• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI. (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MANDIRI. (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh) SKRIPSI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

ARYA AZHARI

NIM 105731120316

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP

Makassar Unismuh)

SKRIPSI

OLEH

ARYA AZHARI

NIM 105731120316

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi pada Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)

3

sampai pada hari ini saya dapat menyelesaikan proposal ini.

2. Kepada kedua orang tua tercinta saya, yakni ayahanda Hammadi dan ibunda Nuryamini yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa agar saya bisa menyelesaikan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa

3. Kepada bapak Andi Mappatompo selaku pembimbing I dan bapak Hasanuddin selaku pembimbing II. Berkat saran, motivasi dan arahan beliau dalam penyusunan skripsi, maka saya dapat menyelesaikan proposal ini.

4. Kepada kakanda, teman angkatan dan adinda seperjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang saya cinta karena Allah saya ucapkan banyak terima kasih karena sudah mau menerima saya dengan apa adanya dibarisan merah maroon. Dan juga selalu memberikan motivasi ketika saya patah semangat dalam mengerjakan proposal ini.

5. Kepada sahabat saya yang tercinta terima kasih atas dukungannya selama ini yang membuat saya tetap semangat dalam melakukan kegiatan apapun itu.

MOTTO HIDUP

“Sipaka tau, sipaka inga, sipaka lebbi”

Sipakatau Sebagai manusia sudah seharusnya saling menghormati, santun dan tidak

membeda-bedakan dalam kondisi apapun. Sipakalebbi manusia merupakan makhluk sosial yang pada dasarnya ingin dipuji dan diperlakukan dengan baik dan layak.

Sipakainge’ saling ingat mengingatkan, sebab ini tidak terlepas dari kekurangan yang

dimiliki manusia yang terkadang lupa.

(4)

4

LEM BAR PERSETUJUAN

UJIAN SKRIPSI

Judul Penelitian : “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri (Studi Kasusu Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh)”

Nama Mahasiswa : ARYA AZHARI No. Stambuk/ NIM : 105731120316 Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, November 2020

Menyetujui

Pembimbing II

Hasanuddin., SE. M.Si NIDN 0901067602

Dr. Ismail Badollahi SE.M.Si Ak.CA.CSP NBM.1073 428

o

., SE.MM

(5)
(6)
(7)

v

Segala puji dan rasa syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan karuniahnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan

Bank Syariah Mandiri (Studi Kasus Bank Mandiri Syariah KCP Makassar

Unismuh)” sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program

sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis program studi

Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini terutama kepada:

1. Kepada ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Kepada ayahanda Ismail Rasulong SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Kepada ayahanda Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA. CSP selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar 4. Kepada bapak Dr. Andi Mappatompo, SE.MM selaku pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik

5. Kepada bapak Hasanuddin, SE., M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa mengawal penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik

(8)

vi

6. Kepada kedua orang tua tercinta saya, yakni ayahanda Hammadi dan ibunda Nuryamini yang selalu memberikan motivasi, semangat dan doa agar saya bisa menyelesaikan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa.

7. Kepada bapak Andi Mappatompo selaku pembimbing I dan bapak Hasanuddin selaku pembimbing II. Berkat saran, motivasi dan arahannya dalam penulisan proposal ini.

8. Kepada teman-teman sekaligus keluarga saya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang sampai hari ini masih memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini

9. Terkhusus kepada BPH angkatan 2016 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang senantiasa memberikan support kepada penulis dan ilmu yang sangat luar biasa

10. Kepada A. Yngwie Troyarsy dan Muh. Taufq, beliau adalah sahabat, sekaligus mentor yang sangat luar biasa bagi penulis sebab berkat salah satu bantuan beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ridho-Nya dalam setiap amal kebaikan kita dan mendapatkan balasan yang terbaik. Aamiin.

Makassar, November 2020

Penulis

(9)

vii

ARYA AZHARI (2020), Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan

Bank Syariah Mandiri ( Studi Kasus Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh). Dibimbing oleh pembimbing 1 Andi Mappatompo dan pembimbing 2 Hasanuddin

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pengungkapan Intellectual Capital pada laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan. Data yang digunakan adalah data Bank Syariah Mandiri tahun 2016-2019 dengan perhitungan triwulan. Model pengukuran Intellectual Capital menggunakan model Pulic, yaitu Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) dengan komponen Human Capital Efficiency (HCE), Capital Employed Efficiency (CEE), dan Structure Capital Efficiency (SCE). Data dianalisis secara deskriptif dan regresi linear sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Intellectual Capital dengan model VAICTM berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

Kata kunci : Intellectual Capital, kinerja keuangan dan perbankan syariah

(10)

viii

ABSTRACT

ARYA AZHARI (2020), The Influence of Intellectual Capital on Bank Syariah Mandiri Financial Performance (Case Study of Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh). Supervised by mentor 1 Andi Mappatompo and mentor 2 Hasanuddin

This study aims to examine the effect of intellectual capital on financial performance. This study shows the importance of disclosing intellectual capital in financial reports, so that it can improve financial performance. The data used are Bank Syariah Mandiri data for 2016-2019 with quarterly calculations. The measurement model for Intellectual Capital uses the Pulic model, namely the Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) with components of Human Capital Efficiency (HCE), Capital Employed Efficiency (CEE), and Structure Capital Efficiency (SCE). Data were analyzed descriptively and simple linear regression.

The results showed that Intellectual Capital with the VAICTM model had a positive effect on financial performance

Keywords: Intellectual Capital, financial performance and Islamic banking

(11)

ix

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Intellectual Capital ... 7

B. Kinerja Keuangan ... 14

C. Perbankan Syariah... 21

(12)

x

D. Penelitian Terdahulu ... 23

E. Kerangka Pemikiran ... 29

F. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

E. Teknik pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Analisis ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Sejarah singkat BSM ... 39

B. Visi Misi ... 40

C. Struktur Organisasi ... 41

D. Teknik Analisis ... 47

E. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 54

DAFTAR LAMPIRAN ... 57

(13)

xi

Tabel 2.1 Klasifikasi Komponen Intellectual Capital ... 9

Tabel 2.2 Model Konversi Knowledge oleh Nanuka dan Takeuchi ... 12

Tabel 2.3 Maping Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 49

Tabel 4.2 Hasil Analisa Regresi ... 50

Tabel 4.3 Hasil Analisa Uji t ... 51

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Teoritis ... 30

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 42

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia memang sangat membutuhkan adanya tempat penyimpanan uang yang aman dan tepercaya bagi masyarakat. Uang adalah alat tukar yang dibutuhkan masyarakat untuk membeli keperluan yang dibutuhkan, oleh karena itu, uang yang dimiliki masyarakat harus benar-benar aman tempat penyimpanannya agar dapat digunakan kapan dan di mana saja. Maka tempat yang paling dianggap aman dan tepercya oleh masyarakat untuk menyimpan uang adalah Bank. Keamanan yang dimaksud adalah bukan hanya terkait risiko pencurian tetapi adanya faktor alam yang sangat sulit diperkirakan kapan akan terjadi contohnya banjir, kebakaran, tanah longsor dan sebagainya.

Kewajiban bank yaitu mengolah keuangan nasabah secara baik, jujur dan bertanggung jawab. Karena bank sudah menjadi kepercayaan nasabah dalam mengelolah keuangan, mulai dari lembaga pemerintahan sampai pada petani sekalipun untuk menyimpan keuangannya dengan tepat. Salah satu fungsi lembaga keuangan adalah memberi dan meminjamkan dananya kepada siapa saja yang membutuhkan, selama dia dapat memenuhi persyaratan yang diberikan oleh bank.

Terciptanya UU No. 7 Tahun 1992 mengenai perbankan adalah sebuah gebrakan baru terhadap industri perbankan syariah dalam menciptakan peluang kegiatan usaha perbankan yang mempunyai dasar operasional bagi hasil yang secara

(16)

rinci dijewantahkan dalam peraturan pemerintah No. 72 tahun 1992 mengenai bank berdasarkan prinsip bagi hasil

Pertumbuhan bank Syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup baik. Eskalasi jejaring office pada perbankan disetiap periode terus menggenjot peningkatan skala daya dan upaya terutama dibidang perbankan syariah. Melihat banyaknya perbankan syariah yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia bahkan luar negeri sekalipun. Namun hal ini sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi modal kapital (Intellectual Capital) dalam bidang perbankan, terkhusus pada perbankan syariah. Oleh karena itu, salah satu faktor yang akan menghambat pertumbuhan industri perbankan syariah nasional, apabila SDM tersebut tidak memiliki skil Intellectual Capital.

Intellectual Capital tentu saja mempunyai kaitan erat dengan SDM terhadap perusahaan tersebut. Sementara di dalam Akuntansi, Intellectual Capital dikategorikan dalam intangibel asset (aset tidak berwujud). Akan tetapi pada kenyataannya, peran manusia sebagai human capital belum diperhitungkan sebagaimana aset lainnya yang perlu diolah dan dikembangkan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan masih banyaknya perusahaan yang mempunyai perencanaan karir terhadap semua pekerja yang sudah lama mengabdikan dirinya pada perusahaan. Sementara manusia mempunyai potensi yang sangat baik apabila dikembangkan, juga mempunyai sifat yang dinamis dan bergerak, maju, tumbuh serta berkembang (Rivai et al, 2010)

Untuk Sawarjuwono dan Kadir (2003) ada tiga komponen modal kapital, yakni manusia harus mempunyai modal yang baik dalam berpikir, manusia harus

(17)

terhadap pelanggan.

Konsep intellectual capital mendapatkan perhatian yang lebih dari banyak pihak, khususnya dibidang ilmuan serta penggiat akuntan. Kejadian tersebut mengharuskan ia agar memperoleh fakta yang akurat dalam hal me-manage intellectual capital. Dimulai dengan mengidentifikasi ukuran hingga kepada terungkapnya data-data yang diperlukan.

Beberapa peneliti yang melakukan uji coba dalam hal menemukan fakta yang akuntabel dalam menilai modal intelektual dari beberapa instansi. Salah satunya adalah Pulic dalam Ulum (2008) menjabarkan pola value added intellectual capital dengan turunan SCE, CEE dan HCE. Pola tersebut sebenarnya belum terlalu mendefinisikan tentang Intellectual Capital, namun mengajukan suatu ukuran untuk menilai efisiensi terhadap nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intelektual perusahaan (Ulum, 2008). Teknik tersebut menghitung efektifitas pada value terhadap physical capital dan intellectual capital dan menambahkan Human Capital Efficiency serta Structural Capital Efficiency.

Terkhusus diindonesia, beberapa peneliti mencoba meneliti terkait Intellctual Capital. Ulum (2008), meneliti modal kapital dan kinerja keuangan perusahaan. Suatu analisis dengan pendekatan Partial Least Squares (PLS). Hasil dari penelitian tersebut secara statistik bahwasanya Intellectual Capital berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan. Selanjutnya, Ulum (2014) mengembangkan metode VAIC yang disebut dengan Modified Value Added Intellectual Coefficient (MVAIC) yakni modifikasi dari VAIC dengan menambahkan komponen Relation

(18)

Capital Efficiency (RCE). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Intellectual Capital Performance terhadap sektor perbankan di Indonesia. Dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu perbankan di Indonesia masuk kedalam empat klasifikasi, yaitu Top Performers, Good Performers, Common Performers dan Bad Performers. Dan tiga dari empat bank di negara Indonesia masuk dalam kategori Top Performers

Modal intelektual adalah pondasi buat sebagian instansi agar dapat bersaing serta mampu mencapai keinginan perusahaan. Kualitas mutu inilah yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas instansi. IC mempunyai peran yang cukup sentral untuk menggenjot elektabilitas dalam meningkatkan kualitas mutu dibidang perbankan.

Fahmi (2013) menyimpulkan kinerja keuangan yaitu gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang sudah dilakukan. Dijelaskan bahwa kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan agar melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perbankan adalah gambaran prestasi yang dicapai bank dalam aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan, serta penyaluran dana dalam satu periode. Bank merupakan suatu perusahaan yang harus mempertahankan kepercayaan masyarakat kepada bank itu sendiri. Oleh karenanya, dibutuhkan transparansi maupun pengungkapan informasi laporan keuangan bank yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, perubahan posisi keuangan, dan dasar pengambilan keputusan

(19)

Development (OECD) menyelenggarakan simposium internasional yang memfasilitasi peneliti agar mempresentasikan hasil penelitian dan pelaporan intangible asset, begitu juga Intellectual Capital dari berbagai negara. Dalam forum itu disepakati bahwa Intellectual Capital merupakan unsur yang penting bagi perusahaan dalam penciptaan nilai perusahaan.

Sebagai lembaga keuangan, bank dituntut untuk menjaga kestabilan kinerjanya sehingga dapat beroperasi secara maksimal. Jika melihat hasil bank konvensional yang lebih dominan diindustri perbankan, maka sudah sepatutnya perbankan syariah harus lebih meningkatkan kualitasnya. Persaingan yang tajam harus diikuti dengan manajemen yang baik untuk bertahan diindustri perbankan.

Laporan keuangan pada perbankan menujukan kinerja keuangan yang sudah dicapai perbankan dalam suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut bisa diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat mengetahui kinerja tersebut dengan menggunakan analisis rasio (Sawir, 2005:24)

Perhitungan rasio sangat penting untuk pihak luar yang akan menilai suatu laporan keuangan perusahaan agar melihat kondisi keuangan dan pencapaian prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering digunakan merupakan rasio ataupun indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lain.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah Intellctual Capital Berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Mengetahui pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait Intellectual Capital khususnya diindustri perbankan

1. Manfaat Teoritis

Bagi Pembaca. Hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi pembaca mengenai Intellectual Capital khususnya di industri perbankan

2. Manfaat Praktis

Bagi Pihak Bank. Semoga dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan petunjuk atau rujukan dalam mengelola intellectual capital. Agar dapat menciptakan nilai lebih dalam mengembangkan dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki perbankan.

(21)

7

TINJAUAN PUSTAKA

A. Intellectual Capital

Intellectual Capital adalah aset tidak berwujud dan sulit untuk diteliti serta diukur secara langsung. Intellectual Capital khususnya di Indonesia, telah dijelaskan secara terkandung dalam PSAK No.19 (Revisi 2009) dalam hal aktiva tidak berwujud. Meskipun dalam hal ini tidak dinyatakan secara jelas mengenai Intellectual Capital, tetapi secara tidak langsung Intellectual Capital diyakini menjadi bagian dalam aset tidak berwujud.

Intellectual Capital merupakan faktor yang penting untuk perusahaan agar memberikan keunggulan yang kompetitif serta penciptaan nilai tambah atau value added

Konsep modal intelektual adalah penjelasan rinci mengenai konsep kemampuan kunci dan sumber daya strategis sebagai fokus kepentingan sumber daya dan teori berbasis pengetahuan. Intellectual Capital memberikan dasar dalam menghasilkan informasi yang diperlukan untuk membuat strategi serta keputusan operasi mengenai kemampuan kunci perusahaan.

Intellectual Capital umumnya didefinisikan sebagai perbedaan antara value pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut maupun dari financial capitalnya. Hal tersebut berdasarkan suatu observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang berasas pengetahuan sudah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan ole akuntan (Roslender dan Fincham, 2004).

(22)

Secara umum, para peneliti mengidentifikasikan tiga pilar utama dari Intellectual Capital, yaitu Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Relational Capital (RC).

a. Human Capital

Menurut Abeysekera (2008), HC dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki karyawan perusahaan dan mampu meningkatkan penciptaan nilai bagi perusahaan. Kemampuan tersebut dapat berupa pengetahuan, pengalaman dalam bekerja, serta kesetiaan karyawan terhadap perusahaan.

b. Structural Capital

Structural Capital bagi Riahi-Belkaoui (2003), adalah pengetahuan yang dimiliki setiap organisasi secara keseluruhan, contohnya teknologi, struktur organisasi, data, publikasi, prosedur standar, dan budaya perusahaan.

c. Relational Capital

Menurut Mondal dan Gosh (2012), RC meliputi semua sumber daya yang terkoneksi dengan pihak eksternal, seperti pelanggan, pemasok dan stakeholder lain. Di mana hubungan dengan pihak-pihak tersebut juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

(23)

Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Klasifikasi Komponen Intellectual Capital

Human Capital Relational (Customer) Capital Organizational (Structural) Capital Know-how  Pendidikan  Vocational qualification  Pekerjaan dihubungkan dengan pengetahuan  Penilaian psychometric  Pekerjaan dihubungkan dengan kompetensi  Semangat enterpreneurial, jiwa inovatif, kemampuan proaktif dan reaktif, keampuan untuk berubah  Brand  Konsumen  Loyalitas konsumen  Nama perusahaan  Backlog orders  Jaringan distribusi  Kolaborasi bisnis  Kesepakatan lisensi  Kontrak-kontrak yang mendukung  Kesepakatan franchise Inntellectual property  Paten  Copyrights Design rights Trade secrets Service marks Infrastructure assets  Filosofi manajemen  Budaya perusahaan  Sistem informasi  Sistem jaringan  Hubungan keuangan

(24)

Pengukuran Intellectual Capital dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu:

1. Kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter

Berikut adalah daftar ukuran Intellectual Capital yang berbasis non-moneter:

1. The balance scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992). BSC mendefinisikan misi organisasi serta strategi ke dalam sistem pengukuran kinerja yang komprehensif juga menyediakan kerangka untuk pengukuran strategi dan sistem manajemen. BSC digunakan sebagai pengukuran intellectual Capital dengan memantau kemajuan kapabilitas dan pertumbuhan pengakuisisian intangible asset. Berikut empat perspektif Balance Scorecard.

a. Perspektif keuangan, di mana perusahaan melihat pemegang saham, seperti cash flow serta profitabilitas perusahaan

b. Perspektif pelanggan, bagaimana pelanggan dapat melihat perusahaan. Misalnya harga dibandingkan dengan harga kompetitor dan rating produk c. Perspektif bisnis internal, dalam hal ini bagaimana kita harus unggul

terhadap siklus produksi

d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, di mana kita meningkatkan dan menciptakan nilai sebagai contoh presentase penjualan terhadap produk baru

2. Brooking’s technology broker method (1996).

Untuk mendesain sebuah kerangka intellectual capital perusahaan hal-hal yang harus diperhatikan terdiri dari market assets, human centered assets, intellectual property assets, dan infrasructural assets.

(25)

3. The skandia IC report method, oleh Edvinsson dan Malone (1997)

Kumpulan dari suatu metode untuk mengukur intangibels, yang dipelopori oleh Leif Advinsson dari Skandia. Susunan dari Skandia Navigator sangat sederhana tapi canggih. Lima fokus area atau perspektif tersebut mencakup area kepentingan yang berbeda-beda. Setiap area menggambarkan proses dari penciptaan nilai. Adapun fokus tersebut sebagai berikut:

a. Financial Focus, dari Skandia Navigator memberikan gambaran terkait outcome keuangan dari aktivitas kita. sebagian tampak terlihat sebagai penerimaan. Di mana suatu tempat kita sudah menentukan tujuan jangka panjang dan juga suatu bagian yang dengan kondisi lebih luas untuk cara pandang yang lain. Hal ini mungkin menghasilkan keuntungan dan perkembangan yang diharapkan para pemilik modal dari kita

b. Customer Focus, memberikan suatu tanda tentang sebagus apa suatu organisasi memenuhi kebutuhan yang menjadi harapan dari customer lewat produk dan jasa.

c. Process Focus, dari Skandia Navigator diperoleh gambaran terkait proses aktual dalam menciptakan barang dan pelayanan yang menjadi keinginan setiap pelanggan.

d. Renewal dan Development Focus, berguna dalam menenangkan situasi dalam peremajaan suatu organisasi dan menjadi bagian dari ketahanan e. Human Focus, dari Skandia Navigator adalah jantung dari setiap

organisasi dan hal itu sangat penting di dalam menciptakan nilai-nilai suatu organisasi. Proses dalam penciptaan pengetahuan digambarkan dalam suatu tempat tertentu. Hal ini juga penting bagi karyawan merasa

(26)

gembira dengan lingkungan kerjanya, dengan karyawan yang merasa puas akan menggerakkan mereka agar lebih memuaskan para pelanggan, menciptakan perbaikan terhadap perusahaan dalam hasil penjualan.

4. The IC index, dikembangkan oleh Roos et. al (1997)

Intellectal capital indeks model dikembangkan oleh Goran dan Juhan Ross et.al. Membagi IC menjadi 3 elemen yaitu human capital, organizational capital, dan customer capital.

5. Intangible assets monitor, oleh Sveiby dalam Van Berg (2007)

Menyatakan bahwasanya nilai perusahaan terletak pada invisible knowledge-based asset. Nonaka dan Takeuchi dalam Van Berg (2007) mengembangkan konversi knowledge yang merupakan bagian dari intangible asset monitor Sveiby. Berikut empat model konversi knowledge yang dikembangkan oleh Nanoka dan Takeuchi (1995):

Tabel 2.2

Model Konversi Knowledge oleh Nanuka dan Takeuchi

Tacit Knowledge to Explicit Knowledge Tacit knowledge

From

Explicit Knowledge

Socialization Externalization

(27)

Sedangkan model penelitian yang berbasis moneter yaitu (Tan et al, 2007):

1. EVA (Berg 2007)

Memaparkan bahwa bisnis menciptakan nilai ketika tingkat pengembalian melampaui biaya utang dan modal ekuitas. Pengukuran mendasar untuk mengukur suatu penciptaan nilai yaitu laba ekonomis. Laba tersebut dapat diukur dengan mengurangkan net profit serta pengeluaran untuk biaya modal. Berikut ini adalah rumus dari EVA:

EVATM = Residual Income (RI) + Accounting Adjustments (AA) Di mana:

RI = Net Operating Profits After Taxes (NOPAT) – Capital Charge (CapChg) NOPAT = Earnings Before extraordinary Items (EBEI) + After Tax Interest (ATInt)

EBEI = Cash Flow from Operations (CFO) + Accurals ATInt = Net Interest Expense x (1 – Tax Rate)

CapChg = the charge for use of capital. It includes interest on the debt plus a charge for the equity capital based on a cash equivalent equity multiplied by a cost of equity. (Chend & Dodd, 2001 ; Evans, 1999) Berg (2007)

2. MVA model, MVA dan EVA adalah konsep laba ekonomis yang telah dikembangkan sejak abad ke-19. Salah satu cara dalam mengevaluasi MVA yaitu dengan mempertimbangkan jumlah modal pertama yang diinvestasikan dan laba ekonomis ataupun residual income atau bisa juga dikatakan EVA yang diakumulasikan dari tahun ke tahun. MVA adalah perbedaan antara

(28)

nilai pasar perusahaan (ekuitas dan hutang) serta modal dalam bentuk pinjaman, laba ditahan dan agio saham (Berg, 2007)

MVA = Market Value of Debt + Market Value of Equity – Total Adjusted Capital (Berg, 2007)

3. Tobin’s Q (Luthy, 1999)

Rasio Tobin’s Q tidak dikembangkan dalam mengukur intellectual capital, namun Grenspan dalam Stewart 1997, dikutip oleh Berg 2007 mengatakan bahwa tingkat Q dan market-to book ratio yang tinggi merefleksikan nilai investasi yang tinggi terhadap teknologi dan human capital

Q = Market Value / Asset Value (Berg, 2007) 4. VAIC model (Pulic, 1998, 2000)

Subkhan, Citriningrum (2010) memaparkan bahwa intellectual capital tidak bisa dilaksanakan secara langsung, namun mengajukan suatu unkuran untuk menilai efektivitas dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuan intellectual capital perusahaan (Value Added Intellectual Coeffcient-VAIC) yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 1999, 2000)

Nilai VAIC bisa diperoleh dengan menjumlahkan ketiga komponennya yakni HCE, SCE dan CEE. Adapun rumus dalam menghitungnya adalah:

VAIC = HCE + SCE + CEE

B. Kinerja Keuangan

Tercapainya maksimalisasi kesehatan atau kondisi suatu keuangan, dapat dilihat dari kinerja semua elemen yang terkait. Baik pemilik, manajemen bank, sampai kepada masyarakat pengguna jasa bank.

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 401 KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989, yang dimaksud adalah dengan

(29)

mencerminkan kesehatan dalam perusahaan tersebut

Financial performance atau kinerja keuangan merupakan pola untuk mengukur kinerja dari suatu perusahaan untuk memperoleh laba dan nilai pasar. Terkait dengan ukuran keungan, ini bisa diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai pemegang saham. Untuk pengukurannya yang sering digunakan adalah Return on Investmen (ROI) dan Residual Income (RI) (Ulum, 2009:52)

Kinerja keuangan menjadi salah satu penilaian yang sangat penting terkait kondisi yang dimiliki perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan meliputi hasil perhitungan rasio-rasio keuangan yang berbasis kepada laporan keuangan perusahaan yang telah disebar dan sudah diaudit oleh akuntan publik (Wiagustini, 2010:37).

Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan labanya atau ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investmen) atau penghasilan per saham (earnings per share) (Harmono, 2014:23).

Beberapa rasio keuangan bank yang digunakan dalam mengukur kinerja bank yaitu (Sudana, 2011:20-24)

a. Leverage Ratio

Rasio ini mengukur seberapa besar penggunaan hutang dalam pembelanjaan perusahaan. Besar kecilnya leverage ratio dapat diukur sebagai berikut:

(30)

Debt Ratio mengukur proposi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio menunjukkan semakin besar porsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada aktiva, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat dan sebaliknya

Times Interest Earned Ratio

Times Interest Earned Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT (Earning Befor Interest and Taxes). Semakin besar rasio, mencerminkan risiko keuangan perusahaan yang semakin tinggi, dan sebaliknya

Long-Term Debt to Equity Ratio

Long-Term Debt to Equity Ratio mengukur besar kecilnya penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan modal perusahaan sendiri. Semakin besar rasio mencerminkan risiko keuangan perusahaan yang semakin tinggi, dan sebaliknya

b. Liquidity Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Besar kecilnya liquidity ratio dapat diukur sebagai berikut:

Current Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti semakin liquid perusahaan. Namun demikian rasio ini mempunyai kelemahan, karena tidak semua komponen aktiva lancar memiliki tingkat likuiditas yang sama.

(31)

Quick Ratio or Acid Test Ratio

Rasio ini hampir sama dengan current ratio tetapi persediaan tidak dihitung karena kurang liquid dibandingkan dengan kas, surat berharga, dan piutang. Oleh karena itu quick ratio memberikan ukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan current ratio tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan Cash Ratio

Cash Ratio adalah kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar. Rasio ini paling akurat dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek karena hanya memperhitungkan komponen aktiva lancar yang paling liquid. Semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan semakin baik kondisi keuangan jangka pendek perusahaan, dan sebaliknya.

c. Activity Ratio

Rasio ini mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya activity ratio dapat diukur sebagai berikut.

Inventory Tunover

Rasio ini mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan. Lalu semakin tinggi rasio, hal ini semakin efektif dan efisien dalam pengelolaan persediaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

(32)

Rasio ini mengukur berapa hari rata-rata dana mengenai persediaan. Semakin lama dana terkait didalam persediaan menunjukkan semakin tidak efektif dalam mengolah persediaan.

Receivable Turnover

Ratio ini mengukur perputaran piutang dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran piutang artinya semakin efektif dan efisien manajemen piutang yang dilakukan oleh perusahaan.

Days Sales Outstanding

Rasio ini mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menerima kas terhadap penjualan. Semakin besar rasio tersebut menunjukkan semakin tidak efektif dan tidak efisien manajemen perusahaan dalam mengelola piutang.

Fixed Assets Turnover

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut maka semakin baik pengelolaan aktiva tetap yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.

Total Assets Turnover

Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap dalam penghasilan penjualan. Semakin besar rasio tersebut itu artinya semakin efektif pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. d. Profitability Ratio

Profitability Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

(33)

berbagai cara agar dapat mengukur besar kecilnya profitabilitas, yaitu: Return on Assets (ROA)

ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki agar menghasilkan laba setelah pajak. Rasio tersebut penting bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas serta efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, tandanya semakin efisensi penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama dapat dihasilkan laba yang lebih besar, begitupun sebaliknya.

Return on Equity (ROE)

ROE memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting terhadap pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas serta efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut, itu artinya semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.

Profit Margin Ratio

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menjalankan operasinya.

(34)

Basik Earning Power

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif dan efisien pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak

e. Market Value Ratio

Market Value Ratio berkaitan dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang sudah diperdagangkan di pasar modal (go public). Terdapat beberapa macam rasio yang berhubungan dengan penilaian saham perusahaan yang telah go public, diantaranya:

Price Earning Ratio

Price Earning Ratio mengukur bagaimana investor menilai prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, dan tercermin pada harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut, menunjukkan bahwasanya investor mempunyai harapan yang baik terhadap perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga untuk pendapatan per saham tertentu, investor bersedia membayar dengan harga yang mahal.

Devidend Yield

Rasio ini mengukur seberapa besar tingkat keuntungan berupa deviden yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham. Semakin tinggi rasio

(35)

investasi tertentu pada saham. Dividend Payout Ratio

Rasio ini mengukur berapa besar bagian laba bersih setelah pajak yang dibayar sebagai deviden kepada pemegang saham. Semakin besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba yang ditahan untuk membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan.

Market to Book Ratio

Rasio ini mengukur penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi perusahaan sebagai going concern. Nilai buku saham mencerminkan nilai historis dari aktiva perusahaan. Perusahaan yang dikelola dengan baik dan beroperasi secara efisien dapat memiliki nilai pasar yang lebih tinggi daripada nilai buku asetnya.

C. Perbankan Syariah

Undang-undang No.21 Tahun 2008 telah mendefinisikan tentang perbankan syariah, bahwasanya yang dimaksud dengan bank syariah merupakan bank yang mampu mengelola kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Bank syariah adalah bank yang kegiatannya mengacu terhadap hukum-hukum islam, kemudian dalam kegiatannya bank syariah tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima bagi bank syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah adalah murni dari akad dan perjanjian antara nasbah dan bank. Akad yang terdapat

(36)

di perbankan syariah wajib tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana yang telah diatur dalam syariah islam (Ismail, 2011:32).

Berdasarkan konteks tersebut, itu berarti bank syariah adalah bank yang tata cara prosesnya berdasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam, yakni berpedoman pada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-hadits. Muamalah berarti ketentuan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, baik hubungan pribadi ataupun antarperorangan dengan masyarakat (Sumitro, 2004:5)

Prinsip syariah merupakan aturan perjanjian berlandaskan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana maupun pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina) (Rivai, 2013:1)

Bank syariah di Indonesia digolongkan ke dalam 3 bagian, yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam undang-undang No.21 Tahun 2008, yang dimaksud dengan Bank Umum Syariah (BUS) yaitu bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja diluar negeri yang

(37)

kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan unit syariah. Adapun yang dimaksud dengan BPRS yaitu bank syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Di atas telah dijelaskan 3 penggolongan bank syariah. Maka dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah memiliki fungsi atau tugas yang hampir sama dengan Bank Umum Konvensional lainnya. Hanya saja yang menjadi pembeda dan mendasar adalah Bank Syariah menggunakan prinsip syariah dalam melaksanakan setiap transaksi perbankannya.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai intellectual capital telah banyak dilakukan diberbagai negara. Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti.

Penelitian Qusama Abdulrahman Anam dan A.H Fatima (2015) “Intellectual Capital and Financial Performance Of Islamic Banks”. Penelitian ini mengukur nilai tambahan koefisien intelektual (VAICTM) untuk kinerja efisiensi perusahaan dari sektor perbankan syariah di Malaysia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Adapun variabel dari penelitian ini yaitu intellectual capital efisiensi dan kinerja keuangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa efisiensi intellectual capital mempengaruhi profitabilitas bank syariah yang ada di Malaysia. Temuan ini memberikan bukti empiris bahwa pemanfaatan IC dan sumber daya yang optimal mengarah ke profitabilitas bank yang lebih tinggi.

Penelitian M. Mahmood Shah Khan, Farah Yasser dan Dr. Talat Hussain (2015). “Intellectual Capital and Financial Performance : An Evaluation Of

(38)

Islamic Banks in Pakistan”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki 5 bank besar yang ada di Pakistan, yaitu Meezan Bank, Burj Bank, Dubai Islamic Bank, Bank Islami, dan Albaraka Bank. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah Intellectual Capital dan Bank. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan komponen modal intelektual yaitu efisiensi modal manusia dan efisiensi modal kerja menunjukkan hubungan yang positif dengan kinerja bank.

Annisak Nur Rahmah (2018). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah (Studi pada PT Bank Aceh Syariah)”. Penelitian ini bertujuan untuk mencerminkan akan pentingnya pengungkapan intellectual capital pada laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah intellectual capital dan kinerja keuangan. Hasil penelitian yang ditemukan bahwasanya Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Capital Employed Efficiency (CEE) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Structural Capital Efficiency (SCE) berpengaruh negatif terhadap ROA.

Ihyaul Ulum (2007). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tiga elemen dari VAICTM dan ukuran-ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Partial least Squares (PLS) untuk analisis data. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah efisiensi value added (physical capital, human capital dan structural capital) dan tiga dimensi tradisional kinerja keuangan perusahaan: profitabilitas ROA, produktivitas ATO, dan GR.

(39)

positif intellectual capital (VAICTM) terhadap kinerja keuangan perusahaan. Intellectual capital (VAICTM) juga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan.

Santi Dwi Lestari, Hadi Paramu dan Hari Sukarno (2012). “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan dan pengaruh modal intelektual periode sebelumnya terhadap kinerja keuangan periode berikutnya pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah intellectual capital dan kinerja keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan dan intellectual capital pada periode sebelumnya berpengaruh terhadap kinerja keuangan berikutnya.

Indriyana Puspitosari (2016). “Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komponen modal inteletual yaitu physical capital (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA) terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA pada sektor perbankan yang terdaftar di BEI mulai tahun 2012-2014. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sedangkan variabel yang digunakan adalah variabel dependen, variabel independen dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga komponen modal intelektual mempunyai pengaruh positif

(40)

signifikan terhadap ROA. Physical capital mempunyai pengaruh paling kuat, kemudian structural capital dan terakhir human capital.

Paskah Simanungkalit (2015). “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009-2013)”. Penelitian ini bertujuan ingin menguji hubungan masing-masing dari tiga sumber daya utama perusahaan yaitu capital employed (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA) terhadap nilai perusahaan dan kinerja keuangan perusahaan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah intellectual capital dan kinerja keuangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa VACA dan STVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. VACA dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

(41)

Maping penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Metodologi Hasil

Qusama Abd. Anam dan A.H Fatima Intellectual capital and financial performance of islamic banks

Kuantitatif Efisiensi intellectual capital mempengaruhi profitabilitas bank syariah

yang ada di Malaysia.

M. Mahmood Shah Khan, dkk. Intellectual capital and financial performance : an evaluation of islamic banks in Pakistan

Kuantitatif Komponen modal intelektual yaitu efisiensi modal manusia dan efisiensi modal

kerja menunjukkan hubungan yang positif

dengan kinerja bank

Annisak Nur Rahmah Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan bank syariah

Kuantitatif Human Capital Efficiency (HCE) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Capital Employed Efficiency

(CEE) berpengaruh signifikan terhadap ROA. Structural Capital Efficiency

(42)

(Studi PT Bank Aceh

Syariah)

(SCE) berpengaruh negatif terhadap ROA

Ihyaul Ulum Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di Indonesia

Kuantitatif Terdapat pengaruh positif intellectual capital (VAICTM) terhadap kinerja keuangan perusahaan. Intellectual

capital (VAICTM) juga berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan masa depan

Santi Dwi Lestari, dkk. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia

Kuantitatif Intellectual capital berpengaruh terhadap

kinerja keuangan perusahaan dan intellectual

capital pada periode sebelumnya berpengaruh terhadap kinerja keuangan

berikutnya Indriyana Puspitosari Pengaruh modal intelektual terhadap

Kuantitatif Tiga komponen modal intelektual mempunyai pengaruh positif signifikan

(43)

keuangan pada sektor

perbankan

pengaruh paling kuat, kemudian structural capital dan terakhir human capital. Paskah Simanungkalit Pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2013)

Kuantitatif VACA dan STVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

VACA dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV

Sumber: data diolah (2020)

E. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, telaah pustaka dan permasalahan yang telah dikembangkan, disusunlah kerangka pemikiran dalam penelitian

(44)

Intellectual Capital Human Capital Efficiency Capital Employed Efficiency Structural Capital Efficiency Kinerja Keuangan  Return on Asset (ROA)

ini. Penelitian ini menggunakan intellectual capital yang diukur dengan kinerja keuangan perbankan syariah

Selanjutnya dapat dilihat secara visual pada gambar berikut ini

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Teoritis

H1(+)

F. Hipotesis

1. Pengaruh Intellectual Capital terhdap Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan sifatnya sangat penting, baik pihak perusahaan ataupun bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) yang memang memiliki peran penting terhadap sebuah perusahaan. Dengan dilakukannya kinerja keuangan yang baik, itu menandakan perbankan telah berhasil memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan baik sehingga menghasilkan keuntungan bagi perbankan.

Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al (2005), menunjukkan bahwa intellectual capital mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu dengan pengelolaan IC yang baik,

(45)

peningkatan kinerja keuangan perusahaan.

Jadi, berdasarkan uraian di atas dan adanya penelitian terdahulu maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Kinerja

(46)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitin ini adalah penelitian eksplanatori. Adapun penelitian eksplanatori menurut Sugiyono (2006) adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis. Pada penelitian ini minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan dan penelitian ini berfungsi menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Oleh karena itu dalam penelitian ini nantinya akan dijelaskan mengenai adanya hubungan interaktif atau timbal balik antara variabel yang akan diteliti dan sejauh mana hubungan tersebut saling mempengaruhi. Alasan utama memilih jenis penelitian eksplanatori yaitu untuk menguji hipotesis yang diajukan agar dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen (intellectual capital) terhadap variabel independen (kinerja keuangan)

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Hidayat (2017) penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang berkaitan dengan angka-angka serta dapat diukur untuk melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian guna memperoleh data yang diperlukan untuk mendukung penulisan proposal penelitian ini, maka peneliti mengambil lokasi di Bank Mandiri Syariah KCP Makassar Unismuh. Adapun waktu penelitian adalah bulan Oktober

(47)

1. Variabel Independen

Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah Intellectual Capital. IC didefinisikan sebagai komponen dalam suatu perusahaan untuk mengukur nilai sumber daya manusia itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode Pulic untuk mengukur nilai kinerja Intellectual Capital terhadap perusahaan. Di mana metode ini dikenal dengan nama Value Added Intellectual Efficiency methode (VAICTM). Metode ini ditemukan oleh Pulic (1998), metode ini memiliki tujuan untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki oleh perusahaan.

Indikator pengukuran intellectual capital tersebut merupakan gabungan dari ketiga komponen, diantaranya: (Prambodo, 2016:6)

1. Menghitung Value Added VA = OUT – IN

Keterangan:

OUT : Output merupakan jumlah pendapatan keseluruhan produk dan jasa yang telah terjual ditambah pendapatan lain.

IN : Input adalah beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban gaji dan upah atau beban karyawan).

2. Menghitung Human Capital Efficiency (HCE).

Human Capital Efficiency (HCE) menunjukkan berapa banyak Value Added (VA) yang diperoleh dari pengeluaran uang untuk pegawai. Jika 1 unit Human Capital bisa menghasilkan penghasilan yang lebih besar pada suatu perusahaan maka perusahaan tersebut mampu

(48)

memanfaatkan Human Capital dengan efektif. Human Capital Efficiency (HCE) menjadi indikator kualitas SDM yang dimiliki perusahaan dan kemampuannya dalam menghasilkan VA.

HCE = VA / HC Keterangan : VA : Value Added

HC : Beban gaji dan upah atau beban karyawan 3. Menghitung Capital Employed efficiency (CEE)

Capital Employed efficiency (CEE) menunjukkan berapa banyak VA yang dapat diciptakan oleh 1 (satu) unit Capital Employed (CE). Jika satu unit CE bisa menghasilkan return yang lebih besar terhadap suatu perusahaan artinya perusahaan tersebut mampu memanfaatkan Capital Employed dengan begitu efektif. Pemanfaatan CE yang lebih baik merupakan bagian dari Intellectual Capital perusahaan. Sehingga CEE menjadi indikator kemampuan intelektual perusahaan dalam memanfaatkan Capital Employed dengan lebih baik.

CEE = VA / CA Keterangan : VA : Value Added

CA : Modal yang tersedia ( ekuitas, laba bersih) 4. Menghitung Structure Capital Efficiency (SCE)

SCE mengukur jumlah Structure Capital (SC) yang dibutuhkan dalam menghasilkan Value Added (VA) dan merupakan indikasi seberapa sukses Structure Capital (SC) dalam melakukan proses penciptaan nilai terhadap perusahaan (Prambodo, 2016:7)

(49)

Keterangan:

SC : Structure Capital merupakan total dari VA dikurangi HC VA : Value Added

HC : Human Capital yaitu beban personalia atau beban gaji karyawan Selanjutnya variabel dependen dalam penelitian ini lebih condong menggunakan rasio keuangan dalam menganalisis pengaruh faktor internal perusahaan yang mempengaruhi kinerja keuangan perbankan.

Pengukuran kinerja keuangan tersebut menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibanding dengan pengeluaran dan biaya terkait lainnya yang terjadi selama periode waktu tertentu.

2. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai gambaran dari pencapaian keberhasilan perusahaan atas hasil yang sudah dicapai dalam berbagai aktivitas yang telah dilakukan.

Pengukuran kinerja keuangan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan pengeluaran dan biaya biaya terkait lainnya yang terjadi selama waktu periode tertentu. Penelitian ini menggunakan rasio berikut untuk mengukur profitabilitas bank.

Return on Assets (ROA)

=

(50)

Rasio ini menunjukkan bagaimana bank dapat mengkonversi aset ke dalam laba bersih. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukan kemampuan yang lebih tinggi dari perusahaan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi yaitu sejumlah keseluruhan individu dari unit analisa yang cirinya akan diduga. Populasi yaitu seluruh unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa karakteristik yang sama. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh laporan keuangan Bank Syariah Mandiri KCP Makassar Unismuh

2. Sampel Penelitian

Sampel yaitu objek yang diobservasi yang merupakan bagian dari populasi atau objek penelitian, yang bertujuan mendapatkan gambaran mengenai keseluruhan objek. Sampel dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yakni Bank Mandiri Syariah KCP Makassar Unismuh dari tahun 2016 sampai 2019.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Penentuan sampel berdasarkan pertimbangan adalah sebagai berikut:

1. Laporan keuangan diterbitkan dan disajikan dalam mata uang rupiah 2. Bank menyajikan data yang lengkap terkait variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini selama rentang waktu periode 2016-2019

(51)

E. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti tertulis, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Bank Mandiri Syariah KCP Makassar Unismuh itu sendiri yang berupa laporan keuangan periode 2016-2019 serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.

F. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Secara umum, pendekatan kuantitatif lebih mengarah pada tujuan untuk generalisasi, dengan melakukan uji statistik dan steril dari pengaruh subjek penelitian (Saryanti, 2011). Dalam penelitian ini, akan dianalisis mengenai pengaruh Intellectual Capital yang diukur dengan Value Added Intellectual Capital methode (VAICTM) dengan komponen utamanya yaitu Intellectual Capital yang akan diukur dengan “Kinerja Keuangan Perusahaan”.

Selanjutnya adalah langkah yang digunakan dalam analisis ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif membrikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum, dan standar deviasi. Gambaran

(52)

data ini menghasilkan informasi yang jelas sehingga data tersebut mudah dipahami. Dalam penelitian ini, dengan melihat unsur-unsur dari data-data yang ada, maka dapat diperoleh informasi yang jelas mengenai pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan (Wahdikorin, 2010:55)

2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi sederhana, yang meneliti hubungan antara VAICTM dari komponen intellectual capital dengan kinerja keuangan. VAICTM digunakan karena dianggap sebagai indikator yang cocok untuk mengukur intellectual capital. Alasannya adalah VAICTM memberikan dasar pengukuran yang standar serta konsisten, angka-angka keuangan yang standar pada umumnya tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Sehingga memungkinkan lebih efektif melakukan analisis komparatif internasional menggunakan ukuran sampel yang besar diberbagai sektor industri.

3. Uji Hipotesis

Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t hakikatnya menunjukkan seberapa berpengaruhnya satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Agar mengetahui caranya yakni dapat dibandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel berarti nilai t hitung tersebut signifikan. Artinya hipotesis alternatif diterima yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Tidak hanya itu, dapat pula dilakukan

(53)

39

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Krisis multi dimensi yang melanda indonesia pada tahun 1997-1998 memberikan hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai satu konsep yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang berkepanjangan.

Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem ekonomi syariah, pemerintah memberlakukan UU No. 10 tahun 1998 yang memberi peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Sebagai respon, PT. Bank Mandiri (persero) Tbk melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan PT. Bank Mandiri (persero) Tbk.

Tim pengembangan perbankan syariah memandang bahwa pemberlakuan undang-undang tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dan bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karena itu, tim pengembangan perbankan syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri

(54)

40

sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999

(55)

idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan indonesia.

Tonggak sejarah PT. Bank Syariah Mandiri:

1995 pendirian PT Bank Industri Nasional (PT. BINA)

1967 PT. BINA berubah nama menjadi PT. Bank Maritim Indonesia

1973 PT. Bank Maritim Indonesia berubah menjadi PT. Bank Susila Bakti

1999 PT. Bank Susila Bakti berubah nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri

B. Visi dan Misi

1. Visi

Visi Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah:

a. Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia b. Menjadi bank syariah tepercaya pilihan mitra usaha

2. Misi

Misi Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah:

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan

b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM

(56)

Kepala Cabang

Sekretaris

Marketing Manajer Operating Manajer KCP

Account Officer Founding Officer

Costumer Service

Head Teller Back Office Offifer

Teller

Teller SDM/Umum Admin

Teller OB Driver

Koordinator

Security

c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat

d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

C. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Gambar 4.1

(57)

Job Description

1. Kepala Cabang

a. Memimpin seluruh karyawan yang ada dicabang dan menciptakan berbagai macam kegiatan demi tercapainya target perusahaan

b. Bertanggung jawab atas pencapaian target perusahaan secara keseluruhan

c. Bertanggung jawab atas kegiatan pelaporan secara berkala ke kantor pusat. Memberikan pelatihan dan melakukan pengarahan atas pelaksanaan rencana strategis perusahaan.

d. Memastikan seluruh karyawan di kantor cabang mematuhi seluruh aturan dan ketentuan perusahaan

e. Memberikan pelatihan secara komprehensif

f. Memastikan seluruh karyawan dicabang bekerja secara profesional sesuai peraturan yang berlaku

g. Memberikan informasi kepada manajemen mengenai keadaan keadaan pasar sekitar cabang mengenai perubahan dan perkembangan yang terjadi secara signifikan

2. Sekertaris a. Membuka surat b. Menerima dikte c. Menerima tamu d. Menerima telepon e. Menyimpan arsip/surat

(58)

f. Menyusun dan membuat jadwal kegiatan pimpinan

3. Marketing Manajer

Marketing Manajer mempunyai tugas khusus yaitu mengkoordinasikan dan mensupervisi teamwork dalam kegiatan pemasaran marketing cabang untuk mencapai target dan plan bank secara efektif dan efisien

4. Operating Manajer

a. Merencanakan operasional didivisi sesuai dengan business plan yang disepakati

b. Memastikan semua pelaksanaan operasional di bank secara efektif dan efisien sehingga menjadikan bank tersebut sebagai bank yang kompetitif dan eksis dalam persaingan global

c. Mengontrol, mengevaluasi jalannya setiap langkah dan efektivitas yang ada dan mengambil tindakan preventif, antisipasi terhadap masalah-masalah yang ada dan melakukan tindakan perbaikan yang tepat dan tuntas

5. Account Officer

a. Membantu pembuatan lampiran hasil kunjungan (call report), account officer

b. Membantu menyiapkan dana dan memeriksa kembali kelengkapan data-data yang berkaitan dalam rangka pengajuan kredit bank perpanjangan maupun tambahan

c. Menerima proposal kredit dari sekretaris komite untuk diteruskan kepada komite kredit

Gambar

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Teoritis ...........................................

Referensi

Dokumen terkait

Krisis moral yang melanda Indonesia diduga menimbulkan krisi social, ekonomi budaya, politik dan hukum, hal ini melanda semua lapisan masyarakat. Krisis moral juga

Pada proses perancangan logo untuk Sentra PKL Wiyung tahap yang ketiga, yaitu tahap digitalisasi, kami melakukan pembuatan versi digital dari sketsa logo

Lampiran B – 6 Kisi-Kisi Angket Respon Dosen Pengampu Mata Kuliah Kimia Bahan Alam Terhadap Buku Suplemen Kimia Bahan Alam Berbasis Local Content Pada Tanaman

Populasi dalam penelitian ini adalah Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Salatiga.Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data terkait frekuensi dan durasi

Tindakan yang digunakan untuk memperbaiki kondisi aktivitas belajar matematika peserta didik dengan model pembelajaran advance organizer yaitu guru menyiapkan media

Diharapkan bagi hakim yang hendak memutuskan suatu perkara yang telah berkekuatan hukum tetap, yang berujung pada pelaksanaan eksekusi hendaknya selain menetapkan perintah

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengawasan BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru dipengaruhi oleh dua

Ovaj pristup bilježi utjecaj smanjenja bankarskog sektora, što za posljedicu ima utjecaj na likvidnost i višestruke efekte, te dodatno utjecaj ponovnog određivanja cijena od