JURNA
JURNAL PRAL PRAKTIKUKTIKUM TEM TEKNOLOKNOLOGI SEGI SEDIAAN DIAAN NON SNON STERILTERIL TABLE
TABLET KART KARBAMAZBAMAZEPIN EPIN (500.0(500.000 tab00 tablet)let) Nama : Dresta Abigail
Nama : Dresta Abigail NPM
NPM : : A A 091 091 00010001 Table
Tablet t KarbamKarbamazepiazepin – n – metodmetode grae granulanulasi kersi keringing I.
I. NaNama ma zazat dt dan an jujumlmlah ah tabtablelet yt yanang g akaakan n didibubuatat Karbamazepin , 500.000 tablet
Karbamazepin , 500.000 tablet
IIII.. MMoonnooggrraaffi i zzaat t aakkttiif f K
Kaarrbbaammaazzeeppiin n ((CC1155HH1122NN22OO)) FFI I IIV V hhllm m 11668 8 ((BBM M : : 223366,,33))
Nama
Nama lain lain : : carbamazepine; carbamazepine; 5-carbamoyl-5h5-carbamoyl-5h-dibenz[b,f]azepine; -dibenz[b,f]azepine; 5h- 5h-dibenz[b,f]azepine-5
dibenz[b,f]azepine-5-carboxamide; -carboxamide; 5H-dibenzo[b,f]azepine-5H-dibenzo[b,f]azepine-5- 5-carboxamide
carboxamide Pe
Pememeririanan : se: serbrbuk uk puputitih sh samampapai hi hamampeper pr pututihih Kela
Kelarutrutanan : pr: praktaktis tis tidaidak lk laruarut dt dalaalam am air, ir, larularut dt dalaalam em etantanol ol dan dan daldalamam aseton.
aseton. O
OTTTT : : TTaabbllet et ccaarrbbaammaazzepepiinne e bbiisa sa kekehhiillananggaan n sasammppaai i seseppeerrttiigga a ddaarrii efektivitas mereka jika disimpan dalam lembab ini tampaknya efektivitas mereka jika disimpan dalam lembab ini tampaknya terjadi karena pembentukan dihidrat.
terjadi karena pembentukan dihidrat. Beberapa menunjukanBeberapa menunjukan bahwa penyimpanan dengan silika gel mungkin diperlukan untuk bahwa penyimpanan dengan silika gel mungkin diperlukan untuk menghindari kerusakan fisik tablet carbamazepin.
menghindari kerusakan fisik tablet carbamazepin. K
Kepepaaddaattaann : 1.: 1.226666gg//ccmm33 Titik
Titik leburlebur : 189-192: 189-192℃℃ D
Doosisiss : : DDoosisis s ddewewaasa sa : 1 : 1 – – 2 2 ggrraamm//hhaarrii. . DDoosisis s aannaak k :1:15 5 – – 25 25 mmgg//BBBB/h/haarrii (Gunawan 2007, hlm 184)
(Gunawan 2007, hlm 184) Dikeringkan pada suhu 105
Karbamazepin pertama-tama di gunakan untuk pe
Karbamazepin pertama-tama di gunakan untuk pengobatan trigeminalngobatan trigeminal neuralgia, kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial neuralgia, kemudian ternyata bahwa obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik-klonik. Selain mengobati kejang, efeknya nyata kompleks dan bangkitan tonik-klonik. Selain mengobati kejang, efeknya nyata pada perbaikan spikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan, sehingga pada perbaikan spikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan perasaan, sehingga dipakai juga untuk mengobati kelainan psi
dipakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti mania-bipolar.kiatri seperti mania-bipolar. ( Gunawan, 2007 hal187)
( Gunawan, 2007 hal187) Waktu
Waktu paruh paruh : : Dosis Dosis dewasa dewasa 17 17 jam, jam, Dosis Dosis anak anak 14 14 jam jam (Gunawan (Gunawan 2007,2007, hlm 184)
hlm 184)
Simpan di tempat yang sejuk (15 – 25
Simpan di tempat yang sejuk (15 – 2500C) dan keringC) dan kering II
III.I. FoFormrmulula a dadan n memetotode de pepembmbuuatatanan a.
a. ForFormumula dla dari lari literiteratuature / stre / standandarar 1.
1. R/ R/ KarbamKarbamazepin azepin ... . 200 200 mgmg Ludipress ... 300 mg Ludipress ... 300 mg Magnesium Stearat ... 2 mg Magnesium Stearat ... 2 mg ( Generic Formulation) ( Generic Formulation) 2.
2. R/ R/ KKararbabammazazepepinin PEG 4000 PEG 4000 Monohydrate laktosa Monohydrate laktosa Crospovidone Crospovidone ((http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udihttp://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi b.
b. UsUsululan an foformrmululaa R/ R/ Karbamazepin Karbamazepin 200 200 mgmg Amilum 10% Amilum 10% Laktosa monohidrat Laktosa monohidrat PVP PVP 5 5 %% Talk Talk 3%3% E Exxpplloottaabb 44%% M
c. Metode pembuatan
Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering. Hal ini di karenakan zat aktif yang digunakan ( karbamazepin) merupakan zat yang OTT terhadap lembab.
IV. Monografi zat tambahan
1.
Povidon (PVP)1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer. (C6H9NO)n BM = 2500 – 3 juta.
Pemerian : serbuk sangat halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir tidak berbau, higroskopik.
Kegunaan : pensuspensi, pengikat tablet, disintegrant, . Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
biasa digunakan pada sediaan padat. Larutan povidon dapat digunakan sebagai coating agent.
Pemakaian :
Pembawa obat : 10 – 25 % Pendispersi : sampai 5%
Suspending agent : sampai 5%
Pengikat, pengisi, atau penyalut tablet : 0,5 – 5% pH : 3,0 – 7,0 untuk larutan 5% b/v
Densitas : 1,17-1,18 g/cm3
Higroskopisitas : sangat higroskopis, sejumlah lembab yang nyata terabsobsi pada kelembaban relatif yang rendah.
Titik leleh : 150˚C.
Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol, dan air. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan minyak mineral.
Stabilitas : Povidone stabil dalam siklus pemanasan yang pendek sekitar
110- 130˚C.
Penyimpanan : disimpan dalam wadah tertutup, sejuk, dan kering. Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuarterner, garam anorganik,
resin sintetik dan alam.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.519.
2.
Laktosa monohidratC12H22O11.H2O BM = 360.31
Pemerian : Kristal putih,rasa manis Kegunaan : Pengisi
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
digunakan sebagai pengisi atau pengencer di tablet dan kapsul. Kelarutan :
Pada suhu 25˚C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter. Larut dalam 4,63 bagian air (40˚C)
Densitas : 1.545 g/cm3 Titik leleh : 201-202˚C
Kelembaban : Laktosa monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas : pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi coklat.
Inkompatibilitas : reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin primer dapat
menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi lebih cepat dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.
Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup. Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.389.
3.
Octadecanoic acid Mg salt (Magnesium stearat) C36H70MgO4 BM = 591,27Pemerian : Hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa Kegunaan : Lubrikan untuk tablet dan kapsul
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
Digunakan untuk kosmetik, makanan, dan formulasi obat. Biasanya digunakan sebagai lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25 – 5,0 %.
Kelarutan :
praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air. Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol (95%) hangat.
Densitas : 1,03 – 1,08 g/cm3.
Sifat aliran : Sulit mengalir, bubuk kohesif.
Polimorfisme : Trihidrat, bentuk asikular dan dihidrat, bentuk lamellar Titik leleh : 88,5˚ C.
Stabilitas : Stabil.
Inkompatibilitas : Dengan asam kuat,alkali, dan garam besi. Penyimpanan : Disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.280-282
4.
TalcPemerian : Serbuk sangat halus, putih sampai putih abu-abu, tidak berbau. Langsung melekat pada kulit, lembut disentuh.
Kegunaan : Anticaking agent, glidan, pengisi tablet dan kapsul, lubrikan tablet dan kapsul.
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : Digunakan pada sediaan
oral padat sebagai lubrikan dan diluen. Pemakaian :
Glidan dan lubrikan tablet : 1-10% Pengisi tablet dan kapsul : 5-30%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkali, larutan organik, dan
air.
pH : 7 – 10 untuk larutan dispersi 20% b/v
Kekerasan : 1,0 - 1,5
Higroskopisitas : Talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada suhu 25˚C dan kelembaban relatif naik hingga 90%.
Distribusi ukuran partikel : Bervariasi
Indeks refraksi : nD = 1,54 – 1,59
Gravitasi spesifik : 2,7 - 2,8
Stabilitas : Stabil, dapat disterilisasi dengan pemanasan pada 160˚C selama
tidak
lebih dari 1 jam.
Inkompatibilitas : Dengan senyawa amonium kuarterner
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5nd ed, 2006, hal.767.
5.
Amylum(C6H10O5)n, dengan n = 300-1000
Pemerian : tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa
granul-granul kecil berbentuk sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas tanaman.
Kegunaan : glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet dan kapsul;
pengikat tablet.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air dingin.
Amilum mengembang dalam air dengan konsentrasi 5-10 % pada 37˚C. Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal: sebagai bahan
tambahan untuk sediaan oral padat dengan kegunaannya sebagai pengikat, pengisi, dan penghancur. Pada formulasi tablet, pasta amilum segar
dengan konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet sebagai pengikat. Sebagai penghancur, digunakan amilum dengan konsentrasi 3-15% b/b.
pH : 5,5 – 6,5
Densitas : 1,478 g/cm30
Aliran : 10,8-11,7 g/det
Kelembaban : 11% untuk pati jagung.
Distribusi ukuran partikel : 2-32 m untuk pati jagung.μ
Suhu pengembangan: 65˚ untuk pati jagung.
Stabilitas : Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi dari
kelembaban yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk unik, Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487
6.
Sodium Starch Glycolate/ Carboxymethyl starch Pemerian : serbuk putih, tidak berbauKegunaan : desintegrant
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal : digunakan sebagai desintegrant pada tablet.
Titik leleh : 200oC.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam etanol ( 95 % ). Pada konsentrasi 2% b/v natrium glycolate pati menyebar dalam air dingin dan mengendap di bentuk lapisan yang terhidrasi.
pH : 10 -12
Density : 0.756 g/cm3.
Inkompatibility :terhadap asam askorbat
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5nd ed, 2006, hal.701
V. Alasan pemilihan metode dan zat tambahan a. Alasan pemilihan metoda
Metode yang digunakan adalah metode granulasi kering. Hal ini di karenakan zat aktif yang digunakan ( karbamazepin) merupakan zat yang OTT terhadap lembab.
• Amilum : digunakan sebagai penghancur/desintegran (fase dalam).
Dalam formulasi ini amylum digunakan sebagai disintegran karena memiliki sifat aliran yang baik.
• PVP : digunakan sebagai pengikat. Pemilihan zat ini sebagai pengikat
karena selain sebagai pengikat, PVP juga dapat berfungsi sebagai pengisi.
• Laktosa : digunakan sebagai pengisi.
• Mg stearat : digunakan sebagai lubrikan. Selain itu Mg stearat
juga dapat meningkatkan sifat aliran dari pati.
• Talk : digunakan sebagai glidan. Pemilihan zat ini sebagai glidan
karena zat ini stabil dalam pemanasan, bersifat basa. selain sebagai glidan, talk juga dapat berfungsi sebagai bahan pelican, dan bahan hasil pemisah hasil cetakan.
• Explotab : digunakan sebagai penghancur fase luar saat pertama kali
tablet menyentuh cairan lambung.
VI. Perhitungan dan penimbangan Prosedur pembuatan Formula yang akan dibuat :
Tiap tablet mengandung Karbamazepin 200mg Bobot yang akan dibuat 400mg
Jumlah tablet yang akan dibuat adalah 500.000 tablet. Untuk tiap tablet:
Fasa dalam : karbamazepin : 200mg
PVP :0,05 x 400mg : 20mg Amylum : 0,1 x 400mg : 40mg Laktosa (368-200-20-40) : 108mg + Fase dalam : 0,92 x 400mg : 368mg Fase luar : 0,08 x 400mg : 32mg Mg. stearat : x 32mg : 4mg
Talk : x 32mg : 12mg Explotab : x 32mg : 10mg Untuk 500.000 tablet
Fase dalam total : 92% + 2% = 94%
Fase dalam : Karbamazepin : 200mg x 500.000 : 100kg PVP : 20mg x 500.000 : 10kg
Amylum : 40mg x 500.000 : 20kg Laktosa : 108mg x 500.000 : 54kg Fase luar yang ditambahkan
Mg. Stearat 0,5% : x 500.000 : 1kg Talk 1,5% : x 500.000 : 3kg
--- Jumlah slug : 188kg
Didapatkan berat slug :
(188 – (188-5%)) = 178,6 kg
Jumlah tablet = x 500.000 = 475.000 tablet Dengan demikian fase luar yang ditambahkan (sisa)
Mg. stearat 0,5% : x 178,6 : 0,95 kg Talk 1,5% : x 178,6 : 2,85kg Explotab 4% : x 178,6 : 7,6kg --- Total : 11,4kg Massa cetak = 178,6kg + 11,4kg = 190kg Bobot/tablet = mg/tablet = 0,4 mg/tab VII. Prosedur
b. Fase dalam ( kalium diklofenak, amilum, dan laktosa) yang telah ditimbang di campur hingga homogen.
c. Kemudian campuran zat tersebut di slug sehingga terbentuk bongkahan. d. Bongkahan-bongkahan yang telah diperoleh kemudian dibentuk menjadi
granul dengan menggunakan ayakan no 14
e. Dilakukan evaluasi ( daya alir, BJ nyata dan BJ mampat, sudut istirahat) f. Fasa luar ( Mg stearat, Talk, explotab)dicampurkan kedalam granul yang
diperoleh
g. Dilakukan pencetakan tablet
h. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.
VIII. Evaluasi
A. Evaluasi Masa siap cetak
1. Penetapan Kadar air
Sebanyak 2 g granul ditimbang, kemudian disimpan dalam piring dan ratakan, lalu masukkan ke dalam alat moisture balance. Diamkan beberapa waktu hingga skala menunjukkan angka yang tetap. Kadar air granul dapat dibaca pada skala tetap.
2. Pemeriksaan daya alir
Pemeriksaan daya alir serbuk menggunakan alat corong gelas. Masing – masing serbuk diukur kecepatan alirnya, kemudian diukur sudut diamnya dengan memakai corong gelas.
Pemeriksaan daya alir serbuk dilakukan untuk mengukur kecepatan jatuh serbuk yang ditaruh pada corong. Selain itu, percobaan ini dapat sekaligus menentukan sudut istirahat serbuk, yang dibentuk antara lereng timbunan serbuk dengan bidang datar. Terdapat hubungan antara sudut istirahat dengan sifat alirannya, yang tersaji dalam tabel berikut:
Sudut istirahat Sifat aliran
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
Pada tablet yang dicetak secara langung dibutuhkan kecepatan alir yang sangat baik hal ini untuk memudahkan proses pencetakan.
a. Pengukuran kecepatan alir
Pengukuran kecepatan alir dilakukan dengan cara: Ditimbang 100g serbuk, dimasukkan dalam corong yang lubang corong bagian bawah ditutup sebelumnya. Waktu diamati dengan stopwatch dari mulai pada saat dibukanya
lubang corong hingga seluruh granul melewati lubang corong. Kecepatan alir dinyatakan dalam gram / detik.
b. Pengukuran sudut istirahat
Diukur pada tinggi dan jari-jari lingkaran alas kerucut serbuk setelah serbuk mengalir bebas melalui corong.
Tg α = h/r dimana :
α = sudut diam
r = jari – jari lingkaran alas kerucut h = tinggi kerucut granul
pengukuran sudut istirahat ini dilakukan untuk mengetahui keruahan dari serbuk.
3. Pengujian kompresibilitas
a. Penetapan bobot jenis sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 ml dengan menambahkan cairan pendisfersi yang tidak melarutkan serbuk. Penetapan ini dilakukan untuk mengetahui kelarutan zat aktif.
b. Penetapan Bobot Jenis Mampat, bobot jenis nyata , Kadar Pemampatan dan porositas.
Sebanyak 100 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya (V0). Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat.
Volume pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut : BJ nyata = B gr/ml VO BJ mampat = mampat V B g/mL
Kadar Pemampatan = 0 0 0 0 100 × − V V V mampat Porositas = (1-BJmampat) x 100% BJ sejati
Kompresibilitas (%) = [(volume cerah – volume mampat)/volume curah] x 100%
Penafsiran nilai kompresibilitas terhadap sifat aliran serbuk : Indeks konsolidasi carr (nilai
kompressibilitas) % Sifat aliran 5-12 Sangat baik 17-21 Baik 33 Cukup 22 Buruk 34-38 Sangat buruk >38 Sangat buruk B. Evaluasi Tablet
o In Proses Control (IPC )
Proses yang dilakukan pada saat proses pencetekan tablet sedang berlangsung, agar pada saat terjadi kesalahan pada saat pencetakan bisa dilakukan penanggulangan.
Uji keseragaman Bentuk dan Ukuran
Menurut farmakope Indonesia III, tablet mempunyai keseragaman ukuran yang baik bila garis tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet (Depkes RI, 1979). Alat yang digunakan adalah jangka sorong. Pemeriksaan keseragaman ukuran tablet dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, kemudian satu per satu diukur tebalnya dengan menggunakan jangka sorong. Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebalnya selama produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harus dilakukan pengawasan supaya volume bahan
yang diisikan dan tekanan yang diberikan. Tablet diukur dengan jangka lengkung selama proses produksi, supaya yakin ketebalanya sudah selesai. Maka berbeda bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yang dapat dimasukan dari pada oleh tekanan yang diberikan.
Uji keseragaman Bobot
Alat yang digunakan pada pemeriksaan keseragaman bobot tablet yaitu timbangan. Pemeriksaan keseragaman bobot tablet dilakukan dengan cara:
Ditimbang bobot tablet satu per satu, kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom B.
Bobot rata rata Penyimpangan Bobot rata rata (%)
A B 25 mg atau kurang 26 mg 150 mg 151 mg 300 mg Lebih dari 300 mg 15 10 7,5 5 30 20 15 10
uji ini dilakukan agar bobot pada tablet rata sehingga zat aktif yang terkandung pun merata.
Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan dimasukan akan ditekan menentukan berat tablet yang dihasilkan. Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang diharapkan. Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya tergantung volume dan berat bahan yang
diisikan tapi juga tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan waktu ditekan (kompresi).
Uji kekerasan tablet
Pemeriksaan kekerasan tablet dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, skala yang tertera pada alat dibuat nol dan tablet diletakan pada tempat yang tersedia pada posisi tegak, kemudian penekan diputar perlahan-lahan dan tepat pada saat pecah penekanan dihentikan, angka yang ditunjukan pada skala tersebut menunjukan kekerasan tablet dalam satuan kilogram. Menurut Parrot (1971), tablet yang mempunyai
kekerasan 4 – 8 kg atau 3,5 – 7 kg (Dekay, 1955). Alat yang digunakan
adalah hardnertaster.
Tujuan dari uji kekerasan ini :
1) Menjamin agar tablet tidak hancur mulai dari pengemasan, pengangkutan, penyimpanan dan sampai ketangan konsumen.
2) Menjamin agar tablet hancur pada saat pemakaian
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan denagn isi die dan gaya kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambah, maka kekerasan tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu, terdapat persyaratan apabola bobot tablet sampai 300 mg maka kekerasan 4-7 kg/cm2, dan apabila bobot tablet 400-700 mg maka kekerasan tablet 5-12
kg/cm2.
o Evaluasi Sediaan Tablet Friabilitas
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu.
Tujuannya : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
Pada prinsipnya, tablet sering terguling atau terbanting selama proses manufaktur, dedusting (menghilangkan debu), penyalutan, penanganan transfor dan pengemasan, dan barang tentu sudah ditangan pasien juga. Pemeriksaan friabilitas dilakukan dengan cara: Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, dibersihkan dari serbuk yang menempel, kemudian ditimbang seluruhnya dengan seksama. Dimasukan ke dalam alat putar dengan
kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Setelah itu tablet dikeluarkan, dibersihkan dengan kuas dan ditimbang kembali. Selisih bobot yang diperoleh menyatakan nilai kerapuhan dari tablet yang dinyatakan dalam %. Kerapuhan tablet yang diperoleh sekitar 0,5 – 1 % atau kurang dari 0,8 %
(Lachman dkk, 1986).
Friksibilitas
Friksibilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila tablet mengalami gesekan antar sesama.
Pemeriksaan friksibilitas hampir sama dengan friabilitas, hanya saja alatnya yang berbeda.
Uji keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metoda, yaitu keragaman bobot atau keragaman kandungan untuk sediaan mengandung zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif. Persyaratan keragaman bobot dapat diterapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot, satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika ada dalam jumlah lebih kecil, ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan.
Prosedur penetapan keragaman bobot :
Pilih tidak kurang 30 tablet, dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu dan hitung bobot rata-rata.
Prosedur penetapan keseragaman kandungan :
Pilih tidak kurang dari 30 tablet, dari 30 tablet tersebut, tetapkan kadar 10 tablet satu per satu dengan cara yang tertera pada monografi, kecuali dinyatakan lain.
Uji ini dilakukan untuk menjamin bahwa setiap tablet mengandung jumlah zat aktif sesuai spesifikasi dengan variasi yang kecil dalam batch.
Kriteria:
kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing 10
tablet terletak antara 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relative (SDR) lebih kecil atau sama dengan 6%.
Dilakukan uji 20 tablet tambahan jika :
a) 1 tablet terletak diluar rentang 85%-115% kadar dan tidak ada yang terletak antara 75%-125% kadar.
b) SDR>6 %
Persyaratan dipenuhi jika :
a) Tidak lebih dari 1 tablet dari 30 tablet yang ada diluar rentang 85%-115% kadar dan tidak ada yang terletak antara 75%-125% kadar
b) Tidak ada 1 tablet pun yang diluar rentang 75%-125% c) SDR tidak lebih besar dari 7,8%
Uji waktu hancur
Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakan sebagai tablet hisap atau kunyah atau lepas lambat. Serta untuk komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat jadi lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam tubuh. Uji waktu hancur tidak menyatakan jika zat aktif / komponen lain harus larut sempurna. Tablet dinyatakan hancur sempurna bila sisa yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti jelas.
Prosedur uji waktu hancur adalah :
Masukkan 1 tablet pada masing masing tabung dari keranjang, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air bersuhu 370 sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain dalam
masing-masing monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
sempurna, ulangi pegujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang di uji harus hancur sempurna.
Uji disolusi
Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian persyaratan dengan persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing monografi.
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing masing monografi obat. Pengujiaan merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh dan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan. Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis dan pengujian disolusi tablet.
Prosedur pengerjaan uji disolusi :
Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37 derajat dan angkat thermometer. Masukkan satu tablet kedalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang di uji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan atai pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan. Media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar ataupun daun dari alat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
Dosis Anak : 15-25 mg/kgBB/hari
Dosis Dewasa : 1000-2000 mg/hari
Indikasi :
karbamazepin merupakan antiepilepsi yang utama. Selain mengurangi kejang, efeknya nyata pada perbaikan psikis yaitu perbaikan kewaspadaan dan
perasaan, sehingga di pakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti mania-bipolar.
Kontra indikasi :
Pada gangguan fungsi hati yang parah serta blokade AV. Sebagai pengimbas enzim, senyawa ini memperkecil kerja berbagai senyawa yang mengalami biotransformasi oksidatif, misalnya hormon kelamin wanita. (dinamika obat hal, 261)
Efek samping :
Efek samping yang terjadi setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing, vertigo, ataksia, diplopia, dan penglihatan kabur.
ADME :
Karbamazepin selain bekerja antikonvulsif, juga berkhasiat anti depresif dan antidiuretik, mungkin berdasarkan penigkatan sekresi di hipofisa atau
penghambatan perombakannya. Reabsorpsinya lambat dan kadar maksimum dalam plasma dapat tercapai setelah 4-24 jam. Penigkatan proteinnya tinggi, lebih kurang 80%, sedangkan plasma t ½ nya sangat variabel (7-30 jam). Di dalam hati, karbamazepin dioksidasi menjadi metabolit epoksida yang juga berdaya anti konvulsif. (obat-obat penting, hal399)
Karbamazepin terutama di gunakan pada serangan psikomotorik dan grand-mal untuk serangan campuran, maka senyawa ini dapat bertindak sebagai basis teurapetika. Efek psikotropik senyawa ini ditunjukan dengan adanya perubahan sikap yang diakibatkan oleh epilepsi.
Karena adanya induksi sendiri pada metabolismenya, karbamazepin setelah penggunaan beberapa kali akan di eliminasi jauh lebih cepat. Waktu paruh plasmanya 12-24 jam. Hanya sekitar 1-2% di ekresi dalam bentuk semula melalui urin.(dinamika obat hal,260)
Interaksi obat :
Karbamazepin menurunkan kadar asam valporat, fenobarbital, dan fenitonin. Fenobarbital dan fenitonin dapat meningkatkan metabolisme karbamazepin, dan biotransformasi karbamazepin dapat dihambat oleh eritromisin. Konversi primidon menjadi fenobarbital di tingkatkan oleh karbamazepin, sedangkan pemberian karbamazepin bersama asam valproat akan menurunkan kadar asam valproat. (gunawan 2007hal,188)
X. Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk (15 – 250C) dan kering. XI. Etiket
Indikasi :
Sebagai antiepilepsi, mengurangi kejang. Dipakai juga untuk mengobati kelainan psikiatri seperti mania- bipolar.
Efek samping :
setelah pemberian obat jangka lama berupa pusing, vertigo, ataksia,
diplopia, dan penglihatan kabur.
Dosis :
Dosis Anak : 15-25 mg/kgBB/hari Dosis Dewasa : 1000-2000 mg/hari
Carbamazepine 200mg
PT. ASIAN FARMA Bandung - Indonesia
Tiap tablet mengandung : Carbamazepine 200mg Tgl Produksi : Feb 12 Tgl kadaluarsa : Feb 14 No Reg : GKL 1200787610A1
Anonim.1979.Farmakope Indonesia. Edisi 3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. 2009. Farmakope Indonesi. Edisi 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. 2007. The United States Pharmacopeia. Vol 2. Port City Press, Baltimore Buhler, Volker. 1998.Generic Drug Formulation.Fine Chemicals 2nd Ed. BASF.
Reynolds, James E. F. 1982. Martindale The Extra Pharmacopoiea. Twenty-eighth Edition. Pharmaceutical Press : London.
Rowe, Raymond. C, Sheskey, Paul J, and Owen Sian C. 2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient . Fifth edition. Pharmaceutical Press : London.