270
Formula Larutan Perendam (Pulsing) untuk Bunga Potong
Mawar
Dwi Amiarsi
1)dan
R.Tejasarwana 2)1) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor. Telp/fax. 0251-8321762
2) Balai Penelitian Tanaman Hias
Jl. Raya Ciherang, Pacet, Cianjur 43253
ABSTRAK. Larutan perendam merupakan suatu cairan untuk merendam tangkai bunga sebelum pengiriman untuk memberi tambahan energi, melindungi tangkai bunga dari masuk dan berkembangnya mikroorganisme penyebab penyumbatan pada batang dan berfungsi untuk memperpanjang umur kesegaran bunga. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh komposisi larutan perendam yang tepat dalam upaya memperpanjang masa kesegaran bunga potong mawar. Penelitian menggunakan 3 jenis pengawet masing-masing terdiri dari 3 taraf konsentrasi, yaitu gula pasir (10, 20, 30%), AgNO3 (25, 50, 75 ppm), dan thiabendazole (25, 50,
75 ppm). Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dalam larutan 10% gula pasir + 25 ppm AgNO3 + 25 ppm thiabendazole (pH 3-4)
selama 12 jam memberikan hasil terbaik dengan masa keragaan bunga potong mencapai 8,71 hari dengan persentase kemekaran bunga 96,13%. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mempertahankan kualitas dan masa kesegaran bunga potong mawar selama peragaan, sehingga distribusi pemasarannya dapat lebih luas.
Kata kunci: Mawar; Bunga potong; Kualitas bunga; Larutan perendam; Masa kesegaran.
ABSTRACT. Dwi Amiarsi and R.Tejasarwono. 2011. The effect of pulsing solution on the freshness of rose as cut flower. Pulsing solution is commonly used to prolong vase life by dipping the flower stem in a solution containing sugars and germicides before delivery in order to serve energy and to prevent plugging of stems vessel by microorganism growth. An experiment was conducted to determine the appropriate composition of pulsing solution to prolong vase life of rose as cut flower. In this experiment, 3 preservatives at 3 concentrations of pulsing solution were tested, consisted of 10, 20, 30% sugar, 25, 50,75 ppm AgNO3,
and 25, 50, 75 ppm thiabedazole. The experiment was arranged in a factorial completely randomized design with 3 replications. The result indicated that pulsing solution of 10% sugar + 25 ppm AgNO3 + 25 ppm thiabendazole and dipping
271 longer than the control) and bud opening of 96,13%. This research results were useful to maintain the quality and shelf-life during expose so that their marketing distribution can be extended.
Kaywords: Rose; Cut flower; Pulsing solution; Vaselife; Flower quality
Mawar merupakan salah satu jenis tanaman hias yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Bunga potong mawar mempunyai bentuk dan warna yang indah dan menarik walaupun sebagai bunga potong kesegarannya hanya bertahan antara 4-5 hari. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mempertahankan kualitas bunga potong mawar, salah satunya dengan larutan penyegar.
Penggunaan larutan perendam yang berfungsi sebagai larutan penyegar merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa kesegaran bunga potong. Larutan penyegar bunga potong umumnya mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, yang kemudian dikombinasikan dengan germisida dan asam sitrat.
Karbohidrat atau gula adalah sumber nutrisi utama bunga potong dan sumber energi yang diperlukan untuk kelangsungan proses metabolisme. Tetapi gula juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme atau jasad renik yang dapat menghambat penyerapan larutan yang diperlukan bunga potong selama peragaan (Bravo
et al. 1974; Marousky 1972; Zagory & Reid 1986, Amiarsi et al. 1999,
Yulianingsih et al. 2000, Mattiuz et al. 2005, Sjaifullah et al. 2001, Amiarsi et
al. 2003, Yulianingsih et al. 2006). Selain itu jasad renik juga dapat
memproduksi etilen dan racun yang mendorong proses kelayuan bunga potong. Untuk mengendalikan jasad renik ini digunakan berbagai macam germisida, seperti perak nitrat, hidroquinon, thiabendazol, silver thiosulfat dan aluminium sulfat (Zagory & Reid 1986).
Perak nitrat (AgNO3) dengan konsentrasi 10 ppm sampai konsentrasi
50 ppm merupakan salah satu bakterisida yang paling efektif. Perak nitrat dapat meningkatkan vaselife dengan menurunkan tingkat penyumbatan yang dilakukan oleh bakteri dan juga sebagai antietilen. Pengaruh dari penggunaan perak nitrat pada mikroba disebabkan oleh sifat ion-ion perak yang dapat mengendapkan protein dalam sitoplasma mikroba (Zagory & Reid 1986; Yulianingsih et al. 2006).
272
Thiabendazol merupakan fungisida benzimidazole yang tersusun secara teratur dan merupakan bahan aktif yang dapat mencegah kerusakan selama penyimpanan (Nowak & Rudnicki 1990, Amiarsi et al. 2003, Yulianingsih et al. 2006). Bahan ini biasanya digunakan untuk mencegah kerusakan pada buah-buahan dan sayuran seperti timbulnya jamur, busuk dan timbulya bercak pada buah dan sayuran. Sedangkan untuk meningkatkan efisiesi dan efektiftas penyerapan larutan atau media diperlukan asam sitrat. Asam sitrat berfungsi sebagai cairan pengasam yang baik. Umumnya bunga potong menyerap air dengan maksimal pada kondisi pH 3.5 - 4.5 dapat meningkatkan penyerapan larutan oleh bunga potong.
Pada kisaran pH tersebut dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme (Conrado et al. 1980; Amiarsi et al. 1999; Yulianingsih et al. 2000; Amiarsi et al. 2003).
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh komposisi larutan perendam yang tepat dalam upaya memperpanjang umur kesegaran bunga potong mawar.
BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan untuk bahan penelitian ini adalah bunga potong mawar cv. Pergiwo yang diperoleh dari pertamanan mawar di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai dengan November 2006. Bunga dipanen pada pagi hari dengan tingkat kemekaran stadia kuncup satu petal terluar terbuka. Bunga hasil panen untuk penelitian diseleksi yang segar selanjutnya disortasi untuk memisahkan antara bunga yang baik, sehat dari kerusakan mekanik atau fisik maupun yang berbentuk abnormal, dan seseragam mungkin dengan panjang tangkai berkisar antara 40-50 cm diukur dari ujung tangkai ke pucuk bunga.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 tahap. Pada tahap pertama dicoba untuk melihat pengaruh konsentrasi gula dan jenis germisida. Perlakuan terdiri atas: 1). Konsentrasi gula pasir (10, 20, dan 30%), 2). Jenis dan
273
konsentrasi germisida, yaitu perak nitrat (25, 50, dan 75 ppm) dan thiabendazol (25, 50, dan 75 ppm).
Pada tahap kedua dicoba untuk mencampur gula pasir dan germisida yang memberikan respon terbaik pada percobaan tahap pertama, serta beberapa lama perendaman. Perlakuan terdiri dari 10% gula pasir + 25 ppm AgNO3, 10% gula pasir + 25 ppm thiabendazol, 10% gula pasir + 25 ppm
AgNO3 + 25 ppm thiabendazol, dan kontrol (akuades), dengan lama
perendaman terdiri dari 4 tingkat, yaitu 0, 6, 12, dan 24 jam.
Semua larutan perendam, baik pada tahap pertama maupun pada tahap kedua ditambahkan asam sitrat hingga pH larutan mencapai 3 - 4.
Peragaan dilakukan pada suhu 27-30oC. Populasi bunga potong mawar pada
setiap unit perlakuan ialah 5 tangkai. Penelitian diakhiri setelah terlihat kelopak bunga tidak tegar dan daun mulai menguning.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan 3 kali ulangan. Analisis data menggunakan analisis keragaman dan untuk melihat signifikansi antar perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan't Multiple Range Test) pada taraf 5%.
Pengamatan dilakukan setiap hari terhadap: a. Jumlah larutan perendam terserap
Pengamatan dilakukan dengan mengukur perubahan volume larutan setiap hari. Hasil pengukuran volume hari pertama dikurangi dengan hasil pengukuran hari kedua, demikian seterusnya hingga hari terakhir yaitu besarnya pengurangan larutan tersebut (larutan yang diserap).
b. Persentase kemekaran bunga
Kemekaran bunga ditunjukkan dengan bertambahnya diameter bunga, perhitungan pertambahan kemekaran pada bunga potong mawar dilakukan dengan menggunakan diameter terbesar bunga. Kemekaran bunga potong mawar dihitung dengan membandingkan pertambahan diameter bunga dengan diameter bunga awal.
Kemekaran kuncup = A/B x 100% Keterangan :
A = Pertambahan diameter kemekaran bunga B = Diameter bunga awal
274
Pengamatan kemekaran bunga dilakukan secara visual setiap hari dengan indeks kemekaran bunga (Sabari et al. 1997) sebagai berikut: 1 = pembukaan petal antara 0-10%, 2 = pembukaan petal antara 11-25%, 3 = pembukaan petal antara 26-50%, 4 = pembukaan petal antara 51-75%, 5 = pembukaan petal lebih dari 75%.
c. Masa kesegaran bunga
Masa kesegaran bunga potong merupakan lamanya umur relatif (hari) bunga potong dalam keadaan tetap segar dan indah setelah dipotong dari batangnya. Penentuan akhir umur kesegaran bunga potong mawar dilakukan setelah terlihat kelopak bunga tidak tegar dan daun mulai menguning serta bunga dalam keadaan segar dan kokoh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis data tentang masa kesegaran bunga potong mawar selama peragaan menunjukkan bahwa berbagai perlakuan dari jenis bahan
pengawet pada 3 konsentrasi gula pasir (10, 20, dan 30%), AgNO3 (25, 50,
dan 75 ppm), dan thiabendazol (25, 50, dan 75 ppm) berpengaruh nyata terhadap masa kesegaran bunga potong mawar (Tabel 1). Data Tabel 1 menunjukkan bahwa kisaran masa kesegaran bunga antara 2-7 hari. Masa peragaan bunga terlama tercatat pada jenis bahan pengawet 10% gula pasir
(7 hari), 25 ppm AgNO3 (7 hari) dan diikuti 25 ppm thiabendazol (5 hari),
dimana kondisi bunga potong masih baik dan segar. Atas dasar hal tersebut terbukti bahwa 3 jenis bahan pengawet, yaitu 10% gula pasir, 25 ppm
AgNO3, dan 25 ppm thiabendazol sebagai komponen kombinasi perlakuan
275 Tabel 1. Pengaruh berbagai jenis bahan pengawet terhadap masa kesegaran bunga potong mawar selama peragaan dalam suhu ruang (The effect of various
pulsing solutions on the vaselife of rose cut flowers during exposure at room temperature).
Perlakuan/Treatments
Masa kesegaran (Vaselife)/hari/days Gula pasir (Sugar), %
10 20 30 AgNO3, ppm 25 50 75 Thiabendazole, ppm 25 50 75 Kontrol(Control) 7 a 5 b 3 cd 7 a 4 bc 4 bc 5 b 2 d 2 d 4 bc
Keterangan/Remarks: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% Duncan Multiple Range Test (Mean value
with the same letters in columns and rows are not significantly different at 5% Duncan Multiple Range Test.).
Pada penelitian tahap kedua (Tabel 2) disajikan hasil penelitian dari 3 kombinasi perlakuan larutan perendam. Larutan perendam merupakan salah satu unsur utama untuk menentukan masa kesegaran bunga selama peragaan. Unsur utama tersebut adalah tersedianya air dan karbohidrat dalam larutan sebagai cadangan energi untuk berlangsungnya proses metabolisme bunga selama peragaan (Halevy & Mayak 1981). Hasil analisis tentang masa kesegaran bunga menunjukkan bahwa dari ke-3 kombinasi perlakuan larutan perendam yang memberikan tanggapan tertinggi, diperoleh pada perlakuan bunga potong mawar yang diberi 10% gula pasir +
25 ppm AgNO3 + 25 ppm thiabendazole (pH 3-4) dibandingkan kontrol,
yaitu memberi masa kesegaran bunga potong 9 hari, lebih lama dibanding kontrol (4 hari), dimana kondisi bunga potong masih baik dan segar.
276
Terbukti bahwa perlakuan larutan perendaman yang mengandung 10% gula
pasir + 25 ppm AgNO3 + 25 ppm thiabendazole adalah kombinasi perlakuan
larutan perendam terbaik.
Tabel 2. Pengaruh komposisi pulsing terhadap masa kesegaran bunga potong mawar selama peragaan dalam suhu ruang (The effect of pulsing
composition on vaselife of rose cut flowers during exposure at room temperature).
Perlakuan/Treatments Masa kesegaran
(Vaselife), hari/days 10% gula pasir (sugar) + 25 ppm AgNO3
10% gula pasir (sugar) + 25 ppm thiabendazole 10% gula pasir (sugar) + 25 ppm AgNO3+ 25 ppm
thiabendazole Kontrol(Control) 6 b 4 c 9a 4 c
Keterangan/Remarks: Angka yang diikuti huruf yang sama pada tidak berbeda nyata pada taraf 5% Duncan Multiple Range Test (Mean
value with the same letters in columns and rows are not significantly different at 5% Duncan Multiple Range Test.).
Hasil analisis statistik tentang masa kesegaran, persentase kemekaran, dan larutan terserap selama peragaan dalam suhu ruang menunjukkan bahwa berbagai perlakuan perendam berpengaruh nyata terhadap masa kesegaran, persentase kemekaran bunga, dan larutan terserap (Tabel 3). Data Tabel 3 menunjukkan bahwa kisaran persentase kemekaran bunga adalah 80,29-98,18%. Persentase kemekaran tertinggi (98,18%) dihasilkan dari perlakuan larutan perendam dengan waktu perendaman selama 12 jam. Larutan perendam pulsing dengan waktu perendaman selama 0 jam dan 6 jam tidak berbeda nyata pengaruhnya. Akan tetapi antara perlakuan larutan perendam dengan waktu perendaman selama 12 jam dan 24 jam berbeda nyata. Hal ini diduga akibat tersedianya cadangan karbohidrat yang dibutuhkan cukup untuk kebutuhan respirasi. Selanjutnya energy hasil respirasi digunakan untuk kemekaran bunga. Ini
berarti bahwa perlakuan larutan perendam dengan AgNO3 dan
277
mempunyai sifat antibiotik yang dapat menghambat perkembangbiakan bakteri pada tangkai bunga, sehingga ujung tangkai bunga potong tetap terlindungi.
Tabel 3. Pengaruh berbagai perlakuan terhadap masa kesegaran, persentase kemekaran bunga, dan jumlah larutan terserap bunga potong mawar selama peragaan dalam suhu ruang (The effect of various treatments on
vaselife, bud opening, and solution uptake of rose cut flowers during at room temperture). Perlakuan/Treatments Masa kesegaran /hari (Vaselife /days) Kemekaran bunga (Bud opening flower) % Larutan terserap (Solution uptake) % 10% gula pasir (sugar) + 25 ppm AgNO3
+ 25 ppm thiabendazole
10% gula pasir (sugar) + 25 ppm AgNO3
+ 25 ppm thiabendazole,6 jam
10% gula pasir (sugar) + 25 ppm AgNO3
+ 25 ppm thiabendazole,12 jam 10% gula pasir (sugar) + 25 ppm AgNO3
+ 25 ppm thiabendazole,24 jam 4,19 c 6,50 b 8,71ª 6,47 b 89,08 b 96,13ab 98,18a 80,29 c 20,68ab 20,47ab 21,71a 18,64 b
Keterangan/Remarks: Angka yang diikuti huruf yang sama pada tiap kolom tidak berbeda nyata pada taraf 5% Duncan Multiple Range Test (Mean value with the same letters in columns and rows are
not significantly different at 5% Duncan Multiple Range Test.).
Masa kesegaran bunga pada penelitian ini berbeda nyata dengan perlakuan larutan perendam yang lain, yaitu berkisar antara 4-8,71 hari. Masa kesegaran bunga terlama (8,71 hari) dihasilkan dari larutan perendam
10% gula pasir + 25 ppm AgNO3 + 25 ppm thiabendazol dengan waktu
perendaman 12 jam. Demikian juga dengan banyaknya jumlah larutan yang terserap dihasilkan dari lama perendaman selama 12 jam. Lama perendaman dalam larutan perendam selama 0 jam dan 6 jam tidak
278
menunjukkan perbedaan yang nyata pada larutan terserap. Larutan perendam selain digunakan sebagai penyedia sumber energi, juga untuk menggantikan kehilangan air yang terjadi karena transpirasi selama masa peragaan bunga. Larutan yang bersifat asam lebih mudah melalui tangkai bunga dibandingkan dengan larutan yang bersifat basa atau netral, demikian pula gula pasir dalam jumlah yang tepat dapat digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas kehidupan bunga setelah dipotong dari tanaman induknya (Coorts 1973; Halevy & Mayak 1979; Marousky 1972)..
KESIMPULAN
Perlakuan formula larutan perendam yang terbaik untuk bunga potong mawar adalah kombinasi perlakuan yang mengandung gula pasir
10% + AgNO3 25 ppm + thiabendazol 25 ppm (pH 3-4) dengan waktu
perendaman 12 jam memberikan masa kesegaran 8,71 hari dengan persentase kemekaran bunga 98,18%.
PUSTAKA
Amiarsi, D., Sjaifullah,Yulianingsih. 1999. Komposisi Terbaik untuk Larutan Perendaman Bunga Anggrek Potong Dendrorium Sonia Deep Pink. J.Hort. 9(1):45-51.
Amiarsi, D., Yulianingsih, Murtiningsih, Sjaifullah. 2003. Penggunaan Larutan Perendam Pulsing untuk Mempertahankan Kesegaran Bunga Mawar Potong Idole dalam Suhu Ruangan. J.Hort. 12(3):178-183.
Bravo B., S, Mayak, and Y. Gravriel. 1974. Sucrose and Water Uptake from Concentrated Sucrose Solution by Gladiolus Shoots and The Effect of these Treatment on Floret Life. Can.J.Bot 52:1271-1281.
Conrado, L.L., R. Shanahan and W. Eisinger. 1980. A New Solution for Carnation Bud Opening, with Promising Improvements due to A Quarternary-Amonium Compound. Acta Horticulturae. 114: 183-189.
Coorts, G.D. 1973. Internal Metabolic Changes in Cut Flower. Hort.Sci.8(3):195-198. Halevy,A.H. and S. Mayak. 1979. Senescence and Postharvest Physiology of Cut
279 _____________________. 1981. Senescence and Postharvest Physiology of Cut
Flower-part 2. Hort.Rev 3:39-143.
Marousky, F.J. 1972. Water Relation, Effect of Floral Preservatives on Bud Opening and Keeping Quality of Cut Flowers. Hort. Sci. 7(2):114-116.
Mattiuz, C.F.M., T.J.D. Rodrigues, K.F.L. Pivetta, B.H. Mattiuz. 2005. Water Relations Cut Inflorescences of Alpinia purpurata Treated With Seven Pulsing Solutions. Acta Horticulturae 683:363-368.
Nowak J and R.M. Rudnicki. 1990. Postharvest Handling and Storage of Cut Flowers,
Florist Greens and Potted Plants. Timber Press. Portland, Oregon. 209p.
Sabari S.D, Yulianingsih, Bulan Trisna, dan Sunarmani. 1997. Komposisi perendam untuk menjaga kesegaran bunga mawar potong dalam vas. J. Hort. 7 (3):818-828.
Sjaifullah,Yulianingsih, dan D. Amiarsi. 2001. Pengaruh larutan perendaman dalam pengemasan dan pengangkutan bunga anggrek Dendrorium Whoch Sien Potong. J.Hort. 11(4):269-274.
Yulianingsih, D. Amiarsi dan Sjaifullah. 2000. Penggunaan Larutan Perendam dalam Menjaga Kesegaran Bunga Potong Anggrek Dendrorium Sonia Deep Pink. J.
Hort. 9(4):314-319.
Yulianingsih, D. Amiarsi dan S. Sabari. 2006. Formula Larutan Pulsing untuk Bunga Potong Alpinia. J.Hort. 16(3):253-257.
Zagory, D. and M.S Reid. 1986. Evaluation The Role of Vase Microorganisme In the Postharvest Life of Cut Flowers. Acta Horticulturae. 181:207-217.