• Tidak ada hasil yang ditemukan

Case Report Vertigo Perifer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Case Report Vertigo Perifer"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Case Report

Vertigo Perifer

(2)

Identitas Pasien

• Nama: Ny.S

• Usia : 51 tahun

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Alamat : Krajan Bawah

• Pekerjaan : Swasta

• Status : Menikah

• Agama : Islam

• Ruang Rawat : Bangsal Mawar

•  

Datang ke Rumah Sakit : 23 Maret 2018 ke IGD RSU Ambarawa

(3)

Subjektif

Keluhan Utama

Pusing berputar

Keluhan Tambahan

(4)

Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien mengaku sejak 2 hari SMRS telinga kirinya terasa berdenging dan agak kurang jelas.

• Keluhan telinga berdenging tersebut muncul secara mendadak dan dirasakan tidak begitu mengganggu.

• Denging di telinga hanya muncul di sebelah kiri, telinga kanan tidak terasa adanya denging.

• Denging dirasakan terus menerus sejak 2 hari yang lalu dan tidak pernah hilang.

• Pasien menyangkal adanya riwayat jatuh atau terbentur di daerah dekat telinga.

(5)

Pasien mengaku mengalami pusing berputar sejak 12 jam

SMRS, pusing berputar dirasakan mendadak saat pasien berdiri dari keadaan jongkok, saat itu pasien langsung menunduk dan merasa kamarnya berputar cepat disusul dengan rasa mual dan muntah muntah.

Pasien merasa sulit berdiri disebabkan rasa pusingnya

tersebut. Pasien juga merasa sulit membuka mata dan berjalan karena saat membuka mata dan berjalan, akan langsung mual dan muntah dikarenakan pusing yang berputar-putar.

Pasien mengaku lebih nyaman saat keadaan berbaring

sambil menutup mata.

Pasien menyangkal adanya nyeri leher, demam, kejang,

(6)

9 jam SMRS, pasien berobat ke klinik dokter keluarga dengan keluhan pusing berputarnya tersebut.

Di klinik, pasien diberikan obat tensi dan obat pusing tablet untuk diminum dan pasien pulang ke rumahnya. • Di rumah, pasien merasa pusingnya makin berat dan

oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD Ambarawa.

Saat sampai di IGD, pasien mampu merespon spontan dan menjawab pertanyaan dengan jelas.

Pasien tidak mau membuka matanya karena mengeluh pusing berputar bila membuka mata.

(7)

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi sejak lama (>5 tahun) tapi jarang kontrol dan jarang minum obat antihipertensi.

• Pasien mengaku pernah merasakan keluhan serupa 1 tahun yang lalu, 1 tahun yang lalu pusing berputar muncul setelah pasien bangun dari tidurnya dan merasa kamarnya berputar, pasien pergi ke dokter

keluarga dan diberi obat pusing lalu keluhan hilang sampai saat ini.

• Pasien menyangkal adanya riwayat cedera kepala atau benturan di daerah telinga setahun belakangan ini. Rasa penuh pada telinga, gangguan pendengaran, keluar cairan dari telinga, dan infeksi pada telinga sebelumnya disangkal.

• Pasien menyangkal adanya kelemahan anggota gerak atau bicara pelo. Pasien menyangkal adanya riwayat keluhan nyeri atau pun trauma daerah leher.

• Riwayat DM disangkal.

(8)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Alergi : Disangkal

Riwayat Hipertensi : Disangkal

Riwayat Kegasanasan : Disangkal

Riwayat DM : Disangkal

(9)

Riwayat Pengobatan

Sudah mengkonsumsi obat dari dokter keluarga

yaitu betahistin dan amlodipin untuk pusing dan darah tingginya.

Pasien menyangkal minum obat lain atau

jamu-jamuan.

Pasien mengaku tidak rutin meminum obat

antihipertensinya karena merasa badannya baik-baik saja.

Untuk keluhan satu tahun lalu, pasien mengaku

(10)

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah ibu rumah tangga, suami

pensiunan.

Datang dengan status pasien umum, kesan

ekonomi cukup.

Pasien menyangkal pernah minum minuman keras

atau merokok,

Pasien menyangkal memakai obat-obatan

terlarang dan menyangkal meminum obat atau jamu jamuan rutin.

Pasien mengaku suka makanan gorengan dan

(11)

Anamnesis Sistem

Sistem serebrospinal : pusing berputar (+),

Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan

Sistem respirasi : tidak ada keluhan

Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+)

Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan

Sistem urogenital : tidak ada keluhan

(12)

Resume Anamnesis

Seorang perempuan berusia 51 tahun, datang

dengan keluhan pusing berputar sejak 6 jam SMRS.

Pusing berputar dirasakan bertambah jika pasien

membuka mata dan bangun dari tempat tidur.

Keluhan disertai mual, muntah dan telinga

berdenging.

Telinga berdenging dirasakan sejak 2 hari SMRS.

Mual muntah apabila membuka mata atau

bergerak mendadak.

Infeksi telinga (-), kelemahan anggota gerak (-),

(13)

Pembahasan Anamnesa

Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa

gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat

sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.

Berasal dari bahasa latin “vertere” yaitu memutar.

Termasuk ke dalam gangguan keseimbangan yang

dinyatakan sebagai pusing, pening,

(14)

Sistematis Manajemen

Vertigo

• Memastikan Keluhan

• Pastikan bahwa keluhan yang dirasakan pasien benar-benar pusing berputar. Bukan nyeri kepala atau bingung

Memastikan Jenis dan Letak Lesi

Informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik kanan dan kiri akan

diperbandingkan

Vertigo dapat timbul bila ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga sistem tersebut pada tingkat resepsi, integrasi, maupun persepsi.

Vertigo dibagi menjadi dua,

vertigo vestibular bila kelainan pada vestibular,

vertigo non-vestibular apabila terjadi pada visual dan proprioseptif.

Vertigo juga dibagi menjadi:

vertigo yang terjadi dengan letak lesi di perifer (labirin dan n. Vestibularis) vertigo yang terjadi dengan letak lesi di sentral (batang otak hingga

(15)

Vertigo Vestibuler &

Non-Vestibuler

  VERTIGO

VESTIBULAR

VERTIGO NON-VESTIBULAR

Sifat vertigo Rasa berputar (true vertigo)

Melayang, hilang keseimbangan

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah + –

Gangguan

pendengaran dan/ atau tinnitus

+ / – –

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual

Situasi pencetus – Orang ramai, lalu

(16)

Vertigo Perifer & Sentral

  VERTIGO PERIFER VERTIGO SENTRAL

Letak lesi Labirin dan N.

Vestibularis

Batang otak hingga korteks

Bangkitan vertigo Mendadak Lebih lambat

Derajat vertigo Berat Lebih ringan

Gerakan kepala Berpengaruh Tidak

Gangguan pendengaran (tinitus)

+ –

Gejala gangguan SSP

– + (diplopia, parestesi,

gejala fokal serebral)

Gejala Otonom + ++ ±

Tanda fokal otak – +

(17)

Sistematis Manajemen

Vertigo

Mencari penyebab

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan

tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan

ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik.

Reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar,

(18)

Penyebab Vertigo

Vertigo Perifer Vertigo Sentral

· BPPV

· Labirinitis

· Vestibular neuritis

· Meniere’s Disease

· Labyrinthie Ischemia

· Trauma

· Toxin

· Vascular

· Demyelinating

· Neoplasm

(19)

Mekanisme Vertigo

• Teori rangsang berlebihan (overstimulation).

• Rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual, dan muntah.

• Teori konfik sensorik.

• Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer

• Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus, ataksia, rasa melayang, berputar.

• Teori neural mismatch.

• Otak mempunyai memori tentang pola gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang tidak sesuai dengan pola

gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.

• Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan

(20)

• Teori otonomik.

• Perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi perubahan posisi.

• Gejala klinis timbul jika sistem simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistem parasimpatis mulai berperan.

• Teori neurohumoral.

• Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl), dan teori serotonin (Lucat),

• masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.

• Teori sinaps.

• Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (Corticotropin Releasing Factor).

• Peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik.

• Gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis

(21)

Vertigo Berdasarkan Awitan

Serangan

Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan

Serangan

Disertai

Keluhan Telinga

Tidak Disertai Keluhan Telinga

Timbul Karena Perubahan Posisi

Vertigo

paroksismal

Penyakit Meniere, tumor fossa cranii posterior,

transient ischemic attack (TIA) arteri vertebralis

TIA arteri

vertebro-basilaris, epilepsi, vertigo akibat lesi

lambung

Benign

paroxysmal

positional vertigo (BPPV)

Vertigo kronis Otitis media

kronis, meningitis tuberkulosa,

tumor serebelo-pontine, lesi

labirin akibat zat ototoksik

Kontusio serebri, sindroma paska komosio, multiple sklerosis,

intoksikasi obat-obatan

Hipotensi

ortostatik, vertigo servikalis

(22)

Nistagmus

No. Nystagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer

1. Arah Berubah-ubah Horizontal /

horizontal rotatoar

2. Sifat Unilateral / bilateral Bilateral

3. Test Posisional

– Latensi

Dominasi arah jarang ditemukan

Dominasi arah sering ditemukan

(23)

Tinnitus

Definisi

Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan

pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal

mekanoakustik maupun listrik.

Keluhan suara yang di dengar sangat bervariasi,

dapat berupa bunyi mendenging, menderu,

mendesis, mengaum, atau berbagai macam bunyi lainnya.

Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau

(24)

Klasifikasi

Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus dapat dibagi

menjadi tinitus objek • a. Tinitus Objektif

• Tinitus objektif adalah tinitus yang suaranya juga dapat di dengar oleh pemeriksa dengan auskultasi di sekitar telinga.

• Tinitus objektif biasanya bersifat vibratorik, berasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga.

• Tinitus objektif disebabkan karena kelainan vaskular, sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung.

• Tinitus berdenyut ini dapat dijumpai pada pasien dengan malformasi arteriovena, tumor glomus jugular dan aneurisma.

• Tinitus objektif juga dapat dijumpai sebagai suara klik yang

berhubungan dengan penyakit sendi temporomandibular dan karena kontraksi spontan dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal.

(25)

b. Tinitus Subjektif

Tinnitus objektif adalah tinnitus yang suaranya hanya

dapat didengar oleh penderita saja.

Jenis ini sering sekali terjadi.

tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh

proses iritatif dan perubahan degeneratif traktus auditoris mulai sel-sel rambut getar sampai pusat pendengaran.

Tinitus subjektif bervariasi dalam intensitas dan frekuensi

kejadiannya. Beberapa pasien dapat mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah,

(26)

Berdasarkan kualitas suara yang didengar pasien ataupun

pemeriksa, tinitus dapat dibagi menjadi tinitus pulsatil dan tinitus nonpulsatil.

• a. Tinitus Pulsatil

Tinitus pulsatil adalah tinitus yang suaranya bersamaan dengan

suara denyut jantung.

• Tinitus pulsatil jarang ditemukan dalam praktek sehari-hari.

Tinitus pulsatil dapat terjadi akibat adanya kelainan dari vaskular

ataupun di luar vaskular.

• Kelaianan vaskular digambarkan dengan sebagai bising mendesis yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut jantung.

Sedangkan tinitus nonvaskular digambarkan sebagai bising klik,

bising goresan atau suara pernapasan dalam telinga.

Pada kedua tipe tinitus ini dapat kita ketahui dengan

(27)

b. Tinitus Nonpulsatil

Tinitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan. Suara yang dapat didengar oleh pasien bervariasi, mulai

dari suara yang berdering, berdenging, berdengung, berdesis, suara jangkrik, dan terkadang pasien

mendengarkan bising bergemuruh di dalam telinganya.

Biasanya tinitus ini lebih didengar pada ruangan yang

(28)

Diagnosis Sementara

Diagnosis klinis : pusing berputar, mual,

muntah, telinga kiri berdenging

Diagnosa topik: organ vestibuler, non vestibuler

Diagnosa etiologik : perifer: otogenik

(29)

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis / E4 M6 V5 (GCS : 15)

BB/TB : 68 kg/ 157 cm

BMI : 27,64 (overweight)

Vital Sign :

Tekanan Darah : 160 / 90 mmHgNadi : 92 x / menit

• Respirasi : 24 x / menit

• Temperatur : 36,70C

(30)

Head 2 Toe

Kepala :

Normosefal, rambut hitam, tidak mudah dicabutWajah :

Simetris, tidak tampak edema, Mata :

• OS:

• pupil bulat, ø 3mm, refeks cahaya langsung (+),

• refek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-),

• OD:

• pupil bulat, ø 3mm, refeks cahaya langsung (+),

• refek kornea (+) Ptosis (-), Eksoftalmus (-),

Telinga :

• AS: rhinorea (-), otorhea (-), tinnitus (+)

(31)

Hidung :

Nafas cuping hidung (-)Deviasi septum (-)

Mukosa hiperemis -/-• Sekret

-/-• Mulut :

Mukosa normal

Faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1

(32)

Pulmo

Pemeriksa an

Pulmo Dekstra Pulmo Sinistra

Inspeksi Pergerakkan dada simetris, (-) retraksi, (-) kelainan bentuk dada

Palpasi Vocal fremitus normal pada kedua lapang paru

Perkusi Sonor pada kedua lapang paru

(33)

Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus cordis tidak terabaPerkusi :

Batas kanan atas jantung di parasternal kanan ICS IIBatas kanan bawah jantung di linea parasternal kanan

ICS IV

Batas kiri bawah jantung linea midclavicula sinistra ICS

VI

Auskultasi :Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-),

(34)

Abdomen :

Inspeksi : Perut CembungAuskultasi : BU (+)

Palpasi: Supel(+), hepar dan lien sulit dinilai, ballottement

(-), nyeri ketok CVA (-)

Perkusi: Timpani di seluruh lapang, nyeri tekan (-)

Extremitas :

Akral hangat ext. superior +/+ ext. inferior +/+Sianosis ext superior ext. inferior

(35)

Status Neurologis

Sikap : Simetris dan lurus

Gerakan abnormal : Tidak ada gerakan

abnormal

Kognitif : Tidak ada gangguan komunikasi

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)

Badan dan anggota gerak

1) Sensibilitas kanan kiri

Taktil + +

Nyeri + +

Thermi + +

(41)

Pemeriksaan Motorik

Pemeriksaan Ekstremitas

superior (D/S)

Ekstremitas inferior (D/S)

Gerakan Bebas/bebas Bebas/bebas

Kekuatan 5/5 5/5

Tonus N/N N/N

Trofi Eutrofi Eutrofi

Refleks fisiologis +/+ +/+

(42)

-/-Tes Vertigo

Romberg Test : (-) ket: dilakukan hari

perawatan ke-3 karena keadaan pasien

Tandem gait : (-) ket: dilakukan hari

perawatan ke-3 karena keadaan pasien

Stepping Test : (-) ket: dilakukan hari perawatan

ke-3 karena keadaan pasien

Nistagmus : (+)

Tes telunjuk hidung : (+)

(43)

Pemeriksaan Penunjang

Kimia Klinik

GDS 126 mg/dl () 74 – 106 mg/dL

Ureum 21.5 mg/dl 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0.55 mg/dl 0.45 – 0.75 mg/dl

Kolesterol 216 mg/dl () <200 dianjurkan; 200 –

239 risiko sedang; ≥240 risiko tinggi

Kimia Klinik

GDS 74 – 106 mg/dL

Ureum 21.5 mg/dl 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0.55 mg/dl 0.45 – 0.75 mg/dl

Kolesterol <200 dianjurkan; 200 –

(44)

Radiologi

X-Foto cervival AP/Lat/Oblique (23/3/2018)

(45)

Pembahasan Pemeriksaan

Fisik

Tekanan darah 160/90 mmHg yang merupakan

kriteria hipertensi.

Hipertensi jika terjadi secara kronis dapat menjadi

faktor resiko gangguan vaskular pada sistem

vestibular sehingga dapat menyebabkan vertigo.

Hipertensi kronis akan mengakibatkan iskemia yang

disebabkan spasme pembuluh darah atau karena proses arteriosklerosis sehingga lumen dari

pembuluh darah menjadi sempit.

Penyempitan lumen pembuluh darah ini

(46)

Pemeriksaan neurologis saraf kranialis ditemukan

adanya penurunan pendengaran pada telinga kiri.

Hal ini memperkuat kemungkinan adanya

gangguan pada daerah vestibular yang menyebabkan munculnya vertigo

Hasil pemeriksaan radiologi didapatkan kesan

gambaran cervical normal.

Hal ini memperlemah adanya verigo yang

(47)

Tabel Perbandingan Gejala

Pasien

Tanda dan Gejala Vertigo Perifer Pasien Vertigo Sentral

1. Serangan Intermiten intermiten Konstan

2. Pusing berputar Hebat hebat Tidak terlalu hebat

3. Mual muntah Hebat hebat Ringan

4. Nistagmus Selalu ada Ada Ada/tidak ada

5. Ciri Nistagmus tidak pernah vertikal horisontal sering vertikal

6.Kurang pendengaran

/ tinitus Sering ada Ada Jarang ada

7. Tanda Lesi batang

otak Tidak ada Tidak ada Ada

8. Disartria Tidak ada Tidak ada Ada

9. Defek Visual Tidak ada Tidak ada Ada

10. Diplopia Tidak ada Tidak ada Ada

11. Drop attack Tidak ada Tidak ada Ada

12. Ataksia Tidak ada Tidak ada Ada

13. Gaya berjalan

Lambat, tegak dan berhati-hati

Lambat, tegak dan berhati-hati

Bergerak

(48)

  Labirintitis Meniere Disease

Cervicoge nic

BPPV Neuronitis Pasien

 

Onset akut paroksismal kronik paroksismal akut

-Etiolog i

Infeksi telinga dalam oleh bakteri/virus

Idiopatik  ketidakseimb angan cairan telinga

Gejala Perforasi membran

timpani, otorrhea

Nistagmus spontan (+), membran timpani intak

Dipengaru l, tinnitus, rasa penuh

(-) (-) (-) (+) tuli

(49)

Diagnosis

DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis klinik : Pusing berputar, mual, muntah

Diagnosis topik : Organ vestibularis, organ

non-vestibularis

Diagnosis etiologi :Vertigo perifer (otogenik) dd

(50)

Planning

Terapi

• Peroral

• Betahistin 3x6 mg • Unalium 2x5 mg • Clobazam 2x5 mg • Lameson 2x8 mg

• Injeksi

• Ondancentron 3x1 amp k/p • Ranitidin 2x1 amp

• Piracetam 2x3 mg\ • Mecobalamin 1x1

• Pemeriksaan penunjang

• Cek darah lengkap, kolesterol, GDS • X-Foto cervival AP/Lateral/Oblique

Monitoring

• Keadaan umum dan tanda vital

(51)

Pembahasan Terapi

• Mecobalamin

• Vitamin B12 dengan gugus metil aktif yang berperan dalam reaksi

transmetilasi dan Mecobalamin bekerja sebagai koenzim dalam sintesa metionin.

• Mecobalamin terlibat dalam sintesis timidin pada deoksiuridin dan mempercepat sintesis DNA dan RNA.

• Mecobalamin mempercepat sintesis Lesitin, suatu komponen utama dari selubung mielin. Mecobalamin diperlukan untuk kerja normal sel saraf.

• Ondansentron

• Obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah. • Gejala tersebut disebabkan oleh senyawa alami tubuh yang bernama

serotonin.

• Seretonin akan bereaksi terhadap reseptor 5HT3 yang berada di usus kecil dan

otak, dan membuat kita merasa mual.

(52)

Ranitidin

Gastroprotektor dan mencegah efek samping dan interaksi dari obat

lain.

• Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin pada reseptor H2 di lambung dan mengurangi sekresi asam lambung.

Betahistin

Mengurangi vertigo dengan memperlebar sphincter prekapiler

sehingga meningkatkan aliran darah pada telinga bagian dalam.

Memperbaiki sirkulasi serebral dan meningkatkan sirkulasi serebral

dan meningkatkan aliran darah arteri karotis interna.

(53)

Clobazam

Golongan benzodiazepin yang bekerja berdasarkan

potensial inhibisi neuron dengan GABA sebagai mediator.

Clobazam memiliki efek antikonvulsi, ansiolitik, sedatif,

dan relaksasi otot.  

Unalium

Mengandung komposisi aktif berupa funarizine. Bekerja dengan cara memblokir kanal kalsium.

Digunakan untuk memperbaiki kelainan vestibular juga

(54)

• Lameson

• Mengandung bahan aktif metilprednisolon, kortikosteroid dengan kerja intermediate yang memiliki efek glukokortikoid.

• Glukokortikoid menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses infamasi.

• Metilprednisolon menghambat fagositosis, pelepasan enzim lisosomal, sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator kimia infamasi.

• Piracetam

• Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-acetamid) merupakan golongan nootropic agents yang berbentuk bubuk kristal putih dan tidak berbau.

• Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi

telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik.

• Menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga

(55)

Prognosis

Ad sanam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

(56)

Follow Up

berdiri dan berjalan  Tanda Vital:

- Tensi : 160/90

- Telinga: Tinnitus (-/+)

Vertigo

o Betahistin

3x6 mg

o Unalium 2x5

mg

o Clobazam 2x5

mg

o Lameson 2x8

mg

Injeksi

o Ondancentron

3x1 amp k/p

o Ranitidin 2x1

amp

o Piracetam 2x3

mg\

o Mecobalamin

(57)

Follow Up

masih agak pusing

Muntah (-)

 

KU : Sakit sedangKes: E4M6V5 (CM)Tanda Vital:

- Tensi : 160/90

- Telinga: Tinnitus (-/+)

Vertigo mixed type dd otogenik

o Ondancentron

3x1 amp k/p

o Ranitidin 2x1

amp

o Piracetam 2x3

mg\

o Mecobalamin

1x1  

Ket: infus af, stasioner besok BLPL

(58)

Follow Up

di telinga kiri  Tanda Vital:

- Tensi : 160/90

- Telinga: Tinnitus (-/+)

Vertigo

o Betahistin

3x1

o Opivas 1x10 o Diltiazam

2x30

o Ranitidin

2x1

o Etigobal

2x500

o Clobazam

Gambar

Tabel Perbandingan Gejala

Referensi

Dokumen terkait

Gula dapat juga terikat pada atom karbon flavonoida dan dalam hal ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam..

dari pendekatan d i atas mempunyai kekurangan-kekurangan yang mendasar... Walaupun, dalam

Tujuan dari tugas akhir ini antara lain mengimplementasi ekstrasi ciri suatu kain sarung khas Makassar dengan menggunakan metode GLCM (Grey Level Co-ocurent Matrix)

Dengan demikian daerah dapat berkembang lebih cepat disamping tu areal persawahan tambah luas dalam hal ini pembebanan petak kebutuhan juga dipenuhi oleh

HASIL PENILAIAN PLPG GURU DEPAG TAHAP 3 DAN 4 KUOTA 2009 KAB... AHMAD SOPYAN,

Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Likuiditas,

Polisi dalam menjalankan tugas dan kewenangannya bukan tanpa batas, namun harus memperhatikan rambu-rambu yang telah tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik