel pemasangan. Pada alur prosedur
30
pengoperasian terdapat lima tahap, antara lain tahap layar menu utama, tahap tampilan layar input, tahap tampilan layar scan, tahap rekapan hasil scan, dan tahap tampilan layar rekap. Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 17.
12. Membuat Ringkasan Mengenai Sistem Tata Kerja Penyegelan
Penulis ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai Sistem Tata Kerja (STK) Penyegelan dari Surat Perintah (SP) PT. X No. 34 tentang Pemberian Jasa Konsultasi atas Tindak Lanjut Pertamina One Seal. Berdasarkan SP tersebut, penulis mempelajari bahwa pada STK penyegelan terdapat 3 (tiga) pokok permasalahan, yaitu:
a. Operasional pencatatan dan implementasi penyegelan masih dilakukan secara manual dan dilaksanakan secara sektoral;
b. Kontrol atas segel dan efektifitas penyegelan tidak berjalan sesuai yang diinginkan;
c. Perlu dilakukannya masa transisi segel lama dan baru yang membutuhkan cukup banyak waktu.
Solusi yang ditawarkan pada permasalahan tersebut antara lain :
a. Diperlukannya implementasi segel yang efektif dalam menurunkan loss dan efisien dalam penggunaan segel termasuk inisiasi digitalisasi pencatatan segel; b. Pemfasilitasan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) dalam hal penentuan
implementasi segel;
c. Diperlukannya prosedur penyegelan yang mencakup titik segel, siklus pemakaian segel, checklist penyegelan dan mekanisme sosialisasi yang melibatkan fungsi selain ISC;
Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 18.
13. Membuat Ringkasan Mengenai Mekanisme Penyelesaian Klaim
Penulis ditugaskan untuk membuat ringkasan mengenai mekanisme penyelesaian klaim dari Surat Perintah (SP) PT. X No. 37 tentang Pemberian Jasa Konsultasi atas Penyelesaian Klaim QQ Minyak Mentah dan Produk Impor. Berdasarkan SP tersebut, penulis mempelajari bahwa pada penyelesaian klaim terdapat 3 (tiga) pokok permasalahan, yaitu :
a. Terdapat 216 klaim terhadap supplier impor yang telah melebihi satu tahun; b. Terjadi permasalahan respon supplier dan perbedaan penafsiran General Term
Conrol (GTC); dan
31
Solusi yang ditawarkan pada permasalahan tersebut antara lain :
a. Diperlukannya pembahasan teknis best effort, penafsiran GTC supplier, persyaratan pengajuan klaim, kelengkapan dokumen dan cakupan evaluasi; b. Diperlukannya pembahasan mekanisme penyelesaian klaim dalam STK ISC dan
fungsi pengguna, dan
c. Evaluasi proses pengelolaan klaim di ISC untuk percepatan proses penyelesaian klaim.
Adapun hasil pekerjaan penulis terkait pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran 19.
B. Kendala yang Dihadapi
Selama melaksanakan kegiatan KP di PIA ini, penulis tentunya menghadapi beberapa
kendala. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh penulis selama berjalannya KP adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat banyak istilah baru yang kurang familiar bahkan belum pernah penulis dengar, sehingga pada mulanya penulis mengalami kesulitan dalam memahami alur pekerjaan yang dilakukan oleh bidang ILC, khususnya tentang Pengetahuan Anatomi Kapal;
2. Sering kali terjadi banyak perubahan jadwal pekerjaan dari jadwal yang sebelumnya telah dijadwalkan, sehingga penulis cukup kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan karena jadwal pekerjaan yang berubah waktu
Dengan berbagai kendala yang dihadapi oleh penulis, perlu dilakukan berbagai cara
untuk mengatasi kendala tersebut. Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1.
Penulis harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja di PIA dengan memiliki
komunikasi yang baik dengan para karyawan;
2.
Penulis harus mampu cepat memahami tugas yang diberikan oleh pembimbing serta
tanggap pada sekitar;
32
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
A.
Definisi Losses
Kata losses berasal dari loss yang berarti “Kerugian”. Dalam migas, losses juga dikenal sebagai discrepancies yang berarti “perbedaan”, karena pada kenyataannya losses tersebut bukan semata-mata terjadi karena kehilangan yang nyata, tetapi juga karena kehilangan yang semu. Kehilangan minyak (oil losses) biasanya terjadi pada setiap proses loading, proses transportasi, proses discharged. Ketika terjadinya losses, khususnya pada proses transportasi maka akan menimbulkan kerugian baik materiil dan non-materiil, seperti kerugian lebih besar membayar sewa kapal dibanding dengan jumlah nilai kuantitas minyak yang didapat dan kurangnya kepercayaan pada kapal yang membawa minyak tersebut.. Dalam pengiriman dan Penerimaan minyak di PT Pertamina (Persero) diatur secara lengkap dalam pedoman yang disebut buku hitam (SK DIRUT No. Kpts/1005/00000/80-B1) yang dikeluarkan tahun 1980.
Dalam pengiriman minyak, untuk mengidentifikasi dan menganalisa dimana sebenarnya losses itu terjadi, telah dilakukan pengklasifikasian macam-macam losses, antara lain :
1. Loading Loss (R1)
Loading loss merupakan discrepancies/perbedaan antara angka B/L (tanki darat) dengan
Ship Figure After Loading (SFAL). 2. Transportation Loss (R2)
Transportation loss merupakan losses yang terjadi pada saat proses transportasi antara satu tempat ketempat yang lain, losses ini adalah tanggung jawab dari transportir minyak . Transportation loss merupakan selisih antara Ship Figure After Loading (SFAL) dengan Ship
Figure Before Discharge (SFBD). 3. Discharging Loss
Discharging Loss merupakan dicrepansies antara Ship Figure Before Discharge (SFBD) dengan angka pengukuran pada saat penerimaan (Actual Received).
4. Supply Loss
Merupakan total losses yang terjadi dalam pengiriman tersebut, yang juga merupakan penjumlahan dari R1, R2, dan R3. Toatal losses ini adalah discrepancies antara angka pengirim (Bill of Lading) dengan angka penerima (Actual Received)
33
B.
Shipping
Shipping atau pelayaran adalah proses secara fisik dari pengiriman barang atau muatan
menggunakan jalur laut, tetapi bisa juga berarti pergerakan suatu objek dengan sebuah kapal. Pada proses shipping juga terdapat tata cara bagaimana kapal tersebut layak untuk mengangkut minyak untuk nantinya melakukan aktivitas transportasi pengiriman minyak dari proses loading ke proses discharged, berikut merupakan skema bagaimana kapal mendapat izin untuk mengangkut minyak
Berdasarkan skema diatas mereka diwajibkan melakukan perizinan terlebih dahulu oleh badan usaha sampai nantinya mendapat izin untuk melayarkan kapal dalam aktivitas pengangkutan minyak. Biasanya kapal pengangkut minyak merupakan kapal tanker contohnya yakni VLCC, ULCC, dan lain-lain.
C.
Sealing
Sealing atau penyegelan tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa sebagai salah satu prosedur pemeriksaan dalam rangka mengamankan barang yakni kuantitas cargo pada pengapalan saat pelaksanaan pemeriksaan dari kemungkinan usaha pemalsuan, perubahan, atau pemusnahan. Dalam konteks ini, penyegelan dilakukan untuk menghindari terjadinya kecurangan atau losses pada cargo, akan tetapi pada kenyataanya losses masih saja terjadi dan nilainya terkadang besar. Hal ini cenderung terjadi akibat dari tidak adanya standardisasi penyegelan maksudnya setiap tempat yang
34
berbeda-beda semisal di kapal atau tbbm memiliki alat segelnya masing-masing. Maka, dengan fakta dilapangan diperlukan komitmen lebih lanjut untuk menekan terjadinya hal tersebut.
Pada prosesnya cara terbaik untuk mengatasi ataupun menurunkan nilai losses dan kecurangan yang terjadi diperlukan standardisasi pada segel, yakni DIGIPOS (Digital Pertamina One Sealing). Lalu, penyegelan khususnya pada kapal dilakukan pada bagian-bagian kompartemen yang memang dinilai sebagai titik-titik rawan dilakukannya kecurangan sehingga harus mendapat perhatian lebih dengan memasang DIGIPOS yang dilengkapi oleh barcode dan hanya beberapa orang saja yang diberi kuasa atas membuka dan menurtup segel, antara lain bagian-bagian tersebut adalah manifold
bunker, close cade, tank cleaning access, sampling hole, vapor lock & sounding hole, permanent mean access, emergency connection, dan cover stainer cop
35
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah program studi Teknik Perminyakan yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Selain itu, KP juga merupakan salah satu syarat kelulusan yang diterapkan olehFakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, khususnya prodi Teknik Perminyakan. Kegiatan KP berguna sebagai wadah bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama berada dibangku perkuliahan ke dalam lingkungan kerja sebenarnya. Melalui kegiatan KP, penulis mendapatkan pengalaman dan gambaran bagaimana kondisi dunia kerja yang seharusnya.
Selama melaksanakan pekerjaan selama KP, penulis dituntut untuk lebih disiplin waktu, lebih cepat tanggap, lebih bersikap mandiri dan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Dengan mengikuti kegiatan KP di PIA, penulis mendapatkan berbagai pengalaman yang nyata dalam lingkungan kerja. Beberapa hal yang berguna bagi penulis setelah melakukan KP tersebut adalah:
1. Penulis dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan kerja, serta memahami berbagai karakter karyawan yang berbeda;
2. Penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana alur kerja yang dilaksanakan oleh ILC 3. Penulis dapat mengetahui dan memahami pekerjaan terkait Identifikasi Anatomi Kapal yang meliputi Alat Custody Transfer pada Kapal, Titik-Titik Losses pada Kapal, dan Sistem Penyegelan DIGIPOS
B.
Saran
Selama pelaksanaan KP, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan KP di PIA. Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerja serta menjadi acuan untuk meminimalisir kekurangan dari pelaksanaan KP juga pelaksanaan pekerjaan di Perusahaan kedepannya adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya program studi Teknik Perminyakan kedepannya lebih baik lagi dalam memberikan referensi tempat Kerja Praktik kepada Mahasiswa/i
2. Sebaiknya Pertamina Internal Audit kedepannya bisa lebih melibatkan Mahasiswa/i Kerja Praktik saat kunjungan lapangan
36
3. Untuk Mahasiswa/i Kerja Praktik selanjutnya diharapkan mampu lebih giat lagi dalam mencari tempat Kerja Praktik
37
DAFTAR PUSTAKA
Harley Marine. 2019. http://www.harleymarine.com/ (Diakses pada 20 Agustus 2019)
PT Pertamina (Persero). 2018. Surat Keputusan No. Kpts-41 tentang Pelimpahan Otorisasi
Perusahaan. Jakarta : Kementerian Badan Usaha Milik Negara
PT Pertamina (Persero). 2019. Surat Perintah No. Prin-34 tentang Pemberian Jasa
Konsultasi Atas Tindak Lanjut Pertamina One Seal. Jakarta : Kementerian Badan
Usaha Milik Negara
PT Pertamina (Persero). 2019. Surat Perintah No. Prin-37 tentang Pemberian Jasa
Konsultasi Atas Penyelesaian Klaim QQ Minyak Mentah dan Produk Impor. Jakarta :
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
38
LAMPIRAN
39 Lampiran 2 - Surat Keterangan Selesai KP
40 Lampiran 3 - Daftar Hadir Kerja Praktik
43 Lampiran 4 - Lembar Penilaian KP
44 Lampiran 5 - Lembar Bimbingan KP
46 Lampiran 6 - Dokumentasi Selama Melaksanakan KP
48 Lampiran 7 - Pekerjaan 1
49 Lampiran 9 - Pekerjaan 3
50 Lampiran 11 - Pekerjaan 5
51 Lampiran 13 - Pekerjaan 7
52 Lampiran 15 - Pekerjaan 9
53 Lampiran 17- Pekerjaan 11
54 Lampiran 19 - Pekerjaan 13