13 II.1. Defenisi Sistem
Definisi sistem secara umum adalah kumpulan dari bagian - bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama atau sekumpulan objek - objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan. (Samiaji, 2009:11)
Dengan demikian, secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel - variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. Murdick dan Ross (2013) mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. (Hanif, 2007:3)
II.1.1. Karakteristik Sistem
Suatu sistem menpunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu : 1. Komponen Sistem (Component).
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau
subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari subsistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar disebut dengan supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut sebagai suatu sistem sedang industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya. Kalau sistem akuntansi dipandang sebagai suatu sistem, maka perusahaan adalah supra sistem dan industri adalah supra dari supra sistem.
2. Batasan Sistem (Boundary).
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipasang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut. 3. Lingkungan Luar Sistem (Environment).
Merupakan apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface) .
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi satu masukan (input) bagi subsistem yang lain dan akan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input).
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan peralatan (maintenence input) dan masukan sinyal (signal input). Mantenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
6. Keluaran Sistem (Output).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah
transaksi menjadi laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh menejemen.
7. Pengolahan sistem (Process).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan - laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen. 8. Sasaran Sistem (Objective).
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objectif). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan. (Hanif, 2007:5-6)
Gambar II.1. Model Sistem (Sumber : Hanif , 2007 : 4)
II.2. Defenisi Informasi
Menurut Krismiaji, Informasi adalah data yang diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat. (Jurnal Riset Komputerisasi Akuntansi @is The Best,Vol.1, No.1,April 2012 : Hal,44).
Informasi adalah data yang sudah mengalami pemrosesan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan penggunanya dalam membuat keputusan. Setiap
Masukan (Input) Pengolahan (Processing) Keluaran (Output)
pembuatan keputusan yang rasional membutuhkan informasi sehingga memperoleh hasil yang optimal dalam kondisi pada saat keputusan tersebut dibuat. (Samiaji, 2009:12)
Jadi informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerima dan bermakna dalam pengambilan keputusan.
II.3. Sistem Informasi
Menurut Azhar Sutanto, Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub - sub sistem baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. (Jurnal Riset Komputerisasi Akuntansi @is The Best,Vol.1,No.1,April 2012 : Hal,44).
Untuk memahami pengertian sistem informasi, harus dilihat keterkaitan antara data dan informasi sebagai entitas penting pembentuk sistem informasi. Data merupakan nilai, keadaan, atau sifat yang berdiri sendiri lepas dari konteks apapun. Sementara informasi data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Davis , 1995). McLeod (1995) mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.
Akhirnya Sistem Informasi Manajemen (SIM) dapat didefinisikan sebagai suatu alat yang menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehingga bermanfaaat bagi penerimanya (Kertahadi , 1995). Tujuannya adalah menyajikan
informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan menyajikan sinergi organisasi pada proses (Murdick dan Ross , 1993). Dengan demikian, sistem informasi berdasarkan konsep (input , processing, output - IPO) dapat dilihat pada gambar berikut.(Hanif , 2007:9).
Gambar II.2. Konsep Sistem Informasi (Sumber : Hanif , 2007 : 9)
II.4. Akuntansi
Akuntansi (Accounting) merupakan proses indentifikasi, pencatatan, dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas. Secara umum terdapat tiga aktivitas dalam akuntansi, yaitu sebagai berikut:
1. Aktivitas identifikasi (identifying). Dalam aktivitas ini akan dilakukan identifikasi terhadap transaksi yang terjadi dalam suatu entitas. Dari proses ini akan dapat diklasifikasi apakah suatu transaksi merupakan transaksi ekonomi/keuangan atau non-ekonomi.
2. Aktivitas pencatatan (recording). Dalam aktivitas ini semua transaksi ekonomi yang telah diidentifikasi pada tahap pertama akan dicatat secara kronologis dan sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu. 3. Aktivitas komunikasi (communicating). Dalam aktivitas ini akan dilakukan pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang
Output Data Input
berupa laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan. Dalam hal ini pemakai laporan keuangan terdiri atas:
Pemakai di dalam perusahaan (internal user): manajemen dan karyawan.
Pemakai di luar perusahaan (external user): kreditor, investor, fiskus, dan lainnya. (Wibowo , 2003:1)
II.4.1. Sistem Informasi Akuntansi
Definisi sistem informasi akuntansi menurut Kristimiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. (Jurnal Riset Komputerisasi Akuntansi @is The Best, Vol.1,April 2012 : 45)
Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini secara manual atau terkomputerisasi. SIA juga merupakan sistem yang paling penting di organisasi dan merubah cara menangkap, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi. Saat ini, digital dan informasi online semakin digunakan dalam sistem informasi akuntansi. Organisasi perlu menempatkan sistem di lini depan, dan mempertimbangkan baik segi sistem ataupun manusia sebagai faktor yang terkait ketika mengatur sistem informasi akuntansi.
SIA pada umumnya meliputi beberapa siklus pemrosesan transaksi: 1. Siklus pendapatan. Berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke
entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. 2. Siklus pengeluaran. Berkaitan dengan perolehan barang jasa dari entitas
lain dan pelunasan kewajiban yang berkaitan.
3. Siklus produksi. Berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa. Siklus keuangan. Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas. (Agustinus Mujilan; 2012: 3)
Kompleksitas suatu perusahaan menuntut adanya suatu sistem yang efektif dalam rangka pemrosesan yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun sebuah sistem informasi akuntansi, antara lain seperti berikut:
1. Cost-benefit, artinya dalam memutuskan untuk mendesain sebuah sistem informative perlu dipertimbangkan antara jumlah beban yang harus dikeluarakan dan manfaat yang akan diperoleh dari sistem yang diciptakan. 2. Usefullness, artinya sistem informasi dan akuntansi harus dapat
menciptakan informasi yang mudah dimengerti, relevan, reliable, tepat waktu dan akurat. Oleh karena itu, pengetahuan dari calon pemakai informasi akuntansi harus menjadi salah satu pertimbangan dalam mendesain sistem.
3. Flexibility, artinya sistem informasi akuntansi diharapkan dapat menampung berbagai variasi dari calon pemakai informasi akuntansi, serta
dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan perubahan.
Untuk menciptakan sebuah sistem informasi yang memadai perlu berbagai tahapan dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Ada beberapa tahapan yang perlu dilalui dalam rangka menyusun sistem informasi akuntansi. Tahapan tersebut adalah:
1. Analysis, fase ini merupakan fase yang perancang sistem menggali informasi yang diperlukan, baik dari internal perusahaan maupunin dari eksternal perusahaan. Dari informasi yang diperoleh, perancang sistem dapat merencanakan bentuk dokumen, prosedur, dan pelaporan informasi akuntansi.
2. Design, pada fase desain ini perancang sistem akan merancang berbagai bentuk dokumen, prosedur, deksripsi pekerjaan, sistem pengendalian, bentuk pelaporan, serta berbagai peralatan yang mungkin diperlukan. Hal tersebut dilakukan jika sistem yang dirancang merupakan sistem yang baru. Jika sistem akutansi sebelumnya sudah ada, perancang sistem akan mendesain ulang dan merevitalisasi berbagi dokumen dan peralatan yang duperlukan.
3. Implementation, pada fase implementasi, baik untuk sistem baru maupun sistem telah ada sebelumnya, semua dokumen, prosedur, peralatan, serta sumber daya manusia sudah siap untuk melakukan operasi atas sistem yang telah dirancang. Pada fase ini peranan sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan operasional sistem. Oleh karena itu, berbagai pelatihan diperlukan guna mendukung operasional sistem akuntansi.
4. Follow-Up, setelah sistem akuntansi operasional, perlu ada evaluasi dan pemantauan atas kelemahan - kelemahan yang mungkin timbul. Tindakan koreksi dan perbaikan mungkin diperlukan dalam fase ini. (Wibowo 2003:103-104).
II.5. Cash Basis
Kas Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, dimana pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Kas Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan belanja dan pembiayaan.
Kas Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi.
Kas Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :
1. Pengakuan Pendapatan :
Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
2. Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai kas basis.
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode kas basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
1. Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Kas Basis.
Metode kas basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan pendapatan.
Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenarnya.
Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut.
Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum tertagih.
2. Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Kas Basis.
Metode kas basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena
adanya pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal
adanya estimasi piutang tak tertagih.
Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai kas basis).
Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan ke depannya karena selalu berpatokan kepada kas. (Ritonga,2012)
II.5. Visual Basic
Visual Basic 2010 adalah inkarnasi dari bahasa visual basic yang sangat popular dan telah dilengkapi dengan fitur serta fungsi yang secara dengan bahasa tingkat tinggi lainnya seperti C++.
Visual Basic 2010 dapat digunakan untuk membuat aplikasi Windows, mobile, Web dan Office yang kompleks dengan menggunakan kode yang anda tulis atau kode yang telah ditulis oleh orang lain dan kemudian dimasukkan ke dalam program.
Visual Basic 2010 menyediakan berbagai tools dan fitur canggih yang memungkinkan untuk menulis kode, menguji dan menjalankan program tunggal atau terkadang serangkaian program yang terkait dengan satu aplikasi. (Christopher Lee , 2014:1-2)
Visual Basic .NET merupakan bahasa yang digunakan untuk membangun sebuah aplikasi .NET seperti halnya bahasa pemrograman lainnya. Visual Basic juga sangat mudah untuk dipelajari dan merupakan bahasa pemrograman yang sangat produktif.
Salah satu komponen yang paling penting dalam Visual Basic .NET adalah .NET Framework. Komponen ini berisi semua tentang fungsi-fungsi sistem
operasi dan dapat digunakan pada aplikasi yang akan dibuat melalui beragam Methods.
Bahasa Visual Basic 2010 awalnya berasal dari bahasa pemrograman yaitu bahasa BASIC, yang oleh Microsoft diadaptasi dalam program Microsoft Quick BASIC. Saat ini versi Microsoft Visual Studio yang beredar adalah versi 10 yang populer dengan nama Microsoft Visual Studio 2010.
Visual Studio adalah Integrated Development Environment (IDE) dari untuk membangun aplikasi console dan Graphical user interface (GUI) dengan menggunakan bahasa yang didukung pada .NET Framework. Aplikasi GUI yang dapat dibangun diantaranya adalah Windows Form, Website, Web Application, Windows Mobile.
Visual Studio selain mempunyai feature untuk :
1. Designer antarmuka untuk Winform, WPF dan Web. Selain itu juga dapat digunakan untuk mendesign Class, Data dan Mapping.
2. Code editor dengan dukungan IntelliSense. 3. Debugger.
Gambar II.3. Microsoft Visual Studio 2010 (Sumber : M. Reza Faisal , 2013:1-6)
II.6. SQL Server
SQL Server adalah sebuah tipe database yang dinamakan database relasional (RDBMS), yaitu database yang mengorganisasikan data dalam bentuk tabel. Tabel dibentuk dengan mengelompokkan data yang mempunyai subjek yang sama yang berisi baris dan kolom informasi.
SQL Server 2008 adalah sebuah RDBMS (Relational Database Management System) yang di-develop oleh Microsoft. SQL Server 2008 menggunakan SQL Language (Structur Query Language). Sebuah database berisi satu tabel atau lebih dan memiliki nama yang berbeda untuk masing - masing tabel, memiliki field - field dan berisi record. Query digunakan untuk menyimpan dan mengolah data.
Pada SQL Server 2008, kita bisa melakukan pengambilan dan modifikasi data yang ada dengan cepat dan efisien. Pada SQL Server 2008, kita bisa membuat objek - objek yang sering digunakan pada aplikasi bisnis seperti
membuat database, tabel, function, store procedure, trigger, dan view. (Cybertron Solution dan SmitDev Community,2010:101)
Gambar II.4. Login SQL Server
(Sumber : Cybertron Solution & SmitDev Community, 2010: 102)
Terdapat beberapa view yang akan sering digunakan pada SQL Server Management Studio, di antaranya Object Explorer yang digunakan untuk melakukan aktivitas pada database menggunakan GUI dan Query yang digunakan untuk melakukan aktivitas database menggunakan T-SQL Query. Pada SQL Server 2008, database adalah objek yang paling vital karena pada objek tersebutlah objek dan data didefinisikan dan disimpan. (Cybertron Solution dan SmitDev Community,2010,103)
II.5. SQL Server Management Studio
(Sumber : Cybertron Solution & SmitDev Community, 2010: 102)
II.7. Unified Modelling Language
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yg telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. Dengan menggunakan UML kita dapat membuat model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Tetapi karena UML juga menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasa-bahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C# atau VB.NET. Walaupun demikian, UML tetap dapat digunakan untuk modeling aplikasi prosedural dalam VB atau C. Seperti bahasa-bahasa lainnya, UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantik. Notasi UML merupakan sekumpulan
bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). (Dharwiyanti, dkk : 2003 :2)
Tabel II.1. Relasi - Relasi dalam UML (Unified Modelling Language)
Relasi Fungsi Notasi
Asosiasi (association)
Mendeskripsikan hubungan
antar-instance suatu kelas
Keter gantungan
(dependency) Relasi antar dua elemen model
Aliran (flow) Relasi antar dua versi suatu objek
Generalisasi (generalization)
Relasi antar penklasifikasi yang memiliki deskripsi yang bersifat lebih umum dengan berbagai perngklasifikasi yang lebih spesifik, digunakan dalam struktur pewarisan Realisasi
(realization)
Relasi antar spesifikasi dan impelementasinya
Penggunaan (usage)
Situasi di mana salah satu elemen membutuhkan elemen yang lainnya
agar dapat berfungsi dengan baik
II.7.1. Komponen-Komponen UML A. Use Case Diagram
Use Case adalah deskripsi fungsi dari sebuah sistem dari perspektif pengguna. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipikal interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai. Urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem disebut scenario. Setiap scenario mendeskripsikan urutan kejadian. Setiap urutan diinisialisasikan oleh orang, sistem yang lain, perangkat keras atau urutan waktu. Dengan demikian secar singkat bisa dikatakan use case adalah serangkain scenario yang digabungkan bersama-sama oleh tujuan umum pengguna.
Dalam konteks UML, tahap konseptualisasi dilakukan dengan pembuatan use case diagram yang sesungguhnya merupakan deskripsi peringkat tinggi bagaimana perangkat lunak (aplikasi) akan digunakan oleh penggunanya. Selanjutnya, use case diagram tidak hanya sangat penting pada saat analisis, tetapi juga sangat penting dalam tahap perancangan (design), untuk mencari kelas-kelas yang terlibat alam aplikasi, dan untuk melakukan pengujian (testing).
Saat akan mengembangkan use case diagram, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mengenali actor untuk sistem yang sedang dikembangkan. Dalam hal ini, ada beberapa karakteristik untuk para actor, yaitu actor yang ada di luar sistem yang sedang dikembangkan dan actor
yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dikembangkan.(Adi Nugroho ; 2009 : 7 )
Gambar II.6. Contoh Use Case Diagram (Sumber : Hilman dkk , 2012:5)
B. Class Diagram
Class didefenisikan sebagai kumpulan/himpunan objek yang memiliki kesamaan dalam atribut/properti, perilaku (operasi), serta cara berhubungan dengan objek lain. (Adi Nugroho ; 2009 : 18)
Selain itu, kita juga mendefenisikan objek sebagai konsep, abstraksi dari sesuatu dengan batas nyata, sehingga kita dapat menggambarkan secara sistematis. Pemahaman objek memiliki dua fungsi, yaitu :
1. Memudahkan untuk mempelajari secara seksama hal-hal yang ada di dunia nyata.
2. Menyediakan suatu dasar yang kuat dalam implementasi ke dalam sistem terkomputerisasi. (Adi Nugroho : 2009 : 17)
Transaksi pembayaran Membuat Laporan Petugas TU Siswa <extend>
Gambar II.7. Contoh Class Diagram (Sumber : Hilman dkk , 2012:7)
C. Activity Diagram
Diagram aktivitas (activity diagram) sesungguhnya merupakan bentuk khusus dari state machine yang bertujuan memodelkan komputasi-komputasi dan aliran-aliran kerja yang terjadi dalam sistem/perangkat lunak yang sedang dikembangkan. Biasanya, suatu diagram aktivitas mengasumsikan komputasi-komputasi dilaksanakan tanpa adanya interupsi-interupsi eksternal berbasis event terjadi padanya (Adi Nugroho, 2010 : 62) user id_User: int nama_lengkap: int nama_user: int Password: int Status: int Tipe_user: int addUser(): void deleteUser(): void editUser(): void getSiswa(): void saveUser(): void siswa Alamat_siswa: varchar Jk_siswa: int Jurusan_siswa : varchar Kelas_siswa: int Nama_siswa: varchar NIS_siswa: int Tahun_ajaran: data Tgllahir_siswa: data Tmptlahir_siswa: varchar addSiswa(): void deleteSiswa(): void editSiswa(): void getPembayaran(): void getSiswa(): void Transaksi Pembayaran Id_pembayaran: int NIS_siswa: int Tanggal_pembayaran: int Total_bayar: int addPembayaran(): void editPembayaran(): void getNIS(): void getPembayaran(): void savePembayaran(): void viewPembayaran(): void Biaya Lain id_biayalain: int id_config: int jenis_biaya: int status: int tglakhirbayar: int tglawalbayar:int addbiayalain(): void getbiayalain(): void printbiayalaint(): void savebiayalain(): void Laporan Id_laporan: int Jenis_laporan: int Perioda_laporan: int displayLaporan(): void getRange(): void print_laporan(): void Tunggakan Id_laporan: int jenis_Tunggakan: int nis_siswa: int nominal: int status: int tahun: int tanggal: int addLaporan(): void displayLaporan(): void print_laporan(): void Jenis Pembayaran Id_pembayaran: int Jenis_pembayaran: int NIS_siswa: int addLaporan(): void addPembayaran(): void deletePembayaran(): void editPembayaran(): void getPembayaran(): void savePembayaran(): void viewPembayaran(): void Pembayaran SPP Pembayaran UTS Pembayaran UAS
Gambar II.8. Contoh Activity Diagram (Sumber : Hilman dkk , 2012:4)
E. Sequence Diagram
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah contoh obyek dan message (pesan) yang diletakkan diantara obyek-obyek ini di dalam use case.
Sequence diagram juga menampilkan interaksi antar suatu kelas dengan kelas yang lainnya, bagaimana suatu message (pesan) dikirimkan dari suatu kelas ke kelas yang lainnya, dengan penekanan lebih pada urutan kejadian menurut waktu. Keunggulan dari Sequence diagram
mempunyai tunggakan ya tidak Tidak ada tunggakan tidak ya mulai Mendatangi tempat pembayaran Siswa melakukan pembayaran Siswa menanyakan informasi tunggakan Pencarian informasi data siswa Pencarian data transaksi pengecekan Melakukan pembayaran dengan menyertakan kartu
iuran Petugas menerima uang pembayaran Pencatatan pada buku transaksi Pencatatan tanda bukti pada kartu iuran siswa
Petugas TU
memperlihatkan dengan baik urutan interaksi yang terjadi antara suatu kelas dengan kelas lainnya, tetapi mengabaikan pengorganisasiannya. (Adi Nugroho ; 2009 : 101)
Gambar II.9. Sequence Diagram (Sumber : Hilman dkk , 2012:6)
II.8. Basis Data (database)
Menurut James Martin (2009) , Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk digunakan dan ditampilkan kembali, dapat digunakan untuk satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data dapat disimpan tanpa
Tampilan menu utama sispp()
Load menu utama jika password benar () Tampilkan kesalahan jika password salah() ()
Validasi login Klik button login ()
Masukkan nama dan password() Tampil Form Login() Mengakses SiSPP()
Petugas TU
Sistem informasi spp
Form login Menu utama
SiSPP
login DB SPP
TB user
Sistem menampilkan form login()
mengalami ketergantungan pada program yang akan menggunakannya, serta disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol. (Kusrini , 2007:140)
Adapun elemen - elemen sistem manajemen basis data adalah sebagai berikut:
1. Database
Database adalah kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu sama lain, yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer, dan harus menggunakan software untuk melakukan manipulasi tertentu
2. File
File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang elemen dan atribut yang sama, namun value-nya berbeda. Database dibentuk dari kumpulan file.
3. Record
Record adalah kumpulan elemen yang saling berkaitan yang menginformasikan tentang satu entitas secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi.
4. Field
Field adalah bagian tertentu dari data dalam record yang mewakili satu entitas. Misalnya file anggota dapat dilihat dari field-nya. Seperti kode anggota, nama dan lain - lain.
5. Data Value
Data Value adalah data actual atau informasi yang disampaikan pada setiap data elemen atau field data.
6. Entity
Entity adalah objek riil yang dapat dibedakan satu sama lain dan tidak saling bergantung. Misal, pada bidang sirkulasi, entitasnya adalah anggota dan buku.
7. Query
Query merupakan perintah yang dirancang untuk memanggil kelompok record tertentu dari satu file atau lebih untuk melakukan operasi pada file. 8. View
View adalah data yang terdiri atas sejumlah record yang diproses urutan penampilan. (Kusrini ,2007:142-143)
II.9. Normalisasi
Normalisasi merupakan cara pendekatan dalam membangun desain logika basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur table yang normal. (Kusrini : 2008 : 40)
Dalam perspektif normalisasi sebuah database dikatakan baik jika setiap table yang membentuk basis data sudah berada dalam keadaan normal. suatu tabel dikatakan normal, jika :
aman (lossless-join decomposition)
2. Terpeliharanya ketergantungan functional pada saat perubahan data (dependency preservation)
3. Tidak melanggar Boyce Code Normal Form (BCNF), jika tidak bisa minimal tidak melanggar bentuk normalisasi ketiga. (Kusrini : 2008 :40)
II.9.1. Bentuk – Bentuk Normalisasi 1. Bentuk Tidak Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat saja tidak lengkap dan terduplikasi. data dikumpulkan apa adanya sesuai keadaannya. (Kusrini : 2008 : 41)
2. Bentuk Normal Pertama (1NF/First Normal Form) Suatu tabel disebut 1NF jika :
- Tidak ada baris yang duplikat dalam tabel tersebut
- Masing – masing cell bernilai tunggal. (Kusrini : 2008 : 41) 3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form)
Bentuk normal kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel semua atribut yang tidak termasuk dalam primary key memiliki ketergantungan fungsional pada primary key secara utuh. sebuah tabel dikatakan tidak memenuhi 2NF, jika ketergantungannya hanya bersifat parsial (hanya tergantung pada sebagian dari primary key). (Kusrini : 2008 : 41)
4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)
Bentuk normal ketiga terpenuhi jika untuk setiap ketergantungan fungsional dengan notasi X->A, dimana A mewakili semua atribut tunggal di dalam tabel yang tidak ada dalam X, maka :
- X haruslah superkey pada tabel tersebut.
- Atau A merupakan bagian dari primary key pada tabel tersebut. (Kusrini : 2008 : 42)
5. Bentuk Normal Keempat Dan Kelima
Penerapan aturan normalisasi sampai bentuk normal ketiga sudah memadai untuk menghasilkan tabel berkualitas baik. Namun demikian, terdapat pula bentuk normal keempat (4NF) dan kelima (5NF). Bentuk normal keempat berkaitan dengan sifat ketergantungan banyak nilai (multiple dependency) pada suatu tabel yang merupakan pengembangan dari ketergantungan fungsional. Adapun bentuk normal kelima merupakan nama lain dari Project Join Normal Form (PJNF). (Kusrini : 2008 : 43)
6. Bentuk Normal Boyce - Codd (BCNF/ Boyce - Codd Normal Form)
Bentuk normal ini terpenuhi jika :
- Memenuhi 1NF
- Relasi harus bergantung fungsi pada atribut superkey. (Kusrini : 2008 : 43)
II.10. Entity Relationship Diagram
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk mengidentifikasi data yang akan diambil, disimpan, dan dipanggil kembali (retrieve) untuk keperluan-keperluan tertentu dalam mendukung kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. ERD juga digunakan untuk mengidentifikasi asal data yang dibutuhkan dan dilaporkan.
ERD (model data) merupakan alat yang digunakan dalam analisis untuk menggambarkan kebutuhan data dan asumsi – asumsi dalam sistem yang akan dibangun/dikembangkan secara terstruktur dari atas ke bawah. Model data ini juga diatur pada tahapan SDLC dalam mendesain database. Pembuatan ERD membutuhkan pemahaman terhadap sistem dan komponen – komponen yang menyusunnya.
Untuk mempermudah dalam perancangan database, maka digunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD diutamakan untuk permodelan dari desain konseptual. Entity Relationship Diagram menggambarkan struktur dan keterkaitan tabel – tabel data yang menyusun database secara detail. ERD merupakan representasi data sebagai entitas, atribut, dan relasi. (Marimin, dkk : 2006 : 111)
II.11. Kamus Data
Kamus data (data dictionary) mencakup definisi - definisi dari data yang disimpan dalam basis data dan dikendalikan oleh sistem manajemen basis data. Struktur basis data yang dimuat dalam kamus data adalah kumpulan dari seluruh
definisi field, definisi tabel , relasi tabel, dan hal - hal lainnya. Nama field data, jenis data, nilai - nilai yang valid untuk data, dan karateristik - karakteristik lainnya akan disimpan dalam kamus data. Perubahaan - perubahaan pada struktur data hanya dilakukan satu kali di dalam kamus data, program - program aplikasi yang mempergunakan data tidak akan ikut terpengaruh.(McLeod 2008:171).