• Tidak ada hasil yang ditemukan

E Dir 0003 Tahun 2016, Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan NKO Direktorat, Unit & Anak Perusahaan Xxx E Dir 08 Th 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E Dir 0003 Tahun 2016, Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan NKO Direktorat, Unit & Anak Perusahaan Xxx E Dir 08 Th 2015"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DESKRIPSI DAN FORMULA KPI UNIT a. FOKUS PELANGGAN

1. Rasio Elektrifikasi PLN

 Deskripsi : Indikator yang mengukur jumlah rumah tangga yang sudah mendapatkan listrik

PLN dibandingkan jumlah total rumah tangga Republik Indonesia

 Formula :

     

    



 Keterangan :

a. Jumlah pelanggan rumah tangga PLN adalah pelanggan PLN dengan tarif R dan S1. b. Jumlah total rumah tangga merupakan jumlah rumah tangga yang didapatkan dari data

Proyeksi Penduduk Tahun 2010-2035 dibagi dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

2. Penambahan Pelanggan

 Deskripsi : Delta pelanggan suatu periode terhadap tahun sebelumnya, yang meliputi

pelanggan pasca bayar dan pelanggan pra bayar

 Formula :

        

 Keterangan :

a. Jumlah pelanggan tahun berjalan merupakan jumlah pelanggan prabayar dan non-prabayar periode berjalan.

b. Jumlah pelanggan tahun sebelumnya merupakan jumlah pelanggan prabayar dan non-prabayar sampai dengan akhir bulan Desember tahun sebelumnya

 Satuan : Pelanggan

 Jenis KPI : Polaritas positif

3. R ecovery Time

 Deskripsi : Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan di JTM dan

Gardu Distribusi dimulai sejak padam sampai dengan penyelesaian gangguan (pelanggan dapat menyala kembali)

 Formula :

 ∑         



dimana i merupakan jumlah gangguan JTM dan Gardu Distribusi.

 Satuan : Menit

 Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Kecepatan Pelayanan Pasang Baru

 Deskripsi : Lama waktu rata - rata pelayanan untuk pasang baru tanpa perluasan JTM dan

JTR (hanya membutuhkan SR dan APP)

  Formula:

 ∑         



dimana i merupakan jumlah pasang baru tanpa perluasan JTM dan JTR

 Keterangan :

Perhitungan lama waktu pasang baru dimulai sejak pelanggan membayar biaya penyambungan sampai dengan tanggal PDL (Peremajaan Data Langganan).

(7)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

5. Implementasi Aplikasi SAIDI-SAIFI

  Deskripsi : Penggunaan aplikasi untuk menghitung kinerja SAIDI-SAIFI yang

diimplementasikan keseluruh unit yang diukur dari waktu selesainya implementasi aplikasi SAIDI-SAIFI yang ditandai dengan keluarnya laporan SAIDI-SAIFI dari aplikasi.

 Formula :

     

 Keterangan :

1. Aplikasi SAIDI-SAIFI yang digunakan adalah aplikasi APKT SAIDI-SAIFI yang dikembangkan oleh DIV-STI dan digunakan diseluruh unit dan nasional.

2. Apabila sampai dengan akhir periode pelaporan belum terimplementasikan 100 % maka pencapaian sebesar 0 %.

 Satuan : Waktu

 Jenis KPI : Polaritas negatif

6. Kepuasan Pelanggan

 Deskripsi : Hasil survey kepuasan pelanggan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Latihan

terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan dalam suatu periode

 Formula :

     

 Keterangan :

a. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan untuk Unit Transmisi dilakukan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Latihan yang dilakukan pada akhir Triwulan 2 dan akhir Triwulan 4 tahun berjalan.

b. Fokus Pengukuran, dilakukan pada 3 aspek yaitu : 1. Aspek SDM

2. Aspek Legal 3. Aspek Teknis

c. Kriteria yang diukur, meliputi :

1. Kualitas Pelayanan yang dirasakan Pelanggan 2. Tingkat Kepentingan Layanan

3. Harapan Pelanggan

d. Responden yang disurvei terdiri dari Manajer dan Pelaksana yang meliputi unit : 1. Pusat Pengatur Beban

2. Distribusi

e. Formula Nilai Kepuasan Pelanggan diukur dengan menggunakan formula : (Mutu Layanan Rata-rata)/Harapan x 100%

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

7. SAIDI Transmisi

 Deskripsi : Rata-rata lama padam per Delivery Point  dalam suatu periode  Formula :

       

  

 Keterangan :

a. Delivery Point   adalah titik transaksi antara P3B/Unit Transmisi dengan PLN Distribusi/Wilayah yang terdiri dari Cubicle incoming   trafo distribusi dan titik suplai konsumen tegangan tinggi (KTT).

(8)

b. Lama padam pada delivery point   adalah lama pemadaman yang terjadi pada titik transaksi baik itu pemadaman akibat gangguan, pemeliharaan (yang dilakukan oleh P3B/ Unit Transmisi (UT)/Area Penyaluran dan Pengatur Beban(AP2B)/Area Pengatur Distribusi dan Penyaluran Sistem(APDP), termasuk juga karena load shedding   (UFR, OLS, MLS, dll) atau gangguan sistem. Dihitung sejak pemadaman terjadi hingga normal kembali. Apabila pemulihan dilakukan dengan trafo lain, dianggap normal bila suplai daya tersedia Minimum 50 % dari beban semula, dikonfirmasi dengan Laporan Gangguan. c. Total Delivery Point  adalah Jumlah seluruh Delivery Point  yang sudah ada pada tanggal

01 Januari tahun berjalan.

d. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming  trafo trip, dihitung sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing dengan rincian sbb :

i. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming   20 kV padam, untuk P3B Sumatera diperhitungkan dalam SAIDI transmisi, sedangkan untuk Unit Transmisi dihitung kalau hal tersebut merupakan tanggung jawab Unit Transmisi (tergantung hasil investigasi bersama dengan Distribusi yang dinyatakan dalam berita acara).

ii. Gangguan penyulang yang mengakibatkan sisi 150 kV padam, diperhitungkan dalam SAIDI transmisi.

iii. Pemadaman akibat permintaan distribusi/wilayah tidak dihitung dalam SAIDI transmisi

iv. Pemadaman yang disebabkan oleh Trafo overload  akibat pembebanan oleh PLN Distribusi/Wilayah tidak dihitung dalam SAIDI transmisi

v. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungan sebagai gangguan

 Satuan : Menit / Delivery Point   Jenis KPI : Polaritas negatif

8. SAIFI Transmisi

 Deskripsi : Rata-rata kali padam per Delivery Point  dalam suatu periode  Formula :

       

  

 Keterangan :

a. Delivery Point   adalah titik transaksi antara P3B/Unit Transmisi dengan PLN Distribusi/Wilayah yang terdiri dari Cubicle incoming   trafo distribusi dan titik suplai konsumen tegangan tinggi (KTT).

b. Kali padam pada delivery point   adalah kali pemadaman yang terjadi pada titik transaksi baik itu pemadaman akibat gangguan, pemeliharaan (yang dilakukan oleh P3B/UT/AP2B/APDP), termasuk juga karena load shedding   (UFR, OLS, MLS, dll) atau gangguan sistem.

c. Total Delivery Point  adalah Jumlah seluruh Delivery Point  yang sudah ada pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.

d. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming  trafo trip, dihitung sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing dengan rincian sbb :

i. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming   20 kV padam, untuk P3B Sumatera diperhitungkan dalam SAIFI transmisi, sedangkan untuk Unit Transmisi dihitung kalau hal tersebut merupakan tanggung jawab Unit Transmisi (tergantung hasil investigasi bersama dengan Distribusi yang dinyatakan dalam berita acara).

ii. Gangguan penyulang yang mengakibatkan sisi 150 kV padam, diperhitungkan dalam SAIFI transmisi.

iii. Pemadaman akibat permintaan distribusi/wilayah tidak dihitung dalam SAIFI transmisi

iv. Pemadaman yang disebabkan oleh Trafo overload  akibat pembebanan oleh PLN Distribusi/Wilayah tidak dihitung dalam SAIFI transmisi

v. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungan sebagai gangguan.

 Satuan : Kali / Delivery Point   Jenis KPI : Polaritas negatif

(9)

9. Penyelesaian Proyek GI

 Deskripsi : Jumlah kapasitas MVA Gardu Induk yang sudah beroperasi yang ditandai dengan

diterbitkannya Rekomendasi Layak Bertegangan (RLB) atau Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada suatu periode.

 Formula :

          

 Satuan : MVA

 Jenis KPI : Polaritas positif

10. Penyelesaian Proyek Transmisi

 Deskripsi : Jumlah panjang Transmisi yang sudah beroperasi yang ditandai dengan

diterbitkannya Rekomendasi Layak Bertegangan (RLB) atau Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada suatu periode.

 Formula :

         

 Satuan : kms

 Jenis KPI : Polaritas positif

11. Pemasangan Kapasitor

 Deskripsi : Jumlah kapasitas MVAR Kapasitor yang sudah beroperasi pada suatu periode.  Formula :

       

 Satuan : MVAR

 Jenis KPI : Polaritas positif

12. Ekskursi Mutu Tegangan

 Deskripsi : Persentase jumlah GI yang realisasi tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari

tegangan nominalnya dalam suatu periode

 Formula :

           

   



 Keterangan :

a. Tegangan yang diukur adalah tegangan busbar  GI.

b. Perhitungan jumlah GI yang tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal didasarkan pada seluruh GI yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan termasuk GI baru atau dalam masa garansi.

c. Suatu GI dikatakan memiliki tegangan melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal  jika dalam waktu lebih dari 1 jam suatu GI berada dalam tegangan yang melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal atau jika telah mengalami 4 kali kejadian tegangan GI melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

13. Ekskursi Mutu Frekuensi

 Deskripsi : Jumlah perubahan frekuensi yang terjadi pada jaringan transmisi yang melebihi

batas ±1% dari frekuensi nominalnya selama satu jam atau lebih dalam suatu periode

 Formula :

           

 Keterangan :

a. Frekuensi nominal ditetapkan sebesar 50 Hz.

b. Suatu jaringan transmisi dikatakan terjadi ekskursi frekuensi jika perubahan frekuensi yang melebihi batas ±1% dari batas nominal terjadi selama lebih dari 1 jam.

(10)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

14. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan

 Deskripsi : Rasio penugasan yang dapat diselesaikan secara tepat waktu terhadap seluruh

penugasan yang diterima suatu periode

 Formula :

       

    

 Keterangan (untuk Pusenlis, Puslitbang, Pusharlis, dan Pusertif) :

a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

b. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori

Awal Real Akhir

Tepat waktu

Awal Akhir/Real

Tepat waktu

Awal Akhir Real

Tidak tepat waktu

Awal Akhir Est Real

Tidak tepat waktu

Awal Akhir Real

Tidak tepat waktu

Awal Real Akhir

Tepat waktu

Awal Akhir/Real

Tepat waktu

Awal Akhir Real

Tidak tepat waktu

Awal Akhir Est Real

Tidak tepat waktu

Awal Real Akhir

Tepat Waktu

Awal Akhir/Est Real Tepat waktu (jika

realisasi progress sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

Awal Akhir/Est Real Tepat waktu (jika

realisasi progress sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

Catatan :

- Awal = tanggal penugasan

- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan - Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan

- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan

c. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori “Tepat waktu” sesuai tabel butir b).

d. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori “Tepat waktu” maupun kategori “Tidak tepat waktu” sesuai tabel butir b).

e. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum yang

(11)

disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, maka target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada rencana progres penyelesaian penugasan.

f. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung sebagai 1 penugasan.

g. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target waktu penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana penugasan melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada Pihak Pemberi Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan. h. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan

ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik) yang tidak memiliki Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, maka tanggal penyelesaian dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.

i. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, dinyatakan selesai apabila realisasi progres penyelesaian penugasan pada tahun berjalan sesuai atau lebih cepat dari rencana progres penyelesaian penugasannya.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

15. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan Pembangkit

 Deskripsi : Rasio penugasan pembangkit yang dapat diselesaikan secara tepat waktu

terhadap seluruh penugasan pembangkit yang direncanakan di suatu periode.

 Formula :

       

     

 Keterangan :

a. Perhitungan jumlah penugasan pembangkit didasarkan pada seluruh penugasan supervisi/manajemen konstruksi pembangkit baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

b. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi pada aplikasi SAP.

c. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi / laporan akhir yang harus diselesaikan pada periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.

d. Target waktu penyelesaian laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan berjalan, Laporan dengan periode selain bulanan disesuaikan dengan surat penugasan yang diterima.

 Satuan : % (Persen)

(12)

16. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan T ransmisi dan Gardu Induk

 Deskripsi : Rasio penugasan Transmisi dan Gardu Induk yang dapat diselesaikan secara

tepat waktu terhadap seluruh penugasan Transmisi dan Gardu Induk yang direncanakan di suatu periode.

 Formula :

          

       

  Keterangan:

a. Perhitungan jumlah penugasan Transmisi dan Gardu Induk didasarkan pada seluruh penugasan supervisi/manajemen konstruksi Transmisi dan Gardu Induk baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

b. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi pada aplikasi SAP.

c. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi / laporan akhir yang harus diselesaikan pada periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.

d. Target waktu penyelesaian laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan berjalan, Laporan dengan periode selain bulanan disesuaikan dengan surat penugasan yang diterima.

 Satuan : % (Persen)

 Jenis KPI : Polaritas posistif

17. Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan Lainnya

 Deskripsi : Rasio penugasan lainnya yang dapat diselesaikan secara tepat waktu terhadap

seluruh penugasan lainnya yang direncanakan di suatu periode.

 Formula :

        

     

  Keterangan:

a. Penugasan lainnya yaitu penugasan diuar penugasan supervisi/manajemen konstruksi proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk antara lain meliputi: supervisi/manajemen konstruksi proyek Distribusi, Sarana & Prasarana, pendampingan inventarisasi lahan & ROW, supervisi overhaul pemangkit, dan lainnya.

b. Perhitungan jumlah penugasan lainnya didasarkan pada seluruh penugasan lainnya yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

c. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi pada aplikasi SAP.

d. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi / laporan akhir yang harus diselesaikan pada periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.

e. Target waktu penyelesaian laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan berjalan, Laporan dengan periode selain bulanan disesuaikan dengan surat penugasan yang diterima.

 Satuan : % (Persen)

 Jenis KPI : Polaritas Positif

18. Rasio Penyelesaian Penugasan

 Deskripsi : Rasio penugasan yang dapat diselesaikan terhadap seluruh penugasan yang

diterima suatu periode

(13)

     

       

 Keterangan (untuk Pusenlis) :

a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.

b. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori

 Awal Real Akhir

Dapat diselesaikan

 Awal Akhir/Real

Dapat diselesaikan

 Awal Akhir Real

Dapat diselesaikan

 Awal Akhir Est Real

Tidak dapat diselesaikan

 Awal Akhir Real

Tidak dapat diselesaikan  Awal Real Akhir

Dapat diselesaikan  Awal Akhir/Real

Dapat diselesaikan  Awal Akhir Real

Dapat diselesaikan  Awal Akhir Est Real

Tidak dapat diselesaikan

 Awal Real Akhir

Dapat diselesaikan  Awal Akhir/Est Real Dapat diselesaikan (jika

realisasi progres sesuai/lebih cepat dari rencana progress)

 Awal Akhir/Est Real Dapat diselesaikan (jika

realisasi progres sesuai/lebih cepat dari rencana progress) Catatan :

- Awal = tanggal penugasan

- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan - Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan

- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan

c. Jumlah penugasan yang diselesaikan merupakan total jumlah penugasan dengan kategori “Dapat diselesaikan” sesuai tabel butir b).

d. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori “Dapat diselesaikan” maupun kategori “Tidak dapat diselesaikan” sesuai tabel butir b). e. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian

penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum yang disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, maka target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada rencana progres penyelesaian penugasan.

f. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung sebagai 1 penugasan.

g. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target waktu penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana penugasan

(14)

melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada Pihak Pemberi Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan. h. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan

ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik) yang tidak memiliki Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, maka tanggal penyelesaian dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.

i. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah tahun berjalan, dinyatakan selesai apabila realisasi progres penyelesaian penugasan pada tahun berjalan sesuai atau lebih cepat dari rencana progres penyelesaian penugasannya.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

19. Waktu Penyelesaian Penerbitan A cceptance Tes t  Produk MDU (Material Distribusi Utama)

 Deskripsi : Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penerbitan Laporan

 Acceptance Test  pada setiap penugasan dalam suatu periode

 Formula :

      

 Keterangan :

a. Perhitungan awal waktu pengujian terhitung sejak tanggal Perjanjian Penugasan kepada Puslitbang. Sedangkan perhitungan akhir terhitung sejak tanggal selesai pengesahan laporan teknik oleh Puslitbang.

b. Penugasan yang dihitung adalah penugasan untuk produk baru tidak termasuk perpanjangan Jumlah hari yang diperhitungkan adalah hari kalender

c. Jumlah hari yang diperhitungkan adalah hari kalender

 Satuan : hari

 Jenis KPI : Polaritas negatif

20. Peningkatan Kinerja Unit

 Deskripsi : mengukur kemampuan PLN Udiklat untuk menjadi problem solution atas masalah

yang dihadapi oleh Unit Operasional (setingkat Subunit Pelaksana) dengan melakukan pendampingan kegiatan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kinerja Unit tersebut

 Formula :

          

      

 Satuan : Subunit Pelaksana  Jenis KPI : Polaritas positif

21. Pelaksanaan Pembelajaran Hasil LNA, IKA, dan IKS

 Deskripsi : Jumlah pembelajaran hasil LNA (Learning Need Analysis), IKA (Identifikasi

Kebutuhan Asesmen, IKS (Identifikasi Kebutuhan Sertifikasi) yang terlaksana pada periode berjalan.

 Formula :

        

         

 Satuan : % (persen)

(15)

22. Kualitas Penyusunan Materi Baru/Revisi

 Deskripsi : Pengukuran maturity  level   atas proses penyusunan materi baru/revisi terkait

pelaksanaan pembelajaran di PUSDIKLAT.

 Formula :

     

 Satuan : Level

 Jenis KPI : Polaritas positif

 23. Outc ome Leaders hip Pr og ram

 Deskripsi : Peningkatan hasil pembelajaran program kepemimpinan yang diukur dari hasil

assessment  multirater level leadership code  sesudah pembelajaran dikurangi dengan hasil assessment  multirater level leadership code  sebelum pembelajaran pada pembelajaran penjenjangan

 Formula :

          

 Satuan : Score

 Jenis KPI : Polaritas positif

24.Outcome Diklat Prajabatan

 Deskripsi : Tingkat kepuasan hasil diklat prajabatan yang diukur dari hasil survey kepuasan

manajemen Unit terhadap kualitas pegawai baru

 Formula :

         

 Keterangan :

a. Indikator diukur dengan menggunakan survey yang diadakan setiap 3 (tiga) bulan sekali b. Survey ini ditujukan kepada manajemen unit (atasan dari pegawai baru yang ditempatkan

di unit operasional) setelah 6 (enam) bulan pengangkatan (sesuai tanggal SK Pengangkatan Pegawai).

c. Survey terdiri dari pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka yang harus diisi oleh manajemen unit (atasan dari pegawai baru yang ditempatkan di unit operasional)

d. Dilakukan dengan cara random sampling (sampling secara random di masing-masing unit penempatan setingkat Kantor Induk) dengan masing-masing 5 orang atasan.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

25. Kepuasan Pelanggan

 Deskripsi : Hasil survey kepuasan pelanggan oleh surveyor independen atau Unit Pusat

Pendidikan dan Latihan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan dalam suatu periode

 Formula :

ilai hasil surey kepuasan pelanggan  Keterangan :

a. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan untuk Unit Wilayah dan Distribusi ditentukan oleh Divisi Niaga PLN Kantor Pusat, yang dilakukan pada tahun berjalan, sedangkan untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi pelaksanaan survey kepuasan pelanggan dilakukan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Latihan yang dilakukan pada akhir Triwulan 2 dan akhir Triwulan 4 tahun berjalan. Untuk Anak Perusahaan pelaksanaan survey kepuasan pelanggan dilakukan oleh surveyor independen yang ditunjuk oleh masing-masing Anak Perusahaan.

b. Untuk mencapai nilai kepuasan pelanggan yang ditargetkan, setiap Unit dan Anak Perusahan harus menyusun kegiatan-kegiatan triwulanan, yang disetujui oleh Direktur Pembina selambat-lambatnya akhir bulan Maret tahun berjalan. Setiap kegiatan dibuat tabel rencana pelaksanaannya secara kumulatif, dan dimonitor hasil pelaksanaannya setiap triwulan, serta dihitung prosentase pencapaian dari setiap kegiatan dengan cara membandingkan realisasi kegiatan terhadap rencana kegiatan.

(16)

c. Untuk Unit Wilayah dan Distribusi pada periode Triwulan 1, Triwulan 2 dan Triwulan 3, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan rata-rata prosentase pencapaian setiap kegiatan (setiap kegiatan memiliki prosentase pencapaian maksimal 100%). Sedangkan untuk Triwulan 4, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan. d. Untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi pada periode Triwulan 1 dan Triwulan 3, nilai

Kepuasan Pelanggan berdasarkan rata-rata prosentase pencapaian setiap kegiatan (setiap kegiatan memiliki prosentase pencapaian maksimal 100%). Sedangkan untuk Triwulan 2 dan Triwulan 4, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan.

Contoh :

Suatu unit wilayah untuk mencapai nilai kepuasan pelanggan yang ditargetkan, melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Dari hasil monitoring pelasanaan kegiatan tersebut di atas, terlihat bahwa nilai Kepuasan Pelanggan bulan Triwulan 3 adalah 73,5%.

 Satuan : %

 Jenis KPI : Polaritas positif

26. SAIDI

 Deskripsi : Rata-rata lama padam per pelanggan dalam suatu periode  Formula :

∑      



   

dimana i merupakan jumlah terjadinya pemadaman

 Keterangan :

a. Perhitungan SAIDI dan SAIFI mencakup seluruh pemadaman di sisi pembangkit, transmisi dan distribusi (sesuai dengan batas kewenangan unit masing-masing), baik Pemadaman karena Gangguan maupun karena Pemadaman Terencana.

b. Perhitungan realisasi SAIDI dan SAIFI mengacu kepada Edaran Direksi atau ketentuan yang berlaku.

 Satuan : menit / pelanggan  Jenis KPI : Polaritas negatif

27. SAIFI

 Deskripsi : Rata-rata kali padam per pelanggan dalam suatu periode  Formula :

∑      



   

dimana i merupakan jumlah terjadinya pemadaman

 Keterangan : (sesuai keterangan indikator KPI Unit I.4 SAIDI)  Satuan : kali / pelanggan

(17)

b. EFEKTIFITAS PRODUK DAN PROSES 1. Penjualan Energi Total

 Deskripsi : Penjualan Energi Listrik Total pada suatu periode tertentu  Formula :

     

 Keterangan :

kWh penjualan tahun berjalan merupakan kWh penjualan energi listrik akumulasi suatu periode tertentu yang didapatkan dari laporan penjualan 309.

 Satuan : TWh

 Jenis KPI : Polaritas positif

2. Penjualan Energi Pelanggan Industri

 Deskripsi : Penjualan Energi listrik pada kelompok pelanggan industri pada suatu periode

tertentu

 Formula :

        

 Keterangan :

kWh penjualan pelanggan industri tahun berjalan merupakan kWh penjualan pelanggan industri akumulasi suatu periode tertentu yang didapatkan dari laporan penjualan 309.

 Satuan : TWh

 Jenis KPI : Polaritas positif

3. Pengendalian Biaya Pembangkit Sewa (BBM)

 Deskripsi : Biaya yang dikeluarkan untuk sewa pembangkit yang berbahan bakar minyak

(BBM) dalam suatu periode.

 Formula :

      

 Keterangan : untuk biaya pembangkit sewa adalah biaya sewa yang dikeluarkan pada

periode berjalan sesuai dengan laporan keuangan.

 Satuan : Rp Milyar

 Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Susut Distribusi tanpa I-4

 Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan distribusi terhadap kWH siap salur

ke Distribusi tanpa I4 dalam satu periode

 Formula :

      

    

 

 Keterangan :

a. kWh siap salur ke distribusi merupakan kWh siap salur tanpa I-4 b. PSSD merupakan kWh Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi c. kWh jual merupakan kWh penjualan tanpa I-4

 Satuan : % (persen)

(18)

5. Susut Jaringan

 Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan terhadap kWH siap salur dalam

suatu periode

 Formula :

          

  

 

 Keterangan :

a. kWh siap salur merupakan kWh siap salur transmisi

b. kWh pemakaian sendiri merupakan kWh pemakaian sendiri Sistem Distribusi + kWh pemakaian sendiri Gardu Induk

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

6. Gangguan Penyulang per 100 kms

 Deskripsi : Jumlah rata-rata gangguan penyulang setiap 100 kms penyulang yang

menyebabkan pemadaman, baik gangguan permanen maupun temporer pada suatu periode

 Formula :

     

      

 Keterangan :

a. Gangguan permanen adalah gangguan yang durasinya lebih dari 5 menit

b. Gangguan temporer adalah gangguan yang durasinya kurang dari atau sama dengan 5 menit

c. Gangguan penyulang adalah gangguan yang mengakibatkan tripnya PMT penyulang pada Gardu Induk / Gardu Hubung.

 Satuan : kali / 100 kms  Jenis KPI : Polaritas negatif

7. Rasio Kerusakan Trafo Distribusi

 Deskripsi : Rasio jumlah trafo yang rusak terhadap jumlah trafo beroperasi pada suatu

periode

 Formula :

     

      

 Keterangan :

a. Perhitungan jumlah unit trafo yang rusak didasarkan pada jumlah unit trafo beroperasi yang mengalami kerusakan/gangguan yang mengakibatkan pemadaman, sehingga memerlukan penggantian trafo.

b. Jumlah unit trafo beroperasi merupakan jumlah unit trafo milik PLN yang beroperasi sampai dengan periode berjalan.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

8. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate)

 Deskripsi : Persentase jam gangguan dan jam derating  yang tidak direncanakan terhadap

 jumlah jam pelayanan pembangkit dalam satu periode (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi)

(19)

∑  



∑  



 

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

 Keterangan :

a. FOH (Force Outage Hours) jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan Unplanned  (Forced ) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).

Keterangan :

i. U1 (Unplanned  (Forced ) Outage) - Immediate  adalah outage  yang memerlukan keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi, RSH atau status outage  lainnya. Jenis outage  ini diakibatkan oleh kontrol mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator sebagai respon atas alarm/kondisi unit.

ii. U2 (Unplanned  (Forced ) Outage) - Delayed   adalah outage yang tidak memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat ditunda paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan beban bertahap.

iii. U3 (Unplanned  (Forced ) Outage) - Postponed  adalah outage yang dapat ditunda lebih dari enam jam. Outage  jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan.

iv. Start Up Failure adalah outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu sinkron dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau RSH.

b. EFDH (Equivalent Force Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating   secara paksa (forced derating : D1, D2, D3) dengan besar penurunan derating  dibagi DMN. Setiap kejadian Forced Derating  (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating  aktual (jam) dengan besar derating  (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

Keterangan :

i. D1 (Unplanned (Forced) Derating ) - Immediate adalah derating yang memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).

ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating ) - Delayed   adalah derating yang tidak memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan dalam dalam waktu enam jam.

iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating ) - Postponed   adalah derating yang dapat ditunda lebih dari enam jam.

c. DMN (Daya Mampu Netto) besarnya daya output   pembangkit (sesuai dengan Rencana Operasi Tahunan/ROT yang diverifikasi oleh Divisi Regional terkait) yang sudah dikurangi dengan pemakaian sendiri unit pembangkit tersebut.

d. Derating   (MW) diukur apabila apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30 menit tidak diukur sebagai derating. Derating diukur dengan rumus : Derating(MW) = Daya Mampu Netto (DMN) – Daya Mampu Aktual pembangkit

e. SH (Service Hours) merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke  jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi norm al maupun kondisi derating .

f. EFDHRS (Equivalent Force Derated Hours during Reserve Shutdown) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit forced derating  (D1, D2, D3) selama reserve shutdown  dan besar penurunan derating   dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating   (D1, D2, D3) selama reserve shutdown  dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating   aktual (jam) dengan besar derating   (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

g. Outage terjadi apabila suatu unit tidak sinkron ke jaringan dan bukan dalam status Reserve Shutdown dan berakhir ketika unit terhubung ke jaringan atau pindah ke status lain.

(20)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

9. SOF (Scheduled Outage Factor)

 Deskripsi : Faktor ketidaksiapan unit pembangkit disebabkan adanya pembangkit keluar

terencana ( planned outage) yang berupa pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi, dan overhaul  dalam suatu periode (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi)

 Formula :

 ∑   

∑   





 

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

 Keterangan :

a. SOH (Scheduled Outage Hours) merupakan jumlah jam unit tidak dapat beroperasi sebagai akibat dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance Outage + Scheduled Outage Extensions  (SE) dari Maintenance Outages  (MO) dan Planned Outages(PO).

Keterangan :

i. Planned Outage  (PO) yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul   atau pekerjaan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.

ii. Maintenance Outage  (MO) yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga  jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalk an dalam ROM berikutnya.

iii. Scheduled Outage Extension  merupakan perpanjangan dari Planned Outage (PO) atau Maintenance Outage  (MO), yaitu outage  yang melampaui perkiraan durasi penyelesaian PO atau MO yang telah ditentukan sebelumnya.

b. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x 24 jam = 720 jam.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

10. Tara Kalor Netto

 Deskripsi : Efisiensi pemakaian bahan bakar yang dikonversikan ke dalam nilai kalori yang

dibutuhkan untuk setiap kWh produksi netto  yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik PLN dan unit pembangkit sewa

 Formula :

∑         

∑   

 Keterangan :

a. Nilai kalor untuk bahan bakar : HSD = 9.060 kcal / liter MFO = 9.700 kcal / liter IDO = 9.200 kcal / liter

b. Khusus untuk Batubara dan Gas Alam, nilai kalor yang digunakan dalam perhitungan realisasi bisa diambil dari nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa oleh surveyor, dan dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan.

c. Untuk volume pemakaian bahan bakar merupakan volume yang digunakan selama operasi termasuk proses start up atau firing .

(21)

d. KWh produksi netto adalah kWh produksi bruto dari unit pembangkit milik PLN dikurangi dengan pemakaian sentral pembangkit.

 Satuan : kcal/kWh

 Jenis KPI : Polaritas negatif

11. EAF (Equivalent Availability Factor)

 Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu

Nettonya.

 Formula :

 ∑          



∑   



 

dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit.

 Keterangan :

a. AH ( Available Hours) merupakan jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service Hours ditambahkan Reserve Shutdown Hours.

Keterangan :

i. Service Hours  merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke  jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi norm al maupun kondisi derating . ii. Reserve Shutdown  merupakan suatu kondisi apabila unit siap operasi namun

tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karena adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO, bukan sebagai reserve shutdown (RS).

b. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x 24 jam = 720 jam.

c. DMN (Daya Mampu Netto) besarnya daya output   pembangkit (sesuai dengan Rencana Operasi Tahunan/ROT yang diverifikasi oleh Divisi Regional terkait) yang sudah dikurangi dengan pemakaian sendiri unit pembangkit tersebut.

d. Derating   (MW) diukur apabila apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30 menit tidak diukur sebagai derating. Derating diukur dengan rumus : Derating(MW) = Daya Mampu Netto (DMN) – Daya Mampu Aktual pembangkit

e. EPDH (Equivalent Planned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating   terencana (Planned Derating ) termasuk  Extension  (DE) dan besar penurunan derating  dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating terencana (PD dan DE) dikonversi menjadi jam ekivalen  full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating  aktual (jam) dengan besar derating  (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan. Keterangan :

i. PD (Planned Derating ) merupakan derating   yang dijadwalkan dan durasinya sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit. Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukan merupakan PD, tetapi MD (D4).

ii. D4 (Maintenance Derating ) merupakan derating   yang dapat ditunda melampaui akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan pengurangan kapasitas sebelum PO berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal mulai yang fleksibel dan boleh atau tidak boleh mempunyai suatu periode yang ditentukan.

iii. DE (Derating Extension) adalah perpanjangan dari PD atau MD (D4) melampaui tanggal penyelesaian yang diperkirakan. DE hanya digunakan apabila lingkup pekerjaan yang awal memerlukan waktu lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya dibanding waktu yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan dalam kejadian dimana ada keterlambatan atau permasalahan tak diduga diluar lingkup

(22)

pekerjaan awal sehingga unit tersebut tidak mampu untuk mencapai beban penuh setelah akhir tanggal PD atau D4 yang diperkirakan. DE harus mulai pada waktu ( bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4 direncanakan berakhir.

f. EUDH (Equivalent Unplanned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit pembangkit derating   tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating   (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating  aktual (jam) dengan besar derating  (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.

Keterangan :

i. D1 (Unplanned (Forced) Derating  –  Immediate) merupakan derating   yang

memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).

ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating  –  Delayed ) merupakan derating   yang tidak memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan dalam waktu enam jam.

iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating – Postponed ) merupakan derating  yang dapat ditunda lebih dari enam jam.

g. ESDH (Equivalent Seasonal Derated Hours) merupakan perkalian antara MW derating  unit pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap dibagi dengan DMN.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

12. TLOD (Transmision Line Outage Duration)

 Deskripsi : Lamanya gangguan rata-rata jaringan transmisi setiap 100 kms dalam suatu

periode

 Formula :

 ∑     



     

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode

 Keterangan :

a. Durasi gangguan sirkit dihitung sejak gangguan terjadi hingga Sirkit siap dibebani, dikonfirmasi dengan Laporan Gangguan Dispatcher .

b. Maksimum lama waktu perhitungan durasi gangguan untuk kinerja adalah 3 hari.

c. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh transmisi, durasi dihitung sejak gangguan sampai dengan transmisi penyebab gangguan siap dibebani.

d. Perhitungan jumlah panjang jaringan transmisi didasarkan pada seluruh jaringan transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.

e. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.

f. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan. g. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data

gangguan untuk perhitungan kinerja adalah berdasarkan data dari legacy FOIS (Forced Outage Information System).

 Satuan : jam / 100 kms  Jenis KPI : Polaritas negatif

13. TROD (Transformer Outage Duration)

 Deskripsi : Lamanya gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode  Formula :

(23)

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode.

 Keterangan :

a. Durasi gangguan Trafo dihitung sejak gangguan terjadi (sisi sumber trip) sampai trafo siap dibebani (sisi sumber masuk).

b. Maksimum lama waktu perhitungan durasi gangguan untuk kinerja adalah 3 hari.

c. Perhitungan jumlah trafo didasarkan pada seluruh jumlah trafo GI yang pada tanggal 01 Januari tahun berjalan sudah beroperasi.

d. Gangguan pada Trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi

e. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.

f. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data gangguan untuk perhitungan kinerja adalah berdasarkan data dari legacy FOIS (Forced Outage Information System).

 Satuan : jam / unit

 Jenis KPI : Polaritas negatif

14. TLOF (Transmison Line Outage Frequency)

 Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam

suatu periode

 Formula :

      

     

 Keterangan :

a. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh transmisi, kali gangguan dihitung satu kali (dihitung yang menjadi penyebab saja).

b. Perhitungan jumlah panjang jaringan transmisi didasarkan pada seluruh jaringan transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.

c. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.

d. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.

 Satuan : kali / 100 kms  Jenis KPI : Polaritas negatif

15. TROF (Transformer Outage Frequency)

 Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode  Formula :

       

    

 Keterangan :

a. Perhitungan jumlah trafo didasarkan pada seluruh jumlah trafo GI yang pada tanggal 01 Januari tahun berjalan sudah beroperasi.

b. Gangguan pada Trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi.

c. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungan sebagai gangguan.

d. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data gangguan untuk perhitungan kinerja adalah berdasarkan data dari legacy FOIS (Forced Outage Information System).

 Satuan : kali / unit

 Jenis KPI : Polaritas negatif

16. Capacity Factor  Pembangkit PLN

 Deskripsi : Mengukur Rasio Kinerja mesin terhadap kapasitas total mesin sesuai dengan

daya terpasangnya pada periode tertentu.

 Formula :

(24)

 Keterangan :

a) PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x 24 jam = 720 jam.

b) Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit-unit pembangkit yang tidak termasuk didalam Mothballed  dan retired  unit atau ATTB (Aktiva Tetap Tidak Beroperasi) yang ditetapkan oleh Direktorat terkait.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

17. Fuel Mix  (PLN + Sewa + IPP)

 Deskripsi : Rasio produksi energi bruto yang menggunakan BBM (HSD, MFO, dan IDO)

terhadap total produksi energi bruto, yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik PLN, unit pembangkit sewa, dan unit pembangkit IPP.

 Formula :

      

    

 

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

18. Susut Transmisi

 Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan transmisi terhadap kWH siap salur

ke transmisi dalam satu periode

 Formula :

             

    

 

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negative

19. System Recovery Time

 Deskripsi : Kecepatan untuk melakukan recovery  sistem akibat gangguan sistem transmisi  Formula :

 ∑     



dimana i merupakan jumlah gangguan sistem transmisi.

 Satuan : menit

 Jenis KPI : Polaritas negatif

20. Energy Not Served

 Deskripsi : Jumlah energi yang tidak disalurkan akibat gangguan sistem transmisi  Formula :

     

 Satuan : GWh

 Jenis KPI : Polaritas negatif

21. Pemasangan AMR Pembangkit

 Deskripsi : Jumlah AMR meter yang dipasang pada titik transaksi pembangkit dan transmisi  Formula :

     

(25)

AMR : Automatic Meter Reading

 Satuan : Buah

 Jenis KPI : Polaritas positif

22. Penyelesaian Proyek Pembangkit

 Deskripsi : Jumlah kapasitas pembangkit yang mencapai Commercial Operation Date

(COD)/Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada suatu periode .

 Formula :

       

 Satuan : MW

 Jenis KPI : Polaritas positif

23. Penyelesaian Proyek Transmisi

(sesuai dengan penjelasan pada Perspektif Pelanggan nomor 10) 24. Penyelesaian Proyek GI

(sesuai dengan penjelasan pada Perspektif Pelanggan nomor 9)

25. Pembebasan Lahan Proyek

 Deskripsi : Pelaksanaan proses pembebasan lahan untuk proyek ketenagalistrikan meliputi

pembangkit, transmisi dan gardu induk

 Formula :

           

 Keterangan :

Untuk pembebasan lahan untuk proyek ketenagalistrikan yang statusnya belum selesai diukur dengan menggunakan bobot setiap proses pembebasan lahan dengan kriteria sebagai berikut :

No Uraian Kegiatan Bobot(%)

1 Perencanaan Pengadaan Tanah (dari studi kelayakan sampaidengan dokumen perencanaan pengadaan tanah) 10 2 Persiapan Pengadaan Tanah (dari pendataan sampai penerbitanijin penetapan lokasi) 40 3 Pelaksanaan Pengadaan Tanah (BPN) (dari Inventarisir sampai

dengan pemberian ganti rugi) 40

4

Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah (dari penerimaan pelepasan hak sampai dengan kelengkapan

administrasi\sertifikat)

10

Total 100

Untuk unit yang targetnya hektar proses perhitungan pencapaian dikonversi dari bobot tersebut misalnya : Proyek A lahan sudah bebas 10 Ha, Proyek B rencana lahan dibebaskan sebesar 5 Ha namun pada periode berjalan tahapnya baru dalam proses ijin penetapan lokasi sehingga bobot tercapai adalah 10 % x 5 Ha = 0,5 Ha sehingga lahan yang dibebaskan adalah 10,5 Ha.

 Satuan : Ha (Hektare), %  Jenis KPI : Polaritas positif

26. Penyelesaian Perijinan

 Deskripsi : Memastikan selesainya paket perijinan untuk persiapan proyek ketenagalistrikan

sehingga bisa dilakukan proses pengadaan.

(26)

       

 Satuan : Proyek

 Jenis KPI : Polaritas positif

27. Penyelesaian Dokumen Lingkungan dan Ijin Lingkungan

 Deskripsi : Memastikan tersedianya perijinan lingkungan untuk proyek ketenaga listrikan  Formula :

      

        

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

28. Realisasi Program Terkontrak (tanpa luncuran)

 Deskripsi : Realisasi proyek yang terkontrak dari rencana proyek selama setahun pada suatu

periode.

 Formula :

           

       

 

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

29. Progres Fisik

 Deskripsi : Progres hasil pelaksanaan/penyelesaian fisik dari program/proyek yang

dilaksanakan dalam suatu periode yang dihitung dari realisasi pembayaran dari rencana anggaran (pagu disburse) selama setahun pada suatu periode.

 Formula :

  

     

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

30. Derating selama Masa Garansi

 Deskripsi : Besarnya selisih antara Daya Mampu Netto  (DMN) sesuai kontrak dengan

rata-rata Daya Mampu Aktual selama masa garansi sesuai kontrak pada suatu periode

 Formula :

       

  

  

 Keterangan :

Derating  (MW) diukur apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30 menit tidak diukur sebagai derating.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas negatif

31. EAF selama Masa Garansi

 Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu

Netto-nya pada Unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi

(27)

 ∑         



∑   



  

dimana i merupakan jumlah unit mesin

 Keterangan :

Sesuai dengan penjelasan pada poin 11

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

32. Pelaksanaan Kontraktual

 Deskripsi : Pelaksanaan milestone pekerjaan sesuai dengan jadwal kontrak (kurva S).  Formula :

          

 Keterangan :

Untuk perhitungan pelaksanaan kontraktual mengacu kepada lampiran.

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

33. Penyelesaian UKL – UPL KTT

 Deskripsi : Prosentase progress penyusunan dokumen UKL UPL KTT  Formula :

      

 Keterangan :

a. UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup b. UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

34. Pelaksanaan RKL / RPL

 Deskripsi : Prosentase progress penyusunan dokumen RKL / RPL  Formula :

    

 Keterangan :

a. RKL : Rencana Pengelolaan Lingkungan b. RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

35. Pembebasan Lahan Kompensasi Kawasan Hutan

 Deskripsi : Proses pembebasan lahan kompensasi kawasan hutan  Formula :

       

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

36. Pembebasan Lahan Pengganti Kawasan Hutan

 Deskripsi : Proses pembebasan lahan pengganti kawasan hutan  Formula :

(28)

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

37. Laporan Pengadaan Tanah

 Deskripsi : Jumlah laporan tentang progress pengadaan tanah untuk proyek kelistrikan  Formula :

         

 Satuan : Buah

 Jenis KPI : Polaritas positif

38. Inventarisasi Lahan Yang Akan Dibebaskan

 Deskripsi : Survey inventarisasi lahan untuk lokasi proyek  Formula :

       

 Satuan : Ha (Hektare)  Jenis KPI : Polaritas positif

39. Rasio Pencapaian Progres Proyek (untuk Proyek PMO/Pr og ram Manag ement Office)

 Deskripsi : Rata-rata rasio pencapaian progress proyek-proyek PMO yang diawasi PLN

Pusmankon.

 Formula :

 ( 

 )  

  Keterangan:

a. Proyek yang dimaksud adalah proyek yang ada di aplikasi PMO PLN yang disupervisi oleh PLN Pusmankon.

b. Data rencana progress dan realisasi progress berdasarkan data pada aplikasi PMO.

 Satuan : % (persen)  Jenis KPI : Polaritas Posistif

40. Rasio Pemenuhan Supervisor

 Deskripsi : Prosentase jumlah manmonth yang dapat dipenuhi dalam suatu periode.  Formula :

    

     

  Keterangan:

a. Manmonth  terjual merupakan manmonth  pegawai dan alih daya terkait dengan pelaksanaan penugasan dari pemberi kerja.

b. Jumlah kebutuhan manmonth direncanakan di awal tahun berjalan.

 Satuan : % (persen)  Jenis KPI : Polaritas Posistif

41. Rasio Penyelesaian Pekerjaan Laporan Inspeksi Pembangkit

 Deskripsi : Prosentase penyelesaian laporan pekerjaan inspeksi pembangkit  Formula :

(29)

     

      

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

42. Rasio Penyelesaian Pekerjaan Laporan Inspeksi Transmisi dan Gardu Induk

 Deskripsi : Prosentase penyelesaian laporan pekerjaan inspeksi transmisi dan GI  Formula :

       

        

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

43. Rasio Penyelesaian Pekerjaan Laporan Inspeksi Distribusi

 Deskripsi : Prosentase penyelesaian laporan pekerjaan inspeksi distribusi  Formula :

     

      

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

44. Rasio Proses Sertifikasi SMM dan SML

 Deskripsi : Rasio penerbitan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sistem

Manejemen Lingkungan (SML) pada suatu periode.

 Formula :

        

      

  

 Keterangan :

a. Perhitungan jumlah sertifikasi SMM (Sistem Manajemen Mutu) dan SML (Sistem Manajemen Lingkungan) didasarkan pada sertifikasi yang terbit pada batas waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat audit.

b. Sertifikasi SMM dan SML dinyatakan telah selesai terbit jika LKS ditutup dan sudah diverifikasi sesuai dengan batas waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat audit.

c. Perhitungan jumlah sertifikasi sesuai order didasarkan pada Surat Penugasan dari klien (pemohon sertifikasi).

 Satuan : % (persen)

 Jenis KPI : Polaritas positif

45. Rasio Proses Sertifikasi SMK3

 Deskripsi : Mempercepat proses penyelesaian sertifikasi SMK3.  Formula :

     

       

 Satuan : % (persen)

Gambar

Tabel rangkuman laporan kecelakaan (baik Nihil maupun ada kecelakaan) dikirim paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
Tabel rangkuman laporan kecelakaan (baik Nihil maupun ada kecelakaan) dikirim paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang dihadapi dalam mengambil kebijakan hutang juga dirasakan ketika para manajer perusahaan menggunakan dana investasi yang beresiko tinggi yang tidak

Satu sepatu lolos melewati atas kepala perempuan itu, yang satunya lagi mengenai buah dada sebelah kiri perempuan itu (Telembuk, 2017: 89). Aku masih merasakan sakit di

Penerimaan calon peserta didik Kelas Khusus Olahraga (KKO) didasarkan pada nilai rapor semester 7 s.d 11 dengan bobot 20% + Nilai Prestasi Olahraga dan Tes Bakat

pemutih gigi. Definisi aman menurut ADA tidak hanya aman secara klinis, tapi juga aman dari segi biologis. Dengan demikian, teknik home bleaching secara luas telah

Terima kasih untuk Bapak Soni Agus Irwandi selaku dosen pembimbing saya yang selama 1 semester membimbing saya, walaupun susah untuk ketemu tapi Bapak sudah

Secara umum, pelaksanaan pembinaan terhadap narapidana terorisme di Lembaga Pemasyarakatan tidak berjalan optimal karena adanya konsep pembinaan yang umumnya tidak

Persediaan kas untuk kegiatan transaksi sehari-hari (pagu kas) digunakan oleh Bank X Cabang Jatinegara untuk memenuhi transaksi tunai para nasabah seperti pengambilan,

Kerja : Tetap dan cukup jelas (vi) Bentuk Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan : Tetap dan cukup jelas (vii) Bentuk Komposisi Tim dan Penugasan : Tetap dan cukup jelas