• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaksi - Reaksi Ion Logam.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Reaksi - Reaksi Ion Logam.pdf"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. Judul Judul PercobaanPercobaan : Reaksi: Reaksi–– reaksi ion logam transisi reaksi ion logam transisi II.

II. Hari/ Tanggal PercobaanHari/ Tanggal Percobaan : Selasa, 4 November 2014 puku 13.00 : Selasa, 4 November 2014 puku 13.00 WIBWIB III.

III. Selesai PercobaanSelesai Percobaan : Selasa, 4 November 2014 pukul 15.30 : Selasa, 4 November 2014 pukul 15.30 WIBWIB IV.

IV. Tujuan PercobaanTujuan Percobaan a.

a. Mempelajari reaksiMempelajari reaksi–– reaksi garam logam transisi reaksi garam logam transisi b.

b. Mengenal pembentukan ion kompleks logam transisiMengenal pembentukan ion kompleks logam transisi c.

c. Mengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasiMengamati perubahan warna karena perubahan bilangan oksidasi dari senyawa logam transisi

dari senyawa logam transisi V.

V. Dasar TeoriDasar Teori

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada sub kuli 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur seng valensi pada sub kuli 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur seng (Zn)(Zn) pada goongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat pada goongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur

memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur ––  unsur  unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak mengikat kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak mengikat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari

maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari ––  jari  jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Ha ini berbeda keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Ha ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.

signifikan dalam satu periode.

Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi sub kulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur energi sub kulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada sub kulit 4s membentuk ion positif transisi melepaskan elektron pada sub kulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada sub kulit 3d akan ikut dilepas. Bilangan (kation), sejumlah elektron pada sub kulit 3d akan ikut dilepas. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempa oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempa adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s

transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s223d3d77).). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr

Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+3+, Mn, Mn2+2+, Fe, Fe2+2+,, Fe

Fe3+3+, , CuCu++, dan Cu, dan Cu2+2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO

anion oksida, seperti CrO442-2-, Cr, Cr22OO772-2-, dan MnO, dan MnO44..

Sebagian besar ion logam ransisi membentuk ion kompleks Sebagian besar ion logam ransisi membentuk ion kompleks dengan molekul

(2)

senyawa demikian ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah senyawa demikian ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung dalam reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain dalam reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reaksi demikian ini sering disertai perubahan warna secara berurutan. Reaksi demikian ini sering disertai perubahan warna larutan. Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan larutan. Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan terbentuk ion kompleks [Ni(H

terbentuk ion kompleks [Ni(H22O)O)66]]2+2+ yang berwarna hijau. Penambahan yang berwarna hijau. Penambahan NH3 pekat, warna larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion NH3 pekat, warna larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion kompleks [Ni(NH

kompleks [Ni(NH33))66]]2+2+..

Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai inert atau labil, Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai inert atau labil, bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks yang bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks yang labil mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert labil mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert mengalami reaksi substitusi secara lambat.

mengalami reaksi substitusi secara lambat. Garam

Garam ––  garam yang mengandung ion kompleks dikenal sebagai  garam yang mengandung ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamin

senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamin kobalt (III)kobalt (III) klorida, Co(NH

klorida, Co(NH33))66  dan kalium heksasiano ferrat (III), K  dan kalium heksasiano ferrat (III), K33Fe(CN)Fe(CN)55. Garam. Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap dibentuk kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama

apabila dua garam mengkristal bersama ––  sama dalam perbandingan  sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garaam

molekul tertentu. Garaam ––  garam ini memiliki struktur sendiri dengan  garam ini memiliki struktur sendiri dengan tidak harus bersama dengan struktur garam komponennya. Dua contoh tidak harus bersama dengan struktur garam komponennya. Dua contoh garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K(SO

garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K(SO44))1212HH22OO dan ferroammonium sulfat, Fe(NH

dan ferroammonium sulfat, Fe(NH33)SO)SO44.6H.6H22O, garam rangkap dalamO, garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion

larutan akan terionisasi menjadi ion–– ion komponennya. ion komponennya. Logam

Logam ––  logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda  logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda dengan logam

dengan logam –– logam golongan utama. Salah satu yang paling menarik logam golongan utama. Salah satu yang paling menarik pada logam transisi adalah kemampuannya untuk membentuk senyawa pada logam transisi adalah kemampuannya untuk membentuk senyawa koordinasi. Senyawa

koordinasi. Senyawa –– senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron atau ion logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan berdasarkan jumlah bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan berdasarkan jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi:

pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi: a.

a. Ligan Ligan monodentat, monodentat, yaitu yaitu ligan ligan yang yang mendonorkan mendonorkan sat sat pasangpasang elektron bebasnya kepada logam atau ion logam.

elektron bebasnya kepada logam atau ion logam. Contoh

Contoh : : NHNH33, H, H22O, NOO, NO2-2-, dan CN, dan CN --b.

b. Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasangLigan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ion logam.

elektronnya kepada logam atau ion logam. Contoh

(3)

senyawa demikian ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah senyawa demikian ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung dalam reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain dalam reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain secara berurutan. Reaksi demikian ini sering disertai perubahan warna secara berurutan. Reaksi demikian ini sering disertai perubahan warna larutan. Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan larutan. Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan terbentuk ion kompleks [Ni(H

terbentuk ion kompleks [Ni(H22O)O)66]]2+2+ yang berwarna hijau. Penambahan yang berwarna hijau. Penambahan NH3 pekat, warna larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion NH3 pekat, warna larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion kompleks [Ni(NH

kompleks [Ni(NH33))66]]2+2+..

Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai inert atau labil, Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai inert atau labil, bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks yang bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks yang labil mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert labil mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert mengalami reaksi substitusi secara lambat.

mengalami reaksi substitusi secara lambat. Garam

Garam ––  garam yang mengandung ion kompleks dikenal sebagai  garam yang mengandung ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamin

senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamin kobalt (III)kobalt (III) klorida, Co(NH

klorida, Co(NH33))66  dan kalium heksasiano ferrat (III), K  dan kalium heksasiano ferrat (III), K33Fe(CN)Fe(CN)55. Garam. Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap dibentuk kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap dibentuk apabila dua garam mengkristal bersama

apabila dua garam mengkristal bersama ––  sama dalam perbandingan  sama dalam perbandingan molekul tertentu. Garaam

molekul tertentu. Garaam ––  garam ini memiliki struktur sendiri dengan  garam ini memiliki struktur sendiri dengan tidak harus bersama dengan struktur garam komponennya. Dua contoh tidak harus bersama dengan struktur garam komponennya. Dua contoh garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K(SO

garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K(SO44))1212HH22OO dan ferroammonium sulfat, Fe(NH

dan ferroammonium sulfat, Fe(NH33)SO)SO44.6H.6H22O, garam rangkap dalamO, garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion

larutan akan terionisasi menjadi ion–– ion komponennya. ion komponennya. Logam

Logam ––  logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda  logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda dengan logam

dengan logam –– logam golongan utama. Salah satu yang paling menarik logam golongan utama. Salah satu yang paling menarik pada logam transisi adalah kemampuannya untuk membentuk senyawa pada logam transisi adalah kemampuannya untuk membentuk senyawa koordinasi. Senyawa

koordinasi. Senyawa –– senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam atau ion logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron atau ion logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan berdasarkan jumlah bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan berdasarkan jumlah pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi:

pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi: a.

a. Ligan Ligan monodentat, monodentat, yaitu yaitu ligan ligan yang yang mendonorkan mendonorkan sat sat pasangpasang elektron bebasnya kepada logam atau ion logam.

elektron bebasnya kepada logam atau ion logam. Contoh

Contoh : : NHNH33, H, H22O, NOO, NO2-2-, dan CN, dan CN --b.

b. Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasangLigan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasang elektronnya kepada logam atau ion logam.

elektronnya kepada logam atau ion logam. Contoh

Contoh : : Ethylenediamine, Ethylenediamine, NHNH22CHCH22CHCH22NHNH22 Molekul netral (H

Molekul netral (H22O, NHO, NH33) dan anion (F) dan anion (F--, , ClCl--, , BrBr--, , CNCN--)dapat)dapat bertindak sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi bertindak sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi

(4)

dengan ion logam, menghasilkan spesies ion logam transisi yang dengan ion logam, menghasilkan spesies ion logam transisi yang bermuatan disebut ion kompleks. Misalnya, ion

bermuatan disebut ion kompleks. Misalnya, ion ––  ion logam transisi  ion logam transisi sebagian besar membentuk ion kompleks dengan molekul

sebagian besar membentuk ion kompleks dengan molekul –– molekul air molekul air ketika di dalam larutan air. Contohnya [Co(H

ketika di dalam larutan air. Contohnya [Co(H22O)O)66]]3+3+ dan [Ni(H dan [Ni(H22O)O)66]]2+2+. Jika. Jika sau atau lebih anion berkoordinasi dengan ion logam, dihasilkan ion sau atau lebih anion berkoordinasi dengan ion logam, dihasilkan ion kompleks yang bermuatan negatif, contohnya [Co(NO

kompleks yang bermuatan negatif, contohnya [Co(NO22))66]]3-3-  dan  dan [Fe(CN)

[Fe(CN)66]]4-4-.. Unsur

Unsur ––  unsur transisi periode keempat umumnya membentuk  unsur transisi periode keempat umumnya membentuk senyawa

senyawa ––  senyawa berwarna. Berikut ini merupakan warna senyawa  senyawa berwarna. Berikut ini merupakan warna senyawa klorida dari unsur

klorida dari unsur ––  unsur transisi Mn, Fe, C, Ni, dan Cu dalam fase  unsur transisi Mn, Fe, C, Ni, dan Cu dalam fase padatnya.

padatnya.

Warna pada senyawa lgam transisi dapat dijelaskan sebagai Warna pada senyawa lgam transisi dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam berikut. Secara umum, penyerapan energi cahaya oleh senyawa logam transisi akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energi yang transisi akan menyebabkan elektron tereksitasi dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.

lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Reaksi ion besi dalam larutan; ion heksaaquobesi(II) Reaksi ion besi dalam larutan; ion heksaaquobesi(II) –– [Fe(H

[Fe(H22O)O)66]]2+2+ dan ion  dan ion heksaaquobesi(III)heksaaquobesi(III)– [Fe(H [Fe(H22O)O)66]]3+3+. Keduanya bersifat. Keduanya bersifat asam, tetapi ion besi(III) lebih kuat sifat asamnya. Reaksi ion besi dengan asam, tetapi ion besi(III) lebih kuat sifat asamnya. Reaksi ion besi dengan ion hidroksida. Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ion hidroksida. Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen ligan air dan kemudian melekat pada ion besi. Setelah ion hidrogen dihilangkan, aka diperoleh kompleks yang bermuatan kompleks netral. dihilangkan, aka diperoleh kompleks yang bermuatan kompleks netral. Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.

Kompleks netral ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan. Pada kasus besi(II)

Pada kasus besi(II)

[[(())]]   [[ (())(())]]   Pada kasus besi(III)

Pada kasus besi(III)

[[(())]]   [[((

))(())]]  

Oksigen di udara mengoksidasi endapan besi(II) hidroksida Oksigen di udara mengoksidasi endapan besi(II) hidroksida menjadi besi(III) hidroksida terutama pada bagian atas tabung reaksi. menjadi besi(III) hidroksida terutama pada bagian atas tabung reaksi. Warna endapan menjadi gelap berasal dari efek yang sama.

Warna endapan menjadi gelap berasal dari efek yang sama.

Reaksi ion besi dengan larutan amonia. Amonia dapat berperan Reaksi ion besi dengan larutan amonia. Amonia dapat berperan sebagai basa atau ligan. Berikut ini pada kasus besi(II) dan besi(III).

(5)

Pada larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Pada larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe

Fe33OO44  yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Ion yang paling  yang dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Ion yang paling sederhana dalam bentuk mangan dalam larutan adalah ion sederhana dalam bentuk mangan dalam larutan adalah ion heksaaquomangan(II)

heksaaquomangan(II)–– [Mn(H [Mn(H22O)O)66]]2+2+..

Reaksi ion kobalt(II) dalam larutan air. Ion yang paling sederhana Reaksi ion kobalt(II) dalam larutan air. Ion yang paling sederhana dalam bentuk kobalt dalam larutan adalah ion berwarna merah muda dalam bentuk kobalt dalam larutan adalah ion berwarna merah muda heksaaquokobalt(II)

heksaaquokobalt(II) ––  [Co(H  [Co(H22O)O)66]]2+2+. Reaksi ion heksaaquokobalt(II). Reaksi ion heksaaquokobalt(II) dengan ion hidroksida. Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dengan ion hidroksida. Ion hidroksida dapat menghilangkan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat ke ion kobalt. Setelah ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat ke ion kobalt. Setelah ion hidrogen dihilangkan dari dua molekul air, maka akan memperoleh kompleks tidak dihilangkan dari dua molekul air, maka akan memperoleh kompleks tidak bermuatan

bermuatan ––  kompleks netral. Kompleks ini tidak larut dalam air dan  kompleks netral. Kompleks ini tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.

terbentuk endapan.

[[(())]]   [[ (())(())]]  

Reaksi dengan larutan amonia diikuti pembentukan hidrogen Reaksi dengan larutan amonia diikuti pembentukan hidrogen peroksida yang berwarna larutan cokelat

peroksida yang berwarna larutan cokelat ––  merah tua seperti  merah tua seperti sebelumnya, hanya lebih cepat. Persamaan untuk oksidasi kompleks amin sebelumnya, hanya lebih cepat. Persamaan untuk oksidasi kompleks amin adalah:

adalah:



(())    (()) 

Reaksi ion heksaaquotembaga(II) dengan ion hidroksida. Ion Reaksi ion heksaaquotembaga(II) dengan ion hidroksida. Ion hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian hidroksida menggantikan ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi melekat pada ion tembaga. Hal ini dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut:

berikut:

[[(())]]   [[((

(6)

Ion heksaaquotembaga(II) dengan larutan amonia membentuk senyawa kompleks yang memiliki warna tertentu. Dan timbulnya warna tersebut akibatnya digantikan molekul H2O oleh amonia. Hal tersebut dapat dilihat pada reaksi di bawah ini.

[()]  

  [()()]  

Kemudian amonia menggantikan H2O sebagai ligan untuk menghasilkan ion tetraamindiaquotembaga(II). Dengan catatan hanya 4 dari molekul air yang digantikan. Persamaan reaksinya sebagai berikut:

[()]   [()()] 

Pada Zink, penambahan basa menyebabkan terbentuknya endapan putih gelatin zink hidroksida:

[()()]    ()  

Tetapi endapan ini larut kembali dalam basa berlebih oleh karena sifat amfoterik dengan membentuk ion kompleks:

()    [()]

Endapan zink hidroksida juga larut dalam amonia membentuk ion kompleks menurut persamaan berikut:

()   [()]  VI.  Alat dan Bahan

1. Alat– alat

- Tabung reaksi 47 buah - Pembakar spirtus 1 buah - Pengaduk kaca 1 buah - Rak tabung 1 buah - Pipet tetes 11 buah 2. Bahan– bahan

- Aquades

- Amonia pekat dan 2M - CoCl2 0,1M

- CrCl3.6H2O padat dan 0,1M - CuSO4.5H2O padat dan 0,1M - CuCl2.2H2O padat

- Dimethylglioxime (DMG) - Etanol

(7)

- Fe(NH3)2SO4 0,1M - Fe(NO3) 0,1M

- HCl 2M, dan pekat 12M - HNO3 2M dan pekat - K2Cr2O7 padat dan 0,1M - K4[Fe(CN)6] 0,1M

- KSCN jenuh

- NaOH 0,6M; 1M; 2M; 6M

- Larutan Na2C2O4, larutan Na2EDTA - NiCl2 0,1M - NaNO2 jenuh - MnSO4 0,1M - NH4CNS 0,1M - 1,10-phenanthroline - Ni(NO3)2

- Butiran Zn atau serbuk - ZnCl2 0,1M

VII. Prosedur Percobaan

Percobaan I: Reaksi beberapa ion logam transisi a. Reaksi dengan NaOH

    [()()]    [()()]

()    [()()]    [()()]

1 mL larutan CrCl3 0,1M

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

1 mL larutan Mn(SO4)

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

(8)

()    [()()]    [()()]     [()()]    [()()]     [()()]    [()()]     [()()]    [()()] 1 mL larutan Fe(NH3)2SO4 Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

1 mL larutan FeCl3

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

1 mL larutan CoCl2

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

1 mL larutan NiCl2

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

1 mL larutan CuSO4

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

(9)

    [()()]    [()()]

    [()()]    [()()] b. Reaksi dengan amonia

    [()()]    [()()]

()     [()()]    [()()]

()    [()()]    [()()] 1 mL larutan ZnCl2

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NaOH 1M setetes demi setetes - Ditambahkan NaOH berlebih

1 mL larutan CrCl3

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes - Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan Mn(SO4)

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes - Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan Fe(NH3)2SO4

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes - Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan FeCl3

Hasil perubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes - Ditambahkan NH3 berlebih

(10)

   [()()]    [()()]     [()()]    [()()]     [()()]    [()()]     [()()]    [()()]     [()()]    [()()] c. Reaksi dengan NH4CNS 1 mL larutan CoCl2 Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes

- Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan NiCl2

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes

- Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan CuSO4

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes

- Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan ZnCl2

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH3 2M setetes demi setetes

- Ditambahkan NH3 berlebih

1 mL larutan CrCl3

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes

(11)

()    [()()] ()    [()()]    [()()]     [()()]     [()()] 1 mL larutan Mn(SO)4 Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

1 mL larutan Fe(NH3)2SO4

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

1 mL larutan FeCl3

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

1 mL larutan CoCl2

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

1 mL larutan NiCl2

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

1 mL larutan CuSO4

Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

(12)

    [()()]

    [()()] d. Larutan blanko

Percobaan II:Pembentukan ion kompleks oleh ion logam transisi a. Kompleks Cr (III)

    [()] Struktur ion kompleks:

-O O O O --O O O -O O -O O -O Cr  3-[Cr(C2O4)3] 3-1 mL larutan ZnCl2 Hasil erubahan

- Ditambahkan larutan NH4CNS 0,1M setetes demi setetes - Dibandingkan dengan larutan blanko

1 mL larutan garam logam transisi

Hasil erubahan

- Ditambahkan 1 mL aquades

2 mL larutan encer CrCl3

Hasil erubahan

- Ditambahkan sedikit larutan Na2C2O4 - Dikocok

(13)

b. Kompleks Fe (II) dan Fe (III)

       [()] Struktur ion kompleks:

[Fe(1,10– phenanthroline)3]2+    [()()]    [()()()]    [()] 1 mL larutan Fe(II) Hasil perubahan - Dicatat warnanya

- Ditambahkan 2– 3 tetes 1,10– phenanthroline

2 mL larutan encer FeCl3

Hasil perubahan

- Ditambahkan 2 tetes larutan NH4CNS untuk membentuk larutan gelap

- Ditambahkan sedikit larutan Na2C2O4 - Dikocok

- Warna larutan terakhir dicatat

- Ditambahkan larutan NH4CNS berlebih Hasil perubahan

(14)

Struktur ion kompleks:

c. Kompleks Kobalt (II)

    [()()] Struktur ion kompleks:

H2N NH2 Co 2+ 3     [()] Struktur ion kompleks:

1 mL larutan CoCl2 0,1M

Hasil perubahan

- Ditambahkan beberapa tetes ethylenediamine - Diamati perubahan warna yang terjadi

1 mL larutan CoCl2 0,1M

Hasil perubahan

- Ditambahkan beberapa tetes Na2EDTA - Diamati perubahan warna yang terjadi

(15)

d. Kompleks Nikel (II)

()    [()()]

Struktur ion kompleks:

H2N NH2  Ni 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Ni(en)3]2+ ()    [()()]

Struktur ion kompleks: 1 mL larutan Ni(II)

Hasil perubahan

- Ditambahkan beberapa tetes ethylenediamine

1 mL larutan Ni(II)

Hasil perubahan

(16)

()    [()]

Struktur ion kompleks:

e. Kompleks Cu (II)

    [()()]

1 mL larutan Ni(II)

Hasil perubahan

- Ditambahkan beberapa tetes Na2EDTA

Seujung spatula CuSO4.5H2O Seujung spatula CuCl2.2H2O - Keadannya diamati - Dicatat perbedaannya Perbedaan 1 mL larutan CuSO4 Hasil perubahan

(17)

Struktur ion kompleks: H2N NH2 Cu 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Cu(en)3]2+     [()]

Struktur ion kompleks: 1 mL larutan CuSO4

Hasil perubahan

(18)

Percobaan III: Perubahan Tingkat Oksidasi a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+                 → [()] [()]   [()()] b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+ 1 mL larutan FeSO4

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Ditambahkan 2 tetes HNO3 pekat

- Dipanaskan selama 1-2 menit

- Larutan dibiarkan dingin

- Ditambahkan larutan NaOH 2 M sedikit demi sedikit sampai diberoleh endapan permanen

- Diamati perubahan warna Endapan Permanen

2 mL larutan K2Cr2O7

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Dipanaskan tabung reaksi yang telah berisi K2Cr2O7 tersebut

- Ditambahkan 1-2 butir seng

- Ditambahkan 1, 5 mL HCl pekat

- Dipanaskan perlahan –  lahan sampai mengalami reduksi

- Diamati perubahan warnanya Perubahan warna akhir

- Ditambahkan setetes demi setetes larutan HNO3 pekat, sambil dikocok

Perubahan tingkat oksidasi kromium

(19)

Reaksi–Reaksi Ion Logam Transisi Page 18

VIII. Hasil Pengamatan

Percobaan I: Reaksi Beberapa Ion Logam Transisi a. Reaksi ion logam transisi dengan larutan NaOH 1M

Garam

Pengamatan Sebelum reaksi

Setelah penambahan tetes demi tetes

NaOH (3 tetes) Rumus senyawa yang terbentuk Setelah penambahan berlebih NaOH (15 tetes) Rumus ion komlpleks yang terbentuk

CrCl3 Berwarna biru tua Berwarna hijau

tua [Cr(H2O)3(OH)3]

Berwarna hijau

tua(+) [Cr(H2O)3Cl2] Mn(SO4) Tidak berwarna Berwarna coklat

keruh (++) [Mn(H2O)3(OH)2]

Berwarna coklat

tua keruh (++) [Mn(H2O)3(OH)3] Fe(NH3)2SO4 Berwarna kuning

muda

Berwarna hijau

tua (++) [Fe(H2O)4(OH)2]

Berwarna hijau

tua keruh (+++) [Fe(H2O)3(OH)3] FeCl3 Berwarna kuning

muda

Terdapat endapan

kuning (++) [Fe(H2O)3(OH)3]

Terdapat endapan

coklat (+++) [Fe(H2O)2(OH)4] CoCl2 Berwarna merah

muda Berwarna kuning kehijauan, terdapat endapan [Co(H2O)3(OH)3] Berwarna kuning kehijauan (+), terdapat endapan [Co(H2O)3(OH)3] NiCl2 Berwarna hijau

muda

Berwarna hijau

muda keruh [Ni(H2O)4(OH)2]

Berwarna hijau

muda keruh (+) [Ni(H2O)3(OH)3] CuSO4 Berwarna biru

muda

Berwarna biru,

terdapat endapan [Cu(H2O)4(OH)2]

Berwarba biru muda (++), terdapat endapan

kehitaman

[Cu(H2O)3(OH)3]

ZnCl2 Tidak berwarna Keruh, terdapat

endapan putih [Zn(H2O)4(OH)2]

Tidak berwarna, terdapat endapan

putih (+)

[Zn(H2O)3(OH)3]

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III

b. Reaksi dengan larutan amonia 2M

Garam

Pengamatan Sebelum reaksi

Setelah penambahan tetes demi tetes

NH3 (3 tetes) Rumus senyawa yang terbentuk Setelah penambahan berlebih NaOH (15 tetes) Rumus ion komlpleks yang terbentuk CrCl3 Berwarna biru tua Berwarna hijau

tua keruh [Cr(H2O)3(OH)3]

Berwarna hijau

keruh(+) [Cr(NH3)6]3+ Mn(SO4) Tidak berwarna Berwarna coklat

muda keruh [Mn(H2O)3(OH)2]

Berwarna coklat

muda keruh(+) [Mn(H2O)3(OH)3] Fe(NH3)2SO4 Berwarna kuning

muda Berwarna hijau tua (+++) [Fe(H2O)4(OH)2] Berwarna hijau tua keruh (++++) [Fe(H2O)4(OH)2]

FeCl3 Berwarna kuning muda Berwarna coklat keruh (++) [Fe(H2O)3(OH)3] Terdapat endapan coklat kehitaman (+++) [Fe(HN3)6]3+

CoCl2 Berwarna merah muda Berwarna biru muda, terdapat endapan [Co(H2O)3(OH)3] Terdapat endapan biru kehijauan [Co(H2O)4(OH)2]2+

(20)

Reaksi–Reaksi Ion Logam Transisi Page 19

b. Reaksi dengan larutan amonia 2M

Garam

Pengamatan Sebelum reaksi

Setelah penambahan tetes demi tetes

NH3 (3 tetes) Rumus senyawa yang terbentuk Setelah penambahan berlebih NaOH (15 tetes) Rumus ion komlpleks yang terbentuk CrCl3 Berwarna biru tua Berwarna hijau

tua keruh [Cr(H2O)3(OH)3]

Berwarna hijau

keruh(+) [Cr(NH3)6]3+ Mn(SO4) Tidak berwarna Berwarna coklat

muda keruh [Mn(H2O)3(OH)2]

Berwarna coklat

muda keruh(+) [Mn(H2O)3(OH)3] Fe(NH3)2SO4 Berwarna kuning

muda

Berwarna hijau

tua (+++) [Fe(H2O)4(OH)2]

Berwarna hijau tua keruh

(++++)

[Fe(H2O)4(OH)2]

FeCl3 Berwarna kuning

muda

Berwarna coklat

keruh (++) [Fe(H2O)3(OH)3]

Terdapat endapan coklat kehitaman (+++)

[Fe(HN3)6]3+

CoCl2 Berwarna merah

muda Berwarna biru muda, terdapat endapan [Co(H2O)3(OH)3] Terdapat endapan biru kehijauan [Co(H2O)4(OH)2]2+

NiCl2 Berwarna hijau

muda

Berwarna hijau

muda keruh (++) [Ni(H2O)4(OH)2]

Berwarna biru

muda keruh [Ni(NH3)6] 2+

CuSO4 Berwarna biru

muda

Berwarna biru

muda keruh [Cu(H2O)4(OH)2]

Berwarna biru

tua (++) [Cu(H2O)4(OH)2]2+ ZnCl2 Tidak berwarna Berwarna putih [Zn(H2O)4(OH)2]

Terdapat endapan putih

(+)

[Zn(NHs)(OH)2]

Laporan Praktikum Kimia Anorganik III

c. Reaksi dengan larutan amonium tiosianat 0,1M

Garam Pengamatan Sebelum reaksi Setelah penambahan NH4CNS (1 mL) Rumus ion kompleks CrCl3 Berwarna biru tua erwarna biru muda [Cr(H2O)5(SCN)]2+ Mn(SO4) Tidak berwarna Tidak berwarna [Mn(H2O)5(SCN)]+ Fe(NH3)2SO4 Berwarna kuning

muda

Berwarna merah

(21)

c. Reaksi dengan larutan amonium tiosianat 0,1M Garam Pengamatan Sebelum reaksi Setelah penambahan NH4CNS (1 mL) Rumus ion kompleks

CrCl3 Berwarna biru tua erwarna biru muda [Cr(H2O)5(SCN)]2+

Mn(SO4) Tidak berwarna Tidak berwarna [Mn(H2O)5(SCN)]+

Fe(NH3)2SO4 Berwarna kuning

muda

Berwarna merah

kekuningan [Fe(H2O)5(SCN)]+ FeCl3 Berwarna kuning

muda

erwarna merah tua

kecoklatan [Fe(H2O)5(SCN)]+ CoCl2 Berwarna merah

muda

Berwarna merah

muda (++) [Co(H2O)5(SCN)]+ NiCl2 erwarna hijau muda erwarna hijau muda

(++) [Ni(H2O)5(SCN)]+ CuSO4 erwarna biru muda

Berwarna coklat, terdapat endapan

hitam

[Cu(H2O)5(SCN)]+

ZnCl2 Tidak berwarna Tidak berwarna [Zn(H2O)5(SCN)]+ d. Blanko untuk percobaan reaksi garam transisi dengan aquades

Garam

Pengamatan

Sebelum reaksi Setelah penambahan aquades (1 mL)

CrCl3 Berwarna biru tua Berwarna biru tua

Mn(SO4) Tidak berwarna Tidak berwarna

Fe(NH3)2SO4 Berwarna kuning muda Berwarna kuning muda

FeCl3 Berwarna kuning muda Berwarna kuning muda

CoCl2 Berwarna merah muda Berwarna merah muda

NiCl2 Berwarna hijau muda Berwarna hijau muda

CuSO4 Berwarna biru muda Berwarna biru muda

(22)

Percobaan II: Pembentukan Ion Kompleks a. Kompleks Cr (III)

Warna larutan CrCl3.6H2O : berwarna biru jernih

Reagen yang ditambahkan Warna reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi Rumus ion kompleks yang terbentuk Na2C2O4 (s) Tidak berwarna Berwarna hijau kebiruan dan jernih [Cr(C2O4)3]

3-Struktur ion kompleks:

Cr  C C O O O O O O C C O O O O C C O O 3 -b. Kompleks Fe (II)

Warna larutan ferro sulfat : tidak berwarna

Garam

Pengamatan Setelah penambahan

kristal 1,10 phenanthroline

Rumus ion kompleks yang terbentuk FeSO4 + aquades Berwarna kuning

muda jernih

[Fe(1,10-phenanthroline)6]2+

(23)

Kompleks Fe (III)

Warna larutan FeCl3 : berwarna kuning

Larutan garam Pengamatan Setelah penambaha n tetes demi tetes NH4CNS Rumus ion kompleks yang terbentuk Setelah penambaha n Na2C2O4 Rumus ion kompleks yang terbentuk FeCl3 Berwarna merah tua kecoklatan (++) [Fe(H2O)(C NS)]2+ Berwarna merah tua kecoklatan (+) [Fe(C2O4)(C NS)(H2O)3]+

Setelah penambahan NH4CNS berlebih: berwarna merah tua kecoklatan (++)

Struktur ion kompleks menjadi [Fe(CNS)6]

3-c. Kompleks Co (II)

Warna larutan CoCl2 : berwarna merah muda jernih Reagen yang ditambahkan Warna reagen yang ditambahkan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk Ethylenediami ne Tidak berwarna Tidak berwarna [Co(En)2]2+ Larutan Na2EDTA Tidak berwarna Merah muda (26 tetes) [Co(EDTA)]2+ Struktur ion kompleks :

H2N NH2 Co 2+ 3 [Co(En)2]2+

(24)

d. Kompleks Ni (II)

Warna larutan Ni(NO3)2 : berwarna hijau muda jernih

Reagen yang ditambahkan Warna reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah ditambah reagen Rumus ion kompleks Ethylenediami ne Tidak berwarna Berwarna hijau muda (20 tetes) [Ni(ED)2]2+ Dimethylglioks ime Tidak berwarna Berwarna merah muda (5 tetes) [Ni(DMG)]2+ Larutan Na2EDTA Tidak berwarna Berwarna hijau muda jernih (++) (20 tetes) [Ni(EDTA)]2+

Struktur ion kompleks:

H2N NH2  Ni 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Ni(en)3]2+ [Ni(DMG)]2+

(25)

[Ni(EDTA)]2+

e. Kompleks Cu (II)

Warna larutan CuCl2.2H2O : berwarna biru muda jernih Reagen yang ditambahkan Warna reagen yang ditambahkan Pengamatan setelah bereaksi Rumus ion kompleks Ethylenediami ne Tidak berwarna Berwarna biru muda [Cu(ED)3]2+ Larutan Na2EDTA Tidak berwarna Berwarna biru muda jernih (++) [Cu(EDTA)]2+

Struktur ion kompleks :

H2N NH2 Cu 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Cu(en)3]2+ [Cu(EDTA)]2+

(26)

Percobaan III: Perubahan Tingkat Oksidasi a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+

Warna larutan ferro sulfat : larutan berwarna kuning jernih

Perlakuan Pengamatan Rumus ion kompleks yang terbentuk/ reaksi yang terjadi Penambahan HNO3 pekat 3 tetes Berwarna hijau kekuningan jernih 2Fe2+ + 2H+ + NO3 2Fe3+ + NO2 + H2O Setelah dipanaskan 1 – 2 menit Berwarna kuning

jernih (++) [Fe(H2O)]3+ Setelah didinginkan Berwarna kuning

jernih (+) [Fe(H2O)6]3+ Penambahan NaOH 2M Terdapat endapan merah kecoklatan (16 tetes) [Fe(H2O)6]3+ + 3OH - [Fe(H2O)3(OH)3]3+ b. Perubahan Cr6+ menjadi Cr3+

Warna larutan K2Cr2O7 : larutan berwarna orange

Perlakuan Pengamatan Rumus/ reaksi yang terjadi

Pemanasan Berwarna orange [Cr2O7] 2-Penambahan bijih Zn Berwarna orange

kecoklatan Cr2O72- + 3Zn + 14H+  3Zn2+ + 2Cr3+ + 7H2O Penambahan HCl pekat 4M Berwarna hijau kehitaman (++), terdapat gelembung Cr3+ + 2HCl  CrCl2 + H2 (g) Pemanasan

Berwarna hijau tua kebiruan jernih, terdapat gelembung

[Cr(H2O)3(Cl)]+ Penambahan HNO3

setelah perubahan warna akhir (2 tetes)

Berwarna hijau jernih

Cr2O42+ + 14H+ + 6e

(27)

IX.  Analisis dan Pembahasan

Percobaan I: Reaksi beberapa ion logam transisi

a. Reaksi ion logam transisi dengan larutan NaOH 1 M

Hampir semua senyawa kompleks memiliki warna tertentu. Hal ini disebabkan zat kompleks tersebut dapat menyerap sinar di daerah tampak. Alasan berikutnya yaitu energi yang berada pada sinar daerah tampak tersebut cocok untuk proses eksitasi elektron di orbital d. eksitasi tersebut berasal dari energi energi rendah ke energi

yang lebih tinggi. Besarnya energi untuk melakukan promosi, yaitu Δ,

tergantung dari ion pusat dan tergantung dari jenis ligan. Kemudian untuk memperoleh kestabilan elektron tersebut mengalami perpindahan dari tingkat energi tinggi ke rendah, ketika berpindah dari energi tinggi ke rendah inilah terdapat kelebihan energi yang di emisikan, sehingga dapat terlihat sebagai warna pda daerah sinar tampak. Pada percobaan ini ion logam transisi akan direaksikan dengan NaOH. Pada dasarnya semua logam transisi dapat membentuk endapan jika direaksikan dengan logam alkali. Endapan tersebut merupakan endapan hidroksida. Berikut uraian beberapa reaksi logam transisi dengan NaOH:

1. CrCl3

1 mL larutan CrCl3  yang berwarna biru tua kemudian

dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 3 tetes larutan NaOH 1M menghasilkan warna hijau tua. Hal ini disebabkan ligan masuk pada orbital kosongnya tidak tepat sehingga tidak diperoleh endapan. Setelah itu ditambahkan NaOH berlebih sebanyak 15 tetes menghasilkan larutan berwarna hijau tua (+). Hal ini menandakan bahwa senyawa kompleks telah terbentuk dan karena adanya pergeseran kesetimbangan ke bentuk awal sehingga reaksinya menjadi seperti berikut:

[Cr(H2O)6]3+(aq)+ OH- [Cr(H2O)3(OH)3]-(aq)

[Cr(H2O)3(OH)3]-(aq) + OH- [Cr(H2O)2(OH)4](s)

2. Mn(SO4)

1 mL larutan Mn(SO4) yang tidak berwarna dimasukkan ke

dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 3 tetes NaOH 1M menghasilkan warna coklat keruh. Hal ini menandakan jika endapan Mangan(II) hidroksida telah terbentuk. Kemudian ditambahkan NaOH berlebih menghasilkan warna coklat tua keruh (++). Warna semakin pekat ini disebabkan oleh endapan dengan

(28)

cepat teroksidasi apabila terkena udara. Reaksinya sebagai berikut:

[Mn(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Mn(H2O)4(OH)2](s)

[Mn(H2O)4(OH)2](s)+ OH- [Mn(H2O)3(OH)3](s)

3. Fe(NH3)2SO4

1 mL larutan Fe(NH3)2SO4  yang berwarna kuning muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOH 1M sebanyak 3 tetes menghasilkan warna hijau tua (++). Kemudian ditambahkan NaOH berlebih berwarna hijau tua keruh (+++) yang menunjukkan bahwa senyawa kompleks telah terbentuk.

[Fe(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Fe(H2O)4(OH)2]-(aq)

[Fe(H2O)4(OH)2]-(aq)+ OH- [Fe(H2O)3(OH)3](s)

4. FeCl3

1 mL larutan FeCl3  yang berwarna kuning muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dutambahkan 3 tetes NaOH 1M menghasilkan endapan berwarna kuning (++) dan setelah ditambahkan NaOH berlebih menghasilkan endapan coklat (+++). Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa besi (III) jika direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan coklat kemerahan. Sehingga dapat dituliskan reaksinya sebagai berikut:

[Fe(H2O)6]3+(aq)+ OH- [Fe(H2O)3(OH)3]-(aq)

[Fe(H2O)3(OH)3]-(aq)+ OH- [Fe(H2O)2(OH)4](s)

5. CoCl2

1 mL larutan CoCl2  yang berwarna merah muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes larutan NaOH 1M menghasilkan larutan berwarna kuning kehijauan dan terdapat endapan kemudian setelah ditambahkan NaOH berlebih menghasilkan warna kuning kehijauan (+) dan terdapat endapan. Seharusnya endapan yang dihasilkan berwarna merah muda, namun pada percobaan ini tidak menghasilkan endapan merah muda. Hal ini dikarenakan saat penambahan NaOH terjadi kontak dengan udara sehingga teroksidasi. Reaksinya sebagai berikut:

[Co(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Co(H2O)4(OH)2](s)

(29)

6. NiCl2

1 mL larutan NiCl2 yang berwarna hijau muda dimasukkan

ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOH 1M sebanyak 3 tetes menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda dan keruh. Setelah ditambahkan NaOH berlebih akan menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda keruh (+).Hal ini sesuai dengan teori bahwa Ni akan membentuk endapan berwarna hijau apabila direaksikan dengan NaOH dan tidak larut dalam reagen berlebih. Reaksinya dapat ditunjukkan sebagai berikut:

[Ni(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Ni(H2O)4(OH)2](s)

[Ni(H2O)4(OH)2](s)+ OH- [Ni(H2O)3(OH)3](s)

7. CuSO4

1 mL larutan CuSO4 yang berwarna biru muda dimasukkan

ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 3 tetes NaOH menghasilkan warna biru dan terdapat endapan, dan setelah penambahan NaOH berlebih menghasilkan warna biru muda (++) dan terdapat endapan kehitaman yang menunjukkan bahwa endapan tersebut apabila ditambahkan dengan reagen berlebih tidak larut. Rekasinya sebagai berikut:

[Cu(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Cu(H2O)4(OH)2](s)

[Cu(H2O)4(OH)2](s)+ OH- [Cu(H2O)3(OH)3](s)

8. ZnCl2

1 mL ZnCl2  dimasukkan ke dalam tabung reaksi. ZnCl2

merupakan larutan yang tidah berwarna. Kemudian ditambahkan 3 tetes NaOH 1M menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat endapan putih. Dan setelah ditambahkan NaOH berlebih terbentuk larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan putih (+). Seharusnya endapan larut dalam reagen alkali berlebih karena zink (II) hidroksida bersifat amfoter. Ketidaksesuaian ini dikarenakan jumlah tetesan NaOH yang ditambahkan masih kurang. Berikut reaksi yang terjadi:

[Zn(H2O)6]2+(aq)+ OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)

(30)

b. Reaksi dengan Ammonia 1. CrCl3

1 mL larutan CrCl3 yang berwarna biru tua dimasukkan ke

dalam tabung reaksi dan ditambahkan 3 tetes ammonia 2M menghasilkan warna hijau tua keruh. Setelah penambahan ammonia berlebih mengasilkan larutan yang berwarna hijau keruh (+). Hal karena saat penambahan dengan ammonia terjadi kontak udara sehingga teroksidasi.

[Cr(H2O)6]3+(aq) + 3NH3 → [Cr(H2O)3(OH)3](s) + 3NH4+

[Cr(H2O)3(OH)3](s) + 6NH3→ [Cr(NH3)6]3+(aq)

2. Mn(SO4)

1 mL larutan Mn(SO4) yang tidak berwarna dimasukkan ke

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes ammonia 2M menghasilkan larutan yang berwarna coklat muda keruh. Kemudian ditambahkan dengan ammonia berlebih menghasilkan larutan yang berwarna coklat muda keruh (+). Terbentuknya larutan yang berwarna coklat dan terdapat endapan ini dikarenakan saat penambahan ammonia terjadi kontak dengan udara sehingga mangan teroksidasi.

[Mn(H2O)6]2+(aq) + OH- → [Mn(H2O)4(OH)2](s)

[Mn(H2O)4(OH)2](s) + OH- → [Mn(H2O)3(OH)3]-(aq)

3. Fe(NH3)2SO4

1 mL larutan Fe(NH3)2SO4  yang berwarna kuning muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 3 tetes ammonia 2M mengasilkan larutan yang berwarna hijau tua (+++). Hal ini menunjukkan bahwa ion amonium ada dalam jumlah banyak sehingga, disosiasi amonium hidroksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah. Dengan demikian pengendapan tidak terjadi. Namun setelah ditambahkan dengan ammonbia berlebih mengasilkan larutan yang berwarna hijau tua keruh (++++).

[Fe(H2O)6]2+(aq) + 2NH3→ [Fe(H2O)4(OH)2](aq) + 2NH4+

[Fe(H2O)4(OH)2](aq) + 4NH3→ [Fe(H2O)4(OH)2]2+(s)

4. FeCl3

1 mL larutan FeCl3  yang berwarna kuning muda

(31)

maupun sebagai ligan. Dengan jumlah amonia yang sedikit, ion hidrogen tertarik oleh ion heksaaquo seperti pada kasus ion hidroksida untuk menghasilkan kompleks netral yang sama. Lalu ditambahkan ammonia berlebih mengasilkan larutan yang berwarna coklat dan adanya endapan yang berwarna hitam (+++).

[Fe(H2O)6]3+(aq) + 3NH3→ [Fe(H2O)3(OH)3](s) + 3NH4+ [Fe(H2O)3(OH)3](s) + 6NH3→ [Fe(HN3)6]3+ (s) 5. CoCl2

1 mL larutan CoCl2  yang berwarna merah muda dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes ammonia 2M menghasilkan larutan yang berwarna biru muda dan terdapat endapan. Hal ini sesuai dengan teori yang apabila larutan CoCl2  ditambahkan dengan ammonia menghasilkan endapan. Kemudian ditambahkan ammonia berlebih menghasilkan endapan biru kehijauan. Hal ini dikarenakan disebabkan pergeseran kestimbangan ke bentuk awal dan jumlah tetesan NH3  yang ditambahkan masih kurang. Seharusnya penambahan ammonia berlebih menyebabkan endapan larut karena jumlah ion ammonium dalam jumlah lebih banyak dan senyawa kompleks akan terbentuk dalam satu tahap. Reaksi yang terjadi adalah:

Co2+(aq)+ 3NH3 + 2H2O [Co(H2O)3(OH)3](s)+ 2NH4+(aq) [Co(H2O)3(OH)3](s)+ 6NH3(aq) [Co(NH3)6]2+(aq)

[Co(NH3)6]2+

(aq)  [Co (OH)2]2+ (s)+ 6NH4+(aq) 6. NiCl2

1 mL larutan NiCl2 yang berwarna hijau muda dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes ammonia 2M sehingga menghasilkan larutan berwarna hijau muda keruh (++). Setelah itu ditambahkan ammonia berlebih menghasilkan larutan yang berwarna biru muda keruh. Penambahan reagensia berlebih menyebabkan endapan semakin larut sehingga jumlahnya semakin sedikit. Reaksi yang terjadi adalah:

Ni2+(aq)+ 2NH3 + 2H2O Ni(OH)2(s)+ 2NH4+(aq) Ni(OH)2(s)+ 6NH3(aq) [Ni(NH3)6]2+(aq) 7. Cu(SO4)

1 mL larutan CuSO4 yang berwarna biru muda dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes larutan ammonia 2M menghasilkan larutan yang berwarna biru muda

(32)

keruh. Endapan tersebut menunjukkan bahwa larutan dalam keadaan netral. Setelah itu ditambahkan ammonia berlebih mengasilkan larutan yang berwarna biru tua (++). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa kompleks langsung terbentuk. Sebab, larutan CuSO4 merupakan garam asam.

[Cu(H2O)6]2+(aq) + 2NH3→ [Cu(H2O)4(OH)2](s) + 2NH4+ [Cu(H2O)4(OH)2](s) + 4NH3→ [Cu(H2O)4(OH)2]2+(aq) 8. ZnCl2

1 mL larutan ZnCl2  yang tidak berwarna dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 3 tetes larutan ammonia 2M menghasilkan larutan yang berwarna putih. Setelah itu ditambahkan aamonia berlebih menghasilkan larutan yang terdapat endapan putih (+). Seharusnya endapan larut dalam larutan amonia apabila jika berlebih. Namun, hal tersebut tidak terjadi dikarenakan tetesan NH3 yang ditambahkan masih kurang. Apabila NH3  ditambahkan berelebih sekali lagi maka, endapan akan larut. Sebab, konsentrasi ion hidroksil akan menurun sampai Ksp zink (II) hidroksida tidak tercapai, sehingga akan menghasilkan teteraaminzinkat (II). Berikut reaksi yang terjadi:

Zn2+(aq)+ 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2(s)+ 2NH4+(aq) Zn(OH)2(s)+ NH3 [Zn(NHs)(OH)2](s)

c. Reaksi dengan NH4CNS

Pada percobaan ini dilakukan 2 sub percobaan yaitu dengan mereaksikan larutan uji dengan NH4CNS dan dengan aquades. Hasil pada penambahan dengan NH4CNS kemudian di bandingkan dengan hasil pada penambahan aquades.

1. CrCl3

1 mL larutan CrCl3 yang berwarna biru tua dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan berwarna biru muda. Dalam hal ini larutan CrCl3  membentuk kompleks dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

[Cr(H2O)6]3+(aq)+ SCN- [Cr(H2O)5(SCN)]2+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larrutan CrCl3  dengan 1 mL aquades

(33)

2. Mn(SO4)

1 mL larutan Mn(SO4) yang tidak berwarna dimasukkan ke

dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS

0,1M menghasilkan larutan jernih yang tidak berwarna. Dalam hal ini larutan Mn(SO4) membentuk kompleks dengan NH4CNS.

Reaksinya sebagai berikut:

[Mn(H2O)6]2+(aq)+ SCN- [Mn(H2O)5(SCN)]+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan Mn(SO4) dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang tetap jernih tidak berwarna. 3. Fe(NH3)2SO4

1 mL larutan Fe(NH3)2SO4 yang berwarna kuning muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna merah

kekuningan. Dalam hal ini larutan Mn(SO4) membentuk kompleks

dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

[Fe(H2O)6]2+(aq)+ SCN- [Fe(H2O)5(SCN)]+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan Fe(NH3)2SO4 dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang berwarna kuning muda. 4. FeCl3

1 mL larutan FeCl3 yang berwarna kuning muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna merah

tua kecoklatan. Dalam hal ini larutan FeCl3membentuk kompleks

dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

[Fe(H2O)6]3+(aq)+ SCN- [Fe(H2O)5(SCN)]+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan FeCl3 dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang berwarna kuning muda. 5. CoCl2

1 mL larutan CoCl2 yang berwarna merah muda

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna merah

muda (++). Dalam hal ini larutan CoCl2 membentuk kompleks

dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

(34)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan CoCl2 dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang berwarna merah muda. 6. NiCl2

1 mL larutan NiCl2 yang berwarna hijau muda dimasukkan

ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda

(++). Dalam hal ini larutan NiCl2 membentuk kompleks dengan

NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

[Ni(H2O)6]2+(aq) + SCN- [Ni(H2O)5(SCN)]+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan NiCl2 dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda. 7. CuSO4

1 mL larutan CuSO4yang berwarna biru muda dimasukkan

ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna coklat dan

terdapat endapan hitam. Dalam hal ini larutan CuSO4 membentuk

kompleks dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

[Cu(H2O)6]2+(aq) + SCN- [Cu(H2O)5(SCN)]+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan CuSO4 dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang berwarna biru muda. 8. ZnCl2

1 mL larutan ZnCl2  yang berwarna tidak berwarna

dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang tidak berwarna

juga. Dalam hal ini larutan CuSO4 membentuk kompleks dengan

NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:

[Zn(H2O)6]2+(aq) + SCN- [Zn(H2O)5(SCN)]+(aq)

Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan mencapurkan 1 mL larutan ZnCl2 dengan 1 mL aquades

menghasilkan larutan yang berwarna jernih tidak berwarna.

Percobaan II: Pembentukan Ion Kompleks oleh Ion Logam Transisi a. Kompleks Cr (III)

(35)

sebanyak 2mL. Larutan CrCl3 merupakan larutan yang berwarna biru

jernih. Kemudian diberi perlakuan dengan menambahkan Na2C2O4

yang merupakan larutan tak berwarna. Setelah ditambah reagen Na2C2O4 maka larutan terdapat hijau kebiruan dan jernih. Fungsi dari

penambahan reagen Na2C2O4  yaitu sebagai penyedia ligan. Na2C2O4

merupakan logam bidentat. Dimana ion 3 Cl-  digantikan oleh ion

C2O42- sebanyak 3 molekul. Sehingga terbentuk kompleks [Cr(C2O4)3]3.

Hal ini dapat dilihat melalui persamaan di bawah ini: CrCl3 + Na2C2O4  [Cr(C2O4)3]3-+ 2Na+ + 3Cl

-Kompleks yang terbentuk memiliki bilangan koordinasi sebanyak 6 dan memiliki bentuk oktahedral. Dengan struktur senyawa kompleks sebagai berikut

-O O O O --O O O -O O -O O -O Cr  3-[Cr(C2O4)3]

3-b. Kompleks Fe(II) dan Fe(III)

1. Kompleks Fe(II)

Pada percobaan pembentukan ion kompleks Fe(II) dilakukan adalah dengan memasukkan 1 mL larutan Ferro sulfat ke dalam tabung reaksi. Perubahan warna diakibatkan adanya ligan NO3 yang digantikan oleh molekul H2O sebanyak 6 molekul.

(36)

Kemudian ketika direaksikan dengan 1,10-phenanthroline terbentuk larutan kuning. 1,10-phenanthroline merupakan ligan bidentat, yang dimana perubahan warna diakibatkan adanya pergantian ligan (SO4)2-  oleh phenanthrolin, sehingga terbentuk senyawa kompleks [Fe (1,10-phenanthroline)6]2+ sebagai berikut:

2. Kompleks Fe(III)

Selanjutnya pada percobaan untuk Fe(III) dilakukan dengan memasukkan 2 mL larutan FeCl3  yang berwarna kuning jernih ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 tetes larutan NH4CNS yang berfungsi memberikan warna gelap pada larutan yan mengandung Fe(CNS)2+. Setelah penambahan NH

4CNS membuat larutan berwarna merah tua kecoklatan (++) dengan rumus ion kompleks yang terbentuk [Fe(H2O)5  (CNS)]2+. Selanjutnya ditambahkan larutan Na2C2O4, kemudian dikocok dan larutan berubah menjadi berwarna merah tua kecoklatan (+). Sehingga rumus ion yang terbentuk [Fe(C2O4)(CNS) (H2O)3]+. Dalam kompleks ini ligan C2O42-  hanya dapat menggeser dan menggantikan ligan Cl-karena kekuatan ligan CNS- lebih besar dari kekuatan ligan C2O42-. Dan ketika larutan diberi NH4CNS berlebih, maka akan terbentuk kompleks [Fe(CNS)6]3-  dengan kembalinya warna merah gelap pada larutan yaitu merah tua kecoklatan (++). Berikut ini merupakan reaksi yang terjadi dan gambar struktur ion kompleksnya.

[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS →[Fe(H2O)3(CNS)Cl2] +NH4Cl [Fe(H2O)3(CNS)Cl2] +Na2C2O4→ [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)] + 2NaCl

(37)

c. Kompleks Kobalt(II)

Pada percobaan kompleks Kobal (II) dilakukan dengan memasukkan masing-masing 1 ml larutan CoCl2ke dalam dua tabung

reaksi. Larutan CoCl2 merupakan larutan yang berwarna merah muda

jernih. Kemudian pada tabung pertama ditambahkan etylendiamin yang merupakan larutan tidak berwarna. Setelah penambahan etylendiamin, larutan berubah menjadi larutan tidak berwarna. Berubahnya warna larutan menandakan bahwa terbentuk kompleks dengan Co sebagai atom pusat dan etylendiamin sebagai ligan, dalam hal ini etylendiamin merupakan ligan bidentat. Dan logam kobalt bermuatan +2. Kemudian pada tabung kedua ditambahkan Na2EDTA.

Na2EDTA merupakan reagen yang tidak berwarna. Setelah

penambahan tersebut terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Pada percobaan ini terbentuk senyawa kompleks dengan rumus struktur [Co(en)3]2+ dan [Co(EDTA)] 2+

H2N NH2 Co 2+ 3 d. Kompleks Nikel(II)

Pada percobaan kompleks Ni (II) dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan Ni(NO3)2  berwarna hijau jernih masing

masing ke dalam tiga tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama, ditambahkan reagen etylendiamin yang tidak berwarna sehingga menjadi larutan berwarna hijau muda, terbentuknya kompleks [Ni(en)3]2+. Kemudian pada tabung kedua ditambahkan

(38)

merah muda. Terbentuknya warna merah muda menandakan terbentuknya kompleks [Ni(DMG)]2+. Kemudian pada tabung ketiga

ditambah Na2EDTA yang tidak berwarna dan larutan menjadi hijau

muda jerni(++). Adanya penambahan Na2EDTA membuat

terbentuknya senyawa kompleks [Ni(EDTA)]2+. Dimana ion NO

3-  sebagai ligan digantikan oleh EDTA. Sebab,ligan EDTA lebih kuat daripada NO3-  sehingga, mampu mendesak dan menggantikan posisi

NO3-  untuk berikatan dengan logam Ni. Struktur ion kompleks yang

terbentuk pada percobaan Ni (II) seperti di bawah ini:

H2N NH2  Ni 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Ni(en)3]2+ e. Kompleks Cu(II)

Pada percobaan kompleks Cu(II) dilakukan dengan menempatkan CuSO4.5H2O(S)  berwarna biru (++) dan CuCl2.2H2O(s)

berwarna hijau pada kaca arloji. Selanjutnya, 1ml tembaga sulfat berwana biru muda jernih masing masing dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi. Pada tabung pertama ditambahkan beberapa tetes etilendiamin yang merupakan larutan tidak berwarna dan terbentuk warna biru muda. Hal ini menandakan terbentuknya kompeks antara

[Ni(DMG)]2+

(39)

larutan tidak berwarna sehingga menjadi larutan biru muda (++). Dan

pada penambahan reagen Na2EDTA terbentuk senyawa kompleks

[Cu(EDTA)]2-. Na2EDTA merupakan logam polidentat. Struktur

senyawa kompleks yang terbentuk sesuai pada gambar di bawah ini:

H2N NH2 Cu 2+ H2N NH2 H2N NH2 [Cu(en)3]2+

Percobaan III: Perubahan Tingkat Oksidasi

a. Perubahan Fe2+ menjadi Fe3+

Pada percobaan ini 1 mL larutan ferro sulfat (FeSO4) larutan

berwarna kuning jernih. Penambahan HNO3  pekat membuat larutan

ini berubah warna menjadi hijau kekuningan jernih. Larutan HNO3

akan membentuk lapisan oksida Fe3O4  yang dapat menghambat

reaksi lebih lanjut sehingga reaksi sebagai berikut:

         

Larutan dipanaskan selama 2 menit sehingga larutan berubah warna menjadi kuning jernih (++). Reaksi yang terjadi dari hasil pemanasan yaitu sebagai berikut:

[()]

Larutan didinginkan dan memberikan perubahan warna menjadi kuning (+) dengan reaksi sebagai berikut:

[()]

Penambahan larutan NaOH pada larutan tersebut menghasilkan endapan yang berwarna merah kecoklatan dan gelap, ha ini terjadi karena besi sangat mudah teroksidasi pada kondisi yang bersifat basa.oksigen di udara mengoksidasi endapan besi (II) menjadi besi (III) terutama pada bagian atas tabung reaksi. Warna endapan yang menjadi gelap berasal dari efek yang sama. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

[()]   [()()]

(40)

b. Perubhan Cr6+ menjadi Cr3+

Pada percobaan ini larutan K2Cr2O7  berwarna orange. Proses

pemanasan dilakukan untuk menghasilkan ion [Cr2O7]2-. Penambahan

bijih besi (Zn) menghasilkan larutan yang berwarna orange kecoklatan dengan reaksi sebagai berikut:

       

Larutan ditambahkan HCl pekat 4M didapatkan larutan berwarna hijau kehitaman (++) dan terdapat gelembung sehingga reaksi yang terjadi sebagai berikut:

     ()

Larutan dipanaskan kembali hingga menghasilkan larutan yang berwarna hijau tua kebiruan jernih dan terdapat gelembung, reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:

[()()]

Penambahan HNO3  sebanyak 2 tetes membuat larutan berubah

menjadi berwarna hijau jernih dengan reaksi sebagai berikut:

      

Larutan K2Cr2O7 hanya dapat direduksi pada temperatur biasa dalam

suasana asam.

X. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Logam– logam transisi yang membentuk senyawa kompleks memiliki warna– warna yang khas dan terdapat endapan yang memiliki warna yang berbeda –  beda sesuai dengan muatan logam pusat senyawa kompleks tersebut.

b. Pembentukan ion kompleks dapa dilakukan dengan menambahkan larutan yang mengandung ligan –  ligan dalam deret spektrokimia seperti ion oksalat, H2O, CNS-, EDTA dan DMG serta larutan senyawa kompleks tersebut berwarna khas, tetapi tetap ada larutan yang tidak berwarna.

c. Dalam pebentukan senyawa kompleks dapat dibuat melalui reaksi pergantian ligan, ligan monodentat, bidentat maupun polidentat. Dapat diketahui jumah lihan yang diikat oleh logam pusat, dapat diketahui bilangan koordinasi yang didapat serta bentuk geometrinya. d. Fe2+ dapat dioksidasi menjadi Fe3+ dalam kondisi basa yaitu dengan penambahan NaOH, sedangkan Cr6+ dapat direduksi menjadi Cr3+ dalam kondisi asam dengan penambahan HCl.

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal tersebut, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, khususnya Pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa Retribusi Pelayanan Pasar

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini adalah kemudahan anggota pengrajin dalam menyanting dengan menggunakan kompor batik elektrik (listrik), menambah desain

Data primer diperoleh dengan melakukan kerja langsung dan diskusi langsung dengan staf pengadaan berupa data staf produksi mengenai diskusi langsung dengan staf pengadaan

7 wilayah operasi yang tidak terbatas pelayanan angkutan dari pintu. ke pintu

Besarnya remitansi ke daerah asal dipengaruhi oleh (1) Aspek lingkungan bekerja TKI terutama oleh status migrasi TKI di luar negeri dan jenis pekerjaan TKI, (2)

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini menemukan 3 strategi yang dilakukan oleh masyarakat Cemani dalam menyelesaikan permasalahan rumah Islami yang berlahan

(1) PPTKI yang telah memiliki RPTKI sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 menyiapkan calon TKI setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Pusat AKAN atau Kepala

Stick untuk menambah jangkauan penggalian yang terpasang pada ujung boom dan ujung lain terpasang dengan bucket. Stick merupakan bagian yang akan dirancang setelah bucket ,