• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan 7 (Tujuh) Kasus : Harga Diri Rendah Kronis, Isolasi Sosial, Halusinasi, Waham, Defisit Perawatan Diri, Resiko Bunuh Diri, dan Perilaku Kekerasan Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sambang Lihum. Banjarmasin : STIKES Suaka Insan Banjarmasin.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan 7 (Tujuh) Kasus : Harga Diri Rendah Kronis, Isolasi Sosial, Halusinasi, Waham, Defisit Perawatan Diri, Resiko Bunuh Diri, dan Perilaku Kekerasan Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Sambang Lihum. Banjarmasin : STIKES Suaka Insan Banjarmasin."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN 7 (TUJUH) KASUS : LAPORAN PENDAHULUAN 7 (TUJUH) KASUS :

HARGA DIRI RENDAH KRONIS, ISOLASI SOSIAL, HALUSINASI, HARGA DIRI RENDAH KRONIS, ISOLASI SOSIAL, HALUSINASI, WAHAM, DEFISIT PERAWATAN DIRI, RESIKO BUNUH DIRI, DAN WAHAM, DEFISIT PERAWATAN DIRI, RESIKO BUNUH DIRI, DAN

PERILAKU KEKERASAN PERILAKU KEKERASAN DI

DI RUMAH SARUMAH SAKIT JIWA DAERAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUMH SAMBANG LIHUM

Tanggal

Tanggal 06 Agustus 206 Agustus 2014 s/d 3014 s/d 30 Agustus 20140 Agustus 2014

OLEH : OLEH : RONALD BASTEN RONALD BASTEN NIM.113063J1.13.047 NIM.113063J1.13.047

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM PROFESI NERS

BANJARMASIN BANJARMASIN

2014 2014

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN 7 (TUJUH) KASUS : LAPORAN PENDAHULUAN 7 (TUJUH) KASUS : HARGA DIRI RENDAH KRONIS, ISOLASI SOSIAL, HALUSI

HARGA DIRI RENDAH KRONIS, ISOLASI SOSIAL, HALUSI NASI,NASI, WAHAM, DEFISIT PERAWATAN DIRI, RESIKO BUNUH DIRI, DAN WAHAM, DEFISIT PERAWATAN DIRI, RESIKO BUNUH DIRI, DAN

PERILAKU KEKERASAN PERILAKU KEKERASAN DI

DI RUMAH SAKIRUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUMANG LIHUM

Tangg

Tanggalal 06 Agustus 20106 Agustus 2014 s/d 30 Agustus 20144 s/d 30 Agustus 2014

OLEH : OLEH :

RONALD BASTEN, S.Kep RONALD BASTEN, S.Kep

NIM.113063J1.13.047 NIM.113063J1.13.047

Banjarmasin,

Banjarmasin, Agustus Agustus 20142014 Mengetahui, Mengetahui, CI Akademik, CI Akademik, (………...………..) (………...………..) CI Lahan, CI Lahan, (………...………..) (………...………..)

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

COV

COVER ER ... ii

LEM

LEMBAR BAR PENPENGESGESAHAHAN AN ... iiii

DAF

DAFTAR TAR ISI ...ISI ... iiiiii

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

1.

1. HaHargrga a DiDiri ri ReRendndah ah KrKrononis ...is ... 11 2.

2. IsIsololasasi Soi Sosisial al ... 1010 3.

3. HaHalulusisinanasi si ... 1919 4.

4. WaWahaham m ... 3131 5.

5. DeDefifisisit Pt Pererawawatatan an DiDiri ...ri ... 4141 6.

6. ReResiksiko Buo Bununuh Dirh Diri ...i ... 4646 7.

7. PerPerilailaku ku KekKekeraerasan san ... 5858 DAFTAR PUSTAKA

(4)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH KRONIS

HARGA DIRI RENDAH KRONIS

(5)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN HARGA D

HARGA DIRI RENIRI RENDAHDAH KRONISKRONIS

A.

A. MasalMasalah Utah Utamaama

Harga Diri Rendah Kronis Harga Diri Rendah Kronis

B.

B. ProseProses Terjadinys Terjadinya Masalaha Masalah 1.

1. PePengngerertitianan 

 Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatifEvaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend, 1998).

(Townsend, 1998). 

 Penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yangPenilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang dieksp

diekspresikaresikan secara lann secara langsung mgsung maupun tidaupun tidak langsak langsungung (Schu(Schult danlt dan Videbeck, 1998).

Videbeck, 1998). 

 Perasaan negatif terhadap Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangdiri sendiri, hilangnya percaya dnya percaya diriiri dan hargadan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 2005).

diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 2005).

2.

2. TanTanda dda dan an gejgejalaala

Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah kronis

kronis 

 Mengkritik diri sendiri.Mengkritik diri sendiri. 

 Perasaan tidak mampu.Perasaan tidak mampu. 

 Pandangan hidup yang pesimistis.Pandangan hidup yang pesimistis. 

 Tidak menerima pujian.Tidak menerima pujian. 

 Penurunan produktivitas.Penurunan produktivitas. 

 Penolakan terhadap kemampuan diri.Penolakan terhadap kemampuan diri. 

 Kurang memperhatikan perawatan diri.Kurang memperhatikan perawatan diri. 

 Berpakaian tidak rapi.Berpakaian tidak rapi. 

 Selera makan berkurang.Selera makan berkurang. 

 Tidak berani menatap lawan bicara.Tidak berani menatap lawan bicara. 

 Lebih banyak menunduk.Lebih banyak menunduk. 

(6)

3.

3. RenRentantang rg respesponsons

Respons Respon

Respons Respon

Adaptif Maladaptif 

Adaptif Maladaptif 

Aktualisasi

Aktualisasi Konsep diri Konsep diri Harga Harga diri diri Keracunan Keracunan DepersDepersonalisasionalisasi d

diirri i ppoossiittiiff rreennddaah h kkrroonniis s iiddeennttiittaass

Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Rentang Respon Harga Diri Rendah KronisRentang Respon Harga Diri Rendah Kronis Sumber: Keliat (1999)

Sumber: Keliat (1999)

4.

4. EtEtioiolologigi a.

a. FakFaktor tor prepredisdisposposisiisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain, mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

ideal diri yang tidak realistis.

 b.

 b. Faktor presipitasiFaktor presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan serta

mengalami kegagalan serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsepmenurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun diri: harga diri rendah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.

kronik.

Situasional

Situasional.. Gangguan konsep Gangguan konsep diri : harga dirdiri : harga diri rendah kronis yi rendah kronis yangang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korb

menjadi korban pan pemerkosaanemerkosaan atau menatau menjadi narapjadi narapidana sehingidana sehingga harga harusus masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga bisa menyebabkan rendanya harga diri seseorang di karenakan penyakit fisik, pemasangan rendanya harga diri seseorang di karenakan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang ti

alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan yang ti dak tercapaidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas

akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatankesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.

(7)

Kronik

Kronik.. Gangguan koGangguan konsep diri : hargnsep diri : harga diri rendah a diri rendah kronis biasanyakronis biasanya sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sudah berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum

sebelum dirawat. Klien dirawat. Klien sudah memiliki sudah memiliki pikiran pikiran negatif sebelum negatif sebelum dirawatdirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.

dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.

Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah Baik faktor predisposisi maupun presipitasi diatas apabila telah mempengaruhi seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun mempengaruhi seseorang baik dalam berfikir, bersikap maupun  bertindak,

 bertindak, maka maka dianggapdianggap telah telah mempengaruhi koping mempengaruhi koping individu tindividu tersebutersebut sehingga menjdai tidak efektif (mekanisme koping tidak efektif). Bila sehingga menjdai tidak efektif (mekanisme koping tidak efektif). Bila kondisi klien dibiarkan tanpa adanya intervensi lebih lanjut dapat kondisi klien dibiarkan tanpa adanya intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk menyebabkan kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk  bergaul dengan orang lain (isolaasi

 bergaul dengan orang lain (isolaasi sosial). Klien yang mengalami isolasisosial). Klien yang mengalami isolasi sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sosial dapat membuat klien asik dengan dunia dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.

sehingga dapat muncul resiko perilaku kekerasan.

5.

5. Teori ParTeori Para Ahli mengea Ahli mengenai Hargnai Harga Diri Rendaa Diri Rendah Kronish Kronis Peplau dan Sulivan

Peplau dan Sulivan dalam keliat (1999) mengatakan bahwa pengalamandalam keliat (1999) mengatakan bahwa pengalaman interpersonal di masa atau tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia interpersonal di masa atau tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia yang tidak menyenangkan seperti

yang tidak menyenangkan seperti good me, bad me, not me,good me, bad me, not me, merasa seringmerasa sering dipermasalahkan atau merasa tertekan kelak, akan menimbulkan perasaan dipermasalahkan atau merasa tertekan kelak, akan menimbulkan perasaan ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.

dapat menyebabkan harga diri rendah kronis. Caplan

Caplan dalam Keliadalam Keliat (1999)t (1999) mengamengatakan bahwtakan bahwa lingkuna lingkungan sosial,gan sosial,  pengalaman

 pengalaman individu individu dan dan adanya adanya perubahan perubahan sosial sosial seperti seperti perasaanperasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, serta tidak dihargai akan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, serta tidak dihargai akan mempengaruhi individu. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan stress dan mempengaruhi individu. Keadaan seperti ini dapat menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri

(8)

C.

C. Pohon Pohon MasalMasalahah

Resiko Tinggi (Resti) Perilaku Kekerasan Resiko Tinggi (Resti) Perilaku Kekerasan

 Effect

 Effect Perubahan Persepsi Sensori: HalusinasiPerubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

Isolasi Sosial Isolasi Sosial

Core Problem Core Problem

Causa

Causa Koping Koping Individu Individu Tidak Tidak Efektif Efektif 

Gambar 1.2.

Gambar 1.2.Pohon Masalah Harga Diri Rendah KronisPohon Masalah Harga Diri Rendah Kronis

D.

D. Masalah KeperawaMasalah Keperawatan yang tan yang Mungkin MunculMungkin Muncul 1.

1. Harga Harga diri diri rendarendah krh kronis.onis. 2.

2. KopinKoping indg individu ividu tidak tidak efektefektif.if. 3.

3. IsoIsolaslasi i sossosialial.. 4.

4. PerubPerubahan peahan persepsi sersepsi sensorinsori: halusin: halusinasi.asi. 5.

5. Risiko Risiko tinggtinggi perili perilaku keaku kekerasakerasan.n.

E.

E. Data yData yang Perang Perlu Dikajlu Dikajii M

Maassaallaah h KKeeppeerraawwaattaann DDaatta a yyaanng g PPeerrllu u DDiikkaajjii Harga diri rendah

Harga diri rendah kronis

kronis

Subjektif: Subjektif:

 Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna.Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna. 

 Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu.Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu. 

 Mengungkapkan dirinya tidak semangat untukMengungkapkan dirinya tidak semangat untuk  beraktivitas atau bekerja.

 beraktivitas atau bekerja. 

 Mengungkapkan dirinya malas melakukanMengungkapkan dirinya malas melakukan  perawatan

 perawatan diri diri (mandi, (mandi, berhias, berhias, makan makan atauatau toileting

toileting).).

Harga diri rendah kronis Harga diri rendah kronis

(9)

Objektif: Objektif: 

 Mengkritik diri sendiri.Mengkritik diri sendiri. 

 Perasaan tidak mampu.Perasaan tidak mampu. 

 Pandangan hidup yang pesimistis.Pandangan hidup yang pesimistis. 

 Tidak menerima pujian.Tidak menerima pujian. 

 Penurunan produktivitas.Penurunan produktivitas. 

 Penolakan terhadap kemampuan diri.Penolakan terhadap kemampuan diri. 

 Kurang memperhatikan perawatan diri.Kurang memperhatikan perawatan diri. 

 Berpakaian tidak rapi.Berpakaian tidak rapi. 

 Selera makan berkurang.Selera makan berkurang. 

 Tidak berani menatap lawan bicara.Tidak berani menatap lawan bicara. 

 Lebih banyak menunduk.Lebih banyak menunduk. 

 Bicara lambat dengan nada suara lemah.Bicara lambat dengan nada suara lemah.

G.

G. Diagnosis Diagnosis KeperawatanKeperawatan Harga diri rendah kronis Harga diri rendah kronis

H.

H. Rencana TindakaRencana Tindakan Keperawatann Keperawatan 1.

1. TindaTindakan kkan keperaeperawatan pwatan pada klada klienien

 TujuanTujuan a.

a. Klien mampKlien mampu mengidenu mengidentifikatifikasi kemampusi kemampuan dan aspek positian dan aspek positif yangf yang dimiliki.

dimiliki.  b.

 b. Klien mampu menilai kemampuan Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan.yang dapat digunakan. c.

c. Klien mampKlien mampu menetapku menetapkan atau memilian atau memilih kegih kegiatan yang sesuaatan yang sesuaii kemampuan.

kemampuan. d.

d. Klien mamKlien mampu melatih kpu melatih kegiategiatan yang sudaan yang sudah dipili sesuh dipili sesuaiai kemampuannya.

kemampuannya. e.

e. Klien mampKlien mampu merencau merencanakan kenakan kegiatan yangiatan yang sudah dilatihg sudah dilatihnya.nya.

 Tindakan keperawatanTindakan keperawatan a.

a. MengiMengidentifdentifikasi kemampikasi kemampuan dan aspek positiuan dan aspek positif yang masih dimilikif yang masih dimiliki klien.

klien.

Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu klien Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk membantu klien men

mengungungkagkapkapkann kemkemampampuan duan dan aspan aspek posek positiitif yang mf yang masihasih dimilikinya.

(10)

1)

1) Mendiskusikan bahMendiskusikan bahwa klien wa klien masih memiliki masih memiliki sejumlah kemampsejumlah kemampuanuan dan aspek positif seperti kegiatan klien di rumah, adanya keluarga dan aspek positif seperti kegiatan klien di rumah, adanya keluarga dan lingkungan terdekat

dan lingkungan terdekat 2)

2) Beri pujian yang Beri pujian yang realistis atau nyata dan realistis atau nyata dan hindarkan penilaian hindarkan penilaian yangyang negatif setiap kali bertemu dengan klien

negatif setiap kali bertemu dengan klien  b.

 b. Membantu klien dalam menilai kemamMembantu klien dalam menilai kemampuan yang dapat digunpuan yang dapat digunakan.akan. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan yang dapat dilakuyang dapat dilakukan adalah sebagaikan adalah sebagai berikut:berikut: 1)

1) Mendiskusikan dengan Mendiskusikan dengan klien kemampuaklien kemampuan yang n yang masih dapatmasih dapat digunakan saat ini setelah mengalami bencana.

digunakan saat ini setelah mengalami bencana. 2)

2) Bantu klien meBantu klien menyebutkannya nyebutkannya dan beri pdan beri penguatan terhenguatan terhadapadap kemampuan diri yang berhasil diungkapkan klien.

kemampuan diri yang berhasil diungkapkan klien. 3)

3) Perlihatkan respons Perlihatkan respons yang kyang kondusif dan ondusif dan jadilah pendengar jadilah pendengar yangyang aktif.

aktif. c.

c. Membantu klien Membantu klien agar dapat agar dapat memilih atau memilih atau menetapkan menetapkan kegiatan sesuaikegiatan sesuai dengan kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dengan kemampuan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

adalah sebagai berikut: 1)

1) MenMendisdiskuskusikaikan denn dengangan kliklien beben beberaerapa akpa aktivtivitaitas yang s yang dapdapatat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan klien lakukan dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan klien lakukan sehari-hari.

sehari-hari. 2)

2) Bantu klien Bantu klien menetapkan menetapkan aktivitas yang aktivitas yang dapat dilakukan secardapat dilakukan secaraa mandiri. Tentukan aktivitas-aktivitas yang memerlukan bantuan mandiri. Tentukan aktivitas-aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dan bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat minimal dan bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat klien. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat klien. Berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan klien dan buatlah daftar aktivitas atau kegiatan dilakukan klien dan buatlah daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari.

hari. d.

d. MelatiMelatih kegiatan klih kegiatan klien yang sudah dipen yang sudah dipilih sesuailih sesuai kemampui kemampuan.an.

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1)

1) Mendiskusikan dengan Mendiskusikan dengan klien untuk klien untuk menetapkan umenetapkan urutan kegiatanrutan kegiatan (yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan.

(yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan. 2)

2) Berasama klien dBerasama klien dan keluarga an keluarga memperagakan bebermemperagakan beberapa kegiatanapa kegiatan yang akan dilakukan klien.

(11)

3)

3) Berikan dukungan Berikan dukungan dan pujian yang dan pujian yang nyata pada setiap knyata pada setiap kemajuanemajuan yang diperlihatkan klien.

yang diperlihatkan klien. e.

e. MembaMembantu klien agantu klien agar dapat merenr dapat merencanakcanakan kegiaan kegiatan sesuaitan sesuai kemampuannya.

kemampuannya.

Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, dapat Untuk mencapai tujuan dari tindakan keperawatan tersebut, dapat melakukan hal-hal berikut:

melakukan hal-hal berikut: 1)

1) Memberi kesempatan Memberi kesempatan pada klien pada klien untuk menuntuk mencoba kegiatan coba kegiatan yangyang telah dilatihkan.

telah dilatihkan. 2)

2) Beri pujian Beri pujian atas aktivitas atau atas aktivitas atau kegiatan yang kegiatan yang dapat dilakukan dapat dilakukan klienklien setiap hari.

setiap hari. 3)

3) Tingkatkan kegiatan Tingkatkan kegiatan sesuai dengan sesuai dengan tingkat toleransi tingkat toleransi dan perubahandan perubahan setiap aktivitas.

setiap aktivitas. 4)

4) Menyusun daftar Menyusun daftar aktivitas yang sudah aktivitas yang sudah dilatihkan bersama klien dilatihkan bersama klien dandan keluarga.

keluarga. 5)

5) Berikan kesempatan Berikan kesempatan pada klien pada klien untuk mengungkapkuntuk mengungkapkan perasaannyaan perasaannya setelah melaksanankan kegiatan.

setelah melaksanankan kegiatan. 6)

6) Yakinkan bahwa Yakinkan bahwa keluarga mekeluarga mendukung setiap ndukung setiap aktivitas yangaktivitas yang dilakukan klien

dilakukan klien

2.

2. TindaTindakan kepkan keperawaerawatan pada ktan pada keluareluargaga

 TujuanTujuan a.

a. Keluarga dKeluarga dapat membantu apat membantu klien mengideklien mengidentifikasi kemampntifikasi kemampuan yanguan yang dimiliki klien.

dimiliki klien.  b.

 b. Keluarga memfasilitasi aktivitas klien yang sesuai kemamKeluarga memfasilitasi aktivitas klien yang sesuai kemampuan.puan. c.

c. Keluarga memoKeluarga memotivasi klien tivasi klien untuk untuk melakukan kmelakukan kegiatan sesuai egiatan sesuai dengandengan latihan yang telah dilakukan.

latihan yang telah dilakukan. d.

d. Keluarga mampu Keluarga mampu menilai perkembmenilai perkembangan peruangan perubahan kemambahan kemampuan klienpuan klien

 Tindakan keperawatanTindakan keperawatan a.

a. DiskusDiskusikan masalikan masalah yang dihadah yang dihadapi keluaapi keluarga dalam merrga dalam merawat klienawat klien..  b.

 b. Jelaskan Jelaskan kepada kepada keluarga keluarga tentang tentang kondisi kondisi klien klien yangyang mengalamimengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis.

gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis. c.

(12)

d.

d. Jelaskan cara-cara Jelaskan cara-cara merawat klien merawat klien dengan gangdengan gangguan konsep guan konsep diri: hargadiri: harga diri rendah kronis.

diri rendah kronis. e.

e. DemonDemonstrasikstrasikan cara merawat kliean cara merawat klien dengan gangn dengan gangguan konguan konsep diri:sep diri: harga diri rendah.

harga diri rendah. f.

(13)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

ISOLASI SOSIAL

(14)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL ISOLASI SOSIAL

A.

A. MasalMasalah Utah Utamaama Isolasi Sosial Isolasi Sosial

B.

B. ProseProses Terjadinys Terjadinya Masalaha Masalah 1.

1. PePengngerertitianan

 Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orangdengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, dengan orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain (Balitbang, 2007).

orang lain (Balitbang, 2007).

 Merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,Merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan maupun komunikasi dengan orang lain (Rawlins, menghindari hubungan maupun komunikasi dengan orang lain (Rawlins, 1993).

1993).

 Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yangKerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan  perilaku

 perilaku maladaptif maladaptif dan dan mengganggu fungsi mengganggu fungsi seseorang seseorang dalam dalam hubunganhubungan sosial

sosial (Depk(Depkes RI, 2000es RI, 2000).).

 Merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi denganMerupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan

mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klienkegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup berbagi

dan tidak sanggup berbagi pengalaman (Balitbang, 2007).pengalaman (Balitbang, 2007).

 Suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lainSuatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif

menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Towndsend, 1998).dan mengancam (Towndsend, 1998). 

 Kerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimaria seeorangKerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimaria seeorang  berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang  berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang

(15)

tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan interaksi sosial tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan interaksi sosial mengalami kesutitan dalam berinteraksi dengan orang lain salah satunya mengalami kesutitan dalam berinteraksi dengan orang lain salah satunya mengarah pada menarik diri

mengarah pada menarik diri (Townsend, 1998).(Townsend, 1998).

 Kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidakKerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah maladaptif, dan mergganggu fungsi individu dalam fleksibel, tingkah maladaptif, dan mergganggu fungsi individu dalam hubungan sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1998).

hubungan sosialnya (Stuart dan Sundeen, 1998).

2.

2. TanTanda dda dan an gejgejalaala

Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isilasi sosial: Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan isilasi sosial:

 Kurang spontan.Kurang spontan. 

 Apatis (acuh terhadap lApatis (acuh terhadap lingkungan).ingkungan). 

 Ekspresi wajah kurang berseri.Ekspresi wajah kurang berseri. 

 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri. 

 Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.Tidak ada atau kurang komunikasi verbal. 

 Mengisolasi diri.Mengisolasi diri. 

 Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar.Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar. 

 Asupan makanan dan minuman Asupan makanan dan minuman terganggu.terganggu. 

 Retensi urine dan feses.Retensi urine dan feses. 

 Aktivitas menurun.Aktivitas menurun. 

 Kurang energi (tenaga).Kurang energi (tenaga). 

 Rendah diri.Rendah diri. 

 Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisiPostur tubuh berubah, misalnya sikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur).

tidur).

Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya Perilaku ini biasanya disebabkan karena seseorang menilai dirinya rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang rendah, sehingga timbul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan lain. Bila tidak dilakukan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan  perubahan

 perubahan persepsi persepsi sensori: sensori: halusinasi halusinasi dan dan risiko risiko mencederai mencederai diri, diri, orangorang lain, bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang lain juga bisa lain, bahkan lingkungan. Perilaku yang tertutup dengan orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa berpengaruh terhadap ketid

ketidakmamakmampuan untuk melakupuan untuk melakukan perawatan secarkan perawatan secara a mandmandiri.iri. SeseorSeseorangang yang mempunyai harga diri rendah awalnya disebabkan oleh yang mempunyai harga diri rendah awalnya disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya, sehingga ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dalam hidupnya, sehingga

(16)

orang tersebut berperilaku tidak normal (koping individu tidak efektif). orang tersebut berperilaku tidak normal (koping individu tidak efektif). Peranan keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu Peranan keluarga cukup besar dalam mendorong klien agar mampu menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, bila sistem pendukungnya tidak menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, bila sistem pendukungnya tidak  baik

 baik (koping (koping keluarga keluarga tidak tidak efektif) efektif) maka maka akan akan mendukung mendukung seseorangseseorang memiliki harga diri rendah.

memiliki harga diri rendah.

3.

3. RenRentantang Rg Respesponsons

Respon

Respon Adaptif Adaptif Respon Respon Maladaptif Maladaptif 

Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Rentang Respons Isolasi SosialRentang Respons Isolasi Sosial Sumber: Townsend (1998)

Sumber: Townsend (1998)

Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial

 Respons adaptif Respons adaptif 

Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan

norma sosial dan kebudayaankebudayaan secara umum ysecara umum yang berlakang berlaku. Dengan ku. Dengan kataata lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan lain individu tersebut masih dalam batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk

masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif respons adaptif  a.

a. Menyendiri, respMenyendiri, respon yanon yang g dibutuhkan dibutuhkan seseorang useseorang untuk merntuk merenungkanenungkan apa yang telah terjadi di

apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.lingkungan sosialnya.  b.

 b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyOtonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikanampaikan ide, pikiran dan perasaan dalam hubungan sosial.

ide, pikiran dan perasaan dalam hubungan sosial. c.

c. BekerBekerjaja sama, sama, kemamkemampuan puan indivindividu yidu yang ang saling saling membumembutuhkatuhkan satun satu sama lain.

sama lain. d.

d. Interdependen, Interdependen, saling ketergansaling ketergantungan antara tungan antara individu individu dengan orandengan orangg lain dalam membina hubungan interpersonal.

lain dalam membina hubungan interpersonal. Menyendiri Menyendiri Otonomi Otonomi Bekerja sama Bekerja sama Interdependen Interdependen Merasa sendiri Merasa sendiri Depedensi Depedensi Curiga Curiga Menarik diri Menarik diri Ketergantungan Ketergantungan Manipulasi Manipulasi Curiga Curiga

(17)

 Respons maladaptif Respons maladaptif 

Respons maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial Respons maladaptif adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah

dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah perilaku yang termasukperilaku yang termasuk respons maladaptif 

respons maladaptif  a.

a. MenarMenarik diri, seseoraik diri, seseorang yang mengng yang mengalami kesulitalami kesulitan dalam memban dalam membinaina hubungan secara terbuka dengan orang lain.

hubungan secara terbuka dengan orang lain.  b.

 b. Ketergantungan, Ketergantungan, seseorang seseorang gagal gagal mengembangkan mengembangkan rasa rasa percaya percaya diridiri sehingga tergantung dengan orang lain.

sehingga tergantung dengan orang lain. c.

c. ManipManipilasi, seseorailasi, seseorang yang mengng yang mengganggganggu orang lain sebagai objeku orang lain sebagai objek individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara individu sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.

mendalam. d.

d. Curiga, seseorang Curiga, seseorang gagal mengembgagal mengembangkan rasa angkan rasa percaya terhadap percaya terhadap orangorang lain.

lain.

4.

4. EtEtioiolologigi a.

a. FakFaktor tor PrePredisdisposposisiisi

 Faktor Tumbuh KembangFaktor Tumbuh Kembang

Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas  perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak t

 perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak t erjadi gangguan dalamerjadi gangguan dalam hubungan sosial.

hubungan sosial.

Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

menimbulkan masalah. T

Taabbllee 22..11.. Tugas Tugas perkeperkembangmbanganan berhuberhubungbungan an dengdengan Pan Pertumertumbuhanbuhan Interpersonal

Interpersonal

T

Taahhaap p PPeerrkkeemmbbaannggaann TTuuggaass M

Maassa a BBaayyii MMeenneettaappkkaan n rraassa a ppeerrccaayyaa.. M

Maassa a BBeerrmmaaiinn MMeennggeemmbbaannggkkaan n oottoonnoommi i ddaan n aawwaal l ppeerriillaakkuu mandiri.

mandiri. M

Maassa a PPrraasseekkoollaahh BBeellaajjaar r meenm nuunnjjuukkan an iinniissiiaattiiff, , rraassaa tanggungjawab dan hati nurani.

tanggungjawab dan hati nurani. M

Maassa a SSeekkoollaahh BBeellaajjaar b er b errkkoommppeettiissii, b, beekkeerrjja a ssaamma d aa d ann  berkompromi.

 berkompromi. M

Maassa Pa Prraarreemmaajjaa MeenM njjaalliin hn huubbuunnggaan in inntitim dm deennggaan tn teemmaan sn seessaammaa  jenis kelamin.

(18)

M

Maassa a RReemmaajjaa MMeennjjaaddi i iinnttiim m ddeennggaan n tteemmaan n llaawwaan n jjeenniis s aattaauu  bergantung pada orang

 bergantung pada orang tua.tua. Ma

Masa sa DeDewawasa sa MuMudada MeMenjnjadadi si salaliningg bebergrganantutung ng anantartara oa orarang ng tutua da danan teman, mencari pasangan , menikah dan teman, mencari pasangan , menikah dan mempunyai anak.

mempunyai anak. Ma

Masa sa TeTengngah ah BaBayaya BeBelalajajar mr menenererimima ha hasasil il kekehihidudupapan yn yanang sg sududahah dilalui.

dilalui. M

Maassa a DDeewwaassa a TTuuaa BBeerrdduukka a kkaarreenna a kkeehhiillaannggaan n ddaann mengembangkan perasaan keterikatan dengan mengembangkan perasaan keterikatan dengan  budaya.

 budaya.

Sumber: Stuart dan Sundeen (1995), hlm. 346 Sumber: Stuart dan Sundeen (1995), hlm. 346

 Faktor Komunikasi dalam KeluargaFaktor Komunikasi dalam Keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (

ketidakjelasan (double bind double bind ) yaitu suatu keadaan dimana seorang) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang men

yang menghambghambat untuk berhat untuk berhubungubungan dengan linan dengan lingkunggkungan dian di luarluar keluarga.

keluarga.

 Faktor Sosial BudayaFaktor Sosial Budaya

Isolasi sosial ada atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial Isolasi sosial ada atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam merupakan suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, diaman setiap anggota keluarga yang tidak dianut oleh keluarga, diaman setiap anggota keluarga yang tidak  produktif seperti usia

 produktif seperti usia lanjut, berpenyakit kronis dan penyandang cacatlanjut, berpenyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.

diasingkan dari lingkungan sosialnya.

 Faktor BiologisFaktor Biologis

Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang menaglami masalah dalam misalnya pada klien skizofrenia yang menaglami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti

(19)

atrofi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik atrofi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik ddan daerah kortikal.

ddan daerah kortikal.  b.

 b. Faktor presipitasiFaktor presipitasi

Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor steresorpresipitasi dapat internal dan eksternal seseorang. Faktor steresorpresipitasi dapat dikelompokan sebagai berikut:

dikelompokan sebagai berikut:

 Faktor eksternalFaktor eksternal

Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.

oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.

 Faktor internalFaktor internal

Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat ansietas Contohnya adalah stresor psikologis, yaitu stres terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.

terpenuhinya kebutuhan individu.

C.

C. Pohon Pohon MasalMasalahah

Resti

Resti Mencederai Mencederai Diri, Diri, Orang Orang Lain, Lain, dan dan LingkunganLingkungan

Defisit

Defisit Perawatan Perawatan Diri Diri PPS: PPS: HalusinasiHalusinasi

Intoleransi Aktivitas Intoleransi Aktivitas

Harga

Harga Diri Diri Rendah Rendah KronisKronis

Koping

Koping Individu Individu Tidak Tidak Efektif Efektif Koping Koping Keluarga Keluarga Tidak Tidak Efektif Efektif 

Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Pohon Masalah Isolasi SosialPohon Masalah Isolasi Sosial Isolasi sosial Isolasi sosial

(20)

D.

D. Masalah KeperawaMasalah Keperawatan yang tan yang Mungkin MunculMungkin Muncul 1.

1. IsoIsolaslasi i sossosialial.. 2.

2. Harga Harga diri diri rendarendah krh kronis.onis. 3.

3. PerubPerubahan peahan persepsi sersepsi sensorinsori: halusin: halusinasi.asi. 4.

4. KopinKoping indg individu ividu tidak tidak efektefektif.if. 5.

5. KopinKoping kelug keluarga targa tidak eidak efektiffektif.. 6.

6. IntIntoleoleranransi si aktaktiviivitastas.. 7.

7. DefDefisiisit perawt perawataatan diri.n diri. 8.

8. Risiko tinggi Risiko tinggi mencederai dmencederai diri, orang iri, orang lain dan lain dan lingkungan.lingkungan.

E.

E. Data yData yang Perang Perlu Dikajlu Dikajii M

Maassaallaah h KKeeppeerraawwaattaann DDaatta a yyaanng g PPeerrllu u DDiikkaajjii IIssoollaassi i ssoossiiaall SSuubbjjeekkttiiff::

 Klien mengatakan malas bergaul dengan orangKlien mengatakan malas bergaul dengan orang lain.

lain. 

 Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemaniKlien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani  perawat dan meminta untuk send

 perawat dan meminta untuk sendirian.irian. 

 Klien mengatakan tidak mau berbicara denganKlien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain.

orang lain. 

 Tidak mau berkomunikasi.Tidak mau berkomunikasi. 

 DatData tena tentantang klg klien bien biasiasanyanyaa diddidapaapat dart darii keluarga yang mengetahui keterbatasan klien keluarga yang mengetahui keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah atau

(suami, istri, anak, ibu, ayah atau teman dekat).teman dekat).

Objektif: Objektif:

 Kurang spontan.Kurang spontan. 

 Apatis (acuh terhadap liApatis (acuh terhadap lingkungan).ngkungan). 

 Ekspresi wajah kurang berseri.Ekspresi wajah kurang berseri. 

 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikanTidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.

kebersihan diri. 

 Tidak ada atau kurang komunikasi verbal.Tidak ada atau kurang komunikasi verbal. 

 Mengisolasi diri.Mengisolasi diri. 

 Tidak atau kurang sadar terhadap lingkunganTidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitar.

sekitar. 

 Asupan makanan dan minuman tAsupan makanan dan minuman terganggu.erganggu. 

 Retensi urine dan feses.Retensi urine dan feses. 

 Aktivitas menurun.Aktivitas menurun. 

 Kurang energi (tenaga).Kurang energi (tenaga). 

 Rendah diri.Rendah diri. 

 Postur Postur tubuh tubuh berubah, berubah, misalnya misalnya sikapsikap fetus/janin (khususnya pada posisi tidur).

(21)

F.

F. DiagnDiagnosis osis KeperKeperawataawatann Isolasi Sosial

Isolasi Sosial

G.

G. Rencana Rencana Tindakan Tindakan KeperawatanKeperawatan 1.

1. TindaTindakan kekan keperawperawatan unatan untuk klituk klien.en. 

 Membina hubungan saling percaya.Membina hubungan saling percaya. 

 Menyadari penyebab isolasi sosial.Menyadari penyebab isolasi sosial. 

 Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang Mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain.lain. 

 Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap.Melakukan interaksi dengan orang lain secara bertahap. 2.

2. TindaTindakan kepkan keperawaerawatan untutan untuk Keluak Keluargarga 

 Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial Keluarga mengetahui masalah isolasi sosial dan dampaknya pada klien.dan dampaknya pada klien. 

 Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial.Keluarga mengetahui penyebab isolasi sosial. 

 Sikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi sSikap keluarga untuk membantu klien mengatasi isolasi s osialnya.osialnya. 

 Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien.Keluarga mengetahui pengobatan yang benar untuk klien. 

 Keluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yangKeluarga mengetahui tempat rujukan dan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi klien.

(22)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

HALUSINASI

(23)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI HALUSINASI

F.

F. MasMasalaalah Utah Utamama

Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

G.

G. Proses TerjProses Terjadinya Masaadinya Masalahlah 1.

1. PePengngerertitianan

 Menurut Cook dan Fontaine (1987) perubahan persepsi senssori:Menurut Cook dan Fontaine (1987) perubahan persepsi senssori: halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana kien halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana kien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu mengalami perubahan persepsi sensori, seperti merasakan sensasi palsu  berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau pengiduan. Klien  berupa suara, pengelihatan, pengecapan, perabaan, atau pengiduan. Klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Selain itu, perubahan merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Selain itu, perubahan  persepsi

 persepsi sensori: sensori: halusinasi halusinasi bisa bisa juga juga diartikan diartikan sebagai sebagai persepsi persepsi sensorisensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliupti semua sistem penginderaan adanya rangsangan dari luar meliupti semua sistem penginderaan (pendengaran, pengelihatan, penciuman, perabaan, pengecapan).

(pendengaran, pengelihatan, penciuman, perabaan, pengecapan).

 Individu menginterpretasikan stresor yang tidak ada stimulus dariIndividu menginterpretasikan stresor yang tidak ada stimulus dari lingkungan (Depkes RI, 2000).

lingkungan (Depkes RI, 2000). 

 Suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan pada polaSuatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan pada pola stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal dan eksternal) stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara internal dan eksternal) diertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan atau kelainan diertai dengan suatu pengurangan berlebih-lebihan atau kelainan  berespons terhadap stimulus (Towsend

 berespons terhadap stimulus (Towsend, 1998)., 1998).

 Kesalahan sensori persepsi dari satu atau lebih indra pendengaran,Kesalahan sensori persepsi dari satu atau lebih indra pendengaran,  penglihatan,

 penglihatan, taktil, taktil, atau atau penciuman penciuman yang yang ada ada stimulus stimulus eksterna eksterna (Antai(Antai Otong, 1995).

Otong, 1995).

 Gangguan penyerapan/persepsi, panca indra tanpa adanya rangsanganGangguan penyerapan/persepsi, panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar. Gangguan ini dapat terjadi pada sistem penginderaan pada saat dari luar. Gangguan ini dapat terjadi pada sistem penginderaan pada saat kesadaran individu

kesadaran individu tersebut penuh tersebut penuh dengan baik. dengan baik. Maksudnya rangsangaMaksudnya rangsanga terebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan terebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari individu sendiri. Dengan lain klien berspons terhadap rangsangan dari individu sendiri. Dengan lain klien berspons terhadap rangsangan

(24)

yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Wilson, 1983).

dibuktikan (Wilson, 1983).

2.

2. Teori yTeori yang Menjang Menjelaskaelaskan Halusin Halusinasi (Stunasi (Stuart danart dan SuundSuundeen, 19een, 1995)95)

 Teori biokimiaTeori biokimia Terjadi sebagai

Terjadi sebagai respon metabrespon metabolisme terhadap olisme terhadap stresstres yang menyang mengakibatkangakibatkan terlepasnya zat halusinogenik neurotik (buffofenon dan terlepasnya zat halusinogenik neurotik (buffofenon dan dimethytransferase).

dimethytransferase).

 Teori psikoanalisisTeori psikoanalisis

Merupakan respon pertahanaan ego untuk melawan rangsangan dari luar Merupakan respon pertahanaan ego untuk melawan rangsangan dari luar yang mengancam

yang mengancam dan ditekan undan ditekan untuk muncul dalam tuk muncul dalam alam sadar.alam sadar.

3.

3. Jenis HaluJenis Halusinasi sersinasi serta Data Objekta Data Objektif dan Data Subtif dan Data Subjektif jektif 

Berikut ini akan dijelas mengenai ciri-ciri yang objektif dan subjektif pada Berikut ini akan dijelas mengenai ciri-ciri yang objektif dan subjektif pada klien dengan halusinasi.

klien dengan halusinasi.

Table 3.1.

Table 3.1. Jenis HalusJenis Halusinasi serta Cirinasi serta Ciri Objektif dani Objektif dan SubjeSubjektif Klien yangktif Klien yang Mengalami Halusinasi

Mengalami Halusinasi

J

Jeenniis s HHaalluussiinnaassii DDaatta a OObbjjeekkttiiff DDaatta a SSuubbjjeekkttiif  f   Halusinasi Dengar

Halusinasi Dengar (klien mendengar (klien mendengar suara/bunyi yang tidak suara/bunyi yang tidak ada hubungannya ada hubungannya dengan stimulus yang dengan stimulus yang nyata/lingkungan).

nyata/lingkungan).

 Bicara atau tertawaBicara atau tertawa sendiri.

sendiri. 

 Marah tanpa sebab.Marah tanpa sebab.   MendekatkanMendekatkan telinga kearah telinga kearah tertantu. tertantu. 

 Menutup telinga.Menutup telinga.

 Mendengar suara-suaraMendengar suara-suara atau kegaduhan.

atau kegaduhan. 

 Mendengar suara yangMendengar suara yang mengajak bercakap-mengajak bercakap-cakap.

cakap. 

 MMeennddeennggaarr ssuuaarraa menyuruh melakukan menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya. sesuatu yang berbahaya. Halusinasi Penglihatan

Halusinasi Penglihatan (klien melihat gambaran (klien melihat gambaran yang jelas/samar yang jelas/samar terhadap adanya terhadap adanya stimulus yang nyata dari stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lingkungan dan orang lain tidak melihatnya). lain tidak melihatnya).

 Menunjuk Menunjuk kearahkearah tertentu.

tertentu. 

 Ketaktakutan Ketaktakutan padapada sesuatu yang tidak sesuatu yang tidak  jelas.

 jelas.

Melihat bayangan, sinar, Melihat bayangan, sinar,  bentuk

 bentuk giometris, giometris, kartun,kartun, melihat hantu, atau melihat hantu, atau monster.

monster.

Halusinasi Penciuman Halusinasi Penciuman (klien mencium suatu (klien mencium suatu  bau

 bau yang yang mucnul mucnul daridari sumber tertentu tanpa sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata). stimulus yang nyata).

  Mengendus-endusMengendus-endus seperti sedang seperti sedang membaui bau-bauan membaui bau-bauan tertentu. tertentu. Menutup hidung. Menutup hidung. Membaui bau-bauan Membaui bau-bauan seperti bau darah, utin, seperti bau darah, utin, feses, dan terkadang feses, dan terkadang bau- bau

(25)

menyenangkan bagi klien. menyenangkan bagi klien.

Halusinasi Pengecapan Halusinasi Pengecapan (klien merasakan sesuatu (klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, yang tidak nyata,  biasanya

 biasanya merasakan rasamerasakan rasa makanan yang tidak makanan yang tidak enak).

enak).

 Sering meludah.Sering meludah. 

 Muntah.Muntah.

Me

Merarasasakkanan rarasa sesa sepeperrtiti darah, urin, atau feses. darah, urin, atau feses.

Halusinasi Perabaan Halusinasi Perabaan (klien merasakan pada (klien merasakan pada kulitnya tanpa ada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata) stimulus yang nyata)

Menggaruk-garuk Menggaruk-garuk  permukaan kulit.  permukaan kulit.

 Mengatakan Mengatakan adaada serangga dipermukaan serangga dipermukaan kulit.

kulit. 

 Merasa Merasa sepertiseperti tersengat listrik.

tersengat listrik. Halusinasi Kinestetik

Halusinasi Kinestetik (klien berasa badannya (klien berasa badannya  bergerak

 bergerak dalam dalam suatusuatu ruangan atau anggota ruangan atau anggota  badannya bergerak).  badannya bergerak). Memegang kakinya Memegang kakinya yang dianggapnya yang dianggapnya  bergerak sendiri.  bergerak sendiri. Mengatakan badannya Mengatakan badannya melayang diudara. melayang diudara. Halusinasi Viseral Halusinasi Viseral (perasaan tertentu timbul (perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya). dalam tubuhnya). Memegang badannya Memegang badannya yang dianggapnya yang dianggapnya  berubah

 berubah bentuk bentuk dandan tidak normal seperti tidak normal seperti  biasanya

 biasanya

Mengatakan perutnya Mengatakan perutnya menjadi mengecil setelah menjadi mengecil setelah meminum

meminum soft drink soft drink 

Sumbe

Sumber: Stuart dan Sundeer: Stuart dan Sundeenn (199(1998)8)

4.

4. EtEtioiolologigi a.

a. FakFaktor tor prepredisdisposposisiisi

Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan Faktor predisposisi adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan  jumlah s

 jumlah submber yang ubmber yang dapat dapat dibangkitkan oleh dibangkitkan oleh individu untuk individu untuk mengatasimengatasi stres itu. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor stres itu. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya. Faktor  predisposisi dapat meliputi faktor per

 predisposisi dapat meliputi faktor perkembangan, sosiokultural, biokkembangan, sosiokultural, biokimia,imia,  psikologis dan genetik.

 psikologis dan genetik.

 Faktor PerkembanganFaktor Perkembangan

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan kecemasan.

kecemasan.

Faktor Sosiokultural Faktor Sosiokultural

(26)

Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa Berbagai faktor di masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang membesarkannya.

yang membesarkannya.

 Faktor BiokimiaFaktor Biokimia

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika sesorang mengalami stres yang berlebihan, maka didalam tubuhnya sesorang mengalami stres yang berlebihan, maka didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytransferase (DMP)

neurokimia seperti buffofenon dan dimethytransferase (DMP)

 Faktor PsikologisFaktor Psikologis

Adanya peran ganda bertentangan yang sering diterima sesorang akan Adanya peran ganda bertentangan yang sering diterima sesorang akan mengakibatkan stres dan kecemasan tinggi dan berakhir pada mengakibatkan stres dan kecemasan tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas.

gangguan orientasi realitas.

 Faktor Genetik Faktor Genetik 

Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui tetapi hasil Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui tetapi hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang sanga berpengaruh pada penyakit ini.

sanga berpengaruh pada penyakit ini.

 b.

 b. Faktor presipitasiFaktor presipitasi

Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan seperti ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan seperti  partisipasi

 partisipasi klien klien dalam dalam kelompok, kelompok, terlalu terlalu lama lama diajak diajak berkomunikasi,berkomunikasi, objek yang ada dilingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering objek yang ada dilingkungan, dan juga suasana sepi atau terisolasi sering menjadi pencetus terjdinya halusinasi. Hal tersebut dapat menigkatkan menjadi pencetus terjdinya halusinasi. Hal tersebut dapat menigkatkan stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik.

halusinogenik.

c.

c. PePeririlalakuku

Respons klien terhadap halusinasi dapat beruap rasa curiga, takut, tidak Respons klien terhadap halusinasi dapat beruap rasa curiga, takut, tidak aman, gelisah, dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang aman, gelisah, dan bingung, berperilaku yang merusak diri, kurang  perhatian,

 perhatian, tidak tidak mampu mampu mengambil mengambil keputusan, keputusan, serta serta tidak tidak dapatdapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Rawlins dan Heacock membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Rawlins dan Heacock

(27)

(1993) mencoba memecakhkan masalah halusniasi berlandaskan atas (1993) mencoba memecakhkan masalah halusniasi berlandaskan atas hakikat keberadaan seorang indivudu sebagai makhluk yangn dibangun hakikat keberadaan seorang indivudu sebagai makhluk yangn dibangun atas dasar unusr-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat atas dasar unusr-unsur bio-psiko-sosio-spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu sebagai berikut:

dilihat dari lima dimensi yaitu sebagai berikut: 1.

1. DimDimenensi Fisi Fisik sik  Manusia dibangun

Manusia dibangun oleh sistem oleh sistem indra untuk indra untuk menanggapimenanggapi rangsanganrangsangan eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat eksternal yang diberikan oleh lingkungannya. Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan yang luar  biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, dan kesulitan  biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, dan kesulitan

untuk tidur dalam waktu yang lama. untuk tidur dalam waktu yang lama. 2.

2. DimDimensensi Emoi Emosiosionalnal

Perasaan cemas yang berlebihan karena problem atau masalah yang Perasaan cemas yang berlebihan karena problem atau masalah yang tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari tidak dapat diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi

halusinasi dapat dapat berupa berupa perintah perintah memaksa memaksa dan dan menakutkan. menakutkan. KlienKlien tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga berbuat

tidak sanggup lagi menentang perintah tersebut hingga berbuat sesuatusesuatu terhadap ketakutannya.

terhadap ketakutannya. 3.

3. DimDimensensi Inteli Intelektektualual

Dimensi Intelektual menerangkan bahwa individu yang mengalami Dimensi Intelektual menerangkan bahwa individu yang mengalami halusinasi akan memperlaihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada halusinasi akan memperlaihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan awalnya halusinasi merupakan usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls

impuls yang yang menekan, menekan, tetapi tetapi pada pada saat saat tertentu tertentu menimbulkanmenimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tidak  jarang akan mengontrol semu

 jarang akan mengontrol semua prilaku klien.a prilaku klien. 4.

4. DimDimensensi i SosSosialial

Dimensi sosial pada individu yang mengalami halusinasi menunjukan Dimensi sosial pada individu yang mengalami halusinasi menunjukan kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan kecenderungan untuk menyendiri. Individu asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia nerupakan tempat untuk memenuhi halusinasinya, seolah-olah ia nerupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri, yang tidak didapatkan kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri, yang tidak didapatkan dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem kontrol oleh dalam dunia nyata. Isi halusinasi dijadikan sistem kontrol oleh individu

individu tersebut, sehingga tersebut, sehingga jika perintah jika perintah halusinasi halusinasi berupa ancamanberupa ancaman,, maka hal tersebut dapat mengancam dirinya atau orang lain. Oleh maka hal tersebut dapat mengancam dirinya atau orang lain. Oleh karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi keperwatan karena itu, aspek penting dalam melaksanakan intervensi keperwatan

(28)

 pada

 pada klien klien yang yang mengalami mengalami halusinasi halusinasi adalah adalah dengan dengan mengupayakanmengupayakan suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal suatu proses interaksi yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusahakan agar klien tidak menyendiri. yang memuaskan, serta mengusahakan agar klien tidak menyendiri. Jika klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya diharapkan Jika klien selalu berinteraksi dengan lingkungannya diharapkan halusinasi tidak terjadi.

halusinasi tidak terjadi. 5.

5. DimDimensensi Spii Spiritritualual

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial, sehingga interaksi dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Klien dengan manusia lainnya merupakan kebutuhan yang mendasar. Klien yang mengalami halusinasi cenderung menyendiri hingga proses di yang mengalami halusinasi cenderung menyendiri hingga proses di atas tidak terjadi. Individu tidak sadar dengan keberadaannya dan atas tidak terjadi. Individu tidak sadar dengan keberadaannya dan halusinasi menjadi sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menjadi sistem kontrol dalam individu tersebut. Saat halusinasi menguasi dirinya, individu kehilangan kontrol terhadap halusinasi menguasi dirinya, individu kehilangan kontrol terhadap kehidupan nyata.

kehidupan nyata. d.

d. SumbSumber er KopKopinging

Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu Suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan sumber koping dapat mengatasi stress dan ansietas dengan menggunakan sumber koping dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk dilingkungan. Sumber koping tersebut sebagai modal untuk menyelesaikan

menyelesaikan masalah, dmasalah, dukungan ukungan sosial dan sosial dan keyakinan bkeyakinan budaya, dapudaya, dapatat membantu

membantu seseorang seseorang mengintegrasikan mengintegrasikan pengalaman pengalaman yang yang menimbulkanmenimbulkan stress dan

stress dan mengadopsi strategi mengadopsi strategi koping yang koping yang berhasil.berhasil. e.

e. MeMekakanisnisme Kome Kopipingng

Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada  pengendalian

 pengendalian stres, stres, termasuk termasuk upaya upaya penyelesaian penyelesaian masalah masalah secarasecara langsung dan mekanisme pertahanan lain yang digunakan untuk langsung dan mekanisme pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi diri.

melindungi diri.

5.

5. TahTahap ap HalHalusinusinasiasi

 TahTahapap II (No(Non-pn-psiksikotiotik)k)

Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman pada klien, Pada tahap ini, halusinasi mampu memberikan rasa nyaman pada klien, tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini halusinasi tingkat orientasi sedang. Secara umum pada tahap ini halusinasi merupakan hal yang menyenangkan bagi klien.

merupakan hal yang menyenangkan bagi klien.  Karakteristik:

(29)

a.

a. MengaMengalami kecemalami kecemasan, kesepsan, kesepian, rasa bersalaian, rasa bersalah, dan ketakuth, dan ketakutan.an.  b.

 b. Mencoba Mencoba berfokus berfokus pada pada pikiran pikiran yang yang dapat dapat menghilangkanmenghilangkan kecemasan.

kecemasan. c.

c. PikiraPikiran dan pengan dan pengalam masih adlam masih ada dalam kona dalam kontrol kesatrol kesadarandaran..  Perilaku yang mun

 Perilaku yang muncul:cul: a.

a. TersenTersenyum yum atau tatau terataeratawa senwa sendiri.diri.  b.

 b. Menggerakan bibir tanpa suarMenggerakan bibir tanpa suara.a. c.

c. PergerPergerakan akan mata mata yang yang cepatcepat.. d.

d. RespoResponn verbaverbal laml lambat, bat, diam, diam, dan bdan berkoerkonsentrnsentrasi.asi.

 Tahap Tahap IIII (Non-(Non-psikopsikotik)tik)

Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami Pada tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang ada dapat tingkat kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang ada dapat menyebabkan antipati.

menyebabkan antipati.  Karakteristik:

 Karakteristik: a.

a. PengalPengalaman sensoraman sensori yang menakui yang menakutkan atau diletkan atau dilecehkacehkan olehn oleh  pengalaman tersebut.

 pengalaman tersebut.  b.

 b. Mulai merasakan kehilangan contrMulai merasakan kehilangan control.ol. c.

c. MenarMenarik dik diri diri dari ari orang orang lain.lain.  Perilaku yang mun

 Perilaku yang muncul:cul: a.

a. Terjadi peningkTerjadi peningkatan denyut atan denyut jantung, jantung, pernapasan, dapernapasan, dan tekanan n tekanan darahdarah  b.

 b. Perhatian terhadap lingkungan Perhatian terhadap lingkungan menurunmenurun c.

c. KonKonsensentratrasisi terterhadhadap pengap pengalaalaman sensoman sensoriri pun menpun menuruurunn d.

d. Kehilangan kemKehilangan kemampuan dampuan dalam membedalam membedakan anakan antara halusinasi tara halusinasi dengandengan realita

realita

 Tahap Tahap IIIIII (Psiko(Psikotik)tik)

Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendir, tingkat kecemasan Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendir, tingkat kecemasan  berat, dan halusinasi tidak dapat dito

 berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak lagi.lak lagi.  Karakteristik:

 Karakteristik: a.

a. Klien menyKlien menyerah dan menerah dan menerima pengerima pengalaman senalaman sensorinsorinya.ya.  b.

(30)

c.

c. Klien menjKlien menjadi kesepiadi kesepian bila pengaan bila pengalaman senslaman sensori berakori berakhir.hir.  Perilaku yang mun

 Perilaku yang muncul:cul: a.

a. Klien mKlien menurenuruti peuti perintah rintah halusihalusinasi.nasi.  b.

 b. Sulit berhubungan dengan Sulit berhubungan dengan orang lain.orang lain. c.

c. PerhatPerhatian terhian terhadap lingadap lingkungkungan sedikian sedikit atau sesaatt atau sesaat.. d.

d. Tidak mamTidak mampu mengipu mengikuti perkuti perintah yanintah yang nyata.g nyata. e.

e. Klien taKlien tampak trmpak tremor demor dan berkan berkeringeringat.at.

 Tahap Tahap IVIV (Psiko(Psikotik)tik)

Klien sudah sangat disukai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat Klien sudah sangat disukai oleh halusinasi dan biasanya klien terlihat  panic.

 panic.

 Perliaku yang mun  Perliaku yang muncul:cul:

a.

a. Resiko Resiko tinggtinggi i mencimencideraiderai..  b.

 b. Agitasi/kataton.Agitasi/kataton. c.

c. Tidak maTidak mampu mermpu merespon respon rangsaangsangan yangan yang ada.ng ada.

Timbulnya perubahan persepsi sensori halusinasi biasanya diawali Timbulnya perubahan persepsi sensori halusinasi biasanya diawali dengan seorang yang menarik diri dari lingkungannya karena orang tersebut dengan seorang yang menarik diri dari lingkungannya karena orang tersebut menialai dirinya rendah. Bila klien mengalami halusinasi dengar dan

menialai dirinya rendah. Bila klien mengalami halusinasi dengar dan lihatlihat atau salah satunya yang menyruh pada kejelekan, maka akan

atau salah satunya yang menyruh pada kejelekan, maka akan berisikoberisiko terhadap perilaku kekerasan.

terhadap perilaku kekerasan.

H.

H. Pohon MaPohon Masalahsalah

 Effect 

 Effect  Risiko Risiko Tinggi Tinggi Perilaku Perilaku KekerasanKekerasan

Core Problem Core Problem

Cause

Cause Isolasi SosialIsolasi Sosial

Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

(31)

Harga

Harga Diri Diri Rendah Rendah KronisKronis

Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori: HalusinasiPohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

I.

I. MasalMasalah Keah Keperawaperawatan ytan yang Mang Mungkin ungkin MunculMuncul

1.

1. ResikResiko tinggo tinggi perili perilaku keaku kekerasakerasan.n. 2.

2. PerubPerubahan ahan persepersepsi spsi sensorensori.i. 3.

3. IsoIsolaslasi i sossosialial.. 4.

4. Harga Harga diri diri rendarendah krh kronis.onis.

J.

J. DatData yang Pa yang Perlerlu Dikau Dikajiji M

Maassaallaah h KKeeppeerraawwaattaann DDaatta a yyaanng g ppeerrllu u ddiikkaajjii Perubahan persepsi Perubahan persepsi sensori: halusinasi sensori: halusinasi Subjektif: Subjektif: 

 Klien mengatakan mendengar sesuatu.Klien mengatakan mendengar sesuatu. 

 Klien megatakan melihat bayangan putih.Klien megatakan melihat bayangan putih. 

 Klien mengatakan seperti disengat listrik.Klien mengatakan seperti disengat listrik. 

 Klien mengatakan mencium bau-bauan yangKlien mengatakan mencium bau-bauan yang tidak sedap.

tidak sedap. 

 Klien mengatakan kepalanya melayang di udara.Klien mengatakan kepalanya melayang di udara. 

 Klien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatuKlien mengatakan dirinya merasakan ada sesuatu yang berbeda pada dirinya.

yang berbeda pada dirinya.

Objketif Objketif

 Klien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saatKlien terlihat berbicara atau tertawa sendiri saat dikaji.

dikaji. 

 Berhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untukBerhenti berbicara ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.

mendengarkan sesuatu. 

 Disorientasi.Disorientasi. 

 Konsentrasi rendah.Konsentrasi rendah. 

 Pikiran cepat berubah-ubah.Pikiran cepat berubah-ubah. 

 Kekacuan alur pikiran.Kekacuan alur pikiran.

K.Diagnosa Keperawatan

K.Diagnosa Keperawatan

Peruabahan persepsi sensori: halusinasi. Peruabahan persepsi sensori: halusinasi.

L.

Referensi

Dokumen terkait