• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis unjuk kerja jaringan oportunistik berbasis Publish-Subscribe menggunakan Known Subscription Filter dan Kombinasi Queue Policy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis unjuk kerja jaringan oportunistik berbasis Publish-Subscribe menggunakan Known Subscription Filter dan Kombinasi Queue Policy"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN OPORTUNISTIK BERBASIS PUBLISH-SUBSCRIBE MENGGUNAKAN KNOWN SUBSCRIPTION FILTER DAN KOMBINASI QUEUE POLICY SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Informatika. Disusun Oleh:. Vicky Darmawan 165314035 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALYSIS OF PUBLISH-SUBSCRIBE-BASED OPPORTUNISTIC NETWORK PERFORMANCE USING KNOWN SUBSCRIPTION FILTER WITH VARIOUS QUEUE POLICY COMBINATIONS THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Department. by:. Vicky Darmawan 165314035 INFORMATICS DEPARTMENT FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2020 ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Matius 7:7-8). v.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Routing protokol publish-subscribe adalah sebuah paradigma pengiriman pesan secara multicast yang tidak mengenal source address dan destination address. Pada mekanisme publish-subscribe, pesan dibuat oleh publisher node dan kemudian dikirimkan melalui sebuah channel. Pesan tersebut ditujukan kepada subscribe node yang telah melakukan subscribe pada channel tersebut. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran unjuk kerja routing protokol publish-subscribe dengan menggunakan known subscription filter dengan berbagai kombinasi queue policy. Parameter unjuk kerja yang diukur adalah delivery rate, latency, dan number of replicas. Penulis melakukan simulasi routing protokol publish-subscribe dengan menggunakan pergerakan random dan pergerakan manusia. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kerja routing protokol publish-subscribe pada pergerakan manusia menunjukkan hasil yang lebih optimal daripada pergerakan random.. Kata kunci: publish-subscribe, pergerakan random, pergerakan manusia. viii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Publish-subscribe routing protocol is a multicast message forwarding paradigm that does not need a source address and destination address. In publishsubscribe, the message, that is generated by a publish node, is sent via a channel. Then, the message is destined to the subscribe node that has an interest in a particular channel and already subscribed to that channel. In this research, we used a known subscription filter, with a combination of queue policy, to complete the routing protocol performance measurement. The measured performance parameters are delivery rate, latency, and the number of replicas. The movements that are used for this research is random movement and human movement. Experimental results show that the publish-subscribe routing protocol on human movement outperforms publish-subscribe routing protocol on random movement in terms of all parameters.. Keyword: publish-subscribe, random movement, human movement.. ix.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.. Orang tua dan keluarga besar tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis.. 2.. Ibu Vittalis Ayu, S.T., M.Cs. dan Bapak Bambang Soelistijanto, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang selalu memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi. 3.. Romo Dr. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. M.A., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis yang sering memberikan perhatian dan masukkan selama perkuliahan.. 4.. Willy dan Jenar, teman skripsi satu topik yang selalu membantu dan menyemangati.. 5.. Teman-teman seperjuangan grup Persambatan Skripsweet yang selalu memberikan semangat, saran, dan doa, yaitu Clara, Fica, Dian, Retno, dan Winda.. 6.. Teman-teman seperjuangan Jaringan Komputer (JARKOM) 2016 yang selalu menyemangati penulis dalam pengerjaan skripsi. 7.. Tatag dan Yogi teman seperjuangan lintas minat yang selalu mendukung saat penulis running program.. 8.. Teman-teman seperjuangan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia Unit VI Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan 2016 yang selalu menghibur penulis.. 9.. Teman-teman KKN 59 Dusun Pelemgede, Sodo, Paliyan, Berto, Sari, Yunda, Monic, Devy, Betty, Erwin, dan Seto.. x.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran, sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan pembaca.. Yogyakarta, 27 Juli 2020 Penulis,. Vicky Darmawan. xi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ............................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv. MOTTO .................................................................................................. v. PERNYATAAN LEMBAR KEASLIAN KARYA ................................ vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGN AKADEMIS .................... vii. ABSTRAK .............................................................................................. viii. ABSTRACT ............................................................................................ ix. KATA PENGANTAR ............................................................................ x. DAFTAR ISI ........................................................................................... xii. DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv. DAFTAR TABEL ................................................................................... xv. DAFTAR RUMUS ................................................................................. xvi. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1. 1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 2. 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 2. 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 2. 1.5. Batasan Masalah ................................................................... 3. 1.6. Metode Penelitian ................................................................. 3. 1.7. Sistematika Penulisan ........................................................... 4. BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 5. 2.1. Mobile Ad-Hoc Network........................................................ 5. 2.2. Jaringan Opportunistic ......................................................... 5. 2.3. Publish-Subscribe ................................................................. 7. 2.4. Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe ....................... 10. xii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.4.1 Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Publisher Node Berjumpa dengan Subscriber Node ............................................. 11. 2.4.2 Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Publisher Node Berjumpa dengan Subscriber Node ............................................. 11. 2.4.3 Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Subscriber Node Berjumpa dengan Relay Node ..................................................... 12. 2.4.4 Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Relay Node Berjumpa dengan Relay Node ..................................................... 13. Pergerakan Pada Jaringan Oportunistik ............................... 14. 2.5.1 Pergerakan Random Waypoint .................................... 14. 2.5.2 Pergerakan Manusia .................................................... 14. BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 15. 2.5. 3.1. Parameter Simulasi ............................................................... 15. 3.2. Skenario Simulasi ................................................................. 16. 3.3. Matriks Unjuk Kerja ............................................................. 17. 3.3.1 Average Delivery Rate ................................................ 17. 3.3.2 Average Latency ......................................................... 18. 3.3.3 Average Number of Replicas ...................................... 18. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ................................................ 19. 4.1. Pergerakan Random Waypoint ............................................. 19. 4.2. Pergerakan Manusia Reality Mining MIT ............................ 21. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 27. 5.1. Kesimpulan ........................................................................... xiii. 27.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.2. Saran ..................................................................................... 27. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 28. LAMPIRAN ............................................................................................ 30. xiv.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.2.2 Paradigma Store-Carry-Forward .................................................... 6 Gambar 2.3.1 Skenario Publish-Subscribe ............................................................. 8 Gambar 2.3.2 Proses Pengiriman Pesan Pada Publish-Subscribe .......................... 9 Gambar 4.1.1 Average Delivery Rate RWP ......................................................... 19 Gambar 4.1.2 Average Number of Replicas RWP ............................................... 20 Gambar 4.1.3 Average Latency RWP .................................................................. 21 Gambar 4.2.1 Average Delivery Rate Reality MIT: Publisher Popular ............... 21 Gambar 4.2.2 Average Delivery Rate Realiy MIT: Publisher Random ............... 22 Gambar 4.2.3 Average Latency Reality MIT: Publisher Popular ........................ 23 Gambar 4.2.4 Avergae Latency Reality MIT: Publisher Random ....................... 24 Gambar 4.2.5 Average Number of Replicas Reality MIT: Publisher Popular ..... 24 Gambar 4.2.5 Average Number of Replicas Reality MIT: Publisher Random .... 25. xv.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1.1 Parameter Utama Simulasi ................................................................ 15 Tabel 3.2.1 Skenario Simulasi ............................................................................. 16. xvi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR RUMUS. Rumus 3.3.1.1 ...................................................................................................... 17 Rumus 3.3.1.2 ...................................................................................................... 18 Rumus 3.3.2.1 ...................................................................................................... 18 Rumus 3.3.2.2 ...................................................................................................... 18 Rumus 3.3.3.1 ...................................................................................................... 18. xvii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jaringan wireless memudahkan manusia dalam berkomunikasi karena. perangkat (mobile devices) dapat dibawa kemanapun dan digunakan kapanpun tanpa perlu kabel. Pada jaringan wireless, mobile device disebut node yang dimiliki oleh manusia. Namun mobile devices saat ini masih membutuhkan infrastruktur seperti menara telekomunikasi (BTS tower) dan access point. Kekurangan dari mobile devices saat ini memunculkan area baru, yaitu mobile ad-hoc network (MANET), dimana komunikasi antarperangkat tidak membutuhkan infrastruktur. Perangkat dapat berkomunikasi satu dengan lainnya secara independent. Komunikasi dilakukan dengan “menitipkan” pesan yang hendak dikirim kepada perangkat lainnya. Oleh karenanya node memiliki fungsi sebagai host dan router. Pada penelitian Zhang et al [1], MANET mengandaikan bahwa selalu terdapat jalur komunikasi dari pengirim pesan (source node) menuju penerima pesan (destination node). Hal inilah yang menjadi tantangan dari MANET dan memunculkan sebuah konsep baru, yaitu delay tolerant network (DTN). DTN menganggap bahwa delay merupakan hal yang wajar. Oleh karenanya tantangan dalam DTN adalah bagaimana cara memilih node yang tepat untuk meneruskan pesan dari source node menuju destination node agar delay pengiriman pesan tidak terlalu lama? Guna menjawab pertanyaan tersebut muncullah sebuah paradigma baru, yaitu paradigma publish-subscribe [2]. Paradigma ini muncul untuk menghindari konsep pengiriman pesan dari source node menuju destination node [3] yang masih memiliki kekurangan. Kekurangan pada konsep source-destination, setiap node yang berperan dalam pengiriman pesan lebih memperhatikan node yang membuat pesan dan ditujukan ke siapa pesan tersebut (destination node). Paradigma publishsubscribe lebih mengutamakan konten pesan dan node yang memiliki konten yang dimaksud, bukan berfokus pada pembuat pesan.. 1.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Publish-subscribe merupakan salah satu dari routing berbasis sosial yang mempertimbangkan ketertarikan (interest) yang dimiliki setiap node. Pesan dibuat dan dikirimkan oleh publisher node sesuai dengan ketertarikannya kemudian pesan diterima oleh subcriber node yang memiliki kesamaan ketertarikan. Menurut penelitian Negara et al [4], dengan menggunakan routing berbasis sosial, node yang memiliki kesamaan ketertarikan akan menaikkan nilai kesuksesan pengiriman pesan dan menurukan jumlah replica pesan. Pengiriman pesan dengan publishsubscribe memiliki beberapa kriteria filter dan pengurutan prioritas [5]. Filter tersebut antara lain duplicate filter, known subscribe filter, dan hop count filter. Setelah dilakukan filter kemudian melalui tahap pengurutan prioritas pesan. Pengurutan prioritas tersebut antara lain short delay, long delay, subscription hop count, dan popularity. Penelitian ini akan membandingkan unjuk kerja protokol publish-subscribe known subscription filter dengan berbagai pengurutan prioritas.. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan maka rumusan masalah. pada penelitian ini adalah bagaimanakah unjuk kerja protokol publish-subscribe menggunakan known subscription filter pada jaringan opportunistic.. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui unjuk kerja protokol. publish-subscribe menggunakan known subscription filter.. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah pertimbangan. dalam mengembangkan protokol routing yang akan digunakan dalam komunikasi routing pada jaringan opportunistic.. 2.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.5. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Protokol routing yang digunakan adalah publish-subscribe. 2. Filter yang digunakan adalah known subscription filter. 3. Prioritas pengurutan pesan menggunakan short delay, long delay, subscription hop count, dan popularity. 4. Jumlah publisher node dan subscriber node telah ditentukan. 5. Satu publisher node hanya dapat membuat satu topik pesan untuk satu channel. 6. Interest pada subscriber node telah ditentukan; satu subscriber node hanya memiliki satu interest. 7. Parameter yang digunakan untuk mengukur unjuk kerja pada penelitan ini adalah delivery rate, latency, dan replica.. 1.6. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah sebagai berikut. 1. Studi Pustaka Membaca sumber tertulis yang berkaitan tentang mobile ad-hoc network, jaringan bertoleransi tunda, dan publish-subscribe. 2. Pengumpulan Bahan Penelitian Data yang akan digunakan untuk melakukan penelitian sudah tersedia di Internet pada http://www.shigs.co.uk/index.php?page=traces. 3. Pembuatan Alat Uji Perancangan sistem dilakukan mulai dari mengidentifikasi cara kerja protokol routing sehingga dapat menghasilkan data hasil simulasi yang dapat dianalisis. 4. Pengujian Pada tahap ini akan dibuat implementasi dari routing protocol yang hendak digunakan. Selain itu juga akan dilakukan pengujian untuk mengetahui unjuk kerja publish-subscribe known subscription filter.. 3.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Analisis Hasil Pengujian Pada tahap ini akan dilakukan analisis unjuk kerja protokol routing yang digunakan untuk mengetahui trade-off publish-subscribe known subscription filter dengan berbagai kombinasi pengurutan prioritas.. 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. BAB I: PENDAHULUAN Bab ini berisikan penjelasan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.. BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori mobile ad-hoc network, jaringan bertoleransi tunda, dan teori publish-subscribe yang digunakan sebagai dasar dalam mengukur unjuk kerja protokol routing.. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang data penelitian, alat penelitian, dan langkahlangkah pengujian.. BAB IV: PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini berisi tentnag tahap pengujian, yaitu simulasi dan analisis data simulasi.. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari penulis untuk penelitian selanjutnya.. 4.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Mobile Ad-Hoc Network Mobile ad-hoc network atau dapat juga disebut sebagai MANET adalah. sebuah jaringan komunikasi yang sudah tidak membutuhkan infrastruktur lagi [6]. MANET mengasumsikan bahwa end-to-end path always exist (jalur dari pengirim ke penerima selalu terbentuk) [1]. Menurut penelitian Rana et al [6], MANET memiliki karakteristik, antara lain komunikasi antar node tidak terpusat, perubahan topologi jaringan yang cepat, dan sumber daya node yang terbatas. Pada MANET, pengiriman pesan dari source node ke destination node dilakukan dengan cara menitipkan pesan kepada node-node lain (relay node). Relay node tersebut diharapkan dapat meneruskan pesan menuju destination node. Relay node adalah node yang dipilih sebagai perantara untuk meneruskan pesan dari source node menuju destination node. Namun, dengan perjumpaan dan perubahan topologi yang terlalu cepat dikarenakan pergerakan node, hal tersebut menjadi tantangan dalam MANET. Tantangan tersebut menyebabkan kegagalan MANET dalam pengiriman pesan. Guna menjawab tantangan tersebut muncullah delay tolerant network (DTN) atau jaringan bertoleransi tunda yang mampu mengatasi delay yang sangat lama.. 2.2. Jaringan Opportunistic Jaringan bertoleransi tunda atau delay tolerant network (DTN) merupakan. turunan dari mobile ad-hoc network (MANET). Dimana pada MANET diasumsikan bahwa end-to-end path always exist (jalur dari pengirim ke penerima selalu terbentuk). Hal inilah yang menjadi kelemahan dari MANET sehingga memunculkan ilmu baru yaitu DTN. DTN mampu bekerja pada jarigan yang memiliki delay yang tinggi. Oleh karenanya DTN dapat diterapkan pada sistem komunikasi satelit, militer, dan saat terjadi bencana alam [1].. 5.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Proses pengiriman pesan pada DTN menggunakan paradigma store-carryforward. Ketika dua atau lebih node saling bertemu dan dalam jangkauan radionya maka node akan saling mengirimkan pesannya masing-masing. Pesan tersebut akan disimpan (store) di dalam buffer node. Setelah pesan disimpan di buffer node maka, node akan membawa (carry) pesan tersebut. Ketika node pembawa pesan menjumpai node lain maka pesan akan diberikan kepada node tersebut sebagai relay pesan hingga menjumpai node tujuan pesan (forward).. Gambar 2.2.1 Paradigma store-carry-forward. Menurut Gambar 2.2.1 node S hendak mengirim pesan ke node D. Ketika node S yang merupakan node pembuat pesan, berjumpa dengan node A dan node B maka, node S akan mengirimkan pesan kepada kedua node tersebut. Node A dan node B akan menyimpan (store) pesan pada buffernya dan akan membawa pesan selama berpindah tempat. Ketika node A bergerak dengan membawa (carry) pesan dan berjumpa dengan node C maka, node A akan mengirimkan pesan ke node yang dijumpai. Ketika node C bergerak dan berjumpa dengan node D, maka node C akan meneruskan (forward) pesan menuju node D yang merupakan tujuan pesan.. 6.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Namun paradigma ini masih memerlukan source node dan destination node yang dianggap masih memiliki kelemahan, yaitu destination lebih mengutamakan node pembuat konten pesan (source node). Maksudnya pesan dikirim dari satu source node menuju satu destination node. Oleh karena itu, diperkenalkanlah sebuah paradigma pengiriman pesan baru, yaitu publish-subscribe.. 2.3. Publish-Subscribe Publish-subscribe adalah sebuah sebuah paradigma pengiriman pesan yang. menggunakan publisher node sebagai pembuat pesan dan subscriber node sebagai penerima pesan [3]. Penelitian Costa et al [3], juga menjelaskan bahwa paradigma publish-subscribe tidak mengenal source node dan destination node. Publishsubscribe bekerja secara multicast, artinya sebuah pesan dapat ditujukan untuk banyak node. Paradigma publish-subscribe lebih mengutakan konten pesan dan node yang memiliki konten yang dimaksud, bukan siapa pembuat pesan. Subscriber node pada publish-subscribe harus mengidentifikasikan interest pada suatu hal yang disimpan sebagai daftar subscribe (subscription list). Hal tersebut terjadi karena node yang bergerak dalam jaringan merupakan mobile devices yang dimiliki oleh manusia. Manusia berinteraksi dengan manusia lainnya lebih sering jika memiliki kesamaan ketertarikan. Ketertarikan yang dimaksud adalah suatu atau beberapa hal disukai oleh node yang kemudian akan dijadikan sebagai label untuk node dan channel. Subscriber node dapat menerima pesan tanpa harus bertemu dengan publisher node. Maksudnya, jika subscriber node bertemu relay node yang memiliki pesan terkait interest yang disukainya maka relay dapat berperan sebagai penyedia pesan bagi subcribe node. Selain itu subscriber node dapat berperan sebagai relay bagi subscriber node lain. Peran lain node dalam publish-subscribe, yaitu publisher node yang hanya membuat pesan yang hanya terkait dengan interest yang dimilikinya. Pesan tersebut juga dikirimkan oleh publisher node ke dalam jaringan melalui channel dengan asumsi secara Epidemic [7], namun pesan hanya diterima oleh node yang memiliki interest pada pesan tersebut. Pesan pada publishsubscribe dikenal sebagai bundle. Channel adalah media pengiriman bundle. 7.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Channel diasumsikan sebagaikan media pengiriman satu interest. Misalkan, satu channel hanya digunakan untuk mengirimkan terkait interest makanan, sedangkan channel terkait olahraga dikirimkan melalui channel yang berbeda. Peran selanjutnya adalah relay node yang hanya bertugas untuk membantu meneruskan pesan. Dapat dilihat pada Gambar 2.3.1.. Gambar 2.3.1 Skenario Publish-Subscribe. Proses pengiriman pesan atau bundle pada publish-subscribe menurut penelitian Greifenberg et al [5] dilakukan ketika dua buah node atau lebih bertemu seperti pada Gambar 2.3.1, hal yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. 1.. Saling menukarkan subscription list. 2.. Mengurutkan bundle pada buffer node untuk setiap node yang terhubung. 8.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.. Melakukan filter pada bundle yang telah diurutkan. 4.. Urutkan bundle yang hendak dikirim berdasar prioritas pengiriman bundle. 5.. Node mengirimkan bundle berdasarkan urutan prioritas tersebut hingga bundle terkirim semua atau. 6.. Selama pengiriman bundle, koneksi antar-node telah terputus. Penggambaran proses pengiriman pesan pada publish-subscribe dapat dilihat pada Gambar 2.3.2.. Gambar 2.3.2 Proses Pengiriman Pesan Pada Publish-Subscribe. Penelitian Greifenberg et al [5], juga menjabarkan terkait metode filter dan prioritas. Proses filter adalah sebagai berikut. a.. Duplicate filter, membuang bundle dari buffer jika terdapat lebih dari satu bundle. 9.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b.. Known subscription filter, membuang bundle dari buffer jika kedua node belum pernah menemukan subscription list. Artinya kedua node hanya meneruskan pesan yang terdaftar dalam subscription list.. c.. Hop count. filter, membuang bundle. dari. buffer. dengan. membandingkan hop count untuk setiap bundel yang sama. Hop count yang terpendek lebih diutamakan karena dianggap dapat lebih cepat sampai.. Sedangkan proses pengurutan atau queue prioritas adalah sebagai berikut. a.. Short delay, bundle dengan waktu pembuatan (creation time) terbaru akan lebih diutamakan untuk dikirim pada node yang terhubung. b.. Long delay, bundle dengan waktu pembuatan lebih lampau akan diutamakan untuk dikirim pada node yang terhubung. c.. Subscription hop count, mengurutkan bundle berdasarkan nilai hop count. Pengiriman bundle diutamakan hop count yang paling besar karena hop count yang besar dianggap lebih dekat dengan subscriber.. d.. Popularity, bundle diurutkan dan diutamakan untuk dikirim berdasarkan popularitas channel. Semakin banyak node yang melakukan subscribe pada channel tersebut maka channel dianggap terkenal.. 2.4. Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe Berikut pseudo-code mekanisme publish-subscribe known subscription. filter terbagi menjadi empat bagian, berdasarkan interaksi antarperan node: (i) publisher node berjumpa dengan subscriber node; (ii) publisher node berjumpa dengan relay node; (iii) subscriber node berjumpa dengan relay node; (iv) relay node berjumpa dengan relay node.. 10.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.4.1 Pseudo-Code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Publisher Node Berjumpa dengan Subscriber Node. Pseudo-code Routing Publish-Subscribe (Publisher-Subscriber) /*Initialization*/ Na: subscriber Nb: relay Nc: publisher. while Nc is in contact with Na do while ∃ m ∈ buffer Nc do if subscription list Na equals content Nc then forward (m, Na) end if end while end while. 3.4.3 Pseudo-Code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Publisher Node Berjumpa dengan Relay Node Pseudo-code Routing Publish-Subscribe (Publisher-Relay) /*Initialization*/ Na: subscriber Nb: relay Nc: publisher. 11.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. while Nc is in contact with Na do while ∃ m ∈ buffer Nc do if subscription list Nb equals content Nc then forward (m, Nb) end if end while end while. 2.4.3 Pseudo-Code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Subscriber Node Berjumpa dengan Relay Node. Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe (Subscriber - Relay) /*Initialization*/ Na: subscriber Nb: relay Nc: publisher. while Na is in contact with Nb do while ∃ m ∈ buffer Na do if subscription list Nb equals content Na then filtering m queue m forward (m, Nb) end if end while end while. 12.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.4.4 Pseudo-Code Mekanisme Publish-Subscribe ketika Relay Node Berjumpa dengan Relay Node. Pseudo-code Mekanisme Publish-Subscribe (Relay-Relay) /*Initialization*/ Na: subscriber Nb: relay Nc: publisher. while Na is in contact with Nb do send subscription list Na receive subscription list Nb update subscription list Na while ∃ m ∈ buffer Na do if subscription list Nb equals content Na then filtering m queue m forward (m, Nb) end if end while end while. 13.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.4. Pergerakan Pada Jaringan Oportunistik Sebuah perangkat atau node pada jaringan oportunistik dapat memiliki 2. peran, yaitu sebagai host dan juga sebagai router [1]. Ketika berperan sebagai host maka node dapat menjadi source node atau destination node, sedangkan ketika menjadi router, node menjadi sebagai relay untuk membantu meneruskan pesan dari source node ke destination node. Salah satu hal yang menentukan keberhasilan pengiriman pesan adalah pergerakan setiap node dalam jaringan. Node yang aktif bergerak dan banyak berjumpa dengan node lain dalam jaringan tentu dapat meningkatkan probabilitas keberhasilan pengiriman pesan, begitu juga sebaliknya jika node tidak aktif bergerak akan menurunkan keberhasilan pengiriman pesan. Pada jaringan oportunistik terdapat beberapa bergerakan yang sering digunakan sebagai objek penelitian, yaitu pergerakan random dan manusia.. 2.4.1 Pergerakan Random Waypoint Pola pergerakan random mengasumsikan bahwa semua node pada jarigan memiliki probabilitas perjumpaan yang sama untuk saling bertemu dengan node lainnya. Probabilitas perjumpaan antar-node yang sama menyebabkan beban tiap node sama. Oleh karena itu, jika sebuah node memiliki suatu pesan, maka node lain juga akan memiliki pesan tersebut.. 2.2. Pergerakan Manusia Pergerakan manusia pada jaringan oportunistik merupakan node yang. membawa device yang digunakan untuk berkomunikasi. Pergerakan manusia bukanlah pergerakan yang acak atau random namun, pergerakannya membentuk pola sehingga dapat memunculkan hub node. Hub node, yaitu manusia yang menjadi penghubung dengan manusia lainnya dikarenakan node aktif berjumpa dengan hampir semua node dalam jaringan. Oleh karena hub node aktif berjumpa dengan node lain maka pengiriman pesan dapat lebih cepat sampai kepada subscriber node.. 14.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Parameter Simulasi Parameter simulasi yang digunakan pada penelitan ini ditunjukkan dalam. Tabel 3.1.1.. Tabel 3.1.1 Parameter Utama Simulasi. Parameter. Random Way Point. Reality MIT. 274883 second. 8490908 second. 250 kBps. 250 kBps. 10 meter. 10 meter. Buffer Size. 25 MB. 25 MB. Luas Area. 150 m x 150 m. 1000 m x 1000 m. TTL. 360 menit. 14400 menit. Host. 41. 97. 2500, 3000. 50000, 86400. 500 KB. 500 KB. Scenario Time Transmit Speed Transmit Range. Msg. Interval (1msg/s) Msg. Size. 15.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.2. Skenario Simulasi Skenario simulasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan. pergerekan Random Waypoint (RWP) [8] dan pergerakan manusia Reality Mining MIT [9] dengan filter known subscription filter. Penelitian ini membatasi jumlah node publisher sebanyak 5 node, 15 node sebagai subscriber, dan node lainnya berperan sebagai node relay. Publisher hanya berperan untuk membuat pesan, subscriber berperan untuk menerima pesan, dan relay hanya bertugas untuk membantu meneruskan pesan.. Tabel 3.2.1 Skenario Simulasi. Peran Node. Random Way Point. Reality MIT. Host. 41. 97 Popular. ID Node Publisher. 1,5,29,37,39. 28,56,85, 94,95. ID Node. 6,7,8,9,10,11,12,13,14,. Subscriber. 15,16,17,18,19,20. Random •. 0,33,19,20,21. •. 86,56,92,15,95. •. 54,55,90,28,60. •. 65,17,85,12,31. •. 32,88,89,27,15. 66,67,68,69,70,. 66,67,68,69,70,71,7. 71,72,73,74,75,. 2,73,74,75,76,. 76,77,78,79,80. 77,78,79,80. Pada penelitian ini skenario yang digunakan terdapat dua jenis skenario yang masing-masing skenario menggunakan skema satu channel popular dimana terdapat satu channel dengan jumlah subscriber lebih banyak (5-8 subscriber). Penjelasan terkait skenario yang digunakan yaitu sebagai berikut. i.. Skenario A menggunakan pergerakan RWP, dari 41 node yang digunakan, 5 node dipilih secara random untuk menjadi publisher, node ID 6-20 sebagai subscriber, dan node lainnya sebagai relay.. 16.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Durasi simulasi pergerakan RWP adalah selama 3 hari dengan setiap hari node akan berganti interest. ii.. Skenario B menggunakan pergerakan dataset Reality Mining MIT dibagi menjadi dua skenario menjadi skenario B1 dengan publisher merupakan node popular dan B2 dengan publisher dipilih secara random. Selain itu skenario B1 dan B2, subscriber adalah node yang memiliki ID 66-80. Durasi simulasi pergerakan Reality Mining MIT selama 98 hari dengan setiap minggu subscriber akan berganti interest. a.. Skenario B1, definisi node popular adalah node yang memiliki frekuensi perjumpaan yang tinggi dibandingkan node lainnya [10]. Pergerakan Reality Mining MIT dari 97 node terdapat lima node dengan ID 28, 56, 85, 94, dan 95 yang memiliki frekuensi perjumpaan tertinggi dengan node lainnya, dipilih sebagai publisher.. b.. Skenario B2, pemilihan publisher dilakukan secara acak atau random. Oleh karena itu, pada skenario B2 perlu dilakukan uji coba sebanyak lima kali untuk melihat trend grafik yang kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan.. 3.3. Matrika Unjuk Kerja Terdapat tiga matrik unjuk kerja yang digunakan untuk menganalisa unjuk. kerja routing protokol publish-subscribe, yaitu average delivery rate, average latency, dan avergae numbers of replicas. 3.3.1 Average Delivery Rate Delivery rate merupakan matriks unjuk kerja jaringan yang digunakan untuk mengetahui probabilitas suatu pesan terkirim ke subscriber. 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 =. 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑞𝑢𝑒𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒. Rumus 3.3.1.1 Delivery Rate. 17. (1).

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐷𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑒 =. 𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑔𝑒𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒. (2). Rumus 3.3.1.2 Average Delivery Rate. 3.2. Average Latency Latency merupakan metrik unjuk kerja jaringan yang digunakan untuk. mengetahui mengetahui jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan pesan untuk mencapai subscriber. (3) 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 = 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒 − 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑐𝑟𝑒𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒 Rumus 3.3.2.1 Latency. 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐿𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 =. 𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑙𝑎𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒 𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑙𝑖𝑣𝑒𝑟𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒. (4). Rumus 3.3.2.2 Average Latency. 3.3.3 Average Number of Replicas Replicas mengitung rata-rata jumlah copy pesan.. 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑅𝑒𝑝𝑙𝑖𝑐𝑎𝑠 =. 𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑐𝑜𝑝𝑦 𝑠𝑢𝑚 𝑜𝑓 𝑐𝑟𝑒𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑚𝑒𝑠𝑠𝑎𝑔𝑒. Rumus 3.3.3.1 Average Replicas. 18. (5).

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Evaluasi unjuk kerja routing protokol publish-subscribe dilakukan dengan simulasi sesuai dengan skenario yang telah dirancang pada bab III, pada pergerakan Randon Waypoint (RWP) dan Reality Mining MIT. Simulasi routing protokol publish-subscribe dijalankan pada setiap pergerakan menggunakan filter dan queue sebagai berikut: known subscription filter dan long queue (knownlong), known subscription filter dan short queue (knownshort), known subscription filter dan subscription hop count queue (knownhop), known subscription filter dan popularity queue (knownpop). Data hasil simulasi diperoleh dari hasil report yang dibuat ketika simulasi berjalan.. 4.1. Pergerakan Random Waypoint. Delivery rate. Average Delivery Rate RWP 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knownpop. Gambar 4.1.1 Average Delivery Rate RWP. Pada Gambar 4.1.1 nilai delivery rate ketika routing publish-subscribe digunakan pada pergerakan random, untuk setiap queue tidak terlalu terlihat perbedaannya karena probabilitas perjumpaan antar-node yang sama. Selain itu, 19.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. delivery rate pergerakan random mengalami penurunan setelah menyentuh titik optimalnya 0,7858.. Average Number of Replicas RWP Number of Replicas. 700 600 500 400 300 200 100 0. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knownpop. Gambar 4.1.2 Average Number Of Replicas RWP. Waktu yang dibutuhkan pesan untuk sampai ke subscriber dipengaruhi oleh banyaknya replica pesan yang dimiliki relay untuk meneruskan pesan. Semakin banyak node yang membantu meneruskan pesan maka jumlah replica akan semakin bertambah sehingga pesan dapat lebih cepat diterima oleh subscriber. Berdasarkan Gambar 4.1.2 perbedaan tiap queue tidak terlalu signifikan karena menggunakan pergerakan random.. 20.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Average Latency RWP Latency (second). 300 250 200 150. 100 50 0. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knownpop. Gambar 4.1.3 Average Latency RWP. Pada Gambar 4.1.3 perbedaan latency tiap queue pada pergerakan random tidak terlalu signifikan. Sejak awal simulasi, nilai latency sebesar 226.. Pergerakan manusia Reality Mining MIT Average Delivery Rate Reality MIT: Publisher Node Popular 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0. 7200 324000 640800 957600 1274400 1591200 1908000 2224800 2541600 2858400 3175200 3492000 3808800 4125600 4442400 4759200 5076000 5392800 5709600 6026400 6343200 6660000 6976800 7293600 7610400 7927200 8244000. Delivery rate. 4.2. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knowpop. Gambar 4.2.1 Average Delivery Rate Reality MIT: Publisher Node Popular. 21.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0. 7200 324000 640800 957600 1274400 1591200 1908000 2224800 2541600 2858400 3175200 3492000 3808800 4125600 4442400 4759200 5076000 5392800 5709600 6026400 6343200 6660000 6976800 7293600 7610400 7927200 8244000. Delivery rate. Average Delivery Rate Reality MIT: Publisher Node Random. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knowpop. Gambar 4.2.2 Average Delivery Rate Reality MIT: Publisher Node Random. Pada Gambar 4.2.1 publisher node dipilih 5 node dengan popularitas tertinggi yaitu node 28, 56, 85,94, dan 95. Pemilihan node popular tersebut dilihat dari hasil total kontak node dari dataset Reality Mining MIT. Average delivery rate publisher node popular memiliki titik optimal sebesar 0,95, hal tersebut karena pergerakan manusia bukanlah pergerakan yang acak. Pergerakan manusia sehari-hari membentuk pola sehingga memunculkan hub node. Hub node adalah manusia yang menjadi penghubung dengan manusia lainnya atau node yang paling dominan berjumpa dengan manusia lainnya. Oleh karena hub node dijadikan sebagai publisher maka pengiriman pesan dapat lebih cepat sampai ke subscriber sehingga meningkatkan nilai delivery rate dan perbedaan grafik antar queue terlihat tidak terlalu signifikan. Namun, pada Gambar 4.2.2 grafik average delivery rate publisher node random, nilai delivery rate tertinggi adalah 0,67 dan terendah adalah 0,65. Nilai average delivery rate publisher random berada pada kisaran 0,65-0,67 karena pemilihan publisher ditentukan secara random. Oleh karena itu, node yang terpilih sebagai publisher memiliki kemungkinan node dengan banyak total kontak dan/atau node dengan sedikit total kontak yang kemudian akan berakibat pada pengiriman pesan. Publisher yang memiliki sedikit total kontak menyebabkan pesan terlambat diterima subscriber node. 22.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0. 0 345600 691200 1036800 1382400 1728000 2073600 2419200 2764800 3110400 3456000 3801600 4147200 4492800 4838400 5184000 5529600 5875200 6220800 6566400 6912000 7257600 7603200 7948800 8294400. Latency (seconds). Average Latency Reality MIT: Publisher Node Popular. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knownpop. Gambar 4.2.3 Average Latency Reality MIT: Publisher Node Popular. Pada Gambar 4.2.3 grafik average latency publisher node popular, memiliki latency yang lebih rendah daripada average latency publisher node random (Gambar 4.2.4). Pemilihan publisher dengan banyak total kontak dapat mempercepat penyebaran pesan untuk cepat diterima oleh subscriber sehingga menurunkan latency. Grafik known subscription filter dengan subscription hop count queue memiliki latency terendah dibandingkan semua queue karena untuk meneruskan pesan lebih diutamakan pesan dengan hop count terbesar. Pesan dengan hop count yang besar dianggap dapat lebih cepat sampai ke subscriber. Namun, ketika prioritas pengurutan pesan menggunakan popularity queue, nilai latency akan lebih tinggi daripada queue lainnya tetapi dengan perbedaan yang tidak terlalu signifikan.. 23.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 400000 350000 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0. 0 345600 691200 1036800 1382400 1728000 2073600 2419200 2764800 3110400 3456000 3801600 4147200 4492800 4838400 5184000 5529600 5875200 6220800 6566400 6912000 7257600 7603200 7948800 8294400. Latency (seconds). Average Latency Reality MIT: Publisher Node Random. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knownpop. Gambar 4.2.4 Average Latency Reality MIT: Publisher Node Random. Pada Gambar 4.2.4 dengan skenario pemilihan publisher dilakukan secara random, nilai latency dapat meningkat, hal ini dapat dijelaskan dari total kontak publisher yang terpilih merupakan node dengan sedikit total kontak.. 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0. 7200 338400 669600 1000800 1332000 1663200 1994400 2325600 2656800 2988000 3319200 3650400 3981600 4312800 4644000 4975200 5306400 5637600 5968800 6300000 6631200 6962400 7293600 7624800 7956000 8287200. Number of Replicas. Average Number of Replicas Reality MIT: Publisher Node Popular. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knowpop. Gambar 4.2.5 Average Number of Replicas Reality MIT: Publisher Node Popular. 24.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Average Number of Replicas Reality MIT: Publisher Node Random Number of Replicas. 4000 3000 2000 1000. 7200 338400 669600 1000800 1332000 1663200 1994400 2325600 2656800 2988000 3319200 3650400 3981600 4312800 4644000 4975200 5306400 5637600 5968800 6300000 6631200 6962400 7293600 7624800 7956000 8287200. 0. Time (seconds) knownlong. knownshort. knownhop. knowpop. Gambar 4.2.6 Average Number of Replicas Reality MIT: Publisher Node Random. Pada Gambar 4.2.5 grafik average number of replicas publisher node popular, known subscription filter dengan popularity queue memiliki jumlah replica yang lebih sedikit diantara queue yang lainnya sehingga dapat disimpulkan hanya dibutuhkan sedikit relay untuk pesan sampai diterima oleh subscriber. Hal ini juga berlaku ntuk known subscription filter dengan subscription hop count queue yang memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan dengan popularity queue. Perbedaan queue popularity dan subscription hop count queue yang tidak terlalu signifikan disebabkan karena menggunakan skenario satu channel popular sehingga pesan dari channel popular akan lebih didahulukan. Namun untuk pesan yang menggunakan queue berdasarkan creation time, yaitu, long delay dan short delay queue, pesan akan lebih banyak di-replica untuk kemudian diteruskan ke subscriber. Pada Gambar 4.2.6 grafik average number of replicas publisher node random, known subscription filter dengan subscription hop count memiliki replica yang paling kecil dibandingkan queue lainnya untuk mengirimkan pesan ke subscriber. Selain karena pesan yang di-relay hanya membutuhkan sedikit relay, pengiriman pesan juga memperhatikan hop count untuk sampai ke subscriber. Hop count pesan terbesar akan lebih diutamakan dan dianggap dapat lebih cepat diterima 25.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. oleh subscriber. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa known subscription filter dengan subscription hop count queue merupakan queue yang paling optimal pada kasus publisher dipilih secara random. Hal ini selaras dengan nilai delivery rate known subscription filter dengan subscription hop count queue yang tinggi namun jumlah replica yang rendah.. 26.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan proses pengujian routing protokol publish-susbscribe. melalui simulasi dan menganalisis data hasil simulasi, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu, sebagai berikut. a.. Algoritma publish-subscribe merupakan paradigma pengiriman pesan secara multicast karena tidak mengenal source nodedestination node.. b.. Routing publish-subscribe tidak cocok digunakan pada pergerakan random sebab perbedaan antar queue tidak begitu terlihat dan penyebaran pesannya sama.. c.. Routing publish-subscribe lebih cocok digunakan pada pergerakan manusia dengan skenario hub node menjadi publisher, sebab pengiriman pesan dapat lebih cepat sampai ke subscriber, dapat dilihat latency pengiriman pesan yang lebih rendah.. 5.2. Saran Pada penelitian selanjutnya melakukan uji coba routing publish-subscribe. pada model pergerakan yang lain dan melihat perubahan jumlah node pada jaringan serta pengaruh perubahan ukuran buffer dan TTL pesan. Selain itu, suatu node dapat memiliki ketertarik pada lebih dari satu channel.. 27.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA [1]. Z. Zhang, “Routing in intermittently connected mobile ad hoc networks and delay tolerant networks: Overview and challenges,” IEEE Commun. Surv. Tutorials, vol. 8, no. 1, pp. 24–37, 2006.. [2]. Y. Zhao and J. Wu, “Socially-aware publish/subscribe system for human networks,” IEEE Wirel. Commun. Netw. Conf. WCNC, 2010.. [3]. P. Costa, C. Mascolo, M. Musolesi, and G. Pietro Picco, “Socially-Aware Routing for Publish-Subscribe in Delay-Tolerant Mobile Ad Hoc Networks,” vol. 26, no. 5, pp. 748–760, 2008.. [4]. I. G. A. S. Negara, L. V. Yovita, and T. A. Wibowo, “Performance analysis of social-Aware content-based opportunistic routing protocol on MANET based on DTN,” ICCEREC 2016 - Int. Conf. Control. Electron. Renew. Energy, Commun. 2016, Conf. Proc., pp. 47–53, 2017.. [5]. J. Greifenberg and D. Kutscher, “Efficient publish/subscribe-based multicast for opportunistic networking with self-organized resource utilization,” Proc. - Int. Conf. Adv. Inf. Netw. Appl. AINA, pp. 1708–1714, 2008.. [6]. A. Rana and S. Gupta, “Review on MANETs: Characteristics, Applications, Security Issues, Challenges and Attacks,” vol. 4, no. 2, pp. 723–728, 2015.. [7]. A. Vahdat and D. Becker, “Epidemic routing for partially-connected ad hoc networks,” no. CS-2000-06, 2000.. [8]. M. Shahzamal, M. F. Parvez, M. A. U Zaman, and M. D. Hossain, “Mobility Models for Delay Tolerant Network: A Survey,” Int. J. Wirel. Mob. Networks, vol. 6, no. 4, pp. 121–134, 2014.. [9]. N. Eagle and A. Pentland, “Reality mining: Sensing complex social. 28.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. systems,” Pers. Ubiquitous Comput., vol. 10, no. 4, pp. 255–268, 2006. [10] Y. I. Setyawan, “Analisis Statistik Kontak Manusia Pada Jaringan Oportunistik,” Universitas Sanata Dharma, 2019.. 29.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN. Source code routing protokol publish-subscribe. 30.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 31.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 32.

(46)

Gambar

Tabel 3.1.1 Parameter Utama Simulasi  ...............................................................
Gambar 2.2.1 Paradigma store-carry-forward
Gambar 2.3.1 Skenario Publish-Subscribe
Gambar 2.3.2 Proses Pengiriman Pesan Pada Publish-Subscribe
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merariq adalah suatu tradisi perkawinan yang unik dimana seorang laki- laki harus melarikan atau menculik si gadis sebelum melakukan ritual pernikahan. Merariq ini umum

Pada gambar 6 menunjukkan bahwa proses pada client dimulai dari tahap inisialisai, lalu client akan memeriksa apakah client sudah terkoneksi, jika belum maka

Gangguan stress pascatrauma (posttraumatic stress disorder–PTSD) adalah suatu sindrom yang timbul setelah seseorang melihat, terlibat didalam, atau mendengar stresor traumatik

Lembaga ini akan yang menjadi lembaga yang adil bagi perempuan, hanya bila laki-laki dan perempuan bekerja sama secara setara untuk mencapai apa yang mer- eka

Sementara anomali total relatif tinggi (notasi ungu) di bagian tengah dan selatan daerah penelitian diduga merupakan efek dari polarisasi batuan yang bersifat magnetik pada zona

• Waktu istirahat diberikan untuk setiap anggota kelompok agar dapat memikirkan gagasan yang baru berdasarkan dari gagasan temannya dan menuliskannya pada kartu

Oleh karena itu, kehadiran militer AS (military presence) dipandang sebagai alat vital untuk kenyamanan keamanan di Asia Tenggara, dan ada perhatian bahwa kenyataan AS

Hal ini menunjukkan SKG bukan merupakan prediktor independen untuk terjadinya NK kronik pascatrauma, karena terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, antara lain jenis