• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Standarisasi Upah Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tantangan Standarisasi Upah Nasional"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Tantangan Standarisasi Upah Nasional

Disampaikan dalam Diskusi Publik Nasional

Penguatan Jaminan Nasional dalam mememenuhi Kebutuhan Hidup Layak

---

Diselenggarakan oleh ELKAPE & Pusat Kajian Jaminan Sosial Program

Pascasarjana Universitas Indonesia

Hotel Grand Cempaka – Jakarta, 1 Maret 2017

Drs.Soeprayitno.MBA.,MSc.,Ph.D

(2)

RESIKO PASAR KERJA & PENURUNAN TINGKAT

KESEJAHTERAAN PEKERJA

DISPARITAS UPAH DAN BEBAN JAMINAN SOSIAL

TENAGA KERJA

(3)

Resiko Pasar kerja

&

Penurunan tingkat kesejahteraan Pekerja

Apabila pekerja tidak dilindungi resiko-resiko ini

berpotensi menurunkan tingkat kesejahteraan

pekerja dan keluarganya.

Resiko pasar kerja (

labour market risks

) yang utama

adalah :

1. Resiko usia lanjut

(old-age risks

)

2. Resiko kesehatan (

health risks

)

3. Resiko kehilangan pekerjaan

(unemployment risks)

(4)

Tujuan dari kebijakan perlindungan pekerja

adalah untuk

meminimalkan dampak negatif dari berbagai resiko pasar

kerja terhadap kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Kebijakan perlindungan pekerja dapat dikelompokkan ke

dalam

pengaturan hubungan pekerjaan

(

employment

relations

) dan

penyediaan jaminan sosial

(

social security

)

Pencegahan dan Pengembangan (Kesehatan, keluarga

berencana, pendidikan, kepemudaan, bantuan hukum,

keagamaan, organisasi kemasyarakatan) =

Social

Service.

Pemulihan dan Penyembuhan (bantuan bencana alam,

lanjut usia, penyandang cacat) =

Social Assistance

Pembinaan (perbaikan gizi, perumahan, lingkungan, air

bersih, transmigrasi, perekonomian, masyarakat suku

terasing) =

Social Infra Structure

Perlindungan Ketenagakerjaan (melindungi segala resiko

yang berkenaan dengan bidang ketenagakerjaan) =

Social Insurance.

(5)

DESAIN PROGRAM

ILO, Social Protection Floor Initiative, 2010

Perlu ada desain program perlindungan sosial untuk masing-masing kelompok penduduk, bagi yang menerima bantuan maupun yang mampu memberikan kontribusi iuran.

THE FLOOR: Four Essential Guarantees Access to Essential Health Care for All Income Security

children

Assistance

Unemployed and Poor

Income Security

Elderly and Disabled

MANDATORY SOCIAL INSURANCE

Social Security Benefits of Guaranteed Levels for Contributors

Working People

VOLUNTARY INSURANCE Top-up Benefit Levels

Means Tested Mandatory Voluntary P ri nsi p P ro g res iv ita s Bantuan Sosial Asuransi Sosial/ Employer’s Liability Komersial

(6)

Beban Penyakit Katastropik

Sebanyak Rp.16,9 Triliun atau 29,67%

Beban Jaminan Kesehatan terserap

untuk membiayai penyakit

Katastropik, yang terdiri dari :

1. Penyakit Jantung (13%)

2. Gagal Ginjal Kronik (7%)

3. Kanker (5%)

4. Stroke (2%)

5. Thalasemia (1%)

6. Haemofilia (0,2%)

7. Leukemia (0,3%)

Non Katastropik

70,33%

Katastropik

29,67%

(7)

7

Public Health and Pension Spending

versus Population Aging

Spending as a percentage of GDP

Percentage of population over 60 years old

0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20

Spending on health and pension

Spending on health

U.K. Poland Sweden Austria Czechoslovakia Iceland Australia Cyprus Switzerland Japan

Brazil Trinidad & Tobago China Jamaica IndonesiaS. Korea Swaziland Zambia Canada New Zealand

(8)

DISPARITAS UPAH DAN BEBAN JAMINAN SOSIAL

TENAGA KERJA

(9)

PERBEDAAN KEPENTINGAN

SOSIAL & EKONOMI

PENGUSAHA DAN PEKERJA

Karyawan

PERFOR

MANCE

WEALTH

SUSTAIN

PENGUSAHA

JOB SECURITY

INCOME SECURITY

SOCIAL SECURITY

KEPASTIAN KEAMANAN

KEPASTIAN HUKUM

KEPASTIAN USAHA

(10)

KOMPONEN UPAH

UPAH POKOK

BERFUNGSI EKONOMIS

TUNJANGAN BERFUNGSI

SOSIAL & INSENTIF

GAJI DASAR YG

DITETAPKAN UNTUK

MELAKSANANKAN SATU

JABATAN ATAU PEKERJAAN

TERTENTU PADA

GOLONGAN / PANGKAT

DAN MASA KERJA

TERTENTU

BENEFIT KARENA JABATAN

BENEFIT SOSIAL

BENEFIT KELANGKAAN

BENEFIT PRODUKTIFITAS

BENEFIT “X” FACTOR

(11)

Hak-Produksi

Hak-ReProduksi

Hak-Proteksi

RELEVANSI SOCIAL SECURITY DALAM

KAPITALISASI SDM

(12)

PENILAIAN BEBAN KERJA (menurut

Christensen,1991.Encyclopaedia of Occupational Health and

Safety.ILO Geneva.

Beban

kerja Konsumsi 02 l/mnt ventilasi paru l/mnt

Suhu

rectal Denyut jantung ringan 0,5-1,0 11-20 37,5 75-100 sedang 1,0-1,5 20-31 37,5-38 100-125 berat 1,5-2,0 31-43 38-38,5 125-150 Sangat berat 2,0-2,5 43-56 38,5-39 150-175 Sgt berat sekali 2,5-4,0 60-100 >39 >175 KERJA L (55KG) W (47 KG)

RINGAN 2400 KKAL 1900 KKAL

SEDANG 2800 KKAL 2200 KKAL

(13)

Sistem pengupahan yang

sederhana dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan. Suatu sistem pengupahan yang canggih & kompleks, jika dalam pelaksanaannya

rumit/susah & mahal, akan mengurangi

efektivitasnya.

Dalam menyusun sistem pengupahan harus mempertimbangkan

kemampuan keuangan perusahaan. Sistem pengupahan yang bagus akan tetapi tidak terjangkau oleh perusahaan akan menjadi bumerang.

Yang dimaksud dengan legal adalah tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara dimana di negara manapun Pemerintah selalu ikut campur tangan dalam masalah pengupahan dengan mengeluarkan UU &peraturan pelaksanaannya. Hal ini dilakukan sebagai proteksi terhadap tenaga kerja

Sederhana

(Administratively Efficient)

Terjangkau

(Affordable)

Legal

(Defensible)

Sistem Pengupahan

yang “Ideal”

Dimengerti oleh

Pekerja/Buruh

(Understandable)

Menunjang Keberhasilan

Perusahaan

(Goal oriented)

Adil

(14)

SISTEM IMBAL JASA DI PERUSAHAAN SAAT INI

UPAH PER JAM

SATUAN WAKTU

UPAH PER HARI

UPAH PER BULAN

UPAH PER MINGGU

SATUAN PRODUK

BENTUK UANG

( UNIT HASIL )

BENTUK PRODUK

(BAGI HASIL )

(15)

Komparasi Upah Minimum

INDONESIA

Terendah: NTT=Rp 1.425.000 (USD 104.16*)

Tertinggi: Karawang= Rp 3.330.505 (USD 243.46*)

PHILIPPINE USD 165.92 – USD 230.44 MALAYSIA USD 185.81 – USD 209.03 VIETNAM USD 94.48 – USD 136.23 MYANMAR USD 81.16 LAO PDR USD 107.64

Sumber: Data Nasional Wages & Productivity Comission Philippines per tanggal 29 Des 2015

(16)

Ilustrasi Biaya Upah

Misal rata-rata upah pekerja saat ini Rp 1 juta, dengan iuran JKK terendah 0.24% kenaikan upah rata-rata per tahun:

Kenaikan upah 14% x 1 juta = 140.000

Kenaikan jamsos & cadangan pesangon = (10.24%+8%) x (1 jt + 140.000) = 207.936

Jadi total kenaikan = 140.000 + 207.936 = 347.936 atau 34.79%

Jadi secara riil Pemberi Kerja harus mencadangkan kenaikan biaya ketenagakerjaan 34.79% setiap tahun

(17)

Beban Jaminan Sosial dan Beban Lainnya

Jaminan Sosial

Pemberi Kerja (%)

Pekerja (%)

Jaminan Kesehatan

4

1

Jaminan Kematian

0.3

-

Jaminan Kec. Kerja

0.24-1.74

-

Jaminan Hari Tua

3.7

2

Jaminan Pensiun

2

1

Total Jamsos

10.24-11.74

4

Rata-rata kenaikan upah minimum dan sundulannya per tahun dalam 5 tahun terakhir

Cadangan Pesangon UU 13/2003 sesuai perhitungan aktuaris dan PSAK 24/2004 (Pernyataan Standar Akutansi Keuangan)

Total beban ketenagakerjaan diluar lembur, tunjangan, insentif dan bonus

14 %

8 %

(18)
(19)

BEBERAPA Tantangan pengupahan

1.

APA SAJA turunan produk hukum YANG DITUNGGU PASCA

TERBITNYA PP 78/2015?

2.

BAGAIMANA ROADMAP BAGI PROPINSI YANG KENAIKAN UMP DIBAWAH

PP 78/2015 ??

3.

Perlukah UPAH MINIMUM SEKTORAL UNTUK Kabupaten & Kota di

Kalimantan Tengah? JIKA YA...BAGAIMANA DAMPAKNYA JIKA

DITERAPKAN UPAH MINIMUM SEKTORAL TERHADAP DAYA SAING

INDUSTRI DAN TENAGA KERJA DIBANDING PROPINSI LAIN?

4.

APAKAH PERUSAHAAN MEMILIKI KEMAMPUAN DALAM MENERAPKAN

STRUKTUR DAN SKALA UPAH ?

( SIAP INFRASTRUKTUR, SIAP TENAGA

TEKNIS, SIAP FINANSIAL )

5.

Bagaimana struktur upah yang cocok BAGI sektor UKM,

ekonomi kreatif serta Generasi Y?

6.

Berapa Batas usia kerja & Pensiun?

7.

dll

(20)

THR

Permenaker

Uang Servis

Bonus

Upah Sektoral

Sanksi Administratif

Struktur Skala Upah

Peranan Dewan Pengupahan Daerah

Formula UM

Dialog

BIPARTIT

APA SAJA TURUNAN produk hukum KETENAGAKERJAAN

YANG DIPERLUKAN PASCA TERBITNYA PP 78 /2015?

(21)

PASAL 27

UU NO. 11 TAHUN 1992

tentang DANA PENSIUN

Usia pensiun normal wajib ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun dan tidak boleh melebihi usia yang ditetapkan oleh Menteri

yang membidangi masalah ketenagakerjaan.

Peserta yang pensiun pada usia pensiun normal atau setelahnya, berhak atas manfaat pensiun yang dihitung

berdasarkan rumus pensiun yang berlaku bagi kepesertaannya sampai saat pensiun.

Usia pensiun normal bagi peserta ditetapkan 55 (lima puluh lima) tahun, dalam hal pekerja tetap dipekerjakan oleh Pengusaha setelah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, maka batas usia pensiun maksimum ditetapkan 60 (enam puluh) tahun.

PERMENAKER

NO. PER-02/MEN/1995

KONTROVERSI USIA PENSIUN DAN BATAS USIA KERJA

(22)

Besaran Imbalan PHK sesuai

UU 13/2003 Ketenagakerjaan

BESARAN IMBALAN PHK, DALAM BULAN GAJI & BESARAN % IURAN GAJI

Katagori PHK

1 th

4 th

7 th

10 th

15 th

20 th

25 th

30 th

2 ,3 bln 13,8 bln 23,0 bln 29,9 bln 32,2 bln 36,8 bln 43,7 bln 43,7 bln 18,4% 27,6% 25,8% 23,4% 16,6% 14,0% 13,2% 11,2% 1,2 bln 6,9 bln 11,5 bln 15,0 bln 16,1 bln 18,4 bln 21,9 bln 21,9 bln 9,2% 13,8% 12,9% 11,7% 8,3% 7,0% 6,6% 5,6% - 2,3 bln 3,5 bln 4,6 bln 5,8 bln 8,1 bln 11,5 bln 11,5 bln - 4,6% 3,9% 3,6% 3,0% 3,1% 3,5% 2,9% - 0,3 bln 0,5 bln 0,6 bln 0,8 bln 1,1 bln 1,5 bln 1,5 bln - 0,6% 0,6% 0,5% 0,4% 0,4% 0,4% 0,4%

Mengundurkan Diri

- - -

-Cacat Tetap (2,2,15%)

Meninggal, Pensiun, Efisiensi, PHK

Perubahan Status P. (2,1,15%)

2,3 bln 11,5 bln 32,2 bln

18,4% 23,0% 22,0% 19,7% 13,7% 11,0% 9,8% 8,3%

19,6 bln

Pailit, Salah Ringan, Mundur

Perubahan Status P (1,1,15%)

Ditahan (0,1,15%)

Salah Berat (0,0,15% PMK)

32,2 bln 25,3 bln 26,5 bln 28,8 bln

(23)

Apabila terjadi unfunded terhadap BPJS sebagai penyelenggara jaminan pensiun nasional maka antisipasi yang kemungkinan dapat dilakukan:

Menaikkan tingkat iuran. Unfunded yang terjadi akibat perbedaan antara asumsi dan

kenyataannya akan berakibat disesuaikannya perhitungan kewajiban. Akibatnya iuran akan meningkat. Untuk itu maka unfunded liability yang terjadi dapat di-funded-kan dengan meningkatkan iuran program. Hal ini memiliki potensi ditentang oleh pemberi kerja dan pekerja.

Besarnya manfaat disesuaikan. Penyesuaian iuran dengan menurunkan tingkat manfaat

juga dapat dilakukan. Meskipun cara ini merupakan salah satu pilihan namun dalam prakteknya, pilihan ini tidak populer dijalankan karena adanya resistensi dari pekerja

Perpanjangan usia pensiun. Dengan perrpanjangan usia pensiun maka akumulasi iuran

dapat ditingkatkan dan pembayaran manfaat pensiun diperpanjang. Namun langkah ini hanya bersifat menunda terjadinya unfunded dan memiliki potensi ditentang oleh pekerja usia produktif karena karirnya akan terhambat dan pemberi kerja karena mengkhawatirkan turunnya produktivitas.

Pelunasan Unfunded Liability. Pelunasan unfunded merupakan setoran kepada

penyelenggara untuk meningkatkan aset sehingga terjadi kesetaraan dengan kewajiban. Dalam hal program pensiun nasional yang diselenggarakan oleh BPJS maka posisi penyetor unfunded ini (diharapkan) adalah pemerintah. Dengan pilihan ini maka dapat dikatakan bahwa program pensiun manfaat pasti berpotensi mengganggu fiskal negara.

(24)

MY EMAIL :

pri.soeprayitno@premierafia.com

Soeprayitno.trisakti@gmail.com

WA: 0877 888 900 98

“ SEJAHTERA MERUPAKAN

HAK

SEKALIGUS

MERUPAKAN

KEWAJIBAN

KARYAWAN”

Referensi

Dokumen terkait

Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya akan melaksanakan proses belajar mengajar dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia di bidang bahasa, sastra, dan budaya

Sebagai alternatif, atau jika tidak terlarut air, serap dengan bahan kering yang lengai dan isikan dalam bekas pelupusan bahan buangan yang wajar.. Buang melalui kontraktor

memiliki jawaban sangat tidak setuju ada 2 orang atau 2,1% dari jumlah.

Awal mula perayaan ini di kalangan bangsa Romawi paganis terkait dengan kisah dan khurafat yang tidak bisa diterima akal sehat, apalagi akal seorang muslim yang beriman kepada

Dengan cara menghitung yang sa- ma, dapat dikemukakan bahwa dalam 1 ha lahan pertanian di Indonesia terdapat sekitar 32,5 kg Meloidogyne spp., yaitu satu spesies nematoda

Potensi Biolistrik dari Tandan Kosong 1173 MW. Potensi Biogas dari POME 5.7 Milyar

Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia ini mengatur mengenai kegiatan audit intern yang dapat dilakukan oleh Auditor dan Pimpinan APIP sesuai dengan mandat serta kedudukan,

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup atau dikenal dengan PROPER telah dilakukan oleh Kantor Kementerian Negara