• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Alat Praktik Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran. Memperbaiki Poros Penggerak Roda Pada Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Alat Praktik Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran. Memperbaiki Poros Penggerak Roda Pada Siswa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penggunaan Alat Praktik Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Memperbaiki Poros Penggerak Roda Pada Siswa

Sabar Iman (10320074-ST)

Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan menengah yang secara khusus bertujuan mempersiapkan tamatnya untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional, mampu memilih karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industry pada saat sekarang maupun pada masa yang akan datang serta menjadi sumber daya manusia yang produktif, adaptif, dan kreatif. Kemampuan siswa dalam penggunaan alat praktek merupakan wujud pemahaman siswa terhadap penggunaan alat-alat praktek, sehingga kemampuan siswa tersebut akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Tujuan penelitian ada;ah : (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan penggunaan alat praktik siswa kelas XII SMK Texmaco Pemalang; (2) Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Texmoco Pemalang; dan (3) Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penggunaan alat praktik terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Texmaco Pemalang. Penelitian termasuk dalam penelitian kuantitatif, dengan menggunakan pendekatan ex post facto. Sedangkan penelitian dilakukan di SMK Texmaco Pemalang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Mekanik Otomotif SMK Texmaco Pemalang, sebanyak 86 orang, yang terdiri dari teknik mekanik otomotif 1 sebanyak 44 orang, teknik mekanik 2 sebanyak 42 orang. Dengan menggunakan perhitungan sampel dan teknik pengambilan sampel probability sampling diperoleh sampel sebanyak 68 siswa. Variable penelitian yang digunakan yaitu 2 variabel, meliputi penggunaan alat praktik yang diukur dengan 12 instrumen, variable peningkatan prestasi belajar diukur dengan menggunakan 7 item pertanyaan. Teknik analisis menggunakan deskripsi variable, uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas data, uji linearitas data, uji coba instrument, uji regresi, uji hipotesis (dan F), dan koefisien determinasi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan mayoritas siswa kelas XI SMK Texmaco Pemalang, yaitu 33,8% memiliki kemampuan dalam penggunaan alat praktek dengan baik. Mayoritas siswa kelas XI SMK Texmaco Pemalang, yaitu dengan 36,8% mempunyai prestasi belajar yang baik. Sedangkan dari hasil uji validitas menunjukkan seluruh item pertanyaan variable penggunaan alat praktek dan item pertanyaan variable peningkatan prestasi belajar valid. Dari hasil uji persyaratan menunjukkan variable penggunaan alat praktek dan peningkatan prestasi belajar memiliki distribusi data normal. Hasil uji regresi menunjukkan variable penggunaan alat praktek memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar. Semakin baik kemampuan siswa dalam penggunaan alat praktek, maka prestasi belajar akan semakin meningkat. Hasil tersebut didukung dengan uji hipotesis (uji F) dengan signifikansi F 0,000 lebih rendah dari 0,05 (ά=5%), sehingga hipotesis dapat diterima. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan variable penggunaan alat praktek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran memperbaiki poros penggerak roda pada siswa kelas XI SMK Texmaco Pemalang tahun pelajaran 2011-2012.

(2)

PENDAHULUAN

Guru sebagai salah satu komponen sistem pengajaran dalam proses belajar mengajar (PBM) mempunyai peran dalam usaha pembentukan SDM yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam rangka ini, guru tidak semata-mata sebagai “Pengajar” (Transfer Of Knowledge), tetapi juga sebagai “Pendidik” (Transfer Of Value ) dan sekaligus sebagai “Pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.

Dalam pelaksanaan PBM, interaksi antara guru dan siswa merupakan kegiatan yang cukup dominan. Proses interaksi antara guru dan siswa tidak semata-mata hanya tergantung cara atau metode yang dipakai, tetapi komponen-komponen lain juga mempengaruhi keberhasilan dalam interaksi belajar mengajar. Komponen-komponen tersebut, antara lain: guru, siswa, metode, alat / teknologi, sarana dan tujuan.

Salah satu kelemahan mendasar yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) terletak pada interaksi antara guru dan siswa pada saat berlangsungnya PBM. Dalam rangka ini, guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran dan memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan kompetensi, tingkat kecerdasan serta lingkungan dan kondisi setempat. Metode sebagai komponen pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kondisi nyata berlangsung pembelajaran.

Pada kenyataan di lapangan, masih banyak guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya hanya terpaku pada target pencapaian materi pelajaran yang sesuai dengan kurikulum, tanpa melihat dari kemampuan belajar siswa, hal ini akan berakibat siswa menjadi stress dan akan senurunkan gairah belajar siswa. Disinilah guru diharapkan mampu melakukan tugasnya secara komprehensip, yaitu melaksanakan tugas kerja dengan tujuan yang menyeluruh, namun hendaknya tidak melupakan prestasi belajar peserta didik

Dalam penelitian ini digunakan suatu metode pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode tutor sebaya. Metode pembelajaran ini merupakan suatu metode pendekatan yang diharapkan dapat memberi peran aktif serta motivasi siswa, agar mereka dapat memahami dan mampu mengatasi masalah-masalah pada penguasaan dan pemahaman praktek. Sehingga diharapkan dangan menggunakan metode tutor sebaya ini siswa lebih mudah menyelesaikan praktek dan akhirnya siswa tidak mengalami banyak kesulitan sehingga prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul ” Pengaruh Tutor Sebaya Kelistrikan Mesin Standar Kompetensi Sistem Pengapian Terhadap Hasil Belajar Otomotif Pada Siswa Kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal Tahun Pelajaran 2009/2010 ”.

(3)

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan suatu tingkah laku atau sikap pada seseorang. Perubahan tingkah laku terjadi karena belajar sesuatu.

Muhibbin Syah dalam Psikologi Belajar mengungkapkan bahwa secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan antara siswa dengan guru dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti luas tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa tetapi juga interaksi edukatif, dalam hal ini bukan hanya menyampaikan pesan berupa mata pelajaran, melainkan juga nilai dan sikap pada diri siswa yang sedang belajar. Proses belajar mengajar dalam hal ini praktek tune up motor bensin konvensional merupakan suatu kegiatan yang mengandung serangkaian persiapan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar terdapat adanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dengan siswa yang belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar melibatkan diri dan siswa di mana perubahan tingkah laku siswa diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam mempelajari materi praktek, sedangkan guru dalam mengajar harus pandai mencari pendekatan pembelajaran yang akan membantu siswa dalam kegiatan belajarnya.

Pendekatan Tutor Sebaya

Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai hasil belajar optimal. Tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif.

Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas. Siswa yang dipilih guru adalah teman sekelas dan memiliki kemampuan lebih cepat memahami materi yang diajarkan, selain itu memiliki kemampuan menjelaskan ulang materi yang diajarkan pada teman-temannya. Karena siswa yang dipilih menjadi tutor ini seumur (sebaya) dengan teman-temannya yang akan diberikan bantuan, maka tutor tersebut sering dikenal dengan sebutan tutor sebaya.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu hasil tertinggi yang dicapai seseorang secara maksimal berdasarkan kemampuan atau potensi yang ada pada dirinya. Adapun prestasi belajar tersebut biasanya

(4)

diwujudkan dalam bentuk simbol angka dan huruf dilaksanakan dalam setiap periode tertentu seperti semesteran.

Prestasi juga dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dalam penilaian tentang pengetahuan sikap dan nilai serta ketrampilan. Dapat pula diartikan sebagai penguas aan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangakan oleh mata pelajaran yang dikembangkan oleh mata pelajaran dengan latihan yang ditunjukan dengan nilai test. Dengan penilaian ini dapat diperoleh gambaran nyata tentang keberhasilan belajar dan bentuk penetuan indeks prestasi

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah SMKN 1 Warureja Kab. Tegal. Waktu penelitian dilaksanakan 2 bulan yaitu antara bulan desember sampai januari.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek atau individu yang diteliti yang berada di wilayah penelitian yang paling sedikit rnernpunyai satu sifat. Dalam penelitian ini peneliti rnenggunakan populasi terbatas atau sehingga Populasi yang diambil adalah sebagian siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal yang berjumlah 36 siswa.

Pengambilan sampel ditetapkan dengan rnenggunakan tabel Krecie untuk N sebesar 36 siswa, ukuran sampel diketemukan sebesar 32 siswa hasil interpolasi sebagai responden.

Metode Pengumpulan Data

Untuk rnengungkap data tentang variabel pengaruh tutor sebaya ( X ) dan hasil belajar siswa ( Y ), peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

a) Metode Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan dalam hal-hal yang Ketahui Suharsimi Arikunto, 1986 : 124), Metode angket ini untuk rnengungkapkan data tentang motivasi belajar dan orang tua yang merupakan motivasi ekstrinsik. Yang dirnaksud dalarn penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data pengaruh tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian yang diperoleh dari responden adalah siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal.

Beberapa alasan peneliti di dalam rnenggunakan metode angket ini adalah :

1. Subyek adalah orang paling tahu tentang dirinya,

2. Subyek memiliki kemampuan untuk menyatakan keadaan yang diinginkan oleh pertanyaan dalam angket.

(5)

Dalarn penelitian ini angket yang digunakan adalah :

1. Angket tertutup : responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan dan empat alternatif dengan skor sebagai berikut :

a. Untuk pilihan jawaban a diberi skor 4 b. Untuk pilihan jawaban b diberi skor 3 c. Untuk pilihan jawaban c diberi skor 2 d. Untuk pilihan jawaban d diberi skor 1

2. Angket langsung yaitu responden langsung menjawab tentang dirinya.

Ada keuntungan dan kelemahan rnenggunakan angket. Keuntungan rnenggunakan angket antara lain: peneliti tidak harus sendiri, dapat dibagikan secara serentak kepada hanyak responden, dapat dijawab dalarn waktu senggang dan menurut kecepatan masing-masing. Karena angket dibuat terstandar, sehingga responden dapat diberi pertanyaan yang sama. Sedangkan kelemahannya, angket sering sukar dicari validitasnya, responden serinng tidak teliti dalarn menjawab kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. Waktu pengembaliannya juga tidak dapat bersama-sama, bahkan ada yang terlalu lama sehingga sampel terlambat.

Untuk rnenghindari kelemahan-kelemahan tersebut, peneliti mengambil langkah sebagai tindakan antisipasi antara lain:

a. Memberikan surat pengantar kepada responden. b. Memberikan petunjuk teknis pada pengisian angket.

c. Memberikan penjelasan tentang rnaksud dan tujuan serta penggunaan angket kepada responden.

Dalam penyusunan angket pengaruh tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian digunakan kisi-kisi angket seperti pada table 1, sebagai berikut:

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen

Variabel Penelitian Indikator No. Item

Tutor Sebaya mengetahui pengaruh tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian

a. Keadaan proses belajar mengajar b. Linkungan belajar praktik c. Fasilitas praktik

d. Pengelolaan praktik

e. Memberi perhatian pada hasil belajar f. Menanyakan kesulitan belajar

g. Memberi bantuan memecahkan kesulitan belajar h. Mencari solusi pemecahan masalah

i. Mengetahui materi tentang kelistrikan mesin

1-5 6,7 8 9-11 12-14 15-17 18-19 20-21

(6)

j. Mengetahui materi tentang sistem pengapian k. Mengetahui masalah tentang sistem pengapian

22-27 28-35 36-40 Hasil belajar siswa Nilai belajar siswa

b) Metode Dokumentasi

Adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pencatatan pengutipan data dan dokumen yang ada di lokasi penelitian. Data yang dicatat adalah data yang berhubungan dengan variabel misalnya berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, raport dan sebagainya. Metode ini lebih mudah digunakan untuk memperoleh data, dalam arti apabila terjadi kekeliruan sumber datanya masih tetap, tidak berubah oleh karena yang di amati adalah benda mati hukum benda hidup.

Penggunaan metode dokumentasi dalarn penelitianan adalah untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal. Jadi metode dokumentasi ini merupakan salah satu teknik atau cara untuk memperoleh data melalui pencatatan sumber-sumber data yang di dokumentasikan di sekolah yang digunakan untuk melengkapi berbagai hal yang berhubungan dengan hasil belajar siswa. Sedangkan dalam penelitian ini untuk data hasil belajar siswa kelas 2 diperoleh dan data dokumentasi lewat nilai Kelistrikan Mesin Standar Kompetensi Sistem Pengapian yang didapatkan pada semester 1 tahun pelajaran 2009/2010.

HASIL PENEITIAN

a.

Penggunaan Tutor Sebaya Kelistrikan Mesin Standar Kompetensi Sistem Pengapian ( Variabel X )

Berdasarkan jawaban angket penelitian tentang penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian dalam menyampaikan materi kelstrika otomotif yang dikerjakan oleh siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal, skor tertinggi 73 skor terendah 33, sekor rata-rata penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian 55,19.

Distribusi frekwansi data dibuat dengan cara membuat interval, untuk mempengetahui pengaruh tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian dan hasil belajar praktik kelistrikan otomotif digunakan skor rata-rata ideal ( Mi ) dan simpangan baku ( Sdi ).

1. Untuk menghitung besarnya rata-rata harapan ( Mi ) dengan rumus. Mi = ½ ( nilai harapan tertinggi + nilai harapan terrendah ) = ½ ( 73 + 33 )

= 53

2. Untuk menghitung besarnya simpangan baku harapan ( Sdi ) dengan rumus : Sdi = 1/6 ( nilai harapan tertinggi - nilai harapan terrendah )

(7)

= 1/6 ( 73 - 33 ) = 6,6

Kemudian kriteria kondisi kategori ubahan-ubahan yang ada, dibagi dalam empat kategori dengan norma sebagai berikut.

1) Sangat baik = Mi + 1,5 Sdi s/d skor tertinggi

= 53 + 1,5 . 6,6 s/d skor tertinggi = 62,9 s/d 73

2) Baik = Mi s/d Mi + Sdi

= 53 s/d 53 + 1,5 . 6,6 = 53 s/d 62.9

3) Kurang baik = Mi - 1,5 Sdi s/d Mi

= 53 - 1,5 . 6,6 s/d 53 = 43,1 s/d 53

4) Tidak baik = skor terrendah s/d Mi - 1,5 Sdi

= 33 s/d 53 - 1,5 . 6,6 = 33 s/d 43,1

Penentuan jarak 1,5 Sdi untuk kategori ini didasarkan pada distribusi normal yang secara teoritis berjarak 6 Sd.

Berdasarkan interval tersebaut untuk membuat table distribusi frekuensi bergolong sesuai kategori jawaban angket mengenai penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian sebagai berikut :

Tabel 2. Diskripsi penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian.

Interval Frekuensi Presentase Kategori 62,9 s/d 73 11 30,5 % Sangat baik

53 s/d 62.9 11 30,5 % Baik

43,1 s/d 53 8 22,3 % Kurang baik

33 s/d 43,1 6 16,7 % Tidak baik

Data distribusi dari penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian dari hasil angket responden.

Dari table diatas menunjukan bahwa skor terbanyak pada rentangan 62,9 s/d 73 sebanyak 11 orang atau 30,5 % ada dalam kategori sangat baik, dan 53 s/d 62.9 sebanyak 11 orang atau 30,5 % dala

(8)

kategori baik. Sementara pada kolom kategori kurang baik sebesar 8 orang atau 22,3 % dan tidak baik sebesar 6 orang atau 16,7 %.

Grafik 1. Penggunaan tutor sebaya kelistrikan standar kompetensi sistem pengapian siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal.

Dengan dapat disimpulkan bahwa penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal. Untuk kategori sangat baik sebesar 30,5 % dan tidak baik 16,7 %.

Bila dilihat angka rata-rata hitung ( mean ) sebesar 55,19 sedangakan rata-rata ideal sebesar 53 ( dihitung dari ( 33 + 73 ) : 2 ), maka rata-rata hitung kecil dari rata-rata ideal ( 55,19 < 53 ), maka dapt disimpulkan bahwa penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian memiliki kekurangan kearah kurang baik.

b.

Hasil Belajar Praktik Kelistrikan Otomotif ( variable Y ).

Adapun data hasil yang diperoleh penulis tentang belajar belajar praktik kelistrikan otomotif. Tabel 3. Daftar responden tentang hasil belajar praktik kelistrikan otomotif.

NO NAMA RESPONDEN KELAS HASIL BELAJAR

PRAKTIK 1 A. EDI GUNAWAN 2 Mo 1 7.2 2 ABDUL SAFARI 2 Mo 1 7.4 3 ADE NURHIDAYAT 2 Mo 1 8.0 4 ADE FARIKHUN 2 Mo 1 7.6 5 AFAN MARYANTO 2 Mo 1 8.0 6 AKHMAD 2 Mo 1 6.6 7 ARIS MUNANDAR 2 Mo 1 6.4 8 ALI MASKUR 2 Mo 1 6.4 10 AMIRUDIN 2 Mo 1 8.0 15 20 25 30 35

sangat baikbaik kurang baik tidak baik

(9)

11 ANDI NOVENDI 2 Mo 1 7.2 12 EKO LISTIAWAN 2 Mo 1 7.8 13 HARJO 2 Mo 1 7.4 14 ICUK RUDIANTO 2 Mo 1 6.0 15 IMAM FAUZI 2 Mo 1 6.6 16 IMAM SAMSUL A 2 Mo 1 7.8 17 KUSNO ARISYANTO 2 Mo 1 7.0 18 M. ERWINANTO 2 Mo 1 7.8 19 M. LAILATUS S 2 Mo 1 7.0 20 M. SOLIKHIN 2 Mo 1 8.0 21 M. ZAENUDIN 2 Mo 1 7.8 22 MARYONO 2 Mo 1 7.8 23 M. KHOLIK 2 Mo 1 7.6 24 MUSTIKA SUKO S 2 Mo 1 7.4 25 NURARIFIN 2 Mo 1 6.6 26 NURARIF 2 Mo 1 7.8 27 PUJI RUDIANTO 2 Mo 1 7.0 28 RIYADI 2 Mo 1 7.8 29 RIZKI MUANTONI 2 Mo 1 7.8 30 ROJANI 2 Mo 1 7.0 31 TASRONI 2 Mo 1 8.0 32 TRI SEPTIANI 2 Mo 1 7.8 33 TRI WAHYU S 2 Mo 1 7.8 34 ULIL FAHMI 2 Mo 1 7.6 35 WARNO GUNAWAN 2 Mo 1 7.4 36 WARYANI 2 Mo 1 7 Jumlah 259 Rata-rata 7,39

Data hasil belajar kelistrikan otomotif diperoleh dari dokumentasi nilai praktik kelistrikan otomotif.

(10)

Data diatas jika didefinisikan adalah : jumlah skor penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal. ( Responden sejumlah 36 siswa adalah 259dengan jumlah rata-rata sebesar 7,39 tersebut dapat diklasifikasikan menurut nilai masing-masing. Adapun nilai tertinggi adalah 8 dan nilai terendah 6, kategori nilai didasarkan pada evaluasi praktik kelistrikan otomotif hasil selengkapnya sebagai berikut.

Table 4. Distribusi hasil belajar praktik kelistrikan otomotif. Interval Frekuensi Presentase Kategori 74,9 s/d 80 19 52,7 % Sangat baik

70 s/d 74,9 12 33,33 % Baik

65 s/d 70 2 5,5 % Kurang baik

60 s/d 65 3 8,33 % Tidak baik

Jumlah 36 100%

Grafik 2. Hasil belajar siswa kelas 2 SMKN 1 Warureja Kab. Tegal

KESIMPULAN

1. Penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian siswa kelas 2 jurusan teknik mekanik otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal memiliki rata-rata hitung sebesar 55,19 sedangkan rata-rata ideal sebesar 53, maka penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin siswa kelas XI jurusan teknik mekanik otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal mempunyai kecenderungan ke arah baik

2. Bardasarkan data hasil belajar praktek kelistrikan otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal, berada pada kategori sangat baik persentasenya 52,7 %, kategori baik persentasenya 33,33 %, kategori kurang baik 5,5% dan nilai tidak baik 8,33%. Ini berarti dapat dikatakan bahwa pada umumnya prestasi praktek kelistrikan otomotif siswa adalah tuntas atau mencapai 91,53 %. Adapun sisanya sebesar 8,33 % merupakan kategori kurang dimana siswa masih mengalami kesulitan dalam praktek kelistrikan otomotif.

5 15 25 35 45 55

sangat baik baik kurang baik tidak baik

(11)

3. Korelasi antar variabel penggunaan penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian siswa kelas XI jurusan teknik mekanik otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal dengan hasil belajar praktek kelistrikan otomotif diperoleh rxy = 0,561. kemudian dinterpretasikan dengan r tabel product moment. Nilai n36 pada taraf signifikansi 5 % diperoleh 0.334 maka dengan demikian hasil penelitian antara penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian dengan hasil belajar praktek kelistrikan otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal terdapat korelasi yang signifikan. Hal ini dinyatakan dengan r hitung 0,561 lebih besar dan r tabel 0,334.

4. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi linier sederhanaЎ = 39,617 + 0.366 X. Hal ini berarti konstanta sebesar 39,617 menyatakan bahwa jika ada faktor penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian siswa sama sekali (X0), maka rata-rata prestasi praktek otomotif siswa kelas 2 jurusan teknik mekanik otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal adalah sebesar 39,617, Adapun jika ada penambahan nilai X sebesar 1 maka akan meningkatkan prestasi praktek kelistrikan otomotif siswa kelas XI jurusan teknik mekanik otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal sebesar 0,366.

5. Pada Uji t. dengan tingkat signifikansi a Pada a = 5% dengan df = 35 - 1 = 34 didapat t(0.95)(34) = 1.691 diperoleh basil t-hitung sebesar 9,29. jika dibandingkan dengan t-tabel sebesar 1,691, sehingga t-hitung > t-tabel. Kesimpulannya adalah Ho ditolak dan menerima Ha, maka ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi sistem pengapian dengan prestasi belajar praktek kelistrikan otomotif siswa kelas 2 jurusan teknik mekanik otomotif SMKN 1 Warureja Kab. Tegal.

DAFTAR PUSTAKA

Nuraedhi Apriyanto. 2007. Statistika . Semarang : Yayasan penerbit FPTK IKIP Veteran

Siswanto. 2007. Materi IHT Kelistrikan Body

PT. Toyota Astra Motor. 1994. Electrical Fundamental Step 2. Manual Training

--- 1994. Gasoline Engine Step 2. Manual Training

Daryanto.2009. Gangguan-Gangguan Kelistrikan Mesin Pada Mobil.Bandung

Sudjana, 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Suharsimi Arikunto. 1997. Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

cipta

Gambar

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 2. Diskripsi penggunaan tutor sebaya kelistrikan mesin standar kompetensi  sistem pengapian
Tabel 3. Daftar responden tentang hasil belajar praktik kelistrikan otomotif.
Table 4. Distribusi hasil belajar praktik kelistrikan otomotif.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain aizuchi merupakan respon yang menandakan bahwa saat pendengar terlibat dalam percakapan, memberikan suatu perhatian, atau menyimak dengan baik, dan

Hukum sebagai aturan perundang-undangan secara operasional tidak dapat lepas dari sumber-sumber ilmu pengetahuan dan filsafat yang melandasi pembentukannya, sehingga manakala

Pengukuran kadar keasaman larutan (pH) dan suhu dalam air merupakan sesuatu yang sangat penting dalam Budidaya Ikan, Seperti pada proses pembenihan ikan tawar, dimana air

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa keterampilan cara menyikat gigi pada anak umur 10-12 tahun SDN 59/IV Kota Jambi memiliki keterampilan cara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan 21 spesies, 16 genus dan 112 individu kupu-kupu di Air Terjun Bukit Gatan Kecamatan STL Ulu Terawas

Setelah diketahui input sistem, output sistem, metode yang digunakan sistem, serta antarmuka yang dibuat, maka hasil dari perancangan sistem informasi ini

Protokol yang bersifat distance vector akan mencari jalur terbaik ke sebuah jaringan lain yang terpisah dengan mempertimbangkan jaraknya. Setiap paket data melewati

Perbedaan antara tingkat kepentingan atau harapan dari nelayan dengan kinerja yang diberikan oleh pihak pelabuhan dapat menggambarkan besarnya kesenjangan yang