• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak mengalami delisting selama

periode penelitian. Periode penelitian yang dilakukan yaitu selama 3 (tiga) tahun mulai periode 2013 s/d 2015. Data yang diperoleh diambil melalui

website www.idx.co.id. Jenis laporan keuangan yang digunakan antara lain

Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif.

B. Statistik Deskriptif

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan penghindaran pajak akan

diuji secara statistik deskriptif seperti terlihat dalam tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CETR 93 ,0100 ,9153 ,446287 ,1645142

ROA 93 ,0608 ,5622 ,270826 ,0961412

DER 93 ,0856 2,2419 ,828515 ,4765621

SIZE 93 11,6357 13,6162 12,682800 ,4972975

Valid N (listwise) 93

Sumber : Data sekunder yang diolah

(2)

Tabel 4.1 menjelaskan pada variabel ROA nilai minimum adalah sebesar 0,0608 pada PT. Gading Development Tbk. 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,5622 pada PT. Danayasa Arthatama, Tbk 2013, dengan nilai rata-rata adalah 0,2708 dan standar deviasi sebesar 0,0961. Pada variabel leverage nilai minimum

adalah sebesar 0,0856 pada PT. Greeenwood Sejahtera Tbk 2015 dan nilai maksimum sebesar 2,2419 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 2013, dengan nilai rata-rata adalah 0,8285 dan standar deviasi sebesar 0,4765. Pada variabel Ukuran Perusahaan nilai minimum adalah sebesar 11,6357 pada PT. Bumi Citra Permai Tbk 2013 dan nilai maksimum sebesar 13,6162 pada PT. Lippo Karawaci Tbk 2015, dengan nilai rata-rata adalah 12,6828 dan standar deviasi sebesar 0,4972. Pada variabel Penghindaran Pajak nilai minimum adalah sebesar 0,0100 pada PT. Roda Vivatex Tbk. 2015 dan nilai maksimum sebesar 0,9153 pada PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 2013, dengan nilai rata-rata adalah 0,4462 dan standar deviasi sebesar 0,1645.

C. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam pengujian normalitas peneliti menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) seperti dalam tabel 4.2 :

(3)

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas menggunakan Analisis Statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 93

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,13057324

Most Extreme Differences

Absolute ,097

Positive ,089

Negative -,097

Kolmogorov-Smirnov Z ,939

Asymp. Sig. (2-tailed) ,342

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi normal hal ini ditunjukkan dengan nilai 0,342 yang berada diatas nilai 0,05 atau 5% dengan jumlah data yang diteliti oleh 93 sampel. Hal ini menunjukkan bahwa pada pengujian normalitas residual terdistribusi dengan normal.

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai

(4)

variabel. Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Data sekunder yang diolah

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinieritas jika mempunyai nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10.

Dari table 4.3 terlihat bahwa semua variabel bebas memiliki nilai

Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian

dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas.

3. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk menguji Autokorelasi peneliti menggunakan Uji Durbin – Watson (DW test). Cara mendeteksi apakah

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

ROA ,954 1,049

DER ,813 1,230

SIZE ,847 1,181

(5)

model yang digunakan mengalami gejala autokorelasi adalah dengan melihat nilai statistik Durbin Watson, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4

Hasil Uji Durbin-Watson (DW Test)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,608a ,370 ,349 ,1327557 2,057

a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DER b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Durbin Watson (D-W) sebesar 2,057. Sedangkan besarnya nilai DW-tabel dengan n = 93 dan k = 3 didapat angka dl (batas luar) = 1,602 dan du (batas dalam) = 1,732. Oleh karena nilai du < D-W < 4-du atau 1,732 < 2,057 < 2,268 (4 - 1,732) dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik

scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan nilai

(6)

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dimana Y

adalah nilai residual dan X adalah nilai yang telah diprediksi. Adapun grafik scatterplot dalam uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar

4.1 berikut ini :

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk

(7)

memprediksi penghindaran pajak (tax avoidance) berdasarkan masukan

variabel independen Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan.

D. Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, Imam (2013). Hasil perhitungan koefisien determinasi terlihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,608a ,370 ,349 ,1327557

a. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DER b. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil regresi diatas, diperoleh besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,349, hal ini menunjukkan bahwa besarnya persentase

penghindaran pajak yang bisa dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel bebas yaitu ROA, DER, SIZE hanya sebesar 34%, sedangkan sisanya sebesar 66% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model, seperti informasi keuangan lain, atau bisa juga karena kondisi perusahaan atau

(8)

lingkungan yang terkait dengan perusahaan yang mempengaruhi penghindaran pajak dimasa mendatang.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independennya. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression ,921 3 ,307 17,427 ,000b

Residual 1,569 89 ,018

Total 2,490 92

a. Dependent Variable: CETR

b. Predictors: (Constant), SIZE, ROA, DER Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa variabel independen secara bersama-sama atau serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 17,427 lebih besar dari nilai 4 dan terdistribusi normal dengan nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga secara simultan variabel ROA (Profitabilitas), DER (Leverage), dan Ukuran Perusahaan

(9)

3. Uji Parsial (Uji t)

Berdasarkan hasil output SPSS, secara parsial pengaruh dari keempat variabel independen yaitu Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran

Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) adalah seperti

ditunjukkan pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Regresi Parsial (Uji t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1,119 ,373 2,996 ,004 ROA -,912 ,147 -,533 -6,184 ,000 DER ,074 ,032 ,215 2,304 ,024 SIZE -,038 ,030 -,116 -1,270 ,207

a. Dependent Variable: CETR

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan output yang diperoleh pada tabel 4.7 maka dapat disimpulkan bahwa variabel leverage (DER) memiliki koefisien dengan

arah positif, sedangkan dua variabel lainnya yaitu profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE) memiliki koefisien arah negatif. Hal ini berarti variabel leverage (DER) cenderung memiliki Cash Efective Tax Rates (CETR) yang tinggi, sedangkan dua variabel lainnya yaitu

profitabilitas (ROA) dan ukuran perusahaan (SIZE) cenderung memiliki

Cash Efective Tax Rates (CETR) yang rendah. Dari hasil uji tersebut

(10)

a. Pengujian Hipotesis 1

H1 : Profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai t sebesar – 6,184 dengan signifikan 0,000 yaitu lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (0,000 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak yang diproksikan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR).

Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi maupun yang rendah berpotensi terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

b. Pengujian Hipotesis 2

H2 : Leverage (DER) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran

pajak (tax avoidance).

Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki

nilai t sebesar 2,304 dengan signifikan 0,024 yaitu lebih kecil dari probabilitas 0,05 atau (0,024 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel leverage berpengaruh

positif dan signifikan terhadap penghindaran pajak yang diproksikan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR). Perusahaan yang

memiliki tingkat leverage tinggi maupun rendah berpotensi terhadap

(11)

c. Pengujian Hipotesis 3

H3 : Ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t sebesar – 1,270 dengan signifikan 0,207 yaitu lebih besar dari probabilitas 0,05 atau (0,207 > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang diproksikan menggunakan Cash Effective Tax Rates (CETR). Perusahaan yang

memiliki ukuran besar maupun kecil tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance).

4. Analisis Regresi Berganda

Dengan melihat tabel 4.7 diatas, dapat disusun persamaan linier berganda sebagai berikut :

CETR = 1,119 – 0,912 ROA + 0,074 DER – 0,038 SIZE Persamaan regresi diatas memiliki makna :

a. Profitabilitas perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,912. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari variabel Profitabilitas (ROA) akan menyebabkan variabel

Cash Effective Tax Rates (CETR) mengalami penurunan sebesar

(12)

b. Leverage perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah positif

sebesar +0,074. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari variabel Leverage (DER) akan menyebabkan variabel Cash Effective Tax Rates (CETR) mengalami kenaikan sebesar 0,074 persen.

c. Ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -0,038. Hal ini berarti bahwa kenaikan sebesar 1 persen dari Ukuran perusahaan (SIZE) akan menyebabkan variabel Cash Effective Tax Rates (CETR) mengalami penurunan sebesar 0,038 persen.

E. Pembahasan

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Penghindaran Pajak

Dari hasil pengujian pada hipotesis pertama pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Dengan demikian penelitian ini menyatakan penghindaran pajak yang diproksikan dengan menggunakan

Cash Effective Tax Rates (CETR) dipengaruhi oleh profitabilitas, maka

hipotesis H1 dalam penelitian ini diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian Tommy dan Maria (2013), Muhammad (2015), Nurindah (2013), dan Kesit (2014) yang menyatakan variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak, yaitu semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin rendah tingkat CETR (Cash Effective Tax Rates) perusahaan. Perusahaan yang

(13)

mempromosikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah beban

kewajiban perpajakan, Chen, et. al., (2010) dalam Tommy dan Maria (2013).

2. Pengaruh Leverage terhadap Penghindaran Pajak

Dari hasil pengujian pada hipotesis kedua pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penghindaran pajak yang diproksikan dengan menggunakan

Cash Effective Tax Rates (CETR), dengan demikian hipotesis H2 dalam

penelitian ini diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurfathia (2015), Annisa (2015), dan Krisnata dan Supramono (2012), yang menyatakan variabel leverage berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penghindaran pajak, yaitu semakin tinggi tingkat leverage

perusahaan maka semakin tinggi tingkat CETR (Cash Effective Tax Rates) perusahaan. Semakin besar sumber pendanaan (leverage), maka

kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga akan semakin besar, hal ini dikarenakan perusahaan memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satunya alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana eksternal. Sehingga semakin besar perusahaan tersebut kecenderungan untuk menggunakan utang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dananya daripada perusahaan kecil, Silviana (2014).

(14)

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak

Dari hasil pengujian pada hipotesis ketiga pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak yang diproksikan dengan menggunakan

Cash Effective Tax Rates (CETR), dengan demikian hipotesis H3 dalam

penelitian ini ditolak. Ukuran perusahaan menunjukan kestabilan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas ekonominya. Semakin besar total assets mengindikasikan semakin besar pula ukuran

perusahaan tersebut. Menurut Rego dalam Laila (2015), semakin besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks. Jadi hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap

transaksi. Semakin besar perusahaan maka akan semakin rendah CETR yang dimilikinya, hal ini dikarenakan perusahaan besar lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk membuat suatu perencanaan pajak yang baik (political power theory), Siegfried dalam

Richardson dan Lanis dalam Tommy dan Maria, (2013). Namun hal tersebut tidak terbukti dalam penelitian ini. Hal ini sejalan dengan penelitian Laila (2015), Nurindah (2013), Ni Nyoman dan I Ketut (2014) dan Novia (2015), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 4.14, hasil uji t menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,003 dengan signifikansi sebesar 0,036 &lt;

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh F-statistik sebesar 31,88918 dengan nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,000000 &lt; 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh secara

Hasil pengujian terhadap variabel basis perusahaan menunjukkan nilai t sebesar 3,339 dengan probabilitas sebesar 0,022 &lt; 0,05 dengan nilai signifikansi yang lebih besar

Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Pengaruhnya positif

Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas dapat diketahui nilai probabilitas variabel Environmental Disclosure (ED) yaitu sebesar 0,422 atau lebih besar dari α= 0,05 sehingga dapat

Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel perputaran piutang memiliki nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar

Dari hasil perhitungan uji-t diatas diperoleh nilai t-hitung untuk variabel motivasi (X) sebesar 2,897 sedangkan nilai t-tabel pada alpa sebesar 0,05 dan df 28

Berdasarkan pada hasil uji t yang menunnjukkan bahwa nilai signifikansi Non Performing Financing NPF pada pembiayaan dengan akad mudharabah sebesar -2,583 dengan probabilitas