• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DlREKSl PT PLN (PERSERO) NOMOR : 1234.KIDIW2011 TENTANG. PERUMAHAN Dl LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DlREKSl P'r PLN (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT PLN (PERSERO) KEPUTUSAN DlREKSl PT PLN (PERSERO) NOMOR : 1234.KIDIW2011 TENTANG. PERUMAHAN Dl LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO) DlREKSl P'r PLN (PERSERO)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PT PLN (PERSERO)

KEPUTUSAN DlREKSl PT PLN (PERSERO)

NOMOR : 1234.KIDIW2011

TENTANG

Menirnbang

Mengingat

PERUMAHAN Dl LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)

DlREKSl

P'r

PLN (PERSERO)

: a. bahwa kebijakan Perumahan di lingkungan PT PLN (Persero) yang diatur berdasarkan Keputusan Direksi Perusahaan Urnurn Listrik Negara Nomor : 0761DIR11979-R tanggal 2 Juli 1979 dan telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nornor '

:

285. WDlRl2009 tanggal 7 Desember 2009,

dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan Perusahaan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan; b. bahwa berdasarkan pertirnbangan sebagairnana dimaksud dalam

huruf a di atas, perlu menetapkan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) tentang Perumahan di Lingkungan PT PLN (Persero).

Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;

Undang-undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

Undang-undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;

Peraturan Pemerintah RI Nomor 10 Tahun 1989 tentarlg Penyediaan dan Pemanfataan Tenaga Listrik Sebagaimana Telah Diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah RI Nornor 26 Tahun 2006;

Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi PLN Perseroan (Persero);

Peraturan Pernerintah RI Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pernbubaran Badan Usaha Milik Negara;

Anggaran Dasar PT PLN (Persero);

Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP- 58/MBU/2008 jo Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-252/MBU/2009 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi PLN Perseroan (Persero) PT PLlV Listrik Negara;

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per- 02/MBU/2010 tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap Badan Usaha Milik Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-06/NIBU/2010;

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001. W030/DIR/1994 tentang Pernberlakuan Peraturan Sehubungan dengan Pengalihan Bentuk Hukum Perusahaan;

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.WDIR/2009 tentang Batasan Kewenangan Pengarnbilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero);

(2)

12. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 01 7. WDIRl2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah denggn Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 055. WDIRl2010;

13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1233.WDIR12011 tentang Tata cara penghapusbukuan dan pemindahtanganan aktiva tetap PT PLN (Persero).

Menetapkan : KEPUTUSAN DlREKSl PT PLN (PERSERO) TENTANG PERUMAHAN Dl LINGKUNGAN PT PCN (PERSERO).

Pasal I Ketentuan Urnurn

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan

1. PLN adalah PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, SH Nornor 169 Tahun 1994 beserta perubahannya.

2. Menteri adalah menteri yang ditunjuk danlatau diberi kuasa untuk mewakili Pemerintah selaku Pemegang Saham negara pada PLN dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. 3. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RLlPS adalah Organ PLN yang

mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas danlatau Anggaran Dasar PLN.

4. Dewan Komisaris adalah Organ PLN yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasihat kepada Direksi, yang terdiri dari beberapa anggota Dewan Komisaris dan seorang diantaranya diangkat sebagai Komisaris Utama.

5. Direksi adalah Organ PLN yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan PLN untuk kepentingan PLN sesuai dengan maksud dan tujuan PLN serta mewakili PLN baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar yang terdiri dari beberapa orang Direktur dan seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.

6. Anak Perusahaan yang selanjutnya disebut AP adalah Anak Perusahaan PLN yang sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen) dimiliki oleh PLN.

7. Pegawai adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat dan diberi penghasilan menurut ketentuan yang berlaku di PLN.

8. Jabatan adalah suatu kumpulan tugas kewajiban dan tanggungjawab secara keseluruhan yang dibebankan kepada pemegang atau pemangku jabatan, sebagaimana ditetapkan daPam Keputusan Direksi.

9.

Pejabat adalah Pegawai yang diangkat oleh Direksi dan diberikan jabatan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi.

10. Pemimpin Unit Bisnis PLN adalah sebutan pemangku jabatan struktural yang memiliki kewenangan dan sebagai penanggung jawab Unit Bisnis.

11. Pensiunan adalah Pegawai yang berhenti bekerja dari PLN.

12. Penghuni Sah adalah Pejabat, Pegawai atau Pensiunan yang namanya tercantum dalam Surat ljin Penempatan (SIP).

13. Rumah Dinas adaPah rumah milik PLN yang ditetapkan peruntukannya untuk ditempati oleh Pejabat dan Pegawai sebagai Penghuni Sah.

(3)

14. Penghapusbukuan adalah setiap tindakan menghapuskan Rumah Dinas dari pembukuan atau neraca PLN.

15. Pemindahtanganan adalah setiap tindakan mengalihkan Rumah Dinas yang mengakibatkan beralihnya hak kepemilikan atas Rumah Dinas dimaksud kepada pihak lain.

16. Penjualan adalah setiap tindakan pemindahtanganan Rumah Dinas dengan menerima pembayaran dalam bentuk uang.

17. Penawaran umum adalah penjualan Rumah Dinas yang ditawarkan secara terbuka kepada masyarakat danlatau badan hukum sebagai calon pembeli.

18. Penawaran terbatas adalah penjualan Rumah Dinas yang ditawarkan kepada beberapa pihak terbatas sekurang-kurangnya 2 (dua) caion pembeli potensial.

19. Penunjukan langsung adalah penjualan Rumah Dinas yang dilakukan secara langsung kepada satu calon pembeli.

20. Tim Penaksir Harga adalah tirn yang dibentuk oleh Direksi atau Pejabat yang diberi kewenangan oleh Direksi, untuk menetapkan taksiran harga minimum Rumah Dinas yang akan dijadikan dasar penetapan harga jual Rumah Dinas.

21. Lumpsum adalah pembayaran tunai dan sekaligus serta tidak mengandung unsur natura.

Pasal2 Maksud dan Tujuan

(1). Maksud ditetapkan Keputusan ini, adalah rnengatur Perumahan PLN yang sebelurnnya rnerupakan Rumah Jabatan, Rumah lnstalasi dan Rumah Dinas serta rumah yang akan disediakan oleh PLN berdasarkan Keputusan ini.

(2). Tujuan ditetapkan Keputusan ini adalah sebagai pedoman dalam penyediaan, pengelolaan dan penataan administrasi perumahan di lingkungan PLN.

Pasal3 Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Keputusan ini rneliputi 1. Penyediaan Rumah Dinas. 2. Peruntukan Rumah Dinas.

3. Luas Tanah dan Bangunan Rumah Dinas.

4. Fasilitas Sewa Rurnah Dinas. 5. Penempatan Rumah Dinas.

6. Penghapusbukuan dan Pernindahtanganan Rumah Dinas. 7. Persyaratan Penjualan Rumah Dinas.

Pasas 4

Penyediaan RumaR Binas

(1). Penyediaan Rumah Dinas adalah untuk mendukung efektivitas tugas-tugas operasional PLN. (2). Penyediaan Rurnah Dinas dilakukan dengan cara menyediakan rumah dengan rnemperhatikan

hal-ha1 sebagai berikut :

a. lokasi strategis dan representatif, tingkat jabatan, ukuran luas tanah dan bangunan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah;

(4)

b. lokasilkornplek pusat-pusat pernbangkit tenaga listrik, gardu induk dan instalasi ketenagalistrikan lainnya dan di lokasilkornplek kantor PerseroIPusdiklatlUdiklat.

(3). Penyediaan Rurnah Dinas selain sebagairnana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan fasilitas sewa rurnah secara Lurnpsum.

(4). Penyediaan Rumah Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (I), (2) dan (3) disesuaikan dengan kernampuan Keuangan PLN.

Pasal5

Peruntukan Rumah Dinas

(1). Rurnah Dinas diperuntukan bagi Pejabat yang diangkat rnenduduki jabatan tertentu, yaitu: a. Pernirnpin Unit Bisnis;

b. Manajer Unit Bisnis Pelaksana.

(2). Rumah Dinas diperuntukan bagi Pegawai yang sifat pekerjaannya rnenangani atau secara langsung rnendukung pengoperasian instalasi ketenagalistrikan dan pegawai yang bertugas sebagai operator, instruktur, analisis, atau pengawas lapangan, pada :

a. Pernbangkit Listrik, Pusat Pengatur Beban, Unit Pengatur Beban, Unit Pengatur Distribusi; b. Gardu Induk, Transrnisi;

c. Pos Pengarnatan; d. Proyek;

e. Udiklat.

(3). Rurnah Dinas di lingkungan kornplek kantor PLN hanya dapat digunakan untuk operasional kantor dengan ijin tertulis dari Pernirnpin Unit Bisnis.

Pasal6

Luas Tanah dan Bangunan Rumah Dinas

(1). Luas maksirnurn tanah dan bangunan Rurnah Dinas yang akan dibangun atau disediakan ditetapkan sebagai berikut

:

a. Pemimpin Unit Bisnis dengan luas tanah 300 meter dan luas bangunan 200 meter;

b. Manajer Unit Bisnis Pelaksana dengan luas tanah 200 meter dan luas bangunan 150 meter; c. Harga bangunan maksimal satu milyar rupiah, apabila lebih harus ada ijin tertulis dari Direksi; (2). Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk luas tanah dan bangunan

Rumah Dinas yang telah ada sebelum berlakunya Keputusan ini.

Pasal7

Fasilitas Sewa Rumah Dinas

(1). Fasilitas sewa Rurnah Dinas diberikan secara Lumpsum kepada pejabat struktural : a. Untuk Kantor Pusat, 1 (satu) dan 2 (dua) tingkat dibawah Direksi;

b. Untuk Unit Bisnis, 1 (satu) tingkat dibawah Pemimpin Unit Bisnis; c. Manajer Sub Unit Bisnis Pelaksana.

(2). Besaran sewa Rurnah Dinas sebagaimana tersebut dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur yang bertanggung jawab dalarn bidang Sumber Daya Manusia yang selanjutnya akan diatur daDarn Edaran Direksi.

(5)

Pasal8

Penempatan Rumah Dinas

(1). Pejabat atau Pegawai yang menempati Rumah Dinas diberikan Surat ljin Penempatan (SIP) Rumah Dinas.

(2). Dalam ha1 Pejabat atau Pegawai yang menempati Rumah Dinas yang tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Keputusan ini wajib mengosongkan Rumah Dinas selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak diterbitkan Keputusan Direksi tentang Mutasi yang bersangkutan dan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak beriaku.

(3). Pejabat atau Pegawai yang menempati Rumah Dinas yang tidak lagi menjadi Pejabat atau Pegawai wajib mengosongkan Rumah Dinas selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak diterbitkannya Keputusan ini dan SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan tidak berlaku.

(4). Apabila Penghuni Sah Rumah Dinas yang bersangkutan tidak bersedia mengosongkan Rumah Dinas dalam waktu yang telah ditentukan pada ayat (2) dan (3), maka akan diselesaikan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Pasal9

Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Rumah Dinas

Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Rumah Dinas dilakukan berdasarkan Keputusan Direksi tentang Tata Cara Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap.

Pasal 1 0

Persyaratan Penjualan Rumah Dinas danlatau Tanah Kosong

(1). Rumah Dinas telah ditetapkan dalam Keputusan Direksi dan telah dimiliki oleh PLN sekurang- kurangnya selama 10 (sepuluh) tahun.

(2). Penghuni Sah atau calon pembeli Rumah Dinas telah memenuhi syarat :

a. Memegang Surat ljin Penempatan (SIP) atau ijin tertulis lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. Telah bekerja pada PLN sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) tahun; c. Belum pernah membeli rumah dari PLN;

d. Telah menempati rumah PLN berturut-turut selama 2 (dua) tahun;

(3). Atas Tanah milik PLN yang sebelum diterbitkannya keputusan ini telah dibangun oleh pemegang surat ijin memanfaatkan atau sejenisnya dapat dijual kepada pemegang surat ijin memanfaatkan atau sejenisnya tersebut, dengan memenuhi syarat :

a. Memegang Surat ljin Memanfaatkan atau sejenisnya atas tanah kosong; b. Telah bekerja pada PLN sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) tahun; c. Belum pernah membeli rumah atau tanah dari PLN;

d. Tahun perolehan tanah sekurang-kurangnya 15 (lima belas) tahun.

(4). Pemindahtanganan atas Tanah atau Rumah Dinas milik PLN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengikuti tata cara sebagaimana diatur dalam Pasal I I Keputusan ini.

Pasall1

Tata Cara dan Laporan Pelaksanaan Penjualan Rumah Dinas

(1). Tata cara penjualan Rumah Dinas diatur sebagai berikut :

a. Rumah Dinas yang telah memenuhi persyaratan untuk dijual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dan (2), diusulkan oleh masing-masing Pemimpin Unit Bisnis kepada Direktur Keuangan.

(6)

b. Apabila usulan Rurnah Dinas yang akan dijual dari masing-masing Unit Bisnis PLN dinilai telah rnemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) dan (2), rnaka usulan tersebut selanjutnya diajukan oleh Direksi kepada Dewan Kornisaris dan RUPS untuk mendapatkan persetujuan.

c. Setelah rnendapat persetujuan sebagaimana dimaksud dalarn butir b, selanjutnya Direksi dapat rnenetapkan harga penjualan dengan cara rnernbentuk Tim Penaksir Harga atau Jasa

Perusahaan Penilai.

d. Dalam ha1 dibentuk Tim Penaksir Harga, rnaka Tim tersebut beranggotakan wakil-wakil dari Kementerian BLIMN, PLN dan lnstansi lain yang dianggap perlu.

e. Hasil penaksiran harga dari Tim Penaksir Harga sebagaimana dimaksud pada butir d, digunakan oleh Direksi sebagai pedoman dalam penetapan harga penjualan masing-masing Rurnah Dinas.

f. Persetujuan harga penjualan Rurnah Din'as diberikan oleh Direksi kepada Kepala Divisi Akuntansi.

g. Pelaksanaan penjuaian Rurnah Dinas dilakukan langsung oleh Direksi atau Pirnpinan Unit Bisnis PLN masing-masing dengan Surat Kuasa dari Direktur Utama PLN.

h. Berdasarkan Keputusan Direksi tentang penjualan Rurnah Dinas, Penghuni Sah akan menerima surat pemberitahuan dan selanjutnya Penghuni Sah yang bersangkutan harus rnembuat pernyataan tertulis yang rnenyatakan bahwa yang bersangkutan berminat atau tidak berminat mernbeli Rumah Dinas.

i. Apabila dalarn waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya surat pernberitahuan tentang penjualan Rurnah Dinas sebagairnana dimaksud pada butir h, pernyataan terfulis dimaksud tidak disarnpaikan kepada PLN, maka Penghuni Sah yang bersangkutan dianggap tidak

berrninat mernbeli Rurnah Dinas.

j. Apabila Penghuni Sah tidak berminat rnembeli Rurnah Dinas yang dihuni sebagaimana dirnaksud pada butir i, rnaka Surat ljin Penempatan (SIP) Rumah Dinas akan dicabut.

k. Dalam ha1 Rurnah Dinas tidak dibeli oleh Penghuni Sah, rnaka Rumah Dinas harus sudah dikosongkan selambat-iambatnya 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal menyatakan tidak berminat.

I. Pernbeli Rurnah Dinas dibebani biaya dan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. m. Untuk Penjualan Rurnah Dinas PLN, dibuat Akta Jual Beli antara Direksi atau Pimpinan Unit

Bisnis PLN berdasarkan Surat Kuasa dari Direktur Utarna.

(2). Dalam ha1 penjualan sebagaimana dirnaksud pada ayat (4) tidak dapat dilaksanakan maka penjualan Rumah Dinas dapat dilakukan dengan cara penawaran umum, penawaran terbatas dan penunjukkan langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3). Pernbayaran harga penjualan Rumah Dinas dilakukan secara tunai dan sekaligus.

(4). Laporan pelaksanaan penjualan Rumah Dinas sebagairnana dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur sebagai berikut :

a. Dalarn jangka waktu selarnbat-larnbatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penandatanganan Akte Jual Beli sebagairnana dimaksud dalarn Pasal 41 ayat (1) butir m, Pimpinan Unit PLN yang melaksanakan penjualan Rurnah Dinas harus melaporkan kepada Direktur Utama PLN rnelalui Direktur Keuangan.

b. Berdasarkan laporan dari masing-masing Pirnpinan Unit Bisnis PLN, Direksi PLN cq Direktur Keuangan rnelaporkan pelaksanaan penjualan Rurnah Dinas tersebut kepada IVlenteri/RUPS dengan tembusan kepada Dewan Komisaris selambat-lambatnya 30 (tiga) puluh hari sejak diterirnanya laporan dari masing-masing Pirnpinan Unit PLN.

(7)

P a s a l l 2 Ketentuan' Peralihan

Pejabat atau Pegawai yang menempati Rumah Dinas, Rumah Jabatan dan Rumah Ynstalasi yang telah diubah statusnya menjadi Rumah Dinas tetap menempati Rumah tersebut selama yang bersarlgkutan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Keputusan ini.

Pasall3 Ketentuan Lain-lain

(1). Dasam ha! terjadi perubahan struktur organisasi dan sebutan jabatan yang ditetapkan dalam Keputusan Direksi, maka struktur organisasi dan sebutan jabatan yang diatur dalam Keputusan ini disesuaikan mengikuti perubahan tersebut.

(2). Keputusan ini juga berlaku untuk Pengaturan Perumahan di lingkungan AP.

(3). Pemimpin Unit Bisnis dilarang menerbitkan ijin kepada pihak selain Pegawai untuk menempati Rumah Dinas terhitung sejak diberlakukan Keputusan ini.

P a s a l l 4 Penutup

Pada saat Keputusan ini mulai berlaku, maka :

a. Keputusan Direksi Perum Listrik Negara Nomor : 076/DIR/1979-R tanggal 2 Juli 1979 tentang Pembakuan Rumah Dinas;

b. Keputusan Direksi Perum Listrik Negara Nomor : 037.K.7850.DIR/1992 tanggal 11 April 1992 tentang Kebijakan Perumahan di Lingkungan Perum Listrik Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomos : O03.W7850/DIR/1995 dan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 05I.W7850/DIR/1997 tanggas 1 Agustus 1997;

c. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 004.W7850/DIR/1995 tanggal 18 Januari 1995 tentang Ketentuan Penggolongan Rumah Jabatan, Rumah lnstalasi dan Rumah Dinas PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor :

052. W7850/DIR/ 1997 tanggal 1 Agustus 1997;

d. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 005.W7850/DIR/1995 tanggal 18 Januari 1995 tentang Penyediaan Rumah Jabatan dan Rumah lnstalasi Bagi Pejabat dan Pejabat dan Pegawai PT PLN (Persero);

e. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 285.t@1~1~12009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Biaya Pengosongan Rumah Dinas yang telah ditetapkan menjadi Rumah Jabatan dan Rumah lnstalasi PT PLN (Persero);

f. Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 002.El7850/DIR/1995 tanggal 18 Januari 1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjualan Rumah Dinas PT PLN (Persero),

dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 5 Agustus 201 1

WR Q U R UTAMA,

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa dengan BM kecil akan terperangkap di dalam pori-pori fase diam, sedangkan molekul dengan BM yang lebih besar akan keluar dari kolom terlebih

Untuk kinerja penumpang berdiri, jumlah terbesar penumpang berdiri di ruang tunggu dalam pada kondisi SOP adalah sebesar 131 orang, pada kondisi real sebesar 38 orang,

dan ikan lele secara luring yakni tatap muka langsung dengan masyarakat namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah yakni tetap memakai masker

Dalam penelitian skripsi ini penulis akan membahas mengenai referendum Inggris Raya yang diadakan pada tahun 2016 berkaitan dengan apakah Inggris akan meninggalkan atau keluar

Pada gambar 4, terlihat bahwa tidak ada lagi waktu waste yang tercantum dalam baris non value added karena seluruh waste telah direduksi, sehingga untuk proses penjadwalan

(4) Dalam hal usaha dan/atau kegiatan industri semen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan mesin dengan pembakaran dalam atau genset sebagai penunjang

Berdasarkan penelitian, pedagang Pasar Ngaliyan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa barokah menurut pedagang pasar Ngaliyan dibagi kedalam tiga

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa polimer termoplastik LLDPE dapat digunakan sebagai binder dalam pembuatan komposit magnet berbahan dasar