• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hikmah Bongkar Skripsi, Jessica Lulus Terbaik S-1 FST UNAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hikmah Bongkar Skripsi, Jessica Lulus Terbaik S-1 FST UNAIR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Hikmah “Bongkar” Skripsi,

Jessica Lulus Terbaik S-1 FST

UNAIR

UNAIR NEWS – Keterbatasan pakar dan data saat penelitian

membuat Jessica, S.Kom harus mengubah judul skripsinya, meskipun kala itu proposal yang dibuat sudah selesai ditulis dan siap diseminarkan. Membongkar judul skripsi itu, diakui, sempat membuatnya patah semangat di tengah melakukan penelitian.

Apalagi, begitu banyak perubahan yang terjadi pada skripsinya itu. Tetapi termotivasi dengan waktu yang harus cepat selesai, akhirnya Jessica dapat menyelesaikannya, dan bahkan memperoleh predikat sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,97. Jessica pun lulus terbaik untuk jenjang S-1 Fakuktas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, pada wisuda periode Desember 2016. “Awal bulan Februari 2016 sebenarnya proposal skripsi saya sudah selesai, walaupun belum maju sidang proposal. Namun ternyata saya memiliki kendala kesediaan pakar, yakni psikiater/psikolog dan data (training dan testing) untuk membangun sistem tersebut,” ujarnya.

Jadi, selama hampir setengah tahun Jesssica harus berusaha menyelesaikan berbagai kendalanya tersebut. “Saya bahkan sampai menjadi ‘buronan’ dosen pembimbing,” ungkapnya.

Namun akhirnya Jessica dapat menyelesaikan kendalanya tersebut dan dapat mengikuti sidang skripsi hingga mengikuti yudisium untuk mengikuti wisuda periode Desember 2016 ini.

Ia mengaku, tidak ada kiat-kiat secara khusus dari pencapaiannya hingga memperoleh predikat yang sangat membanggakan ini. Ia hanya belajar dan berusaha untuk mengasah kreativitasnya dalam pengembangan diri semaksimal mungkin

(2)

untuk memberikan hasil terbaik.

Menurutnya, di program studi Sistem Informasi ada mata kuliah yang dinilai “paling horor”, yaitu matkul yang berhubungan dengan programming, selain dari Kalkulus mata kuliah Matematika.

“Prinsip saya, berusaha jangan pernah menyontek proyek, atau numpang nama saja di proyek kelompok,” katanya.

Cewek yang semasa mahasiswa aktif dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) Kerohanian Kristen ini berangan-angan setelah lulus ini, nanti banyak start-up non-komersil yang dapat berguna bagi masyarakat, dan tentunya masyarakat menjadi lebih melek teknologi.

Dengan pencapaiannya ini (wisudawan terbaik), Jessica merasa sangat bangga, namun juga merasa takut. “Saya tentunya bangga dengan pencapaian ini. Tetapi ada kalimat ‘From great power,

comes great responsibility’. Ketika saya diberikan kesempatan

untuk memperoleh prestasi ini, maka saya akan mempunyai beban lebih pula untuk mempertanggungjawabkannya,” ujar Jessica. (*) Penulis : Disih Sugianti

Editor : Binti Q. Masruroh

Teliti ’Sambung Nyawa’, Ayu

Dewi Lulus Terbaik S-2 FST

UNAIR

UNAIR NEWS – Keanekaragaman hayati yang luar biasa dimiliki

Indonesia, memiliki potensi besar sebagai tanaman obat. Keunggulan ini yang akhirnya menarik perhatian Ayu Dewi

(3)

Pramita, M.Si, mahasiswi S-2 Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga. Ayu melakukan penelitian untuk bahan tesis dengan objek tanaman Sambung Nyawa.

Melalui tesis yang ia angkat dengan judul “Pertumbuhan dan Kadar Flavonoid pada Kultur Tunas Sambung Nyawa (Gynura

procumbens (Lour.) Merr) dalam Media Padat dan Bioreaktor

Perendaman Sementara”, Dewi memperoleh predikat sebagai wisudawan terbaik S-2 FST dengan IPK 3.79.

Dewi melihat adanya kandungan flavonoid yang terdapat dalam tanaman Sambung Nyawa, yang berkhasiat untuk dijadikan obat demam dan hipertensi. Karena khasiatnya yang begitu besar, maka perlu adanya pelestarian dengan ilmu rekayasa genetika berupa kultur jaringan.

Melalui usaha keras dalam menyelesaikan studinya, mahasiswa asal Situbondo ini akhirnya dapat menyelesaikan studi S-2-nya dalam tiga tahun. Tak terbesit sekalipun di benak Dewi untuk menjadi wisudawan terbaik dalam wisuda Desember ini, hanya saja ia selalu optimis dalam melakukan yang terbaik dari yang ia kerjakan setiap hari.

“Sebenarnya tidak ada motivasi sama sekali untuk menjadi wisudawan terbaik. Saya hanya melakukan yang harus saya lakukan dan sebisanya tetap melakukan yang terbaik,” tuturnya. Diakui sempat gagal berulang-kali dalam penelitian. Dewi pun nyaris patah arang dalam penelitian itu. Tetapi berkat dukungan orang-orang terdekatnya, seperti orang tua, dosen pembimbing, dan teman yang selalu memotivasi, akhirnya Dewi dapat menyelesaikan tesisnya secara memuaskan.

Sebagai agen perubahan, ia berharap supaya masyarakat mulai sadar bahwa banyak sekali tanaman obat di lingkungan rumah, dan tentunya mudah ditanam dan dapat dijadikan sebagai tanaman obat keluarga.

(4)

“Hasil penelitian ini nanti akan saya informasikan kepada masyarakat, terutama pada penggunaan Sambung Nyawa sebagai obat tradisional. Sambung Nyawa ini mudah sekali tumbuh dan berkembang biak, jadi dapat dijadikan toga (tanaman obat keluarga),” kata Dewi. (*)

Penulis: Disih Sugianti

Editor : Binti Quryatul Masruroh

Teknologi Medis dan Industri

Berbahan Sensor Serat Optik

UNAIR NEWS – Sidang Terbuka Universitas Airlangga yang

dipimpin Rektor Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA., Sabtu (10/12) kemarin mengukuhkan tiga Guru Besar (Gubes) baru UNAIR. Prosesi pengukuhan kemarin berlangsung di Aula Garuda Mukti, Gedung Pusat Manajemen Universitas Airlangga, Kampus C Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Surabaya.

Salah satu Gubes yang dikukuhkan tersebut adalah Prof. Dr. Moh. Yasin, M.Si., Guru Besar dalam bidang Ilmu Fisika Optik pada Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR. Dalam orasi ilmiah pada sidang pengukuhannya tersebut, Prof. Moh Yasin menyampaikan orasi berjudul ”Pengembangan Teknologi Sensor Serat Optik dalam Menuju Kemandirian Bangsa”.

Disampaikan oleh Prof. Moh Yasin, Fisika Optik merupakan cabang Ilmu Fisika yang mempelajari tentang pembangkitan radiasi elektromagnetik, sifat radiasi, dan interaksi cahaya dengan bahan. Interaksi cahaya dengan bahan ini dapat terjadi berdasarkan atas fenomena optis seperti pantulan, pembiasan, transmisi, dan hamburan. Sensor Serat Optik (SSO) yang merupakan bagian dari sensor optik adalah sensor yang

(5)

menggunakan serat optik sebagai unsur pengindera perubahan fisis yang akan terjadi.

“Jadi intinya, ada cahaya laser ditembakkan ke suatu media dan dipantulkan. Nah, pantulan itulah yang dimodifikasi,” kata Guru Besar FST UNAIR ini dalam jumpa pers.

Kendati metode yang diungkapkan Prof. Yasin terbilang sederhana, namun banyak peralatan yang menggunakan metode serupa namun dengan harga yang mahal.

”Sebenarnya metodenya sangat sederhana, tapi ada sebuah produk yang harganya kalau nggak salah Rp 5 miliar, padahal metodenya juga sama,” jelas Gubes yang pernah meraih penghargaan sebagai sivitas dengan Publikasi Terbanyak di UNAIR tahun 2015 ini. Terkait metode yang telah dijelaskan, Prof. Yasin akan membuat sebuah prototype dengan piranti SSO. Prototype ini diharapkan dapat membantu bidang medis dan industri. Bahkan, ia berharap pada tahun 2020 nanti sudah berhasil membuat sistem SSO sebagai fundamental yang kuat dalam penguasaan teknologi SSO untuk aplikasi di bidang medis dan industri.

Menurut Prof. Yasin, teknologi SSO ini memiliki beragam keunggulan, baik bidang medis maupun industri. Dalam bidang industri, SSO dapat dimanfaatkan untuk banyak aplikasi seperti suhu, getaran, tekanan, regangan, arus listrik dan lainnya. “Salah satu keunggulan di bidang medis adalah bisa sebagai aplikasi deteksi dini kanker payudara. Bisa juga digunakan sebagai pengukur detak jantung,” jelasnya.

Catatan bidang Direktorat Sumber Daya UNAIR, Prof. Moh Yasin ini tercatat sebagai Guru Besar Universitas Airlangga yang ke-453 sejak UNAIR berdiri tahun 1954. Sedangkan dihitung sejak UNAIr menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH), Prof. Yasin merupakan Guru Besar UNAIR ke-161. (*)

(6)

Editor : Bambang Bes

Lagi, UNAIR Akan Kukuhkan

Tiga Guru Besar Baru

UNAIR NEWS – Sidang Terbuka Universitas Airlangga kembali

mengukuhkan tiga putera-puteri terbaiknya untuk menyandang status sebagai Guru Besar di bidang ilmu yang berbeda, Sabtu (10/12) besok. Ketiga guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Moh. Yasin, M.Si., Guru Besar Bidang Ilmu Fisika Optik Fakultas Sains dan Teknologi (FST); Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP., Guru Besar dalam bidang Ilmu Makanan Ternak Fakulats Kedokteran Hewan (FKH); dan Prof. Dr. Utari Kresnoadi, drg., MS.Sp.Pros (K) Guru Besar bidang Ilmu Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR.

Prof. Moh. Yasin akan dikukuhkan sebagai Guru Besar UNAIR ke-453 (dihitung sejak UNAIR berdiri tahun 1954). Tetapi sejak UNAIR berstatus PTN-BH ia sebagai Guru Besar yang ke-161. Prof. Yasin, Gubes aktif ke-8 FST UNAIR ini akan menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Pengembangan Teknologi Sensor Serat

Optik untuk Menuju Kemandirian Bangsa”.

Sedangkan Prof. Mirni Lamid tercatat sebagai Guru Besar aktif FKH ke-25, Gubes UNAIR ke-454 dan sebagai Gubes pasca UNAIR PTN-BH yang ke-162. Gubes FKH yang kini menjabat sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan (FKP) UNAIR ini akan menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Peran Bioteknologi Pakan

Ternak Terhadap Pertambahan Berat Badan Sapi sebagai Upaya Pemenuhan Konsumsi Daging Nasional”.

Kemudian Prof. Dr. Utari Kresnoadi, M.S., drg., Sp.Pros (K)., sebagai Guru Besar UNAIR ke-545 dan ke-163 sejak UNAIR

(7)

berstatus PTN-BH. Guru Besar FKG ini akan menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Rekayasa Jaringan di Bidang Prosthethic

Dentistry”. Ia juga tercatat sebagai Guru Besar FKG ke-16.

Pengukuhan ketiga Guru Besar baru UNAIR ini akan dilaksanakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR. Sejumlah tamu undangan penting dijadwalkan juga akan datang. Diantaranya adalah Walikota Mojokerto Drs. KH. Mas’ud Yunus, serta ratusan undangan yang lain. (*)

Penulis: Binti Quryatul Masruroh Editor: Bambang Bes

Acara ISEF 2016 Diikuti

Mahasiswa dan Warga Se-Jawa

dan Bali

UNAIR NEWS – Jamaah Intelektual Mahasiswa Muslim (JIMM),

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, baru saja menyelenggarakan kegiatan Islamic Science and Technology Fair (ISEF) tahun 2016, pada Sabtu dan Minggu tanggal 12 dan 13 November.

Rangkaian kegiatan ISEF tahun 2016 terdiri dari lomba cerdas cermat agama Islam, karya tulis ilmiah Alquran, musabaqah syarhil Alquran, cipta puisi, dan desain poster. Selain itu, acara seminar nasional bertajuk “Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan menuju Generasi Cerdas Berakhlaqul Karimah” juga menjadi bagian rangkaian acara ini.

Kegiatan ini merupakan kali kedua diadakannya ISEF. Panitia pelaksana ISEF tahun ini mengusung tema “Membangun Kembali

(8)

Peradaban Islam Guna Menyongsong Indonesia Emas 2045”. Safri Ilman, ketua panitia ISEF, berharap pelaksanaan seminar ini bisa menambah ilmu pengetahuan dan ilmu agama Islam bagi peserta.

“Kegiatan ini nggak hanya diikuti mahasiswa saja, tetapi juga masyarakat umum tingkat Jawa Timur-Bali. Kami berharap para peserta mampu untuk unjuk gigi mengenai ide-ide baru,” ujar Safri.

Acara seminar nasional dihadiri oleh KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI (Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim) dan Prof. Dr. Mohammad Sholeh, Drs., M.Pd., (Pendiri Rumah Sehat Avicena). Dalam penjelasannya, Navis menjelaskan mengenai dinamika kajian Islam. Ia menerangkan kajian Islam dan kaitannya dengan ilmuwan-ilmuwan Islam beserta perkembangan ilmu pada saat itu. Sejumlah ilmuwan yang disebut antara lain Al-Faraby, Ibnu Sina, dan Al-Khawarizmi.

“Ilmu itu ada yang hukumnya fardhu ‘ain seperti mempelajari tatacara beribadah dan pedoman agama. Ini harus dipahami setiap muslim. Ada juga yang fardhu kifayah yang tidak dibebankan pada semua orang karena sudah ada yang ahli dibidangnya, seperti ilmu kedokteran, fisika, kimia dan lain-lain,” tutur Navis.

Sementara itu, Prof. Sholeh, profesor dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, bercerita tentang pengalaman pribadinya ketika meneliti imunitas seseorang ditinjau dari pelaksanaan salat Tahajud. Dari penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa salat Tahajud berpengaruh pada kinerja hormon manusia yang dapat mengatasi gangguan kesehatan. (*)

Penulis : M. Ahalla Tsauro Editor : Defrina Sukma S

(9)

Prodi Harapkan Umpan Balik

dari Alumni

UNAIR NEWS – Akreditasi merupakan salah satu standar yang

diperlukan oleh program studi untuk mendapatkan rekognisi pemerintah. Salah satu indikator penilaiannya adalah kompetensi lulusan yang dicetak melalui serangkaian proses kependidikan.

Terkait dengan konsolidasi pra-akreditasi tahun 2017, sivitas akademika prodi S-1 Sistem Informasi (SI), Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga mengadakan pertemuan antara alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni SI (IKA SI) dan anggota Himpunan Mahasiswa SI (HIMSI UNAIR). Pertemuan dilakukan di laboratorium komputer 5 FST UNAIR, Rabu (26/10). Ketua Prodi S-1 SI Badrus Zaman, S.Kom., M.Cs, mengatakan pertemuan diselenggarakan untuk membentuk sinergi dan kolaborasi antara alumni, pengajar, dan mahasiswa. “Dengan terbentuknya IKA Sistem Informasi ini, dapat terjalin sinergi dan kolaborasi antara alumni dan prodi serta mahasiswa, sehingga dapat mempersempit kesenjangàn antara dunia kerja dan akademik,” tutur Badrus.

Badrus menambahkan, alumni merupakan salah satu bagian penting dalam sistem. Peran alumni adalah memberikan umpan balik terhadap proses pengajaran yang berlangsung di ruang perkuliahan. Harapannya, umpan balik itu dapat diakomodasi dan bisa meningkatkan mutu prodi.

Peran lainnya yang bisa dilakukan oleh alumni adalah memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa bisa mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menghadapi kompetisi kerja di luar. (*)

(10)

Penulis: Alifian Sukma Editor: Defrina Sukma S

Tiga Profesor UNAIR Serukan

Eksplorasi Tanaman Herbal

UNAIR NEWS – Gelar Inovasi Guru Besar UNAIR Seri ke-IV telah

digelar, Kamis (27/10). Acara yang berlangsung di Ruang Kahuripan 300, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR tersebut mengusung tajuk “Back to Nature: Pengobatan Herbal sebagai Alternatif Sehat Tanpa Efek Samping”. Acara yang diinisiasi oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR ini diikuti oleh kurang lebih 150 peserta dari berbagai kalangan.

Acara yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M.S tersebut menghadirkan tiga Guru Besar UNAIR. Ketiganya yaitu, Guru Besar Fakultas Farmasi UNAIR Prof. Mangestuti Agil, Apt., M.S., Guru Besar Fakultas Kedokteran UNAIR Prof. Dr. Suhartati, dr., M.S., dan Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR Prof. Hery Purnobasuki., Drs., M.Si., Ph.D. Selaku pembicara pertama, Prof. Hery menyampaikan materi terkait interaksi manusia dengan tumbuhan. Sebagai negara dengan biodiversity terkaya kedua di dunia setelah Brasil, sudah selayaknya Indonesia dapat memanfaatkan tanaman sebagai alternatif untuk kesehatan. Namun nyatanya, masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahan tanaman sebagaimana mestinya.

“Daun sejenis Ganja itu bisa dijadikan bahan kesehatan kalau digunakan sesuai kebutuhan dan takarannya, sehingga tidak memiliki ketergantungan,” terang Prof. Hery. “Indonesia itu butuh tobat, bukan hanya obat,” ujarnya sembari disambut tawa

(11)

para hadirin.

Prof. Hery mengungkapkan bahwa Ethnobotany (kajian tumbuhan) merupakan sumber energi dan juga kehidupan. Selain itu, tumbuhan juga dapat menghasilkan bahan kimia untuk aktivitas pangan, pertahanan, perlindungan, dan penyebaran biji. Bahkan, tumbuh-tumbuhan juga memiliki nilai budaya.

“Orang mantenan (acara pernikahan, –Red) itu biasanya pakai kalung melati, orang mati dikubur juga ditaburi kembang-kembang. Itu semua sudah menjadi budaya dan punya filosofi,” jelas Prof. Hery.

Sependapat dengan Prof. Hery, Prof. Mangestuti menambahkan, Indonesia memiliki kurang lebih 1700 bahan resep obat herbal yang kaya akan antioxidant. Namun kurangnya eksplorasi menyebabkan obat-obatan herbal belum dimanfaatkan secara maksimal.

“Indonesia itu punya 1700 resep, lho. Lalu orang Jepang bilang kalau Indonesia harusnya gak ada yang sakit ya,” jelas Prof. Mangestuti.

Menurut Prof. Mangestuti, banyak masyarakat yang meragukan obat herbal. Pasalnya, respons tubuh terhadap obat alam terjadi lebih lambat dibanding obat yang bersifat supresif, sehingga membuat sikap pasien yang sering kali tidak sabar. “Respon terhadap obat-obatan alam untuk kesehatan terjadi secara perlahan apabila disertai perubahan gaya hidup untuk mengendalikan penyakit, seperti puasa,” jelas Prof. Mangestuti.

Prof. Mangestuti mengungkapkan, motto back to nature dapat terlaksana jika ada dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan dukungan ilmiah berupa evidence-based Research.

“Kajian filosofi obat herbal begitu lengkap. Tentunya dengan

(12)

Mangestuti.

Dari aspek klinis, Prof. Suhartati mengungkapkan, obat herbal bisa memberikan terapi bagi konsumennya, khususnya obat herbal yang memiliki kandungan flavonoid, yakni senyawa yang dapat mencegah beragam penyakit.

“Hal tersebut terjadi karena falvonoid memiliki gugus-gugus reaktif yang bisa meningkatkan enzim,” jelasnya.

Prof. Suhartati juga mengungkapkan, banyak dokter yang menganjurkan untuk tidak banyak mengonsumsi serbuk. Sehingga, hal itu memengaruhi jumlah konsumen produk herbal atau obat tradisional.

“Kita harusnya mengkaji dulu, apa kandungan yang ada di serbuk yang dimaksud itu, lalu bagaimana dengan kualitasnya, takarannya, semua harus diperhitungkan,” pungkas Prof. Suhartati. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Binti Q. Masruroh

Tiga Profesor UNAIR Bahas

Obat Herbal

UNAIR NEWS – Setelah suskes dengan gelar inovasi guru besar

dengan tema “Demokrasi dan Keadilan : Mimpi yang Harus Segera Direalisasikan”, kali ini Universitas Airlangga akan menggelar acara serupa dengan tema “Back to Nature: Pengobatan Herbal

sebagai Alternatif Sehat Tanpa Efek Samping”.

Tiga guru besar UNAIR yang kompeten dalam bidangnya akan dihadirkan pada acara ini. Mereka adalah Guru Besar Fakultas

(13)

Farmasi UNAIR Prof. Mangestuti Agil, Apt., M.S., Guru Besar Fakultas Kedokteran UNAIR Prof. Dr. Suhartati, dr., M.S., dan Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR Prof. Hery Purnobasuki., Drs., M.Si., Ph.D. Jalannya acara yang akan diselenggarakan di Ruang Kahuripan 300, Kamis (27/10) akan dipandu sepenuhnya oleh moderator Prof. Dr. Sukardiman, Apt., M.S.

Ada beragam alasan yang mendasari Pusat Informasi dan Humas (PIH) untuk memilih topik obat herbal itu. Pertama, kekayaan biodiversitas Indonesia, khususnya tumbuh-tumbuhan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Kedua, angka resistensi kuman terhadap obat-obatan produk industri farmasi yang kian meningkat. Itulah sebabnya, motto back to nature tengah digencarkan oleh para ilmuwan farmasi saat ini.

“Tema ini dekat sekali dengan persoalan-persoalan kesehatan dan penyakit yang ada di Indonesia. Mari kita dekati lagi dengan kembali pada alam. Harapannya, kasus resistensi itu bisa diatasi,” ujar Dr. Bimo Aksono, drh., M.Kes, Sekretaris PIH UNAIR.

Persoalan back to nature akan dibahas melalui tiga aspek. Pertama, aplikasi pemanfaatan tanaman obat untuk mengatasi persoalan kesehatan. Kedua, perkembangan riset tanaman obat herbal terbaru. Ketiga, banyaknya tanaman di Indonesia yang potensial untuk dijadikan obat herbal.

Melalui gelar inovasi guru besar ini, Bimo berharap guru besar di UNAIR dapat memberikan sumbangsih pengetahuan bagi persoalan kesehatan yang selama ini ada di Indonesia. Utamanya, kasus-kasus pemalsuan obat dan resistensi yang sebenarnya dapat diatasi dengan penggunaan obat-obat dari alam. Selain itu, ia juga berharap masyarakat semakin menyadari bahwa Indonesia memiliki beragam tanaman yang memiliki potensi besar sebagai obat.

(14)

dapat memberikan sumbangsih bagi persoalan kesehatan, terutama terkait kasus resistensi dan kasus pemalsuan obat yang dapat didekati dengan obat dari alam. Menjadi hal penting ketika kita kembali ke alam, mungkin berbagai persoalan itu bisa kita hindari,” ujarnya.

Peserta yang diundang dalam acara ini terdiri dari beragam elemen mulai dari tenaga kesehatan di RS se-Surabaya, pusat-pusat riset tanaman obat alam di Surabaya, civitas perguruan tinggi di Surabaya baik dosen maupun mahasiswa yang menggeluti tema serupa, praktisi dalam bidang kesehatan, serta pengusaha jamu baik skala besar maupun tradisional. “Kita memperkenalkan

back to nature, tapi tetap yang sehat dan yang bersih,”

pungkas Bimo. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

Mahasiswa

FST

Budidaya

Hidroponik Bersama Siswa MTs

Amanatul Ummah

UNAIR NEWS – Mahasiswa S2 Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

UNAIR M. Hamzah Solim melakukan kegiatan budidaya hidroponik bersama para siswa-siswi MTs Amanatul Ummah Mojokerto, Jumat (7/10). Mereka memanfaatkan lahan produktif di sekitar sekolah. Lahan tersebut berada pada sebuah teras di ruangan lantai 2 yang sudah tidak digunakan lagi.

T e k n i k h i d r o p o n i k d i p i l i h k a r e n a p a r a s i s w a i n g i n mempraktekkan sendiri cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, tetapi dengan media air yang diberi pupuk cair

(15)

hidroponik. Hasilnya, berupa sayuran organik tanpa pestisida. “Memang para siswa kita latih untuk mandiri dalam hal bercocok tanam, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang dipelajari saat dikelas”, tutur M. Hamzah Solim.

Mahasiswa asal Medan itu mengatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak agar lebih kreatif dalam memanfaatkan botol-botol bekas dan mampu mengoptimalkan lingkungan di tempat tinggalnya kelak.

“Senang rasanya bisa nanam kangkung cuma sebulan, dan bisa panen langsung bareng teman-teman,” tutur Ifa, salah satu siswa kelas 9D.

Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian para siswa dalam memanfaatkan barang- barang bekas dan tempat-tempat yang nonproduktif. Selain itu, mereka bisa langsung mempraktekkan ilmu yang sudah didapatnya saat di kelas. (*) Penulis: Rio F. Rachman

Editor : Dilan Salsabila

Totalitas dalam Belajar,

Antar Melinda Andriyanti

Lulus Terbaik FST

UNAIR NEWS – Melinda Andriyanti, S.Kom lulus dengan indeks

prestasi kumulatif (IPK) 3,93 dari program studi S-1 Sistem Informasi Fakulats Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga. Hasil tersebut juga mengantarkannya sebagai wisudawan terbaik untuk wisuda periode September 2016.

(16)

Melinda yang saat ini berusia 22 tahun itu, memang memiliki kemampuan akademik yang cemerlang sedari SMA. Ketertarikannya dengan bidang pemrograman mendorongnya untuk masuk Prodi Sistem Informasi dan belajar lebih dalam tentang bagaimana menghasilkan perangkat lunak.

“Adaptasi dan analisis penilaian proses penentuan prioritas kebutuhan perangkat lunak secara online untuk teknik MoSCoW, 100$, dan Ranking” adalah judul skripsi yang diambilnya dan berkaitan dengan topik rekayasa perangkat lunak.

Melinda yang selalu total dalam mengerjakan segala hal apalagi persoalan belajar, memang mengantarkannya untuk mendapat hasil terbaik untuk skripsinya. Meskipun diakui semasa kuliah cukup menyenangkan dan sesuai dengan passionnya, Melinda tetap tidak pernah meremehkan dalam hal kecil apapun. Dia tetap tidak pernah bermalas-malasan dan meniatkan segalanya untuk menuntut ilmu secara totalitas.

Berbekal keluarga yang juga bergelut di bidang TI (Teknologi informasi), yakni kakaknya, Melinda semakin semangat dalam mendalami bidang ini dan berniat melanjutkan studinya ke jenjang yang labih tinggi lagi.

“Saya tetap bersyukur karena dukungan orang tua dan teman-teman, dimasa sulit yang pernah saya lewati dalam studi maupun di luar studi,” jelasnya kepada Warta UNAIR. (*)

Penulis: Oky Putri Rahayu Editor: Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat menurut definisi kamus dewan (2005) ialah kumpulan manusia yang hidup bersama di sesuatu tempat dengan aturan dan cara tertentu. Individu, keluarga dan

Penting penulis tegaskan di akhir, paper ini melakukan eksplorasi khusus dalam bidang studi-studi keislamam (islamic studies), sehingga menimbang dominasi dan

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena

Luaran yang diharapkan adalah terciptanya produk Jagger sebagai minuman jahe yang disajikan dalam bentuk dingin yang dikemas secara praktis dan menarik dengan berbagai

Pada saat pembelajaran berlangsung, suasana kelas sangat ribut dan kursi meja terlihat berantakan. Ketika guru memberikan pembelajaran pun anak didiknya banyak yang

Untuk melihat tingkat penerapan petani terhadap introduksi paket teknologi pengendalian hama PBK dilakukan setelah aplikasi paket teknologi yaitu mengukur data tentang

Judul Skripsi : ANALISA PENGARUH SUHU TERHADAP UMUR PELAYANAN JALAN DENGAN METODE ANALITIS (STUDI KASUS JALAN PANTURA RUAS REMBANG – BULU).. Menyatakan dengan

Hasil penelitian Adler dan Reid menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan memiliki hubungan dengan kepuasan kerja, namun penelitian tersebut gagal menjelaskan hubungan moderasi