• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim i"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara ii

BUKU INI IALAH HASIL PENYELIDIKAN

DANA CABARAN PERDANA INTEGRASI ASEAN (DCP-2017-018/1) & GERAN GALAKAN PENYELIDIK MUDA (GGPM-2019-041)

(4)

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | iii

disunting oleh

MOHD HAFIZ SAFIAI

IBNOR AZLI IBRAHIM

FAKULTI PENGAJIAN ISLAM UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA

BANGI • 2019 http://www.ukm.my/fpi/

(5)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara iv

Cetakan Pertama / First Printing, 2019

Hak cipta / Copyright Fakulti Pengajian Islam UKM, 2019

Hak cipta terpelihara. Tiada bahagian daripada terbitan ini boleh diterbitkan semula, disimpan untuk pengeluaran atau ditukarkan ke dalam sebarang bentuk atau dengan

sebarang alat juga pun, sama ada dengan cara elektronik, gambar, serta rakaman dan sebagainya tanpa kebenaran bertulis daripada Penerbit terlebih dahulu.

All right reserved. No part of this publication may be produced or transmitted in any form or by means, electronic or mechanical, including photocopy, recording, or any in any information storage and retrieval system, without prior permission in writing from the Publisher.

Diterbitkan di Malaysia oleh / Published in Malaysia by

FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

Universiti Kebangsaan Malaysia

43600 UKM Bangi, Selangor Darul Ehsan, MALAYSIA

Diatur huruf di Malaysia oleh / Typeset in Malaysia by

MUHAMAD IZAQ ABD MURAD

izaqjengkawie@gmail.com

Dicetak di Malaysia oleh / Printed in Malaysia by

S&T PHOTOCOPY CENTER

Batu 18 ½, Jalan Reko, Sungai Tangkas, 43000 Kajang, Selangor Darul Ehsan, MALAYSIA

(6)

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | v

Kandungan

Kandungan ... v Senarai Jadual ... vii

BAB 1 Pendahuluan: Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara ... 1

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim

BAB 2 Balai Cerap dan Sumbangannya dalam Tamadun Islam ... 5 Abdul Halim Abdul Aziz

BAB 3 Langkawi National Observatory: A Review on Automated Stellar Observatory System ... 16

Mohammad Ridwan Hidayat

BAB 4 Ruang dan Peluang Program Berasaskan Astronomi di Balai Cerap ... 20

Mohd Zambri Zainuddin

BAB 5 Peranan Balai Cerap dalam Penyelidikan, Pendidikan dan Pelancongan ... 24

Mohd Zambri Zainuddin

BAB 6 Balai Cerap Amatur Sebagai Penggiat Ilmu Falak di Malaysia ... 30

Mohd Hafiz Safiai & Khadijah Ismail

BAB 7 Pembangunan Sumber Manusia di Balai Cerap Malaysia ... 44 Khadijah Ismail & Mohd Hafiz Safiai

(7)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara vi

BAB 8 Kaleidoskop Observatorium Imah Noong Indonesia: Sebuah Deskripsi Historis dan Prospektus Ilmiah ... 66

Muh. Rasywan Syarif

BAB 9 Topografi Rukyat al-Hilal: Sebuah Penelusuran Awal Observatorium Indonesia ... 77

Sakirman

(8)

Mohd Hafiz Safiai & Ibnor Azli Ibrahim | vii

Senarai Jadual

JADUAL 5.1 Senarai Balai Cerap dan Teleskop yang Digunakan ... 26 JADUAL 6.1 Instrumen di Balai Cerap Mini Dr. Rowi ... 38

JADUAL 6.2 Instrumen di ShahGazer Observatory (SGO) ... 42 JADUAL 8.1 Tabel Tim Observatorium Imah Noong ... 73

JADUAL 8.2 Tabel Fasilitas Observatorium Edukasi Imah Noong ... 74 JADUAL 8.3 Tabel Kalender Aktivitas tahunan Observatorium

(9)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 66

BAB 8

Kaleidoskop Observatorium Imah Noong

Indonesia: Sebuah Deskripsi Historis

dan Prospektus Ilmiah

M

UH

. R

ASYWAN

S

YARIF

Pengenalan

Observatorium Imah Noong pada mulanya berdirinya sekadar peruntukannya kepentingan pribadi penyaluran hobi di bidang keilmuan astronomi. Pendirinya adalah Hendro Setyanto pada tahun 2012 di halaman rumahnya untuk kepentingan sendiri dengan peralatan yang sangat sederhana bahkan dirakit sendiri. Hobinya ini didukung pengalamannya sebagai pemandu masyarakat di observatorium Bosscha selama 10 tahun sejak 1998 sampai 2008. Begitu pula ditunjang latar belakang pendidikan alumnus S2 astronomi ITB dan juga sebagai pencerah di berbagai kampus yang mengajarkan astronomi Islam atau ilmu Falak salah satunya IAIN Walisongo Semarang. pengembangan dan aktivitas Observatorium Imah Nong berubah fungsi pribadi menjadi aneka ragam fungsi dan peran multiguna di bidang penelitian dan pengembangan astronomi, pengembangan ekonomi kerakyatan, wisata religius, pelatihan agrobisnis, peternakan dan pertanian sehingga observatorium imah noong tidak sekedar dikunjungi kaum intelektual astronomi tetapi juga masyarakat luas untuk berbagai tujuan wisata agrobisnis.

Potret kesederhanaan Observatorium Imah Noong dan profilnya dengan segala aktivitasnya yang luar biasa fungsinya baik kepada masyarakat lokal maupun para pengunjung yang telah memberikan keunikan tersendiri dalam menikmati observatorium ini. Observatorium ini memiliki peran multiguna bagi setiap pengunjungnya bukan hanya memberikan pencerahan intelektual astronomi tetapi juga memberikan kenangan tersendiri dengan sejumlah program yang ditawarkannya. Juga dengan biaya yang sangat terjangkau murah

(10)

Muh. Rasywan Syarif | 67

dibandingkan dengan tempat yang lainnya. Mendeskripsikan keunikan dan peran multi ganda observatorium Imah noong menjadi suatu konsep observatorium yang perlu dikaji sistem dan model aktivitasnya menuju penelitian dan pengembangan astronomi sehingga tercipta kecemerlangan peradaban Islam dan kegemilangan dunia Falak Islam secara internasional.

Latar Belakang Observatorium

Istilah observatorium tentu sangat populer di kalangan pecinta ilmu astronomi dalam mengamati benda-benda langit. Kepustakaan ritual Islam klasik dalam bahasa Arab, observatorium disebut juga ar-rasd, dar-rasd dan bait ar-rasd. Begitu pula ada juga yang menyebut dalam teks arab al-marshad yang berasal dari kata rashd bermakna yarkub atau taraqqub yaitu menjaga dan mengawasi. Dalam bahasa inggris disebut observatory yaitu bangunan pengamatan benda langit. Observatorium berarti tempat melahirkan kegiatan observasi observasi itu sendiri atau pengamatan maupun penelitian. Ada beberapa pengertian observatorium diantaranya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, observatorium diartikan gedung yang dilengkapi alat-alat diantaranya instrument, teleskop, teropong bintang, dan lainnya untuk keperluan pengamatan dan penelitian ilmiah tentang bintang sedangkan dalam studi astronomi Islam seringkali diistilahkan dengan marshad. Aydin Sayili dalam bukunya yang berjudul, The Observatory in

Islam terbit pertama pada tahun 1960 menjelaskan perkembangan observatorium

dari awal hingga era modern. Secara sederhana pengertian observatorium menurut Susiknan Azhari adalah tempat para ahli yang mengamati benda-benda langit dan observatorium tersebut berubah dari masa ke masa. Pada mulanya sebuah observatorium didirikan dekat dengan universitas, akan tetapi perkembangan hari ini pemilihan tempatnya ditentukan oleh faktor cuaca dan meteorologi.

Perkembangan observatorium tidak terlepas dari kepentingan manusia untuk mengetahui waktu dan musim yang lebih tepatnya untuk kebutuhan pribadi dan sosial. Pergantian siang dan malam pengaruh kepada pergantian hari dan tanggal semakin dibutuhkan konsep, formulasi rumusan yang Tepat dan akurat. Seiring perkembangan kemajuan manusia terhadap waktu, musim dan penanggalan yang akurat sehingga dibutuhkan instrumen dan media ilmiah yang semakin canggih. Perkembangan instrumen dan media tersebut semakin hari semakin moden akurasinya dalam mengamati fenomena benda-benda langit yang dikenal dengan istilah observatorium dengan berbagai macam variasinya dan akurasinya.

(11)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 68

Berdasarkan pendekatan sejarah menunjukkan observatorium dikenal sejak abad 13 SM di zaman Yunani dengan nama observatorium Iskandariyah platolemeus sebagai pencetus teori geosentris tercatat dalam sejarahnya sebagai Direktur. Sekalipun tidak dapat ditelusuri lagi secara pasti aktivitas observatorium media dan instrumen ilmiahnya. Namun demikian sejarah telah mengukir bawa pemikir astronomi Yunani yang pertama kali melakukan observasi benda-benda langit baik itu planet maupun Bintang dengan menggunakan media dan instrumen astronomi. Dari kota yunani bang pendirian bangunan observatorium dari abad ke abad lintas ilmu astronomi termasuk ke dunia Islam.

Perkembangan keilmuan astronomi melintas juga di dunia Islam yang melingkupi penelitian dan pengembangan benda-benda langit melalui observasi secara sistematis, ilmiah berkesinambungan. Penelusuran menunjukkan pertama kali sejarah mencatat observatorium sebagai lembaga pengkaji yang khusus mengkaji benda-benda langit dan pengaruhnya secara ilmiah bagi umat manusia. Sejarah astronomi Islam, Observatorium didirikan pada zaman Dinasti Abbasiyah yaitu pada tahun 214H/829M pada masa al-Ma’mun (218H/833M). Selanjutnya yang berperan sebagai supervisor di observatorium ini yaitu astronomi ternama di zamannya yakni Sind bin Ali dan Yahya bin Abi Manshur.

Progresitas pendirian observatorium di beberapa negara Islam sendiri bermunculan seiring kepentingan umat Islam untuk mengetahui tempat dan waktu ibadah tertentu baik arah kiblat waktu salat, waktu puasa, zakat dan kepentingan lainnya. Di antaranya yang populer observatorium Qasiyun dan Syammasiyah, observatorium Banu Musa, Observatorium Ishfiham, Observatorium Al-Battani, Observatorium Syarf al-Daulah, sampai Observatorium Istanbul pada tahun 988/1580 yang didirikan oleh Taqiyuddin al-Rasyid pada masa dinasti Ottoman Turki. Selanjutnya perkembangan mendirikan observatorium ke negara Islam Asia-Pasifik diantaranya Indonesia.

Begitu pula perkembangan observatorium di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat baik yang di dirikan lembaga pendidikan perguruan tinggi, lembaga pemerintah aga sosial dan kepentingan hobi pribadi. Pendirian observatorium yang berlatar belakang kepentingan pribadi yang berujung perkembangannya menjadi observatorium profesional dalam arti tempat dipergunakan oleh pihak lain atau masyarakat sekitar dengan berbagai kebutuhannya baik dalam penelitian ilmiah maupun sekedar ingin melihat langsung benda-benda langit. Di antara contoh yang paling menarik adalah pengelolaan observatorium Imah Noong yang memiliki keunikan peran multi gunanya.

(12)

Muh. Rasywan Syarif | 69

Sejarah Perkembangan Observatorium

Imah Noong-Indonesia

Sejarah berdirinya Observatorium Imah Noong tentu tidak terlepas dari mata rantai observatorium sebelumnya. Observatorium Imah Noong berasal dari bahasa kearifan lokal bahasa Sunda yaitu imah berarti rumah, sedangkan noong berarti mengintip. Secara bahasa Imah Noong berarti rumah tempat “mengintip” berbagai benda langit dengan bantuan fasilitas teleskop yang dipasang secara permanen dan sarana penunjang lainnya. observatorium ini didirikan secara pribadi atas animo kuat dari pemiliknya yang bernama Hendro Setyanto sebagai penikmat hobi dan pengembang bakat astronomi di Indonesia. Pria kelahiran Semarang, 1 Oktober 1973 memiliki banya pengalaman sejak menjadi pemandu masyarakat di Observatorium Bosscha Bandung sejak 1998 sampai 2008 selama 10 tahun. Begitu juga di dukung oleh latar belakang pendidiknnya lulusan Magister Astronomi ITB dan juga sebagai pencerah/dosen di berbagai kampus yang mengajarkan astronomi Islam atau ilmu Falak, salah satunyadi kampus IAIN Walisongo Semarang.

Observatorium ini didirikan pada tanggal 25 Januari 2012 di halaman rumah pribadi Hendro Setyanto dan diberi nama Imah Noong. Pada awalnya Imah Noong hanya sebuah rumah teropong sederhana yang digunakan untuk keperluan pribadi sebagai penyaluran hobi hingga tahun 2014. Kemudian pembangunan dilanjutkan dengan menambahkan sarana Masjid Planetarium atau juga disebut Mushollatorium yang berfungsi sebagai planetarium sekaligus tempat ibadah yang dapat menampung hingga 40 orang dan bisa digunakan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Imah Noong. Sesuai perkembangan dan tuntutan zaman, tempat ini mulai difungsikan sebagai edukasi publik yang dikunjungi oleh berbagai kalangan dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengamati benda-benda langit sekaligus berwisata edukasi. Sehingga fungsinya bertambah menjadi daya tarik untuk berkunjung ke tempat ini.

Seiring dengan semakin banyaknya pengunjung yang berdatangan dengan adanya Imah Noong ini, pemilik observatorium ini membuat konsep untuk menghadirkan pariwisata berbasis edukasi yang menggabungkan kawasan sekitar Imah Noong yaitu, pembibitan sayuran, arena panahan, peternakan kelinci dan peternakan sapi perah yang diharapkan dapat membantu pengembangan perekonomian dan pendidikan khususnya untuk Kampung Areng, Desa Wangunsari Lembang. Menurut Sunaryo terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh para pelaku pembangunan kepariwisataan dalam penguatan kapasitas dan peran masyarakat, yaitu:

(13)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 70

1. Pengembangan Kelembagaan masyarakat. Hal ini berhubungan dengan kemampuandan keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat setempat dalam hal pengetahuan berorganisasi dan keahlian dalam hal pengelolaan dan pengembangan organisasi.

2. Pelibatan peran masyarakat. Sebagai contoh, dalam hal penguatan kapasitas dan peran masyarakat untuk menjadi pemandu wisata melalui pelatihan dan penyuluhan yang ada agar para wisatawan yang datang bisa dipandu dan dilayani sesuai dengan standar yang ada. Pelatihan dan penyuluhan ini dimaksudkan untuk memberikan peran dan inisiatif masyarakat sekitar wisata edukasi Imah Noong. Namun dari hasil observasi hingga saat ini tidak ada satupun dari masyarakat sekitar yang tertarik untuk menjadi pemandu wisata.

FOTO 8.1Penglibatan peran masyarakat dengan edukasi Imah Noong

Imah Noong merupakan observatorium Astronomi dan Planetarium di Kampung Eduwisata Areng No. 31, RT.02 RW.12, Desa Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Indonesia dengan koordinat geografisnya 6°49’56.0″S 107°37’06.5″E yang memiliki ketinggian 1300 M diatas permukaan air laut dan 630 M di atas daratan tinggi Bandung. Kurang lebih 15 Km ke Utara kota Bandung Indoensia. Observatorium Imah Noong memiliki keunikan ketika atap observatorium tersebut dapat digeser sehingga bagian dalam Imah Noong yang berisi teleskop Bresser berdiameter 70 mm dan panjang fokus 102 mm menjadi senjata pamungkasnya. Tak hanya itu, observatorium pun dilengkapi

(14)

Muh. Rasywan Syarif | 71

juga dengan kamera astronomi CCD, ASI CMOS dan juga DSLR0 dan tak lupa filter matahari Netral Density 105 menjadi pelengkapnya yang bisa digunakan untuk melihat berbagai benda langit. Perangkat ini menjadi salah satu penunjang akademik dalam memberikan kontribusi ilmu pengetahuan Astronomi dan Ilmu falak baik secara teoritik maupun observasional. Upaya kedepan, observatorium ini akan meningkatkan peran dan fungsi observatorium sebagai pusat penelitian dan pengembangan Astronomi dan sains di Indonesia.

Sumber: http://www.imahnoong.com FOTO 8.2 Imah Noong di Lembang

JADUAL 8.1 Tabel Tim Observatorium Imah Noong

No. Nama Keterangan Tingkat Pendidikan 1. Hendro Setyanto Pendiri Strata II 2. Irfan Kristiyanto Pendiri Strata I 3. Fahri Ahmad Pengelola Strata II 4. Arman Abdurrahman Pengelola Strata I 5. Hanik Amelia Pengelola Strata I 6. Azifah Anamaliah Staff Pengajar Strata I 7. Diah Titari Staff Pengajar Strata II 8. Eva Cintawati Staff Pengajar SMA

Kemajuan pesat Imah Noong tidak terlepas dari kedelapan pengelola dan pengajar dalam mengembangkan observatorium ini menjadi tempat wisata astronomi yang memadukan antara agama, sains, dan ekonomi. Walau pada kenyataannya wisata edukasi Imah Noong ini belum mendapatkan pengakuan

(15)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 72

dan pembinaan, baik dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kabupaten Bandung Barat maupun Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Pemerintah (BAPPEDA) Kabupaten Bandung Barat. Tapi semangat para team mampu memberi warna dalam pengembangan observatorium di Indonesia. semangat itu tidak terlepas dari visi dan misi Imah Noong yaitu visinya menjadi pusat sarana eduwisata yang menyatu dengan masyarakat menuju kampung yang berkualitas, ramah lingkungan, berbudaya, maju, dan mandiri. Begitu juga misinya terbagi menjadi empat diantaranya Misi Imah Noong sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat melalui eduwisata

2. Peningkatan minat belajar melalui program pendidikan kreatif 3. Melestarikan seni dan budaya tradisional

4. Meningkatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam lebih maju Selain semangat visi misi Imah Noong, lokasi ini menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung dengan adanya fasilitas untuk menarik minat pengunjung sebagaimana tabel di bawah:

JADUAL 8.2 Tabel Fasilitas Observatorium Edukasi Imah Noong

No. Fasilitas yang tersedia di Imah Noong

1. Ruang Multimedia & Perpustakaan: Kapasitas 50 orang, Sound System, Infocus

2. Buku tentang Ilmu Pengetahuan Alam 3. Buku tentang Agama Islam

4. Observatorium 5. Sliding Roof

6. Teleskop (diameter 70mm & panjang organ 102mm) 7. Monting CEM60 (motor penggerak teleskop organi organic) 8. Kamera Astronomi: CCD, ASI CMOS, DSLR0

9. Filter Matahari: Netral Density 105 10. Laptop Astronomi

11.

Planetarium & Masjid: Digunakan untuk simulasi alam semesta 180 dengan layar 180 derajat yang sekaligus orga digunakan sebagai Sarana beribadah

12. Home Stay, Tempat tinggal bersama warga 13. Toilet

14. Mini Zoo: Terdiri dari berbagai jenis kelinci, burung perkutut, dan Ayam Serama

15. Bio Gas: Tempat pengolahan sampah organic rumahan/limbah dapur 16. Peternakan Sapi Perah

(16)

Muh. Rasywan Syarif | 73

Sambungan…

17. Belajar memelihara sapi perah, memerah susu sapi, memberi makan sapi, memandikan sapi

18. Kebun Penyemaian: Mengenal beragam jenis benih sayuran, tata cara penyemaian, hingga cara penanaman bibit.

19. Kebun Belajar: Mengenal cara membajak tanah, menanam bibit, merawat tanaman, hingga memanen hasil dari tanaman

20. Arena Panahan: Belajar dasar dasar olah raga panahan 21. Area Parkir

Kehadiran wisata edukasi Imah Noong membawa angin segar bagi masyarakat diantaranya pengembangan ilmu astronomi/ilmu falak, wisata edukasi masyarakat, kajian dan penelitian benda langit dan pengaruhnya untuk ibadah. Sehingga memiliki agenda atau aktifitas tahuanan. Sebagaimana tabel di bawah:

JADUAL 8.3 Tabel Kalender Aktivitas tahunan Observatorium Imah Noong

No. Jenis Agenda/Kegiatan Keterangan 1. Noong Panonpoe Aktivitas di siang hari yang meliputi

peneropongan objek langit, pemaparan Astronomis dan penayangan film full dome Planetarium

2. Noong Bulan Bentang Aktivitas di senja atau malam hari yang meliputi peneropongan objek langit, pemaparan Astronomis dan penayangan film full dome Planetarium

3. One Day Activity Aktivitas seharian menjelajah kampung seperti memerah susu sapi, mengenal ras kelinci, berkebun semai, menerropong benda langi, Planetarium dan pemaparan Astronomis 4. Kemah Bentang Perkemahan singkat untuk mengenal lebih luas

Ilmu Falak / Astronomi dengan observasi langit siang-malam, pengukuran Kiblat, kalender Hijriyah, Gerhana dan waktu sholat

5. Ramadhan Stars Camp Kemah homestay bernuansa Ramadhan dengan mengenal fenomena alam semesta yang berkaitan dengan ibadah dan mennjelajahi kampung eduwisata Areng

6. Sharing of Experiences Berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam aktivitas observasi dan pengolahan citra data Astronomi dari Astronom Profesional kepada Astronom amatir, pengajar, peneliti maupun masyarakat

(17)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 74

Sambungan…

7. Ngawangkong Samagaha Festival Pengamatan gerhana Bulan atau Samagaha yang dimeriah dengan pemaparan fenomena Samagaha secara Astronomis dan budaya serta pementasan karya seni warga kampung eduwisata Areng

8. Pasar Purnama Pasar malam menyajikan barang dan makanan, seperti aneka jajanan, makanan ringan, buah-buahan, sayuran dan mainan yang terhimpun dari masyarakat kampung Areng yang akan diadakan setiap malam Bulan Purnama

Master Plan Observatorium Imah Noong:

Berdaya Guna dan Berhasil Guna

Dari keunikan aktivitas, program dan pelayanan Observatorium Imah Noong dibandingkan dengan observatorium lainnya sehingga berdampak positif kepada masyarakat. Berdasarkan visi dan misinya serta dikorelasikan program kerja tahunan dan pelayanannya dapat diketahui beberapa peran multigunanya yaitu: 1. Meningkatkan spirit untuk mempelajari astronomi dan mengenal lebih jauh

lagi benda-benda langit di angkasa.

2. Planetarium dan perpustakaannya menjadi khzanah keilmuan audio dan visual baik secara teoritis maupun secara praktikum.

3. Memberikan motivasi masyarakat sadar wisata sebagai salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masayarakat lokal.

4. Mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat yang menunjang proses aktifitas observatorium.

5. Menjadi sarana dakwah bil hal dengan melihat kebesaran Allah lewat planetarium tentang kemahakuasaan dan kebesaran Allah swt dijagad raya Nya. Begitu pula program kajian ramadahn star camp.

6. Sarana menyambung silaturrahmi lewat kemah lapangan dan praktek lapangan khususnya agro bisnis tentang tata cara pertanian dan tata cara peternakan dengan konsep petik, olah dan jual.

7. Meningkatkan ekonomi masyarakat lewat rutinitas pasar purnama, mondok harian di rumah masyarakat dan sebagainya.

Keberadaan Observatorium Imah Noong tidaklah semata-mata berdampak kepada pengembangan observatorium itu sendiri. Tetapi lebih banyak berdampak kepada masyarakat lokal yang menyediakan layanan edukasi wisata dan

(18)

Muh. Rasywan Syarif | 75

pengembangan ekonomi kerakyatan sehingga pemerintah turut diuntungkan dalam memberikan motivasi masyarakat sadar wisata dan bangkit mengembangkan ekonomi kreatif rakyatdengan berbagai macam aktifitasnya. Dari peranan multi fungsi Observatorium Imah Noong ini sehingga menjadi sebuah Master Plan untuk pengembangan pendirian observatorium yang berdaya guna dan berhasil guna kepada semua stockholder yang terkait. Dengan demikian contoh Observatorium Imah Noong dapat dijadikan pedoman dalam mendirikan observatorium yang bersifat sosial dan bukan didirikan oleh pemerintah Indonesia. Akan tetapi justru peranan dan fungsinya lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya.

Kesimpulan

Deskripsi Observatorium Imah Noong memberikan kesimpulan kuat betapa berperannya dalam pengembangan keilmuan astronomi/ falak syar’i, edukasi wisata, pengembangan ekonomi kreatif rakyat, pengembangan agrobisnis rakyat dibidang peternakan dan pertanian. Oim menyediakan pula layanan unik dengan berbagai peran multigunanya sehingga dapat dijadikan master plan untuk mendirikan observatorium di luar pemerintah. Begitu pula aktifitas, program dan layanannya dapat dijadikan contoh dalam pengelolaan observatorium yang berwawasan keilmuan falak syar’i, edukasi wisata dan keterlibatan masayarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian mendirikan observatorium tidak selamanya didominasi pemerintah tetapi dapat didirikan dan dikelola secara independen yang mengutamakan urgensi peranan dan fungsinya. Dengan biaya murah, bangunan sederhana dan instrument dan sarana-prasana yang menunjang tentu diharapkan dapat berdaya guna dan berhasil guna, sebagaimana telah sukses dicontohkan oleh Observatorium Imah Noong. Sekalipun demikian tetap diharapkan regulasi pemerintah dan pihak-pihak lain untuk membantu pendanaan agar lebih maksimal peruntukan dalam melayani penikmat Observatorium Imah Noong yang akan datang.

Rujukan

Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar. 2014. Observatorium: Sejarah dan Fungsinya di Peradaban Islam. Medan: UmsuPress.

(19)

| Kebitaraan Balai Cerap Astronomi ASEAN: Menyantuni Integrasi Astrofiqh Nusantara 76

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Freely, J. 2011. Cahaya dari Timur Peran Ilmuwan dan Sains Islam dalam Membentuk Dunia Barat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Hitti, P.K. 2008. History of The Arabs Terj. R. Cecep Lukman Yasin & Dedi Slamet Riyadi. Indonesia: PT. Serambi Ilmu Semesta.

Moedji Raharto. 2001. Observatorium Bosscha ITB 50 Tahun pendidikan Astronomi di Indonesia dan World Space Week 2001. Bandung: Observatorium bosscha ITB.

Mu’min, cAbdul cAmir. 2006. Qamus Dar c

Ilm al-Falaki. Bayrut: Dar al-cIlm li al-Malayin.

Musa, Ali Hasan. 2001. cIlm al-Falak fi at-Turats al-cArabi. Damsyik: Dar

al-Fikr.

Sayili, Aidin. 1995. al-Marashad al-Falakiyyah fi al-cAlam Islami. Terj. al-cUmr, cAbdullah. Kuwait: Mucassasat al-Kuwait li al-Taqaddum al-cIlmi. Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep dan

Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Susiknan Azhari. 2008. Ensiklopedi Hisab Rukyat. Cet. ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Gambar

FOTO 8.1 Penglibatan peran masyarakat dengan edukasi Imah Noong
FOTO 8.2 Imah Noong di Lembang

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan apa yang kamu kuasai sekarang? Apakah kamu sudah dapat memahami isi iklan dengan baik? Apakah kamu sudah dapat membedakan fakta dan opini dalam iklan dengan baik? Tentu

Selain itu, anak juga mampu menganalisis persoalan- persoalan yang terjadi di masyarakat, mampu mengambil keputusan dengan baik, mampu melakukan interaksi (bergaul),

Dari hasil data analisis pemanfaatan WhastApp dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan WhatsApp yang digunakan peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai alat untuk menerapkan teori yang diperoleh

Membentuk siswa yang berjiwa4. sosial dan berbudaya

sistem yang digunakan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi. Yogyakarta dan kendala yang dihadapinya dengan

Shirvani (1985), menambahkan bahwa jalur pejalan kaki memerlukan elemen tempat duduk, tanaman dan penerangan. Elemen fisik yang membentuk ruang terbuka publik adalah

pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945 menjadi UUD 1945, yang terdiri dari pembukaan dan batang tubuh, setelah diadakan perubahan-perubahan dari Piagam Jakarta..