• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK Mg=100, (3) N=200, P O =100, K O=300, Ca=400, Mg=0, (4) N=200, P O =100,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK Mg=100, (3) N=200, P O =100, K O=300, Ca=400, Mg=0, (4) N=200, P O =100,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK Ca DAN Mg TERHADAP KUALITAS BUAH JERUK DI LAHAN PASANG SURUT TIPOLOGI B,

TARANTANG, KALIMANTAN SELATAN

(The Effect of Ca and Mg Fertilizers to Citrus Fruit Quality on Tidal Swamps Typology B, Tarantang, South Kalimantan)

Wahida Annisa dan Izzuddin Noor

BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA BANJARBARU

ABSTRAK

Jeruk merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dapat dikembangkan di lahan pasang surut, namun ada perbedaan kualitas buah jeruk pada berbagai macam tipe luapan air di lahan pasang surut. Kualitas buah jeruk pada lahan pasang surut tipe luapan A yang dihasilkan lebih baik dari kualitas buah jeruk pada lahan pasang surut tipe luapan B dan C. Diduga ini disebabkan karena kandungan Ca dan Mg tanah pada tipe luapan A lebih tinggi dari kandungan Ca dan Mg tanah pada tipe luapan B dan C. Panen raya buah jeruk biasanya pada musim kemarau sekitar bulan Juli-Agustus dan panen susulan pada akhir musim hujan sekitar bulan Februari. Namun kualitas buah jeruk pada panen susulan biasanya lebih rendah dibandingkan dengan kualitas buah jeruk pada panen raya. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas buah jeruk pada saat panen susulan adalah dengan pemberian Ca dan Mg ke dalam tanah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ca dan Mg terhadap kualitas buah jeruk panen susulan di lahan pasang surut. Penelitian ini dilaksanakan di lahan pasang surut tipe luapan B di desa Karang Indah, UPT Tarantang, Kabupaten Barito Kuala, pada tahun 2005. Tanaman jeruk yang dipilih berumur

sekitar 5 tahun. Ada tujuh paket dosis pemupukan per pohon yang diberikan, yaitu (1) N=200, P O =100, K O=300, Ca=0, Mg=0, (2) N=200, P O =100, K O=300, Ca=0, 2 5 2 2 5 2

Mg=100, (3) N=200, P O =100, K O=300, Ca=400, Mg=0, (4) N=200, P O =100, 2 5 2 2 5

K O=300, Ca=400, Mg=100, (5) N=200, P O =100, K O=300, Ca=400, Mg=200, 2 2 5 2

(6) N=200, P O =100, K O=300, Ca=600, Mg=100, (7) N=150, P O =150, K O=150, 2 5 2 2 5 2

Ca=300, Mg=195 (petani). Sebagai sumber hara masing-masig digunakan urea untuk N, SP-36 untuk P O , KCl untuk K O, kalsit untuk Ca dan kiserit untuk Mg. Hasil penelitian 2 5 2

menunjukkan bahwa penambahan pupuk Ca dan Mg dapat meningkatkan nilai pH, Ca dan Mg tanah, diikuti dengan meningkatnya kadar PTT buah jeruk, menurunnya kadar asam dan kandungan asam askorbat buah jeruk serta meningkatnya nisbah kadar PTT/kadar asam buah jeruk.

(2)

ABSTRACT

Citrus is one kinds of horticultural plant which can be grown in tidal swamps, but the citrus fruit quality from tidal swamps areas with typology A is better than typologies B and C. Maybe it was caused by the concentration of Ca and Mg in typology A which was higher than that in typologies B and C. First harvest with better yield is in dry season and the second harvest is in rainy season. The citrus quality in the second harvest is lower than in the first one. One of methods for improving the citrus quality in the second harvest is to add Ca and Mg fertilizers to soil. The experiment aimed to study effect of Ca and Mg nutrients to citrus fruit quality in tidal swamps areas. The experiment was conducted in tidal swamp areas typology B in Karang Indah village, UPT Tarantang, Kabupaten Barito Kuala in 2005. The citrus age is about five years. There were seven treatments of nutrient dosages applied for each tree. The treatments are: (1) N=200, P O =100, K O=300, Ca=0, Mg=0, (2) N=200, 2 5 2

P O =100, K O=300, Ca=0, Mg=100, (3) N=200, P O =100, K O=300, Ca=400, Mg=0, 2 5 2 2 5 2

(4) N=200, P O =100, K O=300, Ca=400, Mg=100, (5) N=200, P O =100, K O=300, 2 5 2 2 5 2

Ca=400, Mg=200, (6) N=200, P O =100, K O=300, Ca=600, Mg=100, (7) N=150, 2 5 2

P O =150, K O=150, Ca=300, Mg=195 (farmer). The urea fertilizer was used for N, SP-36 2 5 2

for P O , KCl for K O, kalsit for Ca and kiserit for Mg. The result showed that Ca and Mg 2 5 2

nutrient can increase soil pH and concentration of Ca and Mg in the soil. Then it improved the total sugar and ratio of total sugar/total acid increase too, but total acid and ascorbic acid decreased.

Keywords : Citrus sp, tidal swamps, fertilizer Ca, fertilizer Mg, citrus fruit quality.

PENDAHULUAN

Salah satu wilayah sentra produksi dan pengembangan jeruk siam di Kalimantan Selatan adalah pada lahan pasang surut. Lahan pasang surut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai areal produktif tanaman pangan dan diversifikasi produksi melalui penataan lahan yang tepat. Lahan pasang surut dapat dijadikan sebagai sawah, tegalan dan surjan disesuaikan dengan tipe luapan air, tipologi lahan serta tujuan pemafaatannya.

Lahan bertipe luapan B dapat ditata sebagai sawah atau surjan. Pada sistem surjan ini bagian tabukan atau ledokan (sunken beds) dapat ditanami dengan padi sawah dan bagian tembokan (bagian atas) dengan palawija (jagung, kedelai, kacang-kacangan dan umbi-umbian), hortikultura, buah-buahan dan tanaman perkebunan (Noor, 2004).

Jeruk merupakan jenis buah-buahan yang populer dan digemari masyarakat. Jeruk bisa dikonsumsi dalam bentuk buah segar, juga diolah menjadi minuman segar seperti es

(3)

utama vitamin C yang diperlukan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap segar dan sehat. Untuk meingkatkan produktivitas maupun kualitas buah jeruk, cara yang dapat dilakukan antara lain dengan menerapkan sistem pemangkasan pohon 1,3,9 serta menambahkan pupuk yang dapat memperbaiki kualitas buah (SPFS: Asia, Indonesia, 2006). Kualitas buah jeruk pada lahan pasang surut tipe luapan B lebih masam dibandingkan dengan kualitas buah jeruk di lahan pasang surut tipe luapan A. Hal ini diduga karena kandungan Ca dan Mg tanah pada tipe luapan A lebih tinggi dibandingkan dengan tipe luapan B dan C. Tingginya kandungan Ca dan Mg pada lahan pasang surut tipe luapan A disebabkan karena selalu mendapat luapan air pasang baik pada saat pasang besar maupun pada saat pasang ganda dengan draiase harian. Sedangkan tipe luapan B mendapat luapan air hanya pada saat pasang besar saja dan tipe luapan C sama sekali tidak mendapat luapan air (Noor, 2004).

Panen buah jeruk pada lahan pasang surut biasanya dilakukan dua kali yaitu panen raya (panen besar) yang dilakukan pada akhir musim kemarau sekitar bulan Juli-Agustus. Kemudian panen susulan dilakukan pada akhir musim hujan sekitar bulan Februari. Kualitas buah yang dihasilkan pada saat panen susulan lebih rendah karena buah lebih masam dibadingkan dengan kualitas buah yang dipanen pada saat panen raya (besar). Oleh karena itu perlu dukungan cara budidaya agar kualitas buahnya dapat ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan pemberian unsur Ca dan Mg pada tanaman jeruk yang akan dipanen pada saat panen susulan. Pantastico (1986) mengatakan bahwa ukuran, bobot dan kandungan asam askorbat buah jeruk (vitamin C), serta kandungan gula dapat dinaikkan dengan pemberian pupuk K, Mg, Ca dan Zn dengan dosis tinggi. dan dapat diturunkan kembali melalui pemberian pupuk N dan P dengan dosis tinggi.

Kalsium mempunyai peranan penting dalam proses sintesa protein, yaitu berperan sebagai aktivator beberapa enzim yang berkaitan dengan proses metabolisme, sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jeruk dan kualitas buah yang dihasilkan (Glass, 1989). Sedangkan magnesium merupakan penyusun klorofil dan aktivator enzim, sehingga berperan penting dalam proses fotosintesis (Gardner et al., 1985). Ketersediaan Mg tanah dengan total klorofil tanaman memiliki korelasi yang positif (Suntoro et al., 1991).

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Ca dan Mg terhadap kualitas buah jeruk pada saat panen susulan di lahan pasang surut tipe luapan B.

(4)

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilaksanakan di lahan pasang surut tipe luapan B di Desa Karang Indah, UPT Tarantang, Kabupaten Barito Kuala pada Tahun 2005. Penelitian ini dilaksanakan di kebun jeruk petani yang sudah menghasilkan dengan umur tanaman rata-rata berkisar 5 tahun. Perlakuan ditata dalam rancangan acak kelompok dan diulang sebanyak tiga ulangan dengan mengambil tanaman yang sudah ada di lapang. Dari delapan barisan tanaman jeruk yang ada dipilih tiga barisan tanaman untuk dijadikan blok ulangan perlakuan. Pada masing-masing blok diacak tujuh tanaman untuk aplikasi perlakuan. Perlakuan dosis hara per pohon adalah sebagai berikut:

1. N=200g, P O =100g, K O=300g, Ca=0g, Mg=0g2 5 2 2. N=200g, P O =100g, K O=300g, Ca=0g, Mg=100g2 5 2 3. N=200g, P O =100g, K O=300g, Ca=400g, Mg=0g2 5 2 4. N=200g, P O =100g, K O=300g, Ca=400g, Mg=100g2 5 2 5. N=200g, P O =100g, K O=300g, Ca=400g, Mg=200g2 5 2 6. N=200g, P O =100g, K O=300g, Ca=600g, Mg=100g2 5 2

7. N=120g, P O =115g, K O=265g, Ca=300g, Mg=195g (petani)2 5 2

Sebagai sumber hara masing-masing digunakan urea untuk N, SP-36 untuk P dan KCl untuk K, kalsit untuk Ca serta kiserit untuk Mg. Setelah panen raya buah jeruk pada bulan Agustus 2005, dilakukan aplikasi perlakuan pada awal musim hujan yaitu 7 September 2005. Pupuk diberikan pada sekeliling tanaman jeruk, kemudian ditutup dengan pupuk kandang.

Pengamatan dilakukan terhadap sifat kimia tanah (pH, Ca dan Mg) dan kualitas buah jeruk (kadar PTT, kadar asam. Nisbah kadar PTT/kadar asam, kandungan asam askorbat (Vitamin C). Panen susulan buah jeruk ini dilakukan pada 15 Februari 2006.

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sifat Kimia Tanah

Penambahan kapur selain dapat meningkatkan nilai pH tanah, juga akan meningkatkan kandungan Ca dan Mg di dalam tanah (Gambar 1). Peningkatan konsentrasi Ca dan Mg setelah aplikasi pemupukan disebabkan karena tanaman jeruk merupakan jenis tanaman tahunan yang lambat menyerap unsur hara dan kapur itu sendiri bersifat slow release. Pada tanaman semusim, pemberian kapur meningkatkan serapan hara (N, P, Ca) terutama pada pertanaman kedua. Hal ini seiring dengan perbaikan reaksi tanah (pH) dan penurunan kadar Al yang terjadi secara nyata pada pertanaman kedua (Ren et al., 1992 dalam Noor 2004).

Gambar 1. Sifat Kimia Tanah (pH, Ca dan Mg) di Lahan Pasang Surut Tipe Luapan B, Tarantang, Kabupaten Barito Kuala, Tahun 2005.

(Soil Chemistry Character (pH, ca, Mg) at Type B Tidal Swamp Land, Tarantang, Barito Kuala, 2005) pH tanah 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 ca=0 ,Mg =0 ca=0 ,Mg= 100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00,M g=10 0 ca=4 00,M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Peta ni Ca-tanah 0.00 10.00 20.00 30.00 ca=0 ,Mg= 0 ca=0 ,Mg= 100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00,M g=10 0 ca=4 00,M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Peta ni Mg tanah 0.00 4.00 8.00 12.00 16.00 ca=0 ,Mg= 0 ca=0 ,Mg =100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00,M g=10 0 ca=4 00, M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Pet a ni

(6)

Sifat Kimia Buah Jeruk

Pemberian Ca sebanyak=400g dan Mg=200g terlihat meningkatkan kadar PTT buah jeruk (Gambar 2). Hal ini disebabkan karena kalsium merupakan unsur essensial untuk pembelahan dan perpanjangan sel. Status Ca dalam tanaman berhubugan erat dengan pH. Ca mempengaruhi ketersediaan unsur hara lain dan pertumbuhan mikroflora tanah terutama

2+

bakteri. Berbeda dengan unsur hara makro lainnya, sebagian Ca dalam jaringan tanaman

2+

berlokasi pada dinding sel dengan konsentrasi Ca tinggi, yaitu pada lamella tengah dan

2+

permukaan membrane plasma. Pada dua tempat itu Ca mempunyai fungsi structural penting, khususnya dalam pengendalian permeabilitas membrane dan proses-proses yang berhubungan dengan itu dan penguatan dinding sel. Jika suplai Ca dari luar cukup akan

Gambar 2. Sifat Kimia Buah Jeruk la, Tahun 2005 Sesudah Aplikasi Pemupukan di Lahan Pasang Surut Tipe Luapan B, Tarantang, Kabupaten Barito Kuala.

(Fruit Chemistry Character After Fertilizer Application at Type B Tidal Swamp Land, Tarantang, Barito Kuala, 2005)

Kadar PTT (%) Buah Jeruk Setelah Aplikasi Pemupukan 8.8 9.0 9.2 9.4 9.6 9.8 10.0 10.2 ca=0 ,Mg= 0 ca=0 ,Mg= 100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00,M g=10 0 ca=4 00,M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Peta ni

Kadar Asam (%) Buah Jeruk Setelah Aplikasi Pemupukan

0.00 0.20 0.40 0.60 ca=0 ,Mg= 0 ca=0 ,Mg= 100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00, M g=10 0 ca=4 00,M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Peta ni

Nisbah Kadar PTT/kadar asam Buah Jeruk Setelah Aplikasi Pemupukan

15.0 20.0 25.0 30.0 ca=0 ,Mg= 0 ca=0 ,Mg= 100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00,M g=10 0 ca=4 00,M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Peta ni

Vitamin C (mg/100g) Buah Jeruk Setelah Aplikasi Pemupukan

15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 ca=0 ,Mg= 0 ca=0 ,Mg= 100 ca=4 00,M g=0 ca=4 00,M g=10 0 ca=4 00,M g=20 0 ca=6 00,M g=10 0 Peta ni

(7)

pembentukan klorofil, bergabung dengan ATP, sehingga ATP dapat berfungsi dalam berbagai reaksi dan pembentukan DNA dan RNA serta mengaktifkan enzim yang berperan dalam fotosintesis dan respirasi yang penting dan sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Sehingga penambahan Ca dan Mg ini juga dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan diameter batang, selain itu juga pada fase generatif, penambahan Ca dan Mg ini dapat memperbaiki kualitas buah jeruk.

Pemberian Ca dan Mg ini juga terlihat cenderung menurunkan kadar asam buah jeruk. Menurut Pantastico (1989), pemberian Mg dapat menurunkan kadar asam buah jeruk. Nisbah kadar PTT/kadar asam buah merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat kemanisan buah jeruk. Pemberian Ca dan Mg dapat meningkatkan nisbah kadar PTT/kadar asam . Pemberian Ca=400 dan Mg=200 meningkatkan nisbah kadar PTT/kadar asam buah paling tinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar PTT dan menurunnya kadar asam buah. Selain itu pemberian Ca dan Mg juga menurunkan kandungan asam askorbat (vitamin C) buah jeruk.

Hubungan Beberapa Sifat Kimia Tanah dengan Kualitas Buah Jeruk

Berdasarkan hasil uji korelasi terlihat adanya hubungan antara kualitas buah jeruk dengan beberapa sifat kimia tanah (Tabel 1). Kadar PTT berkorelasi positif tidak nyata dengan pH, Ca dan Mg tanah. Tetapi kadar asam buah jeruk dengan pH tanah dan Ca-tanah menunjukkan korelasi negatif yang nyata, sehingga semakin banyak Ca yang ditambahkan ke dalam tanah akan menurunkan kandungan asam buah jeruk.

Nisbah kadar PTT/kadar asam buah dengan Ca dan pH tanah menunjukkan korelasi positif yang nyata. Semakin tinggi kandungan Ca dalam tanah, semakin meningkat nisbah kadar PTT/kadar asam buah.

Tabel 1. Korelasi Kualitas Buah Jeruk dengan Sifat Kimia Tanah pada Perlakuan Pemupukan di Lahan Pasang Surut Tipe Luapan B, Tarantang, Kabupaten Barito Kuala.

(Correlation Between Fruit Quality and Soil Chemistry Character at some Fertilizer Application Treatment at Type B Tidal Swamp Land, Tarantang, Barito Kuala)

Kualitas Buah Sifat Kimia Tanah

pH Ca Mg

Kadar PTT 0.317 0.150 0.202

Kadar asam -0.805* -0.814* -0.561

Nisbah kadar PTT/kadar asam 0.846* 0.785* 0.553

(8)

KESIMPULAN

1. Pemberian pupuk Ca dan Mg meningkatkan kualitas buah jeruk pada panen susulan, melalui peningkatan kadar PTT dan penurunan kadar asam pada buah jeruk.

2. Kandungan Ca tanah yang tinggi akan menurunkan kadar asam buah jeruk.

3. Perlakuan pemupukan Ca=400, Mg=200 memberikan peningkatan kadar PTT buah jeruk yang tertinggi.

4. Penelitian ini perlu dilanjutkan dalam beberapa tahun, untuk mengetahui sifat residu pemberian kapur sebagai sumber Ca dan Mg.

DAFTAR PUSTAKA

Glass, A.D.M. 1989. Plant Nutrition, In Introduction to Curret Concepts. Joones and Barlett Publishers. Boston

Gardner, F.P., Pearce, R.B and Mitchell, R.L. 1985. Physiology of Crop Plants. Iowa State University Press. Ames

Noor, M. 2004. LAHAN RAWA. Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PT. Raja

Grafindo Persada. Jakarta

Pantastico, Er.B. 1986. Susunan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran. Dalam Pantastico, ER.B. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press

Special Programme For Food Security (SPFS). Asia. Indonesia. 2006. Webmaster@deptan.go.id Suntoro, Syekhfani, Handayanto, E. dan Soemarno. 1991. Pengaruh pemberian bahan organic,

dolomite dan pupuk K terhadap produksi kacang tanah Arachis hypogea L., pada oxic Dystrudept di Jumapolo, Karanganyar Jawa Tengah. Agrivita 23 : 2

Gambar

Gambar 1. Sifat  Kimia Tanah  (pH,  Ca  dan  Mg)  di  Lahan  Pasang  Surut Tipe  Luapan  B, Tarantang,  Kabupaten Barito Kuala, Tahun 2005.

Referensi

Dokumen terkait