• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMASANG,MENGUJI DAN MEMPERBAIKI SISTEM PENERANGAN DAN WIRING OTO.KR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMASANG,MENGUJI DAN MEMPERBAIKI SISTEM PENERANGAN DAN WIRING OTO.KR"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF

SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN

MEMASANG,MENGUJI DAN

MEMPERBAIKI SISTEM

PENERANGAN DAN WIRING

OTO.KR05.007.03

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

(2)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 1 dari 46

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...

BAB I PENGANTAR ...3

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 3

1.2. Penjelasan Modul ... 3

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ... 4

1.4. Pengertian-pengertian Istilah ... 5

BAB II STANDAR KOMPETENSI...6

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2. Pengertian Unit Standar ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

2.3.1. Judul Unit ... 2.3.2. Kode Unit ... 2.3.3. Deskripsi Unit ... 2.3.4. Elemen Kompetensi ... 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ... 2.3.6. Batasan Variabel ... 2.3.7. Panduan Penilaian ... 2.3.8. Kompetensi Kunci ... BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ...12

3.1. Strategi Pelatihan ... 12

3.2. Metode Pelatihan ... 13

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ...14

4.1.Teori Atom Listrik ...14

4.2. Arus ... 17

4.3. Tegangan ... 19

4.4. Tahanan ... 20

4.5. Ohm ... 20

4.6. Rumus hukum Ohm ... 22

4.7. Mengukur ukuran listrik ... 23

4.8. Prosudure pengoperasian tester ... 28

4.9. Prosudure diagram sirkuit ... 33

(3)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 2 dari 46

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI ...45

5.1. Sumber Daya Manusia ... 45

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ... 46

(4)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 3 dari 46

BAB I PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT)

Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri :

• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.

• Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

Isi Modul

Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi

• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

(5)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 4 dari 46

• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :

• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja

Pada pelatihan individual /mandiri, peserta pelatihan akan :

Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan

Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja

Memberikan jawaban pada buku kerja

Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja

Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ( RCC )

• Apakah pengakuan kompetensi terkini ( Recognition of Current Competency)

Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan

kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

(6)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 5 dari 46

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah

Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang ( review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan

membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh

Lembaga Sertifikasi Profesi.

Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

(7)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 6 dari 46

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari modul ini dilengkapi dengan modul-modul lain yang berhubungan, antara lain :

2.1.1.Modul 05-001-03,Menguji,memelihara/servis dan mengganti battery 2.1.2.Modul 05-02-03, Perbaikan ringan pada rangkaian / system kelistrikan 2.1.3.Modul 05-08-03, Memasang ,menguji, system pengaman kelistrikan 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi

Apakah Unit Standar Kompetensi?

Setiap Standar Kompetensi menentukan :

a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.

c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini?

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda

mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan

Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan.

(8)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 7 dari 46

2.3. Unit Standar Kompetensi Kerja Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

KODE UNIT : OTO.KR05.007.01

JUDUL UNIT : Memasang, Menguji dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

DESKRIPSI UNIT : Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemasangan wiring, menguji dan memperbaiki. Standar ini hanya diterapkan pada sistem bertegangan rendah.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Memasang sistem

penerangan dan

wiring kelistrikan

1.1 Pemasangan dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya.

1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami.

1.3 Pemasangan/bahan yang sesuai.

1.4 Sistem kelistrikan dipasang dengan menggunakan peralatan, dan tehnik yang sesuai.

1.5 Seluruh kegiatan instalasi/pemasangan dilaksanakan

berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures),

undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

(9)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 8 dari 46

02 Menguji sistem

kelistrikan 2.1 Sistem kelistrikan diuji tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem. 2.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan

dipahami.

2.3 Tes/pengujian dilakukan untuk menentukan kesalahan/kerusakan dengan menggunakan peralatan dan tehnik yang sesuai.

2.4 Mengidentifikasi kesalahan dan menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

2.5 Seluruh kegiatan pengujian dilaksanakan

berdasarkan SOP (Standard Operation

Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan

dan Kesehatan Kerja), peraturan

perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan.

03 Memperbaiki sistem

kelistrikan 3.1 Sistem kelistrikan diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya. 3.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan

dipahami.

3.3 Perbaikan yang perlu dilaksanakan menggunakan peralatan, tehnik dan bahan yang sesuai.

3.4 Seluruh kegiatan perbaikan/repair dilaksanakan

berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures),

undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan

Kerja), peraturan perundang-undangan dan

(10)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 9 dari 46

Batasan Variabel

1. Batasan Konteks

Standar kompetensi ini digunakan untuk sistem kelistrikan bertegangan rendah yang dipasang pada kendaraan ringan.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk: 2.1 spesifikasi pabrik kendaraan.

2.2 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan. 2.3 kebutuhan pelanggan.

2.4 undang-undang pemerintah. 3. Pelaksanaan K 3 harus memenuhi:

3.1 undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) 3.2 ketentuan di bidang industri.

4. Sumber– sumber dapat termasuk:

4.1 peralatan tangan/hand tools, perlengkapan penguji termasuk multimeter dan lampu tes.

4.2 peralatan bertenaga/power tools, peralatan bertenaga udara/air tools, peralatan khusus untuk melepas/menyetel.

5. Kegiatan:

Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi:

5.1 menguji dan mengukur kelistrikan.

5.2 menemukan kesalahan menggunakan pendengaran, visual, dan penilaian terhadap fungsi kerusakan, korosi, keausan, dan kerusakan kelistrikan.

5.3 membaca dan menerjemahkan wiring diagram. 5.4 Penyolderan.

5.5 crimping/penjepitan kabel.

5.6 pemasangan/perbaikan komponen dan wiring. Panduan Penilaian

1. Konteks:

1.1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan.

(11)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 10 dari 46

1.2. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.

1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.

2. Aspek-aspek penting:

Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut yaitu memasang, menguji, dan memperbaiki wiring/penerangan pada kendaraan ringan

3. Pengetahuan dasar: 3.1. undang-undang K 3

3.2. pemahaman peraturan pemerintah 3.3. prosedur pemasangan

3.4. cara kerja sistem kelistrikan dan komponen yang sesuai untuk penggunaan 3.5. prinsip-prinsip kelistrikan dan penerapan pada wiring/penerangan

3.6. prosedur perbaikan sistem kelistrikan

3.7. prosedur pengujian dan penemuan kesalahan 3.8. persyaratan keselamatan diri

4. Penilaian praktek:

4.1. mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik

4.2. menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar dan aman 4.3. menguji dan mengidentifikasi kesalahan pada sistem kelistrikan

4.4. melaksanakan penyambungan listrik; crimping/penjepitan dan menyolder 4.5. memperbaiki sistem kelistrikan

4.6. memilih dan menggunakan bahan yang sesuai untuk

pemasangan/perbaikan sistem kelistrikan 4.7. memasang sistem kelistrikan

5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan:

5.1. melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan ketrampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas. 5.2. melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan

kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas.

5.3. melaksanakan tugas kompleks dan non rutin.

(12)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 11 dari 46

Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat

1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi - 3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1

4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok -

5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 1

6 Memecahkan masalah 2

(13)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 12 dari 46

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan / perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian

(14)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 13 dari 46

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar tersetruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

(15)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 14 dari 46

BAB IV

MATERI UNIT KOMPETENSI

Pengenalan Atom, Arus, Tegangan dan Tahanan Listrik

Materi ‘Listrik’ adalah sekumpulan teori dan hukum yang dibuat oleh ahli dalam usahanya untuk menjelaskan hasil dan pengamatan setelah bertahun-tahun melakukan percobaan.

Listrik merupakan salah satu bentuk tenaga yang tak dapat dilihat, walaupun pengaruhnya bisa berbentuk panas, magnit dan reaksi kimia. Pengaruh tersebut dipakai oleh alat-alat listrik kita sehari-hari untuk memberi kita sesuatu seperti cahaya, panas, gerak, batterei dan lain sebagainya.

Istilah dasar listrik seperti Tegangan, Arus, dan Tahanan dipakai untuk menggambarkan aspek-aspek listrik yang berbeda seperti kekuatan listrik (tekanan), gerak listrik dan lawan dari gerak.

Sebelum menjelaskan lebih jauh lagi istilah dasar, perlu untuk mengenal struktur ‘Rangkaian Dasar’ dan melihat ‘Teori Atom Listrik’

1. Teori Atom Listrik

Para ahli berpikir bahwa listrik diproduksi oleh partikel yang sangat kecil sekali yang bermuatan listrik, disebut elektron dan proton. Partikel-partikel tersebut sangat kecil untuk dilihat, tetapi ada disetiap benda. Proton ditemukan di pusat kumpulan atom

(16)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 15 dari 46

didalam inti. Elektron mengelilingi inti. inti juga berisi neutron yang tidak mempunyai muatan listrik.

Gabungan proton, elektron, dan neutron membentuk atom dasar. Semua benda yang kita ketahui menggunakan bermacam-macam atom dasar seperti bangunan yang tersusun untuk membentuk karakteristiknya sendiri-sendiri.

Inti (Nucleus)

Nucleus terdiri dari kumpulan atom yang sangat banyak. Proton dan neutron terkandung dalam nucleus. Electron mengelilingi sekitar nucleus.

1. Proton

Atom sendiri dapat dibagi dalam partikel yang disebut proton, elektron, dan neutron. Sebuah proton diasumsikan sebagai sebuah pertikel kecil yang bermuatan listrik positif. Proton merupakan bagian tengah, pusat, nucleus dari atom. Sejumlah proton didalam sebuah atom berbeda dari unsur yang satu dengan unsur lainnya. 2. Elektron

Sebuah elektron merupakan sebuah partikel kecil yang mempunyai muatan listrik negative. Elektron lebih berat daripada proton tetapi pengaruh listriknya benar-benar seimbang atau sama rata daripada proton.

Elektron memutari orbitnya disekitar nucleus dan mungkin dalam situasi tertentu bergerak dari satu atom menuju atom lainnya.

3. Neutron

Neutron adalah sebuah partikel didalam atom nucleus yang tidak mempunyai muatan listrik.

Pernah dikira susunannya menempel pada sebuah proton, tetapi saat ini neutron dianggap sebagai partikel yang terpisah. Neutron dan proton dipercaya sebagai dasar bangunan batu yang semuanya tersusun dari inti atom.

Atom Bermuatan Listrik

Atom terdiri dari jumlah proton dan elektron yang sama, bisa mengandung listrik netral atau seimbang.

Atom bisa menjadi tidak seimbang karena penyusunan kembali elektron, dan oleh karena hal tersebut mungkin bisa bermuatan ‘positive’ atau ‘negative’.

(17)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 16 dari 46

Ion dan Ionisasi

Definisi Apabila sebuah atom normal habis atau mencapai sebuah elektron, keseimbangan listrik terganggu dan atom menjadi terionisasi atau bermuatan listrik. Contoh: Atom Helium

Diagram 2. Atom Normal – Positif dan Negatif seimbang. 4 proton, 4 elektron

Diagram 3 Ion Positif (kekurangan elektron) Bermuatan positif

Diagram 4. Ion Negatif (kelebihan elektron) Bermuatan Negatif

Atom yang membawa muatan listrik disebut ion, proses pembentukan ion dinamakan ionisasi.

(18)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 17 dari 46

2. Arus

Teori Aliran Arus Elektron

Apabila kekuatan listrik (Voltase) diterapkan pada sebuah konduktor, elektron dari tiap-tiap atom menekan keluar dari orbitnya dan menjadi “elektron bebas” yang mampu berpindah ke atom yang lain

Diagram 5. Perpindahan elektron dari atom ke atom lain didalam konduktor

Perpindahan elektron disebut “Aliran Elektron”.

Elektron bergerak dari terminal negatif menuju terminal positif dalam sumber listrik pada rangkaian listrik.

Teori Aliran Arus Konvensional

Pada awalnya di tahun 1800-an para ahli tidak mengetahui tentang perpindahan elektron. Dan melalui perundingan konvensi mereka menganggap bahwa apa yang terjadi didalam konduktor yakni “Perpindahan Listrik dari Positif menuju Negatif”.

Teori aliran arus konvensional terkatung-katung terlalu lama, banyak ahli yang memperdebatkan bahwa teori aliran arus elektron tersebut tidak tentu benar, sehingga saat ini kita mempunyai dua teori.

Simbol elektronik dan kedua teori tersebut digambarkan dalam buku referensi. Catatan :

Tetapi kalau dijelaskan secara spesifik, teori aliran arus yang dipakai dalam pelajaran kelistrikan otomotif yaitu” Aliran Arus Konvensional”.

(19)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 18 dari 46

Istilah Listrik

Arus

Perpindahan Arus

Diagram 6. Aliran Arus

Apabila anda menyambung sebuah batterei dan lampu dengan menggunakan kabel tembaga seperti yang digambarkan diatas, lampu tersebut akan menyala. Hal ini disebabkan karena perpindahan (aliran) listrik dari terminal baterai, didalam kabel tembaga, lampu dan kembali lagi menuju batterei melalui terminal tembaga.

Ampere (amps)

Merupakan satuan pengukuran dari aliran arus listrik; sama dengan kata amp, huruf “I”, dan “A” juga dipakai untuk menunjukkan aliran arus.

Besaran Simbol Satuan Pengukuran Simbol

(20)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 19 dari 46

3. Tegangan Kekuatan Listrik (tekanan)

Diagram 7. Tegangan – Tekanan Listrik

Apabila sebuah lampu dihubungkan dengan batterei dan kabel, arus akan mengalir dari batterei menuju lampu dan lampu tersebut akan menyala.

Hal ini terjadi karena adanya kelebihan muatan negatif pada terminal negatif (-) dan berkurangnya muatan negatif pada terminal positif (+). Ketidakseimbangan muatan listrik tersebut menyebabkan tekanan listrik. Tekanan listrik menyebabkan aliran arus pada rangkaian tersebut.

Apabila terjadi ketidakseimbangan muatan listrik, pelepasan menyebabkan tekanan, beban, atau kekuatan listrik antara muatan positif dan negatif yang mencoba untuk menyeimbangkan kembali. Sebab kekuatan listrik potensial untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Perbedaan antara muatan listrik dinamakan ‘perbedaan potensial’ atau PD. Satuan pengukurannya yaitu volt dengan simbol V. Tekanan elektromotif juga dipakai dengan simbol E atau EMF.

Besaran Simbol Satuan Pengukuran Simbol

Perbedaan

potensial PD Volt E atau V

Tekanan

(21)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 20 dari 46

4. Tahanan Perlawanan dari aliran listrik

Diagram 8. Filamen lampu bolam memberikan perlawanan aliran arus.

Dalam sebuah rangkaian listrik, komponen seperti lampu bolam, akan membatasi aliran arus.

Seluruh komponen dan rangkaian listrik mempunyai tahanan yang akan menyebabkan perlawanan aliran arus.

Bagian tahanan dari tiap-tiap rangkaian dipakai untuk mengubah energi listrik menjadi bentuk lain.

Contoh: Bola Lampu - Cahaya

Coil - Magnit

Elemen - Panas

5. Ohm

Satuan pengukuran ini dipakai untuk tahanan aliran arus. Juga diwakili dengan huruf “R” atau simbol Ω.

Besaran Simbol Satuan Pengukuran Simbol

Tahanan R Ohm Ω

(22)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 21 dari 46

Hukum Ohm menyatakan bahwa arus yang mengalir pada suatu rangkaian sebanding dengan tegangan pada rangkaian dan berbanding terbalik dengan resistansi rangkaian dalam keadaan konstan.

George Ohm dalam experimennya menunjukkan adanya hubungan atara tegangan, arus, dan tahanan.

Diagram berikut ini menunjukkan penjelasan yang lebih mudah dari apa yang telah diterangkan sebelumnya.

Diagram 9. Perubahan Tegangan.

Apabila kita meningkatkan tegangan dalam sirkuit, arus juga akan meningkat. Apabila kita menurunkan tegangan didalam sirkuit, arus akan turun juga.

Catatan:

Untuk mempermudah penjelasan, perlu diingat bahwa tahanan lampu tetap konstan.

(23)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 22 dari 46

Jika kita meningkatkan tahanan dalam sirkuit, arus akan menurun. Jika kita menurunkan tahanan dalam sirkuit, arus akan meningkat.

Catatan:

Tegangan tetap konstan.

6. Rumus Hukum Ohm

George Ohm juga menyatakan dalilnya dalam bentuk rumus. Ini merupakan rumus dasar yang digunakan untuk menghitung nilai listrik. Nilai tersebut bisa dihitung selama dua nilai lainnya diketahui.

Rumus : I = E R

Dimana I = Arus listrik diukur dalam ampere. E = Tekanan listrik diukur dalam Volt.

R = Hambatan/Tahanan diukur dalam Ohm.

Untuk menentukan tegangan jika arus dan tahanan diketahui, kita ubah rumus sebelumnya.

E = I x R

Juga bisa diubah untuk menentukan tahanan jika arus dan tegangan diketahui. R = E

I

Cara yang mudah untuk mengingat dasar Hukum Ohm yaitu mengingat lingkaran kecil yang ditunjukkan pada diagram dibawah ini.

Jika anda mengetahui adanya dua nilai dalam sirkuit, anda dapat menentukan salah satu yang hilang dengan menggunakan rusmus Hukum Ohm dan berikut prosedurnya.

(24)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 23 dari 46

1. Tutuplah hruf yang tidak diketahui nilainya.

2. Gantilah huruf sisanya dengan nilai yang sudah diketahui

3. Pecahkan nilai yang hilang dengan menggunakan Rumus Hukum Ohm.

Diagram 11. Penggunaan Rumus Hukum Ohm.

7. Mengukur Ukuran Listrik

Pendahuluan

Instrumen percobaan dasar yang digunakan untuk mendiagnosa masalah dalam sirkuit listrik yaitu Voltmeter, Ohmmeter, dan Ammeter. Supaya cakap dalam memperbaiki kendaraan, perlu meningkatkan pemahaman meter ini.

Operasi Dasar

Tanpa menggunakan meter listrik tertentu, sebenarnya tidak mungkin dapat mendiagnosa kesalahan secara akurat dalam kendaraan bermotor, memeperbaiki beberapa komponen, atau menyesuaikan listrik dari berbagai jenis unit kontrol. Penting sekali bagi anda untuk mengenal secara lengkap karakteristik dan penggunaan sebuah bentuk instrumen percobaan. Yang paling banyak digunakan yaitu Voltmeter, Ammeter, dan Ohmmeter.

Ada dua bentuk susunan atau desain meter, analog dan digital. Masing masing alat ukur tersebut saat ini banyak digunakan dalam industri.

(25)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 24 dari 46

Voltmeter

Volmeter digunakan untuk mengukur tegangan (tekanan listrik) antara dua titik dalam sirkuit listrik.

Voltmeter bisa digunakan untuk mengukur tingkat tegangan yang ada dalam batterei. Voltmeter juga digunakan untuk mengukur turunnya tegangan dalam sirkuit.

Diagram 12. Voltmeter dihubungkan parallel dengan sirkuit yaitu positif ke positif, negatif ke negatif.

(26)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 25 dari 46

Skala Voltmeter

Voltmeter digunakan untuk test otomotif yang mempunyai skala yang menunjukkan lebih dari satu tingkat tegangan.

Diagram 13. Sambungan Voltmeter Mengukur Tegangan

Jika nilainya tidak diketahui, pilihlah nilai tertinggi pada saklar putar. Hal ini akan mencegah rusaknya meter tersebut.

Hubungkan Voltmeter positif (+) (merah) pada batterei positif (+) dan negatif (-) (hitam) pada negatif (-) batterei.

Tempatkan skala yang sesuai:

(Skala 0 – 20) (Skala 0 – 50) Sistem 12 Volt Sistem 24 Volt

Ammeter

Ammeter digunakan untuk mengukur aliran arus dalam sirkuit listrik.

Ammeter dihubungkan seri dengan sirkuit. Putuskan sirkuit, kemudian sambung kembali dengan Ammeter.

Penggunaan Ammeter

Sirkuit yang akan ditest diatur dalam keadaan “OFF” (putuskan sirkuit dengan batterei atau pada hubungan dalam rangkaiannya).

(27)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 26 dari 46

Atur saklar (knob) putar pada skala tertinggi.

Hubungkan jarum penduga/probe positif + (merah) pada pada input +supply (sisi baterai) dan jarum penduga negatif - (hitam) pada sambungan input komponen.

Nyalakan rangkaian beban dan perhatikan penyimpangan yang ditunjukkan oleh jarum meter.

Jika pembacaan meter berada di bawah range, matikan rangkaian dan pindahkan saklar putar pada tingkat yang lebih kecil. Dengan demikian akan diperoleh hasil pembacaan yang lebih akurat.

Hitung pembacaan meter dengan membaca skala range dan pembagian skala.

Ohmmeter

Ohmmeter digunakan untuk mengukur resistansi komponen atau rangkaian. Ohmmeter juga dapat dipergunakan untuk mengetes saklar, kabel dan sekering untuk mengetahui apakah terputus serta rangkaian terbuka.

Perubahan skala tidaklah linier. Catatan :

Ke arah kanan perubahan hanya menandakan 1 satuan (terhadap nilai yang ditunjukkan oleh saklar putar)

Ke arah kiri perubahan menunjukkan nilai yang lebih besar dari 100 atau 1000 kali.

Diagram 14. Ohmmeter

Ohmmeter harus memiliki sendiri baterai karena ohmmeter mengukur resistansi dengan mengalirkan arus melalui resistor. Oleh karena itu pada saat mengetes sebuah

(28)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 27 dari 46

komponen atau rangkaian dengan menggunakan ohmmeter, sumber power supply harus diputus.

Ohmmeter mempunyai skala range yang menunjukkan lebih dari satu range nilai tahanan. Untuk menghitung resistansi, pembacaan pada skala dikalikan dengan nilai saklar putar yang dipilih.

Persiapan Penggunaan Ohmmeter 1. Pilih range yang dikehendaki. 2. “Nolkan” meter.

Untuk melakukannya :

Diagram 15. Hubungkan kedua jarum penduga.

Diagram 16. Gunakan ‘penyesuai titik nol” hingga pembacaan meter menunjukkan angka nol.

(29)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 28 dari 46

Catatan :

Meter harus disetel pada angka nol setiap kali merubah skala range.

8. Prosedur Pengoperasian Tester Ohmeter

PERINGATAN : Untuk melindungi Ohmmeter terhadap kerusakan elektronis yang permanen ikuti langkah-langkah berikut dengan hati-hati.

Catatan :.

Jangan sekali-kali menghubungkan Ohmmeter pada rangkaian yang beraliran arus. Putuskan hubungan power supply pada rangkaian.

1. Hubungkan tester pada komponen atau rangkaian yang hendak dites. 2. Pilih skala yang paling sesuai.

3. Agar diperoleh akurasi maksimum nol-kan ohmmeter jika mengganti range.

4. Jika diperoleh pembacaan pada skala range yang sesuai, lihat nilai meter dan hitung resistansi dengan mengalikannya dengan nilai saklar range.

(30)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 29 dari 46

Diagram 17. Pengoperasian Ohmmeter Multi Meter

Multimeter yang digunakan pada dasarnya ada dua (2) macam, yaitu tipe analog dan tipe digital. Masing-masing mempunyai kegunaan yang sama, keduanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan, tahanan (ohm) dan aliran arus (ampere).

Meter-meter analog dihubungkan, dirubah skalanya dan diatur (dinolkan) sama seperti meter analog yang telah disebutkan di muka.

Penggunaan Multimeter Digital

Multimeter digital memiliki penggunaan yang luas. Multimeter digital jauh lebih akurat daripada multimeter tipe analog. Meter macam ini memiliki pilihan saklar range untuk memilih kuantitas yang akan diukur (tegangan, arus, resistansi, dan lain-lain).

Meter yang ditunjukkan pada gambar berikut tidak memiliki skala range untuk tiap pilihan pengukuran. Meter ini autoranging

(31)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 30 dari 46

Penggunaan Meter

Diagram 18. Multimeter Digital Tombol Range

(32)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 31 dari 46

Pengukuran Tegangan

Pilih DC V(arus searah) pada tombol range, pasang probe/colok merah positif (+) pada terminal positif baterai. Pasang probe hitam negatif (-) pada negatif baterai. Pembacaan

tegangan akan ditampilkan di layar meter.

Diagram 19. Sambungan Voltmeter.

Pengukuran Arus Catatan :

Multimeter digital tidak bisa mengukur aliran arus besar, biasanya paling besar 10 ampere.

Pilih Am pada skala range. Lepaskan probe/jarum penduga merah positif (+) dan pasang pada terminal 10A. Matikan power supply dan putuskan hubungannya pada rangkaian dan hubungkan probe-probe meter dalam hubungan seri, nyalakan catu daya dan baca nilai yang ditunjukkan meter.

(33)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 32 dari 46

Diagram 20. Sambungan Ammeter

Pengukuran Tahanan

Lepaskan baterai. Pilih skala meter pada Ω (ohm). Hubungkan probe/jarum penduga pada kedua ujung komponen. Pembacaan akan ditampilkan dalam Ω, KΩ (K=1000), atau MΩ (M=mega/juta). Selalu matikan meter jika tidak sedang digunakan.

(34)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 33 dari 46

Hubungkan probe/jarum penduga pengukur seperti yang ditunjukan pada gambar. Satuan tahanan ditunjukkan pada layar dalam Ω, KΩ atau MΩ.

Yakinkan bahwa alat yang diukur tidak terhubung dengan baterai, jika terjadi maka bisa timbul kerusakan pada meter.

9. Prosedur Diagram Sirkuit

Diagram Sirkuit

Kegiatan :

Dalam program ini anda akan diberikan pelatihan yang terdapat pada bacaan dan identifikasi informasi yang relevan, dan menggambar kembali rangkaian sekurang-kurangnya pada bentuk yang lengkap. Dengan menggambar dapat membantu anda dalam memahami rangkaian, dengan mengurangi rangkaian dapat mempermudah membaca isi dari bentuk informasi yang relevan.

Sketsa Rangkaian Automotif

1. Tujuan dari sketsa rangkaian

i. Sketsa rangkaian adalah peralatan yang sangat penting untuk membantu anda dalam membetulkan rangkaian listrik secara benar dan efesien.

ii. Sketsa rangkaian menunjukkan setiap pemutus, penyambungan dan memberikan komponen pada sebuah rangkaian.

iii. Sketsa rangkaian menunjukkan beberapa perlengkapan lain dengan menggunakan pengabelan, sikring dan nilai massa dengan salah satu yang anda periksa.

2. Simbol Rangkaian

Untuk mengidentifikasi komponen pada sketsa rangkaian.

Simbol biasanya digunakan untuk menggambarkan bentuk atau fungsi dari komponen.

Perhatikan beberapa contoh di bawah ini : (Sketsa 1) Catatan :

(35)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 34 dari 46

Pabrikan menggunakan simbol menurut mereka dan variasinya. Contoh-contoh Simbol :

(36)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 35 dari 46

Sketsa Rangkaian

Beberapa sketsa sederhana dan mudah dibaca seperti salah satu sketsa di bawah ini. (sketsa 2).

(37)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 36 dari 46

Sketsa rangkaian yang lain mungkin lebih lengkap dan dapat dijadikan cover beberapa halaman.

Untuk membantu, menempatkan, memproses dan malacak rangkaian bervariasi yang digunakan.

i. Keterangan (index): selalu ditempatkan di halaman depan bagian skema dari susunan bagan bengkel manual dan digunakan untuk menunjukkan nomor halaman dimana rangkaian dapat ditemukan. (Sketsa 3)

(38)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 37 dari 46

ii. Penunjuk Posisi : masing-masing halaman dapat ditandai dengan penunjuk posisi, pekerjaan ini sama dengan sebuah penunjuk jalan dengan alpabhet atau nomor. (Sketsa 4(a) & (b)).

(39)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 38 dari 46

iii. Kelanjutan sketsa: Pada sketsa dimana rangkaian boleh berkelanjutan melebihi nomor halaman, tanda panah menunjuk ke arah instruksi lokasi sketsa yang baru.

Gambar 26. Instruksi pilihan lain Petunjuk rangkaian pada sketsa pengabelan

Untuk menunjuk rangkaian anda dapat membaca langkah-langkah berikut, (eg. Sketsa 6 – lampu penggerak)

Identifikasi:

ii. Identifikasi komponen pokok pada rangkaian.

iii. Dari baterai ikuti rangkaian ke arah komponen tersebut. iv. Tampilkan komponen minor di dalam rangkaian

v. Ikuti masing-masing cabang rangkaian yang digunakan vi. identifikasi jika cabang itu relevan.

(40)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 39 dari 46

Catatan:

Selalu memasukkan simbol komponen massa dan catatan jika nilai massa komponen dalam keadaan biasa.

Gambar 27. Penunjuk Rangkaian 3. Menggambar Sketsa Rangkaian sederhana

Gambar rangkaian dengan cara yang sederhana :

i. Gambar baterai dan massa di samping kiri halaman. ii. Gunakan garis lurus

(41)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 40 dari 46

Gambar 28. Gambar Sketsa Rangkaian

iii. Gambar rangkaian di sebelah kanan dan /atau ke halaman bawah. iv. Gunakan simbol yang diakui oleh industri otomotif.

Gambar 29. Sketsa Lengkap

v. Tempatkan komponen dan ubah tiap melewati halaman.

Gambar 30. Sketsa dengan tambahan label vi. Masing-masing label di ubah identifikasinya.

(42)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 41 dari 46

10. Macam – macam Wiring Wiring Lampu Penerangan ( Lampu Kepala )

(43)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 42 dari 46

(44)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 43 dari 46

(45)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 44 dari 46

(46)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 45 dari 46

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :

a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.

d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :

a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.

b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.

c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja / sesama peserta pelatihan

Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun

semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

(47)

Judul Modul: Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

Buku Informasi Versi: 18-05-2006 Halaman: 46 dari 46

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :

- Abdul Mukti Drs, (1998), Dasar menyolder, Dep DIk Bud, Jakarta

- Dwi Indra Purnama (1995), Melayani Sistem Audio Pada Kendaraan, Jakarta.

- Robert Bosch GmbH (1978), Technische Unterrichtung Funkentstorung, Stuttgart, Germany.

- Thomas Ulrich (1988) Job Sheet Listrik Bodi Standard, VEDC Malang, Malang.

- Team, (2002) Audio Mobil ( Heat unit Ganda dan dukungan TV ), PT Dian Rakyat, Jakarta.

- Team, (2002), Sistem Audio Mobil Sport,PT Dian Rakyat, Jakarta.

- Yosef W Tenbush (1987) Memasang Sendiri Sistem Audio Mobil, Gramedia, Jakarta.

5.3. Peralatan dan Bahan.

5.3.1 Bahan yamg digunakan

• Meja Kelistrikan

• Lampu kepala

• Fuse/sekering

• Fusible link

• Relay lampu 4 kaki

• Isolator

• Pelindung kabel

• Clam kabel

• Kabel .

5.3.2. Alat Yang Digunakan

• Avometer

• Tang lancip

• Diagonal cutter

• Kunci ring

• Obeng plus dan minus

• Tang kabel

Gambar

Gambar 1. Struktur Atom
Diagram 2.  Atom Normal – Positif dan Negatif seimbang.
Diagram 6. Aliran Arus
Diagram 7. Tegangan – Tekanan Listrik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

Standar Kompetensi Lulusan berbasis KKNI adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja

KOMPETENSI kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan..