• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 03 Nomor 02 Oktober 2020 Halaman xxx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL FENOMENA KESEHATAN Artikel Penelitian Volume 03 Nomor 02 Oktober 2020 Halaman xxx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL FENOMENA KESEHATAN

Artikel Penelitian

Volume 03 Nomor 02 Oktober 2020 Halaman xxx

PENGARUH PENYULUHAN KB TERHADAP TINGKAT

PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG

KONTRASEPSI DI POSYANDU

THE EFFECT OF KB DISCUSSION ON THE KNOWLEDGE OF THE SUBURITY AGE OF CONTRACEPTION IN POSYANDU WORKING AREA OF PUBLIC HEALTH CENTER

Dewiyanti1, Cheristina2, Indah Ikayanti3

1,2

Dosen Prodi S1 Keperawatan, STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo 3

Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan, STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo

ABSTRAK

Upaya mengatur kehamilan salah satunya dilakukan dengan menggunakan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang efektif untuk menunda dan menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan KB terhadap tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Angkona.

Metode penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian rancangan pra eksperimen dengan desain one group pre post test. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasangan usia subur yang terdata di Posyandu Mawar pada bulan Juni sebanyak 75 0rang dengan jumlah sampel sebanyak 43 orang. uji analisa data yang digunakan adalah uji Wilcoxon Signed Ranks Test.

Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi (p value 0,000).

Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan pada PUS untuk mencari informasi melalui petugas kesehatan agar memperoleh informasi yang tepat dan benar dan pada petugas puskesmas untuk melakukan intervensi promosi kesehatan dengan pendekatan pendidikan kesehatan.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, PUS, Kontrasepsi ABSTRACT

Breast milk is grease emulsion in protein liquid, lactose and an organic mineral salt that iscontraceptive methods are effective methods for delaying and sparing pregnancy, and stopping fertility. This study aims to analyze the effect of family planning counseling on the level of knowledge of fertile age couples about contraception in the Posonaandu Area of the Pusona Public Health Center.

The research method used is quantitative research that uses a pre-experimental research design design with one group pre post test design. The population in this study is fertile age couples recorded in Posyandu Mawar in June as many as 75 people with a total sample of 43 people. The data analysis test used is the Wilcoxon Signed Ranks Test.

The results of this study are that there is an influence of health education on the level of knowledge of fertile age couples about contraception (p value 0,000).

Based on the results of the study it is advisable for EFA to seek information through health workers in order to obtain the right and correct information and at the health center staff to conduct health promotion interventions with health education approaches.

Keywords: Health Education, EFA, Contraception PENDAHULUAN

Program keluarga berencana memiliki makna yang sangat strategis, komprehensif dan fundamental dalam

mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera. UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan

(2)

kependudukan dan pembangunan keluarga menyebutkan bahwa keluarga berencana adalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes, 2013).

Upaya mengatur kehamilan salah satunya dilakukan dengan menggunakan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi jangka panjang adalah metode yang

efektif untuk menunda dan

menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Oleh karena itu pemerintah berusaha meningkatkan pemakaian kontrasepsi (Dewi, 2014).

Target nasional indikator tersebut pada tahun 2015 adalah Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar 65%, Age Specific Fertility Rate (ASFR) usia 15-19 tahun sebesar 30/1000 perempuan usia 15-19 tahun dan unmet need 5%. Pada data dari Kemnekes RI (2013) ditemukan bahwa penggunaan Non-MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) dan MKJP setiap tahun semakin tinggi, atau pemakaian kontrasepsi non-MKJP lebih besar dibandingkan dengan pemakaian kontrasepsi MKJP. Padahal Couple Years Protection (CYP) Non-MKJP yang berkisar 1-3 bulan memberi peluang besar untuk putus penggunaan kontrasepsi (20-40%) (Kemenkes, 2013). . Data WHO pada tahun 2018 terdapat sebanyak 214 juta wanita usia produktif di negara berkembang yang metode kontrasepsi modern dan secara global, penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat, dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015. Secara regional, proporsi wanita berusia 15-49 tahun yang melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat secara minimal atau meningkat antara tahun 2008 dan 2015. Di Afrika naik dari 23,6% menjadi 28,5%, di Asia naik sedikit dari 60,9%

menjadi 61,8%, dan di Amerika Latin dan Karibia tetap stabil di 66,7% (WHO, 2018). Data BKKBN pada tahun 2015 mencatat bahwa hasil pelayanan peserta KB Baru Pasca Persalinan yaitu sebanyak 94.311 peserta, Metode yang paling banyak di gunakan oleh peserta KB Baru Pasca Persalinan yaitu metode suntikan sebanyak 53.613 peserta (56,85%) sedangkan untuk peserta KB baru Pasca Persalinan yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu sebanyak 22.337 peserta (23,68%). Selain itu peserta KB baru pasca persalinan yang menggunakan metode KB pria hanya sebanyak 2.276 peserta (2,41%).

Penggunaan KB suntik adalah penggunaan KB terbanyak yang digunakan sebesar 31,2% pemakai. Data peserta KB di Sulawesi selatan pada tahun 2014 sebanyak 1.012.913 orang (BPS, 2015). Pada tahun 2014 Data peserta KB aktif pada tahun 2017 sebanyak 47.558 (70%) dari jumlah penduduk yang ada (Anwar, 2017). Data dari BKKBN Kabupaten Wajo jumlah peserta KB aktif pada tahun 2016 sebanyak 49.892 dengan pengguna KB implant sebanyak 7714 orang, tahun 2017 sebanyak 50.759 orang dengan pengguna KB implant sebanyak 8.242 orang dan pada tahun 2018 terdapat sebanyak 46.649 orang dengan pengguna KB implant sebanyak 6.767 orang.

Metode KB dapat dibedakan menjadi metode KB cara modern adalah sterilisasi, pil, IUD, suntik, susuk KB, kondom, intravagina/diafragma, kontrasepsi darurat dan Metode Amenorea Laktasi (MAL). Sedangkan cara tradisional misalnya pantang berkala dan senggama terputus. suntik dan pil adalah cara KB modern yang paling diketahui oleh masyarakat di semua golongan usia, termasuk pada usia risiko tinggi di atas 35 tahun. Kedua jenis kontrasepsi tersebut dinilai kurang efektif untuk mencegah kehamilan. Jenis kontrasepsi yang efektif untuk mencegah

(3)

kehamilan bagi wanita risiko tinggi adalah MKJP seperti IUD, sterilisasi wanita dan sterilisasi pria.

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan wanita usia subur. Konseling adalah suatu hubungan baik dan harmonis antara konselor dan klien untuk membantu klien memecahkan masalah yang dialami (Yulifah, 2009). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman, termasuk dalam sesi tanya jawa selama proses pendidikan kesehatan (Notoatmojo, 2012).

Melalui pendidikan kesehatan, wanita usia subur dapat meningkatkan pengetahuan tentang akseptor KB yang dapat digunakan. Sehingga membuat pengguna KB lebih nyaman terhadap kontrasepsi tersebut dan dengan pengetahuan yang baik akan alat kontrasepsi dapat menghindari kesalahan

dalam pemilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai bagi pengguna itu sendiri (Mahmudah, 2015).

Hasil survei awal yang dilakukan penulis kepada 10 calon akseptor KB di Puskesmas Angkona ditemukan 4 orang sedang mempertimbangkan penggunaan KB, 3 orang merasa takut untuk menggunakan KB karena takut gemuk, dan 3 orang mengatakan tidak mau menggunakan KB karena adanya pertimbangan tertentu.

METODE Rancangan

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian rancangan pra eksperimen dengan desain one group pre post test desaign.

Populasi dalam penelitian ini yaitu pasangan usia subur yang terdata di Posyandu Mawar pada bulan Juni sebanyak 75 0rang jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 orang. Teknik yang digunakan yaitu purposive sampling. Uji analisa data menggunakan uji Wilcoxon.

HASIL

Karakteristik Responden

Tabel 5. 1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik n (%) Usia 20-24 tahun 5 11.6 25-29 tahun 10 23.3 30-34 tahun 12 27.9 35-39 tahun 9 20.9 40-45 tahun 7 16.3 Pekerjaan IRT 40 93.0 swasta 1 2.3 swasta 1 2.3 PNS 1 2.3 Pendidikan tidak tamat SD 3 7.0

(4)

SD 12 27.9

SMP 9 20.9

SMA 15 34.9

D4/S1 4 9.3

Pernah mendapatkan informasi

pernah 43 100.0

Sumber informasi

petugas kesehatan 43 100.0

Total

43 100.0

Sumber : data primer 2019

Karakteristik responden berdasarkan usia terdapat usia 30-34 tahun sebanyak 13 orang (40,6%), 30-34 tahun sebanyak 5 orang (15,6%) dan 40-45 tahun sebanyak 14 (43,8%). Berdasarkan pekerjaan terdapat IRT sebanyak 23 orang (71,9%), wiraswasta sebanyak 7 orang (3,1%), PNS sebanyak 1 orang (3,1%) dan Honorer sebanyak 1 orang (3,1%). Berdasarkan pendidikan terdapat pendidikan SD sebanyak 4 orang (12,5%), SMP sebanyak 2 orang (6,3%), SMA sebanyak 20 orang (62,5%) dan pendidikan tinggi sebanyak 6 orang (18,8%).

Deskripsi Pengetahuan

Tabel 5. 2

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Sebelum Setelah

Frekuensi % Frekuensi %

baik 11 25.6 40 93.0

kurang 32 74.4 3 7.0

Total

43 100.0 43 100.0

Sumber : data primer 2019

Data distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan yang baik sebanyak 11 orang (25,6%) dan yang kurang sebanyak 32 orang (74,4%). Dan pengetahuan setelah pendidikan kesehatan yang baik sebanyak 40 orang (93%) dan yang kurang sebanyak 3 orang (7%).

Deskripsi Statistik

Tabel 5. 3

Deskriptif Statistik Responden Berdasarkan Pengetahuan

N Mean Std. Deviation Mini mum Maxi mum pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan 43 14.9535 2.86982 12.00 26.00 pengetahuan setelah 43 21.6744 3.30743 13.00 29.00

(5)

pendidikan kesehatan

Sumber : data primer 2019

Data deskriptif statistic reponden berdasarkan pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan nilai mean (rata-rata) responden 14.9535, standar deviation 2.86982, nilai minimum 12 dan nilai maksimum 26. Dan deskriptif statistic reponden berdasarkan pengetahuan setelah pendidikan kesehatan nilai mean (rata-rata) responden 21.6744, standar deviation 3.30743, nilai minimum 13 dan nilai maksimum 29.

Analisa Bivariat

Tabel 5.5

Pengaruh Penyuluhan KB Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Kontrasepsi

N Mean Rank Sum of Ranks P value pengetahuan setelah intervensi - pengetahuan sebelum Negative Ranks 0 a 0.00 0.00 0,000 Positive Ranks 39 b 20.00 780.00 Ties 4c Total 43

Sumber : data primer 2019

Berdasarkan tabel diatas, nilai negatif ranks atau selisih (negatif) antara pengetahuan sebelum dan setelah pendidikan kesehatan untuk mean ranks dan sum of ranks adalah 0 yang artinya hal tersebut menunjukkan tidak adanya pengurangan (penurunan) nilai setelah edukasi. Untuk nilai positif ranks diatas ditemukan atau selisih (positif) antara pengetahuan sebelum edukasi dan setelah edukasi untuk jumlah peserta yang memperoleh peningkatan hasil setelah sebanyak 39 orang dengan nilai mean ranks (rata-rata peningkatan sebesar 20 dengan jumlah ranking positif (sum of ranks) sebesar 780.00. Untuk nilai kesamaan nilai sebelum dan setelah edukasi sebanyak 4 orang. Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05 sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ridho (2017) yang menyimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu-ibu tentang KB IUD.

Tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam memberikan informasi tentang metode KB pasca persalinan kepada calon akseptor yang dalam hal ini khusus ibu hamil, bersalin dan nifas. Pemberian informasi ini dilakukan

melalui konseling dengan

(6)

keputusan (ABPK) ber-KB (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan hasil penelitian, nilai negatif ranks atau selisih (negatif) antara pengetahuan sebelum dan setelah pendidikan kesehatan untuk mean ranks dan sum of ranks adalah 0 yang artinya hal tersebut menunjukkan tidak adanya pengurangan (penurunan) nilai setelah edukasi. Hal ini ditemukan karena adanya pemberian intervensi yang dilakukan sehingga pasangan usia subur memperoleh informasi yang dapat memperbaharui pendidikan yang dimiliki. Selain itu, pasangan usia subur pada penelitian ini adalah usia produktif sehingga mereka memiliki daya ingat yang baik dan menerima informasi yang diberikan dengan baik. Adanya pemberian intervensi ini dapat memberikan pengetahuan walaupun beberapa resonden ditemukan tidak sekolah dan pendidikan mereka rendah. Wawan (2011) menyatakan bahwa meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang termasuk informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Untuk nilai positif ranks diatas ditemukan atau selisih (positif) antara pengetahuan sebelum edukasi dan setelah edukasi untuk jumlah peserta yang memperoleh peningkatan hasil setelah sebanyak 39 orang dengan nilai mean ranks (rata-rata peningkatan sebesar 20 dengan jumlah ranking positif (sum of ranks) sebesar 780.00. hal ini karena berdasarkan hasil penelitian ditemukan, responden berada pada usia produktif yang dapat menerima dengan baik informasi yang disampaikan. Pada hasil penelitian ini dapat diketahui

bahwa responden mampu memahami dan mengaalisa informasi yang diberikan melalui pendidikan kesehatan. Notoatmojo (2010) menjelaskan bahwa memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpresentasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Kemampuan responden menganalisa yang baik sehingga dapat mengingat informasi yang diberikan meskipun telah melewati beberapa hari setelah intervensi hal ini karena responden sudah dapat menganalisa dengan baik materi yang disampaikan. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. (Notoatmojo S. , 2010). Untuk nilai kesamaan nilai sebelum dan setelah edukasi sebanyak 4 orang. hal ini dapat terjadi karena berdasarkan hasil penelitian, hal tersebut ditemukan pada responden dengan pendidikan rendah. Sehingga walaupun ada intervensi yang diberikan namun kemampuan untuk memahami terbatas, membuat tingkat pengetahuan responden berada pada level tahu. Adanya infomasi yang diberikan setidaknya ada pengetahuan yang diberikan meskipun pada level tahu. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan

(7)

yang paling rendah (Notoatmojo S. , 2010).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Data distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan yang baik sebanyak 11 orang (25,6%) dan yang kurang sebanyak 32 orang (74,4%). Dan pengetahuan setelah pendidikan kesehatan yang baik sebanyak 40 orang (93%) dan yang kurang sebanyak 3 orang (7%) dan disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi setelah dilakukan penyuluhan KB.

Saran

Disarankan bagi petugas puskesmas untuk melakukan intervensi promosi kesehatan dengan pendekatan pendidikan kesehatan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini, terutama kepada teman yang telah banyak memberikan sarannya kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, S. d. (2013). Metode

penelitian kualitatif dan

kuantitatif dalam bidang

kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Anwar, R. (2017). Bupati canangkan

kampung KB di Pattirosompe.

Retrieved from Wajo. News: diakses pada tanggal 8 maret 2019 dari News wajokab.go.id

BPS. (2015). Banyaknya Pasangan Usia

Subur dan Peserta KB Aktif

Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Sulawesi Selatan, 2014.

Retrieved from Badan Pusat Statistik Propisi Sulawesi Selatan: diakses pada tanggal 8

maret 2019 dari

https://sulsel.bps.go.id/linkTable Dinamis/view/id/111

Dewi, P. H. (2014). Rendahnya Keikutsertaan Pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Pasangan Usia Subur. Jurnal

Biometrika dan Kependudukan, Vol. 3, No. 1 , diakses pada

tanggal 8 maret 2019 dari http://journal.unair.ac.id/downloa

d-fullpapers-biometrik6ad6c0a8502full.pdf. Induniasih, W. R. (2017). Promosi

Kesehatan, pendidikan kesehatan dalam keperawatan. Yogyakarta:

Pustaka Baru.

Kemenkes. (2013). Bulitine jendela, data

dan informasi kesehatan. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI. Kemenkes. (2014). Pedoman pelayanan

keluarga berencana pasca

persalinan di fasilitas kesehatan.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kemppainen, V. K. (2013). Nurses' roles in health promotion practice: an integrative review. Health Promotion International, Volume

28, Issue 4,

https://doi.org/10.1093/heapro/d as034, 490–501 diakses pada

tanggal 5 juli 2019 dari https://academic.oup.com/heapro /article/28/4/490/556908.

(8)

Mahmudah, L. T. (2015). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB Wanita Di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Unnes Journal of Public Health2 (2),

diakses pada tanggal 5 maret

2019 dari

https://journal.unnes.ac.id/sju/ind ex.php/ujph/article/view/7222. Notoatmojo. (2012). Promosi kesehatan

dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nugroho, T. d. (2014). Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.

Yogyakarta: Nuha Medika. Sarjono, H. d. (2011). SPSS Vs Lisrel

sebuah pengantar, aplikasi untuk riset. Jakarta: Salemba empat.

Surajitno. (2016). Pengantar Riset Keperawatan. Jakarta: Pusdik

SDM Kesehatan, Kemenkes RI. Wawan, D. d. (2011). Teori dan

Pengukuran Pengetahuan, Sikap,

dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta: Nuha Medika.

WHO. (2018). Family

planning/Contraception.

Retrieved from World health organization: diakses pada

tanggal 8 maret 2019

https://www.who.int/news- room/fact-sheets/detail/family-planning-contraception

WHO. (2019). Health education.

Retrieved Juli 5, 2019, from World Health Organization: https://www.who.int/topics/healt h_education/en/

Yulifah, R. d. (2009). Komunikasi dan

konseling dalam kebidanan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat disebabkan karena pada 150 g Trichokompos dan 6 g pupuk NPK/bibit telah mampu meningkatkan unsur hara dalam tanah sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan

Strategi pada produk dilakukan dengan menerapkan strategi multi produk yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan dan strategi system of product untuk

10 Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran bagi organisasi publik dan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu administrasi publik pada khususnya terutama

1 Pengertian/Pemahaman Materi Memahami Memahami Cukup Memahami Sangat 20% 2 Keterlibatan mahasiswa dalam contoh kegiatan yang ditampilkan Asisten Anggota Pemimpin tim 20% 3

Berdasarkan identifikasi tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah upaya peningkatan keterampilan bermain biola siswa kelas pemula di SD

Kelima, kepentingan nasional sebuah negara berkaitan erat dengan masa yang akan datang. atau masa depan sebuah negara Maka suatu nejiara &an memprediksi

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN SOPPENG 2017-2021.. Profilkabupaten/kota merupakanbagianyangpentingdalam penyusunan

Komponen dalam metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan dalam istilah yang jelas dan tepat (Sulistyo, 2006). Hasil penelitian ini