• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III-2009"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

; Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada triwulan III-2009 meningkat sebesar 2,0 persen terhadap triwulan II-2009 (q-to-q). Peningkatan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor konstruksi 5,0 persen dan terendah di sektor pertanian 1,7 persen.

; Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 (y-on-y), PDRB Jawa Tengah triwulan III-2009 ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen, dimana semua sektor mengalami pertumbuhan, tertinggi di sektor jasa-jasa 7,7 persen dan terendah di sektor industri pengolahan 1,7 persen.

; Secara kumulatif, pertumbuhan PDRB Jawa Tengah hingga triwulan III-2009 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 (c-to-c) tumbuh sebesar 4,8 persen.

; Besaran PDRB Jawa Tengah atas dasar harga berlaku pada triwulan III-2009 Rp 97.921,0 milyar sehingga kumulatif triwulan ke III-2009 mencapai Rp 285.510,4 milyar sedangkan besaran PDRB Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan III-2009 sebesar Rp 45.065,9 milyar dan secara komulatif sampai triwulan III mencapai nilai sebesar Rp 132.648,2 milyar.

; Dari sisi penggunaan, pertumbuhan PDRB triwulan III-2009 terhadap triwulan sebelumnya didorong oleh kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 2,8 persen, konsumsi lembaga nirlaba sebesar 0,8 persen, konsumsi pemerintah 5,3 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,6 persen, sedangkan ekspor barang dan jasa turun sebesar 0,3 persen dan impor turun 0,0 persen.

; Pertumbuhan PDRB penggunaan triwulan III-2009 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 (y on y) sebesar 5,5 persen ditopang oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah 8,0 persen, impor 7,3 persen, konsumsi lembaga nirlaba 6,3 persen, konsumsi rumah tangga 5,8 persen dan PMTB 5,2 persen.

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

J

AWA

T

ENGAH

T

RIWULAN

III-2009

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

(2)

1. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2009

Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III-2009 yang digambarkan oleh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan meningkat sebesar 2,0 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan ini lebih besar dibandingkan dengan kenaikan triwulan II-2009 yang mencapai 1,8 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), pertumbuhan PDRB Jawa Tengah pada triwulan III-2009 mencapai 5,5 persen (tabel 1).

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III-2009 menunjukkan bahwa pada umumnya sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor konstruksi sebesar 5,0 persen. Selanjutnya sektor industri pengolahan tumbuh 3,7 persen, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 3,1 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 2,7 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 2,5 persen, sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 2,3 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 1,8 persen dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 0,8 persen. Sedangkan sektor pertanian menurun 1,7 persen.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha (persentase)

Lapangan Usaha

Triw II-2009 Triw III-2009 Triw III-2009 Triw I s/d III 2009 Sumber Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan Triw I-2009 Triw II-2009 Triw III-2008 Triw I s/d III 2008 q-to-q

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan -0,7 -1,7 7,3 7,2 -0,4

2. Pertambangan dan Penggalian 3,5 3,1 3,9 4,8 0,0

3. Industri Pengolahan 3,7 3,7 1,7 0,2 1,1

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,6 2,3 6,5 5,2 0,0

5. Konstruksi 0,7 5,0 6,7 6,9 0,3

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 1,8 2,7 7,4 5,9 0,6

7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,7 2,5 6,4 7,0 0,1

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 0,2 0,8 7,6 8,8 0,1

9. Jasa-jasa 2,1 1,8 7,7 7,6 0,2

(3)

PDRB triwulan III-2009 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim) juga menunjukkan peningkatan pada semua sektor. PDRB yang meningkat 5,5 persen (y-on-y) dipengaruhi oleh kenaikan sektor pertanian 7,3 persen, sektor pertambangan dan penggalian 3,9 persen, sektor industri pengolahan 1,7 persen, dan sektor listrik, gas dan air bersih 6,5 persen. Sedangkan sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, masing-masing tumbuh sebesar 6,7 persen dan 7,4 persen. Sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa masing-masing tumbuh 6,4 persen, 7,6 persen dan 7,7 persen.

Secara kumulatif besaran PDRB Jawa Tengah hingga triwulan III-2009 dibandingkan dengan PDRB pada periode yang sama tahun 2009 (c-to-c) menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,8 persen yang dipengaruhi oleh pertumbuhan semua sektor. Sektor pertanian tumbuh meningkat 7,2 persen, sektor pertambangan dan penggalian meningkat 4,8 persen, sektor industri pengolahan 0,2 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 5,2 persen, sektor konstruksi 6,9 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,9 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 7,0 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan 8,8 persen dan jasa-jasa 7,6 persen.

Sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor konstruksi merupakan tiga sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada triwulan III-2009 bila dibandingkan dengan sebelumnya (q to q) dengan besarnya sumber pertumbuhan masing-masing 1,1 persen, 0,6 persen, dan 0,3 persen.

Laju Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Tw I th 2008 - tw III th 2009 -6 -4 -2 0 2 4 6 Tw I th 08 Tw II th 08 Tw III th 08 Tw IV th 08 Tw I th 09 Tw II th 09 Tw III th 09 Triwulan Persen Persen

(4)

2. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan II dan III Tahun 2009

Pada triwulan I-2009, PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp 92.455,3 milyar, triwulan II Rp 95.134,1 milyar dan triwulan III Rp 97.921,0 milyar atau hingga triwulan III nilainya mencapai Rp 285.510,4 milyar. Bila PDRB ini dinilai dengan harga pada tahun 2000 (tahun dasar), maka triwulan I-2009 mencapai Rp 43.404,1 milyar, triwulan II Rp 44.178,2 milyar dan triwulan III Rp 45.065,9 milyar atau nilai total untuk ketiga triwulan tersebut mencapai Rp 132.648,2 milyar.

Berdasarkan tabel 2, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku terbesar pada triwulan III-2009 adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp 28.544,8 milyar atau sebesar 29,2 persen dari total PDRB, kemudian sektor pertanian Rp 20.645,2 milyar (21,1 persen), sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp 19.938,2 milyar (20,2 persen), sektor jasa-jasa Rp 10.720,5 milyar (10,9 persen) dan sektor bangunan Rp 6.216,7 milyar (6,4 persen). Selanjutnya sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 6.170,9 milyar (6,3 persen), sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan sebesar Rp 3.645,8 milyar (3,7 persen), sektor listrik, gas dan air bersih Rp 1.055,1 milyar (1,1 persen), dan terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian Rp 983,8 milyar (1,0 persen).

PDRB menurut harga konstan 2000, sektor-sektor dengan konstribusi yang relatif besar antara lain: sektor industri pengolahan Rp 13.892,3 milyar, sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp 9.611,1 milyar, sektor pertanian Rp 9.244,1 milyar, sektor jasa-jasa Rp 4.796,8 milyar, sektor bangunan Rp 2.611, 4 milyar, sektor pengangkutan dan komunikasi Rp 2.343,8 milyar dan sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan Rp 1.689,7 milyar. Sektor ekonomi lainnya masing-masing bernilai di bawah Rp 1.000,0 milyar.

(5)

Tabel 2

PDRB menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (milyar rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triw II-2009 Triw III-2009 Triw II-2009 Triw III-2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 20.805,2 20.645,2 9.403,6 9.244,1

2. Pertambangan dan Penggalian 944.6 983,8 481,2 495,9

3. Industri Pengolahan 27.201,7 28.544,8 13.397,9 13.892,3

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.027,5 1.055,1 372,3 380,8

5. Konstruksi 5.868,4 6.216,7 2.487,3 2.611,4

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19.245,0 19.938,2 9.361,2 9.611,1

7. Pengangkutan dan Komunikasi 5.992,8 6.170,9 2.287,1 2.343,8

8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan 3.602,7 3.645,8 1.675,7 1.689,7

9. Jasa-jasa 10.446,2 10.720,5 4.711,9 4.796,8

PDRB 95.134,1 97.921,0 44.178,2 45.065,9

3. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2008 dan 2009

Pada PDRB Jawa Tengah atas dasar harga berlaku triwulan III-2009, peranan sektor pertanian, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa sedikit menurun bila dibandingkan dengan peranannya pada triwulan III-2008. Sebaliknya beberapa sektor mengalami peningkatan peranan pada triwulan III-2009 yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran masing-masing menjadi sebesar 1,0 persen, 29,2 persen, 6,4 persen dan 20,4 persen. Sedangkan peranan sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pengangkutan dan komunikasi relatif tetap pada besaran 1,1 persen dan 6,3 persen. Peranan sektor-sektor tersebut pada triwulan II dan III-2009 dan triwulan II dan III-2008 secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.

(6)

Tabel 3

Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Triwulan II dan III Tahun 2008-2009 (persentase)

Lapangan Usaha Triwulan II Triwulan III

2008 2009 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 20,6 21,9 19,6 21,1

2. Pertambangan dan Penggalian 0,9 1,0 1,0 1,0

3. Industri Pengolahan 33,9 28,6 33,8 29,1

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,0 1,1 1,0 1,1

5. Konstruksi 5,5 6,2 5,8 6,3

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 19,3 20,2 19,3 20,4

7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,7 6,3 6,1 6,3

8. Keuangan, Real estat dan Jasa Perusahaan 3,3 3,8 3,4 3,7

9. Jasa-jasa 9,8 10,9 10,0 11,0

PDRB 100,0 100,0 100,0 100,0

Distribusi Persentase PDRB Jawa Tengah Triwulan III th 2009

Jasa-jasa

Listrik dan Air Bersih Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Keuangan, Persew aan & Js.

Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan

4. PDRB menurut Penggunaan Triwulan III-2009

Ditinjau dari sisi penggunaan, PDRB Jawa Tengah terdiri dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori, ekspor dan impor.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan 2000 meningkat dari Rp 28.017,3 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 28.797,5 milyar pada triwulan

(7)

rumah tangga atas dasar harga berlaku naik dari Rp 63.085,5 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 65.233,5 milyar pada triwulan III-II-2009.

Pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba atas dasar harga konstan 2000 meningkat dari Rp 646,9 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 652,2 milyar pada triwulan III-2009 atau tumbuh secara riil sebesar 0,8 persen. Sedangkan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba atas dasar harga berlaku naik dari Rp 1.495,5 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 1.526,5 milyar pada triwulan III-II-2009.

Sementara itu, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 5,3 persen (q-to-q) atau mengalami peningkatan dari Rp 5.858,0 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 6.168,8 milyar pada triwulan III-2009. Konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku naik dari Rp 13.174,9 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 13.998,3 milyar pada triwulan III-2009.

Tabel 4

Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (persentase)

Jenis Penggunaan

Triw II-2009 Triw III-2009 Triw III-2009 Triw I s/d III 2009 Sumber Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan Triw I-2009 Triw II-2009 Triw III-2008 Triw I s/d III 2008 q-to-q

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 1,5 2,8 5,8 5,3 1,8 2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 0,3 0,8 6,3 9,5 0,0 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 7,5 5,3 8,0 7,6 0,7 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 1,2 4,6 5,2 5,2 0,8 4. Ekspor Barang dan Jasa 0,1 -0,3 -12,1 -7,9 -0,1 5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 18,4 -0,0 7,3 0,1 -0,0

PDRB 1,8 2,0 5,5 4,8 2,0

Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga konstan 2000 naik dari Rp 7.726,6 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 8.080,0 milyar pada triwulan III-2009 atau tumbuh sebesar 4,6 persen. Sementara PMTB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan yakni dari Rp 18.302,6 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 19.322,4 milyar pada triwulan III-2009.

Berdasarkan harga konstan 2000, nilai ekspor (barang dan jasa) pada triwulan III-2009 menurun dibandingkan triwulan II-2009, yaitu dari Rp 20.149,5 milyar menjadi Rp 20.094,3 milyar. Begitu pula bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

(8)

2008 pertumbuhan ekspor terkontraksi sebesar minus 12,1 persen. Nilai ekspor atas dasar harga berlaku, naik dari Rp 43.697,4 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 43.716,7,6 milyar pada triwulan III-2009.

Impor Jawa Tengah atas dasar harga konstan 2000 sedikit mengalami penurunan dari Rp 21.158,2 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 21.149,2 milyar pada triwulan III-2009. Sedangkan atas dasar harga berlaku, impor Jawa Tengah meningkat dari Rp 46.041,3 milyar pada triwulan II-2009 menjadi Rp 46.702,1 milyar pada triwulan III-2009.

Secara kumulatif pada umumnya komponen PDRB Jawa Tengah menurut penggunaan hingga triwulan III-2009 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,3 persen, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh sebesar 9,5 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh 7,6 persen, PMTB tumbuh 5,2 persen. Ekspor secara kumulatif mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar minus 7,9 persen, sedangkan impor mengalami pertumbuhan sebesar 0,1 persen.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2008 (y-on-y) sebesar 5,5 persen ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 5,8 persen, komponen konsumsi lembaga non profit 6,3 persen, konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 8,0 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto pengeluaran sebesar 5,2 persen dan impor sebesar 7,3 persen sedangkan untuk ekspor tumbuh sebesar minus 12,1 persen.

Tabel 5

PDRB menurut Penggunaan Triwulan II dan III Tahun 2009 (milyar rupiah)

Jenis Penggunaan Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triw II-2009 Triw III-2009 Triw II-2009 Triw III-2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 63.085,5 65.233,5 28.017,3 28.797,5

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 1.495,5 1.526,5 646,9 652,2

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13.174,9 13.998,3 5.858,0 6.168,8

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 18.302,6 19.322,4 7.726,6 8.080,0 4. Perubahan Stok 1.419,5 825,7 2.938,1 2.422,3 5. Ekspor Barang dan Jasa 43.697,4 43.716,7 20.149,5 20.094,3 6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 46.041,3 46.702.1 21.158,2 21.149,2

(9)

PDRB dari sisi penggunaan triwulan III-2009 penopang terbesar adalah komponen konsumsi rumah tangga sebesar 66,6 persen dan sebesar 19,7 persen.

Komponen ekspor memberi kontribusi terhadap PDRB Jawa Tengah sebesar 44,7 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II-2009. Kontribusi impor triwulan III-2009 lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2008 yaitu dari 44,2 persen menjadi 47,7 persen.

Tabel 6

Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Triwulan II dan III Tahun 2008-2009 (persentase)

Jenis Penggunaan Triwulan II Triwulan III

2008 2009 2008 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 61,8 66,3 63,2 66,6

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nirlaba 1,4 1,6 1,5 1,6

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12,3 13,9 12,9 14,3

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 17,5 19,2 18,5 19,7 4. Perubahan Stok 5,6 1,5 -3,9 0,8

5. Ekspor Barang dan Jasa 46,1 45,9 52,0 44,7 6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 44,7 48,4 44,2 47,7

PDRB 100,0 100,0 100,0 100,0

(10)

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI JAWA TENGAH

Jl. Menoreh Tengah X / 4 Semarang - 50236 Telp. (024) 86451840 – 2 Fax. (024) 86451844 Homepage : http://www.bps.go.id/~jateng, E-mail : bps3300@mailhost.bps.go.id

Informasi lebih lanjut hubungi :

Syarifudin Nawie, S.Si, ME

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

BPS Provinsi Jawa Tengah

Referensi

Dokumen terkait

WT Strategi: UKM Kerupuk Kulit dapat meningkatkan kualitas produk seperti merek, perijinan, BPOM pegemasan.Berdasarkan hasil obsevasi dan pengamatan produk kerupuk

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Fitur ciri kemudian diuji untuk proses klasifikasi menggunakan Jaringan Saraf Tiruan metode Learning Vector Quantization (LVQ). LVQ mengklasifikasikan vektor uji

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan evaluasi penerapan sistem informasi manajemen Rumah Sakit Jiwa Grhasia, dengan fokus utama penelitian pada aspek manusia

Dalam hal konstruksi mesin perbedaan mesin bensin dan mesin diesel ini mesin diesel lebih cenderung simple tidak terlalu rumit seperti mesin bensin akan tetapi dari segi bobot

“Haroa” sebagai sebuah tradisi dan merupakan rumpun media tradiosional adalah merupakan salah satu media dakwah efektif yang digunakan oleh tokoh agama (khatibi, lebe)

terhadap Kitab Suci al-Qur‟an menitik beratkan kepada metode tahlili , dalam artian ia menafsirkan ayat al-Qur’an secara runtut dan komprehensif dengan beraneka