• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIOLOGI KOMUNIKASI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

1. SOSIOLOGI KOMUNIKASI

a. Pengertian

Sosiologi Komunikasi adalah cabang dari sosiologi yang mempelajari atau menerangkan prinsip-prinsip keilmuan (sosial & sosiologi) tentang bagaimana proses komunikasi manusia dalam konteks komunikasi massa dari suatu masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto, 1992:471), Sosiologi Komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau

komunikai yang menimbulkan proses saling pengaruh-memengaruhi antar para individu, individu dengan kelompok maupun antarkelompok.

Secara komprehensif Sosiologi Komunikasi mempelajari interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan iteraksi tersebut seperti bagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial di masyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media massa itu.

b. Lahirnya Sosiologi Komunikasi

Asal mula kajian komunikasi di dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx. Karl Marx merupakan salah satu pendiri sosiologi yang beraliran Jerman.

Sementara Claude Henri Saint-Simon, August Comte dan Emile Durkheim merupakan ahli sosiologi yang beraliran Perancis.

Gagasan awal Karl Marx tidak pernah lepas dari pemikiran-pemikiran Hegel. Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Karl Marx, bahkan Karl Marx muda menjadi seorang idealisme justru berasal dari pemikiran-pemikiran Hegel tentang idealisme. Karl marx tua kemudian menjadi seorang materialisme.

Menurut Ritzer (Burhan Bungin, 18:20090, pemikiran Hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran tradisional konflik dan kritis ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika merupakan suatu cara berpikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berpikir, dialektika menekankan pada cara berpikir yang lebih dinamis tentang arti penting dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi. Pada sisi lain,

(2)

2

dialektika adalah pandangan tentang dunia bukan tersusun dari struktur yang statis, tetapi terdiri dari proses, hubungan, dinamika, konflik dan kontradiksi.

Hegel juga dikaitkan dengan filsafat idealisme yang lebih mementingkan pikiran dan produk mental daripada kehidupan material. Dalam bentuknya yang ekstrem, idealisme menegaskan bahwa hanya konstruksi pikiran dan psikologi yang ada, idealisme adalah suatu proses yang kekal dalam kehidupan manusia, bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi. Idealisme merupakan sebuah produk berpikir yang menekankan tidak saja pada proses mental, namun juga gagasan-gagasan yang dihasilkan dari proses mental itu.

Pemikiran-pemikiran Habermas sendiri termasuk dalam kelompok kritis. Habermas sendiri menamakan gagasan-gagasan sebagai rekonstruksi materialism historis. Habermas bertolak dari pemikiran Marx, seperti potensi manusia, spesies makhluk dan aktivitas yang berperasaan. Habermas mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda, yaitu kerja dan interaksi. Antara kerja dan interaksi sosial, Marx hanya membahas kerja saja dan mengabaikan interaksi sosial. Ritzer (Burhan Bungin,18:2009) mengutip bahwa Habermas berkata: “ ia hanya mengambil perbedaan antara kerja dengan interaksi sosial sebagai titik awalnya”. Pada sepanjang tulisannya, Habermas menjelaskan perbedaan ini, meski ia cenderung menggunakan istilah tindakan rasional purposive dan tindakan komunikatif (interaksi). Dalam The Theory of Communication Action pun ia menyebut tindakan komunkatif ini sebagai bagian dari dasar-dasar ilmu sosial dan teori komunikasi.

Selama tahun 1970-an Habermas memperbanyak studi-studinya mengenai ilmu-ilmu sosial dan mulai menata ulang teori ktitik sebagai teori komunikasi. Tahap kunci dari perkembangan initermuat dalam kumpulan studi yang ditulis bersama Niklas Lukhmann, yakni Theori der Gesellchaft der Sozialtechnologie (1971); Legitimations problem des Historischen Materialismus (1976); dan berbagai kumpulan esai.

Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey, yang sering disebut sebagai the first philosopher of communication itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatiknya, suatu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan materi, serta subjek dan objek. Gagasan-gagasan seharusnya bermanfaat bagi masyarakat, pesan-pesan ide harus tersampaikan dan

(3)

3

memberikan kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide membentuk tindakan dan perilaku di lapangan.

Penjelasan tersebut juga menegaskan bahwa sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Pemikiran Comte, Durkheim, Parsons dan Merton, merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi kelahiran teori-teori komunikasi yang beraliran

struktural fungsional. Sementara sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi kelahiran teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.

Sejak awal, sosiologi telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lain. Hal yang disebut oleh Comte sebagai “social dynamic”, “kesadaran kolektif” oleh Durkheim , “interkasi sosial” oleh Marx serta “tindakan komunikatif” dan “teori komunikasi” oleh Habermas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi.

Selain yang disumbangkan oleh Karl Marx dan Habermas mengenai teori kritis dalam komunikasi, sumbangan dari perspektif structural fungsional dalam sosiologi yang diajarkan oleh talcot Parsons dengan teori sistem tindakan maupun dengan skema AGIL, serta kajian Robert K. Merton tentang struktur-struktur fungsional, struktur sosial dan anomie merupakan sumbangan-sumbangan yang sangat pentingterhadap lahirnya teori-teori

komunikasi.

Saat ini perspektif teoritis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus kajian sosiologi mengenai interaksi sosial dan semua aspek yang bersentuhan dengan kajian tersebut. Narwoko dan Suyanto (Burhan Bungin, 20:2009) mengatakan bahwa, kajian tentang interaksi sosial mengisyaratkan adanya fungsi-fungsi komunikasi yang lebih dalam, seperti adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi bukan semata-mata tergantung tindakan, tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut.

Sementara aspek penting dari komunikasi adalah bila seseprang memberikan tafsiran kepada sesuatu atau pada kelakuan orang. Dalam komunikasi, persoalan makna juga menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan karena makna yang dikirim oleh komunikator dan penerima informasi menjadi sangat subjektif dan ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi disebar dan diterima.

(4)

4 c. Multidispliner

Sosiologi Komunikasi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Disebut multidisipliner karena pendekatan-pendekatan yang digunakan berasal dari dan menyangkut berbagai bidang keilmuan (disiplin) lainnya seperti sosiologi, komunikasi, antropologi, dsb. Sifat multidisipliner ini juga terlihat dari objek pengamatan dalam Sosiologi yang sangat luas dan kompleks, menyangkut berbagai aspek Ekonomi, Negara, Budaya, Sosiologi,Teknologi, Hukum,dan Agama dari kehidupan manusia.

2. Fungsi Media Massa di Indonesia

Domininick (2001) menyebutkan beberapa fungsi komunikasi massa bagi masyarakat, yaitu : a. Fungsi pengawasan (surveillance)

Fungsi ini terdiri dari 2 bentuk utama, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. Media massa menjalankan fungsi pengawasan peringatan, jika

menginformasikan tentang ancaman yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya bencana alam, serangan militer, inflasi dan krisis ekonomi. Fungsi pengawasan instrumental dari media massa jika informasi yang disampaikan memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

b. Fungsi penafsiran (interpretation)

Fungsi ini dijalankan jika media selain menyampaikan fakta dan data kepada

khalayak, juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa mana yang layak dan yang tidak layak disajikan.

c. Fungsi keterkaitan (linkage)

Media massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

d. Fungsi penyebaran nilai (transmission of values)

Fungsi ini disebut juga sosialisasi. Media massa memperlihatkan kepada khalayak tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka.

(5)

5 e. Fungsi hiburan (entertainment)

Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa. Media yang sangat jelas menjalankan fungsi ini adalah televisi, radio dan tabloid.

Selain fungsi-fungsi di atas, ada beberapa fungsi yang bersifat umum lain dari media massa, yaitu fungsi informasi, pendidikan, memengaruhi, fungsi proses pengembangan mental, adaptasi lingkungan dan fungsi memanipulasi lingkungan. Secara lebih khusus media massa mempunyai fungsi, yaitu fungsi meyakinkan, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan, privitasi dan hubungan parasosial. (Karlina, dkk, 2002)

Dari Fungsi di atas mari kita lihat VISI dan MISI dari beberapa stasiun Tv di Indonesia :

a. TV ONE VISI

 Untuk mencerdaskan semua lapisan masyarakat yang pada akhirnya memajukan bangsa.

MISI

 Menjadi stasiun TV Berita & Olahraga nomor satu.

 Menayangkan program News & Sport yang secara progresif mendidik pemirsa untuk berpikiran maju, positif dan cerdas.

 Memilih program News & Sport yang informatif dan inovatif dalam penyajian dan kemasan.

b. Trans Tv VISI

 Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.

MISI

 Wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta

mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.

(6)

6 c. Metro Tv

VISI

 Untuk menjadi sebuah stasiun televisi yang Indonesia berbeda dengan peringkat nomor satu untuk berita nya, menawarkan kualitas dan program hiburan gaya hidup. Memberikan kesempatan periklanan unik dan mencapai kesetiaan dengan pemirsa dan pengiklan.

MISI

 Untuk merangsang dan mempromosikan kemajuan bangsa dan negara menuju suasana demokratis, untuk unggul dalam persaingan global, dengan

penghargaan yang tinggi moral dan etika.

 Untuk menambahkan kehadiran berharga untuk industri televisi dengan menyediakan perspektif baru, dengan meningkatkan cara informasi yang disajikan dan dengan menawarkan alternatif hiburan berkualitas.

 Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang signifikan dengan

mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawan, dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.

d. Antv

VISI

 Menjadi saluran televisi keluarga terbaik untuk seluruh keluarga Indonesia MISI

 Misi yang akan dilakukan oleh ANTV untuk dapat mencapai visi tersebut adalah sebagai berikut: Memberikan program-program berkualitas terbaik setiap anggota keluarga untuk mendukung pengembangan karakter Bangsa Indonesia dengan spirit kreatifitas dan inovasi kekuatan kerjasama tim dan tata kelola perusahaan.

e. RCTI VISI

 RCTI menyajikan acara-acara yang menarik dan bermutu sehingga menjadi televisi pilihan terbaik untuk hiburan dan informasi di

Indonesia.Keseimbangan antara bisnis dan tanggung jawab sosial berjalan seiring.

(7)

7 MISI

 RCTI memberi tekanan pada semangat kebersamaan dalam rangka

menumbuh-kembangkan upaya-upaya bersama di mana semua komponen Perusahaan, dari tingkat atas sampai bawah, dirangsang, dikoordinasi serta disistematisasi untuk berkarya sebaik mungkin dalam memberikan layanan terbaiknya.

f. SCTV VISI

 Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.

MISI

 Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang membangun bangsa.

 Melaksanakan tata kelola perusahan yang baik (good corporate governance).  Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.

Dari beberapa visi dan misi dari beberapa stasiun Tv di Indonesia yang sudah dijabarkan sudah memenuhi standart dari fungsi media, kita bisa lihat dari MISI yang

dibangun oleh stasiun Tv tersebut apakah ada yang berkaitan dengan Fungsi yang dijabarkan oleh Domininick.

Contoh kasus media massa yang tidak sesuai fungsinya (salah menyebarkan nilai) :

KPI Hentikan Penayangan Sinetron 'Ganteng-Ganteng Serigala'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi penghentian sementara pada program sinetron Ganteng-Ganteng Serigala (GGS) yang tayang di SCTV setiap pukul 19.30. Dilansir dari akun Twitter, @KPI_Pusat, sinetron GGS tersebut harus dihentikan sementara selama tiga hari berturut-turut yaitu mulai tanggal 21,22, dan 23 Oktober 2014.

Sanksi tersebut dijatuhkan oleh KPI, lantaran adanya pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) pada tayangan 16 Agustus 2014. Pada episode tersebut sinetron ini menayangkan adegan seorang remaja perempuan melompat ke

(8)

8

dalam api serta adegan remaja laki-laki dan remaja perempuan yang mengenakan seragam sekolah berpelukan di lingkungan sekolah.

Padahal, adegan bermesraan dan berpelukan dengan menggunakan seragan sekolah di lingkungan sekolah ini sebelumnya ditemui di tanggal 30 Mei 2014. Dan KPI telah telah memberikan surat teguran kedua, karena adegan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 21 ayat (1) serta Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 16 ayat (2) huruf b dan Pasal 37 ayat (4) huruf a.

Namun pada tayangan GGS 16 Agustus 2014, adegan yang menjadi penyebab sinetron ini mendapatkan teguran kedua justru muncul lagi. KPI Pusat juga menilai bahwa inti cerita program sinetron GGS tidak mengandung nilai-nilai pendidikan, ilmu pengetahuan dan budi pekerti.

Selain itu tampilan yang muncul di sinetron ini tidak sesuai dengan perkembangan psikologis remaja serta bertentangan dengan etika yang ada di lingkungan pendidikan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b dan Pasal 37 ayat (1) dan (2) SPS. Dikarenakan sinetron GGS ini telah mendapat sanksi administratif sebanyak dua kali, yakni pada 20 Mei 2014 dan 16 Juni 2014, maka pelanggaran yang timbul selanjutnya mengakibatkan sinetron ini harus dihentikan sementara.

Rapat Pleno KPI juga memutuskan bahwa pihak SCTV juga dilarang menyiarkan program dengan format sejenis pada waktu siar yang sama sesuai dengan pasal 80 ayat (2) SPS. Selain itu, SCTV berkewajiban memperbaiki keseluruhan alur cerita program sinetron GGS yang sesuai dengan tujuan, arah dan fungsi dari penyiaran sesuai dengan Pasal 2, Pasal 3 dan Pasal 4 SPS.

Tindakan penjatuhan sanksi penghentian sementara ini juga sudah melewati forum klarifikasi dengan pihak SCTV yang dihadiri oleh Harsiwi Ahmad selaku Direktur SCTV.

Dari berita diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi media untuk menyebarkan nilai yang baik itu malah disalahgunakan untuk menyebarkan nilai-nilai yang buruk, penyebaran nilai yang dilakukan oleh sinetron “Ganteng-Ganteng Serigala” ini membuat psikologis dari para remaja di Indonesia memburuk, adegan yang terdapat dalam sinetron ini yang membuat sinetron ini dihentikan penayangannya adalah :

(9)

9 b. Tonjok teman sekolah

c. Murid Laki-Laki dan Perempuan Berpelukan d. Remaja lompat dalam api

Dari hal hal tersebut merupakan nilai-nilai yang tidak baik bila diterima oleh remaja remaja Indonesia yang menontonnya.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam struktur perwilayahan perencanaan pariwisata nasional yang tercantum dalam RIPPNAS, Provinsi Lampung termasuk dalam Wilayah B bersama-sama dengan Provinsi Jawa

Kalimat yang menyatakan bahwa kita membiarkan Allah untuk mendapatkan tempat pertama dalam kehidupan kita.., Ia menjadi harta berharga kita…, kita tidak lagi peduli akan

Peserta didik berbakat atau yang mempunyai kecerdasaan luar luar yang diterima program akselerasi biasanya adalah siswa-siswi yang telah lulus mengikuti tes

Serta apakah konsumen bahkan pihak lain yang juga mengalami kerugian akibat kecelakaan lalu lintas dapat menuntut kerugian kepada Perusahaan Perseorangan Princess

Atikah H.R., 2013, Sistem Informasi Simpan Pinjam Pada Koperasi Wanita Putri Harapan Desa Jatigunung Kecamatan Tulakan , IJNS-Indonesian Journal on Networking and Security,

Setelah proses baru (child) berhasil dibuat eksekusi dilanjutkan secara normal di masing–masing proses pada baris setelah pemanggilan system call fork().. Proses pemanggil

Jika pada saat itu, tingkat suku bunga cenderung meningkat, maka akan terjadi kenaikan pendapatan bunga lebih besar daripada kenaikan biaya bunga,. sehingga laba bank meningkat,

Pengendalian sosial melalui tindakan preventif telah dilakukan oleh guru, sebelum memulai proses pembelajaran guru menasehati, mengingatkan, membimbing siswa agar