• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN PANITIA PENILAI...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENETAPAN PANITIA PENILAI..."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

lxiv

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ... i

SAMPUL DALAM ... ii

PRASYARAT GELAR ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

PENETAPAN PANITIA PENILAI ... v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xxxix

DAFTAR ISI ... lxiv DAFTAR DIAGRAM ... lxix DAFTAR GAMBAR ... lxx DAFTAR TABEL ... lxxi DAFTAR SINGKATAN ... lxxii DAFTAR LAMPIRAN ... lxxiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.3.1 Tujuan Umum ... 8 1.3.2 Tujuan Khusus ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 9 1.4.1 Manfaat Akademis ... 9 1.4.2 Manfaat Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Kata Kolok Sebagai Bahasa Isyarat Alami oleh I Gusti Made Sutjaja ... 12

2.1.2 Studi tentang Warna dan Ruang dalam Kata Kolok oleh Connie de Vos ... 13

2.1.3 Tipologi Bahasa Isyarat oleh Ulrike Zeshan ... 18

2.1.4 Studi Desa Kolok oleh I Gede Marsaja... 19

2.1.5 Kata Kolok Dari Perspektif Konstruksi Bermakna Posesif dan Eksistensial oleh Pamela Perniss ... 23

2.1.6 Studi Tentang Strategi Pengajaran Pada Siswa Bisu-Tuli Oleh Jan Branson dan Don Miller ... 26

(2)

2.1.7 Studi Masyarakat Kolok Yang Menderita Kelainan Tuli-Bisu

Kongenital (bawaan sejak lahir) oleh Sunaryana Winata, dkk. ... 27

2.1.8 Pemurnian Pemetaan Genetika DFNB3 menjadi 17p11.2, Mengusulkan Multi Variasi Gen Locus Kromosom DFNB3 dan Mendukung Homologi Pada Model Tikus shaker -2, oleh Liang, dkk. ... 30

2.2 Konsep ... 33 2.2.1 Kolok ... 33 2.2.2 Kata Kolok ... 34 2.2.3 Inget ... 34 2.3. Landasan Teori ... 35 2.3.1. Teori Semiotik ... 35

2.3.1.1 Teori Segitiga Semiotik ... 35

2.3.1.2 Teori Semiotik Sosial ... 36

2.3.2. Pengantar Linguistik Bahasa Isyarat oleh Johnston dan Schembri (2016) ... 37

2.3.3 Kata Kolok Desa Bengkala ... 43

2.4. Model Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 49

3.2 Lokasi Penelitian ... 49

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.3.1 Jenis Data ... 50

3.3.2 Sumber Data ... 51

3.4 Instrumen Penelitian ... 51

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ... 55

3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil dan Analisis Data ... 58

3.7.1 Metode Penyajian Data ... 58

3.7.1.1 Metode Formal ... 58

3.7.1.2 Metode Informal ... 58

3.7.2 Teknik Penyajian Data ... 58

3.7.2.1 Penyajian Data secara Verbal ... 59

3.7.2.2 Penyajian Data secara Matematis ... 60

3.7.2.3 Penyajian Data secara Visual ... 60

BAB IV MONOGRAFI DESA BENGKALA 4.1 Lokasi dan Keadaan Alam ... 62

4.2 Sejarah Desa Bengkala ... 65

4.3 Penduduk dan Demografi ... 73

4.4 Kehidupan Sosial Budaya ... 75

4.5 Profil Penyandang Tuli Bisu ... 81

BAB V STRUKTUR, MAKNA DAN TANDA KATA KOLOK 5.1. Struktur Tipologi Ekspresi Kata Kolok ... 99

(3)

lxvi

5.1.1 Ekspresi Penyampaian Informasi Dimulai Dari

Makna Aktivitas/Proses ... 99

5.1.2 Ekspresi Penyampaian Informasi Dengan Pengabaian Partisipan/Pelaku ... 106

5.1.3 Ekspresi Penyampaian Informasi Dengan Makna Penanda Waktu ... 113

5.2 Makna Penunjuk Orang ... 117

5.2.1. Makna Penunjuk ‘Aku’ atau ‘Saya’ ... 117

5.2.2. Makna Penunjuk ‘Kamu’ ... 119

5.2.3. Makna Penunjuk ‘Dia’ ... 120

5.2.3.1. Dia ... 120

5.2.3.2. Dia (dengan penegasan partisipan) ... 121

5.2.4. Makna Penunjuk ‘Kita’ ... 122

5.2.5. Makna Penunjuk ‘Mereka’ ... 124

5.3. Makna Modalitas ... 126

5.3.1. Makna ‘Pasti’ ... 126

5.3.2. Makna ‘Harus’ ... 129

5.3.2.1 Variasi 1 Makna ‘Harus’ ... 129

5.3.2.2 Variasi 2 Makna ‘Harus’ ... 131

5.3.2.3 Variasi 3 Makna ‘Harus’ ... 132

5.3.3. Makna ‘agar’ atau ‘supaya’ ... 134

5.3.4. Makna ‘sudah’, ‘lalu’, ‘setelah itu’ dan ‘selesai’ ... 135

5.3.5. Makna ‘belum’ ... 137

5.3.6. Makna ‘ingin’ ... 140

5.4. Makna Yang Berhubungan Dengan Agama ... 141

5.4.1. Canang Sari ... 141

5.4.2. Masakapan ... 144

5.4.3. Muspa (bersembahyang); Merahinan (melaksanakan upacara); Rahinan (hari upacara/hari raya) ... 147

5.4.4. Mabiya Kaon ... 148 5.4.5. Ngayab Banten ... 149 5.4.6. Matelubulanan / Nelubulanin ... 151 5.4.7. Metirta ... 154 5.4.8. Mebanten ... 156 5.4.9. Muslim/Muslimah ... 159 5.4.10. Pura ... 161

5.5. Makna Yang Berhubungan Dengan Adat Istiadat ... 165

5.5.1. Mesenteng (berpakaian adat) ... 166

5.5.2. Ngidih (meminang) ... 167

5.5.3. Nyepi (Perayaan Tahun Baru Saka), Ogoh-Ogoh ... 170

5.5.4. Sesaji Sate Kuwung ... 173

5.5.5. Memedi ... 176

5.5.6. Ngaben ... 179

5.5.7. Watangan ... 181

5.5.8. Mabebas (upacara pamit di rumah isteri) ... 183

(4)

5.6.1. Tajen ... 186 5.6.2. Balian ... 190 5.6.3. Bantal-alem ... 192 5.6.4. Manyi ... 194 5.6.5. Lawar ... 197 5.6.6. Janger ... 199

5.7. Makna Yang Berhubungan Dengan Kebutuhan Bertahan Hidup ... 201

5.8. Makna Yang Berhubungan Dengan Perasaan (MPK, Makna Penunjuk Keadaan) ... 213

5.9. Makna Penunjuk Waktu dan Ruang ... 221

BAB VI VARIASI TANDA PADA MAKNA DALAM KATA KOLOK 6.1. Variasi Tanda Pada Makna Penunjuk Orang ... 229

6.1.1. Dia ... 229

6.1.2. Dia (dengan penegasan partisipan) ... 229

6.2. Variasi Tanda Pada Makna Modalitas; ‘harus’ ... 232

6.2.1. Variasi 1 Tanda ‘Harus’ ... 232

6.2.2 Variasi 2 Tanda ‘Harus’ ... 234

6.2.3 Variasi 3 Tanda ‘Harus’ ... 235

6.3. Variasi Tanda untuk Makna yang Berhubungan dengan Ranah Agama; ‘mebanten’ dan ‘Pura’ ... 237

6.3.1. Variasi Tanda Untuk Makna ‘mebanten’... 237

6.3.2. Variasi Tanda Untuk Makna ‘Pura’ ... 241

6.4. Variasi Tanda untuk Makna yang Berhubungan dengan Ranah Adat-istiadat; ‘Ngaben’ ... 245

6.5. Variasi Tanda untuk Makna yang Berhubungan dengan Ranah Budaya; ‘tajen’ ... 248

6.6. Variasi Tanda untuk Makna yang Berhubungan dengan Kebutuhan Bertahan Hidup; ‘berbincang-bincang’ ... 252

6.7. Variasi Tanda untuk Makna yang Menerangkan Perasaan; ‘sedih’ dan ‘terkejut’. ... 254

6.7.1. Variasi Tanda untuk Makna ‘sedih’ ... 254

6.7.2. Variasi Tanda untuk Makna ‘terkejut’ ... 255

6.8. Homosign dalam Tanda dan Makna ... 257

6.8.1. Homosign Tanda untuk Makna Modalitas ‘harus’, ‘pasti’ dan ‘ingat’ ... 257

6.8.2. Homosign Tanda untuk Makna Modalitas ‘ingin’, ‘akan’, ‘memerlukan’ dan ‘mau’... 261

6.8.3. Homosign Tanda untuk Makna ‘sehat’ dan ‘gembira’ ... 263

6.8.4. Homosign Tanda untuk Makna ‘diam’, ‘tinggal di rumah’ dan ‘ tidak bekerja’ ... 264

6.9. Polisemi Tanda dan Makna ... 267

6.9.1 Polisemi Tanda untuk Makna ‘uang’, ‘membeli’ dan ‘berbelanja’ ... 268

6.9.2. Polisemi Tanda untuk Makna ‘menyerah’ dan ‘berhenti’ ... 277 6.9.3. PolisemiTanda untuk Makna

(5)

lxviii

‘waktu itu/ketika itu’ dan ‘lama-kelamaan’ ... 281

6.9.4. Polisemi Tanda untuk Makna ‘belum’, ‘sebentar’ dan ‘sebelum’ ... 284

6.9.5. Polisemi Tanda untuk Makna ‘berdoa/bersembahyang’ dan ‘kegiatan upacara dan keagamaan’ ... 289

BAB VII TEMUAN BARU (NOVELTY) 7.1. Temuan Baru Dari Sudut Pandang Teoritis ... 293

7.2. Temuan Baru Dari Sudut Pandang Metodologis ... 296

7.2.1 Metode Pengumpulan Data ... 296

7.2.2 Metode dan Teknik Analisis Data ... 297

7.2.3 Metode dan Teknik Penyajian Data ... 299

7.3. Temuan Baru Dari Sudut Pandang Empiris ... 299

BAB IX SIMPULAN DAN SARAN 9.1 Simpulan ... 301

9.2 Saran ... 303

(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1: Genealogi Keluarga Tuli-Bisu Bengkala ... 32

Diagram 2: Segitiga Semiotik Peirce ... 35

Diagram 3: Model Penelitian ... 47

Diagram 4: Struktur Pemerintahan Desa Adat Bengkala ... 77

(7)

lxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Bersama Anak-Anak Kolok Desa Bengkala ... 44

Gambar 2: Bersama Para Kolok Wanita ... 55

Gambar 3: Peta Lokasi Desa Bengkala ... 63

Gambar 4: Peta Wilayah Desa Bengkala ... 63

Gambar 5: Gerbang Masuk Desa Bengkala ... 64

Gambar 6: Upacara Mohon Tirta/Air Suci... 72

Gambar 7: Foto Struktur Organisasi Pemerintah Desa Bengkala ... 80

Gambar 8: Sekolah SDN 1 dan SDN 2 Inklusi Desa Bengkala ... 82

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Tabel Penyajian dan Pengolahan Data... 62

Tabel 2: Makna yang menerangkan kebutuhan bertahan hidup ... 201

Tabel 3: Makna yang menerangkan perasaan ... 213

Tabel 4: Makna penunjuk waktu dan tempat (spatio temporal) ... 221

(9)

lxxii

DAFTAR SINGKATAN ISTILAH

No Singkatan Penjelasan

1 Ak Aktivitas; Verba, yakni sesuatu sedang dalam proses. 2 Tgt Target; Objek, yakni yang terkena dampak.

3 Pel Pelaku; Subjek, yakni yang melaksanakan proses.

4 MPWT Makna Penunjuk Waktu, yakni keterangan waktu dan tempat

5 MPK Makna Penunjuk Keadaan

6 Inten. Intensitas, yakni tingkatan keadaan.

7 Konj. Konjungsi, yakni kata sambung.

8 Ket. Keterangan

9 ML Makna lokasi

10 Mins Makna instrumen/pelengkap

11 MM Makna modalitas

(10)

DAFTAR LAMPIRAN Glosarium

Lampiran dengan jilid terpisah:

1.Transkripsi Data Rekaman Kolok Sukesti dan Kolok Santia 2.Transkripsi Data Rekaman Kolok Juliarta

(11)

ABSTRAK

KATA KOLOK DI DESA BENGKALA

Fokus penelitian ini adalah bahasa tanda yakni kata kolok secara alamiah digunakan di Desa Bengkala oleh warga tuli-bisu setempat, lebih spesifik bagaimana gagasan dan pola pikir masyarakat kolok Desa Bengkala dengan bahasa isyarat mereka menggambarkan kehidupan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk memperkaya referensi sistem bahasa tanda dari bahasa tanda yang dimiliki oleh warga Kolok Bengkala. Data yang diperoleh adalah data primer yang direkam langsung dari sumber data yang bersangkutan yakni masyarakat

kolok dan inget Desa Bengkala. Adapun jenis data penelitian ini adalah data

kualitatif, yakni berbentuk isyarat dalam bahasa tanda yang berpadanan makna dengan leksikon, ungkapan-ungkapan, kalimat-kalimat dan teks. Metode dan teknik pengumpulkan data dengan metode simak dan teknik rekam serta metode cakap dan teknik cakap semuka. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan metode antropologi kognitif atau etnografi baru. Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menghasilkan sebuah kamus kata kolok yang dapat menjadi sebuah dokumentasi, memberikan informasi secara efektif kepada para penggunanya serta menjadi salah satu kegiatan pelestarian kata kolok sebagai bahasa isyarat alami (natural sign language). Adapun hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah pemakaian tipologi sintaksis Kata Kolok secara umum yakni V-O-S dengan tiga model variasi ekspresi yakni: Ekspresi Penyampaian Informasi Dimulai Dari Makna Aktivitas/Proses, Ekspresi Penyampaian Informasi Dengan Pengabaian Partisipan/Pelaku dan Ekspresi Penyampaian Informasi Dengan Makna Penanda Waktu. Temuan berikutnya adalah makna dan tanda yang dikelompokkan menjadi delapan kategori yaitu makna penunjuk orang, makna modalitas, makna yang berhubungan dengan agama, makna yang berhubungan dengan adat sitiadat, makna yang berhubungan dengan budaya, makna yang berhubungan dengan kebutuhan bertahan hidup, makna yang berhubungan dengan perasaan, dan makna penunjuk waktu. Selanjutnya, ditemukan juga sejumlah variasi tanda untuk berbagai makna seperti: variasi tanda pada makna penunjuk orang (‘dia’), variasi tanda pada makna modalitas; ‘harus’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan ranah agama; ‘mebanten’ dan ‘Pura’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan ranah adat-istiadat; ‘ngaben’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan ranah budaya; ‘tajen’, variasi tanda untuk makna yang berhubungan dengan kebutuhan bertahan hidup; ‘berbincang-bincang’, variasi tanda untuk makna yang menerangkan perasaan; ‘sedih’ dan ‘terkejut’. Di samping variasi tanda, juga terdapat fenomena homosign dan polisemi.

(12)

ABSTRACT

KATA KOLOK BENGKALA VILLAGE

The dissertation focuses on sign language namely kata kolok, which is naturally used in Bengkala village by the local deaf community, specifically on their idea and thought to describe their religious living, customs and culture. The aim of this research is to enrich references of a sign language system contributed by sign language owned by the Kolok community in Bengkala. The data obtained is primary, qualitative; those are signs according to natural sign language, Kata Kolok, which meanings are equal to lexicon, expression, sentences and text. The data were collected by observation, video recording and direct interviewing. The data analysis is conducted by cognitive anthropology method or new ethnography. In the future, this research is expected to generate a Kata Kolok Dictionary, a comprehensive documentation and effective information dedicated to the signer or the sign language user, and also as the preservation of Kata Kolok as the natural sign language. There are several achievements in this research, the first is the language typology is V-O-S with three variations namely: expression beginning with process, expression omitting the participant, and expression beginning with adverb of time; the second achievement is a series of signs and their meaning which are categorized into eight clusters of sign and meaning namely: pronoun, modality, meaning related to religion, meaning related to customs, meaning related to culture, meaning of survival, emotional expression and time expression. Moreover, there are sign and meaning variations found, such as sign variations for the 3rd person singular pronoun, modality ‘have to’, religious-signs ‘mebanten’ and ‘Pura’, the customs sign ‘ngaben’, culture sign ‘tajen’, survival sign ‘talking’, and emotional expression ‘sad’ and ‘surprised’. Furthermore, there are phenomena such as homonymy and polysemy for some meanings.

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia bahasa dianalogikan seperti urat nadi di dalam tubuh manusia yang berfungsi mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Manusia dalam kehidupannya selalu tidak dapat dipisahkan dengan manusia yang lain. Sejak lahir, seorang bayi telah hidup dengan bantuan ibu sebagai yang terutama, dan ayahnya. Selanjutnya satu demi satu keluarga dan orang lain di lingkungan yang terdekat dan terkait memberikan dukungan baik secara moral, material maupun spiritual sehingga bayi yang tidak berdaya tersebut bertumbuh kian hari kian besar, menangis, tertawa, bergumam, merangkak, duduk, berdiri, berjalan, menirukan kata-kata, berbicara, bernyanyi dan seterusnya. Bayi itu juga mulai menyerap dan mengekspresikan satu demi satu kemampuan yang diperoleh dari mengamati lingkungan terdekatnya. Walaupun demikian apapun bentuk kegiatan manusia sejak dilahirkan, bahasa, baik verbal maupun nonverbal, memegang peranan yang penting dalam setiap proses kehidupannya. Demikianlah bahasa meneruskan isi pikiran manusia sehingga apa yang menjadi kebutuhan dan tujuan hidupnya dapat tercapai.

Secara khusus, kemampuan berbahasa yang diperoleh manusia juga bermula dari proses melihat, mendengar, dan memperhatikan. Seorang bayi atau kanak-kanak mengenal bahasa dari ibunya sendiri. Pada mulanya, bayi itu akan melihat dan memperhatikan ibunya berbicara, lalu mendengarkan dan menirukan

(14)

2

suara-suara dimulai dari yang sederhana serta memperhatikan ekspresi dan gerakan tubuh dari Sang Ibu. Selain ibu, bayi tersebut juga perlahan-lahan mulai menyerap kemampuan berkomunikasi dari ayahnya dan anggota keluarga yang lain, misalnya dari para kerabat keluarga, lingkungan sekitar dan demikian terus wilayah acuan perolehan unsur-unsur bahasa tersebut meluas. Mereka tidak mewarisi bahasa mereka melalui garis genetika, seperti mereka memperoleh jenis rambut dan warna kulit. Bahasa diturunkan dengan transmisi budaya dalam kehidupan.

Bagaimanapun keadaan seorang anak, apakah memiliki anggota tubuh serta kemampuan indera yang normal ataupun berkebutuhan khusus, anak tersebut harus berusaha keras untuk dapat menyerap dan memiliki segala kemampuan inderawi serta kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor demi mempertahankan hidupnya. Apabila diamati, adalah anugerah dari Tuhan bahwa manusia sejak bayi selalu dikaruniai hal yang disebut kemampuan alternatif, misalnya apabila seseorang diketahui mengalami tuli-bisu sejak lahir cenderung diberikan kemampuan melihat dan memperhatikan lebih baik, seperti „mendengar dengan matanya‟, sementara untuk yang mengalami kebutaan cenderung memiliki kemampuan mendengar dan daya intuisi yang lebih kuat. Bagi anak-anak, bahasa adalah alat yang memiliki empat fungsi yaitu untuk mengungkapkan pikiran dan maksud tertentu, untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk membuka lapangan rohaniah yang lebih tinggi tarafnya dan untuk mengembangkan fungsi-fungsi tanggapan, perasaan, fantasi, intelek, dan kemampuan.

(15)

3

Halliday dalam bukunya, Explorations in the Functions of Language (1977), menyatakan “learning language is learning how to mean.”, belajar bahasa adalah belajar bagaimana mengungkapkan makna. Bahwa tata bahasa adalah suatu alat linguistik untuk menghubungkan berbagai pilihan makna yang berasal dari berbagai berbagai fungsi bahasa dan yang merealisasikan, semuanya itu dalam sebuah bentuk struktural yang menyatu. Bahasa memiliki tiga fungsi umum yakni fungsi ideasional, fungsi interpersonal dan fungsi tekstual. Dengan fungsi ideasional manusia dapat menggunakan bahasa untuk semua tujuan khusus dan berbagai tipe konteks yang melibatkan pengalaman berkomunikasi. Sementara itu fungsi interpersonal yang memungkinkan manusia menggunakan bahasa untuk semua bentuk spesifik dari ungkapan personal dan interaksi sosial. Fungsi tekstual sebagai sebuah prasyarat pengoperasian yang efektif setelah kedua fungsi di atas. Pada fungsi ini, bahasa menjadi sebuah teks berhubungan dengan bahasa itu sendiri dan juga dengan konteksnya di dalam pemakaian bahasa. Tanpa adanya komponen tekstual dari makna, manusia tidak bisa memperoleh kegunaan bahasa sama sekali.

Tuntutan hidup yang mendasar dalam kehidupan adalah bagaimana bisa berkomunikasi dan mencapai apa yang dimaksudkan oleh seseorang. Untuk itulah sejak usia dini seorang anak harus banyak berlatih berbicara yang baik dengan menggunakan bahasa yang sopan sehingga penguasaan bahasa dapat tercapai dengan sempurna baik secara kaidah bahasa maupun secara norma dan etika berbahasa. Dalam pengembangan ketrampilan berbahasa, seorang anak mulai memahami tanda-tanda sebagai sarana berpikir dan mengungkapkan pemikiran

(16)

4

sebagaimana ditegaskan oleh Peirce, tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi. Adapun ilmu yang terkait dengan tanda dan komunikasi adalah semiotika. Semiotika adalah studi sistematis tentang tanda, sementara komunikasi adalah suatu upaya memperoleh makna.

Cabang semiotika ada dua yakni semiotika signifikasi dan semiotika komunikasi. Komunikasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata. Tanda nonverbal adalah tanda yang bukan kata-kata, termasuk isyarat. Dalam berkomunikasi seorang anak sejak bayi juga menggunakan banyak isyarat. Bayi umumnya menangis bila ingin menyampaikan bahwa ia lapar atau ingin menyusu. Apabila merasa terkejut umumnya tangan bayi akan mengambil sikap seperti ingin meraih sesuatu. Selanjutnya mereka mulai bisa menengadahkan tangan untuk meminta atau menampik dengan tangan untuk menolak. Melambaikan tangan untuk salam atau perpisahan dan masih banyak lagi isyarat yang digunakan. Isyarat juga banyak digunakan di bidang kemiliteran misalnya untuk komunikasi antarprajurit yang sedang bertugas di medan perang. Fungsi isyarat lainnya adalah untuk berkomunikasi pada saat menyelam.

Bagi anak-anak ataupun orang dewasa yang mengalami hambatan pendengaran, isyarat adalah tanda utama yang mereka gunakan dalam komunikasi sehari-hari. Sebagaimana dijelaskan oleh Wilhelm Wundt (1916) dalam Teori Isyarat (The Gesture Theory) yang diajukannya, asal-usul bahasa didasarkan pada hukum psikologi yakni bahwa tiap perasaan manusia mempunyai bentuk ekspresi

(17)

5

khusus, yang merupakan pertalian tertentu antara syarat „reseptor‟ dan syarat „efektor‟. Selanjutnya, apabila diadakan pengamatan secara intensif terhadap berbagai ekspresi tersebut, maka terlihat jelas bahwa setiap ekspresi akan mengungkapkan perasaan tertentu yang dialami oleh seseorang. Setiap ekspresi tersebut terhubung dengan syaraf tertentu di dalam tubuh manusia yang berfungsi mengomunikasikan berbagai realitas kepada lawan bicaranya.

Lebih jauh lagi, Wundt menjelaskan bahwa bahasa isyarat timbul dari emosi dan berbagai gerakan ekspresif yang tak disadari menyertai emosi itu. Pengungkapan emosi itu ke dalam proses komunikasi dilakukan dengan gerak tangan dan gerakan mimetik yakni pengungkapan ekspresif untuk menyatakan emosi dan perasaan yang tergambar di raut wajah seseorang. Perilaku yang dilakukan atas emosi tersebut tidak hanya berfungsi untuk mengungkapkan perasaan maupun gagasan seseorang, melainkan juga mampu membangkitkan gagasan dan emosi yang sama dalam pikiran orang lain. Jika lawan bicaranya menanggapi dengan gerakan-gerakan yang sama, maka akan dikembangkan pula sebuah proses berpikir yang sama. Apabila kesamaan proses berpikir tercapai, maka berbagai gerakan yang tidak disadari lambat-laun akan digantikan dengan gerakan-gerakan yang disadari. Di titik ini gagasan akan muncul sebagai faktor utama. Oleh konten ideasional ini, gerakan-gerakan yang mengungkapkan emosi berubah menjadi gerakan yang mengungkapkan gagasan. Komunikasi tentang pengalaman manusia berubah menjadi komunikasi pikiran yakni bahasa (Wundt, 1916: 60-61).

(18)

6

Wilayah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah komunitas tuli-bisu di Desa Bengkala, Buleleng. Komunitas ini memiliki sebuah sistem bahasa isyarat sendiri yang bertumbuh dan berkembang secara alamiah dan unik di desa ini. Sistem bahasa isyarat yang disebut Kata Kolok ini terbentuk dengan pemikiran yang alamiah di mana sebuah tanda disepakati berdasarkan kebutuhan berkomunikasi satu sama lain dan secara bersama-sama menambahkan kosakata isyarat hingga menjadi sebanyak yang sekarang ada di masyarakat pengguna bahasa isyarat Desa Bengkala, Buleleng.

Dalam penelitian ini diamati bagaimanakah bahasa tanda yang disebut

Kata Kolok secara alamiah digunakan di Desa Bengkala secara khusus oleh warga

tuli-bisu itu sendiri maupun juga warga desa yang normal. Hal ini tidak terlepas dari dorongan kebutuhan berkomunikasi dan karakter seluruh warga desa yang terbuka di antara warga desa tersebut. Dengan penutur yang berjumlah kurang lebih 1200 orang, 43 orang di antaranya adalah penduduk asli yang tuli-bisu. Pemikiran ini juga telah mendorong penulis untuk meneliti dan melestarikan Kata

Kolok ini sebagai salah satu bentuk bahasa ibu, yakni bahasa nonverbal yang

diistilahkan sebagai natural sign language yang unik di Bali.

Adapun kehidupan masyarakat Bali tidak terlepas dari kehidupan sebagai bagian dari warganegara dengan hirarki pemerintahan dinas dan sekaligus juga sebagai warga masyarakat desa adat yang tunduk pada norma adat yang berlandaskan tradisi dan agama Hindu di Bali. Terkait dengan masyarakat kolok Desa Bengkala, mereka tidak pernah dikucilkan oleh warga desa yang normal, melainkan selalu dilibatkan sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Hal ini

(19)

7

meningkatkan penghargaan terhadap mereka dan secara psikologis menumbuhkan rasa percaya diri dan kemauan untuk berpartisipasi sebagai warga desa pada umumnya. Masyarakat kolok Desa Bengkala juga memperoleh perhatian khusus di bidang pendidikan yakni dengan disediakannya Sekolah Dasar Inklusi bagi penyandang tuli-bisu agar bisa berbaur dengan anak-anak sekolah yang normal.

Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, penulis ingin menarik benang merah antara bahasa sebagai alat komunikasi, dalam hal ini bahasa isyarat dengan pemerolehan makna secara khusus tentang bagaimana masyarakat kolok Desa Bengkala dalam memaknai berbagai aspek dalam kehidupan mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah ditentukan berdasarkan paparan pada latar belakang. Berikut adalah rumusan masalah yang ditelusuri dalam penelitian ini.

1) Bagaimanakah makna dan tanda dalam Kata Kolok yang menggambarkan kehidupan masyarakat tuli-bisu (kolok) di Desa Bengkala?

2) Bagaimanakah variasi tanda atau isyarat untuk makna tertentu seiring berjalannya waktu Kata Kolok ini digunakan sebagai sarana komunikasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Ada dua tujuan umum dan tiga tujuan khusus yang dicapai dalam penelitian ini.

(20)

8

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum adalah pencapaian yang berhubungan dengan kontribusi penelitian yang diberikan kepada masyarakat. Kontribusi ini dapat berupa publikasi ataupun dukungan.

1) Mengetahui bentuk ungkapan masyarakat kolok Bengkala melalui bahasa tanda dan makna yang menjelaskan kehidupan di Desa Bengkala.

2) Mengetahui perkembangan Kata Kolok sebagai sarana komunikasi di antara warga Desa Bengkala dengan menemukan berbagai variasi dalam makna dan tanda pada Kata Kolok.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah pencapaian penelitian terkait dengan kewajiban akademik untuk memperdalam bidang keilmuan yang ditekuni. Ada sejumlah hal yang diharapkan menjadi temuan penelitian ini.

1) Teridentifikasinya sistem bahasa isyarat dalam berbagai aspek kehidupan warga Desa Bengkala.

2) Penelusuran tentang pemikiraan dan pemahaman masyarakat kolok di Desa Bengkala yang terimplementasi dalam pemaparan melalui Kata

Kolok sebagai alat komunikasi yang mereka bangun.

3) Pemahaman budaya Desa Bengkala dalam komunikasi yang terbangun di antara masyarakat inget dengan masyarakat kolok yang menciptakan suatu sistem kehidupan bermasyarakat baik rutinitas kehidupan sehari-hari, adat istiadat dan kebiasaan serta sistem mata pencaharian, maupun seremoni yang meliputi upacara keagamaan dan perhelatan lainnya. Di dalamnya

(21)

9

bahasa tanda, yakni Kata Kolok menjadi jembatan komunikasi diantara kedua kelompok masyarakat ini.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri atas manfaat akademik dan manfaat praktis. Ada tiga manfaat akademik dan empat manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Akademik

Manfaat akademik adalah kebaikan penelitian yang dapat diberikan terkait dengan displin ilmu yang menjadi bidang penelitian. Manfaat akademik penelitian ini dapat berkembang lebih lanjut pada penelitian selanjutnya.

1. Memperkaya referensi sistem bahasa isyarat dari yang dimiliki oleh warga

kolok Bengkala yang dalam penelitian ini berhubungan dengan aspek

kehidupan masyarakat Desa Bengkala termasuk dalam unsur agama, adat dan budaya. Kata Kolok memiliki jenis isyarat dengan konsep yang sebagian besar sederhana dan alamiah. Apabila isyarat ini dikompilasi dengan baik dan dijabarkan maknanya dengan benar, diharapkan sangat bermanfaat dalam memperkaya khazanah bahasa isyarat untuk tuli-bisu baik di dalam negeri sendiri maupun juga bagi masyarakat tuli-bisu internasional.

2. Mengetahui kehidupan masyarakat Desa Bengkala yang terdiri atas inget (yang normal) dan kolok (yang tuli-bisu). Desa Bengkala memperlakukan semua warganya sama. Baik warga yang normal maupun yang tuli-bisu sama-sama memiliki hak dan kewajiban dalam bermasyarakat.

(22)

10

3. Memeroleh bahan untuk membuat kamus bahasa tanda, Kamus Kata

Kolok, versi penelitian selanjutnya. Data yang diperoleh dalam penelitian

ini diharapkan dapat memperkaya data yang sudah ada dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yakni sebuah kamus sederhana yang telah disusun oleh I Made Wira Dharma dan I Gede Primantara dengan kontribusi dari Connie de Vos, Leen Molendijk, Nyoman Wijana, Ketut Kanta, Cening Sukesti dan Ni Nyoman Pindu. Kamus visual ini terdiri atas kurang lebih seratus enam puluh kata dan digunakan sebagai acuan di Sekolah Dasar Inklusi Negeri No. 2 Bengkala.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah kebaikan penelitian yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat Desa Bengkala maupun masyarakat luas terkait dengan bidang penelitian. Ada tiga manfaat praktis yang diperoleh dari penelitian ini.

1. Penelitian ini pada masa mendatang dapat menghasilkan sebuah kamus

Kata Kolok yang dapat memberikan informasi secara efektif kepada yang

membutuhkan serta menjadi salah satu kegiatan pelestarian Kata Kolok sebagai bahasa isyarat alami (natural sign language).

2. Dengan mempelajari etos kerja dan sistem kemasyarakatan di Desa Bengkala, melalui berbagai rekaman data yang relevan dengan pemerolehan tanda dan makna Kata Kolok terkait keagamaan, adat-istiadat dan budaya, dapat diupayakan pembuatan model percontohan sehingga dapat diterapkan di wilayah ataupun daerah lain agar warga tuli-bisu lebih

(23)

11

dihargai dan diberdayakan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki.

3. Penelitian ini dapat mengangkat isu kemanusiaan yang dalam hal ini terkait dengan masyarakat kolok di Desa Bengkala. Kiranya hasil kajian ini dapat membangun kesadaran masyarakat pada umumnya tentang rasa empati dan saling menghargai di antara sesama manusia termasuk yang berkebutuhan khusus.

4. Memberikan apresiasi dan dukungan moral kepada masyarakat kolok Desa Bengkala dengan cara turut melestarikan Kata Kolok melalui hasil penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam taharah untuk menyucikan yang terkena air liur anjing, ketiga fungsi tersebut telah ada, yakni air yang ditambah dengan tanah, dalam tanah terkandung mineral silika

Dalam konjungtivitis alergi sekunder, reaksi alergi terjadi pada mukosa nasal, dimana suatu alergen tersebut akan mencapai konjungtiva dengan mekanisme dan jalur

Energi listrik merupakan energi utama masyarakat pada era globalisasi, namun di beberapa daerah ada yang belum mendapatkan listrik karena tempat yang susah

1) Dari hasil analisis deformasi balok kopel dengan perkuatan tulangan diagonal ratio 3,25 dengan 3,00 adalah 58,34 mm dan 57,98 mm menurun sebesar 0,62% dan pada ratio 3,00

Jurnalisme Dakwah dapat menjadi model dalam pengembangan dakwah masa depan saat manusia tidak bisa lepas dari internet, tentunya dengan memperhatikan beberapa hal penting

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gladys Gunawan dkk yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan perkembangan anak

Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Bagi guru atau calon guru yang ingin menggunakan Pendekatan

teknologi dan komputer dan tergabung dalam sistem informasi keperawatan (Sukihananto, 2010), selain itu pengembangan beberapa model pendokumentasian keperawatan juga