SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN
Disusun Oleh :
Annisatus Sholehah (011112022) Mirantika Rakhmaditya (011112025) I Gusti Ayu Vedadhyanti W.R (011112039)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Kontrasepsi Pasca Persalinan
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Sidotopo Wetan Hari, tanggal : Selasa, 04 Februari 2014
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Sidotopo Wetan
1. Tujuan
1.1. Tujuan Umum
Diharapkan setelah diberi penyuluhan tentang kontrasepsi pasca persalinan, ibu dan suami mampu mengetahui dan memilih alat kontrasepsi yang sesuai untuk keamanan dan kenyamanan ibu dan suami
1.2 Tujuan Khusus.
Setelah diberi penyuluhan mengenai kontrasepsi pasca persalinan, pengunjung Puskesmas Sidotopo Wetan diharapkan mampu :
1.2.1 Mengetahui konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan 1.2.2 Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan yang
aman dan nyaman bagi ibu
1.2.3 Mengetahui keunggulan dan efek samping kontrasepsi pasca persalinan
1.2.4 Mengetahui kontra indikasi masing-masing kontrasepsi pasca persalinan
2. Media dan Metode
2.1 Media : Leaflet, microphone, materi SAP
2.2 Metode : Ceramah dan Tanya jawab
3. Materi
3.1 Konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan
3.2 Jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan yang aman dan nyaman bagi ibu
3.4 Kontra indikasi masing-masing kontrasepsi pasca persalinan bagi ibu
4. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Media 1. Pembukaan 5 menit 1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
3. Melakukan kontrak waktu 4. Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan diberikan 5. Membagi leaflet 1. Menyambut salam dan mendengarkan 2. Mendengarkan 3. Mendengarkan 4. Mendengarkan Microphone 2. Penyuluhan 10 menit 1. Menggali pengetahuan/ pengalaman ibu 2. Menjelaskan tentang:
Konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan
Jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan
Keuntungan dan efek samping kontrasepsi pasca persalinan
Kontra indikasi masing-masing kontrasepsi pasca persalinan
3. Melakukan tanya jawab kepada peserta penyuluhan dan pembagian doorprize
1. Mendengarkan 2. Memperhatikan 3. Bertanya 4. Menjawab 1. Leaflet 2. Doorprize 3. Microphone
3. Penutup 5 menit 1. Menyatakan kegiatan telah selesai
2. Mengucapkan terima kasih 3. Mengucapkan salam
1. Mendengarkan 2. Menjawab
salam
5. Pengorganisasian
Pembimbing : Sri Ema KK., Amd. Keb Dwi Purwanti, S. Keb, M. Kes Moderator dan Observer : I Gusti Ayu Vedadhyanti W.R Penyaji dan Demonstran : Annisatus Sholehah
Fasilitator : Mirantika Rakhmaditya
6. Kriteria Evaluasi
6.1 Evaluasi Struktur
6.1.1 Kesiapan materi penyuluhan 6.1.2 Kesiapan SAP
6.1.3 Kesiapan media : leaflet dan microphone 6.1.4 Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan 6.1.5 Peserta hadir di tempat penyuluhan
6.1.6 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Tunggu Puskesmas Sidotopo Wetan
6.1.7 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
6.2 Evaluasi Proses
6.2.1 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan 6.2.2 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
6.2.3 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
6.2.4 Tim bekerja sesuai dengan pengorganisasian 6.2.5 Suasana penyuluhan tertib
6.2.6 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan 6.2.7 Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang
6.3 Evaluasi hasil
Peserta dapat :
1. Mengetahui konsep dasar kontrasepsi pasca persalinan 2. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi pasca persalinan
3. Mengetahui keuntungan dan efek samping kontrasepsi pasca persalinan
7. Antisipasi masalah
7.1 Apabila suasana kurang kondusif, moderator dapat mengingatkan peserta penyuluhan.
7.2 Bila peserta tidak aktif dalam kegiatan, moderator dapat menstimulasi dengan cara berdialog dengan penyaji materi dalam membahas materi yang sedang diberikan.
7.3 Apabila tidak ada peserta yang bertanya pada saat sesi tanya jawab, maka moderator dapat memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan.
7.4 Apabila ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan, moderator maupun penyaji materi dapat mengingatkan bahwa akan dibagikan doorprize di akhir acara.
Materi Penyuluhan KB Pasca Persalinan
I. Pengertian
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
II. Manfaat Keluarga Berencana
a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak, beristirahat, dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna. d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
III. Macam-Macam Metode Kontrasepsi
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh, belum haid, umur bayi kurang dari 6 bulan.
- Cara kerja:
Penundaan/penekanan ovulasi. - Keuntungan kontrasepsi:
§ Efektivitas tinggi
§ Tidak mengganggu senggama
§ Tidak ada efek samping secara sistemik § Tidak perlu obat atau alat
§ Tanpa biaya - Keterbatasan:
§ Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.
- Cara pemakaian:
§ Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
§ Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya. § Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
§ Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
§ Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB lainnya.
b. PIL mini
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
- Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur)
- Cara kerja:
§ Menekan ovulasi.
§ Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan. § Mengentalkan lendir servik.
§ Mengganggu transportasi sperma. - Keuntungan:
§ Tidak mengganggu hubungan seksual. § Tidak mempengaruhi ASI.
§ Kesuburan cepat kembali. § Dapat dihentikan setiap saat. - Keterbatasan:
§ Mengganggu siklus haid.
§ Peningkatan atau penurunan berat badan.
§ Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama. § Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar. § Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat. - Cara pemakaian:
§ Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid. § Diminum setiap hari pada saat yang sama.
§ Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
§ Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir. c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan, cocok untuk masa menyusui, karena tidak menekan produksi ASI. - Cara kerja :
§ Mencegah ovulasi.
§ Mengentalkan lendir servik. § Menghambat transportasi sperma. - Keuntungan :
§ Sangat efektif
§ Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
§ Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
§ Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
- Keterbatasan :
§ Gangguan siklus haid
§ Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya § Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat
- Cara pemakaian :
§ Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil § Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
§ Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
§ Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari
d. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah implant di cabut, aman dipakai saat laktasi.
- Cara Kerja:
§ Lendir serviks menjadi kental
§ Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
§ Mengurangi transportasi sperma § Menekan ovulasi
- Keuntungan:
§ Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun) § Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan. § Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
§ Bebas pengaruh estrogen § Tidak mengganggu senggama § Tidak mengganggu produksi ASI
§ Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan - Keterbatasan:
§ Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
§ Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan. § Membutuhkan tindak pembedahan minor.
- Cara Pemakaian:
Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, pasca keguguran. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat. Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan). Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi pada luka insisi). Balutan penekan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari). Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar. Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila ada rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik. Setelah masa pemakaian habis, implan harus segera dilepas. e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang, haid menjadi lebih lama dan lebih banyak, pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular Seksual, ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.
- Cara Kerja :
§ Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi. § Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
§ Mencegah sperma dan ovum bertemu atau membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurang kemampuan sperma untuk fertilisasi
§ Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus - Keuntungan :
§ Efektifitas tinggi ( 0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama,
§ 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan ).
§ Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
§ Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
§ Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
§ Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
§ Dapat digunakan sampai menoupouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
§ Tidak ada interaksi dengan obat-obat. - Kerugian :
§ Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
§ Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
§ Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
§ Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-ganti pasangan.
- Cara Pemakaian :
§ Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil. § Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
§ Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode MAL.
§ Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
§ Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi § AKDR dipasang di dalam rahim.
§ Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan. § Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin
terutama setelah haid.
§ Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran cairan vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
§ Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas. - Evaluasi :
§ Ibu dapat menyebutkan macam-macam metode kontrasepsi untuk ibu menyusui.
§ Ibu dapat menyebutkan beberapa keuntungan pemakaian alat kontrasepsi.
§ Ibu dapat memilih atau menentukan metode kontrasepsi yang biasa cocok bagi dirinya
IV. Konseling Keluarga Berencana
Pada umumnya, klien pasca persalinan ingin menunda kehamilan berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi, atau tidak ingin tambahan anak lagi. Konseling tentang Keluarga Berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca persalinan. Anjuran bagi klien pasca persalinan antara lain:
a. Memberikan ASI Ekslusif (hanya memberi ASI saja) kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan. Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI, dengan pemberian ASI diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
b. Tidak menghentikan ASI untuk mulai suatu metode kontrasepsi c. ASI atau kesehatan bayi
V. Infertilitas Pasca Persalinan
a. Pada klien pasca persalinan yang tidak menyusui, masa infertilitas rata-rata berlangsung sekitar 6 minggu.
b. Pada klien pasca persalinan yang menyusui, masa infertilitasnya lebih lama. Namun, kembalinya kesuburan tidak dapat ditentukan.
VI. Saat Mulai Menggunakan Kontrasepsi
- Waktu mulai menggunakan kontrasepsi pasca persalinan tergantung dari status menyusui. Metode langsung dapat digunakan adalah :
a. Spermisida b. Kondom
VII. Perbedaan Klien Menyusui dan Tidak Menyusui
KLIEN MENYUSUI
a. Klien menyusui tidak memerlukan kontrasepsi pada 6 minggu pasca persalinan. Pada klien yang mengggunakan MAL waktu tersebut dapat sampai 6 bulan.
b. Jika klien menginginkan metode selain MAL, perlu didiskusikan efek samping metode kontrasepsi tersebut terhadap laktasi dan kesehatan bayi. c. Sebagai contoh, pil kombinasi dan suntikan kombinasi merupakan pilihan
terakhir. Pil kombinasi, juga dengan pil dosis rendah (30-35 mikrogram EE) akan mengurangi poduksi ASI, dan secara teoritis akan terpengaruh terhadpat pertumbuhan normal bayi pada 6-8 minggu pasca persalinan. Tunggu hingga 8-12 minggu pasca persalinan sebelum memulai pil kombinasi atau suntikan kombinasi.
KLIEN TIDAK MENYUSUI
a. Klien tidak menyusui umumnya akan mendapat haid kembali dalam 4-6 minggu pasca persalinan. Kurang lebih 1/3 nya berupa siklus ovulatoir. Oleh karena itu, kontrasepsi harus mulai pada waktu atau sebelum mulai hubungan seksual pertama pasca persalinan. Karena masalah pembekuan darah masih terdapat pada 2-3 minggu pasca persalinan, kontrasepsi kombinasi jangan dimulai sebelum 3 minggu pasca persalinan.
b. Sebaliknya, kontrasepsi progestin dapat segera dimulai pasca persalinan karena metode ini tidak meningkatkan risiko masalah pembekuan darah.
Metode Kontrasepsi Waktu pasca persalinan
Ciri-ciri khusus Catatan
MAL Mulai segera
pasca persalinan Efektifitas tinggi sampai 6 bulan pasca persalinan/belum dapat haid Manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi
Memberikan waktu untuk memilih metode kontrasepsi lain Harus benar-benar ASI ekslusif Efektifitas berkurang jika mulai suplementasi
Kontrasepsi kombinasi Jika menyusui, jangan dipakai sebelum 6-8 minggu pasca persalinan Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu-6 bulan pasca persalinan
Jika pakai MAL, tunda sampai 6 bulan Jika tidak menyusui dapat dimulai 3 minggu pasca persalinan Selama 6-8 minggu pasca persalinan, kontrasepsi kombinasi akan mengurangi ASI dan mempengaruhi tumbuh kembang bayi
Selama 3 minggu pasca persalinan, kontrasepsi kombinasi meningkatkan resiko masalah pembekuan darah
Jika klien tidak dapat haid dan sudah berhubungan seksual, mulailah kontrasepsi kombinasi setelah yakin tidak ada kehamilan Kontrasepsi kombinasi merupakan pilihan terkahir pada klien menyusui Dapat diberikan pada klien dengan riwayat pre eklampsia/hiper tensi dalam kehamilan Sesudah 3 minggu pasca persalinan, tidak meningkatkan resiko pembekuan darah Kontrasepsi progestin Sebelum 6 minggu pasca persalinan, klien menyusui jangan menggunakan kontrasepsi progestin Jika menggunakan MAL, kontrasepsi progestin dapat Selama 6 minggu pertama pasca persalinan, progestin mempengaruhi
tumbuh kembang bayi
Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Perdarahan ireguler dapat terjadi
ditunda sampai 6 bulan Jika tidak menyusui, dapat segera dimulai Jika tidak menyusui, lebih dari 6 minggu pasca persalinan, atau sudah dapat haid, kontrasepsi progestin dapat dimulai setelah yakin tidak ada kehamilan
AKDR Dapat dipasang
langsung pasca persalinan, sewaktu seksio sesarea, atau 48 jam pasca persalinan
Jika tidak, insersi ditunda sampai 4-6 minggu pasca persalinan
Jika laktasi atau haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin
tidak ada
kehamilan
Tidak ada pengaruh terhadap ASI
Efek samping lebih sedikit pada klien yang menyusui Insersi post plasental memerlukan petugas terlatih khusus Konseling perlu dilakukan sewaktu asuhan antenatal Angka pencabutan AKDR tahun pertama lebih tinggi pada klien menyusui
Ekspulsi spontan lebih tinggi pada pemasangan pasca plasental Sesudah 4-6 minggu pasca persalinan ternik sama dengan pemasangan waktu interval Kondom/spermisida Dapat digunakan
setiap saat pasca persalinan
Tak ada pengaruh terhadap laktasi
Sebagai cara sementara sambil memilih metode lain
Sebaiknya pakai kondom yang diberi pelicin
Diafragma Sebaiknya tunggu sampai 6 minggu pasca persalinan
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi Perlu pemeriksaan dalam oleh petugas Penggunaan spermisida membantu mengatasi masalah keringnya vagina KB alamiah Tidak dianjurkan
sampai siklus haid kembali teratur
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi
Lendir serviks tidak keluar seperti haid reguler lagi
Suhu basal tubuh kurang akurat jika klien sering terbangun waktu malam untuk menyusui Koitus
interuptus/abstinensia
Dapat digunakan tiap waktu
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau tumbuh kembang bayi
Abstinensi 100% efektif Beberapa pasangan tidak sanggung abstinensi Perlu konseling Kontrasepsi mantap : Tubektomi Dapat dilakukan dalam waktu 48 jam pasca persalinan Jika tidak, tunggu sampai 6 minggu pasca persalinan
Tidak ada pengaruh terhadap laktasi atau tumbuh kembang bayi
Minilaparotomi pasca persalinan paling mudah dilakukan dalam waktu 48 jam pasca persalinan Perlu anastesi lokal Konseling sudah harus dilakukan sewaktu asuhan antenatal
Vasektomi Dapat dilakukan setiap saat
Tidak segera efektif karena perlu paling sedikit 20 ejakulasi sampai benar-benar steril
Merupakan salah satu cara KB untuk pria
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Saifuddin. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
8. Kriteria evaluasi
a. Kriteria struktur
- Audience / peserta penyuluhan datang dan berkumpul di Puskesmas Sidotopo Wetan dan siap untuk mengikuti kegiatan.
- Tim pelaksana siap baik alat maupun kelengkapan lainnya, sehingga kegiatan penyuluhan dapat segera dimulai pada jam 08.00 wib
- Jumlah audience ± 15 orang b. Kriteria proses
- Audience / peserta penyuluhan dengan tenang dan tertib memperhatikan serta mendengarkan penyampaian materi
- Suara pemateri dapat didengar jelas dan dipahami oleh Audience / peserta penyuluhan.
- Ada umpan balik dari Audience / peserta penyuluhan terhadap materi yang disampaikan, terbukti dengan adanya pertanyaan di akhir penyajian
c. Kriteria hasil
- Seluruh materi tersampaikan
- Audience / peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri.
LEMBAR PENGESAHAN
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang “KB Pasca Persalinan” di Puskesmas Sidotopo Wetan, telah diperiksa, disetujui, dan dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2014.
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Program Studi Pendidikan Bidan
Pembimbing Akademik
Dwi Purwanti, S.Kep, S.ST, M.Kes
Puskesmas Sidotopo Wetan Pembimbing Klinik