• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBAGI AN 1-10 MELALUI MEDIA RANTING BERHITUNG SKRIPSI. Oleh : Nama : Nurmala Sari NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBAGI AN 1-10 MELALUI MEDIA RANTING BERHITUNG SKRIPSI. Oleh : Nama : Nurmala Sari NIM :"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBAGI

AN 1-10 MELALUI MEDIA RANTING BERHITUNG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Nama : Nurmala Sari

NIM : 2014820226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2018

(2)

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi, 20 Juli 2018

Nurmala Sari (2014820226)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PEMBAGIAN 1-10 MELALUI MEDIA RANTING BERHITUNG

xvi + 80 hal., 11 tabel, 6 gambar, 17 lampiran ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi karena pembelajaran matematika khususnya materi pembagian 1-10 banyak siswa yang belum dapat memahami karena pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran menjadi monoton, yang akhirnya siswa merasa kesulitan dalam materi pembagian 1-10 dan hasil belajarnya menjadi rendah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 dengan media yang menarik yaitu ranting berhitung. Metode yang digunakan yaitu menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus dan 4 kali pertemuan pada setiap siklusnya, dengan hipotesis melalui media ranting berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 pada kelas 2 di SDN Margahayu XXIII. Hasil penelitian peningkatan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 telah mencapai indicator keberhasilan, padasiklus I sebesar 45% dan siklus II sebesar 100%, pada siklus I dan siklus II terjadi kenaikan sebesar 55%.Berdasarkan seluruh kegiatan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa melalui media ranting berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 pada kelas II SDN Margahayu XXIII.

Kata Kunci :Hasil Belajar, Pembagian, Media Ranting Berhitung Daftar Pustaka 43 (2008 – 2017)

(3)

ii

This research is motivated because mathematics learning, especially the 1-10 distribution material, many students who cannot understand because learning only uses the lecture method, so that learning becomes monotonous, which eventually results in students experiencing difficulties in 1-10 distribution material and learning outcomes are low. The purpose of this study is to improve student learning outcomes material division 1-10 with interesting media, namely counting branches. The method used is using classroom action research which consists of 2 cycles and 4 meetings in each cycle, with the hypothesis through the counting branch media can improve the learning outcomes of material students sharing 1-10 in grade 2 at Margahayu XXIII Elementary School. The results of the study of improving student learning material division 1-10 has reached indicators of success, in cycle I is 45% and cycle II is 100%, in cycle I and cycle II there is an increase of 55%. Based on all classroom action research activities can be concluded that through media branch counting can improve student learning outcomes material division 1-10 in class II SDN Margahayu XXIII

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Mama dan Bapaku tercinta, serta adikku tersayang

Tak lupa juga teman-teman seperjuangan

yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini

(10)

ix MOTTO

Jadilah kalah karena mengalah,

Bukan kalah karena menyerah

Jadilah pemenang karena kemampuan,

(11)

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulilah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya yang selalu melakukan ajarannya.

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidkan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari betul bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik menyangkut isi maupun penulisan, untuk itu penulis ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.

2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

3. Ibu Dra, Sriyanti Rahmatunnisa, M.Pd., pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Oyah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Margahayu XXIII, yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah ini.

5. Bapak Ariza Patria P, S.Pd., selaku Guru kelas II SDN Margahayu XXIII yang telah bersedia menjadi kolaborator dalam penelitian ini.

(12)

xi

6. Kedua Orang Tua dan teman seperjuangan yang telah banyak memberikan dukungan baik secara moril dan materil dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas, penulis berdoa semoga segala bantuan yang diberikan, sebagai amal soleh senantiasa mendapat ridho Allah SWT, sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Sekolah Dasar.

Jakarta, 20 Juli 2018

Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

PAKTA INTEGRITAS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Fokus Penelitian ... 3 C. Rumusan Masalah ... 4 D. Tujuan Penelitian ... 4 1. Tujuan Umum ... 4 2. Tujuan Khusus ... 4 E. Manfaat Penelitian ... 5 1. Manfaat Teoritis ... 5 2. Manfaat Praktis ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

(14)

xiii

a. Pengertian Belajar ... 7

b. Pengertian Hasil Belajar ... 9

c. Pengertian Matematika ... 10

d. Pengertian Pembagian ... 10

2. Hakikat Media Ranting Berhitung ... 12

a. Pengertian Media ... 12

b. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

c. Fungsi Media Pembelajaran ... 14

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17

e. Langkah-langkah Penggunaan Media Ranting Berhitung ... 20

3. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar Kelas 2 ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 22

C. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

1. Tempat Penelitian ... 24

2. Waktu Penelitian ... 24

B. Metode Penelitian ... 24

C. Prosedur Penelitian ... 25

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 26

E. Desain dan Prosedur Tindakan ... 27

1. Desain Tindakan ... 27

2. Prosedur Tindakan... 28

F. Teknik Pengambilan Data ... 31

1. Tes ... 31

2. Observasi ... 34

3. Dokumentasi ... 34

(15)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

1. Data Pra Siklus ... 36

2. Data Siklus I ... 41

3. Data Siklus II ... 55

- B. Pembahasan ... 72

1. Analisis Data ... 72

a. Analisis Data Pra Siklus ... 72

b. Analisis Data Siklus I ... 72

c. Analisis Data Siklus II ... 73

2. Interpretasi Data ... 76 BAB V PENUTUP ... 78 A. Kesimpulan ... 78 B. Implikasi ... 79 C. Saran... 79 DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Kisi-kisi Hasil Belajar Siswa Materi Pembagian 1-10 ... 33

Tabel 4.1 Data Hasil Pra Siklus ... 38

Tabel 4.2 Hasil Belajar siswa Pra Siklus ... 40

Tabel 4.3 Temuan-temuan yang Harus Diperbaiki Pada Siklus I ... 41

Tabel 4.4 Data Hasil Siklus I ... 50

Tabel 4.5 Hasil Belajar siswa Siklus I ... 51

Tabel 4.6 Temuan-temuan yang Harus Diperbaiki Pada Siklus II ... 54

Tabel 4.7 Data Hasil Siklus II ... 62

Tabel 4.8 Hasil Belajar siswa Siklus II ... 63

Tabel 4.9 Analisis Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II ... 75

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Media Ranting Berhitung ... 21

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Tagart ... 27

Gambar 4.1 Grafik Hasil Tes Pra Siklus ... 39

Gambar 4.2 Grafik Hasil Tes Pra Siklus dan Siklus I ... 52

Gambar 4.3 Grafik Hasil Tes Siklus I dan Siklus II ... 63

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Rata-rata Persentase Kenaikan Data Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 74

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran-1 Pedoman Tes... 85

Lampiran-2 Lembar Tes Pra Siklus ... 86

Lampiran-3 Lembar Tes Siklus I dan Siklus II ... 90

Lampiran-4 Lembar Observasi Kegiatan Berhitung Pembagian Melalui Media Ranting Berhitung ... 94

Lampiran-5 Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 103

Lampiran-6 Daftar Hadir Siswa ... 106

Lampiran-7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

Lampiran-8 Catatan Lapangan ... 148

Lampiran-9 Catatan Wawancara ... 164

Lampiran-10 Surat Permohonan Penelitian ... 165

Lampiran-11 Surat Keterangan Penelitian ... 166

Lampiran-12 Surat Keterangan Validitas ... 167

Lampiran-13 Kartu Bimbingan Skripsi ... 168

Lampiran-14 Kartu Menyaksikan Ujian Skripsi... 170

Lampiran-15 Kartu Bimbingan Pasca Sidang Skripsi ... 171

Lampiran-16 Riwayat Hidup Kolaborator ... 172

(19)
(20)

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar yang dapat menghasilkan perubahan terhadap manusia yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Matematika salah satu pendidikan yang ada di semua jenjang sekolah.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar (SD) yang berfungsi untuk membentuk pola pikir siswa agar dapat berfikir logis, rasional, kritis, sistematis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi pada keadaan yang selalu berubah.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena didalam Matematika terdapat keterampilan berhitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Yunus ayat 5 yang berbunyi :

ي ِذَّلا َوُه

او ُمَلْعَتِل َل ِزاَن َم ُه َرَّدَق َو ا ًروُن َر َمَقْلا َو ًءاَي ِض َس ْمَّشلا َلَع َج

ِتاَي ْلْا ُل ِ صَفُي ۚ ِ ق َحْلاِب َّلَِّإ َكِل ََٰذ ُ َّاللَّ َقَل َخ ا َم ۚ َباَس ِحْلا َو َنيِن ِ سلا َدَدَع

َنو ُمَلْعَي ٍم ْوَقِل

(21)

3

Artinya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.

Pentingnya pelajaran Matematika diajarkan pada siswa SD untuk ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut sebagai bekal pengetahuan untuk masa depan. Mengingat pentingnya peranan Matematika, maka hasil belajar Matematika di setiap sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius, oleh karena itu para siswa dituntut untuk menguasai pelajaran Matematika.

Proses pembelajaran Matematika dikatakan berhasil apabila selama kegiatan belajar mengajar siswa menunjukkan aktivitas belajar seperti aktif bertanya, aktif menjawab, memberikan pendapat dan mempresentasikan apa yang sudah dipelajari. Mengacu pada konsep BIoom dalam Siiregar dan Nara (2010: 9) bahwa perkembangan kognitif anak bermula dari mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa, menghasilkan, dan evaluasi. Idealnya siswa kelas 2 Sekolah Dasar sudah mengerti materi pembagian 1-10.

Berdasarkan kenyataan yang terjadi di SDN Margahayu XXIII, pembelajaran matematika kelas 2 khususnya materi Pembagian 1-10, banyak siswa yang belum memahami dan belum

(22)

4

dapat menerapkan materi konsep pembagian karena guru hanya menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran menjadi monoton, yang akhirnya siswa merasa kesulitan dalam materi pembagian 1-10 dan hasil belajarnya menjadi rendah. Guru hendaknya kreatif dan mempunyai inovasi baru untuk membuat media pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran Matematika, sehingga belajar menjadi lebih menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menggunakan media ranting berhitung dalam materi pembagian 1-10, dengan media ini diharapkan proses belajar pembagian 1-10 tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi siswa mampu memahami konsep pembagian 1-10 dengan benar sehingga hasil belajar menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas sesuai permasalahan di lapangan dengan mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Pembagian 1-10 Melalui Media Ranting Berhitung”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka yang menjadi fokus penelitian adalah penerapan media ranting berhitung dalam meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10. Pada materi pembagian 1-10 seharusnya siswa tidak hanya menggunakan metode ceramah, untuk itu hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 perlu ditingkatkan melalui media ranting berhitung

(23)

5 C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah media ranting berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 materi pembagian 1-10?

2. Bagaimanakah proses penggunaan media ranting berhitung untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas 2 materi pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 2 materi pembagian 1-10 setelah diterapkan media ranting berhitung.

b. Untuk mengetahui langkah-langkah proses penggunaan media ranting berhitung dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 2 materi pembagian 1-10.

(24)

6

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis, sebagaimana dipaparkan di bawah ini : 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mempunyai manfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dasar, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui media ranting berhitung agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pihak Sekolah

Diharapkan dengan hasil penelitian ini, dapat memberikan motivasi kepada pengelola sekolah untuk dapat mengembangkan strategi belajar mengajar.

b. Guru

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memotivasi guru-guru untuk lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran yang menarik dan tepat.

c. Siswa

Membantu siswa dalam menemukan konsep pembagian dengan meningkatkan hasil belajar siswa serta membuat pelajaran yang menyenangkan bagi siswa dan mencapai tujuan pembelajaran

(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Hasil Belajar Siswa Materi Pembagian a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Menurut Syah dalam Kurniawan (2014: 4) belajar adalah proses kognitif yang mendapat dukungan dari fungsi ranah psikomotor. Menurut Slameto (2013: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gagne dalam Dahar (2011: 2) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Sejalan dengan pendapat sebelumnya, menurut

Wittaker dalan Soemanto (2012: 104) belajar dapat

didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Berdasarkan dengan pendapat sebelumnya menurut Saefuddin dan Berdiati (2014: 8) belajar pada hakikatnya

(26)

8

merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan tingkah laku peserta didik secara konstruktif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun menurut Syah (2009: 68) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Menguatkan pendapat sebelumnya, menurut Sudjana dalam Jihad dan Haris (2013: 2) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang mencakup kedalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Hidayat (2013: 82) hasil belajar

(27)

9

adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Soediarto dalam Solihatin (2012: 6) hasil belajar adalah tingkat penguasaaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan, sedangkan menurut Winkel dalam Purwanto (2010: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Adapun, menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menguatkan pendapat sebelumnya, menurut Kosasih dan Sumarna (2013: 38) hasil belajar adalah kompetensi yang di miliki peserta setelah mengalami proses belajar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar, serta perubahan dalam sikap dan tingkah lakunya

c. Pengertian Matematika

Pada kehidupan sehari-hari salah satunya selalu berhubungan dengan Matematika. Menurut Manfaat (2010: 11) Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang muncul dari

(28)

10

sebuah proses peradaban manusia yang sangat panjang di bumi ini. Adapun menurut Maryam dan Rosyidi (2016: 74) Matematika adalah ilmu universal yang mendasari pembentukan pola pikir siswa, sedangkan menurut Sujono dalam Anggraeni dan Mulyati (2017: 65), Matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Menguatkan pendapat sebelumnya, menurut Nasution dalam Supatmono (2009: 7-8) Matematika merupakan ilmu struktur, urutan, dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia yang meliputi dasar-dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.

d. Pengertian Pembagian

Pembagian termasuk topik yang sulit untuk dimengerti oleh siswa, oleh karena itu siswa kurang memahami konsep dalam pembagian. Menurut Heruman (2008: 26) pembagian merupakan lawan dari perkalian. Pembagian di sebut juga pengurangan berulang sampai habis. Adapun, menurut Tumijan (2016: 9) pembagian merupakan pengurangan berulang, sehingga tidak bersisa (0). Menguatkan pendapat

(29)

11

sebelumnya, menurut Raharjo dkk (2009: 33) pembagian merupakan a : b = … artinya adalah ada sekumpulan benda sebanyak a dibagi rata (sama banyak) dalam b kelompok. Maka cara membaginya dilakukan dengan pengambilan berulang sebanyak b sampai habis dengan setiap kali pengambilan dibagi rata ke semua kelompok. Banyaknya pengambilan ditunjukkan dengan hasil yang didapat masing-masing kelompok.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembagian adalah pengurangan berulang sampai habis atau disebut juga sebagai lawan dari perkalian. Hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar berhitung pembagian 1-10. Dimensi hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 meliputi pembagian dan lawan dari perkalian dengan indikator : mengenal arti konsep pembagian, menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, menghitung pembagian dengan bilangan 1, melakukan hitungan membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri, melakukan hitungan pembagian soal cerita, melakukan hitungan lawan dari perkalian 1-3, melakukan hitungan lawan dari perkalian 4-6, melakukan hitungan lawan dari perkalian 7-10.

(30)

12 2. Hakikat Media Ranting Berhitung

a. Pengertian Media

Pada proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Menurut Arsyad (2013: 3) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’, sedangkan menurut Munadi (2013: 6) dalam bahasa Arab media disebut ‘wasail’ bentuk jama’ dari ‘wasilah’ yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah itu sendiri berarti berada di antara dua sisi, maka disebut juga sebagai ‘perantara’ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Sejalan dengan pendapat sebelumnya menurut Djamarah dan Zain (2013: 121) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Menguatkan pendapat sebelumnya, menurut Wati (2016: 41) media merupakan sebuah sarana atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran demi mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Berdasarkan paparan para ahli sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur atau perantara pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

(31)

13

b. Pengertian Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing-masing, maka dari itu guru diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Kosasih dan Sumarna (2013: 205) media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber belajar (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik ataupun warga belajar). Menurut Daryanto (2010: 4) media pembelajaran merupakan sarana perantara dalam proses pembelajaran, sedangkan menurut Hernawan dkk (2014: 11.22) media pembelajaran adalah saluran yang digunakan guru untuk menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa agar pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat. Menguatkan pendapat sebelumnya menurut Mulyanta dan Leong (2009: 2) media pembelajaran sebenarnya merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh pendidik dalam membantu tugas kependidikannya. Media pembelajaran juga dapat mempermudahkan pemahaman peserta didik terhadap kompetensi yang harus dikuasai terhadap materi yang harus dipelajari, yang pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar.

(32)

14

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat digunakan oleh pendidik dalam membantu tugas kependidikannya dan diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Menurut Barnawi dan Arifin (2012: 91-92) fungsi media pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu alat peraga dan sarana. Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung ciri-ciri konsep yang diajarkan. Sementara itu, sarana merupakan media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar dan tidak mengandung ciri-ciri konsep yang diajarkan.

Menurut Prasetyo dalam Purwono dkk (2014: 129) secara umum media memiliki 7 kegunaan yaitu sebagai berikut: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis; 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra; 3) Menimbulkan gairah belajar; 4) Interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; 5) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestiknya; 6) Memberi rangsangan yang sama; 7) Mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

(33)

15

Selanjutnya, menurut Adam dan Syastra (2015: 79) fungsi media pembelajaran ada 4 yaitu sebagai berikut: 1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar; 2) Fungsi Semantik, yakni kemampuan media dalam menambah pembendaharaan kata yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami oleh anak didik; 3) Fungsi Manipulatif, yakni kemampuan merekam, menyimpan, melestarikan, merekonstruksikan, dan metransportasi suatu perisiwa atau objek; 4) Fungsi Psikologis, yakni fungsi atensi, afektif, kognitif, imajinatif, motivasi, sosio-kultural. Menurut Pribadi dalam Umar (2013: 133) fungsi media pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru; 2) Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi konkret); 3) Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan); 4) Semua indera murid dapat diaktifkan; 5) Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar; 6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Menguatkan pendapat sebelumnya, menurut Taufik (2010: 80) fungsi media pembelajaran ada 8 yaitu sebagai berikut: 1) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik; 2) Dapat melampaui batasan ruang kelas; 3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara

(34)

16

peserta didik dengan lingkungannya; 4) Menghasilkan keseragaman pengamatan; 5) Dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis; 6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru; 7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk

belajar; 8) Memberikan pengalaman yang

integral/menyeluruh dari yang konkret sampai dengan abstrak.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan, serta sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa, baik individu maupun kelompok.

d. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam prose belajar mengajar. Menurut Waluyo (2016: 23-27) jenis-jenis media pembelajaran yaitu: 1) Media visual, yakni media yang hanya dapat dilihat; 2) Media audio, yakni media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema; 3) Media audio-visual,

(35)

17

yakni kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar.

Sejalan dengan pendapat sebelumnya, menurut Hernawan, dkk (2011: 3.49-3.52) jenis-jenis media pembelajaran yaitu: 1) media visual, yakni media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual); 2) media audio, yakni mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didenger) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari isi tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan program radio; 3) media audio visual, yakni kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio visual ini di antaranya program televise/video pendidikan/instruksional, program slide suara, dan sebagainya. Sejalan dengan pendapat sebelumnya, menurut Sanjaya (2008: 211) jenis-jenis media pembelajaran yaitu: 1) media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara; 2) media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media

(36)

18

ini adalah film slide, foto transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

Menurut Heinich dan Molenda dalam Miskowati (2012: 35-36) jenis-jenis media pembelajaran ada 6 yaitu: 1) Teks, yakni elemen dasar bagi menyampaikan suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya member daya tarik dalam penyampaian informasi; 2) Media audio, yakni membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan; 3) Media visual, yakni media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti, gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan bulletin dan lainnya; 4) Media proyeksi gerak, termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program tv, video kaset; 5) Benda-benda tiruan/miniature, seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa; 6) Manusia, termasuk di dalamnya guru, siswa, atau pakar/ahli di bidang/materi tertentu.

Menguatkan pendapat sebelumnya, menurut Hamiyah dan Jauhar (2014: 262) jenis-jenis media pembelajaran yaitu: 1) media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio,

(37)

19

media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),

slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, dan cetakan.

Ada pula yang menampilkan gambar atau symbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun; 3) media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena mencakup kedua jenis media. Media ini dibagi kedalam audiovisual diam dan audiovisual gerak.

Berdasarkan paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis media pembelajaran yaitu media audio (radio, cassette recorder, piringan hitam dll) , media visual (foto, gambar atau lukisan, dan cetakan dll) media audiovisual (film suara dan video)

e. Langkah-langkah penggunaan media ranting berhitung Media ranting berhitung adalah media pembelajaran yang berbentuk pohon, terdapat 10 ranting, terdapat angka-angka, dan 100 biji. Langkah-langkah cara menggunakan ranting berhitung yaitu sebagai berikut: 1) guru memberikan soal tentang pembagian 1-10; 2) Kemudian guru akan mengambil biji sesuai dengan soal; 3) Kemudian guru akan memasukan biji satu-satu sampai habis sesuai dengan ranting yang dibutuhkan; 4) guru meminta siswa untuk menghitung ada berapa biji di setiap rantingnya, kemudian

(38)

20

siswa dapat menemukan jawabannya sendiri dari soal yang diberikan oleh guru, serta siswa dapat mudah memahami konsep pembagian; 5) guru meminta siswa mempraktekan cara menggunakan media ranting berhitung secara bergantian. Berikut merupakan gambar media pembelajaran ranting berhitung pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Media ranting berhitung 3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas 2

Pada usia SD (6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif seperti, membaca, menulis, dan menghitung. Menurut Sumantri (2016: 10) tahap perkembangan kognitif usia 8-10 tahun anak selalu ingin belajar hal-hal baru, pemahaman konsep berkembang berdasarkan lingkungan sekitarnya, mengetahui tentang konsep yang benar dan salah. Adapun menurut Piaget dalam Mu’min (2013: 94-95) tahap perkembangan kognitif anak di usia 7 atau 8 tahun,

(39)

21

mempertahankan ingatan terhadap substansi, sedangkan di usia 9 atau 10 tahun, kemampuan terakhir dalam mempertahankan ingatan mulai diasah, yakni ingatan tentang ruang. Jika anda meletakkan empat buah benda persegi 1 x 1 cm di atas kertas seluas 10 cm persegi, anak yang mampu mempertahankan ingatannya akan tahu bahwa ruang kertas yang ditempati keempat benda kecil tadi sama, walau dimanapun diletakkan. Menguatkan pendapat sebelumnya menurut Dipl (2016: 63) tahap perkembangan kognitif usia 8 tahun, anak suka kegiatan berkelompok, suka menghasilkan sesuatu, sering bekerja dengan keras, mulai mahir dalam keterampilan dasar, mulai merasakan kemampuan keterampilannya.

Berdasarkan paparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak usia Sekolah Dasar kelas 2 (8 tahun), yakni anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika kelas 2 SD khususnya materi Pembagian 1-10 hanya menggunakan metode ceramah dengan menjelaskan cara rumus pembagian sehingga pembelajaran menjadi monoton dan membuat siswa belum memahami materi

(40)

22

tersebut. Guru hendaknya membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menarik agar siswa tidak bosan, tidak takut, tidak merasa kesulitan dalam pembelajaran Matematika dan belajar lebih menyenangkan. Media ranting berhitung adalah salah satu media pembelajaran yang tepat dan menarik untuk materi pembagian 1-10. Dengan pengggunaan media ranting berhitung siswa dapat mudah memahami konsep pembagian serta hasil belajar siswa dapat meningkat dan dengan media ini diharapkan proses belajar pembagian 1-10 tidak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi siswa mampu memahami konsep pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah : melalui media ranting berhitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10.

(41)

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Margahayu XXIII, Kel. Margahayu, Kec. Margahayu, Kota. Bekasi. Peneliti memilih Sekolah Dasar ini, berdasarkan pengamatan awal siswa kelas 2 Sekolah Dasar belum memahami konsep pembagian karena guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media pembelajaran

2. Waktu

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Margahayu XXIII pada semester II tahun pelajaran 2017/2018. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 6 bulan. Adapun jadwal penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada tabel 3.1

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas menurut Harjodipuro dalam Salahudin (2015: 25) adalah pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajar agar kritis terhadap

(42)

24

praktik tersebut dan ada keinginan untuk mengubahnya, sedangkan menurut Suyadi (2012: 1) penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Menguatkan pendapat sebelumnya menurut Kunandar (2011: 46) penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka; (b) pemahaman mereka tentang praktik tersebut, dan (c) situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Model penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model penelitian tindakan menurut Kemmis & Taggart dalam Kunandar (2011: 70-75). Penelitian ini melalui 2 siklus dengan 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

C. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dirancang mengikuti 4 tahapan yang harus dilalui yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). Perencanaan dilakukan berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang diuji, sehingga perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil PBM. Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario tindakan, sedangkan pengamatan dilakukan sebagai dasar menilai hasil

(43)

25

tindakan melalui tes dengan menggunakan format penilaian, dan refleksi dilakukan sebagai dasar evaluasi tindakan atau perbaikan pada siklus selanjutnya.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan/Minggu ke-

April Mei Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan Penyusunan Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal 2 Pelaksanaan Pelaksanaan Pra Siklus dan Tindakan Siklus I Pelaksanaan Tindakan Siklus II

3 Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

D. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung. Indikator keberhasilan tindakan merupakan hasil kesepakatan peneliti bersama wali kelas selaku kolaborator. Pada penelitian ini, peneliti dengan kolaborator sepakat bahwa kriteria keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah jika 80% siswa telah mencapai nilai KKM. Hal ini sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diberlakukan di SD Margahayu XXIII yaitu 75.

(44)

26 E. Desain dan Prosedur Tindakan

1. Desain Tindakan

Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa materi pembagian 1-10. Melalui penelitian ini, peneliti ingin menggunakan media ranting berhitung pada materi pembagian 1-10 agar siswa belajar menjadi menyenangkan.

Penelitian dilaksanakan pada semester genap bulan Februari 2018 di SDN Margahayu XXIII Bekasi yang dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator, guru yang mengajar di kelas II. Tindakan dilakukan dengan cara perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

Gambar 3.1. Rancangan

Penelitian Tindakan

Model Kemmis & Taggart

2. Prosedur Tindakan

Peneliti

membuat persiapan yang

mencakup semua langkah tindakan secara rinci yaitu mulai dari memilih materi pembelajaran, rencana pembelajaran, membuat

(45)

27

media pembelajaran, dan menyiapkan alat pengumpul data berupa kamera, dan sebagainya.

Adapun tahapan tindakan yang dilakukan sesuai dengan Kemmis & Taggart terdiri dari :

a. Kegiatan Pra Siklus

Sebelum peneliti melakukan siklus I, peneliti melakukan persiapan-persiapan tindakan yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Mencari dan mengumpulkan informasi atau data siswa yang akan menjadi subjek penelitian yaitu kelas II Sekolah Dasar. 2) Mempersiapkan media dan alat yang akan digunakan selama

penelitian yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan berhitung pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung. 3) Membuat lembar tes untuk mengetahui hasil belajar siswa b. Kegiatan Siklus 1

Setelah melakukan persiapan-persiapan pra penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah penelitian tindakan yang dimulai dari siklus I dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan peneliti dan kolaborator pada tahap perencanaan yaitu sebagai berikut: a) Peneliti dan kolaborator menyusun RPP tentang materi pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung, RPP ini berguna sebagai

(46)

28

pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas; b) Peneliti mempersiapkan media ranting berhitung yang akan digunakan dalam pembelajaran pembagian 1-10; c) peneliti menyiapkan alat yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data yaitu, lembar tes, pedoman tes, kamera atau (video recorder) dan catatan lapangan saat dilaksanakannya penelitian.

2) Tindakan (acting)

Setelah menyiapkan perencanaan yang akan dilakukan, selanjutnya peneliti bersama kolaborator memulai pelaksanaan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut : a) Membuka pelajaran yang terdiri dari membangkitkan

motivasi belajar siswa, menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan diajarkan, menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

b) Mengenalkan materi yang akan diajarkan dan melakukan kegiatan berhitung pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung

c) Mengevaluasi di setiap akhir siklus I dan II. Program tindakan di setiap siklusnya terdiri dari 4 pertemuan. 3) Pengamatan (observing)

(47)

29

Selama pelaksanaan dari kegiatan berhitung pembagian 1-10 menggunakan media ranting berhitung yang dilakukan, peneliti bersama kolaborator mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, dan melihat ketercapaian dari indikator-indikator yang ingin dicapai. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan secara langsung yang sedang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator. Selanjutnya, peneliti mengkoreksi soal tes, dapat ditandai dengan pemberian (√) pada lembar pedoman tes untuk siswa, selain itu selama tindakan berlangsung peneliti juga melakukan dokumentasi kegiatan dengan menggunakan kamera foto, dengan demikian, data yang diperoleh di dalam penelitian ini dapat menjadi bukti otentik dari hasil data penelitian selama kegiatan berlangsung.

4) Refleksi (reflecting)

Pada tahap refleksi, peneliti bersama kolaborator melakukan evaluasi tindakan di setiap akhir siklus. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan memutuskan rencana tindakan siklus II.

(48)

30 F. Teknik pengambilan Data

Untuk pengambilan data dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yang terdiri dari tes dan non tes yaitu observasi dan dokumentasi

1. Tes

Menurut Kunandar (2011: 126) Tes adalah alat yang dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Soal tes terdiri dari banyak butir indikator yang masing-masing untuk mengukur satu jenis variabel. Tes dalam penelitian ini diberikan berbentuk pilihan ganda dan essay. Pada penelitian ini tes yang digunakan sesuai dengan definisi konseptual dan definisi operasional yaitu sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar berhitung pembagian 1-10. Dimensi hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 meliputi pembagian dan lawan dari perkalian dengan indikator: mengenal arti konsep pembagian, menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka, menghitung pembagian dengan bilangan 1, melakukan hitungan membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri, melakukan hitungan pembagian soal cerita, melakukan hitungan lawan dari perkalian 1-3, melakukan hitungan lawan

(49)

31

dari perkalian 4-6, melakukan hitungan lawan dari perkalian 7-10.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar siswa adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes dengan menggunakan lembar instrumen tes berdasarkan indikator hasil belajar siswa materi pembagian 1-10. Menurut Djaali dan Muljono (2008: 26) pemberian skor checklist pada lembar instrumen penilaian menggunakan skala ordinal dengan 3 pilihan jawaban berdasarkan T (Tinggi= 3), S (Sedang= 2), R (Rendah= 1)

c. Kisi-kisi Instrumen

Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasional yang telah dirumuskan di atas, instrumen penelitian digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa materi pembagian 1-10, yang akan terlihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Siswa Materi Pembagian 1-10

No Variabel Dimensi Indikator Penilaian

T S R 1. Hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 Pembagian

Mengenal arti konsep pembagian

Menghitung pembagian bilangan dua angka dengan bilangan satu angka

Menghitung pembagian dengan bilangan 1

(50)

32

membagi bilangan dengan bilangan itu sendiri

Melakukan hitungan pembagian soal cerita

Lawan dari perkalian

Melakukan hitungan lawan dari perkalian 1-3 dengan benar

Melakukan hitungan lawan dari perkalian 4-6 dengan benar

Melakukan hitungan lawan dari perkalian 7-10 dengan benar

Keterangan:

T = Tinggi (skor 3), jika siswa dapat menjawab soal tes dengan nilai antara 80-100

S = Sedang (skor 2), jika siswa dapat menjawab soal tes dengan nilai antara 60-79

R = Rendah (skor 1), jika siswa dapat menjawab soal tes dengan nilai antara 0-59

2. Observasi

Menurut Kunandar (2011: 126) Observasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM. Data-data yang diperoleh dalam observasi dicatat dalam suatu catatan observasi. Pada peneltiian ini yang diamati adalah aktivitas siswa sehari-hari dalam kegiatan proses belajar menggunakan media ranting berhitung.

(51)

33

Menurut Kunandar (2011: 125-126) Dokumentasi adalah catatan hasil belajar siswa dan portofolio yang meliputi buku harian, foto-foto, video. Dokumentasi merupakan pengumpulan data pelengkap untuk memperoleh data berupa foto-foto dan video.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, data yang diperoleh yaitu data hasil tes. Data dikumpulkan pada setiap hasil tes dari pelaksanaan siklus penelitian, kemudian akan dianalisis dengan menghitung rata-rata nilai siswa untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan media ranting berhitung.

Untuk mencari perhitungan rata-rata dari nilai sekumpulan yang diperoleh peneliti menggunakan rumus Mean, menurut Sudijono (2017: 81) sebagai berikut:

Keterangan:

Mx = Nilai Rata-rata ∑ X = Jumlah Skor

N = Total Skor Maksimum Rumus:

Mx = X 100

N : Skor Maksimum = Nilai Skor Tertinggi Anak X Indikator = 3 X 8 = 24

(52)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan di SDN Margahayu XXIII terletak di Jl. H. Djoyomartono, Bekasi Timur, Jawa Barat. Subjek yang menjadi penelitian adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 13 siswa dan 9 siswi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan data hasil penelitian untuk melihat pengaruh pemberian tindakan melalui media ranting berhitung terhadap hasil belajar siswa materi pembagian 1-10. Penelitian tindakan kelas ini mulai disusun sebagai berikut:

1. Data Pra Siklus

Sebelum peneliti melakukan kegiatan siklus, peneliti melakukan persiapan-persiapan pra siklus yaitu mencari dan mengumpulkan data siswa kelas 2 melalui observasi dan wawancara dengan guru kelas pada tanggal 22 Januari 2018. Data yang diperoleh di kelas 2 SDN Margahayu XXIII Bekasi, hanya menggunakan metode ceramah.

Pada tahap tindakan ini, siswa mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama sesuai dengan keyakinannya masing-masing, kemudian guru memerintahkan seluruh siswa untuk bertepuk semangat bersama-sama, setelah itu guru menjelaskan dan memberikan contoh soal dipapan tulis

(53)

35

tentang konsep pembagian. Peneliti kemudian memberikan lembar kerja tentang pembagian 1-10 sebanyak 25 soal yang harus dikerjakan secara individu.

Setelah melakukan tindakan, peneliti dan kolaborator mendiskusikan kegiatan yang telah diberikan. Dari hasil pengamatan, diperoleh gambaran bahwa rata-rata siswa kelas 2 kurang bisa mengerjakan soal pembagian 1-10 menggunakan rumus, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: a) Siswa belum memahami konsep dasar berhitung pembagian; b) Metode pembelajaran yang digunakan berupa metode ceramah; c) Kurang kreatifnya guru dalam membuat media pembelajaran, sehingga pembelajaran Matematika tidak menyenangkan dan membuat siswa menjadi bosan.

Tahap refleksi dilakukan sebagai tahapan terakhir dari serangkaian tahapan yang dilakukan peneliti dan kolaborator untuk mengkaji ketercapaian hasil belajar siswa kelas 2 pada materi pembagian 1-10 sebelum diberikan media ranting berhitung, setelah peneliti melaksanakan pra tes ternyata rata-rata siswa kelas 2 kurang bisa mengerjakan soal pembagian 1-10, seperti yang terlihat pada tabel 4.1

(54)

36

Tabel 4.1 Data Hasil Pra Siklus No Nama

Anak

Butir Pengamatan (Indikator)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 1 A 1 1 2 1 1 1 1 1 9 2 AA 2 1 3 2 1 1 1 1 12 3 AN 3 2 3 3 2 1 1 1 16 4 ADI 2 1 2 3 1 1 1 1 12 5 AAR 3 3 3 3 3 2 1 1 19 6 BA 1 1 2 2 1 1 1 1 10 7 DF 1 1 3 2 1 1 1 1 11 8 DS 1 1 2 2 1 1 1 1 10 9 F 1 1 2 2 1 1 1 1 10 10 MDR 2 1 3 2 1 1 1 1 12 11 MFS 2 1 3 2 1 1 1 1 12 12 MZR 2 2 2 3 1 1 1 1 13 13 MFR 1 1 1 2 1 1 1 1 9 14 MR 1 1 2 1 1 1 1 1 9 15 NAK 1 1 2 2 1 1 1 1 10 16 NH 1 1 2 2 1 1 1 1 10 17 R 1 1 1 1 1 1 1 1 8 18 RHR 2 1 1 2 1 1 1 1 10 19 RI 2 1 2 2 1 1 1 1 11 20 RAQ 1 1 2 1 1 1 1 1 9 21 TN 3 2 3 2 1 1 1 1 14 22 Z 1 1 1 1 1 1 1 1 8

Berdasarkan tabel 4.1 maka peneliti mencoba membuat nilainya dari jumlah skor indikator dibagi total skor maksimum dikali 100 sehingga diperoleh nilai hasil belajar pra siklus pada table 4.2 dengan menggunakan rumus berikut ini :

Penilaian rata-rata memakai rumus:

Keterangan:

(55)

37 ∑ X = Jumlah Skor

N = Total Skor Maksimum Rumus:

Mx = X 100

N : Skor Maksimum = Nilai Skor Tertinggi Anak X Indikator = 3 X 8 = 24

Contoh: X 100

Mx = X 100 = 0,37 x 100 = 37

Berdasarkan data hasil nilai pra siklus ini dapat dibuat dalam diagram grafik yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 4.1

Grafik Hasil Tes Pra Siklus Tabel 4.2

Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama Nilai Hasil Tes

1 A 37 2 AA 50 3 AN 67 4 ADI 50 5 AAR 79 6 BA 42 7 DF 46 8 DS 42 9 F 42 10 MDR 50

(56)

38 11 MFS 50 12 MZR 54 13 MFR 37 14 MR 37 15 NAK 42 16 NH 42 17 R 33 18 RHR 42 19 RI 46 20 RAQ 37 21 TN 58 22 Z 33 Jumlah 1016 Rata-rata 46 Persentase 4%

Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada saat pra siklus didapat nilai hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 secara keseluruhan sebesar 46, dengan persentase siswa yang mencapai nilai KKM secara keseluruhan sebesar 4%. Dari persentase siswa yang mencapai nilai KKM secara keseluruhan pada pra siklus menunjukkan kurangnya nilai hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 disebabkan karena belum diberikannya kegiatan pembelajaran melalui media ranting berhitung. Diharapkan dengan menggunakan media ranting berhitung hasil belajar siswa materi pembagian 1-10 pada siswa kelas 2 dapat lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Tabel 4.3

Temuan-temuan yang harus diperbaiki pada siklus 1 No Temuan Pada Pra Siklus Rencana Perbaikan

1 Dari 22 siswa baru 2 siswa yang bisa mengerjakan soal pembagian 1-10

Peneliti dan guru memberikan

pembelajaran dengan

menggunakan media ranting berhitung agar siswa dapat mudah mengerjakan soal pembagian 1-10 secara konkret

(57)

39 2 Sebelum dikenalkan media

ranting berhitung siswa belum dapat memahami konsep pembagian

Peneliti dan guru memberikan

pembelajaran dengan

menggunakan media ranting berhitung agar siswa dapat mudah

memahami konsep dasar

pembagian 2. Data Siklus I

Pada pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Adapun satuan perencanaan pelaksanaan tindakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan (Planning)

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan dari tanggal 1 sampai 13 Februari 2018. Peneliti mengadakan penelitian dengan perencanaan sebagai berikut:

1) Membuat satuan perencanaan tindakan yang akan diberikan kepada siswa, yang telah disusun terlebih dahulu didiskusikan dengan kolaborator. Pemberian tindakan ditekankan pada kegiatan berhitung pembagian 1-10 melalui media ranting berhitung dan mengerjakan soal tes pembagian, yang disusun berdasarkan tujuan, kegiatan, media, dan alat pengumpul data. 2) Menyiapkan media yang disesuaikan dengan tindakan yang akan

diberikan kepada siswa. Media tersebut berupa ranting berhitung yang dibuat oleh peneliti.

3) Menyiapkan alat pengumpul data berupa catatan lapangan, lembar tes dan dokumentasi (kamera).

(58)

40 b. Tahap Tindakan (Action)

Tindakan yang diberikan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan 1

Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari kamis, tanggal 1 Februari 2018 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi pembagian 1-3, pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan yang pertama pada siklus I.

a) Kegiatan Pembukaan (± 5 menit)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dijawab dengan penuh semangat oleh siswa. kemudian peneliti mengajak semua siswa untuk berdoa bersama. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa serta melakukan tepuk

semangat bersama-sama. Kemudian peneliti

menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran. b) Kegiatan Inti (± 55 menit)

Peneliti menjelaskan terlebih dahulu konsep dasar pembagian sebagai pengurangan yang berulang sampai nol dengan materi pembagian 1-3, kemudian peneliti memberikan contoh cara bermain media ranting berhitung. Setelah itu, peneliti membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan peneliti memberikan lembar kerja kepada setiap

(59)

41

kelompok. Setiap kelompok diberikan waktu 2 menit untuk mengerjakan 1 soal, setelah itu secara bergiliran setiap kelompok mewakilkan untuk mempraktekan cara bermain media ranting berhitung sesuai dengan soal yang didapat, kemudian kelompok yang lain mencocokkan jawaban ke kelompok yang sedang bermain media ranting berhitung. Setelah semua kelompok selesai bermain media ranting berhitung, peneliti memberikan lembar kerja berupa soal tes yang dikerjakan secara individu.

c) Kegiatan Penutup (± 10 menit)

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Setelah itu, mengakhiri pembelajaran dengan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. serta memberikan soal tambahan saat pulang sekolah.

2) Pertemuan 2

Pelaksanaan pertemuan kedua pada hari selasa, tanggal 6 Februari 2018 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi pembagian 4-6. Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan yang kedua pada siklus I.

a) Kegiatan Pembukaan (± 5 menit)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dijawab dengan penuh semangat oleh siswa. kemudian peneliti mengajak semua siswa untuk

(60)

42

berdoa bersama. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa serta melakukan tepuk

semangat bersama-sama. Kemudian peneliti

menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran. b) Kegiatan Inti (± 55 menit)

Peneliti menjelaskan kembali konsep dasar pembagian sebagai pengurangan yang berulang sampai nol dengan materi pembagian 4-6, kemudian peneliti menjelaskan kembali contoh cara menggunakan media ranting berhitung. Setelah itu, peneliti membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan peneliti memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan waktu 2 menit untuk mengerjakan 1 soal, setelah itu secara bergiliran setiap kelompok mewakilkan untuk mempraktekan cara menggunakan media ranting berhitung sesuai dengan soal yang didapat, kemudian kelompok yang lain mencocokkan jawaban ke kelompok yang sedang bermain media ranting berhitung. Setelah semua kelompok selesai bermain media ranting berhitung, peneliti memberikan lembar kerja berupa soal tes yang dikerjakan secara individu

c) Kegiatan penutup (± 10 menit)

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Setelah itu, mengakhiri pembelajaran

(61)

43

dengan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. serta memberikan soal tambahan saat pulang sekolah.

3) Pertemuan 3

Pelaksanaan pertemuan ketiga pada hari kamis, tanggal 8 Februari 2018 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi pembagian 7-10. Pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan yang ketiga pada siklus I.

a) Kegiatan Pembukaan (± 5 menit)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dijawab dengan penuh semangat oleh siswa. kemudian peneliti mengajak semua siswa untuk berdoa bersama. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa serta melakukan tepuk

semangat bersama-sama. Kemudian peneliti

menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran b) Kegiatan Inti (± 55 menit)

Peneliti menjelaskan kembali konsep dasar pembagian sebagai pengurangan yang berulang sampai nol dengan materi pembagian 7-10, kemudian peneliti menjelaskan kembali contoh cara menggunakan media ranting berhitung. Setelah itu, peneliti membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan peneliti memberikan lembar kerja

(62)

44

kepada setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan waktu 2 menit untuk mengerjakan 1 soal, setelah itu secara bergiliran setiap kelompok mewakilkan untuk mempraktekan cara menggunakan media ranting berhitung sesuai dengan soal yang didapat, kemudian kelompok yang lain mencocokkan jawaban ke kelompok yang sedang bermain media ranting berhitung. Setelah semua kelompok selesai bermain media ranting berhitung, peneliti memberikan lembar kerja berupa soal tes yang dikerjakan secara individu

c) Kegiatan Penutup (± 10 menit)

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Setelah itu, mengakhiri pembelajaran dengan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. serta memberikan soal tambahan saat pulang sekolah.

4) Pertemuan 4

Pelaksanaan pertemuan keempat pada hari selasa, tanggal 13 Februari 2018 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan materi pembagian soal cerita, pertemuan ini merupakan pemberian perlakuan yang keempat pada siklus I.

a) Kegiatan pembukaan (± 5 menit)

Peneliti mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dijawab dengan penuh semangat oleh

(63)

45

siswa. kemudian peneliti mengajak semua siswa untuk berdoa bersama. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi dengan menanyakan kabar siswa serta melakukan tepuk

semangat bersama-sama. Kemudian peneliti

menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi yang akan dipelajari serta kegiatan pembelajaran b) Kegiatan inti (± 55 menit)

Peneliti menjelaskan kembali konsep dasar pembagian sebagai pengurangan yang berulang sampai nol dengan materi pembagian soal cerita, kemudian peneliti menjelaskan kembali contoh cara menggunakan media ranting berhitung. Setelah itu, peneliti membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan peneliti memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan waktu 5 menit untuk mengerjakan 1 soal, setelah itu secara bergiliran setiap kelompok mewakilkan untuk mempraktekan cara menggunakan media ranting berhitung sesuai dengan soal yang didapat, kemudian kelompok yang lain mencocokkan jawaban ke kelompok yang sedang bermain media ranting berhitung. Setelah semua kelompok selesai bermain media ranting berhitung, peneliti memberikan lembar kerja berupa soal tes yang dikerjakan secara individu.

(64)

46

Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Setelah itu, mengakhiri pembelajaran dengan mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing. serta memberikan soal tambahan saat pulang sekolah.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan berhitung pembagian 1-10 pada siklus 1 pemberian perlakuan pertama beberapa siswa masih ada yang belum mengerti cara menggunakan media ranting berhitung dengan benar, sebagian besar rata-rata siswa belum bisa mengerjakan soal pembagian 1-3 menggunakan rumus, ada juga yang mampu melakukan hitungan pembagian 1-3 dengan menggunakan media ranting berhitung dan mampu mengerjakan soal pembagian 1-3 menggunakan rumus. Pada pertemuan yang kedua rata-rata siswa sudah mengerti cara melakukan hitungan pembagian 4-6 menggunakan media ranting berhitung, tetapi ada juga siswa yang kurang mengerti. Rata-rata siswa sudah mulai bisa mengerjakan soal pembagian 4-6 menggunakan rumus. Pada pertemuan ketiga siswa sudah terbiasa melakukan hitungan pembagian dengan menggunakan media ranting berhitung dan rata-rata siswa masih ada yang belum bisa mengerjakan soal pembagian 7-10 menggunakan rumus. Kemudian pada pertemuan keempat rata-rata siswa sudah bisa mengerjakan hitungan pembagian soal cerita menggunakan media

(65)

47

ranting berhitung, tetapi ada juga siswa yang masih dibimbing oleh peneliti dalam mengerjakan soal cerita menggunakan rumus.

Berdasarkan pengamatan selama kegiatan berlangsung setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa materi pembagian 1-10, maupun tingkat hasil belajar siswa dibandingkan pada saat sebelum diberikan perlakuan. Hal tersebut terlihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data Hasil Siklus I No Nama

Anak

Butir Pengamatan (Indikator)

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 1 A 1 1 3 3 1 3 1 1 14 2 AA 2 2 2 3 1 1 2 3 16 3 AN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 4 ADI 2 2 3 3 1 2 2 3 18 5 AAR 3 3 3 3 3 3 3 3 24 6 BA 2 1 3 3 2 2 2 2 17 7 DF 2 2 3 3 2 1 2 3 18 8 DS 2 1 3 3 1 2 2 3 17 9 F 2 1 2 3 1 1 1 2 13 10 MDR 3 2 3 3 1 3 3 3 21 11 MFS 3 2 3 3 1 2 2 3 19 12 MZR 3 2 3 3 2 3 3 3 22 13 MFR 3 2 3 3 1 3 3 3 21 14 MR 2 2 3 3 1 2 2 2 17 15 NAK 2 2 3 2 1 2 2 3 17 16 NH 2 2 2 2 2 1 2 3 16 17 R 1 1 2 2 1 1 1 1 10 18 RHR 3 2 3 2 1 3 2 1 17 19 RI 3 2 3 3 1 3 3 3 21 20 RAQ 1 1 2 2 1 1 1 1 10 21 TN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 22 Z 1 1 2 2 1 1 1 1 10

Gambar

Tabel 3.1  Jadwal Penelitian  No  Jenis
Gambar 3.1.  Rancangan
Tabel  4.1  Data Hasil Pra Siklus  No  Nama
Grafik Hasil Tes Pra Siklus  Tabel 4.2
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dilakukan dengan mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel serta di plot dalam grafik untuk setiap lokasi, sehingga dapat ditentukan alternatif mana yang

HCPT kepada Penggugat dilakukan pada tanggal 29 November 2012, dan Penggugat/Pembanding tidak dapat membuktikan bahwa pengalihan atau pemindahan hak sewa tersebut

Rata-rata sikap ilmiah pada kelas eksperimen yang lebih tinggi sesuai dengan pengertian sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus dimiliki oleh

Salah satu bab dalam buku ini membahas mengenai jenis-jenis musik popular di Indonesia yang menjadi acuan penting dalam pemetaan musik karya Buset yang dikaji

berfungsi sebagai sensor yang merekam ketika mendapat respon dari objek bergerak, sementara sensor PIR berfungsi untuk mengirimkan notifikasi terhadap klien ketika mendeteksi adanya

Saran yang dapat diberikan adalah current ratio, return on assets, dan return on equity memiliki pengaruh dan hubungan erat serta memberikan kontribusi yang

8 Setelah muncul Tab Saving Data, pada Save as Type kita pilih Personal Geodatabase feature classes, kemudian pada Look in kita pilih Featuredata Set ADMIN, kemudian

OUTBOUND SEBAGAI STRATEGI D ALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR ANAK USIA D INI PAUD AN-NUUR.. Universitas Pendidikan Indonesia