• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

I

2 .

BUPATI MOJOKERTO

PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 30 TAHUN 2011

TENTANG

PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO,

Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 12 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto, perlu menjabarkan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat ll Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 2730);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4389);

(2)

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2404 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik fndonesia Nomor 484il;

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4741);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik fndonesia Nomor a828);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 f ahun 2008 tentang Pendanaan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829)',

10. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah,

l3.Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 12 Tahun 2010 Organisasi dan Tata Kerja Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 2);

(3)

3

-M E -M U T U S K A N :

MenetapKan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENJABARAN

TUGAS PoKoK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO.

BAB I

KETENTUAN UMUM pasal I

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Mojokerto.

2' Pemerintahan Daerah, adarah pemerintahan

Daerah Kabupaten Mojokerto.

3. Pemerintah Daerah, adarah pemerintah Kabupaten Mojokerto. 4. Bupati, adalah Bupati Mojokerto.

5. sekretaris Daerah, adalah sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto. 6' Badan Penanggurangan Bencana Daerah, adarah Badan

Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto.

7. Kepala Badan, adarah Kepara Badan penanggurangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto.

8. Kepala peraksana, adarah Kepara peraksana Badan Penanggurangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto.

9. Eselon, adalah tingkatan jabatan struktural.

l0.Jabatan Fungsionar, adarah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak seorang pegawai Negeri sipil dalam rangka menjarankan tugas pokok dan fungsi keahrian dan ketrampilan untuk mencapai tujuan organisasi.

11. Bencana, adarah peristiwa atau rangkaian yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, kerusakan ringkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

(4)

l2.Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

l3.Kegiatan Pencegahan Bencana adalah serangkaian kegiatan yang difakukan sebagai upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.

14. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

l5.Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

l6.Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana.

'17. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang mewadahi pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.

lS.Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

l9.Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan bencana.

20. Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan prasarana dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi.

(5)

5

-2l.Pencegahan Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.

22. Resiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa, terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat.

23.Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat.

24. Pengungsi adalah orang atau kelompok orang yang terpaksa atau dipaksa keluar dari tempat tinggalnya untuk jangka waktu yang belum pasti sebagai akibat dampak buruk bencana.

25. Korban Bencana adalah orang atau sekelompok orang yang menderita atau meninggal dunia akibat bencana.

BAB II

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Pasal 2

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, mempunyai kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 12 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto.

Bagian Kesatu KEPALA BADAN

Pasal 3

Kepala Badan mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyusun kebijakan, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah'

(6)

Bagian Kedua UNSUR PENGARAH

Pasal 4

(1) Unsur Pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala Badan dalam rangka penyerenggaraan penanggulangan bencana.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unsur Pengarah mempunyai fungsi :

a. menyusun konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana daerah;

b. memantau; dan

c. mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

(3) Keanggotaan unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih melalui uji kepatutan yang dilakukan oleh Dewan perwakilan Rakyat Daerah.

Bagian Ketiga UNSUR PELAKSANA

Pasal 5

(1) Unsur Pelaksana BPBD mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi :

a. prabencana;

b. saat tanggap darurat; dan c. pascabencana.

(2) Unsur Pelaksana BPBD menyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian;

b. pengkomandoan; dan c. pelaksana.

(7)

7

-paragraf Kesatu KEPALA PELAKSANA

pasal 6 (1) Kepara peraksana

mempunyai tugas memimpin pefaksanaan penanggurangan bencana

yang meriputi prabencana, saat tanggap darurat dan pascabencana serta menjarankan

tugas dan fungsi Kepala BpBD sehari_hari.

(2) Daram meraksanakan tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Kepala pefaksana mempunyai

fungsi :

a. penyelenggaraan administrasi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;

b' pemberian dukungan teknis, administratif dan operasional pelaksanaan penanggulangan

bencana:

c. pengkoordinasian pefaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,

terpadu dan menyefuruh; d' perumusan kebijakan penanggufangan

bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak

cepat, tepat, efektif dan efisien; e' pelaksanaan tugas-tugas

kedinasan rain yang diberikan ofeh Kepala Badan.

paragraf Kedua SEKRETARIAT

pasal 7

(1) Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, mefaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendafikan

kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan,

kerumahtanggaan, penyusunan program' keuangan, hubungan

masyarakat (humas) dan protokor. (2) Datam mefaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi

:

a . b . c . d .

pengefofaan dan perayanan

administrasi umum: pengelofaan administrasi

kepegawaian : pengelolaan administrasi

keuangan; pengeloaan administrasi perlengkapan;

(8)

f.

pengelolaan urusan rumah tangga, hubungan masyarakat dan protokol;

pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas seksi; pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas;

pelaksanaan monitoring dan evaluasi;

pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana.

Paragraf Ketiga

SEKSI PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN

Pasal I

(1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada prabencana serta pengurangan resiko bencana.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyaifungsi :

a. perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada prabencana serta pengurangan resiko bencana;

b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada prabencana serta pengurangan resiko bencana:

c. pelaksanaan kerjasama dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada prabencana serta pengurangan resiko bencana;

d. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan pemberdayaan masyarakat pada prabencana serta pengurangan resiko bencana:

e .

g . h . i .

(9)

9

-pendidikan, pelatihan dasar, lanjutan, teknis, simulasi dan gladi; pelaksanaan tugas-tugas kedinasan 'lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana.

Paragraf Keempat

SEKSI KEDARURATAN DAN LOGISTIK

Pasal 9

(1) Seksi Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kedaruratan dan Logistik, mempunyaifungsi :

a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;

b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;

c. Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat;

d. pelaksanaan kerja sama di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;

e. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;

f. pelaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana.

e .

(10)

Paragraf Kelima

SEKSI REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

Pasal 10

(1) Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan keb'rjakan penanggulangan bencana pada pascabencana.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;

b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;

c. pelaksanaan kerja sama dengan instansi atau lembaga terkait di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;

d. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;

e. pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Pelaksana.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 11

(1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

(2) Kelompok jabatan fungsional terdiri atas sejumlah pegawai dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

(3) Kelompok jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(11)

1 1

BAB IV

KETENTUAN LAIN-IAIN Pasal 12

( 1 ) D a l a m h a l d i a n g g a p p e r l u , K e p a l a P e l a k s a n a d a p a t m e m b e n t u k Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.

(2) Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab langsung kepada Kepala Pelaksana.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 23 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto (Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 Nomor 29) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Bupati ini.

Pasal 14

(12)

/

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto

pada

tangsal

tl hn*a*

ao \

Diundangkan di Mojokerto

pada

tanssal

t7

\1AN d\

fu,lu

PIt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO,

BERITA DAE KABUPATEN IIOJOKERTO AHUN 2011 NOTUOR %

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga diperkuat pada penelitian Ali (2012) yang menunjukkan bahwa kemampuan komunkasi matematika siswa dengan strategi The Power of Two lebih baik

Selama proses persalinan di Rs Arofah terdapat penyulit yaitu selama kala I kontraksi tidak teratur dan lemah sehingga dilakukan Oksitosin Drip dan pada saat proses

(3) Persetujuan Prinsip dan Izin Tetap bagi Perusahaan Kawasan Industri yang penanaman modalnya dilakukan dalam rangka Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Dalam tingkatan ini, tipe sistem yang digunakan dinamakan sistem pendukung bagi eksekutif (ESS) atau seringkali disebut dengan Sistem Informasi Eksekutif (EIS), yaitu sistem

P.6/ Menhut-I I / 2007 tentang Rencana Kerja, Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam Pada Hutan

Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 beserta perubahannya dan mengacu kepada Dokumen Pengadaan serta berdasarkan Berita Acara

Unduh audio pelajaran gratis di NHK

Moreover, some really funny things can turn into dreams for someone, like having a bath full of macaroni (as it was described in one movie), and a person will live the entire life