• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Sanitasi Pesawat Udara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. Sanitasi Pesawat Udara"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

SANITASI PESAWAT

SANITASI PESAWAT

UDARA

UDARA

OLEH : dr. Rahmatika

OLEH : dr. Rahmatika

(2)

 Alasan

 Alasan

Estetis

Estetis

Menyangkut tampilan rasa dan kesan

Menyangkut tampilan rasa dan kesan

bersih termasuk tidak adanya lalat dan

bersih termasuk tidak adanya lalat dan

kecoa

kecoa

Komitmen Internasional

Komitmen Internasional

Untuk menghindari tindakan karantina.

Untuk menghindari tindakan karantina.

Menyangkut tidak adanya nyamuk sebagai

Menyangkut tidak adanya nyamuk sebagai

vektor beberapa penyakit

(3)

 Alasan

 Alasan

Estetis

Estetis

Menyangkut tampilan rasa dan kesan

Menyangkut tampilan rasa dan kesan

bersih termasuk tidak adanya lalat dan

bersih termasuk tidak adanya lalat dan

kecoa

kecoa

Komitmen Internasional

Komitmen Internasional

Untuk menghindari tindakan karantina.

Untuk menghindari tindakan karantina.

Menyangkut tidak adanya nyamuk sebagai

Menyangkut tidak adanya nyamuk sebagai

vektor beberapa penyakit

(4)

Upaya Sanitasi Pesawat

Upaya Sanitasi Pesawat

Kebersihan pesawat

Kebersihan pesawat

Hapus serangga

Hapus serangga

(disinseksi)

(disinseksi)

Hapus tikus

Hapus tikus

Hapus hama

Hapus hama

Persediaan Air 

Persediaan Air 

Persediaan Makanan

Persediaan Makanan

Pembuangan kotoran cair dan sampah

Pembuangan kotoran cair dan sampah

(5)

DISINSEKSI PESAWAT UDARA

DISINSEKSI PESAWAT UDARA

(Hapus Serangga)

(6)

LATAR BELAKANG

 Percepatan perpindahan dan penyebaran

penyakit menular potensial wabah yang dibawa oleh alat angkut, orang maupun barang

bawaannya

 Suvey serangga pada penerbangan Internasional

di bandara Tokyo tahun 1975 – 1981 :

Ditemukan 840 nyamuk dari 168 pesawat, 955 lalat dari 295 pesawat dan 228 kecoa dari 54 pesawat

(7)

 Penyakit yang dapat ditularkan melalui serangga

maupun vektor antara lain : Demam kuning

(yellow fever), demam berdarah, malaria, pes, tipus, kolera, dll

 Penyakit diatas dapat menimbulkan Kejadian

Luar Biasa (KLB) yang membutuhkan respon cepat dan penanganan antar negara.

Dalam International Health Regulation (IHR) tahun 2005 disebut sebagai :

PUBLIC HEALTH EMERGENCY OF

(8)

KEY CONCEPTS

 DISINSEKSI : ADALAH HAPUS SERANGGA

VEKTOR PENULAR PENYAKIT PADA ALAT  ANGKUT DENGAN APLIKASI BAHAN KIMIA

PESTISIDA/INSEKTISIDA PADA RUANG TERTUTUP

 PESTISIDA / INSEKTISIDA : ADALAH BAHAN

KIMIA ATAU ZAT LAIN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBERANTAS / MEMBUNUH

(9)

 SERANGGA / VEKTOR : ADALAH BINATANG

BERKAKI ENAM ATAU LEBIH YANG DAPAT MENJADI PERANTARA PENULARAN /

PENYEBARAN PENYAKIT

 KARANTINA :ADALAH PEMBATASAN

KEGIATAN DAN ATAU PEMISAHAN

TERHADAP SESEORANG TERSANGKA (SUSPEK) YANG TIDAK SAKIT ATAU

BARANG, PETI KEMAS, ALAT ANGKUT, ATAU BARANG YANG TERSANGKA (SUSPEK) DARI ORANG/BARANG LAIN, SEDEMIKIAN RUPA UNTUK MENCEGAH KEMUNGKINAN

PENYEBARAN PENYAKIT ATAU KONTAMINASI

(10)

BANDARA : ADALAH WILAYAH

EKSKLUSIF DIMANA PESAWAT UDARA

MENDARAT (LANDING) DAN TERBANG

(TAKE OFF), MELAKUKAN BONGKAR

MUAT BARANG, PERGERAKAN

PENUMPANG, DAN MENJADI MODA

TRANSPORTASI

PESAWAT UDARA : ADALAH ALAT

 ANGKUT UDARA YANG MELAKUKAN

PENERBANGAN INTERNASIONAL DAN

 ANTAR WILAYAH DALAM NEGERI

(11)

 SERTIFIKAT DISINSEKSI : ADALAH

DOKUMEN NEGARA YANG MENYATAKAN SECARA LEGAL/SAH BAHWA PESAWAT UDARA TELAH DILAKUKAN HAPUS

SERANGGA ATAU DISINSEKSI

 BADAN USAHA SWASTA : ADALAH INSTITUSI

SWASTA YANG TELAH MEMENUHI

PERSYARATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI DAN MENDAPAT IJIN OPERASIONAL UNTUK MELAKUKAN HAPUS SERANGGA

(12)

TATA LAKSANA DISINSEKSI

Sasaran : serangga atau vektor penular 

penyakit pada pesawat yang melakukan

perjalanan internasional ataupun antar 

wilayah dalam negeri

Serangga (vektor) yang dimaksud antara

lain: nyamuk (anopheles, aedes aegepty,

culex, mansonia), lalat, kecoa, pinjal dan

kutu

(13)

 Bahan yang digunakan adalah pestisida/

insektisida yang diijinkan di indonesia

 Pemilihan pestisida / insektisida berdasarkan:

kebutuhan dan efektifitas daya basminya

terhadap serangga dengan mempertimbangkan faktor keamanan (safety) bagi petugas

pelaksana, alat angkut itu sendiri dan

lingkungan dimana disinseksi dilaksanakan

 Bahan disinseksi pesawat udara mengikuti

rekomendasi WHO yaitu :Organophosphat, methyl bromide, pirethrin, permethrin, baik

dalam bentuk cair, padatan (tepung) ataupun gas

(14)

KAPAN DISINSEKSI

DILAKSANAKAN ?

(15)

 Bila pesawat udara datang dari negara terjangkit

penyakit menular yang ditularkan oleh vektor dan tidak mempunyai sertifikat hapus serangga

 Bila berdasarkan laporan pilot didalam pesawat

terdapat penumpang yang suspek / terjangkit

penyakit menular yang ditularkan oleh serangga vektor 

 Bila dari hasil pemeriksaan pesawat udara

ditemukan adanya kehidupan serangga/vektor  penular penyakit

  Atas permintan sendiri dari perusahaan

(16)

PROSEDUR DISINSEKSI

1. RESIDUAL DESINSECTION

yaitu disinseksi pesawat udara dengan menggunakan pestisida/insektisida yang meninggalkan efek residu pada permukaan yang didisinseksi.

Contoh : permethrin 2% dalam lauran aqua destilata

 Cara penyemprotan residual desinsection

dilakukan untuk membasmi investasi serangga seperti nyamuk, kecoa dan kutu busuk; dan

dilakukan ketika pesawat sedang tidak beroperasi/tidak terbang

(17)

 Dilakukan atas permintaan perusaan penerbangan atau

 jika dari pemeriksaan KKP ditemukan investasi serangga

 Dilakukan oleh badan usaha swasta bersertifikat

dibawah pengawsan KKP

 Penyemprotan pertama : deposit residu Permethrin

harus 0,5gram/m2 pd lantai dan 0,2gram/m2 pd permukaan lain

 Penyemprotan ulang : deposit residu permethrin harus

0,2gram/m2 pd lantai dan 0,1gram/m2 pd permukaan lain

 Daya racun residu dapat bertahan selama 8 minggu tapi

 jika ada investasi serangga dpt dilakukan penyemprotan ulang. Sehingga penyemprotan ulang paling lama

dilakukan 2 bulan stlh penyemprotan pertama

 Sertifikat residual desinsection ini dikeluarkan oleh KKP

(18)

2. PRE- EMBARCATION SPRAYING

Yaitu disinseksi pesawat udara pada saat

persiapan keberangkatan dan penumpang

belum naik ke pesawat udara

Dilaksanakan oleh crew pesawat yang

sudah terlatih

Untuk kargo dan kokpit oleh petugas darat

yang terlatih

Disinsektan yang digunakan mempunyai

(19)

3. BLOCK AWAY DISINSECTION

Yaitu disinseksi dilakukan setelah semua

penumpang dan muatan dinaikkan ke

pesawat udara, pintu pesawat dikunci dan

pesawat siap meninggalkan landasan

(penahan roda pesawat atau blocks telah

disingkirkan )

Menggunakan metode knock down

(20)

Disinseksi dilakukan oleh awak pesawat yang terlatih sbb:

  Aerosol dispenser disediakan oleh perusahaan

penerbangan

  Aerosol tsb diberi nomor dan dicantumkan di

bagian kesehatan dari Laporan Umum Pesawat Udara ( health part of aircraft general declaration)

 Kaleng aerosol yg telah dipakai disimpan dan

ditunjukkan pd petugas KKP di bandara yg dituju sebagai bukti bahwa pesawat telah dihapus

seranggakan.

 Kokpit disemprot beberapa saat sebelum pilot

dan awak pesawat lain naik. Setelah disemprot, pintu/tirai pemisah ditutup

(21)

 Setelah penumpang naik, pintu ditutup lalu kabin

dan bagian lain pesawat dihapus seranggakan (toilet, rak barang mis nya). Makanan dan

minuman harus dilindungi dari kontaminasi insektisida

 Selama dan dalam kurun waktu 5 menit setelah

penyemprotan, sistem ventilasi harus dimatikan

 Bagian peswat yg dapat dicapai dari luar dan

mungkin menjadi tempat persembunyian

serangga disemprot sebelum lepas landas oleh petugas KKP

(22)

4. TOP OF DESCENT SPRAYING

Yaitu disinseksi yang dilakukan ketika

pesawat udara sedang berada di puncak

ketinggian sebelum pesawat mulai turun

dan hanya untuk ruamg kabin, dilakukan

oleh cabin crew

Kaleng bekas semprotan diserahkan pd

petugas KKP sebagai bukti bhw pesawat

telah disemprot sebelum mendarat

Formula insektisida aerosol yg digunakan

mengandung 2% d-phenothrin dan bersifat

knock down

(23)

5. DISINSECTING ON THE GROUND ON ARRIVAL

 Sebelum pesawat mendarat, pramugari memberi tahu

penumpang agar tetap duduk karena akan dilakuakn disinseksi pesawat

 Setelah pesawat mendarat, dan belum menurunkan

penumpang/muatan, petugas KKP naik dan menyemprot seluruh ruangan

 Makanan/minuman dan alat makan/minum harus

dilindungi dari kemungkinan kontaminasi

 Pintu pesawat tertutup selama 5 menit setelah

didisnseksi dan sistem ventilasi dimatikan

 Setelah penumpang turun, serangga yang mati

dikumpulkan untuk diidentifikasi jenis spesiesnya.

 Petugas KKP membuat lap tertulis stlh disinseksi

 Formula insektisida aerosol yg digunakan mengandung

(24)

Persyaratan pestisida/insektisida

yang digunakan :

Tidak merangsang ( non irritan)

Tidak menimbulkan bau kurang sedap

Tidak mudah terbakar 

Tidak menimbulkan resiko yang

(25)

Tidak menimbulkan keracunan pd

penggunaan berulang-ulang

Mempunyai spektrum luas

Mudah menyebar ke seluruh ruangan

(26)

Kriteria standar insektisida menurut

WHO :

Kaleng aerosol : dapat sekali pakai atau

dipakai berulang ulang dengan kapasitas

maksimal 490cc

Tidak mudah terbakar 

Tidak berpengaruh buruk terhadap

manusia dan pesawat udara

Daya bunuh terhadap serangga tinggi

(acceptable biological performance

standard)

(27)

UNTUK DISINSEKSI PESAWAT :

Dosis yg dipakai 35gram/m3 ruangan atau

10gram/1000 cubic feet

contoh : untuk menghapus serangga satu

pesawat dengan volume cabin 8000

cubicfeet diperlukan formula aerosol

sebanyak : 8000 x 10gram = 80 gram

(28)

Pembiayaan

Menjadi beban dan tanggung jawab

pemilik dan atau perusahaan pesawat

udara yang bersangkutan

(29)

Sertifikasi

Sertifikat disinseksi residual berlaku

selama 2 bulan

Sertifikat non residual (knock down)

berlaku untuk satu kali penerbangan atau

sesuai permintaan negara tujuan

(30)
(31)

Dilakukan bila dicurigai ada tikus pada

kejadian epidemiologi khusus dan

ditemukan adanya tikus terjangkit pes

dalam pesawat

Fumigan yang dianjurkan adalah CH3Br 

(methil bromide) dan sesudahnya pesawat

ditutup selama 5 jam

Dilakukan oleh tenaga terlatih

Dilakukan tindakan pengamanan terhadap

(32)
(33)

Dilakukan jika ada muntahan atau kotoran

lain, atau jika ada penyakit menular 

didalam pesawat

Disinfektan yang digunakan :

Sodium hypoclorite 10-15% : 100 mg / liter 

Formaldehyde 40% diencerkan menjadi

formaline 5%

HiBicet

(34)

Cara Disinfeksi Pesawat udara

 Kasus diare / kolera

1. Tempat yang terkena kotoran / kontak dilap dengan lar disinfektan, dibiarkan selama 30 menit, lalu dibilas dengan air hangat. Petugas menakai masker dan sarung tangan karet

2. Kain penutup tempat duduk penderita dan yang berdampingan (depan, belakang,

samping) dilepas, direndam dlm lar disinfektan selama 1 jam, lalu dikeringkan di udara,

kemudian dicuci dan dikeringkan atau dibakar. Kursi dan karpet dibersihkan dengan vacum cleaner, dan debunya dibakar 

(35)

3. Sistem persediaan air dikeringkan dan di disinfeksi dengan lar disinfektan 50mg/liter selama 30 menit atau 200 mg/liter selama 3 menit

4. Instalasi toilet dikeringkan, digelontor dan diberi bakterisida, dan dibiarkan selama 2 jam

 Kasus yang Penularannya melalui DROPLET

(meningitis, SARS, Flu Burung)

1. Menyemprotkan lar disinfektan ke tempat duduk penderita dan sampingnya (2 kursi disamping

kanan kiri, depan belakang)

(36)
(37)

 IHR 2005 :

“ Setiap bandara harus dilengkapi dengan penyediaan air minum (pure drinking water) yang disuplai oleh

sumber yang disetujui administrator kesehatan, untuk penggunaan umum dan konsumsi pesawat udara “

 Kran untuk suplai pesawat berada di lokasi khusus dan

terpisah serta menggunakan selang khusus

 Pengangkutan menggunakan mobil khusus

 Selang untuk ke pesawat harus selalu terendan klorin 50

(38)
(39)

Sumber dari katering khusus bersetifikat C

dari kantor KKP

Menggunakan mobil khusus dilengkapi

sistem pendinginan

Segera dikirim ke pesawat

(40)

Makanan Bagi Penumpang

 Makanan dingin harus disimpan dalam modul2

yang didinginkan atau kontainer yang diberi kepingan dry ice

 Makanan panas untuk penerbangan jarak

pendek disimpan dlm oven agar tetap panas

 Makanan panas untuk penerbangan jarak jauh

harus didinginkan dan dibekukan, kemudian dipanaskan dlm oven jika hendak disajikan

  Awak pesawat harus menangani pesawat

(41)

Makanan Bagi Awak Pesawat

Makanan harus berasal dari tempat yang

sehat, kualitas makanan terjamin

kesehatannya dan dikelola dengan sehat

Makanan pilot HARUS berbeda jenisnya

dengan makanan co pilot dan berasal dari

sumber yang berbeda pula

(42)

PEMBUANGAN KOTORAN CAIR

DAN SAMPAH PADAT

Referensi

Dokumen terkait

Koentjaraningrat (1984) menambah- kan model pengasuhan yang biasa dilaku- kan para orang tua Jawa pada anak-anak- nya, yaitu: (1) “menyuap” anak dengan menjanjikannya

Pada topik ini dipilih produk minyak kelapa sawit atau CPO (HS 1511) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang yang besar untuk

Hak atas tanah sebesar USD 826.581 per 31 Desember 2013 dan sebesar USD 827.759 per 31 Desember 2012, sebesar USD 814.812 per 1 Januari 2012 merupakan beban legal atas perpanjangan

Apoteker dapat menggunakan wawancara motivasi untuk membantu pasien mengatasi masalah terkait pengelolaan diabetes melitus (DM) tipe 2, terutama pasien dengan

I Joko Dewanto Kajian awal Pengembangan Model dan Strategi e- Marketing UKM di Indonesia. Pemodelan Terapan Teknologi Informasi Melalui Produk Kreatif Sebagai Upaya Inspirasi

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen – komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam baik dari tumbuhan, hewan dengan pelarut organik tertentu.. Proses

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat terlihat bahwa banyak faktor yang berhubungan efektivitas kerja guru. Namun peneliti menganggap hal yang paling penting

Penggunakan RP dianggap lebih murah dibandingkan dengan pupuk superfosfat (SP 36) yang merupakan pupuk pabrik. 3) Pupuk Kalium (K), sumber hara yang banyak digunakan adalah pupuk MOP