• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN BATAS DELI SERDANG-PERBAUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN BATAS DELI SERDANG-PERBAUNGAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN

KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI

JALAN BATAS DELI SERDANG-PERBAUNGAN

LAPORAN

Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI

Pendidikan Program Diploma III

oleh:

LUCAS D. H. SIHOMBING

NIM 1205022125 NIM 1205021023 FEBRYN C. A. TAMBUNAN

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

MEDAN

2015

(2)

iv KATA PENGANTAR

Pujisyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan, dan kesempatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan selesai hingga batas waktu yang telah ditentukan.

Laporan Tugas Akhiryang berjudul “AnalisaPerhitunganTebal Lapis Perkerasan Kaku/Rigid Pavement pada Proyek Rekonstruksi Jalan Batas DeliSerdang-Perbaungan” ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir semester VI, pendidikan program Diploma III Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan Tahun Akademik 2014–2015.

Sesuai dengan judulnya, dalam laporan ini akan membahas mengenai perhitungan tebal perkerasan kaku/rigid pavement pada proyek rekonstruksi jalan Batas Deli Serdang-Perbaungan.

Dalam proses pembuatan laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, maupun dari segi administrasi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak M.Syahruddin, S.T, M.T, Direktur Politeknik Negeri Medan;

2. Bapak Ir.Samsudin Silaen, M.T, Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;

3. Bapak Ir. Sudarto.M.T, Kepala Program StudiTeknikSipilPoliteknikNegeri Medan;

4. Ibu Efri Debby Ekinola Ritonga, S.T. M.T,Dosen Pembimbing kami yang telah banyak memberi arahan dan saran dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini;

5. Bapak Jandri Sianipar,S.T,pembimbing lapangan di proyek yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data dan memberi berbagai keterangan serta penjelasan tentang proyek;

6. Bapak Togap Sihombing.S.kom, dari SNVT P2JN Sumut yang telah banyak membantu dalam melengkapi data-data.

(3)

v 7. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Administrasi Jurusan Teknik Sipil

Politeknik Negeri Medan, yang telah banyak membantu dalam penulisan laporan ini;

8. Seluruh Staf dan Tenaga Ahli PT MORGANDA , selaku kontraktor pelaksana;

9. Seluruh Staf dan Tenaga Ahli P2JN Sumatera Utara;

10. Kedua orang tua kami yang tercinta dan seluruh keluarga yang tak henti-hentinya memberi dukungan dan doa yang tulus kepada kami.

11. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya kelas SI-6B dan SI-6E yang telah banyak membantu dan mendukung dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini.

12. Serta semua pihak yang tak bisa disebutkan namanya satu persatu, yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan Tugas Akhiriniadalahhasil karyapenulissendiritanpaadaunsurplagiat dan dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dikemudian hari. Penulistelahberusahasemaksimalmungkinuntukmenyusundanmenyelesaikantugasa khir ini, namuntidak tertutup kemungkinan masih terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan TugasAkhir ini.Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun kearah yang lebih baik.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Medan, Agustus 2015

Hormat penulis,

(4)

vi NIM 1205022125 NIM 1205021023

(5)

v

ABSTRAK

ANALYSIS CALCULATION OF THICK LAYER RIGID PAVEMENT IN ROAD RECONSTRUCTION PROJECT LIMITS DELI

SERDANG-PERBAUNGAN

The highway is infrastructure that aims to pass traffic from one region to another, because it is in the planning of traffic that passes through the road attempted to run fast, secure, accurate, efficient, and economical. With these inadequate means it can facilitate relationships one area to another. Highway as infrastructure development and help the development of the region is very important, therefore the traffic on the highway must be held smoothly and safely so that transport runs quickly and smoothly. Roads are the land transportation infrastructure that plays a very important in the transport sector and support the economic growth of the people. In the planning of highway construction, pavement thickness should be determined as good as possible so that the planned road can provide services as closely as possible to the traffic in accordance with the function and life of the plan.

Pavement Construction Project Rigid Pavement in Reconstruction / Upgrading Boundary Road Deli Serdang-Perbaungan in this final project is intended as a connecting road between cities that one with other cities. Pavement Construction Project Rigid Pavement in Reconstruction / Upgrading Boundary Road Deli Serdang-Perbaungan 550 m long with two lanes each 2 x 6.75 m, width 1 m median. Analysis of pavement thickness calculation using methods of the American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) 1993. The calculation result obtained pavement thickness is 37 cm, while the planners with the methods SNI Pd-T-14-2003 thick rigid pavement thickness obtained 26 cm.

(6)

vii

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN……… ii

LEMBAR PENGESAHAN……….. iii

KATA PENGANTAR . ... iv

ABSTRAK ... v

INTISARI ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR RUMUS ... xv

DAFTAR ISTILAH ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xxi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...………... 1 B. Topik Pembahasan. ... 2 C. Tujuan Pembahasan. ... 2 D. Batasan Masalah ... 3 E. Manfaat Penulisan ... 3

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 4

G. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan TA ... 5

(7)

ix

BAB II. TINJAUAN UMUM MENGENAI PROYEK A. Latar Belakang Proyek ... 7

B. Data Umum Proyek . ... 8

C. Data Teknis Proyek ………. ... 8

D. Bagan Alir Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan……....…… 9

E. Struktur Organisasi Proyek……….. 10

BAB III. TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Perkerasan Jalan ...………... .. 13

1. Jenis Konstruksi Perkerasan Jalan………... .. 14

2. Klasifikasi Jalan ...……….. 18

B. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)….……….… 18

1. Lapis Permukaan (Pelat Beton) ... 19

C. Ketentuan/Persyaratan Perencanaan Perkerasan Kaku... 21

1. Metode Perhitungan Tebal Perkerasan Beton Semen ... 21

2. Struktur dan Jenis Perkerasan Beton Semen ... 22

D. Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Kaku ... 23

1. Prosedur Perencanaan Menggunakan Metode AASHTO 1993 23

a. Analisis Lalu Lintas ... 24

b. CBR ... 25

c. Material Konstruksi Perkerasan ... 26

d. Reliability ... 26

(8)

ix

f. Modulus Reaksi Tanah Dasar ... 30

g. Modulus Elastisitas Beton ... 32

h. Flexural Strength ... 32

i. Drainage Coefficient ... 32

j. Load Transfer ... 36

k. Persamaan Penentuan Tebal Pelat ... 37

2. Prosedur Perencanaan Menggunakan Metode SNI ... 39

a. Persyaratan Teknis Perencanaan Tebal Lapis Perk. Kaku 39

1. Tanah Dasar ... 40 2. Pondasi Bawah ... 40 3. Beton Semen... 43 4. Lalu Lintas... 44 5. Bahu Jalan... 48 6. Sambungan... 49

7. Perk. Beton Semen untuk Kelandaian yang Curam 57

E. Prosedur Perencanaan ... 58

Bagan Alir Metode SNI Pd T-14-2003 ... 58

BAB IV. ANALISA PERENCANAAN A. Analisa Perhitungan Metode AASHTO 1993 ... 73

(9)

ix BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ... 91 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

BAB 1

Tabel 1.1. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan, dan Penulisan Laporan

Tugas Akhir ... 5

BAB II Tabel 2.1. Data Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahun 2014 (LHR) ... 9

BAB III Tabel 3.1. Perbedaan Antara Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku ... 16

Tabel 3.2. Perbandingan Kekuatan Tekan Beton ... 20

Tabel 3.3. Faktor Distribusi Lajur ... 24

Tabel 3.4. Reliability (R) disarankan ... 28

Tabel 3.5. Standart Normal Deviaton (Zʀ) ... 29

Tabel 3.6. Terminal Serviceability Index (pt) ... 30

Tabel 3.7. Loss of Support Factors (LS) ... 31

Tabel 3.8. Quality of Drainage ... 34

Tabel 3.9. Koefisien Pengaliran C (Binkot) ... 34

Tabel 3.10. Koefisien Pengaliran C (Hidrologi, Imam Subarkah) 34 Tabel 3.11. Drainage Coefficient (Cd) ... 36

Tabel 3.12. Load Transfer Coefficient ... 36

Tabel 3.13. Nilai Koefisien Gesekan (μ)... 43

Tabel 3.14. Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) kendaraan niaga pada lajur rencana... 45

Tabel 3.15. Faktor pertumbuhan laulu-lintas (R) ... 46

Tabel 3.16. Faktor keamanan beban (FKB) ... 48

(11)

xi

Tabel 3.18. Langkah-langkah perencanaan tebal perkerasan beton

semen... 59 Tabel 3.19. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa

Bahu Beton ... 60 Tabel 3.20.Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan

Bahu Beton... 65

BAB IV

Tabel 4.1. Vehicle Damaged Factor... 75 Tabel 4.2. Hasil Perhitungan W18 ... 74

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 : Susunan Perkerasan Kaku Yang Direncanakan

Gambar2.2: BaganHubunganAntarPihakDalamProyek

RekonstruksiJalan Batas Deli Serdang- Perbaungan Gambar2.3: Struktur Organisasi PT MORGANDA ProyekJalan Batas Deli

Serdang–Perbaungan

Gambar2.4: Struktur Organisasi PT. SURYA MARZQ KONSULTINDO, Proyek Rekonstruksi Jalan Bts.Deli Serdang-Perbaungan

Gambar 3.1 : Penyebaran Beban Roda melalui Lapisan Perkerasan

Jalan

Gambar3.2 : Konstruksi Lapisan Perkerasan Lentur

Gambar3.3 : Konstruksi Lapisan Perkerasan Kaku

Gambar3.4 : Konstruksi Lapisan Perkerasan Komposit

Gambar3.5: Penyebaran Gaya Pada Perkerasan Lentur (Plexible Pavement) dan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Gambar3.6 : Typical Struktur Perkerasan Kaku

Gambar3.7 : Penentuan Reliability berdasarkan Biaya (AASHTO

1993)

Gambar3.8: Effective Modulus of Subgrade Reaction k (pci) for Potensial Loss Subbase Support

Gambar3.9 : Bagan Alir Prosedur Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku

Cara AASHTO 1993

Gambar3.10 : Tebal Pondasi Bawah Minimum untuk Perkerasaan

Beton Semen

Gambar3.11 : CBR Tanah Dasar Efektif dan Tebal Pondasi Bawah

Gambar3.12 : Tata Letak Sambungan pada Perkerasan Kaku

Gambar3.13 : Tipikal Sambungan Memanjang

Gambar3.14 : Ukuran Standar Penguncian Sambungan Memanjang

Gambar3.15 : Sambungan Susut Melintang Tanpa Ruji

(13)

xiii

Gambar3.17 : Sambungan Pelaksanaan yang Direncanakan dan yang Tidak

Direncanakan untuk Pengecoran PerLajur

Gambar3.18 : Sambungan Pelaksanaan yang Direncanakan dan yang Tidak

Direncanakan untuk Pengecoran Seluruh Lebar Perkerasan

Gambar3.19 : Tipikal Sambungan Isolasi pada Persimpangan

Gambar3.20 : Sambungan Isolasi dengan Ruji

Gambar3.21 : Sambungan Isolasi dengan Penebalan Tepi

Gambar3.22 : Sambungan Isolasi dengan Bangunan Lain

Gambar3.23: Denah Sambungan Perkerasan

Gambar3.24 : Angker Panel

Gambar3.25 : Angker Blok

Gambar 3.26 : Bagan Alir Tebal Lapis Permukaan Perkerasan Kaku Metode

SNI Pd T-14-2003

Gambar 3.27 : Nomogram analisis fatik dan beban repetisi ijinberdasarkan rasio tegangan, dengan / tanpa bahu beton

Gambar 3.28 :Nomogram analisis erosi dan jumlah repetisi ijin, berdasarkan faktor erosi, tanpa bahu beton

Gambar 3.29 : Nomogram analisis erosi dan jumlah repetisi ijin, berdasarkan faktor erosi, dengan bahu beton

Gambar4.1 : Susunan perkerasan menurut hasil perhitungan AASHTO 1993

(14)

xv

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 : Rumus umum desain traffic (ESAL = Equivalent Single

Axle Load)

Rumus 3.2 : Jumlah beban gandar tunggal standar kumulatif

Rumus 3.3 : Resilient Modulus

Rumus 3.4 : Modulus of Subgrade Reaction

Rumus 3.5 : Modulus Elastisitas Beton (psi)

Rumus 3.6 : Prosen hari effective hujan dalam setahun yang akan

berpengaruh terkenanya perkerasan (dalam %)

Rumus 3.7 : Penentuan Tebal Pelat (D)

Rumus 3.8 : kuat tarik lentur beton 28 hari (MPa)

Rumus 3.9 : kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm²)

Rumus 3.10 : kuat tarik lentur beton 28 hari (MPa) menurut SNI

03-2491-1991

Rumus 3.11 : kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm²) menurut SNI 03-2491-1991

Rumus 3.12 : Faktor Pertumbuhan Lalu-Lintas

Rumus 3.13 : Faktor Pertumbuhan Lalu-Lintas dengan URm (Waktu

tertentu dalam tahun, sebelum UR selesai

Rumus 3.14 : Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur

rencana

Rumus 3.15 : Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan

(mm2)

(15)

xvi

DAFTAR ISTILAH DAN DEFINISI

Balok Angker Melintang (transverse log)

Sistem konstruksi sambungan yang dibuat pada ujung-ujung perkerasan beton bertulang menerus dengan balok ditanamkan ke dalam tanah dasar guna memegang gerakan dari pelat.

Batang Pengikat (Tie Bars)

Sepotong baja ulir yang dipasang pada sambungan memanjang dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal.

Bahan Pengisi Sambungan (Joint Filler)

Suatu bahan yang bersifat plastis yang dipasang pada celah sambungan muai, guna mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam celah.

Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealer)

Suatu bahan yang bersifat elastis yang dipasang pada bagian atas dari sambungan yang dimaksudkan untuk mencegah benda-benda asing ke dalam celah.

Batang Ulir (Deformed Bars)

Batang tulangan prismatis atau yang diprofilkan berbentuk alur atau spiral yang terpasang tegak lurus atau miring terhadap muka batang, dengan jarak

anatara rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 diameter batang

pengenalnya/nominal.

Beban Sumbu Standar

Beban sumbu dengan roda ganda yang mempunyai total berat sebesar 8,16 ton.

(16)

xvii

California Bearing Ratio (CBR)

Perbandingan antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap beban standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

Dudukan Tulangan (Reinforcement Cairs)

Dudukan yang dibentuk sedemikian rupa yang terbuat dari besi tulangan, plastik atau bahan lainnya yang berfungsi sebagai dudukan tulangan arah memanjang dan melintang.

Gompalan (Spalling)

Suatu bentuk kerusakan pada pelat beton yang umumnya terjadi pada tepi-tepi pelat atau retakan.

Jalur Lalu-lintas

Bagian jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan.

Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN)

Jumlah sumbu komulatif dari kendaraan niaga selama umur rencana pada lajur rencana.

Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH)

Jumlah sumbu komulatif dari kendaraan niaga selama awal tahun rencana pada lajur rencana.

Kuat Tarik Lentur (Flexural Strength Modulus Of Rupture)

Kekuatan beton yang diperoleh dari percobaan balok beton dengan pembebanan tiga titik yang dibebani sampai runtuh.

Kendaraan Niaga

Kendaraan yang paling sedikit mempunyai dua sumbu atau lebih yang setiap kelompok bannya mempunyai paling sedikit satu roda tunggal dan berat total minimum 5 ton.

(17)

xviii

Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR)

Jumlah total volume lalu lintas roda empat atau lebih dalam satu tahun dibagi dengan jumlah hari dalam 1 tahun.

Lajur lalu-lintas

Bagian dari jalur jalan yang diperuntukan bagi laju satu lintasan kendaraan.

Lajur Rencana (LR)

Suatu lajur lalu-lintas yang menampung lalu-lintas terbesar. Umumnya salah satu lajur jalan dua lajur tepi luar dari jalan raya berlajur banyak.

Modulus Reaksi Tanah Dasar (Modulus Of Subgrade Reaction)

Nilai konstanta pegas (spring constant) dari tanah dasar didalam menerima beban yang ditentukan dari percobaan pengujian beban pelat (Plate Bearing).

Lapis Pondasi Bawah Dengan Bahan Pengikat (Bound Sub-base) Pondasi bawah yang biasanya terdiri dari material berbutir yang distabilisasi dengan semen, aspal, kapur, abu terbang (fly ash) atau slag yang dihaluskan sebagai bahan pengikatnya.

Perkerasan Beton Semen Bersambung Tanpa tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran pelat mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar antara 4-5 meter.

Perkerasan Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan, yang bentuk pelatnya berbentuk persegi panjang, dimana panjang dari pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini berkisar antara 8-15 meter.

(18)

xix

Perkerasan Beton Semen Menerus Dengan Tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement)

Jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan dan dengan panjang pelat yang menerus yang hanya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan muai melintang. Panjang pelat dari jenis perkerasan ini lebih besar dari 75 meter.

Perkerasan Beton Semen Pra-Tegang (Prestressed Concrete Pavement) Jenis perkerasan beton menerus, tanpa tulangan yang menggunakan kabel-kabel pratekan guna mengurangi pengaruh susut, muai dan lenting akibat perubahan temperatur dan kelembaban.

Perkerasan Beton Semen Dengan Lapis Beton Aspal (Asphaltic Concrete Surfaced Rigid Pavement)

Berupa perkerasan beton yang bagian permukaannya diberi lapisan beraspal.

Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)

Suatu struktur perkerasan yang umumnya terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan.

Ruji (Dowel)

Sepotong baja polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang dengan maksud sebagai sistem penyalur beban, sehingga pelat yang berdampingan dapat bekerjasama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti.

Sambungan Lidah Alur (Key Ways Joint)

Jenis sambungan pelaksanaan memanjang dimana sebagai sistem penyalur bebannya digunakan hubungan lidah alur sedangkan untuk memegang pergerakan pelat ke arah horizontal digunakan batang pengikat.

Sambungan Muai (Expansion Joint)

Jenis sambungan melintang yang dibuat untuk membebaskan tegangan pada perkerasan beton dengan cara menyediakan ruangan untuk pemuaian.

(19)

xx

Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)

Jenis sambungan melintang atau memanjang yang dibuat untuk memisahkan bagian-bagian yang di cor/dihampar pada saat yang berbeda, ditempatkan di antara beton hasil penghamparan baru.

Sambungan Tidak Sejalur (Mismatched Joint)

Suatu pola sambungan, dimana diantara pelat-pelat yang berdekatan tidak berada dalam satu garis (jalur).

Sambungan Susut (Contraction Joint)

Jenis sambungan yang melintang yang dibuat dengan maksud untuk mengendalikan retak susut beton, serta membatasi pengaruh tegangan lenting yang timbul pada pelat akibat pengaruh perubahan temperatur dan kelembaban. Jarak antara tiap sambungan susut, umumnya dibuat sama.

Stabilisasi

Suatu tindakan perbaikan mutu bahan perkerasan jalan atau meningkatkan kekuatan bahan sampai kekuatan tertentu agar bahan tersebut dapat berfungsi dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada bahan aslinya.

Takikan (Groove)

Ruang pada bagian atas sambungan yang dibuat sebagai tempat bahan penutup.

Tegangan Lenting (Warping Stress)

Tegangan yang terjadi pada pelat beton yang ditimbulkan oleh melentingnya pelat akibat perbedaan temperatur dan kelembaban.

Umur Rencana (UR)

Suatu periode tertentu dalam tahun, yang direncanakan agar jalan yang direncanakan dan dipelihara dapat berfungsi selama periode tersebut.

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang dan akan terus membangun dalam meningkatkan taraf hidup rakyat secara adil dan merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut, negara Indonesia giat membangun di segala bidang termasuk bidang infrastruktur. Dengan baiknya kondisi suatu sarana dan prasarana perhubungan maka potensi ekonomi dan sumber daya manusia di suatu daerah dapat dikembangkan atau ditingkatkan. Oleh sebab itu pemerintah sangat memperhatikan pembangunan pada sektor perhubungan, baik itu perhubungan darat, laut dan udara. Dalam Tugas Akhir ini penulis hanya meninjau transportasi darat, khususnya jalan raya.

Suatu perencanaan proyek pembangunan jalan dilakukan mengikuti ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Perencanaan yang tidak mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku akan banyak menimbulkan masalah baik bagi perencana, pelaksana, maupun bagi pemakai jalan. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu perencanaan yang matang, dengan mempertimbangkan keadaan lapangan. Selain itu, untuk mencapai hasil yang diharapkan diperlukan pelaksana-pelaksana proyek yang benar-benar terampil dan mampu melaksanakan ketentuan-ketentuan sesuai dengan yang telah direncanakan.

Suatu proyek akan menghasilkan mutu yang baik bila didukung oleh tenaga kerja dan para pengawas yang baik dalam bidangnya, agar proyek tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Program pendidikan D-III Politeknik Negeri Medan Jurusan Teknik Sipil merupakan jalur pendidikan terapan jenjang perguruan tinggi yang membekali lulusannya dengan pengetahuan dasar yang ahli dalam bidangnya.

(21)

2

Sesuai dengan bidang konsentrasi yang dipilih, dalam laporan yang

berjudul Analisa Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan Kaku/Rigid

Pavement Pada Proyek Rekonstruksi Jalan Batas Deli Serdang-Perbaungan ini penulis akan merencanakan tebal lapis perkerasan kaku pada Proyek Rekonstruksi Jalan Batas Deli Serdang-Perbaungan.

B. Topik Pembahasan

Topik bahasan atau permasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah:

1. Bagaimana langkah-langkah dan parameter yang digunakan dalam

perhitungan tebal lapis perkerasan kaku dengan metode perhitungan jalan beton semen AASHTO 1993 ?

2. Bagaimana menganalisa hasil perhitungan tebal lapis perkerasan kaku

dengan menggunakan metode perhitungan AASHTO 1993 ?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan dalam laporan ini adalah:

1. Untuk mengetahui Bagaimana langkah-langkah dan parameter yang

digunakan dalam perhitungan tebal lapis perkerasan kaku dengan metode perhitungan AASHTO 1993.

2. Untuk mengetahui Bagaimana menganalisa hasil perhitungan dengan

(22)

3

D. Batasan Masalah

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka pembatasan masalah yang diambil oleh penyusun adalah perhitungan terhadap tebal lapisan perkerasan kaku dengan metode perhitungan AASHTO 1993.

Penulis tidak membahas mengenai pemilihan material, perhitungan pondasi bawah dan perhitungan CBR untuk menghindari penyimpangan pengolahan data yang terlalu jauh dan agar pembahasannya tidak terlalu luas serta sesuai dengan kelengkapan perolehan data.

E. Manfaat Penulisan

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Sebagai referensi Mahasiswa yang akan membahas hal yang sama dengan

laporan ini.

2. Penulis sendiri menambah pengetahuan dan pengalaman agar mampu

melaksanakan kegiatan yang sama kelak dengan pelaksanaannya di lapangan.

(23)

4

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan:

Data yang dikumpulkan pada penyusunan Laporan Tugas Akhir ini berasal dari Proyek Pembangunan Jalan yang diperoleh dari kantor SNVT P2JN Sumatera Utara, data yang diperoleh adalah :

a. b.

Kondisi Tanah

c.

Data Lalu Lintas

d.

Kondisi Lingkungan

e.

Data-data Parameter Perencanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

f.

Langkah-langkah Perhitungan Tebal Pelat Beton

g.

Perhitungan Tulangan

2. Prosedur pengumpulan data di proyek adalah dengan mendapatkan surat rujukan dari Perguruan Tinggi;

Gambar Perencanaan dan Shop Drawing

3. Dari pihak Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana penulis

diberikan penjelasan tentang konstruksi maupun tanya jawab langsung dengan dosen pembimbing.

2. Teknik Pengolahan Data:

a. Menggunakan data kuantitatif dengan menggunakan rumus

b. Prosedur pengolahan data adalah menggunakan metode AASHTO

(24)

5

G. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Tugas Akhir. Adapun jadwal persiapan, pelaksanaan dan penulisan Laporan Tugas Akhir dimulai pada April s/d minggu ke-4 Juli 2013.

Tabel 1.1 Jadwal Persiapan, pelaksanaan dan penulisan

No KEGIATAN

BULAN

April Mei Juni Juli Agustus

Minggu ke ...

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A. Persiapan

1 Survei objek TA (Perencanaan):

mendapatkan Topik TA

2 Mendapatkan Dobing TA

3 Bimbingan untuk Pelaksanaan

TA dari Dobing

B. Pelaksanaan

4 Bimbingan untuk pengumpulan

Data

5 Pengumpulan Data

6 Bimbingan untuk Pengolahan

Data

7 Pengolahan Data

C. Pelaporan

8 Bimbingan untuk Penulisan Bab

I

9 Penulisan Bab I (Pendahuluan )

10 Bimbingan untuk menulis Bab II

dan III

11 Penulisan Bab III (Tinjauan

Kepustakaan)

12 Bimbingan Untuk Penulisan Bab

IV dan V

13 Penulisan Bab IV (Pembahasan)

14 Penulisan Bab V (Simpulan dan

Saran)

15 Bimbingan Tahap Akhir

(Penyempurnaan LTA)

16 Penyempurnaan Laporan Tugas

(25)

6

H. Sistematika Laporan

BAB I Pendahuluan :

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang pemilihan judul, topik bahasan, tujuan pembahasan, manfaat penulisan, metode pengumpulan data,dan time schedule pengerjaan laporan.

BAB II Tinjauan Umum Proyek :

Dalam bab ini dijelaskan tentang Data umum, Data teknis, Bagan alir perencanaan tebal lapis perkerasan dan struktur organisasi proyek.

BAB III Tinjauan Pustaka :

Dalam bab ini dijelaskan tentang jenis perkerasan jalan, perkerasan kaku, perbedaan perkerasan kaku dengan perkerasan lentur, perencanaan tebal lapis perkerasan, metode AASHTO 1993, metode SNI Pd T-14-2003.

BAB IV Analisa Perencanaan

Perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode AASHTO 1993, Pembahasan.

BAB V Penutup :

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran perencanaan tebal lapis perkerasan kaku pada proyek Rekonstruksi Jalan Batas Deli Serdang-Perbaungan.

Gambar

Tabel 4.1.  Vehicle Damaged Factor............................................    75  Tabel 4.2
Gambar 3.26  :   Bagan Alir Tebal Lapis Permukaan Perkerasan Kaku Metode  SNI Pd T-14-2003
Gambar Perencanaan dan Shop Drawing
Tabel 1.1  Jadwal Persiapan, pelaksanaan dan penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Pada perhitugan perkerasan jalan beton dengan umur rencana (UR) 40 tahun dengan kendaraan beban standar Bina Marga diperoleh tebal pelat beton 270 mm sedangkan dengan menggunakan

Pengambilan data untuk fenomena flashback ini digunakan dengan cara eksperimental Parameter yang dicari atau variabel bebas dalan kajian eksperimen ini adalah rasio

Namun seiring dengan berkembangnya objek wisata yang menghadirkan banyak produk-produk yang lebih bervariatif, tidak membosankan dan dapat memberikan jasa yang lebih

Kapal speed boat KM Safinatul „Is „Aaf merupakan hasil perancangan kapal yang dilakukan oleh saudara Basuki Tri Prehantoro (L2G006015) sebagai kapal penyelamat (

Dari hasil analisa line balancing dan pengukuran efisiensi line serta produktivitas, maka terdapat beberapa rencana perbaikan yang dilakukan guna meningkatkan produktivitas

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat internet menjadi salah satu media yang tidak hanya untuk berkomunikasi, tapi juga media untuk berbelanja. Semakin

Sadarjoen, S.S.(2004).Model kualitas perkawinan berdasarkan kepegasan pasangan dan gaya penyelesaian konflik perkawinan: Studi eksplanatif terhadap pasangan perkawinan

Hasil perhitungan tebal perkerasan kaku (rigid pavement) pada pendekat timur Jalan Ring Road Utara, Perempatan Jalan Raya Seturan menggunakan metode