• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAPASITAS KONSELOR LINTAS BUDAYA MELALUI PEMAHAMAN NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU LAMPUNG. Agus Wibowo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN KAPASITAS KONSELOR LINTAS BUDAYA MELALUI PEMAHAMAN NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU LAMPUNG. Agus Wibowo"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan 2017

313

PENGEMBANGAN KAPASITAS KONSELOR LINTAS BUDAYA

MELALUI PEMAHAMAN NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU LAMPUNG

Agus Wibowo

Universitas Muhammadiyah Metro

Jalan Ki Hajar Dewantara No 116 Metro Lampung E-mail: Bowokhoirunnas_khairunnasgcc@rocketmail.com

Abstrak

Saat ini lampung bagi sebagain orang diidentikan dengan daerah yang suka kekerasan an tindak kriminal. Penyebab kondisi ini salah satunya diduga para generasi muda lampung salah memaknai nilai kearifan lokal, sehingga remaja akan melakukan sesuatu apapun asal demi harga diri. Kondisi yang terjadi saat ini bagi suku lampung sebenarnya sangat bertentangan dengan nilai budaya dan karakter suku lampung yang sebenarnya, yaitu ramah tamah, suka bergaul, tolong menolong, toleransi, dan berkeinginan untuk maju. Upaya untuk membangun karakter remaja lampung salah satunya dilakukan melalui konseling lintas budaya. Melalui konseling lintas budaya, konselor akan mengidentifikasi masalah pemahaman dan penafsiran nilai budaya oleh remaja yang mengakibatkan disorientasi nilai pada perilaku remaja lampung. Untuk mencapai efektifitas konselinb lintas budaya, konselor hendaknya Meningkatkan pemahaman secara filosofi tentang nilai kearifan lokal suku lampung, 2) Menginternalisasikan nilai kearfian lokal Lampung dalam sikap, perilaku saat konseling dengan remaja lampung, dan 3) sikap keterbukaan konselor, serta penggunaan teknik “pemberian contoh” secara tepat saat konseling

Kata kunci: Nilai Kearifan lokal, Lampung, Konselor Abstract

At the time lampung for some people identified with areas that like violence an act of crime. The cause of this condition one of them allegedly the young generation of lampung misunderstood the value of local wisdom, so that teenagers will do anything for the sake of self-worth. This condition is very contrary to the cultural values and character of the Lampung which is friendly, sociable, helpful, tolerant, and have good motivation for success. The solution to build the character of lampung generations is cross-cultural counseling. Through crosscultural counseling, counselors will identify the case of understanding and interpretation of cultural values by adolescents, and study for case disorientation of values about behavior Lampung adolescents. To achieve the effectiveness of a cross-cultural counselling, the counselor must improve the philosophical understanding of the local wisdom of the lampung, 2) internalize the local value of Lampung to behavior and attitude of counselor when counseling process with with adolescent lampung, and 3) the counselor's must can be openness with counsellee perceptions and the use of "give sample technique" .

Key word: Local wisdom, Lampung, Counselor

1. PENDAHULUAN

Suku lampung adalah salah satu suku bangsa yang memegang erat nilai-nilai luhur budayanya. Nilai-nilai budaya budaya lampung oleh para masyarakat lampung

(2)

Seminar Nasional Pendidikan 2017

314

dijadikan sebagai pedoman hidup dalam berinteraksi sosial kemasyarakatan, dan menjadi nilai luhur yang digunakan sebagai solusi ketika ada permasalahan-permasalahan adat, sosial, kemasyarakatan, dan permasalahan-permasalahan-permasalahan-permasalahan lain baik sesama suku lampung, dan atau dengan suku lainnya. Suku lampung merupakan masyarakat pribumi propinsi lampung, dan hidup bersama-sama dengan suku-suku lain, seperti suku jawa, palembang, sunda, batak, dan lain-lain sebagai suku atau masyarakat pendatang. Penghargaan dan pengamalan nilai kearifan lokal suku lampung menjadikan suku lampung dapat hidup berdampingan dengan suku-suku pendatang. Sejak dahulu antara suku lampung sebagai masyarakat pribumi dengan suku-suku lain sebagai masyarakat pendatang dapat hidup dengan toleransi, tenggang rasa, saling menghargai, dan menghormati serta terjalin sikap tolong menolong.

Akan tetapi, realitas yang sangat miris adalah saat inn Lampung diidentikkan sebagai daerah rawan, daerah yang rawan tindakan kriminalitas. Merujuk kepada data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (2016) terlihat bahwa tindak kriminal dan konflik mewarnai kehidupan masyarakat lampung [1]. Hal tersebut terlihat dari tabel berikut:

Tabel 1. Data kriminalitas di setiap propinsi di Indonesia

Sumber: BPS 2016. Statistik Kriminalitas [1]

Merujuk kepada data diatas, terlihat bahwa permasalahan kriminalitas di Propinsi Lampung sangatlah memperihatinkan. Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan tatanan nilai kearifan lokal suku lampung yang suka berbaur dan terbuka kepada orang lain. Fakta lain yang cukup mengejutkan adalah konflik massa yang terjadi dilingkungan masyarakat lampung cukup memperihatinkan. Berikut data yang diungkapkan oleh BPS (2016) [1]:

Sumber :BPS 2016. Statistik Kriminal [1]

Kondisi di atas menggambarkan bahwa nilai toleransi dan tegang rasa yang selama ini ada dan berkembang dalam diri masyarakat lampung sudah mulai

(3)

Seminar Nasional Pendidikan 2017

315

memudar. Cukup besarnya konflik horizontal masyarakat di propinsi lampung dapat ditengarai terjadi antara suku pribumi dengan suku-suku pendatang (namun sudah lama menetap di Lampung). Suatu kondisi yang sangat miris dan menyedihkan. Salah satu aspek fundamentasl penyebab tingginya angka kriminalitas pada suku lampung adalah memudarnya pemahaman dan implementasi nilai kearifan lokal suku lampung, yang menyebabkan kesalahan dalam memaknai nilai kearifan lokal tersebut. Banyak remaja lampung yang kehilangan identitas dirinya, serta salah dalam memahami landasan nilai budayanya. Berkenaan dengan hal tersebut, memberikan pemahaman akan identitias suku lampung, membangun karakter remaja lampung berbasis nilai kearifan lokal adalah suatau hal yang sangat penting, dan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui konseling lintas budaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka makalah ini akan membahas bagaimana meningkatkan kapasitas konselor lintas budaya melalui pemahaman nilai kearifan lokal lampung dalam pelaksaanaan konseling lintas budaya. Tujuan dari pembahasan makalah adalah: 1) memberikan pemahaman akan karakteristik nilai kearifan lokal lampung yang membentuk kepribadian dan karakter suku lampung, serta 2) upaya meningkatkan kapasitas konselor lintas budaya berbasis nilai kearifan lokal suku lampung.

2. METODE

Metode yang digunakan dalam menjawab pertanyaan serta mencapai tujuan dari pembahasan makalah adalah dengan study literasi/kajian pustaka. Pustaka yang menjadi rujukan pembahasan dan pencapaian tujuan makalah adalah terkait dengan nilai kearifan lokal lampung, konelor lintas budaya. Literasi yang digunakan dan dirujuk sebagai analisa dan pembahasan tema/topik adalah bersumber dari buku, jurnal, media sosial, dan beberapa regulasi yang terkait dengan topik pembahasan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Nilai Kearifan Lokal (Local Wisdom) Lampung

Nilai kearifan lokal adalah seperangkat nilai luhur yang menjadi pegangan masyarakat adat untuk menjaga kelestarian generasinya. Lokal wisdom atau nilai kearifan lokal adalah sepertangkat nilai yang tumbuh dan menjadi pegangan dan bersumber dari akal budi yang digunakan dalam bertindak dan bersikap untuk merespon suatau objek atau peristiwa pada ruang dan waktu tertentu. Wikantoyoso (2009 ) menyebutkan bahwa nilai kearfian lokal adalah normal yang berlaku di masyarakat serta diyakini kebenaranya dan menjadi acuan dalam berperilaku sehari hari [2]. Dalam masyarakat lampung, perilaku sehari-hari dan dalam bertindak mengacu pada nilai kearifan lokal yang secara turun temurun dijalankan dan membentuk karakter suku lampung. Nilai kearifan lokal suku lampung, yaitu:

a. Piil Pesenggiri

Piil pesenggiri dimaknai sebagai harga diri. Bagi suku lampung falsafah piil pesenggiri merupakan suatu nilai yang menjadi prinsip bahwa orang lampung harus selalu berusaha maju dan tidak boleh tertinggal dari orang lain. Piil Pesenggiri merupakan harga diri yang berkaitan dengan perasaan kompetensi dan nilai pribadi, atau merupakan perpaduan antara kepercayaan dan penghormatan diri. Seseorang yang memiliki Piil Pesenggiri yang kuat, berarti mempunyai perasaan penuh keyakinan, penuh tanggungjawab, kompeten dan sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan [3].

b. Juluk-Adek

Juluk-adek adalah panggilan atau gelar adat. Nilai juluk-adek menunjukan peran sosial individu sesuai dengan gelarnya, baik dalam hubungannya dengan acara adat ataupun sosial kemayarakatan.

(4)

Seminar Nasional Pendidikan 2017

316

Nemui-nyimah diartikan sebagai sikap santun, pemurah, terbuka tangan, suka memberi dan menerima dalam arti material sesuai dengan kemampuan.

d. Nengah-nyappur

e. Nengah-nyappur merupakan nilai yang menunjukkan bahwa orang lampung suka bergaul, bersahabat dengan siapa saja, tenggang rasa (toleransi) yang tinggi antar sesamanya.

f. Sakai sambaiyan

Sakai sambayan dimaknai dengan perilaku yang suka tolong menolong dan gotong royong. Sakai sambayan adalah sifat suku lampung yang suka berpartisipasi dan saling membantu baik sesama suku maupun dengan suku lain.

Merujuk kepada nilai kearifan suku lampung maka kesan suka kekerasan dalam memecahkan masalah, suku yang dekat dengan konflik dan kriminalitas adalah sesuatu hal yang sebenarnya tidak ada satupun rujukan nilai lokal lampung yang mengajarkan hal tersebut. Secara umum disimpulkan bahwa karakter suku lampung adalah suku yang terbuka dengan semuanya, toleransi, ramah tamah, dan memiliki prinsip hidup yang ingin untuk selalu maju.

3.2 Peningkatan Kapasitas Konselor Lintas Budaya melalui pemahaman nilai kearifan lokal suku lampung

Masyarakat Lampung sekarang ini pemahaman dan aplikasi nilai-nilai kearifan lokal piil pesenggiri kurang menyentuh hal yang substansial dan pada posisi yang benar Boleh jadi, telah terjadi pendangkalan makna terhadap kekayaan nilai pada kearifan lokal tersebut [4]. Lebih lanjut disebutkan oleh Mardihartono bahwa piil

pesenggiriini diterjemahkan sangat sempit, sehingga piil pesenggiriitu hanya harga diri

yang tak jarang berhubungan dengan konflik fisik. Mestinya tidak demikian. Konflik ha-rusnya tidak akan terjadi karena individu mempunyai harga diri dan martabat. Kalau individu berkonflik yang mengorbankan orang lain apalagi masyarakat luas, sebenarnya secara itu tidak punya harga diri. Pemahaman dan pemaknaan yang salah terhadap nilai lokal suku lampung disebabkan karena pengenalan, penanaman, dan pengajaran nilai lokal oleh orang tua dan para tokoh adat sangatlah minim. Sehingga remaja hanya memahami secara setengah-setengah dan itupun pemaknaan yang salah.

. Salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai kearifan lokal suku lampung pada remaja yaitu melalui konseling lintas budaya. Melalui konseling lintas budaya, konselor akan mengidentifikasi masalah identitas diri remaja lampung terkait dengan nilai budayanya, lalu membangun kembali kedirian dari remaja lampung didasarkan oleh nilai kearifan lokal suku lampung. Konseling sebagai hubungan antar- manusia dan profesi penolong harus dapat memberikan pengaruh nasional yang signifikan dan positif, secara spesifik konseling lintas budaya harus memiliki orientasi multibudaya dan konseling bisa efektif untuk menghadapi berbagai masalah untuk budaya apapun [5]. Upaya untuk mereduksi perilaku kriminalitas dan tindak kekerasan yang diakibatkan oleh lunturnya nilai kearifan lokal lampung serta penafsiran yang salah terhadap nilai kearifan lokal suku lampung, maka diperlukan konseling lintas budaya yang dilakukan oleh konselor yang memiliki pemahaman utuh, integritas, dan menjadikan nilai kearifan lokal lampung sebagai bagian media untuk merubah penafsiran negatif remaja lampung terhadap nilai loka lampung. Proses untuk mencapai kondisi tersebut hanya dapat dilakukan oleh konselor yang memiliki kapasitas pemahaman yang baik terhadap nilai budaya lampung.

(5)

Seminar Nasional Pendidikan 2017

317

Peningkatan kapasitas konselor lintas budaya dalam mengidentifikasi masalah remaja lampung dan membangun kembali karakter remaja lampung sesuai dengan nilai kearifan lokal, dapat dilakukan dengan:

1. Meningkatkan pemahaman secara filosofi tentang nilai kearifan lokal suku lampung. Dengan demikian akan mampu secara efektif memahami karakter remaja lampung, serta akhirnya akan mampu membangun kembali karakter remaja lampung.

2. Menginternalisasikan nilai kearfian lokal Lampung dalam sikap, perilaku saat konseling dengan remaja lampung.

3. Wujud karakter suku lampung yang terbuka dan mudah bergaul, serta menjadikan nilai harga diri di atas segalanya, hendaknya berimplikasi pada sikap keterbukaan konselor, serta penggunaan teknik “pemberian contoh” secara tepat.

Pengembangan kemampuan konselor dalam memahami karakter suku lampung serta kemampuan untuk mengimplementaskan pemahamahan tersebut dalam proses konseling lintas budaya akan menjadikan konseli bersuku lampung dapat memahami disorientasi karakter dirinya selama ini, serta mampu mengintervensi konseli dalam membangun kembali karakter sesuai dengan nilai lokal suku lampung dengan pemaknaan yang benar

4. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan maka dirumuskan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Pada remaja lampung saat ini secara mayoritas terjadi kesalahan pemaknaan nilai kearifan lokal, sehingga berakibat pada disorientasi nilai kearifan lokal pada remaja lampung

2. Sejatinya karakter suku lampung berdasarkan nilai kearifan lokal adalah suku yang terbuka dengan semuanya, toleransi, ramah tamah, dan memiliki prinsip hidup yang ingin untuk selalu maju.

3. Peningkatan kapasitas konselor untuk melaksanakan konseling pada konseli bersuku lampung terletak pada peningkatan pemahaman nilai budaya lampung, penerapan nilai budaya dalam sikap dan tingkah laku saat konseling, serta menginternalisasikan nilai kearifan lokal sebagai materi dan pengembangan teknik konseling.

Saran yang diberikan kepada para konselor lintas budaya dalam melaksanakan konseling lintas budaya pada konseli bersuku lampung yaitu:

1. Hendaknya sebelum melakukan konseling, perlu dilakukan identifikasi dan analisis pemahaman konseli terhadap nilai budayanya. Karena hal tersebut bisa jadi adalah pemicu munculnya permasalahan yang dihadapi konseli

2. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan para tokoh adat, hal ini sangat penting ketika masalah konseli terkait erat dengan permasalahan atau konflik pribadi yang berkaitang dengn nilai adat budaya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik.2016. Statistik Kriminal. Jakarta: BPS

[2] Wikantoyoso.2009. Kearifan Lokal Dalam Perencanaan Dan Perancangan Kota;

Untuk Mewujudkan Arsitektur Kota Berkelanjutan. Malang: Grup Arsitektur Dan

(6)

Seminar Nasional Pendidikan 2017

318

[3] Syani, Abdul. 2016. Kearifan Lokal Lampung Dan Implementasinya Dalam

Kehidupan Kampus. Makalah. Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Pada

Kegiatan Diklat Bidik Misi Di Universitas Lampung, Tanggal 27 November 2016 [4] Basri, Hasan. 2016. Kearifan Lokal Bisa Menyejukkan Lampung (Perspektif

Komunikasi Lintas Budaya). Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 7, Nomor 1, Maret

2016, Hlm. 63-70

[5] Gibson, Robert L & Mitchell, Mariana H. 2011. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Pustaka Pelajar

Gambar

Tabel 1. Data kriminalitas di setiap propinsi di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Namun yang demikian, berdasarkan statistik terkini yang dikeluarkan oleh Jabatan Pembangunan Kemahiran (JPK) pada tahun 2010, sehingga bulan Disember tahun 2010 terdapat sejumlah

Dalam penelitian ini peneliti akan berfokus pada bagaiman reaksi pasar pada sektor keuangan terhadap peristiwa politik Pilkada Gubernur DKI Jakarta 20 September

Metode penelitian diawali dengan pengambilan sample air di 2 titik pengamatan yang terbentang pada ruas Kuantan tengah sepanjang 1 km, dan dilaksanakan pengujian kualitas air

Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktik kerja lapang dan dapat menyelesaikan

‡ Menepati tempoh masa penghantaran data yang ditetapkan oleh KPMM – markah penuh. ‡ Data-data yang disalurkan adalah terbukti kualitinya. ‡ Komitmen dan kerjasama daripada semua

Beberapa kostum dan topeng sebagai gambaran yang digunakan oleh para penari topeng Kelaka kesenian Gubang di Jemaja, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Sumber:

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa HLT yang sudah didesain memuat beberapa aktivitas yaitu: pertemuan pertama dua