• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandemi Covid-19 Elalui Kegiatan Minatani Sederhana Tanaman Kangkung dan Ikan Lele

DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, S., dan Asriyanti, A.S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya Pakcoy. Jurnal Penelitian Terapan Vol.13 No.3 :159-167

Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal Universitas Tulung Agung Bonorowo Vol 1 (2): 43-50.

1972

KESIAPAN MASYARAKAT SALATIGA DALAM MENGHADAPI MASA NEW NORMAL

Nuzulia Mufida1, Yulfa Saraswati2, Akilatul Azizah3,

Ruth Fumiko4, Geovanny Evitawati5

1,2,3,4,5 Universtas Negeri Semarang

Email : mufnuzulia21@gmail.com

Abstrak

Berdasarkan hasil riset kementrian kesehatan republik indonesia, New Normal merupakan tatanan kehidupan baru pada masa pendemi corona. Untuk merealisasikan skenario new normal tersebut, saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat berktivitas kembali namun tetap aman dari Covid-19. Protokol ini bukan hanya dibidang ekonomi, namun juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan. Kebijakan New Normal di era pandemi ini dipilih untuk menyesuaikan kehidupan ditengah pandemi Covid-19 yang bertujuan untuk memulihkan kembali produktivitas karena kehidupan tetap harus berjalan. Dalam era New Normal ini tentunya juga dibutuhkan kesiapan bagi masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan pola kehidupan normal baru. Begitu pula Salatiga Wakil Wali Kota Salatiga, Muh Haris, SS, M.Si, menyatakan bahwa Kota Satlatiga sangat siap dalam menghadapi tatanan hidup baru.

1973

PENDAHULUAN

Sudah lebih dari lima bulan Indonesia berfokus dalam menangani pandemi Covid-19 yang mana saat ini Penyebaran Corona Virus (Covid-19) sudah semakin meluas dengan jumlah kasus terpapar yang semakin hari tidak berkurang justru semakin bertambah. Meskipun pandemi Covid-19 belum juga dikatakan berakhir karena hingga saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk menghentikan penyebarannya, namun kehidupan harus tetap berjalan. Tidak mungkin kita akan terus menerus mengisolasi diri di rumah, tentunya kita ingin kembali beraktivitas, bekerja, belajar, beribadah serta bersosialisasi agar tetap bisa produktif di era pandemi ini. Jika hal tersebut tidak segera dilakukan maka akan berdampak pada berbagai sektor kehidupan baik sosial, budaya, pertumbuhan ekonomi yang semakin menurun, industri yang tidak berjalan dan masyarakat yang banyak kehilangan pekerjaan. Oleh sebab itu, masing-masing daerah saat ini harus berjibaku untuk mengambil langkah penyeseuaian terhadap situasi pandemi Covid-19 ini untuk mulai beradaptasi dengan kebiasaan hidup baru atau disebut dengan “New Normal Life”.

New Normal adalah suatu bentuk perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan

Covid-19. Kebijakan New Normal di era pandemi ini dipilih untuk menyesuaikan kehidupan ditengah pandemi Covid-19 yang bertujuan untuk memulihkan kembali produktivitas karena kehidupan tetap harus berjalan. Dalam era New

Normal ini tentunya juga dibutuhkan kesiapan bagi

masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan pola kehidupan normal baru. Karena belum semua masyarakat mampu beradaptasi dengan new normal

life, dilihat masih ada beberapa masyarakat yang

mengabaikan protokol kesehatan ketika berada diluar rumah.

Dalam penerapan new normal ini baik pemerintah maupun masyarakat harus mampu saling bekerja sama dan meningkatkan kesadaran diri masing-masing agar penularan virus corona ini dapat segera berakhir. Di wilayah kota Salatiga sendiri terdapat berbagai bentuk kesiapan dalam menghadapi era new normal baik dari pemerintah yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan maupun warga masyarakatnya guna menekan jumlah penyebaran Covid-19.

Bentuk-bentuk kesiapan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Salatiga dan warga masyarakat antara lain di galakkan nya operasi bagi pengendara motor maupun warga

masyarakat yang tengah berada diluar rumah tidak mengenakan masker, simulasi pembelajaran tatap muka bagi siswa sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan, simulasi kesiapan angkutan umum jelang pembelajaran tatap muka dengan harapan angkutan umum di Kota Salatiga benar-benar siap mengantar para siswa ke sekolahnya

dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan sistem perdagangan di pasar Kota Salatiga yang mulai menyesuaikan dengan new

normal.

New Normal tidak akan membuat kehidupan kembali normal seperti semula. Namun diharapkan dengan transisi ini menuntut partisipasi kita semua agar wabah ini tidak membesar.

METODE PELAKSANAAN

New Normal merupakan kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah sebagai salah satu bentuk upaya penanganan pandemi Covid-19. New Normal yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, yang mana artinya adalah “Adaptasi Kebiasaan Baru”. Harapan dengan adanya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru, yaitu agar masyarakat dapat kembali pada rutinitas seperti sebelum pandemi, aktivitas sebagaimana mestinya masyarakat jalankan, meskipun harus berdampingan dengan virus yang belum dinyatakan hilang. Oleh sebab itu, menerapkan kebiasaan baru yang dianjurkan oleh negara adalah solusi yang dianggap paling relevan saat ini untuk tetap hidup bersamaan dengan virus Corona.

Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Kota Salatiga, dimana kota ini menjadi salah satu sasaran lokasi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada periode 2020 dengan tema “Bersama Melawan Covid 19” (BMC), secara umum telah dilaksanakan dengan cukup ideal. Tolok ukur ideal disini yaitu dimana penerapan New Normal dilakukan sesuai panduan protokol kesehatan yang dianjurkan. Metode penerapan di Kota Salatiga dimulai dari tahap persiapan dimana hal ini dilakukan tepat ketika angka positif Corona terus mengalami penurunan di kota ini. Persiapan berupa penyusunan sejumlah aturan kebijakan yang dikemas sebagai Peraturan Wali Kota atau disingkat Perwali. Perwali disusun bertujuan untuk memberikan batasan kepada masyarakat di tengah pandemi. Peraturan ini juga menginginkan bahwa masyarakat tidak lagi boleh

1974 berdiam diri dan harus kembali produktif sekalpun

harus berdampingan dengan virus Corona. Sehingga pola atau kebiasaan baru terkait serba- serbi apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan, diatur dalam Perwali tersebut. Informasi ini dikutip dari laman berita populer TribunBanyumas.com, yang diunggah pada Senin, 29 Juni 2020 pukul 18:01 WIB.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung pada masyarakat selama proses menjalankan program kerja dari KKN, penerapan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru memiliki metode yang sedikit banyak mirip dengan anjuran protokol kesehatan pra- New Normal. Seperti memakai masker dan menjaga jarak. Hanya saja untuk waktu ini di ‘era’ New Normal, tempat makan seperti kafe, resto, warung makan yang sebelumnya tutup kembali dibuka dengan sejumlah prasyarat. Setiap tempat- tempat umum yang merupakan milik usaha swasta atau pribadi, metode penerapan New Normal yang digunakan adalah pembatasan jam kerja (waktu buka sampai tutup), kursi silang (sebagai pembatasan jarak), dan cek suhu badan setiap akan memasuki tempat- tempat tersebut.

Metode lain yang diterapkan pemerintah untuk menjalankan Adaptasi Kebiasaan Baru yaitu operasi jalan. Metode operasi jalan ini hampir memiliki kemiripan dengan operasi lalu lintas biasanya. Dimana polisi sebagai satuan petugas yang

diterjunkan, memiliki tugas untuk mengecek kelengkapan atribut kesehatan bagi para pengguna jalan. Baik berkendaraan maupun tanpa kendaraan, setiap masyarakat yang melintas akan dipantau dengan intens terkait alat kesehatan yang digunakan sekaligus kepatuhan terkait etika pengguna jalan berdasarkan protokol kesehatan yang berlaku. Apakah telah sesuai atau belum, lengkap atau tidak lengkap. Atribut kesehatan yang diwajibkan adalah masker, sedangkan etika yang dimaksud adalah kewajiban yang telah dirangkum dalam protokol kesehatan seperti jaga jarak, larangan berkerumun, dan juga aturan rentang waktu pada aktivitas tertentu.

Adapun faktor pendukung dan penghambat selama menerapkan New Normal di Kota Salatiga. 1.Faktor Pendukung

a) Bantuan alat kesehatan yang secara teratur dibagikan kepada masyarakat, membuat mayoritas masyarakat sudah terbiasa sejak pra New Normal dan juga patuh untuk menggunakan alat kesehatan yang dianjurkan kemana pun masyarakat berpergian, seperti masker dan hand sanitizer.

b) .Pemerintah Kota Salatiga yang bertindak cepat, beserta relevansi kebijakan yang dikeluarkan terhapad kebutuhan masyarakat. c) Kota Salatiga sejak awal tidak memiliki kasus

yang parah terkait Covid-19, meskipun pernah dinyatakan zona merah.

2.Faktor Penghambat

a) Masyarakat kurang peduli dengan menjaga jarak. Mayoritas masyarakat merasa sudah cukup dengan memakai masker dan sedia antiseptic setiap waktu, sehingga masyarakat tidak begitu mempermasalahkan dengan menjaga jarak. Hal ini dapat dibuktikan ketika pada aktivitas masyarakat di tempat umum terbuka seperti pasar. Meskipun para pedagang telah melakukan pembatasan jarak, akan tetapi para pembeli tetap bertahan pada keramaian dan tidak menjaga jarak dengan masyarakat lainnya. Salah satu alasan yang membuat masyarakat tidak bisa menjaga jarak terutama di tempat umum terbuka seperti itu yaitu, masyarakat mengaku kesulitan karena banyaknya orang lain pula yang menggunakan atau berada di tempat yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wabah pandemi covid-19 sedang melanda dunia internasional. Wabah tersebut sudah menyebar

dan menjadi sebuah musibah terhadap hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Dampak yang terjadi akibat wabah tersebut juga begitu luar biasa, tidak hanya pada beberapa aspek, tetapi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat merasakan dampak wabah Covid-19.

Dampak dari wabah covid-19 di Indonesia telah merubah dan membuat kehidupan masyarakat menjadi tidak tertata. Baik dalam aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, maupun pendidikan, harus menyesuaikan kembali dengan keadaan yang terjadi saat ini. Berat memang, tetapi roda kehidupan dan perekonomian harus tetap berjalan. Tidak hanya masyarakat, pemerintah dan birokrat pun turut pusing dalam mengatasi berbagai macam persoalan yang timbul akibat wabah covid-19 ini. Tidak sedikit anggaran keuangan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, baik itu pemerintah pusat maupun daerah, dalam mengatasi dan menjaga stabilitas kehidupan masyarakat. Berbagai macam bantuan juga di berikan kepada masyarakat dari para pihak

1975 swasta, meskipun banyak kerugian yang harus

mereka rasakan juga.1

Selama hampir lima bulan lebih, seluruh masyarakat Indonesia harus hidup berdampingan dan merasakan dampak akibat wabah covid-19. Skenario tatanan normal baru (new normal) pun mulai di terapkan oleh pemerintah setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) resmi dicabut. Begitu pula yang terjadi di Kota Salatiga, Jawa Tengah. Pemerintah kota Salatiga mulai menerapkan sistem new normal sejak awal Juli 2020. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui dinas-dinas terkait untuk menata kembali dan menjaga stabilitas kehidupan masyarakat, juga untuk menjaga roda perekonomian agar tetap berjalan. Selain melakukan berbagai upaya dalam menghadapi masa new normal, pemerintah kota Salatiga juga memberlakukan sanksi bagi masyarakat yang melanggar protokol-protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berikut ini adalah beberapa langkah atau upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota salatiga dalam menghadami masa new normal. Sistem Ekonomi

Ketika awal merebaknya wabah covid—19 di Indonesia, kondisi perekonomian di kota Salatiga sempat melemah, namun kemudian pemerintah kota

Salatiga melalui Dinas Pasar membuat gagasan sistem jual beli di pasar dengan menerapkan social

distancing dan physical distancing. Pasar ditata

dengan sistem demikian agar warga tetap bisa menjalankan sistem jual beli dengan nyaman dan tetap menaati protokol kesehatan. Dalam prosesnya, petugas dari Dinas Pasar maupun dari Satpol PP kota Salatiga tetap berjaga dan patroli di lingkungan pasar, hal ini dilakukan agar masyarakat tetap taat dan patuh terhadap protokol kesehatan.

Gambar 1. Penataan pasar dengan sistem sosial/physical distancing di Kota Salatiga. (sumber: https:/instagram.com/muhammadharissalatiga)

Selain penataan pasar, pemerintah juga memberikan dan menyalurkan bantuan kepada para pekerja baik buruh maupun di bidang jasa. Bantuan yang diberikan pun bermacam-macam, baik dari pemerintah pusat maupun daerah, pihak swasta, dan dinas-dinas terkait. Kebijakan lain yang diterapkan di kota Salatiga yaitu pendataan dan pemberian bantuan kepada para pelaku UMKM yang dalam pelaksanaannya melalui Dinas UMKM kota Salatiga Sistem Transportasi

Dalam menghadapi masa new normal, pemerintah kota Salatiga melalui dinas Perhubungan dan Transportasi telah melaksanakan penataan sistem transportasi yang berada di wilayah kota salatiga. Hal ini dimulai dengan adanya penyekatan jalur transportasi antar kota antar daerah yang masuk dan melewati kota Salatiga. Jika pada masa sebelumnya, angkutan umum (bus, mikro bus, travel) baik antar kota maupun antar provinsi melewati jalur utama Semarang-Solo yang berada di pusat kota Salatiga, pada masa pandemi covid-19 hanya diperbolehkan melalui Jalur Lingkar Selatan (JLS) kota Salatiga dan diwajibkan menaikkan serta menurunkan penumpang hanya di Terminal Tingkir. Jumlah penumpangnya pun terbatas hanya separuh dari kapasitas seluruhnya angkutan umum tersebut. Sementara untuk akses ke pusat kota dan beberapa jalur di pusat kota hanya diperbolehkan menggunakan angkutan umum, mini bus, ojek, becak, maupun delman dengan tetap menaati protokol kesehatan.

Gambar 2. Simulasi penerapan protokol kesehatan pada angkutan umum yang beroperasi di wilayah pusat kota Salatiga. (sumber:

https:/instagram.com/humassetdakotasalatiga)

Sistem Pendidikan

Sampai saat ini sistem pendidikan di kota Salatiga masih dilaksanakan dengan sistem

daring/offline. Namun setelah kota Salatiga mulai

memasuki zona kuning, pemerintah telah menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran pada masa new normal dan telah melaksanakan simulasi pembelajaran di beberapa jenjang sekolah baik negeri maupun swasta yang ada di Salatiga. Hanya tinggal menunggu keputusan dari Kementerian Pendidikan mengenai sistem pembelajaran tatap muka di Kota Salatiga apakah

1976 akan diperbolehkan atau tidak untuk dimulai dalam

waktu dekat.

Gambar 3. Simulasi pembelajaran tatap muka di masa new normal bersama Walikota. (sumber: https:/instagram.com/yuliyantosalatiga)

Sistem Sosial Budaya

Kegiatan-kegiatan fisik yang berhubungan dengan sosial budaya di masyarakat terutama dilingkungan kota Salatiga sampai selama pandemi berlangsung masih dibatasi dan belum boleh untuk dilaksanakan seperti biasanya. Kegiatan yang dimaksudkan antara lain yaitu pertunjukan seni, acara adat, tradisi, pertemuan rutin, hajatan, kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial lainnya. Akan tetapi sejak memasuki masa new normal kebijakan mulai sedikit dilonggarkan, misalnya boleh melakanakan kegiatan-kegiatan tersebut namun jumlah peserta yang hadir/terlibat hanya sekitar 5-10 orang. Selain itu juga wajib mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mengukur suhu tubuh, dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Atau bisa dengan melaksanakan kegiatan secara virtual/daring sehingga meminimalisir terjadinya kontak fisik dengan orang lain.

Sanksi Bagi Pelanggar Protokol Kesehatan

Selain menyiapkan tatanan kebiasaan baru atau tatanan new normal dalam berbagai aspek kehidupan, pemerintah kota Salatiga dengan tegas juga memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pelanggaran-pelanggaran tersebut diantaranya yaitu tidak memakai masker saat bepergian, membuat kerumunan, tidak menjaga jarak, bepergian yang tidak perlu,, mengadakan acara/kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Sanksi yang diberikan pun beragam. Mulai dari sanksi yang mudah hingga sanksi yang berat dan hukum pidana. Bagi para pelanggar kelas ringan seperti orang-orang yang tidak bermasker, tidak menjaga jarak, dan berkerumun mungkin hanya akan dihukum untuk push up, menghafal teks pancasila, membuat surat pernyataan dan sebagainya. Akan tetapi untuk pelanggaran kelas berat seperti nekat mengadakan acara, kegiatan, ataupun hajatan yang mengumpulkan banyak orang akan mendapatkan sanksi dari kepolisian atau yang paling berat bisa dituntut pidana.

Gambar 4. Walikota dan tim razia gabungan menegur warga yang tidak menaati protokol kesehatan. (sumber:

https:/instagram.com/yuliyantosalatiga)

Untuk memantau dan memaksimalkan upaya tersebut, pemerintah kota Salatiga membentuk tim razia gabungan yang terdiri atas pemerintahan, TNI, Polri, dan Satpol PP. Razia secara rutin dilaksanakan di tempat-tempat umum terutama yang masih banyak ditemukan para pelanggar di kota

Salatiga. Harapannya dengan adanya program ini, masyarakat akan sadar dan tertib dalam upaya menaati protokol kesehatan, menekan tingkat persebaran virus, memutus rantai persebaran virus covid-19, dan tentunya semua keadaan lekas kembali seperti semula.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1. Normal baru sudah menjadi tatanan hidup baru bagi masyarakat dalam bidang apapun. 2. Normal baru diterapkan untuk meminimalkan penyebaran COVID-19. 3. Normal baru membantu masyarakat dalam menyongsong kegiatan sehari-hari. 4. Normal baru bermanfaat bagi masyarakat dan membantu meningkatkan roda perekonomian. 5. Normal baru akan terus diterapkan hingga pandemi berlalu. 6. Normal baru belum membantu dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan normal baru di bidang pendidikan masih dirasa riskan, karena mengingat

jumlah peserta didik yang meluap sehingga tidak dimungkinkan untuk dilaksanakan protokol normal baru.

SARAN

Saran untuk pelaksanaan normal baru: 1. Masyarakat perlu mematuhi ketentuan yang sudah ditetapkan. 2. Kegiatan normal baru harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar pencegahan penularan efektif. 3. Tim pengabdian masyarakat yang bergerak untuk mendemonstrasikan kegiatan normal baru harus tetap berjalan walaupun kegiatan pengabdian telah usai, karena normal baru adalah tatan hidup baru.

1977

DAFTAR PUSTAKA

Sholikhul Hakim, dkk. (2020). Aktualisasi Kebinekaan Era New Normal di Lingkungan

Pendidikan Tinggi. dalam jurnal Kalacakra, Vol. 1,

1978 PELAKSANAAN PENANAMAN SAWI DAN BAYAM DENGAN SISTEM

Dokumen terkait