Case Report
Vertigo Perifer
Identitas Pasien
• Nama: Ny.S
• Usia : 51 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Krajan Bawah
• Pekerjaan : Swasta
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• Ruang Rawat : Bangsal Mawar
•
• Datang ke Rumah Sakit : 23 Maret 2018 ke IGD RSU Ambarawa
Subjektif
• Keluhan Utama
• Pusing berputar
• Keluhan Tambahan
Riwayat Penyakit Sekarang
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengaku sejak 2 hari SMRS telinga kirinya terasa berdenging dan agak kurang jelas.
• Keluhan telinga berdenging tersebut muncul secara mendadak dan dirasakan tidak begitu mengganggu.
• Denging di telinga hanya muncul di sebelah kiri, telinga kanan tidak terasa adanya denging.
• Denging dirasakan terus menerus sejak 2 hari yang lalu dan tidak pernah hilang.
• Pasien menyangkal adanya riwayat jatuh atau terbentur di daerah dekat telinga.
• Pasien mengaku mengalami pusing berputar sejak 12 jam
SMRS, pusing berputar dirasakan mendadak saat pasien berdiri dari keadaan jongkok, saat itu pasien langsung menunduk dan merasa kamarnya berputar cepat disusul dengan rasa mual dan muntah muntah.
• Pasien merasa sulit berdiri disebabkan rasa pusingnya
tersebut. Pasien juga merasa sulit membuka mata dan berjalan karena saat membuka mata dan berjalan, akan langsung mual dan muntah dikarenakan pusing yang berputar-putar.
• Pasien mengaku lebih nyaman saat keadaan berbaring
sambil menutup mata.
• Pasien menyangkal adanya nyeri leher, demam, kejang,
• 9 jam SMRS, pasien berobat ke klinik dokter keluarga dengan keluhan pusing berputarnya tersebut.
• Di klinik, pasien diberikan obat tensi dan obat pusing tablet untuk diminum dan pasien pulang ke rumahnya. • Di rumah, pasien merasa pusingnya makin berat dan
oleh keluarga dibawa ke IGD RSUD Ambarawa.
• Saat sampai di IGD, pasien mampu merespon spontan dan menjawab pertanyaan dengan jelas.
• Pasien tidak mau membuka matanya karena mengeluh pusing berputar bila membuka mata.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi sejak lama (>5 tahun) tapi jarang kontrol dan jarang minum obat antihipertensi.
• Pasien mengaku pernah merasakan keluhan serupa 1 tahun yang lalu, 1 tahun yang lalu pusing berputar muncul setelah pasien bangun dari tidurnya dan merasa kamarnya berputar, pasien pergi ke dokter
keluarga dan diberi obat pusing lalu keluhan hilang sampai saat ini.
• Pasien menyangkal adanya riwayat cedera kepala atau benturan di daerah telinga setahun belakangan ini. Rasa penuh pada telinga, gangguan pendengaran, keluar cairan dari telinga, dan infeksi pada telinga sebelumnya disangkal.
• Pasien menyangkal adanya kelemahan anggota gerak atau bicara pelo. Pasien menyangkal adanya riwayat keluhan nyeri atau pun trauma daerah leher.
• Riwayat DM disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat Alergi : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat Kegasanasan : Disangkal
• Riwayat DM : Disangkal
Riwayat Pengobatan
• Sudah mengkonsumsi obat dari dokter keluarga
yaitu betahistin dan amlodipin untuk pusing dan darah tingginya.
• Pasien menyangkal minum obat lain atau
jamu-jamuan.
• Pasien mengaku tidak rutin meminum obat
antihipertensinya karena merasa badannya baik-baik saja.
• Untuk keluhan satu tahun lalu, pasien mengaku
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien adalah ibu rumah tangga, suami
pensiunan.
• Datang dengan status pasien umum, kesan
ekonomi cukup.
• Pasien menyangkal pernah minum minuman keras
atau merokok,
• Pasien menyangkal memakai obat-obatan
terlarang dan menyangkal meminum obat atau jamu jamuan rutin.
• Pasien mengaku suka makanan gorengan dan
Anamnesis Sistem
• Sistem serebrospinal : pusing berputar (+),
• Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan
• Sistem respirasi : tidak ada keluhan
• Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+)
• Sistem muskuloskeletal : tidak ada keluhan
• Sistem urogenital : tidak ada keluhan
Resume Anamnesis
• Seorang perempuan berusia 51 tahun, datang
dengan keluhan pusing berputar sejak 6 jam SMRS.
• Pusing berputar dirasakan bertambah jika pasien
membuka mata dan bangun dari tempat tidur.
• Keluhan disertai mual, muntah dan telinga
berdenging.
• Telinga berdenging dirasakan sejak 2 hari SMRS.
• Mual muntah apabila membuka mata atau
bergerak mendadak.
• Infeksi telinga (-), kelemahan anggota gerak (-),
Pembahasan Anamnesa
• Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa
gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat
sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.
• Berasal dari bahasa latin “vertere” yaitu memutar.
• Termasuk ke dalam gangguan keseimbangan yang
dinyatakan sebagai pusing, pening,
Sistematis Manajemen
Vertigo
• Memastikan Keluhan
• Pastikan bahwa keluhan yang dirasakan pasien benar-benar pusing berputar. Bukan nyeri kepala atau bingung
• Memastikan Jenis dan Letak Lesi
• Informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan
• Vertigo dapat timbul bila ada gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga sistem tersebut pada tingkat resepsi, integrasi, maupun persepsi.
• Vertigo dibagi menjadi dua,
• vertigo vestibular bila kelainan pada vestibular,
• vertigo non-vestibular apabila terjadi pada visual dan proprioseptif.
• Vertigo juga dibagi menjadi:
• vertigo yang terjadi dengan letak lesi di perifer (labirin dan n. Vestibularis) • vertigo yang terjadi dengan letak lesi di sentral (batang otak hingga
Vertigo Vestibuler &
Non-Vestibuler
VERTIGO
VESTIBULAR
VERTIGO NON-VESTIBULAR
Sifat vertigo Rasa berputar (true vertigo)
Melayang, hilang keseimbangan
Serangan Episodik Kontinyu
Mual/muntah + –
Gangguan
pendengaran dan/ atau tinnitus
+ / – –
Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan obyek visual
Situasi pencetus – Orang ramai, lalu
Vertigo Perifer & Sentral
VERTIGO PERIFER VERTIGO SENTRAL
Letak lesi Labirin dan N.
Vestibularis
Batang otak hingga korteks
Bangkitan vertigo Mendadak Lebih lambat
Derajat vertigo Berat Lebih ringan
Gerakan kepala Berpengaruh Tidak
Gangguan pendengaran (tinitus)
+ –
Gejala gangguan SSP
– + (diplopia, parestesi,
gejala fokal serebral)
Gejala Otonom + ++ ±
Tanda fokal otak – +
Sistematis Manajemen
Vertigo
• Mencari penyebab
• Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan
tubuh yang mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
• Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik.
• Reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar,
Penyebab Vertigo
Vertigo Perifer Vertigo Sentral
· BPPV
· Labirinitis
· Vestibular neuritis
· Meniere’s Disease
· Labyrinthie Ischemia
· Trauma
· Toxin
· Vascular
· Demyelinating
· Neoplasm
Mekanisme Vertigo
• Teori rangsang berlebihan (overstimulation).
• Rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual, dan muntah.
• Teori konfik sensorik.
• Terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer
• Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul respons yang dapat berupa nistagmus, ataksia, rasa melayang, berputar.
• Teori neural mismatch.
• Otak mempunyai memori tentang pola gerakan tertentu, sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang tidak sesuai dengan pola
gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom.
• Jika pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang-ulang akan
• Teori otonomik.
• Perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi perubahan posisi.
• Gejala klinis timbul jika sistem simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistem parasimpatis mulai berperan.
• Teori neurohumoral.
• Di antaranya teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl), dan teori serotonin (Lucat),
• masing-masing menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
• Teori sinaps.
• Rangsang gerakan menimbulkan stres yang akan memicu sekresi CRF (Corticotropin Releasing Factor).
• Peningkatan kadar CRF selanjutnya akan mengaktifkan susunan saraf simpatik yang selanjutnya mencetuskan mekanisme adaptasi berupa meningkatnya aktivitas sistim saraf parasimpatik.
• Gejala penyerta yang sering timbul berupa pucat, berkeringat di awal serangan vertigo akibat aktivitas simpatis
Vertigo Berdasarkan Awitan
Serangan
Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan
Serangan
Disertai
Keluhan Telinga
Tidak Disertai Keluhan Telinga
Timbul Karena Perubahan Posisi
Vertigo
paroksismal
Penyakit Meniere, tumor fossa cranii posterior,
transient ischemic attack (TIA) arteri vertebralis
TIA arteri
vertebro-basilaris, epilepsi, vertigo akibat lesi
lambung
Benign
paroxysmal
positional vertigo (BPPV)
Vertigo kronis Otitis media
kronis, meningitis tuberkulosa,
tumor serebelo-pontine, lesi
labirin akibat zat ototoksik
Kontusio serebri, sindroma paska komosio, multiple sklerosis,
intoksikasi obat-obatan
Hipotensi
ortostatik, vertigo servikalis
Nistagmus
No. Nystagmus Vertigo Sentral Vertigo Perifer
1. Arah Berubah-ubah Horizontal /
horizontal rotatoar
2. Sifat Unilateral / bilateral Bilateral
3. Test Posisional
– Latensi
Dominasi arah jarang ditemukan
Dominasi arah sering ditemukan
Tinnitus
• Definisi
• Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan
pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal
mekanoakustik maupun listrik.
• Keluhan suara yang di dengar sangat bervariasi,
dapat berupa bunyi mendenging, menderu,
mendesis, mengaum, atau berbagai macam bunyi lainnya.
• Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau
Klasifikasi
• Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus dapat dibagi
menjadi tinitus objek • a. Tinitus Objektif
• Tinitus objektif adalah tinitus yang suaranya juga dapat di dengar oleh pemeriksa dengan auskultasi di sekitar telinga.
• Tinitus objektif biasanya bersifat vibratorik, berasal dari transmisi vibrasi sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga.
• Tinitus objektif disebabkan karena kelainan vaskular, sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung.
• Tinitus berdenyut ini dapat dijumpai pada pasien dengan malformasi arteriovena, tumor glomus jugular dan aneurisma.
• Tinitus objektif juga dapat dijumpai sebagai suara klik yang
berhubungan dengan penyakit sendi temporomandibular dan karena kontraksi spontan dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal.
• b. Tinitus Subjektif
• Tinnitus objektif adalah tinnitus yang suaranya hanya
dapat didengar oleh penderita saja.
• Jenis ini sering sekali terjadi.
• tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh
proses iritatif dan perubahan degeneratif traktus auditoris mulai sel-sel rambut getar sampai pusat pendengaran.
• Tinitus subjektif bervariasi dalam intensitas dan frekuensi
kejadiannya. Beberapa pasien dapat mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah,
• Berdasarkan kualitas suara yang didengar pasien ataupun
pemeriksa, tinitus dapat dibagi menjadi tinitus pulsatil dan tinitus nonpulsatil.
• a. Tinitus Pulsatil
• Tinitus pulsatil adalah tinitus yang suaranya bersamaan dengan
suara denyut jantung.
• Tinitus pulsatil jarang ditemukan dalam praktek sehari-hari.
• Tinitus pulsatil dapat terjadi akibat adanya kelainan dari vaskular
ataupun di luar vaskular.
• Kelaianan vaskular digambarkan dengan sebagai bising mendesis yang sinkron dengan denyut nadi atau denyut jantung.
• Sedangkan tinitus nonvaskular digambarkan sebagai bising klik,
bising goresan atau suara pernapasan dalam telinga.
• Pada kedua tipe tinitus ini dapat kita ketahui dengan
• b. Tinitus Nonpulsatil
• Tinitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan. • Suara yang dapat didengar oleh pasien bervariasi, mulai
dari suara yang berdering, berdenging, berdengung, berdesis, suara jangkrik, dan terkadang pasien
mendengarkan bising bergemuruh di dalam telinganya.
• Biasanya tinitus ini lebih didengar pada ruangan yang
Diagnosis Sementara
• Diagnosis klinis : pusing berputar, mual,
muntah, telinga kiri berdenging
• Diagnosa topik: organ vestibuler, non vestibuler
• Diagnosa etiologik : perifer: otogenik
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis / E4 M6 V5 (GCS : 15)
• BB/TB : 68 kg/ 157 cm
• BMI : 27,64 (overweight)
• Vital Sign :
• Tekanan Darah : 160 / 90 mmHg • Nadi : 92 x / menit
• Respirasi : 24 x / menit
• Temperatur : 36,70C
Head 2 Toe
• Kepala :
• Normosefal, rambut hitam, tidak mudah dicabut • Wajah :
• Simetris, tidak tampak edema, • Mata :
• OS:
• pupil bulat, ø 3mm, refeks cahaya langsung (+),
• refek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-),
• OD:
• pupil bulat, ø 3mm, refeks cahaya langsung (+),
• refek kornea (+) Ptosis (-), Eksoftalmus (-),
• Telinga :
• AS: rhinorea (-), otorhea (-), tinnitus (+)
• Hidung :
• Nafas cuping hidung (-) • Deviasi septum (-)
• Mukosa hiperemis -/-• Sekret
-/-• Mulut :
• Mukosa normal
• Faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1
• Pulmo
Pemeriksa an
Pulmo Dekstra Pulmo Sinistra
Inspeksi Pergerakkan dada simetris, (-) retraksi, (-) kelainan bentuk dada
Palpasi Vocal fremitus normal pada kedua lapang paru
Perkusi Sonor pada kedua lapang paru
• Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak • Palpasi : Ictus cordis tidak teraba • Perkusi :
• Batas kanan atas jantung di parasternal kanan ICS II • Batas kanan bawah jantung di linea parasternal kanan
ICS IV
• Batas kiri bawah jantung linea midclavicula sinistra ICS
VI
• Auskultasi :Bunyi jantung I & II reguler, murmur (-),
• Abdomen :
• Inspeksi : Perut Cembung • Auskultasi : BU (+)
• Palpasi: Supel(+), hepar dan lien sulit dinilai, ballottement
(-), nyeri ketok CVA (-)
• Perkusi: Timpani di seluruh lapang, nyeri tekan (-)
• Extremitas :
• Akral hangat ext. superior +/+ ext. inferior +/+ • Sianosis ext superior ext. inferior
Status Neurologis
• Sikap : Simetris dan lurus
• Gerakan abnormal : Tidak ada gerakan
abnormal
• Kognitif : Tidak ada gangguan komunikasi
Badan dan anggota gerak
• 1) Sensibilitas kanan kiri
• Taktil + +
• Nyeri + +
• Thermi + +
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Ekstremitas
superior (D/S)
Ekstremitas inferior (D/S)
Gerakan Bebas/bebas Bebas/bebas
Kekuatan 5/5 5/5
Tonus N/N N/N
Trofi Eutrofi Eutrofi
Refleks fisiologis +/+ +/+
-/-Tes Vertigo
• Romberg Test : (-) ket: dilakukan hari
perawatan ke-3 karena keadaan pasien
• Tandem gait : (-) ket: dilakukan hari
perawatan ke-3 karena keadaan pasien
• Stepping Test : (-) ket: dilakukan hari perawatan
ke-3 karena keadaan pasien
• Nistagmus : (+)
• Tes telunjuk hidung : (+)
Pemeriksaan Penunjang
Kimia Klinik
GDS 126 mg/dl () 74 – 106 mg/dL
Ureum 21.5 mg/dl 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 0.55 mg/dl 0.45 – 0.75 mg/dl
Kolesterol 216 mg/dl () <200 dianjurkan; 200 –
239 risiko sedang; ≥240 risiko tinggi
Kimia Klinik
GDS 74 – 106 mg/dL
Ureum 21.5 mg/dl 10 – 50 mg/dl
Kreatinin 0.55 mg/dl 0.45 – 0.75 mg/dl
Kolesterol <200 dianjurkan; 200 –
Radiologi
• X-Foto cervival AP/Lat/Oblique (23/3/2018)
Pembahasan Pemeriksaan
Fisik
• Tekanan darah 160/90 mmHg yang merupakan
kriteria hipertensi.
• Hipertensi jika terjadi secara kronis dapat menjadi
faktor resiko gangguan vaskular pada sistem
vestibular sehingga dapat menyebabkan vertigo.
• Hipertensi kronis akan mengakibatkan iskemia yang
disebabkan spasme pembuluh darah atau karena proses arteriosklerosis sehingga lumen dari
pembuluh darah menjadi sempit.
• Penyempitan lumen pembuluh darah ini
• Pemeriksaan neurologis saraf kranialis ditemukan
adanya penurunan pendengaran pada telinga kiri.
• Hal ini memperkuat kemungkinan adanya
gangguan pada daerah vestibular yang menyebabkan munculnya vertigo
• Hasil pemeriksaan radiologi didapatkan kesan
gambaran cervical normal.
• Hal ini memperlemah adanya verigo yang
Tabel Perbandingan Gejala
Pasien
Tanda dan Gejala Vertigo Perifer Pasien Vertigo Sentral
1. Serangan Intermiten intermiten Konstan
2. Pusing berputar Hebat hebat Tidak terlalu hebat
3. Mual muntah Hebat hebat Ringan
4. Nistagmus Selalu ada Ada Ada/tidak ada
5. Ciri Nistagmus tidak pernah vertikal horisontal sering vertikal
6.Kurang pendengaran
/ tinitus Sering ada Ada Jarang ada
7. Tanda Lesi batang
otak Tidak ada Tidak ada Ada
8. Disartria Tidak ada Tidak ada Ada
9. Defek Visual Tidak ada Tidak ada Ada
10. Diplopia Tidak ada Tidak ada Ada
11. Drop attack Tidak ada Tidak ada Ada
12. Ataksia Tidak ada Tidak ada Ada
13. Gaya berjalan
Lambat, tegak dan berhati-hati
Lambat, tegak dan berhati-hati
Bergerak
Labirintitis Meniere Disease
Cervicoge nic
BPPV Neuronitis Pasien
Onset akut paroksismal kronik paroksismal akut
-Etiolog i
Infeksi telinga dalam oleh bakteri/virus
Idiopatik ketidakseimb angan cairan telinga
Gejala Perforasi membran
timpani, otorrhea
Nistagmus spontan (+), membran timpani intak
Dipengaru l, tinnitus, rasa penuh
(-) (-) (-) (+) tuli
Diagnosis
• DIAGNOSIS AKHIR
• Diagnosis klinik : Pusing berputar, mual, muntah
• Diagnosis topik : Organ vestibularis, organ
non-vestibularis
• Diagnosis etiologi :Vertigo perifer (otogenik) dd
Planning
• Terapi
• Peroral
• Betahistin 3x6 mg • Unalium 2x5 mg • Clobazam 2x5 mg • Lameson 2x8 mg
• Injeksi
• Ondancentron 3x1 amp k/p • Ranitidin 2x1 amp
• Piracetam 2x3 mg\ • Mecobalamin 1x1
• Pemeriksaan penunjang
• Cek darah lengkap, kolesterol, GDS • X-Foto cervival AP/Lateral/Oblique
• Monitoring
• Keadaan umum dan tanda vital
Pembahasan Terapi
• Mecobalamin
• Vitamin B12 dengan gugus metil aktif yang berperan dalam reaksi
transmetilasi dan Mecobalamin bekerja sebagai koenzim dalam sintesa metionin.
• Mecobalamin terlibat dalam sintesis timidin pada deoksiuridin dan mempercepat sintesis DNA dan RNA.
• Mecobalamin mempercepat sintesis Lesitin, suatu komponen utama dari selubung mielin. Mecobalamin diperlukan untuk kerja normal sel saraf.
• Ondansentron
• Obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati mual dan muntah. • Gejala tersebut disebabkan oleh senyawa alami tubuh yang bernama
serotonin.
• Seretonin akan bereaksi terhadap reseptor 5HT3 yang berada di usus kecil dan
otak, dan membuat kita merasa mual.
• Ranitidin
• Gastroprotektor dan mencegah efek samping dan interaksi dari obat
lain.
• Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin pada reseptor H2 di lambung dan mengurangi sekresi asam lambung.
• Betahistin
• Mengurangi vertigo dengan memperlebar sphincter prekapiler
sehingga meningkatkan aliran darah pada telinga bagian dalam.
• Memperbaiki sirkulasi serebral dan meningkatkan sirkulasi serebral
dan meningkatkan aliran darah arteri karotis interna.
• Clobazam
• Golongan benzodiazepin yang bekerja berdasarkan
potensial inhibisi neuron dengan GABA sebagai mediator.
• Clobazam memiliki efek antikonvulsi, ansiolitik, sedatif,
dan relaksasi otot.
• Unalium
• Mengandung komposisi aktif berupa funarizine. • Bekerja dengan cara memblokir kanal kalsium.
• Digunakan untuk memperbaiki kelainan vestibular juga
• Lameson
• Mengandung bahan aktif metilprednisolon, kortikosteroid dengan kerja intermediate yang memiliki efek glukokortikoid.
• Glukokortikoid menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses infamasi.
• Metilprednisolon menghambat fagositosis, pelepasan enzim lisosomal, sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator kimia infamasi.
• Piracetam
• Piracetam (2-oxo-1 pyrolidine-acetamid) merupakan golongan nootropic agents yang berbentuk bubuk kristal putih dan tidak berbau.
• Piracetam bekerja dengan cara meningkatkan efektifitas dari fungsi
telensefalon otak melalui peningkatan fungsi neurotransmiter kolinergik.
• Menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada otak, serta mempengaruhi pengaturan cerebrovaskular dan juga
Prognosis
• Ad sanam : ad bonam
• Ad functionam : ad bonam
Follow Up
berdiri dan berjalan Tanda Vital:
- Tensi : 160/90
- Telinga: Tinnitus (-/+)
Vertigo
o Betahistin
3x6 mg
o Unalium 2x5
mg
o Clobazam 2x5
mg
o Lameson 2x8
mg
Injeksi
o Ondancentron
3x1 amp k/p
o Ranitidin 2x1
amp
o Piracetam 2x3
mg\
o Mecobalamin
Follow Up
masih agak pusing Muntah (-)
KU : Sakit sedang Kes: E4M6V5 (CM) Tanda Vital:
- Tensi : 160/90
- Telinga: Tinnitus (-/+)
Vertigo mixed type dd otogenik
o Ondancentron
3x1 amp k/p
o Ranitidin 2x1
amp
o Piracetam 2x3
mg\
o Mecobalamin
1x1
Ket: infus af, stasioner besok BLPL
Follow Up
di telinga kiri Tanda Vital:
- Tensi : 160/90
- Telinga: Tinnitus (-/+)
Vertigo
o Betahistin
3x1
o Opivas 1x10 o Diltiazam
2x30
o Ranitidin
2x1
o Etigobal
2x500
o Clobazam