• Tidak ada hasil yang ditemukan

asuhan keperawatan BAYI BARU LAHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "asuhan keperawatan BAYI BARU LAHIR"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 KONSEP BAYI BARU LAHIR 2.1.1 Pengertian

Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai usia 4 minggu dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.5000 gram ( Sugiyarti,2000)

Bayi Baru Lahir adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari rahim seorang wanita melalui jalan lahir normal atau dengan alat tertentu sampai umur satu bulan (FKUI,1999).

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan (prawiroharjo, S, 2002).

Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram.

2.1.2 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir (Keilly P, 2002)

a. Berat Badan 2.500 – 4.000 gram b. Panjang Badan 48 – 52 gram c. Lingkar dada 30 38 cm d. Lingkar kepala 33 – 35 cm e. GDS 45 g/dl – 130 g/dl

f. Bunyi jantung dalam menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 – 140 x/menit

(2)

h. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi vernik caseosa

i. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna j. Kuku agak panjang dan lemas

k. Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk laki-laki testis sudah menurun

l. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

m. Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan menggenggam

n. Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama, mekoneum hitam kecoklatan.

2.1.3 Klasifikasi Bayi a. Bayi Aterm

1) Berat badan 2500-4000 gram. 2) Panjang badan lahir 48-52 cm. 3) Lingkar dada 30-38 cm. 4) Lingkar kepala 33-35 cm.

5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.

6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah 40x/menit.

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputiverniks kaseosa.

8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki testis sudah turun.

11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak tangan, bayi akan menggenggamnya.

(3)

13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama

14) Umur kehamilan 37-42 minggu b. Bayi Prematur

1) Berat badan kurang dari 2499 gram 2) Organ-organ tubuh imatur

3) Umur kehamilan 28-36 minggu c. Bayi Posmatur

1) Biasanya lebih berat dari bayi aterm

2) Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm 3) Verniks kaseosa dibadan kurang

4) Kuku-kuku panjang 5) Rambut kepala agak tebal

6) Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel 7) Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

2.1.4 Adaftasi Fisiologi Bayi Baru Lahir

Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :

(4)

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli. Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi beberapa saat setelah kelahiran yaitu 30-60 x/menit.

b. Sistem cardiovaskuler

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika menjadi ligamen.

c. Sistem hematopoiesis

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.

(5)

Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir

mengandung sekitar 80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20.

d. Sistem Pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama.

e. Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.

(6)

Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.

g. Sistem termogenik

Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.

h. Kelenjar endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.

(7)

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

j. Susunan saraf

Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.

k. Sistem imunitas

Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.

(8)

Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.

Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor. Stasis kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama jika terpajan pada udara dingin.

m. Sistem skelet

Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.

Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

n. Sistem neuromuskuler

Reflek bayi baru lahir diantaranya : 1) Reflek pada Mata

a) Berkedip atau Refleks korneal b) Reflek Pupil

(9)

2) Reflek pada Hidung a) Bersin

b) Glabela : ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.

3) Reflek pada mulut dan Tenggorokkan a) Menghisap

b) Muntah c) Rooting

Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap: harus hilang kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.

d) Ekstrusi

Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya keluar: harus menghilang pada usia 4 bulan. e) Menguap

(10)

4) Reflek pada Ekstremitas a) Menggenggam b) Babinski

c) Klonus, Pergelangan kaki : Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang teraba.

d) Refleks pada Massa/Moro

e) Startle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan.

2.1.5 Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir

a. Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap (dibasuh) dengan alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat penting dijaga kebersihannya. Ajari sang Ibu untuk segera memberitahu jika ada cairan (lendir) atau bau busuk pada tali pusat.

b. Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini dapat mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan.

c. Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi akan segera turun sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal biasanya

sekitar 40 pernapasan permenit

d. Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah 2.5 kilogram harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan memerlukan perawatan khusus untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Berikan bayi ASI yang cukup.

e. Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir mungkin ada bahan lengket dikulit yang disebut Verniks. Verniks dapat dibersihkan secara hati-hati dengan mengusapkan sedikit minyak pada hari kedua. Atau biasa juga dibiarkan sampai mengelupas sendiri secara bertahap saat mandi.

(11)

2. Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman. Warna feses berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya. 3. Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari

pemberian beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk hari-hari pertama payudara mengeluarkankolostrum.

2.2 PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan bayi telanjang di bawah lampu yang terang yang berfungsi juga sebagai pemanas untuk mencegah kehilangan panas.Tangan serta alat yang digunakan untuk pemeriksaan fisis harus bersih dan hangat. Pemeriksaan fisis pada BBL dilakukan paling kurang tiga kali, yakni (1) pada saat lahir, (2) pemeriksaan yang dilakukan dalam 24 jam di ruang perawatan , dan (3) pemeriksaan pada waktu pulang.

Pemeriksaan pertama pada BBL harus dilakukan di kamar bersalin. Tujuannya adalah:

1. Menilai gangguan adaptasi BBL dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin yang memerlukan resusitasi

2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera (mis. Atresia ani, atresia esophagus), trauma lahir

3. Menentukan apakah BBL tersebut dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau di tempat perawatan khusus untuk diawasi, atau di ruang intensif, atau segera dioperasi.

Pemeriksaan kedua harus dilakuan kembali dalam waktu 24 jam, yaitu sesudah bayi berada di tempat perawatan. Tujuannya adalah agar kelainan yang luput dari pemeriksaan pertama akan ditemukan pada pemeriksaan ini. Pemeriksaan di kamar bersalin dan di ruang rawat sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencegah hipotermi. Pemeriksaan bayi di ruang rawat harus dilakukan di depan ibunya dan harus dijelaskan apakah kelainan tersebut berbahaya atau tidak agar si ibu dapat memahaminya dan merasa lebih tenang.

(12)

Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum diperiksa kembali pada pemeriksaan terakhir. Hal ini disebabkan oleh adanya kelainan pada BBL yang belum menghilang saat dipulangkan (hematoma sefal, ginekosmatia, ikterus), atau mungkin pula adanya bising yang hilang timbul pada masa BBL, atau bayi menderita penyakit yang didapat di rumah sakit seperti aspirasi pneumonia, infeksi nosokomial dan lain lain. Yang harus dicatat pada pemeriksaan fisik adalah lingkar kepala, berat, panjang, kelanan fisik yang ditemukan, frekuensi nafas dan nadi serta keadaan tali pusat.

Pemeriksaan BBL memerlukan kesabaran, keluwesan dan ketelitian.Bila bayi tenang sebelum diperiksa maka yang harus diperiksa terlebih dahulu adalah auskultasi bunyi jantung dan palpasi abdomen. Sesudah itu baru dilanjutkan dengan pemeriksaan lainnya.

a. Pengkajian

1) Anamnesis

a) Identitas: nama ayah-ibu, alamat

b) Riwayat persalinan: BB/TB ibu, tempat persalinan

c) Keadaan bayi saat lahir: tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, kelahiran (tunggal/gemeli)

2) Observasi

Pemeriksaan di kamar bersalin : a) Menilai adaptasi:

Perlu segera diperiksa di kamar bersalin adalah apakah bayi beradaptasi dengan baik atau memerlukan resusitasi. Bayi yang mungkin memerlukan resusitasi adalah bayi yang lahir dengan pernafasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium di dalam cairan amnion atau lahir kurang bulan. Nilai Apgar masih dipakai untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit, tetapi tidak dipakai untuk menentukan apakah BBL perlu resusitasi atau tidak. Nilai Apgar 5 menit dapat digunakan untuk menentukan prognoisis.

Cara menetukan nilai APGAR

Tanda 0 1 2 Angka A: Appereance color(Warna Kulit) Pucat Badan merah, ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerahan-merahan ...

(13)

P: Pulse (Frekuensi jantung) Tidak ada <100 > 100 ... G: Grimace (Reaksi terhadap

rangsangan) Tidak ada

Sedikit gerakan mimik

Menangis,

batuk/bersin ... A: Actifity (Tonus otot)

Lumpuh Ekstremitas dalamfleksi sedikit Gerakan aktif ... R: Respirasi (Usaha bernafas

) Tidak ada

Lambat/ menangis

lemah Menangis kuat ... Jumlah total

Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau tidak

❇ Klasifikasi nilai APGAR

a) Asfiksia berat : nilai Apgar 0-3

Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis, perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg berat badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan via vena umbilikus

b) Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas normal kembali

c) Bayi normal atau sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9 d) Bayi normal dengan nilai Apgar 10

Nilai ini disebut nilai Apgar , sesuai dengan nama orang yang untuk pertama kali memperkenalkan system penilaian ini, yakni dr. Virginia Apgar.

Pada tahun 1952 dr. Virginia Apgar mendesain sebuah metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit. Yang dinilai terdiri atas 5 komponen, yaitu frekuensi jantung, usaha bernafas, tonus otot, reflex pada rangsangan, dan warna kulit. Nilai Apgar masih tetap digunakan untuk mngetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi.

Perlu disadari keterbatasan dari penilaian Apgar.Nilai Apgar adalah suatu ekspresi keadaan fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu.Gangguan biokimia harus cukup signifikan sehingga dapat

(14)

mempengaruhi nilai Apgar. Banyak factor yang dapat mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature. Komponen nilai seperti tonus otot, warna kulit, reflex pada perangsangan, sebagian bergantung pada kematangan bayi. Bayi prematur tanpa asfiksia dapat saja mendapat nilai Apgar yang rendah.

Nilai Apgar dapat digunakan untuk melihat respon resusitasi. Nilai Apgar yang dinilai pada resusitasi tidak sama dengan nilai Apgar pada bayi baru lahir yang bernafas spontan. Nilai Apgar yang diperluas dengan menyatakan tindakan resusitasi akan memberikan informasi untuk meningkatkan pelayanan neonatal.

b) Mencari kelainan congenital

Pemeriksaan di kamar bersalin juga untuk menentukan adanya kelainan congenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera.Pada anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi, atau infeksi virus pada trimester pertama.Juga ditanyakan apakah ada kelainan bawaan pada keluarga.Disamping itu perlu diketahui apakah ibu menderita penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan janin, seperti diabetes melitus, asma bronchial dan sebagainya.Sebelum memeriksa bayi perlu diperiksa cairan amnion, tali pusat, dan plasenta.

Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur volume. Hidramnion (volume > 2000 mL) sering dihubungkan dengan obstruksi traktus intestinalis bagian atas, anensefalus, bayi dari ibu diabetes atau eklampsi, sedangkan oligohidramnion seperti pes ekuinovarus /valgus congenital, kontraktur sendi, dan hipoplasi paru. Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan adanya kesegarannya, ada tidaknya simpul, dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1% dari BBL hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15% daripadanya mempunyai satu atau lebih

(15)

kelainan congenital terutama pada system pencernaan, urogenital, respiratorik, atau kardiovaskuler.

Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan apakah ada perkapuran, nekrosis, dan sebagainya.Pada bayi kembar harus diteliti apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau tidak).Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion, bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi transfusi feto-fetal.

Setelah pemeriksaan cairan amnion, plasenta dan tali pusat kemudian dilakukan pemeriksaan bayi secara cepat tetapi menyeluruh.

BBL cukup bulan yang sesuai unutk masa kehamilannya mempunyai ukuran badan sebagai berikut:

Tabel ukuran antropometrik

Ukuran antropometrik BBL Laki-laki Perempuan Berat lahir (kg) 3,53 (2,53 – 4,34) 3,40 (2,55 – 4,15) Panjang lahir (cm) 56,6 (52,8 – 60,9) 55,3 (51,5 – 59,3) Lingkar kepala (cm) 35,8 (32,1 – 38,5) 34,7 (32,3 – 37,7)

Perlu diukur panjang kepala-simfisis dan simfisis-kaki untuk menilai proporsi tubuh bayi, agar kelainan seperti akondroplasia dapat dideteksi.

Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak dibanding bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar.

c) Mulut

Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-gnato-palatoskisis, harus diperhatikan juga apakah terdapat

(16)

hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya atresia esophagus. Pemeriksaan patensi esophagus dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke dalam lambung, setelah kateter di dalam lambung, masukkan 5-10 mL udara dan dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk ke dalam lambung. Dengan demikian akan tersingkir atresia esophagus. Kemudian cairan amnion di dalam lambung diaspirasi.Bila terdapat cairan melebihi 30 mL pikirkan kemungkinan atresia usus bagian atas.Pemeriksaan patensi esophagus dianjurkan pada setiap bayi yang kecil untuk masa kehamilan, aretri umbulikalis hanya satu, polihidramnion, atau hipersalivasi.

Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depresor anguli oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan mandibula akan tertarik ke bawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah yang sehat (sebaliknya pada paresis N. Fasialis). Pada 20% keadaan seperti ini dapat ditemukan kelainan congenital berupa kelainan kardiovaskular dan dislokasi panggul congenital.

d) Anus

Perhatikanlah adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus. Walaupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi dengan cara ini. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.

e) Kelainan pada garis tengah

Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomielokel, sinus pilonidalis, ambigus genitalia, eksomfalos, dan lain-lain.

(17)

Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat keraguan, misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan kromosom.

3) Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam waktu 24 jam untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin. Pemeriksaan ini meliputi:

a) Aktivitas fisik

Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan lengan.Pada BBL cukup bulan yang sehat, ekstremitas berada dalam keadaan fleksi, dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan simetris.Bila ada asimetri pikirkan terdapatnya kelumpuhan atau patah tulang.Aktifitas fisik mungkin saja tidak tampak pada BBL yang sedang tidur atau lemah karena sakit atau pengaruh obat.Bayi yang berbaring tanpa bergerak mungkin juga disebabkan oleh tenaga yang habis dipakai untuk mengatasi kesulitan bernafas atau tangis yang melelahkan.Gerakan kasar atau halus (tremor) yang disertai klonus pergelangan kaki atau rahang sering ditemukan pada BBL, keadaan ini tidak berarti apa-apa.Berlainan hanya bila terjadi pada golongan umur yang lebih tua.Gerakan tersebut cenderung terjadi pada BBL yang aktif, tetapi bila dilakukan fleksi anggota gerak tersebut masih tetap bergera-gerak, maka bayi tersebut menderita kejang dan perlu dievaluasi lebih lanjut.

b) Tangisan bayi

Tangisan bayi dapat memberikan keterangan tentang keadaan bayi.Tangisan melengking ditemukan pada bayi dengan kelainan neurologis, sedangkan tangisan yang lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesulitan pernapasan.

(18)

Wajah BBL dapat menunjukkan kelainan yang khas, misalnya sindrom Down, sindrom Pierre-Robin, sindrom de Lange, dan sebagainya.

d) Keadaan gizi

Dinilai dari berat dan panjang badan, disesuaikan dengan masa kehamilan, tebal lapisan subkutis serta kerutan pada kulit.Edema pada bayi dapat memberi kesan bayi dalam status gizi baik karena kulitnya halus dan licin. Pada penekanan kulit mungkin terjadi lekukan dan mungkin juga tidak, tetapi lipatan halus pada buku jari kaki dan tangan akan berkurang bila berisi cairan atau edema. Edema kelopak mata biasanya karena iritasi tetesan obat pada mata. Edema yang menyeluruh ditemukan pada bayi premature, hipoproteinemia, eritroblastosis fetalis, sindrom nefrotik congenital, sindrom Hurler atau sebab lain yang tidak diketahui. Edema setempat dapat disebabkan oleh cacat bawaan system limfe.Salah satu gejala sindrom Turner adalah edema yang terbatas pada salah satu atau lebih ekstremitas bayi perempuan.

e) Pemeriksaan suhu

Suhu tubuh BBL diukur pada aksila. Suhu BBL normal adalah

antara 36,5-37,5 . Suhu meninggi dapat ditemukan pada

dehidrasi, gangguan serebral, infeksi, atau kenaikan suhu lingkungan.Kenaikan suhu merata biasanya disebabkan oleh kenaikan suhu lingkungan.Apabila ekstremitas dingin dan tubuh panas kemungkinan besar disebabkan oleh sepsis, perlu diingat bahwa infeksi/sepsis pada BBL dapat saja tidak disertai dengan kenaikan suhu tubuh, bahkan sering terjadi hipotermi.

bahkan sering terjadi hipotermi.

Pemeriksaan secara rinci

a) Kulit

Kerapuhan system vasomotrik dan lambatnya sirkulasi perifer akan menampilkan bayi yang berwarna merah sekali atau merah kebiruan pada waktu menangis. Warnanya akan lebih gelap bila bayi

(19)

menangis kuat dengan glotis tertutup. Akrosianosis terdapat pada bayi yang kedinginan.Tanda umum gangguan sirkulasi lainnya adalah kulit yang seperti marmer (cutis marmorata/mottling), hal ini mungkin berhubungan dengan penyakit berat atau fluktuasi suhu kulit yang sementara.Perbedaan warna merah antara setengah tubuh bayi dengan warna pucat pada setengah bagian tubuh lainnya, dengan batasnya yang tampak jelas pada garis pertengahan dari dahi sampai ke pubis disebut perubahan warna Harlequin.Perubahan ini hanya bersifat sementara dan tidak berbahaya, penyebabnya belum diketahui.Sianosis pada bayi yang pucat karena sirkulasi buruk tidak tampak dengan jelas. Hemoglobin yang relative tinggi pada hari pertama disertai dengan kulit tipis dan saturasi oksigen cukup akan menampakkan bayi yang sianotik. Sinosis setempat bila ditekan akan pucat, keadaan ini membedakannya dengan ekimosis. Cara yang sama dapat pula dipakai untuk melihat ikterus dan tempat yang paling baik adalah di puncak hidung atau dahi. Hal ini tidak mungkin dikerjakan di tempat hematoma.Pucat dapat pula menggambarkan bayi dengan asfiksia, anemia, renjatan, atau edema. Diagnosis dini anemia pada eritroblastosis fetalis, robekan hati, perdarahan subdural, transfuse feto-maternal atau feto-fetal dapat menyelamatkan bayi. Kulit bayi lebih bulan cenderung lebih pucat dari bayi cukup bulan atau bayi premature.

Pada saat lahir seluruh tubuh bayi dilapisi oleh zat seperti lemak yang berwarna putih kotor yang disebut verniks kaseosa.Zat ini mulai diekskresi oleh kelenjar keringat janin pada masa gestasi 20 minggu. Makin tua masa gestasi, makin tebal lapisan lemaknya dan akan menipis pada bayi lebih bulan. Verniks ini dapat menghilang sendiri beberapa hari sesudah lahir.Zat ini tidak larut dalam air, fungsinya untuk menjaga suhu tubuh janin dan mencegah infeksi di dalam uterus.Di luar kandungan verniks ini dapat menjaga suhu tubuh.Bayi dibersihkan dengan kapas dan minyak kelapa yang steril kemudian disabun dan dimandikan.Memandikan bayi sebaiknya

(20)

setelah suhu stabil.Untuk bayi cukup bulan setelah 6 jam, untuk bayi premature setelah 24 jam.

Hemangioma kapiler sering pula ditemukan pada kelopak mata dan leher yang akan menghilang dalam minggu-minggu pertama. Di punggung, di pantat, atau di tempat lain kerapkali ditemukan kulit yang berwarna biru keabu-abuan yang berbatas tegas dan dinamakan bercak Mongol (Mongolian spot). Lebih dari 50% terdapat pada bayi kulit berwarna dan kadang-kadang pada bayi kulit putih.Ini adalah hiperpigmentasi.Bercak ini cenderung menghilang pada umur satu tahun atau lebih.

Bayi dengan anoksia akan mengeluarkan mekonium ke cairan amnion. Akibatnya verniks, kulit, kuku, dan tali pusat berwarna kuning kecoklat-coklatan dan disebut pewarnaan mekonium (meconium staining).

Lanugo adalah rambut imatur yang halus, lunak dan sering menutupi kulit kepala, dahi dan muka. Lanugo akan menghilang dan diganti oleh rambut biasa. Seberkas rambut di daerah lumbosakral menunjukkan adanya kelainan di daerah tersebut seperti spina bifida okulta, sinus tract, atau tumor.

Kuku bayi yang sangat premature belum sempurna (rudimenter). Sebaliknya, kuku bayi lebih bulan akan lebih panjang dari ujung jari. Kulit bayi premature tipis, halus dan cenderung berwarna merah sekali.Bayi yang amat sangat premature tampak seperti agar-agar (gelatin).Kulit bayi cenderung mengelupas dan tampak seperti kertas perkamen terutama pada bayi lebih bulan.Pada keadaan yang lebih berat dapat dikacaukan dengan iktiosis congenital.Pada BBL yang berumur 1-3 hari sering tampak papula putih kecil-kecil dan kadang-kadang berbentuk vesikopustula di atas eritema dan disebut eritema toksikum.Biasanya terdapat pada muka, badan, anggota gerak dan menghilang sesudah 1 minggu.Penyebabnya tidak diketahui.Pada waktu lahir tampak erupsi vesikopustula di daerah dagu, leher, punggung, ekstremitas, telapak tangan dan kaki berlangsung selama 2-3 hari.Lesi ini harus dibedakan dengan erupsi vesikuler yang lebih

(21)

berbahaya seperti pada herpes simpleks atau infeksi kuman

Staphylococcus di kulit.

b) Kepala dan leher

Bayi yang baru lahir melalui vagina (terutama anak pertama atau kepala bayi terlalu lama di ruang panggul) akan mengalami perubahan bentuk kepala. Letak tulang parietal cenderung sedikit di atas tulang oksipital dan tulang frontal.Kepala bayi sungsang atau lahir dengan bedah kaisar biasanya bulat.Garis sutura, ukuran, dan tekanan fontanel anterior dan posterior harus diperiksa dengan jari. Ukuran fontanel anterior bervariasi, maksimal 3x3 cm. Fontanel yang tegang menandakan peningkatan tekanan intracranial seperti pada edema otak, hidrosefalus, atau meningitis. Fontanel posterior biasanya masih terbuka, dengan ukuran seujung jari.Hanya 3% yang diameternya lebih dari 2 cm. Pada waktu lahir banyak sekali variasi ukuran fontanel. Fontanel yang kecil waktu lahir cenderung akan membesar di bulan pertama. Ukuran fontanel anterior dan posterior yang amat besar berhubungan dengan kelainan seperti tertera di bawah ini (lihat Tabel 5.2 Kelainan dengan fontanel anterior yang besar

Akondroplasia Osteogenesis imperfekta

Sindrom Apert Prematuritas

Hipotiroid / atiroid Pinokdisostosis

Kleidokranial disostosis Sindrom rubella

Sindrom Hallerman-Streiff Sindrom Russel-Silver

Hidrosefalus Trisomi 13, 18, 21

Hipofosfatemia Rakitis defisiensi vitamin

D Retardasi pertumbuhan

intrauterin

(22)

Bagian kepala yang lunak atau disebut kraniotabes kadangkala ditemukan pada vertex di tulang parietal dekat sutura sagital dan tidak mempunyai nilai klinis.Akan tetapi bila kelainan tersebut menetap, pemeriksaan terhadap kemungkinan penyebab patologik harus dilakukan.Bagian oksipital yang lunak menandakan adanya kalsifikasi yang tidak sempurna yang disertai dengan osteogenis imperfekta, kleidokranial disostosis, kretinisme dan kadang-kadang sindrom down.Dengan transluminasi tulang kepala, kemungkinan hidraensefali dan proensefali dapat disingkirkan.

Trauma lahir pada kepala

Perhatikan juga trauma lahir pada kepala berupa :

1. Caput suksadenum adalah edema pada kulit kepala, lunak tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyebrangi sutura, dan akan hilang dalam beberapa hari

2. Cephal hematom tidak tampak pada hari pertama karena tertutup oelh caput suksadenum. Konsistensi cephal hematom ini lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, jadi tidak menyebrangi sutura. Cephal hematom akan mengalami kalsifikasi setelah beberapa hari, dan akan menghilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan.

3. Bila cephal hematom menyebrangi sutura berarti terdapat fraktur tulang tengkorak

4. Perdarahan subaponeurotik terjadi oleh karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak. Peradarahan ini dapat terjadi pada tiap persalinan yang diakhiri dengan alat. Biasanya batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala dapat tampak asimetris. Pada perabaan sering ditemukan fluktuasi dan juga terdapat edema. Bila berat kelainan ini dapat mengakibatkan renjatan, anemia atau hiperbillirubinemia.

(23)

Wajah dengan tanda dismorfik seperti lipatan epikantus, melebarnya jarak kedua mata, dan letak daun telinga yang rendah sering berhubungan dengan sindrom congenital.Wajah yang tidak simetris mungkin disebabkan oleh kelumpuhan saraf ke 7, hipoplasi otot depressor sudut mulut, atau posisi janin yang tidak normal. Bila rahang janin terletak di atas bahu aau di atas salah satu ekstremitas selama hamil, maka mandibula aka nada jauh dari garis tengah. Tulang tengkorak bayi premature tampak seperti hidrosefalus oleh karena pertumbuhan otak relatif besar dari pertumbuhan organ lainnya.

d) Mata

Mata sering terbuka dengan sendirinya bila bayi didudukkan dan dengan hati-hati dimiringkan sedikit ke depan dank e belakang atau dengan melakukan reflex moro. Hal ini terjadi oleh karena reflex labirin dan leher. Cara ini lebih berhasil daripada membuka kelopak mata bayi dengan paksa.Gerakan pupil biasanya baru timbul beberapa minggu sesudah lahir. Perdarahan di retina dan konjungtiva tidak berbahaya dan akan menghilang sendiri dalam minggu pertama. Reflex pupil baru ada sesudah masa gestasi 28 minggu. Iris harus diperiksa untuk melihat koloboma. Bila ada, kemungkinan terdapat juga defek pada retina dan perlu dicari kelainan congenital lain. Diameter kornea pada BBL kurang lebih 10mm. Apabila lebih dari 13 mm, terutama bila ada kekeruhan kornea, bayi mungkin mempunyai galukoma congenital dan perlu pemeriksaan mata yang lebih intensif. Selain itu, juga perlu diperiksa adanya katarak dan kelainan intraokuler. Jika ditemukan katarak pada bayi harus diteliti apa penyebabnya. Seringkali terlihat pula secret dari mata yang agak lengket.Biasanya penyebabnya adalah saluran nasolakrimal yang belum berfungsi. Pada 70% kasus biasanya akan hilang dalam 3 bulan dan 1 tahun 90% nya akan hilang.

(24)

Perhatikan bentuk, ukuran dan posisi telinga dan rasakan kartilagonya. Pada BBL cukup bulan telah cukup terbentuk tulang rawan sehingga bentuk telinga dapat dipertahankan.daun telinga yang letaknya rendah, yaitu batas atasnya berada lebih rendah dari kantus lateral mata, terdapat pada BBl dengan sindroma tertentu antara lain sindrom pierre-robin. Pada telinga kadang ditemukan daun telinga yang terlipat, dan biasanya pulih dengan sendirinya dalam 1 minggu pertama.Perlu diperhatikan adanya preauricular pits, skin tags, atau daun telinga tambahan. Skin tags atau tonjolan kulit dapat terjadi sebagai kelainan autosomal dominan, namun pada kasus seperti ini penting untuk melakukan pemeriksaan pendengaran lanjutan. Pemeriksaan dengan otoskop biasanya tidak menjadi bagian pemeriksaan rutin BBL.

f) Hidung

Perlu diamati bentuk hiidung dan lebar jembatannya (nasal bridge).Jika tampak terlalu lebar, ukurlah jarak antar kantus medial mata. Jarak tersebut tidak boleh lebih dari 2,5 cm pada BBL cukup bulan. Hidung dapat tampak pesek karena tekanan yang dialami di intrauterine.

BBL bernafas melalui hidung, apabila ia bernafas melalui mulut, maka harus dipikirkkan kemungkinan terdapatnya obstruksi jalan nafas oleh karena atresia koana bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Pernafasan cuping hidung menunjukkan adanya gangguan pernafasan.

g) Mulut

Pemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.Dengan inspeksi dapat dilihat adanya labio dan gnatoskisis, adanya gigi atau ranula, yaitu kista lunak yang berasal dari dasar mulut.Perhatikan lidah apakah membesar seperti sindrom beckwith atau selalu bergerak seperti pada sindrom down. BBL dengan edema

(25)

otak atau tekanan intracranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote). Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskisis, dan baik atau tidaknya reflex isap.

Sebelum bayi berumur 2 bulan saliva bayi sedikit.Bila terdapat hipersalivasi pada BBL perlu dipikirkan kemungkinan atresia esophagus dengan atau tanpa fistula trakeo-esofagus.

BBL jarang mempunyai gigi. Bila ada biasanya pada gigi seri bawah, jarang di tempat lain. Gigi ini jarang sekali rontok dan akan lepas sendiri sebelum gigi susu tumbuh. Gigi pada BBL biasanya dijumpai pada sindro Ellis-Van Creveld, sindrom Hallermann-Strief, dan sindrom lain.

Palatum lunak dan keras harus diperiksa untuk melihat celah atau atau tingginya lengkung palatum. Pada palatum keras kadang-kadang ditemukan tumpukan sel epitel yang disebut mutiara Epstein; kista retensi yang gambarannya sama tampak pula di gusi. Kedunya menghilang dalam beberapa minggu. Sekelompok folikel kecil-kecil yang berwarna putih atau kuning pada dasar eritema sering ditemukan pada tonsil anterior bayi yang berumur 2-3 hari; sebabnya tidak diketahui, akan menghilang tanpa pengobatan dalam 2-4 hari.

Lidah relative tampak besar, frenulum mungkin pendek.Bila lidah tidak dapat bergerak pada waktu bayi menetek, frenulum tersebut harus dipotong.Timbunan lemak di bagian dalam pipi bayi disebut bantalan isap. Bantalan ini akan menghilang jika bayi berhenti menyusu.

Tenggorok bayi sukar dilihat.Walaupun demikian harus diusahakan untuk memeriksanya agar celah palatum posterior dan uvula tidak luput dari pengamatan. Tonsil yang kecil tidak akan mempengaruhi pertumbuhan jaringan limfoid di kemudian hari.

(26)

Leher BBL tampak pendek akan tetapi pergerakannya baik. Apabila terdapat keterbatasan pergerakan perlu dipikirkan kelainan tulang leher.Tumor di daerah leher seperti tiroid, hemangioma, higroma kistik, selain merupakan masalah sendiri dapat juga menekan trakea sehingga memerlukan tindakan segera.

Trauma leher dapat terjadi pada persalinan yang sulit.Trauma leher ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus brakialis sehingga terjadi paresis pada tangan, lengan atau diafrgma.Dapat terjadi perdarahan m.sternokleidomastoideus yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan tortikolis. Perhatikan pula adanya webbed neck yang terdapat pada beberapa kelainan congenital antara lain sindrom turner. Kedua kalvikula harus diperiksa untuk melihat fraktur.

i) Dada

Dada BBL berbentuk seperti tong.Plektus ekskavatum atau karinatum sering membuat orang tua khawatir, padahal biasanya tidak mempunyai arti klinis.Pada repirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Apabila terdapat gangguan pernafasan , terlihat pernafasan yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi. Gerakan dinding dada harus simetris.Bila tidak pikirkan kemungkinan pneumothoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.

j) Payudara

Kelenjar payudara BBL baik pada wanita atau lelaki oleh karena pengaruh hormone ibu kadangkala tampak membesar dan seringkali diisertai dengan sekresi air susu. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan kecuali terdapat tanda-tanda peradangan.

(27)

Penilaian keadaan paru dengan observasi tidak klaah pentingnya dari auskultasi dan palpasi. Selain melihat warna kulit bayi, amati frekuensi nafas dan tanda lain distress pernafasan seperti retraksi dan merintih. Frekuensi nafas yang normal pada BBL adalah 40-60 kali permenit.BBL dengan frekuensi nafas yang terus menerus diatas 60 kali permenit perlu diamati lebih teliti untuk kemungkinan adanya kelainan paru, jantung, atau metabolik.Fluktuasi frekuensi nafas tergantung dari aktifitas fisik, menangis, tidur, atau bangun. Karena fluktuasi cepat maka frekuensi nafas BBL harus dihitung dalam satu menit penuh dan kalau mungkin dihitung saat bayi tidur atau dalam keadaan tenang oleh karena sering terdapat periodic breathing, yaitu henti nafas yang berlangsung 5-10 detik diantara pola pernafasan regular. Serangan apneu yang sebenarnya biasanya lebih lama dari 20 detik dan sangat jarang terjadi pada BBL cukup bulan.Amati pola pernafasan.Jika bayi tenang, dalam keadaan normal tidak dijumpai pernafasan cuping hidung, merintih, ataupun retraksi dada.Sebagian bayi, khususnya bayi premature, saat menangis dapat menunjukkan retraksi sternal atau subkostal ringan.Nafas yang tersendat-sendat dan tidak teratur yang kadang-kadang diikuti oleh gerakan spasme mulut dan dagu menunjukkan gangguan pusat pernafasan yang berat.

Semua bayi baru lahir bernafas dengan diafragma, sehingga pada waktu inspirasi bagian dada tertarik ke dalam dan pada saat yang sama perut bayi membuncit. Bila bayi dalam keadaan relaksasi, tenang dan warna kulitnya baik maka ventilasinya baik.Sebaliknya, pernafasan yang berat menandakan ventilasi paru yang abnormal, pneumonia, cacat bawaan atau gangguan mekanis lainnya di paru. Kesukaran bernafas yang disebabkan oleh terlalu banyak atau terlalu sedikit udara di paru akan menyebabkan jaringan interkostal tertarik ke dalam. Oleh karena itu, untuk membedakan atelektasis dan emfisema harus dinilai bentuk dan ukuran dada, perkusi dan pemeriksaan rontgen.

(28)

Berat ringannya suatu kegawatan pernafasan dapat dinilai menggunakan skor downes, seperti tertera pada tabel di bawah ini.

Pemeriksaa n Skor 0 1 2 Frekuensi nafas

<60/ menit 60-80/ menit >80/ menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang dengan O2 Sianosis menetap

walaupun dengan O2

Air entry Udara masuk Penurunan ringan udara

masuk

Tidak ada udara masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan stetoskop

Dapat didengar tanpa alat bantu Evaluasi Total diagnosis 1-3 RDS ringan 4-5 RDS sedang ≥6 RDS berat

Biasanya suara nafas BBL bronkovesikuler. Kecurigaan akan berkurangnya suara nafas harus selalu dibuktikan dengan menginduksi nafas yang lebih dalam. Bila satu tempat yang dicurigai, lakukan perubahan posisi kepala dan badan sebelum mengambil keputusan.Cara ini juga dikerjakan bila diduga ada redup pada perkusi.Ronki basah halus pada pneumonia BBL dini hanya dapat didengar pada akhir inspirasi dalam yang diinduksi oleh tangis bayi.Mengingat banyaknya etiologi gawat nafas, maka pemeriksaan radiologik dada harus dilakukan.

Bila pada auskultasi terdengar bising usus di rongga dada, pikirkan kemungkinan hernia diafragma.

(29)

l) Kardiovaskular

Denyut nadi bervariasi dari 90/ menit saat bayi tidur tenang sampai 180/ menit selama aktifitas.Frekuensi denyut nadi yang tetap tinggi pada takikardia paroksismal lebih baik dihitung dengan elektrokardiogram daripada denggan telinga.Denyut jantung bayi premature yang tenang berkisar antara 140-150/menit.Nadi di kaki dan tangan harus diperiksa pada waktu lahir dan saat dipulangkan.

Pulsasi yang lemah di semua ekstremitas menandakan curah jantung buruk atau vasokonstriksi perifer.Pulsasi femoral yang melemah atau tidak ada mengarah dugaan pada lesi jantung ductal dependent seperti koarktasio aorta.Palpasi dan auskultasi mampu menunjukkan pergeseran letak jantung seperti pada dekstrokardia.

Sekitar 60% dari BBL normal memiliki bising sistolik pada usia 2 jam, tetapi presentase ini berkurang sampai 1% pada pemeriksaan rutin bayi. Sebaliknya, bising pada cacat jantung bawaan mungkin baru dapat didengar beberapa hari kemudian.Diperkirakan hanya 1 antara 12 cacat jantung bawaan yang bisingnya dapat didengar pada masa BBL dini.Dugaan cacar jantung bawaan harus diikiuti dengan

pemeriksaan radiologi, electrocardiogram, dan

ekokardiogram.Karena itu perlu dicermati bahwa pada BBL, bising tidak selalu menunjukkan adanya kelainan jantung.Demikian pula sebaliknya, tidak adanya bukan memastikan jantungnya normal.

Bising innocent, yaitu bising yang tidak berkorelasi dengan kelainan jantung, dapat dikenali dari karakteristik berikut:

1. Bising derajad I-II/VI apada tepi sternal kiri 2. Tidak ada klik pada auskultasi

3. Pulsasi normal

4. Pemeriksaan fisik lainnya normal.

Bising innocent biasanya berasal dari sudut percabangan arteri pulmonalis, duktus arteriosus paten, atau regurgitasi tricuspid yang pulih dengan sendirinya dalam waktu cepat. Berikut adalah

(30)

karakteristik bising signifikan yang perlu dicermati untuk pemeriksaan lebih lanjut:

1. Pansistolik

2. Derajad I/VI atau lebih

3. Terdengar paling baik di batas kiri atas sternum 4. Terdengar kasar (harsh)

5. Terdapat bunyi jantung II yang abnormal

6. Terdapat “klik” sistolik dini atau tengah (mid-sistolik)

Pemeriksaan tekanan darah mungkin bermanfaat untuk menegakkan diagnosis.Auskultasi cukup baik hanya dengan menggunakan kepala stetoskop kecil.cara Doppler dilakukan dengan menggunakan transuder dalam manset untuk transmisi dan penerimaan gelombang ultrasonic. Transuder ini dapat mendeteksi gerakan dinding arteri sehingga pemeriksaan tekanan sistolik dan diastolic lebih seksama. Cara lain adalah dengan palpasi, yaitu dengan mengambil tekanan darah sistolik sebagai patokan dan nadi bagian distal dari manset diraba pada saat deflasii. Cara “flush” adalah dengan cara menekan pangkal lengan sehingga aliran darah di bawah manset relative berkurang, kemudian dilanjutkan dengan deflasi manset dan dicatat tekanan sistoliknya pada saat tangan dan lengan menjadi merah (flushing). Kerugiannya adalah tidak didapatnya tekanan nadi dan hasilnya dengan auskultasi terletak di antara tekanan sistolik dan diastolik.

m) Abdomen

Dinding bdomen

Dinding perut BBL lebih datar daripada dinding dada.Bila perut sangat cekung, pikirkan kemungkinan hernia difragmatika.Abdomen yang membuncit mungkin disebabkan hepato/splenomegali atau tumor lainnya ataupun cairan di dalam rongga perut.Bila perut bayi kembung teliti kemungkinan enterokoliits nekrotikans, perforasi usus atau illeus.Perhatikan adanya gastroskisis, ekstrofillia vesikalis, omfalokel, atau duktus omfaloenterikus yang persisten.Omfalokel

(31)

perlu dibedakan dari gastroskisis yang disebabkan karena kegagalan dinding perut untuk menutup akibat defek pada m. rektus abdominis. Kelainan bawaan lain yang perlu diperhatikan adalah sindrom prune belly. Dinding abdomen masih lemah terutama pada bayi premature.

n) Hati dan Limpa

Hati biasanya teraba 2-3 cm dibawah arkus kosta kanan, sedangkan limpa sering teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri, karena masih terjadi hematopoiesis ekstrameduler. Kadang-kadang hati dan limpa sedemikian besarnya sehingga batas bawahnya berada di abdomen bagian bawah, misala pada penyakit hemolitik seperti eritroblastosis fetalis.

o) Ginjal

Dengan palpasi yang dalam, ginjal dapat diraba apabila posisi bayi telentang dan tungkai bayi dilipat agar otot dinding perut dalam keadaan relaksasi.Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.Biasanya bagian ginjall yang dapat diraba sekitar 2-3 cm. pembesaran ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau thrombosis vena renalis.

Trauma pada abdomen oleh karena proses kelahiran yang sulit misalnya letak sungsang, dapat mengakibatkan perdarah hati, limpa atau kelenjar adrenal. Bila terdapat kecurigaan kelainan dalam perut, pemeriksaan USG akan banyak membantu. Terabanya benjolan yang abnormal di abdomen harus diperiksa segera di atas tempat yang keras seperti papan.Pemeriksaan USH abdomen bayi dapat menggantikan pielogram intravena unnutk membantu diagnosis.Bejolan yang paling sering ditemukan adalah anomaly

(32)

saluran kemih, embrioma ginjal, kista ovarium dan duplikasi usus.Jumlah udara dalam saluran cerna BBL sangat bervariasi dan ini tidak ditemukan pada umur yang lebih tua.Diastasis rekti dan hernia tali pusat sering ditemukan pada BBL, terutama yang berkulit hitam.

p) Genitalia Eksterna

Pada bayi perempuan cukup bulan labia minora tertutup oleh labia mayora, dan ini adalah salah satu criteria untuk menilai usia kehamilan BBL. Lubang uretra terpisah dari lubang vagina, bila hanya terdapat satu lubang berarti ada kelainan. Kadang-kadang tampak secret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawal bleeding).

Pada bayi laki-laki sering terdapat fimosis. Ukuran penis bayi berkisar antara 3-4 cm (panjang) dan 1-1,3 cm (lebar). Hipospadia adalah kelainan yang tidak jarang ditemukan yang dapat berupa defek di bagian ventral ujung penis saja atau berupa defek sepanjang penisnya.Epispadia yaitu defek pada dorsum penis, lebih jarang ditemukan, dan merupakan varian ekstrofia kandung kencing.

Skrotum bayi cukup bulan biasanya mempunyai banyak rugae.Hidrokel seringkali ditemukan dan harus dibedakan dari hernia inguinalis.Testis biasanya sudah turun ke dalam skrotum pada bayi cukup bulan.Pada bayi kurang bulan, tidak jarang terdapat kriptorkismus.Torsi testis dapat terjadi in utero dan dapat dilihat pada saat lahir berupa testis yang membesar dank eras.

Kadang-kadang sulit menentukan jenis kelamin BBL. Misalnya pada bayi perempuan terdapat klitoris yang besar dan labia mayoranya berfusi serta berpigmen banyak, atau pada bayi lelaki dengan penis kecil dan hipospadia serta skrotum terpisah.Dalam keadaan ini perlu pemeriksaan kromatin seks atau kromosom seks.

(33)

Trauma di daerah genitalia eksterna seringkali ditemukan pada kelahiran sungsang yang dapat berupa perdarahan ke dalam rongga skrotum atau testis.

Ereksi pada BBL merupakan hal yang biasa.Kira-kira 95% BBL buang air kecil dalam waktu 24 jam.Kadang-kadang BBL buang air kecil pada saat atau segera sesudah lahir dan perlu dicatat.

q) Anus

Pemeriksaan anus bukan hanya untuk mengetahui ada tidaknya atresia ani melainkan juga untuk mengetahui posisinya.Kadang-kadang fistula yang besar dianggap sebagai anus yang normal. Tetapi apabila diperhatikan maka akan kelihatan bahwa fistula terletak di depan atau di belakang anus yang normal.

Pengeluaran mekoniun biasanya terjadi dalam 24 jam pertama. Apabila setelah 48 jam mekonium belum juga keluar, pikirkan kemungkinan mekonium plug sindrom, megakolon, atau obstruksi saluran pencernaan. Mekonium yang keluar in utero pada bayi yang letak kepala adalah salah satu tanda gawat janin.Bila tedapat darah dalam mekonium perlu dibedakan apakah darah berasal dari bayi atau dari ibu yang tertelan oleh bayi. Cara membedakannya adalah dengan uji Apt yaitu dengan meneteskan basa kuat (NaOH atau KOH), darah ibu akan mengalami hemolisis sedangkan darah bayi tidak karena resisten terhadap alkali.

Anus imperforate tidak selalu mudah dilihat;, kadangkala diperlukan pemeriksaan dengan memasukkan kelingking atau pipa ke dalam rectum, atau dengan pemeriksaan radiologi. Lekukan atau lipatan kulit yang tidak teratur sering ditemukan di garis tengah sakrokosigeal yang mungkin dikacaukan dengan sinus pilonidal.

(34)

Untuk pemeriksaan tulang belaang, BBl diletakkan pada posisi tengkurap, tangan pemeriksa meraba sepanjang tulang belakang untuk mencari adanya skoliosis, meningokel, spina bifida, dan sinus pilonidal.

Pada pemeriksaan ekstremitas harus pula diperhatikan pengaruh letak janin dalam uterus, terutama letak sungsang.Kelainan karena posisi yang salah, biasanya tidak menetap.Dugaan adanya fraktur atau trauma saraf yang berhubungan dengan persalinan sering dapat dilihat pada gerakan spontan atau dengan merangsang aktivitas bayi seperti refleks Moro.Patah tulang yang multiple terdapat pada osteogenesis imperfekta. Paralisis pada lengan mungkin disebabkan oleh fraktur humerus atau kelumpuhan Erb’s (kerusakan saraf servikal V,VI). Kelumpuhan pada tangan disebabkan oleh paralisis klumpke (kerusakan saraf servikal 7 dan thorakal 1).Pemeriksaan jari tangan dan kaki perlu untuk melihat sindaktil, polidaktil, claw hand atau claw feet dan gambaran dermatoglifik yang abnormal seperti garis simian. Semua BBL harus diperiksa panggulnya untuk melihat apakah ada dislokasi tulang panggul bawaan, dengan cara ortholani. Perhatikan posisi kedua kaki apakah ad apes ekuinovarus atau valgus.

Tonus ekstremitas juga perlu diperhatikan.Hipotonia umum biasa disebabkan oleh kelainan susunan saraf pusat.

(35)

Pemeriksaan

refleks Cara pengukuran Kondisi normal Kondisi patologis Berkedip Sorotkan cahaya ke mata

bayi Dijumpai pada tahun pertama

Jika tidak ada,

menunjukkan kebutaan

Tanda babinski Gores telapak kaki sepanjang kaki luar

Jari kaki memngembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumpai sampai usia 2 tahun

Jika jari kaki

mengembang setelah usia 2 tahun, merupakan tanda lesi ekstra pyramidal. Merangkak Letakkan bayi tengkurap di

atas permukaan yang datar

Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki bila diletakkan telungkup

Jika gerakan tidak simetris, adanya tanda neurologi

Menari

Pegang bayi, sehingga kakinya menyentuh permukaan yang keras

Kaki akan bergerak ke atas dan ke bawah jika sedikit disentuh pada permukaan yang keras, dijumpai saat 4-8 minggu pertama.

Refleks menetap lebih dari 4-8 minggu merupakan keadaan abnormal

Ekstrusi Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah

Lidah julur kea rah luar jika disentuh, dijumpai pada usia 4 bulan

Lidah menjulur yang persisten, merupakan tanda sindrom down.

Gallant

Gores punggung bayi sepanjang garis tulang belakang, dari bahu sampai bokong

Punggung bergerak ke samping saat distimulasi, dijumpai saat 4-8 bulan pertama

Tidak adanya refleks menunjukkan adanya lesi medual spinalis

transversa

Moro Ubah posisi dengan tiba2, atau pukul meja.

Lengan ekstensi, jari mengembang, kepala mendongak ke belakang, tungkia sedikit ekstensi, lengan kembali ke tenggah dengan tangan menggenggam, tulang belakang dan

ekstremitas bawah eksternsi, lebih kuat selama 2 bulan dan menghilang pada usia 3-4 bulan

Refleks yang menetap lebih dari 4 bulan menunjukkan kerusakan otak, respon tidak simetris adanya hemiparesis, fraktur klavikula atau cedera pleksus barchialis, tidak ada respon ekstremitas bawah adanya dislokasi pinggul atau cedera medulla spinalis.

Neck righting

Letakkan bayi dalam posisi telentang, coba menarik perhatian bayi dari satu sisi

Jika bayi telentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi ke arah bayi diputar dan dijumpai pada 10 bulan pertama

Tidak ada refleks atau refleks menetap lebih dari 10 bulan menunjukkan adanya gangguan system saraf pusat

(36)

menggenggam

Letakkan jari pada telapak tangan bayi pada sisi ulnar, jika refleks lemah atau tidak ada beri bayi botol atau dot karena menghisap akan menstimulasi refleks.

Jari jari bayi melengkung melingkari jari yang

diletakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar, refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan

Fleksi yang tidak simetris menunjukkan paralisis, refleks menggenggam yang menetap

menunjukkan gangguan serebral.

menghisap Beri bayi botol dan dot

Bayi menghisap dengan kuat dalam merespon terhadap stimulasi, refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi.

Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan keterlambatan

perkembangan atau keadaan neurolgi yang abnormal.

Tonic neck Menolehkan kepala bayi dengan cepat ke satu sisi

Bayi melakukan perubahan posisi jika kepala ditolehkan ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi kea rah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan, normalnya refleks ini tidak terjadi setiap kepala di tolehkan, tampak pada usia kira-kira 2 bln dan menggilang pada usia

Tidak normal jika repons terjadi setiap kali kepala ditolehkan, jika

menetapmenunjukkan adanya kerusakan serebral mayor.

Rooting Gores sudut mulut bayi melewati garis tengah bibir

Bayi memutar ke arah pipi yang yang diusap, refleks ini menghilang pada usia 3-4 bulan, tetapi bisa menetap sampai usia 12 bulan terutama selama tidur

Tidak adanya refleks menunjukkan adanya gangguan neurologis berat

Kaget (startle) Bertepuk tangan dengan keras

Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam merespon terhadap suara keras, tangan tetap rapat, refleks ini akan menghilang pada usia 4 bulan

Tidak adanya refleks menunjukkan adanya gangguan pendengaran.

(37)

Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa tidak ada kelainana congenital atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan. Perlu diperhatikan:

1) Susunan saraf pusat : aktivitas bayi,ketegangan ubun-ubun 2) Kulit : adanya ikterus, pioderma

3) Jantung : adanya bising baru yang timbul kemudian

4) Abdomen : adanya tumor yang tidak terdeteksi sebelumnya 5) Tali pusat : adanya infeksi

6) Disamping itu perlu diperhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan ibu sudah mengerti cara pemberian ASI yang benar.

2.3 PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Tes diagnostik

a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat

sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila

ada sepsis).

b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan).

c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).

d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.

e. Golongan darah dan RH. f. (Marllyn. E, Doenges, 2001). 2. Terapi

a. Non Farmakologi

1) Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima setelah dilahirkan)

2) Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila 3) Penimbangan BB setiap hari

(38)

5) Higiene dan perawatan tali pusat b. Farmakologi

1) Suction dan oksigen 2) Vitamin K

2) Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral atau neosporin)

3) Vaksinasi hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah muskulus vastus lateralis.

2.4 DIAGNOSA PADA BAYI BARU LAHIR (BBL)

1. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat

2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.

5. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.

2.5 INTERVENSI BAYI BARU LAHIR (BBL)

No Diagnosa

Keperawartan Kriteria HailTujuan dan Intervensi Rasional

1 Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan nutrisi tidak terjadi. Kriteria hasil :

 Penurunan BB tidak

1. Pan

tau intake dan out put cairan 2. Kaji payudara ibu tentang kondisi putting 3. Lak

ukan breast care

1. Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat untuk metabolisme tubuh yang tinggi

(39)

lebih dari 10% BB lahir.  Intake dan output makanan seimbang.  Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi

pada ibu secara teratur

4. Lak

ukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian dextrosa dan PASI

5. Intr

uksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri

6. Inst

ruksikan pada ibu agar

mengkonsumsi susu ibu menyusui

7. Pan tau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih 2. Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi puting inverted menggangu proses laktasi 3. Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air susu pada ibu menyusui 4. Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan, khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24 jam

5. Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi, sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar 6. Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi adekuat 7. Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin

(40)

2 Resiko tinggi

perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan suhu tubuh tidak terjadi. Kriteria hasil :  Suhu tubuh normal 36-370 C.  Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat. 1. Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang ditetapkan dengan mempertimbangk an berat badan neonatus, usia gestasi 2. Pantau aksila

bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan sedikitnya setiap 30-60 mnt 3. Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi > 60/mnt) 4. Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C 5. Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak kedinginan 6. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan berkemih, membrane mukosa kering ) 7. Lakukan pemberian makn oral dini 1. Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi cukup bulan meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis atau meningkatkan aktivitas motorik karena banyak mengkonsumsi oksigen 2. Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah lahir kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme minimal bila suhu kulit dipertahankan diatas 36,50 C 3. Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stres dingin 4. Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi 5. Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui evaporasi dan konveksi dan membantu menghemat energi 6. Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan melalui augmentasi pendinginan

(41)

dengan evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast mata 7. Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan kebutuhan cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan menggantikan kehilangan cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi 3 Resiko tinggi terjadi

infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali pusat tidak terjadi. Kriteria hasil :  Bebas dari tanda-tanda infeksi.  TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-60x/menit  Tali pusar mongering 1. Observasi tanda-tanda infeksi 2. Pertahankan teknik

septic dan aseptic. 3. Lakukan perawatan

tali pusat setiap hari setelah mandi satu kali perhari. 4. Observasi tali pusat

dan area sekitar kulit dari tanda-tanda infeksi.

1. Mengetahui adanya indikasi infeksi

2. Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial 3. Potensial entri organisme kedalam tubuh 4. Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi 4 Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan volume cairan tidak terjadi. Kriteria hasil :  Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.  Membran mukosa normal. 1. Pertahankan intake sesuai jadwal 2. Monitor intake dan

output 3. Berikan infuse sesuai program 4. Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun, turgor kulit, mata 5. Monitor temperatur setiap 2 jam 1. Memantau keefektifan aturan terapeutik 2. Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan pemasukan dan kebutuhan cairan 3. Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada perkiraan kebutuhan bayi 4. Deteksi dini terhadap keadaan kekurangan cairan tubuh 5. Peningkatan suhu

(42)

 Ubun-ubun tidak cekung.  Temperature dalam batas normal. tubuh merupakan faktor resiko meningkatnya pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme konveksi, radiasi dan evaporasi 5 Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kriteria hasil :  Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi  Oaring tua berpartisipasi dalam perawatan bayi 1. Ten tukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang kebutuhan fisiologis bayi dan adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus

2. Lak

ukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada. Berikan informasi tentang variasi normal dan karakteristik seperti : pseudomentruasi, pembesaran payudara 3. De monstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang berhubungan dengan posisi menyusui dan menggendong 4. Dis kusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan dari satu pemberian makan ke berikutnya dan cara mengkaji keadekuatan hidarasi dan nutrisi

5. Tek

anan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi degan pemberi pelayanan kesehatan 1. Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang memerlukan informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas perawatan 2. Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat menurunan ansietas 3. Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik perawatan bayi baru lahir 4. Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila masukan bayi bervariasi dari pemberian makan ke pemberian makan selanjutnya. Membantu menjamin persiapan dan pemberian formula yang tepat 5. Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

Gambar

Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau tidak
Tabel ukuran antropometrik Ukuran   antropometrik BBL Laki-laki Perempuan Berat lahir (kg) 3,53 (2,53 – 4,34) 3,40 (2,55 – 4,15) Panjang lahir (cm) 56,6 (52,8 – 60,9) 55,3 (51,5 – 59,3) Lingkar kepala (cm) 35,8 (32,1 – 38,5) 34,7 (32,3 – 37,7)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu apabila ada orang lain yang atau salah satu ahli waris mengaku bahwa ia telah menerima hibah maka hibahnya itu dipandang tidak sah, sebab dikhawatirkan

Komponen tabung sistem vakum MBE merupakan bagian yang dirancang dan dikonstruksi menggunakan bahan dipasaran lokal dengan fasilitas yang ada di P3TM dan akan digunakan terutama

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu pencegah utama kecelakaan kerja pada proyek The Manhattan Medan adalah manajemen yang dilaksanakan begitu ketat

4.14 Rekapitulasi Tanggapan Pelanggan tentang Store Atmosphere pada Restoran Bertema Lokal Riung Sari, Raja Sunda dan Manjabal 2 di Kota Bandung ……… 78 4.15 Tanggapan

[r]

 Bila primary key nid,thn_akademik,smt, maka tidak bisa karena seorang dosen pada tahun akademik dan semester yang sama bisa mengajar lebih dari satu matakuliah.  Bila primary

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Key Performance Indicators (KPI) yang mempengaruhi

Di Jawa Tengah peran pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan meningkatkan kompetensi/profesionalisme tenaga kesehatan seperti bidandesa/bidan