• Tidak ada hasil yang ditemukan

CATATAN MONITORING PROGRAM TAHUN II TRIWULAN 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CATATAN MONITORING PROGRAM TAHUN II TRIWULAN 4"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN MONITORING PROGRAM TAHUN II TRIWULAN 4 Periode Monitoring : Kegiatan sampai dengan akhir tahun kedua (Mei 2013-April 2015) Nama Lembaga : Konsorsium ALeRT-UNILA

Siklus Hibah : Tiga Tahun Kegiatan : Kedua

Tanggal Monitoring : 17 – 19 Juni 2015

Pelaksana : Nety Riana Sari SN, M. Jeri Imansyah Hasil

Catatan Program

Monitoring pada konsorsium ALeRT-UNILA dilakukan berdasarkan laporan kegiatan sampai dengan akhir tahun kedua, yaitu periode Mei 2013 – April 2015. Pelaksanaan monitoring berlangsung pada tanggal 17 - 19 Juni 2015. Berdasarkan hasil laporan pelaksanaan kegiatan dan kunjungan ke lapangan dari Program

Konsorsium ALeRT-UNILA untuk mengembangkan kegiatan konservasi di Taman Nasional Way Kambas di Propinsi Lampung, maka: Sejumlah 42 (86%) dari total 49 sub kegiatan yang direncanakan untuk 3 tahun dilaporkan telah terlaksana, walaupun belum seluruhnya mencapai target sesuai dengan perencanaan. Sementara 7 (14%) subkegiatan belum dapat terlaksana sama sekali. Capaian Konsorsium ALeRT-UNILA sampai dengan akhir tahun kedua, antara lain:

Komponen 1: Reforestasi

K.1.1. Melakukan survei dan pengumpulan data dasar:

1. SK.1.1.1. Rapat perencanaan survei (5 orang, 1 lokasi) di SPTN II Bungur TNWK

Capaian: kesepakatan 3 bakal lokasi reforestasi, yaitu di resort toto projo yaitu kamp Andi, seputaran ERU, dan Rawa Kadut. Metode pengambilan data vegetasi, dan rencana pengambilan data biofisik lingkungan seperti suhu, kelembaban dan sampel tanah untuk mengidentifikasi unsur hara

2. SK.1.1.2 Pelaksanaan survei dan pengambilan data di lokasi hutan SPTN II Bungur Capaian: koleksi data dan sampel yang dibutuhkan

3. SK.1.1.3. Analisa laboratorium di Bandar Lampung

Capaian: Sampel telah dianalisa dan menghasilka Data kandungan mineral dan jenis tanah tersedia dari Laboratorium Biokimia UNILA

4. SK.1.1.4.Pertemuan Penyusunan petunjuk teknis di SPTN II Bungur TNWK

Capaian: Survei menghasilkan gambaran aktual lokasi bakal calon reforestasi seperti vegetasi, suhu, kelembaban. diketahui jenis pohon yang disukai gajah adalah Sungkai, Pulai, Ketapang, dan Sempu Batu. Rawa Kadut ditentukan sebagai lokasi reforestasi yang akan dilakukan sesuai rancangan teknis dan desain area reforestasi. Dokumen rancangan teknis restorasi tersedia.

K.1.2. Melakukan persiapan kegiatan reforestasi telah berhasil mencapai

5. SK.1.2.1. Pengukuran, pemetaan dan pemasangan patok di lokasi reforestasi STPN II Bungur TNWK, dan pembuatan peta kerja

Capaian: peta kerja, rancangan teknis tersedia. patok terpasang pada garis terluar area restorasi, dengan jarak patok-patok utama 720 m yang dihubungkan dengan patok kecil ditiap 100 m

K.1.3. Pengadaan bibit, penanaman, dan pemeliharaan tanaman serta menyediakan fasilitas pendukungnya 6. SK.1.3.1. Membangun fasilitas pendukung dan menyediakan peralatan (lokasi reforestasi SPTN II

Bungur TNWK)

Capaian: Pos jaga sudah selesai dibangun dengan dilengkapi sumur, panel surya, menara pantau, dan pusat pembibitan

7. SK.1.3.2. Persiapan lahan, pembibitan, dan pengamanan kawasan restorasi (6 bulan per tahun) Capaian: Perluasan bedeng pembibitan dengan ukuran 50 x 15 m. Saat ini, bibit tersedia mencapai 16.000 dan terus bertambah hingga 23.000 sesuai dengan kebutuhan penanaman tahun kedua (13.600 untuk penanaman sesuai jadwal dan 8.000 untuk mengganti bibit yang terbakar). Patroli terlaksana 3 dari target 6 kali.

8. SK.1.3.3. Pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan Capaian:

(2)

a. Pada tahun pertama dari 60 ha area restorasi, seluas 8,3 ha petak terluar sudah tertanam dan dibuat sekat bakarnya dengan metode penanaman multi petak.

b. Pemeliharaan areal seluas 13,1 Ha (areal tanam seluas 8,3 ha dan sekat bakar 4,8ha). Sebanyak 200 bibit digunakan penyulaman.

c. Pada Bulan September 2014, terjadi kebakaran yang menghanguskan lokasi restorasi ALERT-UNILA. Dari keseluruhan bibit yang telah ditanam, disulam dan tumbuh (kira-kira 10.000 bibit), hanya tersisa 734 tanaman.

d. Sudah ditanam 22.800 bibit di kawasan seluas 22,5 ha (laporan akhir tahun 2, termasuk penggantian tanaman tahun pertama seluas 8,2 ha). Total area perawatan seluas 32,8 ha

K.1.4. Peningkatan kemampuan SDM, penyadartahuan staf TNWK dan masyarakat serta peningkatan dukungan pelaksanaan DALKARHUT TNWK

9. SK.1.4.1. Pembuatan panduan lapangan dan media lainnya.

Capaian: draft 1 buku panduan pelaksanaan kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan 10. SK.1.4.3. Patroli dalam rangka monitoring dan pemadaman kebakaran hutan (6 bulan/tahun selama 3

tahun)

Capaian: Terlaksana 2 kali survey kebakaran areal hutan dan 2 kali penanganan kebakaran areal hutan serta pemeliharaan sekat bakar seluas 3 ha

Komponen 2: Pemantauan populasi

K.2.1. Survei Pemantauan keberadaan dan sebaran serta kondisi sumberdaya vital harimau, badak, gajah, tapir, beruang, dan mentok rimba

11. SK.2.1.1. FGD penetapan metode dan rencana survei Capaian: Desain dan metode survey ditetapkan melalui FGD

12. SK.2.1.2. Pembentukan dan Pelatihan Tim survei Pemantauan keberadaan dan sebaran serta kondisi sumber daya vital harimau, Badak , gajah, tapir, beruang dan Mentok rimba

Capaian: terbentuk 3 tim survey, rekrutmen 6 anggota baru dan 20 orang terlatih. Tim survey dan monitoring ini ditetapkan melalui SK Kepala Balai TNWK.

13. SK.2.1.3. Pengadaan perlengkapan dan peralatan dasar survei

Capaian: Tersedia peralatan melalui pengadaan 12 paket peralatan dan perlengkapan survey pada tahun pertama dan kedua

14. SK.2.1.4. Melaksanakan survei sumber daya vital

Capaian: Pengambilan data dan sampel air untuk 7 lokasi yang mewakili 4 habitat; 22 rawa yang mewakili ekosistem alang-alang. Untuk tahun pertama, data hanya diambil pada musim hujan, seharusnya musim hujan dan kemarau. Pengambilan data di 28 rawa. Pengecekan dilakukan pada saat awal musim penghujan. Pengambilan data di 31 rawa saat awal musim kemarau.

15. SK.2.1.5. Melaksanakan survey pemantauan keberadaan dan sebaran satwa.

Capaian: Monitoring jangka panjang dengan memasang 17 kamera, patroli dan SAR jerat. Total 100 kali survey dan penempatan kamera di 94 titik/lokasi menghasilkan 11.029 gambar mencakup 90% dari area TNWK seluas 125.000 ha

16. SK.2.1.6. Analisa sampel laboratorium tanah (di Bandar Lampung)

Capaian: 2 kali hasil uji sampel air selama musim kemarau dan musim penghujan. 1 kali hasil uji bekerjasama dengan TN untuk sampel air PLG terkait wabah virus yang menyebabkan kematian 4 ekor gajah

17. SK.2.1.8. Pembuatan tempat penampungan air tawar dan pemasangan bak air (dalam hutan)

Capaian: Terbangunnya 3 embung air dan terlaksana pemeliharaan bak-bak air di 3 lokasi sejumlah 200 bak air, yaitu Rawa Badak, Rawa Tarzan, dan Rawa Kating. Serta pengecekan kondisi bak

penampungan air di sepanjang jalur Way Kanan. Komponen 3: Ekowisata

K.3.1. Penyusunan rencana model pengelolaan ekowisata minat khusus

18. SK.3.1.1. Mengkompilasi dan menganalisis data sekunder potensi ekowisata (mengumpulkan data dari Dinas-dinas)

Capaian: Dokumen rekomendasi pengembangan wisata minat khusus berdasarkan analisis data sekunder 19. SK.3.1.2. Melakukan survei lapangan terkait potensi, kendala dan tantangan

Capaian: Dokumen matriks hasil analisis potensi, kendala, dan tantangan pengembangan ODTW di TNWK

(3)

20. SK.3.1.3. Menyusun draft Rencana Pengembangan model pengelolaan ekowisata minat khusus Capaian: Draft kelima (final) dokumen rencana pengembangan model pengelolaan ekowisata minat khusus

21. SK.3.1.4. Melakukan seminar dan diskusi pembahasan Rencana Pengembangan ekowisata minat khusus Capaian:

a. Lokakarya Pengelolaan Ekowisata Way Kambas 2014. Lokakarya ini menghasilkan kesepakatan bersama untuk melakukan perencanaan dan pengembangan Ekowisata di Way Kambas

b. Terbentuknya Organisasi Koperasi Forum Ekowisata Way Kambas (FEWK), sebagai wujud tindak lanjut dari Lokakarya Pengelolaan Ekowisata Way Kambas

K.3.2. Membangun 2 fasilitas pendukung di 2 site dan membuat bahan interpretasi (buku saku, papan informasi) pada model pengelolaan ekowisata minat khusus

22. SK.3.2.1. Membuat rancangan fasilitas pendukung ekowisata minat khusus termasuk survey lokasi Capaian: Desain teknis bangunan fasilitas pendukung ekowisata minat khusus (Rumah Pohon) tersedia. Rancang bangun untuk rumah menara sedang dalam proses pembuatan oleh tim arsitek dan akan tersedia pada tahun ke-3

23. SK.3.2.2. Membangun fasilitas pendukung ekowisata minat khusus di dalam hutan TNWK Capaian: terbangun 1 unit rumah pohon

24. SK.3.2.3. Pembuatan bahan interpretasi ekowisata minat khusus (termasuk diskusi/kerja bersama) Capaian: Dihasilkan booklet sebagai sarana interpretasi di TNWK, dihasilkannya banner, leaflet, dan poster khusus wisata minat khusus di TNWK

K.3.3. Melaksanakan pelatihan pemandu ekowisata minat khusus kepada anggota Saka Wana Bakti dan Masyarakat

25. SK.3.3.1. Seleksi pemandu ekowisata minat khusus (2 tahun) Capaian: terpilih 22 orang calon pemandu dari rekrutmen

26. SK.3.3.2. Membuat modul pelatihan untuk pemandu ekowisata minat khusus (3 tahun) Capaian: bahan dan modul pelatihan pemandu tersedia

27. SK.3.3.3. Melaksanakan pelatihan dan peningkatan kemampuan pemandu secara berkala (selama 2 tahun)

Capaian: Dari 22 calon pemandu, 8 orang tertarik pada ekowisata minat khusus, 14 orang tertarik pada pengembangan keterampilan kerajinan tangan di masyarakat. Terpilih dan terlatih 10 orang dari 18 orang peserta seleksi untuk menjadi calon pemandu wisata minat khusus.

K.3.4. Melakukan kerjasama pemasaran ekowisata minat khusus dengan pemangku kepenetingan di lingkup TNWK

28. SK.3.4.1. Membangun sistem pelayanan ekowisata satu pintu (serial FGD)

Capaian: Kesepakatan dengan TNWK pengembangan ekowisata minat khusus di Seksi Wilayah III Kuala Penet ntuk pengembangan desa wisata, rumah konservasi PKG dan rumah pohon di rawa bambangan (pergeseran kegiatan dari pelayanan wisata satu pintu). FEWK diarahkan untuk berfungsi sebagai badan usaha masyarakat sekaligus pelaksana atau operator ekowisata yang ada di Way Kambas Komponen 4: Ekonomi kreatif

K.4.1. Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal) 29. SK.4.1.1. Sosialisasi ke 24 desa penyangga

Capaian: Sosialisasi terlaksana dan 24 desa setuju atas PRA

30. SK.4.1.2. Pengumpulan data Sosek dan potensi desa dengan metode PRA Capaian: data sosek dan potensi 24 desa pengangga TNWK tersedia 31. SK. 4.1.3 Analisis data sosek dan potensi desa

Capaian: Hasil analisis potensi 10 desa dan rencana pengembangannya dari tim SAINS Bogor. Rekomendasi 3 desa untuk implementasi kegiatan.

32. SK.4.1.4 Membangun kesepakatan diantara 24 desa penyangga untuk memilih 10 desa target Capaian: Penandatanganan Surat Kesepakatan di 3 desa target, untuk implementasi program TFCA-Sumatera: Desa Labuan Ratu 7 dan 6 dan desa Baraja Harjosari

(4)

33. SK.4.2.1. Kajian potensi wisata (kerajinan, seni budaya, makanan tradisional, homestay, agrowisata), di 3 desa dan pembangunan rumah konservasi

Capaian:

34. SK.4.2.2. Pembentukan dan penguatan kelompok, termasuk kelompok pemberdayaan perempuan di bidang kerajinan, seni budaya, makanan tradisional, homestay, agrowisata), di 3 desa

Capaian: Terbitnya SK Kepala Desa B. Harjosari untuk pembentukan kelompok wanita tani. Terbit SK Kepala Desa untuk KWT Margohayu, Desa Labuan Ratu 7

35. SK.4.2.3. Pembuatan rancangan dan pembangunan satu rumah konservasi dan serial pelatihan dan pembinaan kelompok dalam kegiatan wisata (pembuatan kerajinan, kesenian, makanan tradisional, homestay dan agro wisata) di 3 desa (3 kali setahun)

Capaian: Rumah konservasi selesai; Pendampingan Kelompok Wanita Tani terkait dengan penguatan kelompok dan pendampingan pelaksanaan kegiatan; 8 kali pelatihan : kerajinan berbahan kayu dan batok kelapa, pembuatan piring lidi

36. SK.4.2.4. Membangun jaringan pasar dan promosi (pembuatan media publikasi)

Capaian: sebagai langkah awal, dilakukan penguatan jaringan pemasaran produk lokal bekerjasama dengan PT. Ashka Jaya, pembuatan website dan grup page Facebook wisata desa Way Kambas. Membangun kerjasama dengan Citrani Travel dalam promosi kegiatan wisata desa

37. SK.4.2.5. Uji coba paket desa wisata

Capaian: Telah dilakukan 1 kali kunjungan wisatawan mancanegara untuk uji coba wisata desa. K.4.3. Mengefektifkan pam-swakarsa dalam penanganan konflik gajah-manusia

38. SK.4.3.1. Penyediaan bantuan peralatan pemantauan dan penghalauan (senter, jas hujan, sepatu bot, accu)

Capaian: pengadaan sudah dilakukan

39. SK. 4.3.2. Pengadaan gubuk jaga pemantauan

Capaian: Sebanyak 26 gubuk terbangun di 5 desa penyangga, berdasarkan kesepakatan dan kerjasama dengan masyarakat, dari target yang direncanakan hanya 11 gubuk

K.4.4. Penanaman dan perawatan pohon asli TNWK pada batas dalam kawasan dan pohon bernilai ekonomis pada batas luar kawasan

40. SK.4.4.1. Survei lapangan untuk identifikasi lokasi penanaman Capaian: Lokasi tanam terpilih

41. SK.4.4.2. Pengadaan bibit pohon asli TNWK pada batas dalam kawasan dan pohon bernilai ekonomis pada batas luar kawasan

Capaian: Bibit tersedia

42. SK.4.4.3. Penanaman dan Perawatan di bagian dalam dan luar batasTNWK

Capaian: Sudah ditanam 3500 bibit bernilai ekonomis di batas luar TNWK; 400 di antaranya mati karena banjir yang berlangsung selama 15 hari. Sasaran penanaman akan dipindahkan ke batas luar kawasan Kegiatan yang belum terlaksana sama sekali adalah:

Komponen 1

1. SK.1.4.2.Pelatihan/penyegaran SDM teknis DALKARHUT Manggala Agni dan kelompok Masyarakat Peduli Api (2 kali dalam 3 tahun).

2. SK.1.5.1. Lokakarya Penyusunan Rencana Umum (grand design) Restorasi TNWK Komponen 2

3. SK.2.1.7. Pengembangan sistem database TNWK, pelatihan dan pemutakhiran data Komponen 3

4. SK.3.4.2. Uji coba paket ekowisata minat khusus ke dalam hutan TNWK (5 trip) 5. SK.3.4.3. FGD mengembangkan jaringan pemasaran ekowisata minat khusus 6. SK.3.4.4. Lokakarya evaluasi tahunan antar pemangku kepentingan

Komponen 4

(5)

Catatan tindak lanjut hasil monitoring kegiatan

1. Kerjasama TFCA-Sumatera dengan konsorsium ALeRT-UNILA telah memasuki tahun ketiga, konsorsium diharapkan kembali menyusun penjadwalan dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dan ketercapaiannya pada akhir kegiatan. Konsorsium juga perlu meninjau kembali dan merancang strategi demi keterlaksanaan dan ketercapaian kegiatan sesuai dengan perencanaan dengan mempertimbangkan dinamika di lapangan.

2. Untuk perubahan target capaian, Konsorsium ALeRT-UNILA harus menyampaikannya secara tertulis kepada TFCA-Sumatera dengan disertai analisis dan penjelasan yang logis mengenai kondisi yang menyebabkan perubahan tersebut perlu dilakukan, misalnya pada:

• SK.3.2.1. dan SK.3.2.2. membuat rancangan dan membangun fasilitas pendukung ekowisata minat khusus berupa rumah pohon dan rumah menara yang akan difokuskan pada pengembangan rumah pohon

• SK.4.4.3. Penanaman dan perawatan di bagian dalam dan luar batas TNWK yang kemudian hanya akan dilakukan di batas luar kawasan

3. Melakukan identifikasi jenis-jenis tanaman pionir yang tidak diganggu rusa / binatang lain dan memiliki sifat tumbuh cepat, jika perlu juga memiliki sifat tahan api (fire resilience). Kemudian jenis-jenis ini diprioritaskan untuk dibibitkan dan ditanam agar segera memperoleh tutupan hutan dan membatasi pertumbuhan alang-alang.

4. Melakukan kajian kembali terhadap aspek keamanan fasilitas pendukung ekowisata minat khusus yang sudah dibangun, yaitu Rumah Pohon.

5. Konsorsium ALeRT-UNILA perlu melanjutkan upaya-upaya yang mengarah kepada keberlanjutan program di masa yang akan datang, misalnya

• Pendekatan kepada Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi, atau dinas lain yang terkait yang dapat mendukung keberlanjutan kegiatan, terutama pada pemberdayaan masyarakat

• Membangun rasa kepemilikan dari Pihak Balai Taman Nasional Way Kambas terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di sekitar kawasan TNWK.

6. Melengkapi detail-detail kuantitatif pada matriks laporan, misalnya jumlah masyarakat terlatih, jumlah anggota kelompok masyarakat, frekuensi pelatihan, update angka survival rate dari penanaman yang dilakukan, dll.

Tindak lanjut monitoring keuangan dan administrasi

7. TFCA-Sumatera catatan monitoring keuangan dan administrasi yang sudah dilakukan sampai dengan aktivitas keuangan pada Bulan Oktober 2014 melalui email kepada Konsorsium ALeRT-UNILA. 8. Konsorsium ALeRT-UNILA mengusulkan kelanjutan monitoring keuangan dan administrasi untuk

dilakukan pada Bulan Agustus 2015, setelah penyampaian laporan triwulan ke-9.

Demikian kesepakatan ini dibuat bersama sebagai dasar pengambilan keputusan bagi TFCA-Sumatera dan konsorsium ALeRT-UNILA terhadap pelaksanaan program selanjutnya di Taman Nasional Way Kambas, Propinsi Lampung.

Way Kambas, 19 Juni 2015

M. Jeri Imansyah

Conservation Specialist

Program TFCA-Sumatera

Marcellus Adi CTR

Penanggung Jawab Program

Konsorsium ALeRT-UNILA

Referensi

Dokumen terkait

Realisasi fisik dari indikator kinerja ini 13%, dengan realisasi kegiatan: pengumpulan data literatur dan informasi dari internet (Kajian kebutuhan permanen magnet di

dalam fisika terhadap konsep abstrak (sebagai domain target) dari konsep konkrit (sebagai domain dasar), dengan analisis dan kajian yang mendalam, sehingga peta

memaksimalkan hasil dari penilaian dibutuhkan instrumen evaluasi yang dapat mengungkap pengetahuan yang dimiliki siswa secara lebih mendalam, mampu mengukur

---, 2008e, Panduan Umum Pengembangan Silabus, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Karena konsumsi dalam negeri yang cukup besar dan dengan mempertimbangkan kapasitas produksi pabrik RBD Olein skala kecil dan menengah yang sudah ada, pra desain pabrik

Uji golongan darah Cell Grouping metode tabung dilakukan pada sampel darah vena dengan teknik penanganan sampel yang berbeda yaitu, sampel darah beku tanpa antikoagulan dengan

Sejarah ritual pengobatan Buwong Kuwayang itu dari dahulunya sudah ada dan Buwong Kuwayang termasuk pesuruhan dukun dan dukun tersebut mempunyai anak inang itulah dinamankan