• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu organisasi yang menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan mendapatkan laba. Dengan adanya tujuan mendapatkan laba, maka perusahaan juga memiliki tujuan untuk dapat bertahan dalam persaingan bisnis dan beroperasi tanpa ada batasan waktu. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak persaingan yang terjadi dan perekonomian perusahaan menjadi tidak stabil. Keadaan perekonomian yang tidak stabil membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Salah satu penyebab perekonomian yang tidak stabil adalah karena telah memasuki era globalisasi dimana perusahaan bersaing tidak hanya dengan para pesaing lokal tetapi juga para pesaing dari luar negeri. Hal ini berdampak pada kemampuan perusahaan dalam mempertahankan bisnisnya (Rahmadini, 2016).

Salah satu aktivitas perekonomian yang memiliki peranan penting di dalam keuangan adalah lembaga perbankan. Perkembangan perbankan di Indonesia telah menjadi tolak ukur dalam keberhasilan perekonomian negara. Peranan yang sangat strategis disebabkan karena perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu sebagai institusi yang dapat menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Bank dianggap masyarakat merupakan salah satu tempat usaha yang sangat dipercaya dalam mengelola dan menyalurkan dananya. Bank yang baik harus bisa menjaga kepercayaan para nasabah dan investor. Kepercayaan masyarakat terhadap bank mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal. Untuk menjaga kepercayaan nasabah terhadap dana yang telah mereka percayakan kepada bank, maka manajemen bank harus selalu dalam keadaan sehat dan baik. Bank harus dipelihara kesehatannya dengan cara tetap menjaga likuiditas aset-aset yang dimilikinya sehingga bank tersebut dapat memenuhi

(2)

2

kewajibannya serta dapat menjaga kinerjanya dengan optimal agar tetap dipercaya oleh nasabah (Dewi,2018).

Perbankan harus dikelola dengan semaksimal mungkin agar selalu memperoleh keuntungan dan terhindar dari segala bentuk kerugian. Kerugian yang dialami perbankan dapat berpengaruh terhadap kesehatan bank itu sendiri. Bank yang tidak sehat bukan hanya membahayakan perbankan tersebut tetapi juga membahayakan pihak-pihak terkait lainnya. Seiring dengan meningkatnya perkembangan dunia perbankan serta perubahan dalam penilaian kondisi bank yang diterapkan secara internasional, maka setiap perbankan dituntut harus mampu untuk mengidentifikasi permasalahan sejak dini serta menerapkan manajemen resiko dan good corporate governance. Langkah tersebut dimaksudkan agar perbankan bisa lebih tahan dalam menghadapi krisis. Sehingga Bank Indonesia selaku lembaga pengawas bank mengeluarkan kebijakan penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). Pedoman perhitungan selanjutnya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan RGEC. Perbankan harus terus mempertahankan eksistensi dan mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Untuk bisa terus mempertahankan itu semua bank harus bisa mengoptimalkan nilai kinerja operasional, aset, dan intern yang ada di bank tersebut.

Penelitian ini menilai tentang risk profile hanya mencakup risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas karena risiko kredit sebagai penyokong kestabilan keuangan bank yang bergantung dari kinerja pihak lawan. Artinya, risiko mengenai penyediaan dana dan penyaluran dana sepenuhnya adalah kewajiban dari sebuah bank.

Faktor penilaian selanjutnya yaitu Good Corporate Governance atau tata kelola usaha perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/2011 yang mengharuskan setiap bank umum mempertimbangkan faktor Good Corporate Governance. Faktor ini dirasa perlu untuk menjamin adanya

(3)

3

tata kelola manajemen yang baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Faktor berikutnya adalah Earning dimana menurut Kasmir (2014), Earning merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Kegunaan aspek ini juga untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank bersangkutan.

Faktor yang terakhir adalah Capital dimana perhitungan yang digunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) untuk menilai faktor Capital. Menurut Jogi dan Suba (2015) menyatakan faktor permodalan mencerminkan kondisi sebuah bank mampu memenuhi kebutuhan modal tambahan.

Pengalaman krisis keuangan global mendorong peningkatan efektivitas penerapan risiko dan Good Corporate Governance bagi dunia perbankan di Indonesia. Tujuannya supaya bank mampu mengidentifikasi permasalahan lebih dini, sehingga dapat melakukan tindakan perbaikan yang sesuai dan lebih cepat untuk keberlangsungan kegiatan perbankan. Pengelolaan manajemen risiko dan penerapan Good Corporate Governance yang baik diharapkan dapat membuat bank lebih tahan dalam menghadapi krisis.

Krisis yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari keberadaan isu corporate governance. Namun, hasil proses bisnis yang kini sedang berlangsung masih sama sebelum diterapkannya Good Corporate Governance. Namun, beberapa perusahaan yang sukses menerapkan Good Corporate Governance sudah merasakan manfaat yang besar.

Pada Industri Perbankan, praktik Good Corporate Governance mulai menurun. Pada waktu yang bersamaan juga terjadi tindak pembobolan dana atau praktik kecurangan yang menimpa industri perbankan. Berdasarkan riset yang dilakukan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), selama 10 tahun sejak tahun 2007 nilai komposit penerapan Good Corporate Governance yang dilakukan industri perbankan masih dalam kondisi baik (Setiawan, 2018).

Rata-rata nilai Good Corporate Governance industri perbankan adalah 2.02 yang didapat dari 90 bank yang mengirim laporan Good Corporate Governance self assesment menurut kepala LPPI. Nilai tersebut akan berubah

(4)

4

seiring berjalannya waktu. Pada tahun 2015, nilai Good Corporate Governance terlihat memburuk karena pada saat itu perbankan menghadapi permasalahan yang terkait dengan maraknya pembobolan dana di beberapa bank umum. Adapun dengan rata-rata nilai 2, berarti secara tidak langsung industri perbankan telah menerapkan good corporate governance yang dipandang secara umum baik. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip good corporate governance, maka secara umum kelemahan tersebut dinilai oleh perbankan kurang signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal. Ketua LPPI menyatakan bahwa secara rata-rata nilai good corporate governance industri perbankan adalah 2.02. Berdasarkan kategori BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha), dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Good Corporate Governance

BUKU NILAI GCG

BUKU (Bank Umum Kegiatan

Usaha) 1 2.23

BUKU (Bank Umum Kegiatan

Usaha) 2 2.10

BUKU (Bank Umum Kegiatan

Usaha) 3 1.85

BUKU (Bank Umum Kegiatan

Usaha) 4 1.25

sumber : (Setiawan, 2018)

Dalam industri perbankan, ada istilah yang dikenal dengan nama BUKU yang singkatan dari Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha. Setiap bank dalam operasionalnya harus memiliki modal inti. Modal inti ini diperlukan karena berkaitan dengan tingkat keamanan dan kekuatan bank dalam menghadapi resiko operasional. Semakin besar modal inti maka semakin aman dana nasabah yang disimpan di dalam bank. Penelitian ini bank yang digunakan berdasarkan BUKU 3 dan BUKU 4 saja karena pada BUKU 1 dan BUKU 2 datanya sulit untuk dicari dan bukan perusahaan terbuka dan untuk modal intinya antara Rp1 triliun – Rp5 triliun dengan memiliki risiko yang kecil. Sedangkan pada BUKU 3 dan BUKU 4 merupakan perusahaan terbuka dan datanya mudah dicari dan untuk modal inti sekitar Rp5 triliun hingga

(5)

5

Rp30 triliun ke atas. Maka dari itu, dalam penelitian ini menggunakan bank berdasarkan BUKU 3 dan 4.

Menurut Dewi (2018) penelitian ini tentang penilaian kesehatan bank dapat dijelaskan bahwa tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk dilihat dari faktor risk profile menunjukkan NPL bank dibawah 2% yang berpredikat sangat sehat dan mayoritas LDR bank berpredikat cukup sehat. Faktor good corporate governance menunjukkan bank mendapat predikat sangat terpercaya. Faktor earning menunjukkan ROA bank lebih dari 1,5% yang berpredikat sangat sehat dan NIM bank lebih dari 3% yang berpredikat sangat sehat. Faktor capital menunjukkan CAR bank lebih dari 12% yang berpredikat sangat sehat. Sehingga penilaian tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk dilihat dari faktor risk profile, good corporate governance, earning, dan capital selama periode 2013-2017 dengan nilai rata-rata sebesar 93,99% termasuk ke dalam kategori “Sangat Sehat” atau peringkat komposit 1 (PK-1)

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dalam mengetahui Bagaimana Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dijelaskan , maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2017 dengan menggunakan metode RGEC?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian ini berdasarkan pada rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2017 dengan menggunakan metode RGEC.

(6)

6 1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian, maka adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau tambahan bukti mengenai Analisis Tingkat Kesehatan Bank. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk kontribusi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Tingkat Kesehatan Bank.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai bagaimana Analisis Tingkat Kesehatan Bank tertentu.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca terkait dengan Tingkat Kesehatan Bank.

1.5 Batasan dan Asumsi

Agar penelitian tetap fokus pada tujuannya, maka batasan dan asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Batasan

Pada penelitian ini, batasan-batasan sebagai fokus dalam penelitian adalah perusahaan perbankan yang digunakan hanya perbankan konvensional dan data yang digunakan merupakan data sekunder berupa laporan tahunan. 1.5.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tidak ada perubahan komponen laporan tahunan (annual report) yang telah dipublikasikan oleh objek penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan alasan maupun permasalahan yang menjadi dasar penelitian yang dilakukan, yang meliputi: latar

(7)

7

belakang masalah tingkat kesehatan bank, kemudian dilakukan perumusan masalah dan penentuan tujuan, yang nantinya diharapkan memberikan manfaat penelitian. Terakhir, untuk mempermudah alur penelitian maka penelitian ini mencantumkan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat landasan teori dan kajian penelitian terdahulu yang menunjang permasalahan penelitian yang dilakukan, sehingga nantinya dapat dibuat kerangka pemikiran dan ditarik hipotesis penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan jenis penelitian yang dilakukan dan uraian variabel penelitian beserta operasional variabel. Selain itu, disebutkan populasi dan sampel serta teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran objek penelitian yang dikaji beserta analisis data dan pembahasannya.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran hasil analisis dan pembahasan, dengan disertai keterbatasan penelitian.

Gambar

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai Good Corporate Governance

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis menetapkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah terdapat Perbedaan Pengaruh Permainan Tradisional Lari

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi Indonesia memanfaatkan Festival Janadriyah sebagai

Adapun tujuan penelitian ini akan berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dituliskan, maka berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini yaitu

Berdasarkan identifikasi rumusan masalah tersebut tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan diferensiasi produk dan citra

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimanakah rancangan dan penggunaan self-assessment

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan umum dilakukakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.4.1 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penulisan Laporan Akhir ini adalah untuk

Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh positif layanan bimbingan