• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di suatu sekolah terutama dilihat dari ouput/lulusan. yang dihasilkan. Lulusan/output tentunya diharapkan dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di suatu sekolah terutama dilihat dari ouput/lulusan. yang dihasilkan. Lulusan/output tentunya diharapkan dapat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pandangan masyarakat secara umum mutu pendidikan di suatu sekolah terutama dilihat dari ouput/lulusan yang dihasilkan. Lulusan/output tentunya diharapkan dapat masuk ke sekolah favorit atau bagi lulusan SMK dapat terserap di dunia kerja yang sesuai dengan kemampuan atau keahlian yang dimilikinya. Konteks ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyasa (2004) bahwa pendidikan yang bermutu bukan hanya dilihat dari kualitas lulusannya tetapi juga mencakup lembaga pendidikan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku.

Pemerintah telah menetapkan standar minimal yang harus dicapai setiap sekolah. Menurut PP No.19 tahun 2005, ditetapkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan meliputi standar isi, standar lulusan, standar pembiayaan, standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar penilaian, dan

(2)

2 standar sarana prasarana. Hal ini membawa implikasi setiap sekolah harus mengelola program yang relevan dengan pencapaian standar yang dimaksudkan. Manajemen sekolah perlu memperhatikan aspek-aspek yang wajib dipenuhi dalam mewujudkan kriteria minimal mutu pendidikan.

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Umaedi (2008) menjelaskan bahwa mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. Selain itu, pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan yang bermutu akan melibatkan berbagai input seperti bahan ajar (kognitif, psikomotorik, afektif), metodologi (sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasarana, dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan ini pemerintah memberikan otonomi atau kewenangan kepada dinas pendidikan di kabupaten/kota dan selanjutnya kepada sekolah untuk

(3)

3 mengembangkan sekolahnya. Implikasi dari otonomi pendidikan bagi sekolah memiliki kewenangan mengelola sumber daya yang relevan dengan pencapaian visi dan tujuannya. Sumber daya yang bisa dikelola untuk peningkatan mutu ini mencakup sumber daya manusianya itu sendiri maupun sumber daya yang bersifat modal seperti keuangan, sarana prasarana, gedung, dan sebagainya.

Salah satu bagian dari manajemen pendidikan adalah manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Dewasa ini, sejalan dengan konsep otonomi yang dijalankan oleh pemerintah, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka kepala sekolah diberi kewenanangan penuh untuk mengelola sekolahnya masing-masing. Kebijakan ini dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah yang selanjutnya disebut MBS.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan suatu bentuk manajemen/pengelolaan sekolah yang sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. MBS muncul sejalan dengan keinginan pemerintah pusat yang membagi kekuasaan dalam

(4)

4 bentuk sentralisasi dan desentralisasi berupa otonomi daerah kabupaten/kota. Dalam bidang pendidikan, otonomi ini berupa kewenangan yang diberikan kepada sekolah.

Dalam pelaksanaan MBS ini, kepala sekolah dituntut untuk memiliki kompetensi yang maksimal dalam pengelolaan sekolah. Kepala sekolah mempunyai kewenangan penuh untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang dirasa penting untuk membangun dan mengembangkan sekolahnya agar tidak semakin tertinggal dengan sekolah lain. Selain itu juga sangat penting agat mutu pendidikan di sekolah yang dipimpinnya dapat meningkat.

Mutu pendidikan di SMP Negeri 5 Salatiga masih belum memenuhi target yang ditetapkan. Evaluasi terhadap pencapaian mutu memperlihatkan sekitar 30% belum sesuai standar yang ditetapkan. Pada hasil penilaian yang dilakukan oleh LPMP (Lembaga Peningkatan Mutu Pendidikan) yang diwujudkan dalam bentuk raport sekolah menunjukkan pencapaian setiap standar masih belum mencapai SNP (Standar Nasional Pendidikan). Sekitar 37,5 % standar pendidikan yang ada berada pada tingkat menuju SNP 4 (bintang 4) dengan rentang nilai

(5)

5 antara 5,07 – 6,66. Ketiga standar tersebut yaitu standar kompetensi lulusan 5,73; standar isi 5,88; dan standar proses 5,38. Sementara standar yang lain masih berada pada tingkat menuju SNP 3 (bintang 3) dengan rentang nilai 3,71-5,06 (Sumber: Raport SMP Negeri 5 Salatiga tahun 2016).

Terdapat beberapa kekurangan pada beberapa standar terutama pada standar lulusan, standar sarana dan prasarana, dan standar proses seperti yang akan menjadi fokus peneliti dalam penelitian ini. Dalam standar lulusan, kualitas output yang dihasilkan belum menunjukkan hasil yang maksimal. Selanjutnya pada standar sarana dan prasarana khususnya dalam media pembelajaran, fasilitas yang dimiliki di SMP Negeri 5 Salatiga masih belum memadai. Sekolah belum memiliki beberapa fasilitas dan media pembelajaran sehingga kurang menunjang pelaksanaan pembelajaran.

Menyikapi banyaknya kekurangan yang terjadi di SMP Negeri 5 Salatiga maka kepala sekolah berupaya meningkatkan mutu sekolah melalui MBS. Perencanaan partisipatif menjadi tindakan untuk pemecahan masalah kinerja sumber daya manusia,

(6)

6 manajemen, dan networking terkait dengan pembenahan pada standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar sarana dan prasarana. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan di SMP Negeri 5 Salatiga adalah melalui pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Untuk merealisasikan perbaikan mutu ini kepala sekolah merencanakan beberapa tindakan antara lain pemasangan LCD di tiap kelas, penambahan jumlah laboratorium komputer dan unit komputer, pemasangan CCTV, dan merencanakan mengadakan pelatihan kepada guru-guru. Beberapa pelatihan yang direncanakan antara lain pelatihan membuat powerpoint, pelatihan memanfaatkan aplikasi penilaian, pelatihan membuat soal melalui aplikasi, dan pelatihan membuat atau mengaplikasikan blog, web, metode squipper, membuat eclipse crossworth dalam aplikasi computer, dan lain-lain.

Dalam kaitannya dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi, pelatihan yang pernah dilaksanakan di SMP Negeri 5 Salatiga yaitu pelatihan memanfaatkan aplikasi penilaian. Hal ini dilakukan karena untuk menyikapi pelaksanaan

(7)

7 Kurikulum 2013 yang didalamnya banyak terdapat penilaian. Pelaksanaan penilaian meliputi penilaian pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Namun hal tersebut belum sepenuhnya menunjang dalam pembelajaran. Masih banyak guru yang belum cakap dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini adalah penguasaan Ms. Word, Ms. Excel, Ms. Powerpoint, dan internet.

Menyikapi hal tersebut, kepala sekolah mengambil tindakan untuk mengadakan pelatihan bagi para guru. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk In House Training dengan sasaran utama penguasaan terhadap ketiga aplikasi yang telah disebutkan di atas. Alasannya ketiga aplikasi tersebut, terutama Ms. Powerpoint dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Ms. Powerpoint dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada para siswa. Selain itu, juga akan lebih mudah dalam mengumpulkan fokus dan perhatian siswa.

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas maka penulis mengambil judul “Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui IHT Pemanfaatan Media Berbasis IT di SMP Negeri 5 Salatiga”.

(8)

8 1.2.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan In House Training (IHT) tentang pemanfaatan media berbasis Information Technology dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SMP Negeri 5 Salatiga? “

1.3.TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui In

House Training pemanfaatan media berbasis Information

Technology di SMP Negeri 5 Salatig. 1.4.MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Secara Teoretis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan substansif yang terkait dengan manajemen peningkatan mutu pembelajaran melalui

(9)

9 pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Lamatenggo (2011: 116) bahwa media pembelajaran berbasis teknologi sebagai alat bantu mengajar berkembang demikian pesatnya sesuai dengan kemajuan teknologi. Ragam dan jenisnya pun cukup banyak, sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, keuangan, maupun materi yang akan disampaikan.

Selain itu diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lainnya yang ingin mengkaji lebih mendalam pada fokus yang lain untuk memperkaya dan mengembangkan khasanah keilmuan, khususnya di bidang peningkatan mutu pendidikan dengan pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi melalui in house training.

2. Secara Praktis

a. Kepala Sekolah : Sebagai masukan pemikiran atau konsep dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah,

(10)

10 terutama dalam memberdayakan para guru khususnya dalam pemanfaatan media pembelajaran di sekolah. b. Sebagai masukan pemikiran bagi seluruh komponen

sekolah (tim pengembang sekolah) untuk berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan agar dapat setara dengan sekolah yang lain.

c. Bagi guru : Sebagai masukan pemikiran dalam memanfaatkan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas/mutu pembelajaran.

d. Bagi peneliti : bermanfaat dalam memahami secara luas dan mendasar tentang peningkatan mutu pendidikan sekolah dalam memberdayakan komponen sekolah dalam membangun dan mewujudkan mutu sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pandanus tectorius, asam asetat glasial, asam asetat anhidrida,. katalis asam sulfat, LiCl,

Laporan keuangan tersebut berisikan informasi-informasi keuangan yang terdiri dari berbagai macam laporan keuangan yaitu: (1) perhitungan laba rugi, yang menggambarkan

Using Short Stories to Enhance Students’ Vocabulary Mastery in Writing Narrative Texts (A Classroom Action Research at the Tenth Grade Students of Islamic Senior High

Apabila permintaan lebih kecil dari persediaan, maka sisa persediaan barang yang tidak habis terjual harus dijual kembali dengan harga yang lebih rendah dari

Pada pengukuran dengan sela bola, makin tinggi nilai perbandingan dari sampai dengan medan listrik yang terbantuk diantara kedua elektroda tersebut akan mendekati bentuk medan

tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode clustering dengan Algoritma Fuzzy C-Means dalam kasus pengelompokkan mahasiswa berdasarkan transkip nilai mata

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini adalah keikutsertaan mengikuti Nihon Kurabu bagi mahasiswa. Sedangkan variabel