Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
1. Karakteristik Wilayah
A. Luas dan Batas Wilayah
Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki luas 6.414 Km
2, atau 4,8% dari
luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, menduduki urutan ke- 11 terluas dari
14 Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota
Lamandau, yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka
Raya) sekitar 559 Km. Luas wilayah Kabupaten Lamandau menurut kecamatan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Lamandau Menurut Kecamatan
No
Kecamatan
Luas (Km2)
Persentase (%)
1. Bulik
665.55
10.38
2. Bulik Timur
1,074.72
16.76
3. Menthobi Raya
620.88
9.68
4. Sematu Jaya
86.85
1.35
5. Lamandau
1,333.00
20.78
6. Belantikan Raya
1,263.00
19.69
7. Batang Kawa
685.00
10.59
8. Delang
685.00
10.59
Total
6,414.00
100.00
Sumber : Buku Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2011.
Sedangkan secara wilayah administrasi, Kabupaten Lamandau memiliki
batas-batas administratif sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan
Barat, Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan kecamatan Arut
Utara Kabupaten Kotawaringin Barat.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan Kabupaten
Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten
Kotawaringin Barat.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 2
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi
Kalimantan Barat dan sebagian dengan Kabupaten Sukamara.
B. Kondisi Geografis
Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°19’
s/d 3°36’ Lintang Selatan dan 110°25’ s/d 112°50 Bujur Timur. Secara
geostrategis, posisi Kabupaten Lamandau memiliki posisi yang strategis karena
berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat dan sebagai pintu
gerbang arus masuk dan keluar barang dan manusia antara Provinsi Kalimantan
Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.
C. Kondisi Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran
rendah, dataran tinggi, dan perbukitan, juga dialiri oleh sungai–sungai besar
maupun kecil yang menjadi urat nadi perekonomian di daerah ini.
Permukaan wilayah Lamandau sebagian besar adalah berupa daratan
yang relatif bergelombang dengan transisi antara 0 – 25 %. Kondisi ini
merupakan bentukan dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah
sebelah barat. Sedangkan cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih
berupa rawa.
D. Kondisi Geologi
Geologi permukaan tanah di kawasan Lamandau terdiri dari lapisan
humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun
memiliki tingkat resapan yang sangat kecil.
E. Kondisi Klimatologi
Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang memiliki Iklim tropis tipe A
berdasarkan zone iklim yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 3
dengan bulan kering. Kecepatan angin antara 0,4 – 0,7 knot. Suhu udara
minimum antara 21,5°C – 23,2°C dan suhu udara maksimum berkisar antara
31,4˚-33,5˚C.
F. Kondisi Hidrologi
Pada tahun 2011, merupakan tahun kemarau yang mana curah hujan
berkisar antara 160 – 4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di
akhir tahun antara November – Desember. Kelembaban udara berkisar antara
87% - 92%.
G. Penggunaan Lahan
Berdasarkan penggunaan lahan/hutan menurut fungsinya adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Luas Hutan Menurut Fungsinya
No
Fungsi
Luas (Ha)
1
Hutan Produksi Tetap
91.477
2
Hutan Produksi Terbatas
234.123
3
Hutan Konversi
153.431
4
Hutan Lindung
45.467
5
Kawasan Pemukiman dan Peruntukan lain
94.408
6
Kawasan tak terdata
22.494
7
Taman Nasional/Wisata
-
Sumber: Buku Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2011.
2. Demografi
Penduduk Kabupaten Lamandau berdasarkan data akhir tahun 2011
berjumlah 66.061 jiwa yang terdiri dari 18.353 rumah tangga dengan tingkat
kepadatan penduduk sebesar 10,30 jiwa per km
2. Untuk kecamatan terpadat
penduduknya di Kabupaten Lamandau adalah Kecamatan Sematu Jaya yaitu
104,89 jiwa per km
2dengan jumlah penduduk sebanyak 9.110 jiwa dengan luas
wilayahnya sebesar 86,85 km
2. Kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan
Bulik, dengan tingkat kepadatan sebesar 34,54 per km
2dengan luas wilayah
665,55 km
2dengan jumlah penduduk sebanyak 22.985 jiwa. Secara lebih rinci
perkembangan jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan di Kabupaten
Lamandau adalah sebagai berikut :
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 4
Tabel 2.3
Perkembangan Jumlah Penduduk
Kabupaten Lamandau Menurut Kecamatan Tahun 2007-2011
No
Kecamatan
Jumlah Penduduk
2007
2008
2009
2010
2011
01 Bulik
14.100 14.833 16.201
22.600
22.985
02 Bulik Timur
6.335
6.592
6.809
6.647
6.760
03 Menthobi Raya
8.761
9.183
9.725
9.232
9.389
04 Sematu Jaya
8.095
8.473
8.881
8.958
9.110
05 Lamandau
5.948
6.174
6.405
5.605
5.700
06 Belantikan Raya
5.245
5.463
5.726
4.441
4.516
07 Batang Kawa
3.112
3.241
3.391
2.472
5.087
08 Delang
5.339
5.572
5.941
5.002
2.514
Lamandau
56.935 59.531 63.079 64.957 66.061
Pertumbuhan (%)
1,8
4,6
6,0
6,2
3,79
Sumber: Buku Penduduk Kabupaten Lamandau Akhir Tahun 2011
Sumber mata pencaharian penduduk Kabupaten Lamandau yaitu bekerja
di berbagai lapangan usaha. Namun demikian sektor pertanian merupakan
mata pencaharian utama bagi penduduk kabupaten Lamandau. Dari jumlah
penduduk berusia 15 tahun ke atas pada tahun 2011 yang bekerja berjumlah
33.188 orang, sebanyak 20.762 orang atau 62,56% bekerja di sektor
pertanian, diikuti oleh sektor perdagangan 3.424 orang atau 10,32%,
pemerintahan 3.281 orang atau 9,89%, jasa 2.483 orang atau 7,48%. Sektor
industri pengolahan menyerap 454 orang atau 1,37%, bangunan/konstruksi
1067 orang atau 3,21%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 386
orang atau 1,16%, pertambangan dan penggalian sebesar 951 orang atau
2,87%, sewa rumah 150 orang atau 0,45%, sektor listrik dan air minum 36
orang atau 0,11%, sektor bank/lembaga keuangan 194 orang atau 0,58%.
Berdasarkan struktur usia penduduk Kabupaten Lamandau dapat
diketahui seberapa besar penduduk dalam usia produktif, kelompok non
produktif, dan besarnya beban tanggungan per 100 orang penduduk. Dari data
Lamandau dalam angka Tahun 2011, diketahui penduduk dalam usia produktif
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 5
(usia 15-64 tahun) mencapai 44.078 jiwa, sedang usia non produktif (usia 0-14
tahun dan 64 tahun ke atas) sebanyak 21.963 jiwa, sehingga rasio
ketergantungan penduduk kabupaten Lamandau adalah sebesar 50 yang
berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak.
Pola mobilitas penduduk Kabupaten Lamandau lebih banyak mengarah
kepada pola rutin, yaitu melakukan kegiatan ekonomi dan mendapatkan
kebutuhan pokok lainnya ke daerah kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan
Bun). Pola migrasi lainnya yaitu kegiatan pendidikan masyarakat Kabupaten
Lamandau yang setelah menyelesaikan pendidikan SLTA umumnya melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi yang ada di Kota Pangkalan Bun, Palangkaraya,
Banjarmasin dan ke kota-kota lain di pulau Jawa.
3. Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah yang telah dilakukan
berdasarkan hasil penelitian oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Lamandau tentang Kajian Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Lamandau tahun 2009, maka potensi pengembangan wilayah Kabupaten
Lamandau adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan potensi anglomerasi wilayah, kecamatan Bulik memiliki potensi
tertinggi, diikuti kecamatan Sematu Jaya di tempat kedua dan kecamatan
Menthobi Raya di tempat ketiga;
2. Berdasarkan potensi sumber daya manusia, kecamatan Bulik memiliki potensi
tertinggi, diikuti kecamatan Menthobi Raya di tempat kedua dan kecamatan
Sematu Jaya di tempat ketiga;
3. Berdasarkan potensi sumber daya alam (pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan, bahan mineral dan batu bara, serta obyek wisata) kecamatan
yang memiliki potensi tertinggi adalah :
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 6
a. Pertanian, kecamatan Batang Kawa memiliki potensi tertinggi, diikuti
kecamatan Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Bulik di tempat
ketiga;
b. Perkebunan, Kecamatan Bulik memiliki potensi tertinggi, diikuti
kecamatan Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Menthobi Raya di
tempat ketiga;
c. Peternakan, Kecamatan Bulik memiliki potensi tertinggi, diikuti
kecamatan Delang di tempat kedua dan kecamatan Sematu Jaya di
tempat ketiga;
d. Perikanan, Kecamatan Bulik memiliki potensi tertinggi, diikuti kecamatan
Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Belantikan Raya di tempat
ketiga;
e. Bahan Mineral dan Batubara, Kecamatan Belantikan Raya memiliki
potensi tertinggi, diikuti kecamatan Lamandau, Batang Kawa dan Delang
di tempat kedua;
f. Obyek Wisata, Kecamatan Belantikan Raya memiliki potensi tertinggi,
diikuti kecamatan Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Delang di
tempat ketiga.
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan
masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.
2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
A. Pertumbuhan PDRB
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian
secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2
(dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang dibedakan
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 7
dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
konstan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan
mendasar sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan.
Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga
bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah
dilaksanakan.
Kondisi Perekonomian Kabupaten Lamandau terlihat dari gambaran
PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2007-2011. Rata-rata
pertumbuhan PDRB yang terjadi pada kurun waktu tersebut sebesar 6,06%.
Tahun 2011 pertumbuhan PDRB sebesar 6,52%, berada di bawah
pertumbuhan tingkat Provinsi pada tahun yang sama, yaitu sebesar 6,74%.
Adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut memberikan
pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan regional perkapita selama
kurun waktu yang sama, yaitu dari Rp.8.964.455,49,- pada tahun 2007
menjadi Rp.9.656.481,58,- pada tahun 2011.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Lamandau tersebut,
di samping memberikan dampak positif terhadap kenaikan pendapatan juga
berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja baru bagi penduduk.
Walapun demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum
sepenuhnya dapat menyerap jumlah angkatan kerja yang ada. Tahun 2011
jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 34.051 orang,
sedangkan jumlah angkatan kerja yang bekerja pada tahun yang sama
sebanyak 33.188 orang, sehingga masih terdapat angkatan kerja yang belum
memperoleh pekerjaan.
Berdasarkan nilai dan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Lamandau atas dasar harga konstan tahun 2000 kurun waktu
tahun 2007-2011, sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan
kontribusinya terhadap pembentukan PDRB. Rata-rata kontribusi sektor
pertanian pada kurun waktu tersebut adalah 64,35%. Kemudian urutan
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 8
kedua terbesar dalam pembentukan perekonomian Kabupaten Lamandau
adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan rata-rata kontribusi
sebesar 16,28%, diikuti sektor jasa-jasa diurutan ketiga terbesar dengan
rata-rata kontribusi 10,38%. Selanjutnya diikuti sektor pengangkutan dan
komunikasi dengan rata-rata kontribusi 3,99% diurutan keempat, dan sektor
keuangan, sewa dan jasa perusahaan diurutan kelima dengan rata-rata
kontribusi 2,66%.
Secara lengkap nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Tahun
2007-2011 atas dasar harga konstan tahun 2000, Kabupaten Lamandau adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.4
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Kabupaten Lamandau (Juta Rupiah)
NO Sektor 2007 2008 2009 2010 2011
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 Pertanian 329.558,55 66,40 336.657,83 63,97 359.769,46 64,65 376..295,12 63,69 396.808,61 63,06 2 Pertambangan & Penggalian 2.930,09 0,59 9.284,33 1,76 5.949,38 1,07 7.042,06 1,19 7.529,49 1,20 3 Industri Pengolahan 3.750,90 0,76 3.965,90 0,75 4.355,19 0,78 4.521,66 0,77 4.806,35 0,76 4 Listrik,Gas & Air bersih 413,84 0,08 442,72 0,08 560,32 0,10 748,16 0,13 794,11 0,13 5 Konstruksi 1.160,34 0,23 1.263,74 0,24 1.542,08 0,28 1.890,32 0,32 2.099,27 0,33 6 Perdagangan, Hotel &
Restoran 77.688,07 15,65 85.664,96 16,28 90.031,91 16,18 97.947,17 16,58 105.230,57 16,72 7 Pengangkutan & Komunikasi 19.174,22 3,86 21.509,36 4,09 22.927,41 4,12 23.972,86 4,06 25.129,68 3,99 8 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 12.444,43 2,51 12.975,38 2,47 14.223,94 2,56 16.394,31 2,78 18.639,69 2,96 9 Jasa-jasa 49.178,25 9,91 54.503,11 10,36 57.139,40 10,27 61.934,20 10,49 68.246,17 10,85
PDRB 496.298,68 100 526.267,32 100 556.499,00 100 590.745,88 100 629.283,94 100 PERTUMBUHAN
(%) 5,85 6,04 5,74 6,15 6,52
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2011/2012
PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) Kabupaten Lamandau periode
tahun 2007-2011 tersebut, menunjukkan arah (trend) yang meningkat selama
periode tersebut walaupun laju tingkat pertumbuhannya bersifat fluktuatif.
Tahun 2007 PDRB sebesar Rp.790.708,26,-,
dan tahun 2011 meningkat
menjadi Rp.1.232.139,02,-, terjadi kenaikan sebesar Rp.441.430,76,- atau
terjadi kenaikan sebesar 55,83% selama 5 tahun.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 9
Secara terperinci nilai dan kontribusi sektor dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Lamandau tahun 2007 sampai dengan 2011 atas dasar harga
berlaku adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s.d 2011
Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lamandau (Juta Rupiah)
N
O Sektor 2007 2008 2009 2010 2011
(Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) %
1 Pertanian 557.918,34 70,56 587.365,73 67,63 635.100,30 67,52 735.995,45 67,96 838.512,59 68,05 2 Pertambangan & Penggalian 4.958,67 0,63 15.401,63 1,77 10.056,53 1,07 13.197,25 1,22 16.092,83 1,31 3 Industri Pengolahan 5.341,62 0,68 6.142,28 0,71 6.959,18 0,74 7.490,87 0,69 8.130,07 0,66 4 Listrik,Gas & Air bersih 626,34 0,08 698,07 0,08 933,12 0,10 1.342,69 0,12 1.545,17 0,13 5 Konstruksi 1.463,77 0,19 1.733,22 0,20 2.239,87 0,24 2.773,15 0,26 3.293,12 0,27 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 115.103,77 14,56 135.239,40 15,57 149.254,88 15,87 165.415,93 15,27 181.340,20 14,72 7 Pengangkutan & Komunikasi 27.274,75 3,45 32.587,80 3,75 35.883,75 3,82 38.178,26 3,53 42.121,15 3,42
8 Keuangan, sewa, & Js.Perusahaan 16.750,49 2,12 18.928,44 2,18 21.723,22 2,31 26.290,22 2,43 30.736,95 2,49 9 Jasa-jasa 61.270,50 7,75 70.370,97 8,10 78.419,72 8,34 92.241,49 8,52 110.366,94 8,96 PDRB 790.708,26 100 868.467,55 100 940.570,56 100 1.082.925,32 100 1.232.139,02 100 PERTUMBUHAN
(%) 14,09 9,83 8,30 15,13 13,78
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2011/2012
Nilai dan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Lamandau atas dasar harga berlaku pada tabel 2.5 di atas, sama seperti nilai
dan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lamandau
atas dasar harga konstan tahun 2000, sektor pertanian merupakan sektor
yang paling dominan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB. Rata-rata
kontribusi sektor pertanian pada kurun waktu tersebut adalah 68,05%.
Kemudian urutan kedua terbesar dalam pembentukan perekonomian
Kabupaten Lamandau adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel
jasa-jasa dengan rata-rata kontribusi sebesar 14,72%, diikuti sektor jasa-jasa-jasa-jasa
diurutan ketiga terbesar dengan rata-rata kontribusi 8,96%. Selanjutnya
diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi dengan rata-rata kontribusi
3,42% diurutan keempat, dan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan
diurutan kelima dengan rata-rata kontribusi 2,49%.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 10
Kemudian dari sisi perkembangan nilai kontribusi sektor dalam PDRB
tahun 2007-2011, baik atas dasar harga berlaku (ADHB) dan harga konstan
(ADHK), terdapat sektor yang mengalami penurunan kontribusi dalam
pembentukan PDRB dan sebaliknya terdapat beberapa sektor yang mengalami
peningkatan walaupun masih relatif kecil dan terdapat sektor yang
kontribusinya relatif tetap. Sektor yang mengalami penurunan kontribusi adalah
sektor pertanian, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi keuangan,
sewa, dan jasa perusahaan. Sektor yang mengalami peningkatan kontribusi
adalah sektor: pertambangan dan penggalian, konstruksi, perdagangan, hotel
dan restoran, dan jasa-jasa. Sedangkan sektor yang relatif tetap/sama
kontribusinya adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Berikut adalah data
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 Atas Dasar
Harga Berlaku (Hb) dan harga Konstan (Hk) Kabupaten Lamandau.
Tabel 2.6
Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan harga Konstan (Hk)
Kabupaten Lamandau
NO Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk % % % % % % % % % % 1 Pertanian 70,56 66,40 67,63 63,97 67,52 64,65 67,96 63,69 68,05 63,06 2 Pertambangan & Penggalian 0,63 0,59 1,77 1,76 1,07 1,07 1,22 1,19 1,31 1,20 3 Industri Pengolahan 0,68 0,76 0,71 0,75 0,74 0,78 0,69 0,77 0,66 0,76 4 Listrik,Gas & Air bersih 0,08 0,08 0,08 0,08 0,10 0,10 0,12 0,13 0,13 0,13 5 Konstruksi 0,19 0,23 0,20 0,24 0,24 0,28 0,26 0,32 0,27 0,33 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 14,56 15,65 15,57 16,28 15,87 16,18 15,27 16,58 14,72 16,72 7 Pengangkutan & Komunikasi 3,45 3,86 3,75 4,09 3,82 4,12 3,53 4,06 3,42 3,998 Keuangan, sewa, & Js. Perusahaan 2,12 2,51 2,18 2,47 2,31 2,56 2,43 2,78 2,49 2,96 9 Jasa-jasa 7,75 9,91 8,10 10,36 8,34 10,27 8,52 10,49 8,96 10,85 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 11
Berdasarkan besaran kontribusi kelompok sektor terhadap pembentukan
PDRB kurun waktu 2007-2011, maka perekonomian Kabupaten Lamandau
masih bertumpu pada kelompok sektor primer (meliputi sektor; pertanian,
pertambangan dan penggalian) sebagai kelompok sektor yang kontribusinya
paling besar. Rata - rata kontribusi kelompok sektor primer adalah sebesar
69,55%, diikuti kelompok sektor tersier (meliputi sektor; perdagangan, hotel
dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan serta jasa-jasa) sebesar 29,43% dan kelompok sektor sekunder
(meliputi sektor; industri pengolahan, listrik dan air bersih, dan
bangunan/konstruksi) sebesar 1,03%.
Tabel 2.7
Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB
Atas Dasar Harga Berlaku (Hb)
dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011
Sektor
Hb
Pertumbuhan
Hk
%
%
Pertanian
-2,51
-3,34
Pertambangan & Penggalian
0,68
0,61
Industri Pengolahan
-0,02
0
Listrik,Gas & Air bersih
0,05
0,05
Konstruksi
0,08
0,1
Perdagangan, Hotel & Restoran
0,16
1,07
Pengangkutan & Komunikasi
-0,03
0,13
Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan
0,37
0,45
Jasa-jasa
1,21
0,94
PDRB
Tabel 2.8
Struktur Perekonomian Kabupaten Lamandau Menurut Kelompok
Sektor Atas Dasar Harga Berlaku 2000, Tahun 2007-2011 (Persen)
Kelompok
Sektor
2007 2008 2009
2010 2011
Rata-rata
Primer
71,19 69,41 68,59 69,18
69,36
69,55
Sekunder
0,94 0,99 1,08
1,07
1,05
1,03
Tersier
27,87 29,60 30,33 29,75
29,59
29,43
PDRB
100
100
100
100
100
100
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 12
B. PDRB Per Kapita
PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai
PDRB per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas
harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi
perkapita penduduk suatu daerah. PDRB per kapita dihitung berdasarkan
pendapatan regional netto atas dasar biaya faktor dibagi dengan jumlah
penduduk regional pertengahan tahun.
Pertumbuhan PDRB yang positif yang terjadi di Kabupaten Lamandau
kurun waktu tahun 2007-2011 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
ekonomi di wilayah ini. Walaupun demikian sasaran utama dari perkembangan
ekonomi regional bukan saja untuk meningkatkan nilai tambah sektoral tetapi
juga meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tercermin dari PDRB perkapita
dan pendapatan regional perkapita.
Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita penduduk Kabupaten
Lamandau kurun waktu 2007-2011 menunjukkan kenaikan terus menerus
setiap tahun. Rata-rata pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
adalah 10,34%. Tahun 2007 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar
Rp.
13.960.244,67 dan tahun 2011 menjadi Rp.18.907.407,46,-, naik sebesar
Rp.4.659.110,43,-. Secara terperinci PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas
Harga Berlaku Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut:
Tabel 2.9
PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas Harga Berlaku
Kabupaten Lamandau
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 Nilai PDRB (Jutaan Rp) 790.708,26 868.467,55 940.570,56 1.082.925,32 1.232.139,02 Jumlah Penduduk tengah th (jiwa) 56.640 58.706 61.442 63.199 65.167 PDRB perkapita (Rp/jiwa) 13.960.244,67 14.793.505,72 15.308.267,31 17.135.165,38 18.907.407,46Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 13
Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan rata-rata
mengalami pertumbuhan sebesar 3,31%. Pada Tahun 2007 PDRB perkapita
atas dasar harga konstan sebesar Rp.8.762.335,53,- dan tahun 2011 menjadi
Rp.9.656.481,58,-, naik sebesar Rp.894.146,05-, seperti tampak pada tabel
berikut:
Tabel 2.10
PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas Harga Konstan
Kabupaten Lamandau
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Nilai PDRB (Jutaan Rp) 496.298,68 526.267,32 556.499,09 590.745,88 629.283,94
Jumlah Penduduk (jiwa) 56.640 58.706 61.442 63.199 65.167
PDRB perkapita (Rp/jiwa) 8.762.335,53 8.964.455,49 9.057.307,54 9.347.392,81 9.656.481,58
Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2011/2012
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
A. Pendidikan
1. Angka Melek Huruf
Angka Melek Huruf (AMH) digunakan untuk mengetahui atau mengukur
keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf terutama, selain itu
juga untuk menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam
menyerap informasi dari berbagai media.
Angka Melek Huruf juga dapat menunjukkan kemampuan untuk
berkomunikasi secara lisan dan tertulis, sehingga AMH dapat dipakai sebagai
dasar kabupaten untuk melihat potensi perkembangan intelektual sekaligus
kontribusi terhadap pembangunan daerah.
Tabel 2.11
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2007 s.d 2011
Kabupaten Lamandau (%)
Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
Angka melek huruf 98,64 98,64 98,65 98,66 98,67
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau
2. Angka Rata-rata Lama Sekolah
Lamanya sekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan
individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu
meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama sekolah dapat
dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 14
Tabel 2.12
Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2007 s.d 2011
Kabupaten Lamandau (Tahun)
Kabupaten 2007 2008 2009 2010 2011
Kabupaten Lamandau 7,60 7,60 7,61 7,63 7,73
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau
3. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan partisipasi sekolah
penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM ini merupakan
indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan.
Tabel 2.13
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)
Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
NO Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 1 APM SD/MI 103,98 100,00 100,00 100 100 2 APM SMP/MTs 44 64,62 99,85 99,85 100 3 APM SMA/MA/SMK 11 33,89 48,72 48,72 50
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau
4. Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingkat partisipasi penduduk
secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di
masing-masing jenjang pendidikan.
Tabel 2.14
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK)
Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
NO Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 1 APK SD/MI 128,99 111,28 117,82 117,82 118,02 2 APK SMP/MTs 58,14 85,31 107,97 107,97 108,19 3 APK SMA/MA/SMK 18,76 50,55 63,59 63,59 65
Sumber: Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau
B. Kesehatan
1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan
dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi
ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 15
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian
neo-natal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan,
dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir,
yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama
kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian
bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun
yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan
luar.
Angka kematian bayi (AKB) menggambarkan keadaan sosial ekonomi
masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan AKB untuk
pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian
bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen
yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk
mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi
dan suntikan anti tetanus.
Sedangkan angka kematian Post-Neo Natal dan angka kematian anak
serta kematian balita dapat berguna untuk mengembangkan program
imunisasi, serta program-program pencegahan penyakit menular terutama pada
anak-anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat
untuk anak dibawah usia 5 tahun.
Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) adalah probabilitas bayi hidup
sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi = (1-angka
kematian bayi). AKB dihitung dengan jumlah kematian bayi usia dibawah 1
tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Untuk Kabupaten Lamandau Angka kematian bayi (AKB) tahun 2011
adalah sebesar 18,52%.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 16
2. Angka usia harapan hidup
Angka usia harapan hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup
rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas
menurut umur. Angka harapan hidup saat lahir adalah rata-rata tahun hidup
yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.
Tabel 2.15
Angka Harapan Hidup Kabupaten Lamandau Tahun 2007 -2011
2007 2008 2009 2010 2011
66,93 67,05 67,13 67,21 67,29
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupatenn Lamandau
3. Persentase balita gizi buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi
buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat
badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO.
WHO (1999) mengelompokkan wilayah yaitu kecamatan untuk
kabupaten/kota dan kabupaten/kota untuk provinsi berdasarkan prevalensi gizi
kurang ke dalam 4 kelompok dari seluruh jumlah balita, yaitu :
a.
rendah
= di bawah 10 %
b.
sedang
= 10-19 %
c.
tinggi
= 20-29 %
d.
sangat tinggi
= 30 %
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi
menahun. Status gizi balita secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur maupun menurut panjang
badannya dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan. Apabila berat badan
menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di
bawah standar disebut gizi kurang. Apabila jauh di bawah standar dikatakan
gizi buruk. Untuk Kabupaten Lamandau persentase balita gizi buruk pada tahun
2012 sebesar 0,00% yang berarti hampir tidak ditemukan balita gizi buruk.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 17
C. Kesempatan kerja (Rasio penduduk yang bekerja)
Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan
kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus
diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja. Dengan
demikian, dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.
Rasio penduduk yang bekerja adalah perbandingan jumlah penduduk
yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja. Jika yang tersedia adalah angka
pengangguran, maka angka yang digunakan adalah = (1 - angka
pengangguran). Untuk Kabupaten Lamandau berdasarkan data dari BPS
Kabupaten Lamandau angka pengangguran untuk tahun 2011 adalah sebesar
2,53%.
2.1.2.2 Fokus Seni Budaya dan Olahraga
Pembangunan bidang seni budaya sangat terkait erat dengan kualitas
hidup manusia dan masyarakat, yaitu untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab. Kabupaten
Lamandau yang terdiri dari 8 kecamatan dan 83 desa, memiliki adat-istiadat
serta berbagai kesenian yang menggambarkan dinamika yang ada dalam
masyarakat, sekaligus sebagai potensi yang dimiliki masyarakat.
Adapun untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing untuk mencapai
masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera serta berkualitas, maka sangat
dibutuhkan generasi muda yang benar-benar tangguh, berbobot dan sehat.
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut maka salah satu indikator terpenuhinya
generasi muda yang berkualitas adalah tersedianya fasilitas olah raga.
Tabel 2.16
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2007 s.d 2011
NO Capaian Pembangunan 2008 2009 2010 2011 2012
1 Jumlah grup kesenian - 5 8 12 12
2 Jumlah gedung kesenian - - - - -
3 Jumlah klub olahraga - - - 11 11
4 Jumlah gedung olahraga - - - 2 4
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 18
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan
perundan-undangan.
2.1.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
A. Urusan Pendidikan
Masalah pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam
pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik
pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang
berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan dibidang teknologi,
kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini
dikarenakan penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan
mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa,
melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa lingkungan hidup,
menjaga keteraturan sosial, mengembangkan perekonomian dan pada akhirnya
bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.
Data pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan di suatu
daerah dikaitkan oleh beberapa indikator pendidikan sebagai berikut :
a. Angka Partisipasi Kasar
Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti
pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang
mampu ditampung di setiap jenjang sekolah, sehingga naiknya persentase
jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 19
sekolah. Bisa jadi kenaikan tersebut karena dipengaruhi oleh semakin besarnya
jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya
infrastruktur sekolah. Adapun perkembangan angka partisipasi kasar Kabupaten
Lamandau tahun 2007 – 2011 dapat dilihat pada tabel 2.14.
b. Rasio guru/murid
Rasio guru/murid menggambarkan perbandingan jumlah guru terhadap
murid. Hal ini untuk melihat apakah guru yang tersedia cukup untuk melayani
atau membimbing murid yang ada. Dengan melihat rasio ini maka dapat
digunakan untuk mengetahui kebutuhan guru dalam memberikan pelayanan
pendidikan bagi murid-murid, sekaligus juga untuk mengukur jumlah ideal
murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.
Tabel 2.17
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
No Jenjang Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011 1 SD/MI 1.1. Jumlah Guru 724 762 875 882 876 1.2. Jumlah Murid 7,679 8,224 8120 8219 9,019 1.3. Rasio 94,28 92,66 107,76 107,31 97,13 2 SMP/MTs 2.1. Jumlah Guru 256 259 264 317 257 2.2. Jumlah Murid 2.400 2.427 2.873 2.782 3,207 2.3. Rasio 106,67 106,71 91,.89 113,.95 80,14
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
B. Urusan Kesehatan
Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua
lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah
dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajad
kesehatan yang lebih baik. Indikator bidang urusan kesehatan dapat dilihat
pada tabel-tabel berikut :
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 20
Tabel 2.18
Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2007 s.d 2011
Kabupaten Lamandau
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah posyandu 87 90 90
2. Jumlah balita 6,366 4,497 4.765 6.630 6.742
3. Rasio 0.018 0.014 0.013
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
Tabel 2.19
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah Puskesmas 3 9 9 9 10
2. Jumlah Poliklinik 13 14 35 40 44
3. Jumlah Pustu 21 59 57 59 61
4. Jumlah Penduduk 56.935 59.531 63.079 63.199 66.601 5. Rasio Puskesmas persatuan penduduk 52.69 151.18 142.68 142.41 150.15 6. Rasio Poliklinik persatuan penduduk 228.33 235.17 554.86 632.92 632.92 7. Rasio Pustu persatuan penduduk 368.84 991.08 903.63 933.56 916.90
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
Tabel 2.20
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk
Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah Rumah Sakit Umum (Pemerintah) 1 1 1 1 1
2 Jumlah seluruh Rumah Sakit 1 1 1 1 1
3 Jumlah Penduduk 56.935 59.531 63.079 63.199 66.061
4 Rasio 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
Tabel 2.21
Jumlah Dokter Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Dokter 9 13 19 12 17
2 Jumlah Penduduk 56.935 59.531 63.079 63.199 66.061
3 Rasio 0,015 0,021 0,030 0,019 0,025
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
Tabel 2.22
Jumlah Tenaga Medis Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau
NO Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1 Jumlah Tenaga Medis 144 269 324 267 346
2 Jumlah Penduduk 56.935 59.531 63.079 63.199 66.061
3 Rasio 0,25 0,45 0,51 0,42 0,52
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 21
2.1.4 Aspek Daya saing Daerah
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi lainnya yang
berdekatan, domestik atau internasional.
Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomi daerah,
fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.
2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan
terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita,
pengeluaran konsumsi non pangan per kapita, produktivitas total daerah, dan
nilai tukar petani. Oleh karena keterbatasan data, maka data yang bisa
ditampilkan hanya data pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.23
Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2007 s.d 2011
Kabupaten Lamandau
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Total Pengeluaran RT 628.620 633.500 634.140 636.440 640.250 2. Jumlah RT 15.385 16.032 18.006 18.303 18.353
3. Rasio (1./2.) 40,9 39,5 35,2 34,8 34,89
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
2.1.4.2 Fokus Sumber Daya Manusia
Analisis kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap indikator
rasio ketergantungan dan rasio lulusan S1/S2/S3. Hal ini terkait dengan
permasalahan angkatan kerja masalah yang perlu mendapat perhatian besar
dalam melakukan perencanaan pembangunan karena di dalam kelompok
angkatan kerja terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku
ekonomi.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 22
Semakin besar jumlah tenaga kerja di dalam suatu daerah, semakin
besar penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan
peningkatan permintaan tenaga kerja (kesempatan kerja) maka akan jadi
pengangguran. Disamping itu, semakin besar jumlah tenaga kerja maka
semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia
tidak produktif, sebagai nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun,
namun ini memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.
Tabel 2.24
Rasio Ketergantungan Tahun 2007 s.d 2011
Kabupaten Lamandau
No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011
1. Jumlah penduduk usia < 15 tahun 18.790 18.356 19.451 19.436 19.763 2. Jumlah penduduk usia > 64 tahun 1.995 1.879 1.989 2.199 2.220 3. Jumlah penduduk usia tidak produktif (1) &(2) 20.785 20.235 21.440 21.635 21.983 4. Jumlah penduduk Usia 15-64 tahun 36.150 39.296 41.639 43.322 44.078 5. Rasio ketergantungan (3) / (4) 57.50 51.49 51,49 49.94 49,87
Sumber: Diolah dari Buku Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2011/2012
2.2 Permasalahan Pembangunan Daerah
A. Urusan Wajib
1. Pendidikan
Dalam rangka melaksanakan program kegiatan tahun 2012, Dinas Pendidikan dan Pengajaran menghadapi beberapa masalah dan kendala yaitu antara lain :
1) Kegiatan Pengadaan Alat Praktek dan Peraga Siswa pada SLB, Pagu/dana tidak mencukupi apabila disesuaikan dengan jumlah siswa SLB. Solusinya:
Program/kegiatan tersebut dianggarkan kembali pada tahun anggaran berikutnya dengan perencanaan yang matang.
2) Kegiatan Seleksi dan Penghargaan Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Berprestasi Tingkat Kabupaten dan Pengiriman ke provinsi, yaitu kurangnya guru yang berminat mengikuti kegiatan tersebut. Solusinya: Kedepan perlu ditingkatkan pemahaman untuk memotivasi minat Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas untuk mengikuti kegiatan seleksi tersebut.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 23
2. Kesehatan
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi dibidang Kesehatan terdapat beberapa masalah dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program kegiatan tahun 2012 yaitu antara lain :
1) Kegiatan Lomba Posyandu, tidak terealisasi disebabkan dana tidak mencukupi dalam pelaksanaan. Solusinya, kegiatan tersebut dianggarkan ditahun 2013 dengan menambah anggaran sesuai kebutuhan.
2) Kegiatan Lomba Balita Sehat, yaitu Lomba Balita Sehat Tingkat Kecamatan tidak dapat dilaksanakan karena anggaran yang terbatas. Solusinya, kegiatan tersebut dianggarkan ditahun 2013 dengan menambah anggaran sesuai kebutuhan.
3) Kurangnya Tenaga Kesehatan yang mempunyai keahlian Khusus Misalnya Dokter Spesialis, Analis Kesehatan, Tenaga Rekam Medis, Radiografer, teknisi elekytro medic dan lain-lain. Hal ini disebabkan Realisasi perekrutan tenaga PNS dan Honorer ( PHL/TKS ) kurang berjalan baik sulit mendapatkan tenaga karena SDM yang tidak tersedia.
4) Ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan belum maksimal untuk menunjang pelayanan / kegiatan dirumah sakit. Ketersedian tenaga yang terampil dan terlatih di unit-unit khusus sangat kurang.
5) Fasilitas pelayanan kesehatan belum memenuhi standar baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
6) Peralatan Kantor, rumah tangga dan peralatan kesehatan yang minim. 7) Keterbatasan ruang tempat pelayanan kesehatan.
8) Anggaran untuk dana operasional Rumah Sakit masih sangat minim. Sementara realisasi anggaran tidak tepat waktu hal ini disebabkan pembahasan Rencana Agaran Satuan Kerja dan Dokumen Anggaran Satuan Kerja RSUD memakan waktu yang lama.
9) Perda tarif Retribusi yang baru belum diaplikasikan dalam bentuk sistim billing sehingga sistim yang di gunakan masih manual sehingga resiko terjadinya kesalahan masih besar.
10) Proses Penentuan kelas rumah sakit dari kementerian kesehatan yang belum terlaksana sementara di didepan sudah menunggu agar segera dapat Berubah Menjadi BLUD dan dituntut juga untuk dapat akreditasi.
Memperhatikan hasil evaluasi kinerja kegiatan maka beberapa alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemberdayaan tenaga kesehatan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga fungsional baik paramedis keperawataan maupun non keperawatan. Dengan mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat fungsional.
2) Pembangunan dan perbaikan sarana - prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 24
3) Percepatan realisasi anggaran.
4) Pengajuan usulan kelembagaan rumah sakit, agar lebih mandiri dalam pengelolaannya.
5) Perda tarip retribusi rumah sakit yang baru segera disiapkan sarana pendukungnya berupa aplikasi sistim biling.
6) Mengusulkan perubahan perda tarif pelayanan rumah sakit, dengan menghitung unit cost, termasuk komponen jasa medis dan perawatan.
7) Penambahan biaya operasional Rumah Sakit baik bersumber dari dana D A U maupun APBN.
8) Swakelola beberapa unit penunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. 9) Penyediaan fasilitas yang memadai bagi tenaga medis.
3. Lingkungan Hidup
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamandau tahun 2012 tidak menghadapi permasalahan maupun kendala mendasar sebagai hambatan di dalam pelaksanaan program semuanya dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik atas dasar kebersamaan, koordinasi dan sinkronisasi dengan menyusun pola-pola pelaksanaan kegiatan untuk pemecahan masalah-masalah tersebut antara lain dengan cara sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas SDM Pegawai Badan Lingkungan Hidup melalui Kursus/diklat bidang Lingkungan Hidup serta bidang umum dan kepegawaian, sehingga di tahun selanjutnya Pegawai BLH sudah siap bekerja, baik secara administrasi maupun secara teknis di lapangan.
2) Menyelenggarakan koordinasi mengenai pengendalian Pencemaran Lingkungan bersama instansi terkait.
3) Melaksanakan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan tugas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lamandau.
4. Pekerjaan Umum
Permasalahan/hambatan yang terjadi dalam bidang pekerjaan umum adalah dalam bidang Bina Marga, bidang Cipta Karya dan pengairan.
1) Dalam pelaksanaan pembangunan kebinamargaan terkendala dari keterbatasan penyediaan anggaran, maka pelaksanaan pembangunan sarana jalan dan jembatan tidak bisa secara optimal. Solusi pemecahannya: Pelaksanaan Pembangunan sarana jalan untuk kedepan perlu dipertimbangkan skala prioritas atas kepentingan masyarakat luas atau bertahap sehingga pembangunan sarana dan prasarana jalan dan jembatan bisa berkesinambungan seiring dengan perkembangan perekonomian suatu daerah.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 25
2) Dalam pelaksanaan pembangunan dibidang Cipta Karya terkendala dari keterbatasan penyediaan anggaran, maka pelaksanaan pembangunan tidak bisa secara optimal. Solusi pemecahannya: Secara umum pelaksanaan Pembangunan dibidang Cipta Karya kedepan perlu dipertimbangkan skala prioritas atas kepentingan masyarakat luas atau bertahap sehingga pelaksanaan pembangunan dibidang Cipta Karya bisa dilaksanakan secara maksimal.
3) Dalam pelaksanaan pembangunan dibidang Pengairan terkendala dari keterbatasan penyediaan anggaran, sehingga pelaksanaan pembangunan tidak bisa secara optimal. Solusi pemecahannya: Secara umum pelaksanaan Pembangunan dibidang Pengairan kedepan perlu dipertimbangkan skala prioritas atas kepentingan masyarakat luas atau bertahap sehingga pembangunan dibidang pengairan bisa dilaksanakan secara maksimal.
5. Penataan Ruang
Dalam pelaksanaan pembangunan dibidang tata ruang terkendala dari keterbatasan penyediaan anggaran dan belum finalnya RTRW Kabupaten yang masih dalam tahap evaluasi gubernur, sehingga pelaksanaan pembangunan, khususnya dibidang penataaan ruang tidak bisa secara optimal.
Secara umum pelaksanaan Pembangunan dibidang Tata Ruang kedepan perlu dipertimbangkan skala prioritas atas kepentingan masyarakat luas dan menunggu finalnya RTRW kabupaten sehingga pelaksanaan pembangunan dibidang Tata Ruang bisa dilaksanakan secara maksimal.
6. Perencanaan Pembangunan
Dalam menjalankan kegiatannya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau masih menghadapi hambatan/kendala antara lain:
1) Pada tahun 2012, BAPPEDA bekerjasama dengan pihak ketiga telah menyempurnakan sebuah aplikasi Sistem Informasi (SIM) Perencanaan Pembangunan Daerah yang dapat memudahkan dalam proses penyusunan RKPD. Permasalahan disini adalah kurang mampunya aparatur dalam mengaplikasikan sistem tersebut baik admin di BAPPEDA maupun operator di masing-masing SKPD. 2) Pada tahap koordinasi dengan adanya perubahan petunjuk penyusunan dan
aplikasi SIM PP, masih banyak SKPD yang belum mengerti dalam pengisian tabel lampiran dan aplikasi tersebut karena waktu pelatihan yang singkat. Solusi :
Diperlukan pelatihan-pelatihan lebih lanjut terkait penyusunan/ pengisian aplikasi SIM PP tersebut.
3) Belum terbangunnya sistem pengumpulan data kinerja yang akurat. Solusi :
Membangun sistem pengumpulan data kinerja
4) Belum selaras dan sinergisnya sistem akuntabilitas pemerintah daerah Kabupaten Lamandau dengan Satuan Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan kurang
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 26
kemampuan dan pengetahuan aparatur dalam penyusunan LAKIP. Solusi : Perlu adanya pelatihan bagi aparatur dalam penyusunan LAKIP.
7. Perumahan
Permasalahan dalam bidang perumahan tahun 2012 yakni berkaitan dengan keterbatasan anggaran, namun Pemerintah Kabupaten Lamandau terus berupaya melakukan terobosan atau langkah dalam hal penanganan bidang perumahan. Telah dilaksanakan penanganan perumahan untuk kepentingan masyarakat diantaranya pelaksanaan kegiatan “BEDAH RUMAH” yaitu bantuan rehab rumah bagi warga yang kurang mampu secara berkelanjutan tiap tahun. Selain itu, juga dilaksanakan kegiatan rehab rumah warga yang tidak memenuhi syarat di 3 desa PM2L. Selanjutnya, Pemerintah Daerah juga mengusahakan dana diluar APBD (APBN) dalam penanganan perumahan yakni dengan selalu berkoordinasi dengan Pemprov dan Kemenpera.
8. Kepemudaan dan Olahraga
Pada tahun 2012, kendala/hambatan yang dihadapi Dinas Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Lamandau dalam melaksanakan program dan kegiatan bidang tugasnya diantaranya adalah pada kegiatan pembangunan sarana dan prasarana olah raga dimana tidak terlaksananya pekerjaan peningkatan lapangan di Bayat karena tidak tersedia lahan dari Masyarakat dan solusinya kegiatan tersebut akan dianggarkan kembali pada tahun 2014.
9. Penanaman Modal
Permasalahan dalam bidang penanaman modal yaitu antara lain :
1) Masih kurangnya sarana-prasarana bidang infrastruktur seperti Jalan, Jembatan, Kelistrikan, Air Bersih (PDAM) dan Jasa Perbankan, sehingga mempengaruhi perkembangan Investasi di Kabupaten Lamandau.
2) Terjadinya tumpang tindih lahan dalam pemberian Ijin Lokasi Perusahaan Bidang Perkebunan, Pertambangan dan Kehutanan, serta banyak Perusahaan Perkebunan yang menggarap lahan melebihi luas ijin yang dimiliki, serta ada beberapa desa yang masuk di dalam Hak Guna Usaha (HGU).
3) Belum disahkannya RTRWP Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga lokasi perusahaan yang masuk kawasan hutan lindung belum memiliki Ijin Pelepasan Kawasan Hutan, yang mengakibatkan perusahaan tersebut memiliki keraguan dalam mengelola areal lahan yang dimilikinya.
4) Rendahnya kepatuhan para Investor mematuhi tatanan dan aturan berinvestasi terutama penyampaian LKPM, dikarenakan kantor pusat perusahaan yang berada diluar Wilayah Kabupaten Lamandau.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 27
5) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat Penanaman Modal bagi Pembangunan dan Kesejaheraan Masyarakat disekitar Perusahaan dan rendahnya pendidikan masyarakat sehingga perusahaan hanya mempekerjakan masyarakat di sekitar perusahaan sebagai Tenaga Harian Lepas (THL).
6) Tidak jelasnya tupoksi Bidang Investasi di BAPPEDA karena tidak ada kewenangan dari BAPPEDA yang mengatur serta program kerja yang terkait dengan Investasi. Permasalahan Subbidang Promosi :
a. Kabupaten Lamandau belum memiliki UKM Binaan yang mampu menghasilkan produksi yang kontinyu dan memiliki nilai jual tinggi serta layak untuk di promosikan keluar daerah sebagai produk unggulan dari Kabupaten Lamandau. b. Kurangnya minat masyarakat untuk mengembangkan produk-produk lokal yang
menjadi ciri khas Kabupaten Lamandau, dikarenakan kurangnya permodalan serta tidak adanya pembinaan dari instansi-instansi terkait.
c. Kurangnya Anggaran dalam melakukan Promosi Investasi keluar daerah maupun kemanca negara, serta kurangnya personil Bidang Investasi dan Promosi.
d. Kurang tepatnya Subbidang Promosi bila tempatkan di BAPPEDA karena di DISPERINDAGKOP juga ada Bidang Promosi sehingga semua kegiatan Subbidang Promosi BAPPEDA harus dikoordinasikan dengan Bidang Promosi DISPERINDAGKOP dan UMKM.
Pemecahan Masalah :
a. Pemerintah Daerah melakukan pembangunan bidang Infrastruktur terutama jalan dan jembatan, melakukan studi kelayakan listrik tenaga air, dan jasa perbankan. b. Pemerintah Daerah melakukan Inventarisasi Perijinan yang dimiliki
Perusahaan-Perusahaan dan melakukan Audit Lahan Perusahaan-Perusahaan-perusahaan Perkebunan. c. Melakukan pembinanan, monitoring, pengawasan, dan evaluasi terhadap kegiatan
penanaman modal yang ada di Kabupaten Lamandau.
d. Melakukan Sosialisasi/Penyuluhan kepada masyarakat tentang arti pentingnya Investasi terhadap pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
e. Diharapkan kepada instansi teknis yang membidangi UKM, agar lebih optimal dalam melakukan pembinaan, serta memberikan bantuan permodalan agar mereka dapat berkembang.
f. Bidang Investasi telah dipersiapkan bergabung dengan kantor perijinan sesuai dengan amanat Perpres nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dibidang Penanaman Modal.
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 28
10. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Dalam menjalankan kegiatannya, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM dihadapkan pada permasalahan yaitu terbatasnya wawasan dan pengetahuan SDM anggota koperasi maupun UMKM serta masih banyaknya jumlah koperasi yang tidak aktif dan terbatasnya akses pemasaran keluar daerah. Sedangkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu mengikuti Bimtek dan pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM koperasi dan UMKM terutama dalam hal diversifikasi produk dan perlu adanya pembinaan atau pembubaran koperasi tidak aktif, serta lebih ditingkatkannya intensitas dan kualitas pameran di luar daerah.
11. Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan di Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Lamandau yaitu masih rendahnya tingkat kepemilikan dokumen kependudukan terutama Akte Kelahiran dan Akte Perkawinan. Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan kinerja pelayanan untuk pencapaian target kepemilikan dokumen kependudukan terutama akte kelahiran dan akte perkawinan.
Adapun kendala/hambatan pada tahun 2012 yang terkait dengan pelaksanaan program/kegiatan pada Disdukcapil Kabupaten Lamandau antara lain:
1) Pada Kegiatan Pemeliharaan e-KTP yaitu tidak bisa dilaksanakan karena untuk pemeliharaan peralatan e-KTP masih merupakan tanggungan Pusat (pihak konsorsium); Solusinya: Mengingat biaya pemeliharaan peralatan e-KTP masih menjadi tanggungan Pusat (pihak konsorsium) sampai dengan tahun 2015 maka Disdukcapil Kabupaten Lamandau hanya akan menganggarkan biaya pemeliharaan peralatan e-KTP untuk tahun 2013 yang sifatnya kerusakannya diakibatkan kelalaian user/pengguna peralatan tersebut (sesuai ketentuan);
2) Kegiatan Pelayanan Sidang Keliling, yaitu tidak bisa dilaksanakan karena perjanjian (MoU sampai dengan akhir tahun masih dalam proses dan adanya biaya yang belum disosialisasikan kepada masyarakat. Solusinya: Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tahun 2013 yang mana kebutuhan dana telah dianggarkan dalam DPA SKPD Disdukcapil Kabupaten Lamandau tahun 2013.
13. Ketahanan Pangan
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pada Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lamandau Tahun Anggaran 2012, belum terdapat adanya permasalahan maupun kendala mendasar sebagai hambatan di dalam pelaksanaan program, semuanya dapat diatasi dan diselesaikan dengan baik atas dasar kebersamaan, koordinasi dan sinkronisasi dengan menyusun pola-pola pelaksanaan kegiatan untuk pemecahan masalah-masalah tersebut antara lain dengan cara sebagai berikut :
Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah
I I - 29
1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan khususnya bidang ketahanan pangan, bersama dengan pimpinan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamandau yang berwawasan kebersamaan guna menumbuhkan saling pengertian;
2) Menyelenggarakan koordinasi bersama dinas/instansi terkait;
3) Melaksanakan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan tugas Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamandau.
14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu masih minimnya dana pada Program dan kegiatan untuk 83 Desa/Kelurahan.
Solusi atau upaya pemecahan masalahnya adalah mengusulkan agar adanya penambahan anggaran dana guna lancarnya pelaksanaan program dan kegiatan. 15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program dan kegiatan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu masih minimnya dana pada Program dan kegiatan KB untuk 83 Desa/Kelurahan.
Solusi atau upaya pemecahan masalahnya adalah mengusulkan agar adanya penambahan anggaran dana guna lancarnya pelaksanaan program dan kegiatan KB. 16. Perhubungan
Dalam melaksanakan urusan Perhubungan tahun 2012, Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika mengalami kendala/hambatan antara lain:
1) Pada kegiatan Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan yaitu belanja modal pengadaan tanah sarana umum lapangan terbang perintis tidak dapat terlaksana karena terkait regulasi Perpres Nomor 71 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum. Solusinya : Menunjuk Tim Penilai Pembebasan Tanah untuk pembangunan Bandar Udara Perintis Kabupaten Lamandau.
2) Dalam rangka pengendalian disiplin pengoperasian angkutan umum di jalan raya, dihadapkan pada hambatan rendahnya disiplin masyarakat dalam mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku. Solusinya: Melakukan koordinasi secara rutin dengan pihak kepolisian didalam melakukan pengedalian dan penertiban angkutan jalan.
3) Dalam rangka peningkatan disiplin angkutan LLASDP, terkendala pada kendaraan operasional (speedboat) yang ada kurang efektif didalam menunjang kegiatan penertiban dikarenakan mesin speedboat Dishubkominfo masih sama dengan speedboat penyedia jasa angkutan sungai. Solusinya: pengadaan kendaraan operasional speedboat dengan mesin diatas 40 PK.