• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN PROSES ADAPTASI BARU NEW NORMAL DI SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN PROSES ADAPTASI BARU NEW NORMAL DI SALATIGA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

1945

EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN PROSES ADAPTASI

BARU

“NEW NORMAL” DI SALATIGA

Hanif Farhan Anafib (2201417085) Saras Prina Kameswari (2211417049) Fika Rahmadani (7111417032) Muhammad Ulul Azmi (7211417171) Sascia Ananda Dwi Indarwati (8111417077)

ABSTRAK

Kegiatan edukasi tentang New Normal bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek dalam masyarakat terkait kebiasaan baru dimasa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah ceramah dan sosialisasi langsung kepada masyarakat menggunakan poster yang berisi tentang informasi tertulis dilengkapi gambar atau ilustrasi yang mengedukasi. Poster ini digunakan untuk ceramah dan sosialisasi langsung dengan cara dibagikan secara online lewat media sosial ataupun di cetak kemudian diedukasikan sewaktu sosialisasi.

ABSTRACT

The aim of “New Normal” education activity is to gain the knowledge and application in the society related to the new habit in this covid-19 pandemic period. The method used are speech and direct socialization to the society using poster which contain written information with educative picture and illustration. This poster used in speech and direct socialization by online sharing through social media or printed out then educated on the direct socialization.

(2)

1946 Pendahuluan

Pada awal tahun 2020 muncul wabah yang memberi dampak besar di setiap aspek, yaitu wabah Covid-19. Salah satunya negara yang terdampak adalah Indonesia. Ada 155.412 orang yang tersebar di 34 provinsi positif Covid-19 dan 6.759 orang diantaranya meninggal dunia. Di Indonesia sendiri Pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana terhitung mulai tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 terkait pandemi virus ini dengan jumlah waktu 91 hari.

Langkah-langkah telah

dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan melakukan kebijakan lockdown (dalam KBBI diterjemahkan sebagai karantina wilayah) untuk membatasi penyebaran virus ini, kebijakan lockdown dimodifikasi sedemikian rupa. Ada yang menerapkan secara penuh, sebagian, atau lokal dan seminimal mungkin. Namun, mengubah perilaku sosial masyarakat bukanlah pekerjaan yang mudah. Masyarakat sudah terbiasa untuk melakukan banyak hal diluar rumah, bersama-sama, dan semua hal yang berbanding terbalik dengan kebijakan yang ada pada saat wabah Covid-19 ada. Semua serba dibatasi dan masyarakat tidak memiliki ruang gerak yang bebas. Segala aspek pun juga terdampak akibat adanya kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat ini, sehingga berdampak juga untuk Indonesia. Sehingga Pemerintah dengan ini mengeluarkan kebijakan yaitu “New Normal” untuk

menggantikan kebijakan yang

dianggap menimbulkan kerugian untuk masyarakat dan negara.

Istilah “New Normal” muncul seiring dengan pandemi Covid-19, pasalnya tidak ada yang dapat mengklaim kapan vaksin Covid-19 akan ditemukan. Sehingga sementara ini kelangsungan hidup normal sangat dibutuhkan. Selanjutnya. timbul istilah “New Normal”, termasuk di Indonesia. Sebenarnya istilah “New Normal” telah dijumpai sejak beberapa tahun lalu. Namun, belakangan ini “New Normal” timbul berkenaan dengan pandemic Covid-19. Ditegaskan bahwa “New Normal” adalah adaptasi proses sementara selama wabah Covid-19 dimana manusia akan memiliki kebiasaan baru dari pembelajaran dan proses adaptasi setelah pandemic Covid-19.

Kebijakan “New Normal”

memiliki beberapa tantangan yang

muncul terkait penerapannya

dimasyarakat, yatu tantangan pertama adalah, pemahaman yang beragam di masyarakat terkait “New Normal”. Tantangan kedua, belum adanya

kesadaran masyarakat untuk

mengimpelentasikan perilaku dalam tatanan hidup normal yang baru. Selain itu, rasa takut atas penularan virus Covid-19 juga bisa menjadi tantangan dari penerapan “New Normal”. Karena selama ini masyarakat merasa aman saat lebih banyak beraktivitas dirumah. Penerapan kebijakan “New Normal” ini telah dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, salah satunya di

(3)

1947

Kota Salatiga. Namun, pelaksanaan kebijakan “New Normal” tidak selamanya sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak yang menganggap “New Normal” ini adalah sebuah kebebasan dimana masyarakat bisa

melakukan semua hal tanpa

memikirkaan bahaya dari virus Covid-19. Masyarakat seakan sudah tidak memperdulikan adanya virus Covid-19 ditengah-tengah mereka. Hal ini menyebabkan angka kasus positif Covid-19 semakin meningkat. Padahal kebijakan ini juga sudah diimbangi dengan adanya protocol kesehatan, dimana masyarakat dapat melakukan berbagai hal secara normal namun tetap ada batasannya, seperti menjaga jarak, tidak membuat kerumunan, dan menggunakan masker saat diluar rumah. Memang hidup berdampingan dengan Covid-19 itu tidak mudah.

Semenjak adanya kebijakan

“New Normal” malah semakin

banyaknya manusia yang menimbulkan kerumunan dan tidak diperhatikannya protokol kesehatan yang ada. Maka, patut dipertanyakan tujuan di keluarkannya kebijakan “New Normal” ini sebenarnya untuk apa dan apakah di Indonesia ini penerapannya sudah tepat? Jika memang penerapan kebijakan ini belum sesuai, haruskah Pemerintah terjun langsung untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang belum tahu betul bagaimana kebijakan “New Normal” ini seharusnya dilaksanakan.

Kefektifan penerapan “New Normal” bisa dilihat bagaimana pelaksanaak Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) yang sudah diterapkan terutama di Indonesia. Tentunya penerapan kebijakan ini menimbulkan culture shock bagi masyarakat. Masyarakat dituntut agar dapat menyesuaikan dengan tatanan hidup “New Normal” ini. Pemerintah juga seharusnya memperhatikan beberapa hal terkait dengan penerapan kebijakan “New Normal” diantaranya bagaimana sarana dan prasaran yang tersedia.

METODE PENELITIAN

Metode pemecahan masalah dalam kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat

terhadap New Normal dengan

melakukan sosialisasi secara langsung maupun secara daring. Didalam sosialisasi tersebut masyarakat akan mendapatkan edukasi ceramah dan

diskusi yang nantinya akan

memperjelas informasi mengenai New Normal. Beberapa metode yang

digunakan untuk memecahkan

masalah dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Ceramah

Metode ceramah digunakan untuk

memberikan edukasi kepada

masyarakat setempat tentang upaya

pencegahan Covid-19 melalui

penerapan New Normal yang sesuai dengan anjuran pemerintah. Metode ini dilengkapi dengan diskusi yang

nantinya akan memperjelas

pengetahuan masyarakat terhadap New Normal.

2. Metode Pemecahan Masalah

(4)

1948

Sebelum memberikan edukasi langkah yang utama adalah dengan

membagikan angket kepada

masyarakat mengenai pemahaman New Normal. Dengan demikian maka akan terlihat sejauh mana pemahaman masyarakat terhadap New Normal. Tahap selanjutnya adalah edukasi ceramah dan diskusi yang diberikan kepada masyarakat. Dengan edukasi tersebut diharapkan masyarakat mampu memahami apa itu New Normal dan bagaimana penerapannya yang baik dan benar. Pada tahap akhir adalah dengan membagikan ulang angket yang disebarkan kepada masyarakat. Dengan demikian akan terlihat perkembangan mengenai pemahaman New Normal sebelum diadakannya edukasi dan sesudah diadakannya edukasi.

HASIL

Kegiatan menyebar angket di Salatiga dilaksanakan selama dua kali, yaitu pada saat sebelum dilakukan ceramah atau edukasi tentang new normal dan setelah dilakukan edukasi tentang new normal. Kondisi awal responden di Salatiga yaitu mereka sering mendengar tentang new normal bahkan sudah tidak asing lagi di

telinganya. Namun pemahaman

tentang new normal sendiri mereka

belum memahaminya bahkan

beberapa responden menyalah artikan new normal. Mereka beranggapan

bahwa new normal merupakan

kebebasan, masyarakat dapat bebas melakukan aktivitas seperti biasanya seakan-akan pandemic ini sudah usai.

Padahal New Normal merupakan kebiasaan baru dalam artian kebiasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Masyarakat dapat melakukan aktivitas seperti biasa seperti sebelum pandemic namun ada batasan-batasan yang

mengaturnya, yaitu dengan

menerapkan protokol kesehatan dengan pengecekan suhu tubuh pada tiap-tiap tempat umum, memakai

masker jika keluar rumah,

menggunakan handsanitizer/cuci

tangan sebelum dan sesudah

memegang benda-benda yang ada, membawa alat ibadah sendiri, membawa helm pribadi bagi pengguna ojek online, membawa tissue, dan menerapkan physical distancing untuk memutus rantai penyebaran virus

Covid-19. Banyak responden

mengabaikan starter kir new normal karena belum memahami makna new normal tersebut. Maka dari itu penulis melakukan ceramah atau edukasi kepada masyarakat sekitar Salatiga supaya tidak salah kaprah dalam memaknai new normal dan mengurangi angka peningkatan positif corona di Salatiga. Setelah dilakukan ceramah atau edukasi tentang new normal, kemudian dilakukan penyebaran angket yang ke 2 pada responden yang sama. Hasilnya yaitu responden menjadi paham makna new normal, starter kit new normal, dan responden pun lebih melindungi diri dan berhati-hati dalam menghadapi pandemic ini dengan memakai masker saat keluar rumah, lebih rajin cuci tangan,

menghindari kerumunan, dan

(5)

1949

saat bepergiaan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

PEMBAHASAN

1. KONSEP PENERAPAN MEDIA

EDUKASI NEW NORMAL

MELALUI METODE CERAMAH DAN MEDIA EDUKASI

Dalam edukasi New Normal atau adaptasi kebiasaan baru, penulis menggunakan media sosial untuk mengedukasi masyarakat di Kota Salatiga. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat di Kota Salatiga lebih paham dan menerapkan adaptasi kebiasaan baru saat Pandemi COVID-19. Terdapat dua metode yang penulis gunakan dalam mengedukasi masyarakat Salatiga, yakni metode ceramah dan media edukasi melalui media sosial.

Flew, T (2014) dalam Mahyuddin

(2019) mengatakan bahwa

partisipasi pengguna media sosial yang lebih besar respon sosialnya terhadap pemberitaan menjadi

salah satu faktor yang

mengakibatkan komunikasi media masa beralih (convergent) ke media online (media sosial). Dengan kemajuan teknologi hari ini mau tidak mau masyarakat Indonesia harus mengikuti perkembangan zaman.Media sosial tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sosial masyarakat di Indonesia, mulai dari generasi Z hingga baby boomers. Dalam memanfaatkan teknologi apabila penggunaanya tidak bijak dapat merugikan berbagai pihak yang terlibat di dalam pengunaan

media sosial (medsos). Sebaliknya penggunaan media sosial apabila digunakan dengan bijak maka akan bermanfaat bagi masyarakat. Misalnya penggunaan medsos sebagai media edukasi atau penyebaran informasi positif kepada masyarakat. Dengan medsos kita dapat menjangkau banyak orang karena jarak bukan menjadi masalah bagi masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain.

Langkah-langkah pembuatan media edukasi New Normal melalui Sosial Media:

1. Pemilihan Media digunakan dalam mengedukasi.

Media sosial yang penulis gunakan yaitu Instagram karena

sebagian besar anggota

kelompok KKN memiliki

Instagram. Sedangkan penulis menggunakan media ceramah dalam mengedukasi secara tatap muka (offline).

2. Perancangan Konten Edukasi. Konten edukasi yang digunakan penulis himpun dari berbagai sumber terpercaya dan bukan hoax, yakni dari Website Gugus Tugas Pemerintah Indonesia (https://covid19.go.id) , WHO,

Badan Nasional

Penanggulangan Bencana

Indonesia (BNPB), dsb. Setelah mencari konten, selanjutnya penulis membuat desain poster menggunakan berbagai ragam aplikasi, yakni canva, photoshop, coreldraw, dll.

(6)

1950

3. Penyebaran Poster kepada Masyarakat.

Dalam penyebaran konten edukasi secara online penulis menggunakan poster yang secara berkala diposting di akun

Instagram dan Facebook

masing-masing. Sedangkan

secara offline penulis

mengedukasi menggunakan

poster yang diprint kemudian ditempel di berbagai tempat di desa masing-masing. Selain itu , secara tatap muka penulis mengedukasi warga di desa

dengan metode ceramah.

Sejumlah 5 orang warga dikumpulkan di rumah penulis masing-masing di hari ke 40

KKN dengan menetapkan

protokol new normal

(penggunaan masker,

penyediaan handsanitizer, dan jaga jarak fisik).

Dalam pengimplementasiannya, Edukasi New Normal yang penulis lakukan melibatkan tiga unsur pokok yaitu: pemerintah, dalam hal ini Pemerintah sebagai pemangku

kebijakan yang berhak

menerapkan kebijakan terkait

penerapan New Normal.

Mahasiswa KKN yang berperan

sebagai edukator yang

mengedukasi masyarakat

Saalatiga melalui sosmed dan

ceramah tatap muka. Dan

masyarakat yang berperan sebagai sasaran penerapan New Normal melalui medsos dan ceramah tatap muka.

2. PENGARUH IMPLEMENTASI

MEDIA EDUKASI TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN

WARGA KOTA SALATIGA

TENTANG NEW NORMAL

Penerapan Media Sosial dan Ceramah Tatap Muka yang penulis lakukan secara online dan offline selama berlangsungnya KKN BMC di tahun 2020 dilakukan agar menjangkau masyarakat Salatiga

dan juga meningkatkan

pengetahuan tentang New Normal pada Masa Pandemi Covid-19. Menigkatnya pengetahuan dan

pemahaman warga Salatiga

tentang New Normal dapat diketahui dan dipastikan dari questioner yang diberikan setelah ceramah dilakukan dan kolom komentar di Instagram. Hasil dari questioner yang diberikan kepada 5

orang warga menunjukkan

kepahaman tentang penerapan New Normal yang tepat dan sesuai protokol. Berdasarkan komentar di kolom komentar menunjukkan kepahaman followers Instagram penulis.

Harapan penulis dengan adanya Media Edukasi New Normal adalah suksesnya penerapan New Normal yang tepat dan sesuai protokol kesehatan di semua tatanan kehidupan masyarakat Salatiga.

Dengan diterapkannya New

Normal artinya kebiasaan lama sebelum pandemi Covid-19 tidak bisa diterapkan dan mau tidak mau

(7)

1951

mengadaptasi kebiasaan baru sebagai dampak pandemi.

KESIMPULAN

Kegiatan menyebar angket di Salatiga dilaksanakan selama dua kali, yaitu pada saat sebelum dilakukan ceramah atau edukasi tentang new normal dan setelah dilakukan edukasi tentang new normal. Kondisi awal responden di Salatiga yaitu mereka sering mendengar tentang new normal bahkan sudah tidak asing lagi di

telinganya. Namun pemahaman

tentang new normal sendiri mereka

belum memahaminya bahkan

beberapa responden menyalah artikan new normal. Banyak responden mengabaikan starter kir new normal karena belum memahami makna new normal tersebut. Setelah dilakukan ceramah atau edukasi tentang new

normal, kemudian dilakukan

penyebaran angket yang ke 2 pada responden yang sama. Hasilnya yaitu responden menjadi paham makna new normal, starter kit new normal, dan responden pun lebih melindungi diri dan berhati-hati dalam menghadapi pandemic ini dengan memakai masker saat keluar rumah, lebih rajin cuci tangan, menghindari kerumunan, dan membawa barang kebutuhan pribadi saat bepergiaan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

Andria Pragholapati. 2020. New Normal “Indonesia” After Covid-19 Pandemic.

Andrian Habibi. 2020. Normal Baru Pasca Covid-19. ‘Adalah: Buletin Hukum dan Keadilan. Vol. 4 No.1. Christopher Ryalino. 2020. How Indonesia Copes with Coronavirus disease 2019 so far (part two): Is The Country Ready for The New Borm?. Journal of Sthesiology.Vol. 4 Issue 3.

Dana Riksa Buana. 2020. Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. Vol.7 No.3.

Fajar WH. 2020 Mengenal Konsep New Normal.

https://indonesia.go.id/ragam/kom

oditas/ekonomi/mengenal-konsep-new-normal (diakses

tanggal 25 Agustus 2020)

Lintas Pakar. 2020. Covid-19: Indonesia, New Normal, dan Sebuah Pembelajaran. https://www.untan.ac.id/covid-19- indonesia-new-normal-dan-sebuah-pembelajaran/ (diakses tanggal 25 Agustus 2020) Mahyuddin (2019). Sosiologi Komunikasi (Dinamika Relasi Sosial di dalam Era Virtualitas). Penerbit Shofia.

Muhyiddin. 2020. Covid-19, New Normal dan Perencanaan Pembangunan di Indonesia. Nova Indah Saragih, Verani Hartati,

Muchammad Fauzi. 2020 Tren, Tantangan, dan Perspektif dalam Sistem Logistik pada Manusia dan Pasca (New Normal) Pandemik Covid-19 di Indonesia. Jurnal Rekayasa Sistem Industri. Vol. 9 No. 2.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19. 2020.

https://covid19.go.id/peta-sebaran. (diakses tanggal 24

(8)

1952

Universitas Islam Indonesia. 2020. Empat Aspek Perlu Diperhatikan dalam Penerapan Newl Normal.

https://www.uii.ac.id/empat-

aspek-perlu-diperhatikan-dalam-penerapan-new-normal/ (diakses

tanggal 24 Agustus 2020)

Wahyudin Darmalaksana. 2020. New Normal Perspektif Sunnah Nabi SAW.

(9)

1953 PELATIHAN AKUAPONIK DI MASA PANDEMI COVID-19

Oleh :

Abdullah, Anandayu Yustisinthea, Erza Zulkarnain, Putri Iswara Ayu Sashanti, Thania Kusumaningtyas

Universitas Negeri Semarang e-mail : abdullah_sl3@students.unnes.ac.id

Abstrak

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unnes Bersama Melawan Covid-19 tahun 2020 diselenggarakan dalam rangka membantu memecahkan permasalahan dari beberapa sektor selama masa pandemi Covid-19. Adapun salah satunya adalah permasalahan dari sektor ekonomi. Masa pandemi ini membuat banyak orang terpaksa kehilangan pekerjaan dan menjadi permasalahan dalam rumah tangga. Kebutuhan untuk memenuhi kecukupan pangan dalam keluarga menjadi momok bagi sebagian besar orang di masa pandemi ini. Salah satu upaya kami adalah melakukan pelatihan akuaponik di kelurahan Kalicacing RT 006 RW 003 Kota Salatiga. Akuaponik ini dipilih karena dalam sekali waktu, akan mendapatkan hasil berupa produk nabati dan hewani. Hal ini cukup membantu keluarga-keluarga di kelurahan Kalicacing RT 006 RW 003 Kota Salatiga untuk tidak lagi terlalu khawatir akan kebutuhan pangan dan menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang tidak bekerja atau bekerja dari rumah. Dengan adanya tanaman yang tumbuh dari akuaponik ini juga akan membantu kualitas udara dan kenyamanan rumah.

Kata Kunci : Ekonomi, Pelatihan, Akuaponik, Pangan, kelurahan Kalicacing, Kota Salatiga

Abstract

The Unnes Community Service Program Against Covid-19 (KKN BMC) in 2020 was held in order to help solve problems from several sectors during the Covid-19 pandemic. One of them is a problem from the economic sector. During this pandemic, many people have lost their jobs and have become problems in the households. The need for sufficient food in the family is a challenge for many people during this pandemic. One of our efforts is to conduct aquaponics training in the Kalicacing Village RT 006 RW 003 Salatiga City. Aquaponics was chosen because in every harvest time, it will get two products in the form of vegetable and animal products. This is quite enough to help residents in the Kalicacing Village RT 006 RW 003 not to worry too much about food needs and it becomes a fun activity for residents who do not work or work from home. The existence of plants that grow from aquaponics will also help the air quality and comfortable at home.

(10)

1954 PENDAHULUAN

Akuaponik adalah cara bercocok tanam dengan menggunakan perpaduan antara budi daya ikan dan hidroponik. Akuaponik merupakan salah satu alternatif bercocok tanam dengan lahan terbatas seperti di dalam kota. Pemanfaatan pekarangan cukup erat kaitannya dengan usaha mencapai ketahanan pangan masyarakat yang dimulai dari skala yang paling kecil yakni skala rumah tangga. Kemudahan akuaponik ini membuat cara bercocok tana mini cukup digemari dan sangat cocok diterapkan di masa pandemi. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikannya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan mengurai racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan dan suplai oksigen pada air digunakan untuk memelihara ikan. Ikan adalah kunci dalam sistem akuaponik. Ikan disini berfungsi untuk menyediakan hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ada berbagai jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem akuaponik tergantung pada iklim lokal dan jenis yang tersedia di pasaran. Jenis ikan yang digolongkan sering digunakan dalam akuaponik ini adalah nila dan lele.

Akuaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Metode ini dapat digunakan untuk menumbuhkan hampir semua jenis sayuran dan beberapa varietas sayuran buah seperti terung ungu, tomat, cabe, melon, dan lain sebagainya.

Budi daya akuaponik memiliki banyak manfaat seperti ; kotoran ikan dapat menjadi sumber pupuk organik yang sangat baik bagi pertumbuhan tanaman maka dari itu akan dihasilkan produk organik, menghasilkan dua produk sekaligus yaitu sayur dan ikan, dapat menghasilkan sayuran segar dan ikan layak konsumsi sebagai sumber protein dengan lahan terbatas, mampu menampung hingga sepuluh kali lipat jumlah tanaman pada luas yang sama, pemeliharaan mudah, terbebas dari hama tanah, dan tidak memerlukan penyiraman.

METODE PELAKSANAAN

Kegiatan ini dilakukan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada periode bulan Juli - Agustus 2020 di kelurahan Kalicacing RT 006 RW 003Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Kegiatan dan program-program kerja dilakukan secara daring dan

(11)

1955

langsung. Untuk pelaksanaan program kerja pelatihan budidaya tanaman dilakukan dengan terjun langsung ke warga sekitar. Di dalam program pelatihan ini, dijelaskan bahan, metode, dan cara perawatan tanaman akuaponik. Bahan untuk akuaponik yang digunakan adalah ember khusus akuaponik ukuran 20 liter, gelas air mineral bekas yang sudah dilubangi, bibit tanaman (kangkung, bayam pagoda, sawi sendok, sawi, dan selada), makanan ikan, air, ikan lele, kapas, dan obat untuk ikan dan tambak dengan merk EM4. Metode penanaman dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: merendam ember selama 3 hari sebelum digunakan untuk budidaya agar menghilangkan bau plastik, mengisikan air dan bibit lele ke dalam ember, menata kapas di dalam gelas air mineral bekas, lalu meletakkan bibit tanaman di atas kapas. Setelah semuanya sudah siap, letakkan gelas berisi bibit tanaman di dalam lubang pada tutup ember. Pelatihan budidaya tanaman dilakukan selama satu hari yang diikuti dengan pemantauan berkelanjutan. Setelah dilakukan pelatihan, beberapa warga membawa produk akuaponik berupa ember, tanaman, beserta ikan lele. Hal ini dilakukan supaya warga dapat mempraktekkan apa yang sudah didapatkan dari pelatihan akuaponik di

rumah. Pemantauan dilakukan selama tiga minggu setiap tiga hari sekali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan akuaponik ini dilakukan untuk membantu warga kelurahan Kalicacing mengatasi permasalahan perekonomian. Akuaponik dirasa sangat bermanfaat karena dapat menghasilkan dua produk sekaligus berupa sayuran dan ikan yang bisa dikonsumsi atau dijual kembali oleh warga itu sendiri. Hasil pemantauan akuaponik adalah sebagai berikut :

a. Pada pemantauan pertama, didapatkan semua tanaman mati kecuali kangkung karena tinggi permukaan air menggenangi dasar gelas tanaman. Hal ini

menyebabkan tanaman

mendapatkan terlalu banyak air sehingga membusuk.

b. Pada pemantauan kedua, setelah mengurangi volume air dan melakukan penanaman kembali, tanaman bisa tumbuh dengan baik.

c. Pada pemantauan ketiga dan seterusnya tidak ditemukan

masalah serta tanaman

(12)

1956

d. Pada pemantauan terakhir, pertumbuhan kangkung lebih baik dibandingkan dengan tanaman lain.

PENUTUP

Simpulan dan Saran

Pelatihan budi daya akuaponik ini harus memperhatikan beberapa hal seperti volume air (kelembaban), jenis tanaman, jenis ikan, dan cahaya matahari. Akuaponik efektif diterapkan bagi masyarakat di masa pandemi dengan lahan terbatas dengan perawatan yang mudah dan dapat menghasilkan dua produk yaitu sayuran dan ikan.

DAFTAR PUSTAKA https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/akuap onik https://pertanian.pontianakkota.go.id/artik el/49-sistem-budidaya-aquaponik.html LAMPIRAN

(13)
(14)

1958

EDUKASI POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI MASA PANDEMI

SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID 19 DI

KOTA SALATIGA

Ari Rahmad Pamungkas,Ainia Febriani Ayuningrum,Indah Mubalighoh,Haydar Adhiguna Email : ainiafebriani99@students.unnes.ac.id

ABSTRAK

Kuliah Kerja Nyata Bersama Covid-19 Universitas Negeri Semarang (KKN BMC 19 Unnes) yang diselenggarakan selama 45 hari dari mulai tanggal 9 Juli-22 Agustus di domisili masing-masing mahasiswa ini bertujuan untuk mengedukasi nyata kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan mematuhi protokol kesehatan guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayah Kota Salatiga. Dilihat dari pusat informasi resmi yaitu Humas Kota Salatiga, penyebaran Covid 19 di berbagai kecamatan di Salatiga semakin meningkat, hal ini sebagai salah satu dasar permasalahan yaitu kurang taatnya warga masyarakat terhadap aturan pemerintah sebagai langkah mengurangi penyebaran virus. Salah satu program kerja individu pilihan dari KKN BMC 19 adalah mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat. Kegiatan ini dilaksanakan secara online maupun offline, menyesuaikan zona yang terdapat di masing-masing lingkungan mahasiswa. Adapun materi sosialisasi yang disampaikan yaitu pengetahuan umum mengenai Covid-19, tata cara Pola Hidup Bersih dan Sehat, cara mencuci tangan yang baik dan benar serta makanan sehat dan bergizi. Dalam kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan agar terhindar dari virus berbahaya ini. Kata Kunci : KKN BMC UNNES 19,Covid-19, Mengurangi Penyebaran, Hidup Bersih

(15)

1959 PENDAHULUAN

Corona virus atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah jenis virus yang menyerang system pernafasan manusia. Virus ini menyebabkan banyak kasus terjadi di berbagai dunia dan salah satunya adalah Indonesia. Virus Corona menyebakan infeksi pernafasan ringan seperti flu namun virus ini juga dapat menyebabkan infeksi pernfasan berat seperti infeksi paru-paru (penuomia).

Pandemi Covid 19 di Indonesia terus berkembang hingga saat ini. Pada bulan Agustus, Humas Kota Salatiga melaporkan sebanyak 136 kasus positif, 17 pasien masih dirawat, 116 pasien sembuh, dan 3 meninggsl dunia (Humas Kota Salatiga, 2020).

Dari enpat lokasi KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) yang dilaksanakan di Kelurahan Ledok, Kelurahan Gendongan, Kelurahan xx, dan Kelurahan Blotongan. Ada dua diantaranya yang termasuk zona kuning yaitu Kelurahan Ledok dan Kelurahan Gendongan. Dan dua lainnya termasuk zona hijau. Secara keseluruhan, Kota Salatiga termasuk kedalam Zona Kuning. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat mematuhi protocol kesehatan dan tidak mengabaikannya karena hal ini merupakan

langkah pemerintah untuk mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid 19.

Edukasi pemahaman tentang COVID-19 dan perilaku hidup bersih dan sehat perlu disosialisasikan kembali. Program kerja yang dilaksanakan dalam Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang Bersama Melawan Covid 2020 (KKN Unnes BMC 2020) yang dimulai sejak awal Juli sampai akhir Agustus kali ini melihat dan menimbangkan keadaan yang berada di wilayah kota Salatiga khususnya di keempat keluharan diatas. Penyampaian sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan secara offline yang dilaksanakan sesuai protocol kesehatan dan online dengan mempertimbangkan masih ada kasus covid-19 yang meningkat untuk menyampaikan informasi melalui media online yang telah disediakan. Edukasi PHSB merupakan salah satu pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid-19. Diharapkan dengan terlaksananya penerapan hidup bersih dan sehat di lingkungan maka masyarakat dapat meningkatkan kessadaran dalam mematuhi protocol kesehatan serta himbauan pemerintah dalam membantu dan mencegah dan memutus rantai penyebaran COVID-19.

(16)

1960 METODE

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan di 4 wilayah di keluarahan Salatiga ini dimulai dari tanggal 9 Juli-22 Agustus 2020 dilakukan dengan dua acara yaitu secara online dan offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Kegiatan ini disetujui oleh ketua RT dan melibatkan pengurus Karang Taruna dan kelompok ibu-ibu PKK RT daerah setempat..

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Edukasi mengenai pola hidup bersih dan sehat sebagai pencegahan dan pemutus rantai penularan Covid 19 di empat kelurahan yaitu Kelurahan Ledok, Kelurahan Gendongan, Kelurahan Mangunsari, dan Kelurahan Blotongan selama KKN (Kuliah Kerja Nyata) UNNES dengan tema Bersama Melawan Covid 19. Terdapat beberapa program yang sudah dilaksanakan antara lain :

1. Sosialisasi mengenai Covid 19 Dalam program ini dilakukan pembagian informasi dalam bentuk poster yang akan dipublikasikan melalui media sosial mahasiswa yaitu Instagram. Pengetahuan akan covid 19 sangatlah penting bagi masyarakat di masa pendemi sekarang. Dengan adanya pengetahuan tentang Covid 19

di masayarakat akan membuat masyarakat lebih waspada dan memperhatikan protokol kesehatan agar terhindar dari bahaya covid 19 ini. Dalam hal ini, masyarakat perlu mengetahui apa itu covid 19, tanda dan gejala seseorang terkena infeksi covid 19, bagaimana cara penularan covid 19, cara pencegahan hingga bagaimana cara memutus rantai penularan di masyarakat.

Covid 19 merupakan virus yang berbahaya jika sampai menginfeksi seseorang. Bagi seseorang yang memiliki tingkat imunitas yang rendah akan berdampak fatal karena efeknya sampai sakit bahkan meninggal. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui tentang covid 19 hingga cara mencegah terkena infeksi virus seperti selalu menjaga protokol kesehatan di kehidupan sehari-hari sampai menjaga kesehatan fisik diri sendiri dengan mengkonsumsi makanan sehat agar imun kita kuat.

(17)

1961

2. Sosialiasi mengenai PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat)

Dalam melaksanakan program ini dilakukan dengan pembagian informasi dalam bentuk selebaran dan edukasi secara langsung yang diadakan saat perkumpulan Ibu PKK yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan, walau dilaksanakan pada saat pandemi tetap mematuhi protocol kesehatan yang sudah dianjurkan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dn berhati – hati di tengah Pandemi Covid 19. Adanya pandemic ini mengharuskan masyarakat agar menerapkan Pola Bersih dan Sehat demi menjaga kekebalan tubuh

.

3. Sosialisasi mengenai Cara Mencuci Tangan dengan Benar

(18)

1962

Sebelum adanya pandemic covid-19 ini masyarakat masih menyepelekan kebiasaan mencuci tangan karena dianggap tidak terlalu penting.

Namun, saat ini mencuci tangan hal yang sangat penting karena dengan mencuci tangan kita dapat memutus rantai penuluran virus terutama covid-19. Mencuci tangan dengan sabun dapat menghilangkan kuman dan virus dari tangan. Kuman ditangan dapat masuk kedalam makanan atau minuman yang akan dimakan terlebih lagi jika tangan yang berisi kuman ini menyentuh daerah-daerah rawan terkena penyakit seperti di bagian wajah. Penularan kuman di tangan

sangat bahaya karena penularannya yang sangat cepat. Dalam kegiatan ini, masyarakat diberikan edukasi mengenai tata cara mencuci tangan yang dilaksanakan dengan pembuatan poster media edukasi yang akan dibagikan secara online dengan door to door terhadap masyarakat serta mempraktekkan tata cara mencuci tangan yang benar kepada warga satu per satu.

. 4. Sosialisasi mengenai Makanan Sehat

(19)

1963

Dalam menghadapi masa pendemi seperti ini kita harus tetap menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari virus, untuk itu dalam program sosialiasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diselenggarakan di daerah mahasiswa masing-masing ini terdapat program kerja yaitu sosialisasi makanan sehat dan bergizi. Dilansir dari WHO terdapat 8 jenis makanan yang dapat dikonsumsi ketika pandemi diantaranya sebagai berikut :

Dalam pembagian informasi ini kegiatan sosialisasi dilakukan secara online melalui WA Group ibu-ibu PKK dengan respon yang sangat bagus. Kegiatan ini dilakukan supaya masyarakat dapat menjaga kekebalan tubuh dan tetap menjaga kesehatan.

PENUTUP

Dari beberapa kegiatan diatas yang meliputi sosialisasi covid-19, PHBS , cara mencuci tangan yang benar dan makanan sehat dan bergizi dapat disimpulkan bahwa masyarakat perlu memahami tentang pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat seperti mencuci tangan dengan bersih, pola makan yang sehat dan selalu menjaga protokol kesehatan agar masyarakat terhindar dari tertularnya infeksi Covid 19.

(20)

1964

Dari beberapa kegiatan di atas diharapkan agar masyarakat Salatiga selalu mematuhi Pola Hidup Bersih dan Sehat agar selain menjaga dirinya terhindar dari Covid 19 ini juga diharapkan mampu menurunkan angka penularan Covid 19 di Kota Salatiga. DAFTAR PUSTAKA Covid.id Dinkes.salatiga Humas.salatiga Germas Indonesia Kemenkess.ri

(21)

1965

Pemberdayaan Masyarakat Desa Mangunsari Rt 06 Rw 15 pada Masa

Pandemi Covid-19 Elalui Kegiatan Minatani Sederhana Tanaman

Kangkung dan Ikan Lele

Shabrina Ghina Alifa1, Laksamana Pandu Pratama2, Dandi Fangkar Satria3, Faikhu Rera4 1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2Fakultas Ilmu Keolahragaan, 3Fakultas

Teknik, 4Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Pada saat ini , dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. Covid-19 merupakan virus baru yang menyerang saluran pernapasan. Di Indonesia penambahan jumlah pasien positif covid 19 bergerak cepat . Maka, pemerintah memberlakukan peraturan PSBB sebagai langkah pencegahan. Dengan diberlakuakn peratutran tersebut, aktivitas menjadi terhambat dan memperburuk kondisi ekonomi indonesia. Sebagai langkah pemerintah untuk mempertahankan kondisi ekonomi yaitu dengan menguatkan peran umkm. Bukdidamber plus akuaponik merupakan teknik membudidayakan tanaman dan sayuran dalam ember dengan cara yang sederhana dan modal yang sedikit. Dengan adanya penemuan teknik pertanian dan perikanan yang sedeharhan yaitu bukdidamber plus akuaponik diharap bisa membantu menghadapi permasalahan saat ini. Disini kami mahasiswa kkn Unnes di Kelurahan Mangunsari Salatiga membuat kegiatan budidaya ikan lele dan tanaman kangkung melulai cara pembuatan aquaponic dengan cara yang sederhana dan dengan modal yang sedikit. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan diketahui bahwa kegiatan pembuatan aquaponic dapat menjadi salah satu solusi kegiatan saat pandemi covid 19 untuk menciptakan peluang usaha dan menambah penghasilan baru.

(22)

1966 PENDAHULUAN

Budidaya pertanian merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan di masa yang akan datang. Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian saat ini sangat cepat dengan terciptanya inovasi-inovasi baru yang dapat meningkatkan produktivitas kualitas hasil pertanian. Saat ini perkembangan pertanian bukan hanya di sektor tanaman pangan berbasis karbohidrat seperti padi, jagung, gandum serta tanaman serealia lainnya, namun perkembangan juga terjadi pada sektor sayuran dan buah-buahan.

Sayuran banyak digemari masyarakat karena sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, protein nabati dan serat. Kebutuhan sayuran yang terus meningkat di masyarakat tidak didukung dengan luas lahan yang digunakan untuk penanamannya. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian sebagai sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Lahan pertanian yang produktif semakin sempit, dan jumlah penduduk yang semakin meningkat, sehingga perlu ada media tanam yang dapat menggantikan atau meminimalisir penggunaan tanah sebagai media tanam.

Sayuran sebagai makanan pendamping makanan utama menjadi sangat dibutuhkan saat ini, karena semakin banyak orang yang sadar terhadap kesehatan yang dapat ditunjang dengan cara mengonsumsi sayuran

alami sehat secara teratur. Menurut Badan Penelitian Statistik (2014) produksi sayuran meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2013, produksi sayuran yaitu 11.558.449 ton dan pada tahun 2014 meningkat sebesar 11.918.571 ton. Hal ini menunjukkan harus adanya peningkatan produksi sayuran untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan komoditas sayuran sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk di Indonesia.

Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya tanaman dalam larutan nutrisi dengan atau tanpa media buatan (pasir, kerikil, rockwool, perlite, peatmoss, coir, atau sawdust) untuk penunjang mekanik. Selain untuk meminimalisasi dampak karena keterbatasan iklim, hidroponik juga dapat mengatasi luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, bisa ditanggulangi dengan sistem hidroponik (Wibowo dan Asriyanti, 2013)

Menurut Roidah (2014) keunggulan budidaya tanaman secara hidroponik antara lain keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, produksi tanaman lebih tinggi, hasil panen kontinyu, serangan hama dan penyakit berkurang, serta terbebas dari banjir.

Kelebihan system hidroponik antara lain; penggunaan lahan lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, dan pengendalian hama lebih mudah.

(23)

1967 METODE

Dalam usaha budidaya ikan, kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Ikan lele termasuk ikan yang tahan terhadap kualitas air yang minim atau kualitas air yang kurang baik bahkan ikan lele dapat hidup pada kondisi oksigen yang sangat rendah, hal ini disebabkan karena ikan lele mempunyai alat bantu pernafasan berupa arborescant yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara.

Tahap yang dilakukan untuk budidaya ikan lele dan sayuran dalam ember sebagai berikut:

Alat dan bahan yang diperlukan:

1. Ember ukuran 80 liter atau ukuran 15 liter.

2. Benih ikan lele atau ikan nila yang tahan terhadap kualitas air.

3. Benih kankung atau benih sayuran dataran rendah.

4. Gelas plastik ukuran 250 ml.

5. Arang batok kelapa atau arang kayu.

6. Kawat yang agak lentur untuk mengaitkan gelas pada ember.

7. Tang.

8. Solder

Cara pembuatan:

1. Sediakan gelas untuk tempat bibit kangkung sebanyak 10-15 buah, lubangi dengan solder pada bagian samping dan bawah gelas.

2. Untuk benih kangkung (ukuran bijinya besar) bisa ditaruh pada arang yang telah dihaluskan, lalu tutup dengan arang lagi. Jika ukuran benihnya kecil, bisa ditaruh dalam kapas, lalu tutup dengan arang yang telah dihaluskan. Jika ingin menanam 106 Jurnal Ilmu Pertanian Tirtayasa, 2(1), 2020 kangkung yang sudah disemai terlebih dahulu, kangkung dimasukan bersama akar dengan ukuran bibit kangkung sebesar kurang lebih 10 cm.

3. Isikan arang batok kelapa sebanyak 50 - 80 persen ukuran gelas.

4. Potong kawat sepanjang 12 cm dan buat kait untuk pegangan gelas dalam ember.

5. Isi ember dengan air sebanyak 60 liter diamkan selama dua hari.

6. Isi ember dengan bibit ikan lele ukuran 5 - 12 cm (semakin besar semakin baik) sebanyak 60 - 100 ekor. Diamkan selama 1 - 2 hari.

7. Setelah itu, rangkai gelas kangkung dalam ember.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pemberdayaan mayarakat Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 pada masa pandemi covid-19 melalui kegiatan minatani sederhana dengan media tanaman kangkung

(24)

1968

dan ikan lele secara luring yakni tatap muka langsung dengan masyarakat namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah yakni tetap memakai masker dan peserta yang hadir tidak lebih dari 3 orang. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini diikuti oleh ibu – ibu yang tergabung dalam PKK Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan oleh salah satu mahasiswa Universitas Negeri Semarang dalam rangka melaksanakan kegiatan program kerja kuliah kerja nyata yang diselenggarakan pada bulan Agustus lalu.

Hasil dari pemberdayaan masyarakat Desa Mangunsari RT 06 RW 15 Desa Mangunsari mendapatkan respon yang cukup memuaskan dengan adanya berbagai tanggapan yakni berupa pertanyaan, pernyataan maupun respon positif yang lainnya. Berbagai pertanyaan dan tanggapan warga yang menanyakan terkait pemberdayaan masyarakat Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 melalui kegiatan minatani sederhana dengan media tanaman kangkung dan ikan lele adalah sebagai berikut: 1) apakah wadahnya bisa di ganti dengan wadah yang lainnya?, mendapatkan tanggapan atau jawaban sebagai berikut, bisa diganti dengan wadah yang lainnya seperti, drum plastik bekas dan lainnya yang mempunyai warna gelap. 2)bagaimana perawatan yang benar supaya tanaman sayur kangkung dapat tumbuh dengan baik? Memperoleh tanggapan seperti itu maka jawabannya tentu saja dengan sering mengontrol kondisi air, pastikan tanaman

selalu mendapatkan oksigen dan sinar matahari yang cukup, memasang wadah bekas air mineral gelas untuk menyangga tanaman kangkung agar tidak terkena ikan lele. 3) mengapa pada umur 10 hari (telah muncul 4 daun sejati) harus dipindah dan diberi nutrisi ab mix? Memperoleh tanggapan demikian maka mahasiswa yang bersangkutan menjawab untuk mendapatkan nutrisi tambahan dan dapat tumbuh lebih maksimal pada tempat yang lebih luas. 4) kapan tanaman kangkung dapat dipanen? Memperoleh tanggapan seperti itu maka tanggapannya adalah dapat dipanen saat usia kangkung sudah mencapai 30-35 hari.

Sasaran dalam pemberdayaan masyarakat ini tidak lain dan tidak bukan adalahwarga RT 06 RW 15 Desa Mangunsari yangdiutamakan adalah ibu-ibu PKK, seperti yang kita ketahui peran PKK sendiri adalah singkatan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, keadilan dan kesetaraan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan minatani sederhana ini sesuai dengan tujuan PKK terutama untuk meningkatkan kesejahteraan untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya keluarga yang maju dan mandiri.

(25)

1969

Dalam pelatihan pemberdayaan masyarakat Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15, peserta ibu – ibu PKK melihat secara langsung bagaimana kegiatan minatani sederhana melalui media tanaman kangkung dan ikan lele yang didemonstrasikan oleh salah satu mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Para ibu PKK tersebut pun memberikan beragam respon yang cukup positif dengan berbagai pertanyaan maupun pernyataan seputar kegiatan minatani sederhana melalui media tanaman kangkung dan ikan lele. Para ibu PKK menilai bahwa kegiatan minatani ini cukup sederhana dan praktis untuk dilakukan sendiri di rumah. Meski pada awalnya mereka beranggapan bahwa kegiatan minatani ini pasti rumit dan susah untuk diikuti namun dengan arahan serta komunikasi yang baik para ibu PKK mengubah pandangan mereka tentang betapa mudajnya kegiatan minatani ini. Ada juga ibu PKK yang mengatakan bahwa kegiatan minatani sederhana ini seperti dalam peribahasa yakni “sekali dayung, dua tiga pulau terlewati.” Peribahasa tersebut mungkin bisa dibilang tepat karena dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 ini menggunakan dua media sekaligus yang mana dapat menghemat tempat dan dapat mendapat dua keuntungan sekaligus yakni budidaya ikan lele dan juga tanaman kangkung dalam satu wadah.

Para ibu PKK Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 menganggap bahwa dengan adanya kegiatan pemberdayaan melalui minatani

sederhana dengan media tanaman kangkung dan ikan lele dapat memberikan edukasi serta menambah wawasan yang sangat bermanfaat apalagi dimasa pandemi seperti ini. Karena tidak hanya mengamati tata cara minatani sederhana ini saja, namun para ibu PKK juga dapat berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab jika ada hal yang kurang dimengerti atau dipahami terkait kegiatan minatani yang diselenggarakan dengan mahasiswa bersangkutan yang menyelenggarakan kegiatang pemberdayaan melalui kegiatan minatani sederhana tersebut, sehingga warga dapat lebih mengerti dan memahami bagaimana cara minatani sederhana dengan media tanaman kangkung dan ikan lele yang baik dan benar. Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini juga tentunya memberikan manfaat bagi mahasiswa bersangkutan yang dimana mahasiswa dapat lebih memahami keadaan sosial ekonomi warga disekitarnya, mahasiswa lebih mengerti bagaimana cara mensosialisasikan ataupun mengajak warga disekitarnya untuk lebih bisa produktif meskipun terkendala adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk tetap memakai masker dan juga berdiam di rumah, mahasiswa juga bisa turut membaur serta membagikan buah pikirannya selama kuliah dan dapat mengimplementasikan ilmu tersebut kedalam masyarakat secara nyata meski dalam kondisi ditengah pandemi covid19 seperti ini, salah satunya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui minatani sederhana dengan media tanaman kangkung dan ikan lele.

(26)

1970

Kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan minatani sederhana melalui tanaman kangkung dan ikan lele tentu tidak lepas dari tujuan awalnya yakni berkaitan dengan program kerja yang harus dilaksanakan dalam kegiatan kuliah kerja nyata yang sedang dijalankan oleh mahasiswa bersangkutan. Ada suatu hal yang cukup disayangkan dalam kegiatan pemberdayaan ini, karena pemberdayaan mayarakat Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 melalui kegiatan minatani sederhana melalui tanaman kangkung dan ikan lele pada masa pandemi Covid-19 hanya diikuti oleh sedikit anggota PKK Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15. Jadi tidak semua anggota PKK Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 mendapatkan materi yang setara. Meskipun benar para ibu anggota PKK yang hadir akan membagikan ilmu yang mereka peroleh dari kegiatan pemberdayaan melalui kegiatan minatani sederhana. Alangkah lebih baik apabila pemberdayaan masyarakat Desa Mangunsari RT: 06 RW : 15 pada masa pandemi Covid-19 melalui kegiatan minatani sederhana tanaman kangkung dan ikan lele juga dilakukan secara online (daring) sehingga masyarakat terutama para ibu anggota PKK Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 dapat menerima materi pemberdayaan secara merata serta dapat melihat video tutorial kegiatan minatani sederhana tanaman kangkung dan ikan lele tanpa harus mengikuti pemberdayaan masyarakat secara langsung.

Meskipun benar para ibu PKK yang hadir secara langsung dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan minatani sederhana lebih memahami materi yang disampaikan Namun dikarenakan sedang dalam kondisi ditengah pandemi covid19 ini maka menghidari kegiatan yang melibatkan banyak orang juga merupakan upaya pencegahan yang perlu dilakukan, sehingga meskipun hanya sedikit yang mengikuti program pemberdayaan ini, masyarakat terutama para ibu PKK Desa Mangunsari RT: 06 RW: 15 tetap bersemangat dan juga memberikan respon yang sangat positif bagi pemberdayaan masyarakat ini.

Gambar 1. Hasil dari Pemberdayaan Masyarakat

Gambar 2. Hasil dari Pemberdayaan

(27)

1971 KESIMPULAN

Strategi pemulihan ekonomi pasca Covid-19 di kelurahan Mangunsari Salatiga. dengan melakukan budidaya ikan lele dan tanaman kangkung melalui aquaponik. Kegiatan ini adalah salah satu cara dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi, yaitu manmbah pendapatan masyarakat, mengurangi pengeluaran dan mendapatkan bahan pangan tanpa mengurangi kebutahan gizi masyarakat.

SARAN

Setalah pandemi ini selesai harapannya saya dan masyarakat kelurahan Mangunsari Salatiga bisa melanjutkan dan mengembangkan budidaya ikan lele dan tanaman kangkung untuk menjadi usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, S., dan Asriyanti, A.S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya Pakcoy. Jurnal Penelitian Terapan Vol.13 No.3 :159-167

Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulung Agung Bonorowo Vol 1 (2): 43-50.

(28)

1972

KESIAPAN MASYARAKAT SALATIGA DALAM MENGHADAPI MASA NEW NORMAL

Nuzulia Mufida1, Yulfa Saraswati2, Akilatul Azizah3,

Ruth Fumiko4, Geovanny Evitawati5

1,2,3,4,5 Universtas Negeri Semarang

Email : mufnuzulia21@gmail.com

Abstrak

Berdasarkan hasil riset kementrian kesehatan republik indonesia, New Normal merupakan tatanan kehidupan baru pada masa pendemi corona. Untuk merealisasikan skenario new normal tersebut, saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat berktivitas kembali namun tetap aman dari Covid-19. Protokol ini bukan hanya dibidang ekonomi, namun juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan. Kebijakan New Normal di era pandemi ini dipilih untuk menyesuaikan kehidupan ditengah pandemi Covid-19 yang bertujuan untuk memulihkan kembali produktivitas karena kehidupan tetap harus berjalan. Dalam era New Normal ini tentunya juga dibutuhkan kesiapan bagi masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan pola kehidupan normal baru. Begitu pula Salatiga Wakil Wali Kota Salatiga, Muh Haris, SS, M.Si, menyatakan bahwa Kota Satlatiga sangat siap dalam menghadapi tatanan hidup baru.

(29)

1973

PENDAHULUAN

Sudah lebih dari lima bulan Indonesia berfokus dalam menangani pandemi Covid-19 yang mana saat ini Penyebaran Corona Virus (Covid-19) sudah semakin meluas dengan jumlah kasus terpapar yang semakin hari tidak berkurang justru semakin bertambah. Meskipun pandemi Covid-19 belum juga dikatakan berakhir karena hingga saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk menghentikan penyebarannya, namun kehidupan harus tetap berjalan. Tidak mungkin kita akan terus menerus mengisolasi diri di rumah, tentunya kita ingin kembali beraktivitas, bekerja, belajar, beribadah serta bersosialisasi agar tetap bisa produktif di era pandemi ini. Jika hal tersebut tidak segera dilakukan maka akan berdampak pada berbagai sektor kehidupan baik sosial, budaya, pertumbuhan ekonomi yang semakin menurun, industri yang tidak berjalan dan masyarakat yang banyak kehilangan pekerjaan. Oleh sebab itu, masing-masing daerah saat ini harus berjibaku untuk mengambil langkah penyeseuaian terhadap situasi pandemi Covid-19 ini untuk mulai beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru atau disebut dengan “New Normal Life”.

New Normal adalah suatu bentuk perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan

Covid-19. Kebijakan New Normal di era pandemi ini dipilih untuk menyesuaikan kehidupan ditengah pandemi Covid-19 yang bertujuan untuk memulihkan kembali produktivitas karena kehidupan tetap harus berjalan. Dalam era New

Normal ini tentunya juga dibutuhkan kesiapan bagi

masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan pola kehidupan normal baru. Karena belum semua masyarakat mampu beradaptasi dengan new normal

life, dilihat masih ada beberapa masyarakat yang

mengabaikan protokol kesehatan ketika berada diluar rumah.

Dalam penerapan new normal ini baik pemerintah maupun masyarakat harus mampu saling bekerja sama dan meningkatkan kesadaran diri masing-masing agar penularan virus corona ini dapat segera berakhir. Di wilayah kota Salatiga sendiri terdapat berbagai bentuk kesiapan dalam menghadapi era new normal baik dari pemerintah yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan maupun warga masyarakatnya guna menekan jumlah penyebaran Covid-19.

Bentuk-bentuk kesiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga dan warga masyarakat antara lain di galakkan nya operasi bagi pengendara motor maupun warga

masyarakat yang tengah berada diluar rumah tidak mengenakan masker, simulasi pembelajaran tatap muka bagi siswa sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan, simulasi kesiapan angkutan umum jelang pembelajaran tatap muka dengan harapan angkutan umum di Kota Salatiga benar-benar siap mengantar para siswa ke sekolahnya

dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan sistem perdagangan di pasar Kota Salatiga yang mulai menyesuaikan dengan new

normal.

New Normal tidak akan membuat kehidupan kembali normal seperti semula. Namun diharapkan dengan transisi ini menuntut partisipasi kita semua agar wabah ini tidak membesar.

METODE PELAKSANAAN

New Normal merupakan kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah sebagai salah satu bentuk upaya penanganan pandemi Covid-19. New Normal yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, yang mana artinya adalah “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Harapan dengan adanya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru, yaitu agar masyarakat dapat kembali pada rutinitas seperti sebelum pandemi, aktivitas sebagaimana mestinya masyarakat jalankan, meskipun harus berdampingan dengan virus yang belum dinyatakan hilang. Oleh sebab itu, menerapkan kebiasaan baru yang dianjurkan oleh negara adalah solusi yang dianggap paling relevan saat ini untuk tetap hidup bersamaan dengan virus Corona.

Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Kota Salatiga, dimana kota ini menjadi salah satu sasaran lokasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada periode 2020 dengan tema “Bersama Melawan Covid 19” (BMC), secara umum telah dilaksanakan dengan cukup ideal. Tolok ukur ideal disini yaitu dimana penerapan New Normal dilakukan sesuai panduan protokol kesehatan yang dianjurkan. Metode penerapan di Kota Salatiga dimulai dari tahap persiapan dimana hal ini dilakukan tepat ketika angka positif Corona terus mengalami penurunan di kota ini. Persiapan berupa penyusunan sejumlah aturan kebijakan yang dikemas sebagai Peraturan Wali Kota atau disingkat Perwali. Perwali disusun bertujuan untuk memberikan batasan kepada masyarakat di tengah pandemi. Peraturan ini juga menginginkan bahwa masyarakat tidak lagi boleh

(30)

1974 berdiam diri dan harus kembali produktif sekalpun

harus berdampingan dengan virus Corona. Sehingga pola atau kebiasaan baru terkait serba- serbi apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan, diatur dalam Perwali tersebut. Informasi ini dikutip dari laman berita populer TribunBanyumas.com, yang diunggah pada Senin, 29 Juni 2020 pukul 18:01 WIB.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung pada masyarakat selama proses menjalankan program kerja dari KKN, penerapan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru memiliki metode yang sedikit banyak mirip dengan anjuran protokol kesehatan pra- New Normal. Seperti memakai masker dan menjaga jarak. Hanya saja untuk waktu ini di ‘era’ New Normal, tempat makan seperti kafe, resto, warung makan yang sebelumnya tutup kembali dibuka dengan sejumlah prasyarat. Setiap tempat- tempat umum yang merupakan milik usaha swasta atau pribadi, metode penerapan New Normal yang digunakan adalah pembatasan jam kerja (waktu buka sampai tutup), kursi silang (sebagai pembatasan jarak), dan cek suhu badan setiap akan memasuki tempat- tempat tersebut.

Metode lain yang diterapkan pemerintah untuk menjalankan Adaptasi Kebiasaan Baru yaitu operasi jalan. Metode operasi jalan ini hampir memiliki kemiripan dengan operasi lalu lintas biasanya. Dimana polisi sebagai satuan petugas yang

diterjunkan, memiliki tugas untuk mengecek kelengkapan atribut kesehatan bagi para pengguna jalan. Baik berkendaraan maupun tanpa kendaraan, setiap masyarakat yang melintas akan dipantau dengan intens terkait alat kesehatan yang digunakan sekaligus kepatuhan terkait etika pengguna jalan berdasarkan protokol kesehatan yang berlaku. Apakah telah sesuai atau belum, lengkap atau tidak lengkap. Atribut kesehatan yang diwajibkan adalah masker, sedangkan etika yang dimaksud adalah kewajiban yang telah dirangkum dalam protokol kesehatan seperti jaga jarak, larangan berkerumun, dan juga aturan rentang waktu pada aktivitas tertentu.

Adapun faktor pendukung dan penghambat selama menerapkan New Normal di Kota Salatiga. 1.Faktor Pendukung

a) Bantuan alat kesehatan yang secara teratur dibagikan kepada masyarakat, membuat mayoritas masyarakat sudah terbiasa sejak pra New Normal dan juga patuh untuk menggunakan alat kesehatan yang dianjurkan kemana pun masyarakat berpergian, seperti masker dan hand sanitizer.

b) .Pemerintah Kota Salatiga yang bertindak cepat, beserta relevansi kebijakan yang dikeluarkan terhapad kebutuhan masyarakat. c) Kota Salatiga sejak awal tidak memiliki kasus

yang parah terkait Covid-19, meskipun pernah dinyatakan zona merah.

2.Faktor Penghambat

a) Masyarakat kurang peduli dengan menjaga jarak. Mayoritas masyarakat merasa sudah cukup dengan memakai masker dan sedia antiseptic setiap waktu, sehingga masyarakat tidak begitu mempermasalahkan dengan menjaga jarak. Hal ini dapat dibuktikan ketika pada aktivitas masyarakat di tempat umum terbuka seperti pasar. Meskipun para pedagang telah melakukan pembatasan jarak, akan tetapi para pembeli tetap bertahan pada keramaian dan tidak menjaga jarak dengan masyarakat lainnya. Salah satu alasan yang membuat masyarakat tidak bisa menjaga jarak terutama di tempat umum terbuka seperti itu yaitu, masyarakat mengaku kesulitan karena banyaknya orang lain pula yang menggunakan atau berada di tempat yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wabah pandemi covid-19 sedang melanda dunia internasional. Wabah tersebut sudah menyebar

dan menjadi sebuah musibah terhadap hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Dampak yang terjadi akibat wabah tersebut juga begitu luar biasa, tidak hanya pada beberapa aspek, tetapi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat merasakan dampak wabah Covid-19.

Dampak dari wabah covid-19 di Indonesia telah merubah dan membuat kehidupan masyarakat menjadi tidak tertata. Baik dalam aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, maupun pendidikan, harus menyesuaikan kembali dengan keadaan yang terjadi saat ini. Berat memang, tetapi roda kehidupan dan perekonomian harus tetap berjalan. Tidak hanya masyarakat, pemerintah dan birokrat pun turut pusing dalam mengatasi berbagai macam persoalan yang timbul akibat wabah covid-19 ini. Tidak sedikit anggaran keuangan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun daerah, dalam mengatasi dan menjaga stabilitas kehidupan masyarakat. Berbagai macam bantuan juga di berikan kepada masyarakat dari para pihak

(31)

1975 swasta, meskipun banyak kerugian yang harus

mereka rasakan juga.1

Selama hampir lima bulan lebih, seluruh masyarakat Indonesia harus hidup berdampingan dan merasakan dampak akibat wabah covid-19. Skenario tatanan normal baru (new normal) pun mulai di terapkan oleh pemerintah setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) resmi dicabut. Begitu pula yang terjadi di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Pemerintah kota Salatiga mulai menerapkan sistem new normal sejak awal Juli 2020. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui dinas-dinas terkait untuk menata kembali dan menjaga stabilitas kehidupan masyarakat, juga untuk menjaga roda perekonomian agar tetap berjalan. Selain melakukan berbagai upaya dalam menghadapi masa new normal, pemerintah kota Salatiga juga memberlakukan sanksi bagi masyarakat yang melanggar protokol-protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berikut ini adalah beberapa langkah atau upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota salatiga dalam menghadami masa new normal. Sistem Ekonomi

Ketika awal merebaknya wabah covid—19 di Indonesia, kondisi perekonomian di kota Salatiga sempat melemah, namun kemudian pemerintah kota

Salatiga melalui Dinas Pasar membuat gagasan sistem jual beli di pasar dengan menerapkan social

distancing dan physical distancing. Pasar ditata

dengan sistem demikian agar warga tetap bisa menjalankan sistem jual beli dengan nyaman dan tetap menaati protokol kesehatan. Dalam prosesnya, petugas dari Dinas Pasar maupun dari Satpol PP kota Salatiga tetap berjaga dan patroli di lingkungan pasar, hal ini dilakukan agar masyarakat tetap taat dan patuh terhadap protokol kesehatan.

Gambar 1. Penataan pasar dengan sistem sosial/physical distancing di Kota Salatiga. (sumber: https:/instagram.com/muhammadharissalatiga)

Selain penataan pasar, pemerintah juga memberikan dan menyalurkan bantuan kepada para pekerja baik buruh maupun di bidang jasa. Bantuan yang diberikan pun bermacam-macam, baik dari pemerintah pusat maupun daerah, pihak swasta, dan dinas-dinas terkait. Kebijakan lain yang diterapkan di kota Salatiga yaitu pendataan dan pemberian bantuan kepada para pelaku UMKM yang dalam pelaksanaannya melalui Dinas UMKM kota Salatiga Sistem Transportasi

Dalam menghadapi masa new normal, pemerintah kota Salatiga melalui dinas Perhubungan dan Transportasi telah melaksanakan penataan sistem transportasi yang berada di wilayah kota salatiga. Hal ini dimulai dengan adanya penyekatan jalur transportasi antar kota antar daerah yang masuk dan melewati kota Salatiga. Jika pada masa sebelumnya, angkutan umum (bus, mikro bus, travel) baik antar kota maupun antar provinsi melewati jalur utama Semarang-Solo yang berada di pusat kota Salatiga, pada masa pandemi covid-19 hanya diperbolehkan melalui Jalur Lingkar Selatan (JLS) kota Salatiga dan diwajibkan menaikkan serta menurunkan penumpang hanya di Terminal Tingkir. Jumlah penumpangnya pun terbatas hanya separuh dari kapasitas seluruhnya angkutan umum tersebut. Sementara untuk akses ke pusat kota dan beberapa jalur di pusat kota hanya diperbolehkan menggunakan angkutan umum, mini bus, ojek, becak, maupun delman dengan tetap menaati protokol kesehatan.

Gambar 2. Simulasi penerapan protokol kesehatan pada angkutan umum yang beroperasi di wilayah pusat kota Salatiga. (sumber:

https:/instagram.com/humassetdakotasalatiga)

Sistem Pendidikan

Sampai saat ini sistem pendidikan di kota Salatiga masih dilaksanakan dengan sistem

daring/offline. Namun setelah kota Salatiga mulai

memasuki zona kuning, pemerintah telah menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran pada masa new normal dan telah melaksanakan simulasi pembelajaran di beberapa jenjang sekolah baik negeri maupun swasta yang ada di Salatiga. Hanya tinggal menunggu keputusan dari Kementerian Pendidikan mengenai sistem pembelajaran tatap muka di Kota Salatiga apakah

(32)

1976 akan diperbolehkan atau tidak untuk dimulai dalam

waktu dekat.

Gambar 3. Simulasi pembelajaran tatap muka di masa new normal bersama Walikota. (sumber: https:/instagram.com/yuliyantosalatiga)

Sistem Sosial Budaya

Kegiatan-kegiatan fisik yang berhubungan dengan sosial budaya di masyarakat terutama dilingkungan kota Salatiga sampai selama pandemi berlangsung masih dibatasi dan belum boleh untuk dilaksanakan seperti biasanya. Kegiatan yang dimaksudkan antara lain yaitu pertunjukan seni, acara adat, tradisi, pertemuan rutin, hajatan, kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial lainnya. Akan tetapi sejak memasuki masa new normal kebijakan mulai sedikit dilonggarkan, misalnya boleh melakanakan kegiatan-kegiatan tersebut namun jumlah peserta yang hadir/terlibat hanya sekitar 5-10 orang. Selain itu juga wajib mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mengukur suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Atau bisa dengan melaksanakan kegiatan secara virtual/daring sehingga meminimalisir terjadinya kontak fisik dengan orang lain.

Sanksi Bagi Pelanggar Protokol Kesehatan

Selain menyiapkan tatanan kebiasaan baru atau tatanan new normal dalam berbagai aspek kehidupan, pemerintah kota Salatiga dengan tegas juga memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pelanggaran-pelanggaran tersebut diantaranya yaitu tidak memakai masker saat bepergian, membuat kerumunan, tidak menjaga jarak, bepergian yang tidak perlu,, mengadakan acara/kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Sanksi yang diberikan pun beragam. Mulai dari sanksi yang mudah hingga sanksi yang berat dan hukum pidana. Bagi para pelanggar kelas ringan seperti orang-orang yang tidak bermasker, tidak menjaga jarak, dan berkerumun mungkin hanya akan dihukum untuk push up, menghafal teks pancasila, membuat surat pernyataan dan sebagainya. Akan tetapi untuk pelanggaran kelas berat seperti nekat mengadakan acara, kegiatan, ataupun hajatan yang mengumpulkan banyak orang akan mendapatkan sanksi dari kepolisian atau yang paling berat bisa dituntut pidana.

Gambar 4. Walikota dan tim razia gabungan menegur warga yang tidak menaati protokol kesehatan. (sumber:

https:/instagram.com/yuliyantosalatiga)

Untuk memantau dan memaksimalkan upaya tersebut, pemerintah kota Salatiga membentuk tim razia gabungan yang terdiri atas pemerintahan, TNI, Polri, dan Satpol PP. Razia secara rutin dilaksanakan di tempat-tempat umum terutama yang masih banyak ditemukan para pelanggar di kota

Salatiga. Harapannya dengan adanya program ini, masyarakat akan sadar dan tertib dalam upaya menaati protokol kesehatan, menekan tingkat persebaran virus, memutus rantai persebaran virus covid-19, dan tentunya semua keadaan lekas kembali seperti semula.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Normal baru sudah menjadi tatanan hidup baru bagi masyarakat dalam bidang apapun. 2. Normal baru diterapkan untuk meminimalkan penyebaran COVID-19. 3. Normal baru membantu masyarakat dalam menyongsong kegiatan sehari-hari. 4. Normal baru bermanfaat bagi masyarakat dan membantu meningkatkan roda perekonomian. 5. Normal baru akan terus diterapkan hingga pandemi berlalu. 6. Normal baru belum membantu dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan normal baru di bidang pendidikan masih dirasa riskan, karena mengingat

jumlah peserta didik yang meluap sehingga tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan protokol normal baru.

SARAN

Saran untuk pelaksanaan normal baru: 1. Masyarakat perlu mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan. 2. Kegiatan normal baru harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar pencegahan penularan efektif. 3. Tim pengabdian masyarakat yang bergerak untuk mendemonstrasikan kegiatan normal baru harus tetap berjalan walaupun kegiatan pengabdian telah usai, karena normal baru adalah tatan hidup baru.

(33)

1977

DAFTAR PUSTAKA

Sholikhul Hakim, dkk. (2020). Aktualisasi Kebinekaan Era New Normal di Lingkungan

Pendidikan Tinggi. dalam jurnal Kalacakra, Vol. 1,

Gambar

Gambar 2. Hasil dari Pemberdayaan  Masyarakat
Gambar 1. Penataan pasar dengan sistem sosial/physical distancing di  Kota Salatiga. (sumber: https:/instagram.com/muhammadharissalatiga)
Gambar 3. Simulasi pembelajaran tatap muka di masa new normal  bersama Walikota. (sumber: https:/instagram.com/yuliyantosalatiga)
Gambar 1. Poster mengenai Covid-19
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa istilah pengelolaan memiliki pengertian yang sama dengan manajemen, dimana pengelolaan merupakan bagian dari proses manajemen

Menurut James Martin (2009) , Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media tanpa mengatap satu sama lain atau

Tetapi, dengan memasuki peralihan terhadap new normal, pemerintah juga berharap agar masyarakat tetap bisa beraktivitas seperti biasa tetapi mengikuti protokol kesehatan, dan

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui edukasi pencegahan Covid-19 dan pembagian masker untuk kesehatan masyarakat dapat mengurangi kasus Covid-19 dengan

Dengan memiliki pengetahuan terkait penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan penyebaran Covid-19 siswa dapat menerapkannya dengan baik pada masa New Normal

Seperti ditegaskan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan R Agus H Purnomo, bahwa transportasi laut akan kembali beraktivitas secara normal namun harus tetap menerapkan

Mohon kepada peserta Test JUELT untuk nadir tepat waktu dan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dengan memperhatikan 3M : Mertyaga

Mengajak warga kembali ke rumah setelah ada arahan dari petugas yang berwenang dengan tetap menjaga dan mempraktekkan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19