• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandemi Covid-19 Elalui Kegiatan Minatani Sederhana Tanaman Kangkung dan Ikan Lele

KESIMPULAN Simpulan

Dari hasil kegiatan proram kerja pelaksanaan penanaman sawi dan bayam dengan sistem hidroponik dan pemberian

nutri AB MIX maka dapat disimpulkan bahwa

1. Sistem ini akan memberikan pengetahuan baru terkai inovasi pertanian pada masyarakat di desa Kalibening, Kelurahan Kalibening, RT 01/RW 01, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.

2. Memiliki manfaat baik jangka pendek, menengah dan panjang. 3. Sistem ini tidak memakan lahan dan

waktu yang banyak. Hal itu bisa dijadikan alterantif solusi kepada masyarakat bagi ingin bercocok tanam.

Saran

Program ini diharapkan dapat dikembangkan lebih baik lagi khususnya dalam aspek kesehatan, dan perlu pengawasan yang rutin.

Ucapan Terima Kasih

Tanpa adanya kerjasama yang baik maka program ini tidak akan berjalan dengan lancar. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih pada masyarakat Kalibening, Kelurahan Kalibening, RT 01/RW 01, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, kepala desa/lurah, dan tokoh masyarakat serta pihak yang mendukung lainnya.

1983 DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) bersama Badan Pusat Statistik (BPS). 2018.

Mardina, Vivi, dkk. 2019. Sosialisasi Sistem Penanaman Hidroponik Limbah Tebu di Gampong Sidorejo, Langsa, Aceh. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. Juni 2019, Vol 5 (2): 135-140. ISSN 2460-8572, EISSN 2461-095X

Mulasari, Surahma Asti. 2018. Penerapan

Teknologi Tepat Guna

(Penanaman Hidroponik

enggunakan Media Tanam) Bagi Masyarakat Sosrowiajyan

Yogyakarta. Jurnal

Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 2, No 3, desember 2018, Hal 425-430.

Phina, Devi, dkk. 2014. Laporan Praktikum Hidroponik Budidaya Sawi. Institut Pertanian Bogor.

Utama, Hadiana Satria, dkk. 2006 Perancangan dan Implementasi

Sistem Otomatisasi Pemeliharaan Tanaman Hidroponik. TELSA Jurnal Teknik Elektro. Vol. 8 No. 1, 1 – 4.

Wikipedia. Definisi Bayam dan Sawi.

Diakses di

https://min.wikipedia.org/wiki/Ba yam , pada tanggal 25 Agustus 2020.

1984

Peran Sosial Media Sebagai Kampanye Edukasi Masyarakat Terhadap Covid-19

Ari Dwi Prasetio 1, Asriningati 2, Atinna Nurkamila Intan Bahtiar3, Aprillia Tirtasari4 Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang 1, Teknik Elektro, Universitas Negeri

Semarang 2, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Semarang 3, Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Semarang 4

Email : aryprasetio23@students.unnes.ac.id

Dosen Pembimbing : Wulansari prasetyaningtyas s. Pd.,M.pd Email : wulan_sari@mail.unnes.ac.id

Abstract

During the Covid 19 pandemic, which is being experienced at a time like this, it is very necessary to need innovation regarding community service programs. With the existing limitations Semarang state universities designed an innovation regarding community service programs aimed at helping the community in a pandemic situation like this, the dedication innovation produced by UNNES is a joint field work against Covid 19. One of the work programs of the Collective Community Service Program Against Covid -19, namely exploring public education about COVID-19 through social media. The use of social media plays an important role in the KKN process during the pandemic. The results of this educational campaign through social media show that social media in Indonesia can act as teachers who are able to educate the public. In addition, social media can play a role as public health service education, directing the public to their website and landing page for the latest and reliable information related to COVID-19; market innovative services such as health care social funding services; posting related case information, photos, and results (with permission) related to COVID-19 to educate the public; and provide support among Indonesian citizens in the face of the COVID-19 pandemic.

Keywords : Public Education, COVID-19 Pandemic, and Social Media Abstrak

Pada masa pandemi covid 19 yang sedang dialami pada saat seperti ini sangat perlu memerlukan inovasi mengenai progam-progam pengabdian kepada masyarakat. Dengan keterbatasan yang ada universitas negeri semarang merancang sebuah inovasi mengenai progam pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan membantu masyarakat pada situasi pandemi seperti ini, inovasi pengabdian yang di hasilkan oleh unnes yaitu Kuliah Kerja Nyata bersama melawan Covid 19. Salah satu program kerja dari KKN Bersama Melawan Covid-19 yaitu mengeksplorasi tentang edukasi masyarakat terhadap COVID-19 melalui media sosial. Penggunaan media sosial sangat berperan penting dalam proses KKN dimasa pandemi. Hasil dari kampanye edukasi melalui media sosial ini menunjukan bahwa media sosial di Indonesia dapat bertindak sebagai guru yang mampu mengedukasi masyarakat. Selain itu media sosial mampu berperan sebagai pendidikan layanan kesehatan masyarakat, mengarahkan masyarakat ke situs web dan halaman arahan mereka untuk informasi terkait COVID-19 terbaru dan terpercaya; memasarkan layanan inovatif seperti layanan dana sosial perawatan kesehatan; posting terkait informasi kasus, foto, dan hasil (dengan izin) yang berkaitan dengan COVID-19 untuk mengedukasi masyarakat; dan memberikan dukungan antar warga negara Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.

1985

Pendahuluan

Program pengabdian yang di lakukan oleh para mahasiswa Universitas Negeri Semarang di wujudkan dalam sebuah program yaitu Kuliah Kerja Nyata dengan fokus kegiatannya adalah Bersama Melawan Covid di mana kegiatan tersebut mengenai berbagai media edukasi yang berisi berbagai informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dimasa pandemi dengan segala keterbatasan yang ada. Media edukasi yang dilakukan adalah penyampaian informasi mengenai COVID-19, PSBB, new normal, physcal distancing. Edukasi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat dikarenakan pada masa pandemi seperti ini sangat dibutuhkan peran nyata dari mahasiswa untuk bisa memberikan informasi dengan memanfaatkan media sosial. Dalam masa pandemi seperti ini tentunya sangat di perlukan inovasi diantaranya memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai pencegahan, penanganan, serta informasi terkait COVID-19 lainnya.

Komunikasi media massa dalam hal ini adalah media sosial, merupakan komponen mendasar dari banyak strategi promosi kesehatan yang dirancang untuk mengubah perilaku risiko kesehatan. Media sosial memiliki kapasitas untuk menjangkau dan mempengaruhi jutaan orang Indonesia secara bersamaan. Kekuatan media yang paling jelas terletak pada jumlah individu yang dapat mereka jangkau. Media sosial dapat

mempengaruhi perilaku individu dan nilai nilai komunitas yang turut mendukung lingkungan dan individu sehingga diperlukan untuk mempertahankan kebiasaan atas perubahan perilaku untuk sadar kesehatan.

Media sosial telah menjadi salah satu media untuk edukasi, dimulai dari banyaknya informasi dan peluang terjadinya interaksi serta arahan untuk menuju pengembangan informasi kedalam tautan lain. Hal tersebut menandakan bahwa selain keterkaitannya sebagai media hiburan, media sosial dapat dijadikan sebagai alternatif sumber jawaban untuk pertanyaan keseharian, termasuk info dan pertanyaan tentang COVID-19.

Metode

Kegiatan ini dilakukan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada periode bulan Juli - Agustus 2020. Kegiatan dan program-program kerja dilakukan dengan bertemu secara daring dan juga langsung. Salah satu metode pada program kerja daring yaitu menggunakan media sosial sebagai sarana edukasi. Sedangkan program kerja langsung menggunakan metode tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu kegiatan juga dilakukan secara daring melalui kampanye edukasi terkait COVID-19 dengan memanfaatkan sosial media.

Batasan kampanye edukasi terletak pada cakupan media sosial yang dipilih, yaitu Instagram dan Whatsapps. Data disajikan secara

1986 deskriptif-analitis untuk membahas tentang

edukasi masyarakat terhadap COVID-19 melalui media sosial dan budaya yang ada di dalamnya. Lebih lanjut, kegiatan ini turut mengidentifikasi bagaimana media mempengaruhi masyarakat dan dengan melibatkan komunikasi media massa dalam strategi untuk meningkatkan kesadaran tentang usaha penanganan dan pencegahan COVID-19. Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai COVID-19.

Hasil dan Pembahasan

Kampanye media edukasi mahasiswa KKN terkait COVID-19 dilaksanakan melalui media sosial selama Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program kerja ini dilakukan sebagai upaya untuk membantu warga dan masyarakat pengguna media sosial memahami informasi terkait COVID-19. Beberapa media edukasi yang disebarluaskan melalui media sosial yaitu :

1. Media Edukasi Mengenai Covid-19

Gambar 1. Poster mengenai Covid-19

Menurut WHO COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut: Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa mengenakan masker.

1987 Gambar 2. Poster mengenai gejala umum,

penyebab, penularan dan pencegahan Covid-19

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer. Faktor Risiko COVID-19

COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti penderita kanker. Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

Gejala COVID-19 Gejala awal infeksi

COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus COVID-19. Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi

COVID-19, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38°C),Batuk kering dan sesak napas. Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu: Mudah lelah,nyeri otot, nyeri dada, sakit tenggorokan, sakit kepala, mual atau muntah, diare, pilek atau hidung tersumbat, menggigil, bersin-bersin, hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau PCR.

Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke orang.

2. Media Edukasi Physical Distancing

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mulai menggunakan istilah physical distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran virus corona lebih luas. Langkah ini disebut sebagai "arah yang tepat" oleh para ahli. Penyebaran virus corona baru ini tergolong cepat dan telah menjangkit ratusan negara. Berbagai kebijakan pun dilakukan oleh setiap negara yang mengonfirmasi COVID-19 di negaranya, mulai dari penutupan bandara hingga

1988 pemberlakuan pembatasan terhadap pergerakan

warganya.

Gambar 3. Poster mengenai physical distancing Langkah ini tidak berarti bahwa secara sosial, seseorang harus memutuskan hubungan dan komunikasi dengan orang yang dicintai atau dari keluarganya. "Saat ini, berkat teknlogi yang telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam ruangan yang sama dengan orang-orang lain secara fisik," kata ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove pada 20 Maret lalu. Maria mengatakan, WHO mengubah istilah dengan jarak fisik atau physical distancing secara sengaja karena ingin agar orang-orang tetap terhubung.

Maria mengatakan, WHO mengubah istilah dengan jarak fisik atau physical distancing secara sengaja karena ingin agar orang-orang tetap terhubung. Virus corona diketahui penyebaran utamanya melalui tetesan pernapasan,

terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Oleh karena itu, menjaga jarak fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan.

WHO merekomendasikan menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang lain. Sementara, beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain. Sejumlah langkah dapat diambil untuk meningkatkan ruang fisik antara orang-orang, termasuk tinggal di rumah lebih banyak, bekerja dari rumah jika mungkin, membatasi tamu di rumah, menghindari pertemuan besar dan transportasi umum. " Social distancing atau jarak sosial terdengar seperti orang-orang harus berhenti berkomunikasi satu sama lain. Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak mungkin komunitas yang dapat dijaga selama melakukan physical distancing atau jarak fisik," kata Profesor Sosiologi di Universitas Stanford AS Jeremy Freese sebagaimana dikutip Al Jazeera. Freese menambahkan, jarak fisik diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua orang, tetapi kesehatan mental juga penting. Oleh karena itu, isolasi sosial tidak baik untuk kesehatan mental manusia sebagai makhluk sosial.

3. Media Edukasi Pembuatan Handsanitizer

Kebiasaan mencuci tangan dianggap sepele namun jika tidak dilakukan secara rutin dan tepat akan mengganggu kesehatan manusia. Mencuci tangan merupakan salah satu langkah

1989 untuk menghentikan penyabaran kuman dan

virus kepada orang lain. Mencuci tangan dengan sabun dapat menghilangkan kuman dan virus dari tangan. Kuman dapat masuk ke dalam makanan atau minuman ketika kita sedang menyiapkan atau memakan makanan, selain itu kuman dari tangan dapat menyebar kepermukaan meja, mainan lalu berpindah ke tangan orang lain. Menghilangkan kuman dari tangan membantu mencegah terjadinya penyebaran virus corona, mencegah diare dan infeksi pernapasan, serta mencegah infeksi pada kulit dan mata. Tidak mencuci tangan dapat mebahayakan keselamatan anak-anak di seluruh dunia, kurang lebih 1,8 juta anak-anak dibawah usia 5 tahun meninggal setiap tahunnya akibat penyakit diare dan pneumonia.

Penyakit tersebut sering ditangani dengan pemberian antibiotika yang tidak perlu (overuse), sehingga jika kita membiasakan mencuci tangan maka akan mengurangi jumlah antibiotika yang digunakan secara berlebihan dan mengurangi terjadinya resistensi antibiotika.

Kegiatan mencuci tangan tidak hanya dapat dilakukan menggunakan air bersih saja, tetapi juga dapat menggunakan hand sanitizer. Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Menurut Diana (2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan

berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%. Penelitian Diana (2012) menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman pada tangan.

Dalam kegiatan ini, masyarakat diberikan

edukasi cuci tangan yang dilaksanakan secara luring dan melakukan pembuatan poster dan koten yang akan dibagikan melalui media sosial yaitu Instagram.

Gambar 4. Langkah-langkah membuat handsainitaizer

1990 Disinfektan merupakan yang umumnya

dibuat dari hidrogen peroksida, creosote, atau alkohol yang bertujuan untuk membunuh bakteri, virus, kuman, dan mikroorganisme berbahaya lainnya yang terdapat pada ruangan atau permukaan benda mati. Disinfektan biasanya digunakan untuk membersihkan permukaan benda-benda yang paling sering disentuk oleh banyak orang. Misalnya, gagang pintu, keran wastafel, meja, kursi, lemari dan lain-lain. Disinfektan lebih efektif dalam mencegah timbulnya bakteri dan mikroorganisme pada permukaan benda mati apapun, yang menjadi perantara paparan infeksi virus dan bakteri berbahaya. Hal ini karena disinfektan mempunyai konsentrasi biosida yang tinggi.

Gambar 5. Poster cara pembuatan disinfektan Kegiatan edukasi pembuatan disinfektan ini dilakukan dengan tujuan mencegah penyebaran virus corona baru atau COVID-19 yang tengah mewabah di Iindonesia. Selain menjaga daya tahan tubuh juga kebersihan diri,

menjaga kebersihan lingkungan juga penting dilakukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan disinfektan sebagai pembasmi berbagai virus dan bakteri di sekitar kita, termasuk corona virus.

5. Media Edukasi PSBB

Pada kondisi pengendalian dan penanganan COVID-19, diberlakukan pelonggaran kegiatan sosial ekonomi yang disebut PSBB (Pembatasan Sosial

Berskala Besar). PSBB ini diberlakukan secara bertahap dengan tetap mengikuti prinsip dan protokol kesehatan. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa kembali produktif, sehat, dan aman dalam beraktivitas di era new normal.

1991

PSBB

Kurangnya edukasi mengenai PSBB menyebabkan masyarakat mengabaikan prinsip dan protokol kesehatan. Media edukasi PSBB ini dapat membantu menambah pengetahuan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19.

6. Sosialisasi PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat sangat dibutuhkan di masa pandemi COVID-19. Kebiasaan berperilaku bersih dan menjaga tubuh tetap sehat dapat menguatkan imunitas tubuh sehingga tubuh tidak mudah terdampak berbagai jenis penyakit. Oleh karena itu program kerja ini dipilih untuk tetap mengingatkan masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan. Program kerja ini dilakukan dengan cara

membagikan poster mengenai PHBS ke media sosial Instagram dan Whatsapps.

Gambar 7. Poster mengenai PHBS

Gambar 8. Sosialisasi PHBS melalui Whatsapp Group

1992

Simpulan

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Bersama Melawan Corona (KKN BMC 2020) Universitas Negeri Semarang (UNNES) sangat perlu untuk dilaksanakan, terutama pada masyarakat desa, masyarakat lanjut usia, serta anak- anak. Masyarakat sangat berpotensi untuk menularkan virus tersebut ketika melakukan kegiatan rutin setiap hari. Program-program lebih banyak diberikan secara daring atau secara online melalui media sosial dibandingkan terjun langsung bertatap muka kepada masyarakat. Edukasi- edukasi yang diberikan dalam program ini dapat memberi manfaat ataupun minimal memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi buah dan sayur secara rutin, langkah cuci tangan yang tepat serta pentingnya melakukan aktivitas fisik setiap hari. Program edukasi baik melalui Whatsapps Group ataupun melalui Instagram yang telah dilakukan disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat dan media sosial yang banyak diakses oleh pengguna internet pada umumnya, sehingga manfaat program akan tepat sasaran.

Daftar Pustaka

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan.

Nomor, S. E. (4). tahun 2020 Kementerian Pendidikan.Press Release Perkembangan Pandemi COVID-19. [online]. Tersedia di ://covid19.boyolali.go.id/deta il/42/#why- us

Ayu, Suci Musfita, dkk. 2018. Peningkatan Kesehatan Melalui Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Sejak Dini Di Desa Hargomulya Gedangsari Gunung Kidul. Jurnal Pemberdayaan. 2 (1) : 20-27. WHO. 2019. Coronavirus disease (COVID-19)

Pandemic. [online]. Tersedia di: https://www.who.int/emergencies/

diseases/novel-coronavirus-2019 Covid19. Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2018. Pentingnya Makan Sayur dan Buah. http://promkes.kemkes.go.id/?p=8855 (Diakses pada pukul 13.25, 7 Agustus 2020)

Nutrisi Untuk Bangsa. 2019. Yuk, Intip Kandungan Gizi Sayur dan Buah. https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi- Untuk-Bangsa/Kesehatan/Umum/Yuk-Intip-Kandungan-Gizi-Sayur-dan-Buah (Diakses pada pukul 13.41, 7 Agustus 2020)

Raksanagara, A. (2015). Perilaku hidup bersih dan sehat sebagai determinan kesehatan yang penting pada tatanan rumah tangga di Kota Bandung. Jurnal Sistem Kesehatan, 1(1).

1993

Lampiran

Dokumen terkait