• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng Baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng Baru"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan berdampak pada kebutuhan akan tenaga terampil yang mampu mengatasi berbagai masalah yang timbul, baik yang terlihat langsung di lapangan maupun sebagai perencanaan dalam mewujudkan karya – karya teknik. Sehingga dibutuhkan pemikiran dan keterampilan seorang mahasiswa, dengan harapan mampu mengkaji masalah yang timbul berdasarkan pengalaman dan teori yang didapat dari perkuliahan.

Pengetahuan yang didapat mahasiswa di bangku kuliah harus dilengkapi dengan pengetahuan tentang kondisi lapangan yang sesungguhnya. Oleh karena iu On The Job Training (Kerja Praktek) dipandang sebagai solusi yang tepat untuk permasalahan di atas. Hal ini dimungkinkan karena mahasiswa dapat melihat dan terjun langsung dalam penerapan nyata di lapangan. Dasar pemikiran inilah yang menjadi On The Job Training (Kerja Praktek) sebagai salah satu syarat kelulusan seorang Diploma tiga ( D3) Teknik Mesin.

Melalui Kerja Praktek di perusahaan, mahasiswa diharapkan mampu menemukan permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari solusi yang tepat. Dengan terjun langsung dan menemukan realita permasalahan yang ada, mahasiswa dilatih agar dapat memecahkan permasalahan sesuai dengan yang telah didapatkan di bangku kuliah. Solusi terhadap permasalahan diambil mahasiswa dengan pendekatan sistem yang integral komprehensif, artinya permasalahan yang ada tidak diselesaikan secara terpisah namun antara satu dengan yang lain ada keterkaitan. Kerja Praktek juga akan bermanfaat terhadap penciptaan iklim yang saling mendukung. Peran Perguruan Tinggi sebagai penghasil Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki tingkat kredibilitas tertentu mampu berperan di dunia industri dengan menjadikan perusahaan sebagai partner dalam penelitian maupun dalam memberikan masukan. Sehingga dengan adanya Kerja Praktek akan tercipta kerjasama yang saling menguntungkan dan kemitraan yang saling mendukung antara Perguruan Tinggi dan dunia industri.

Pada kerja praktek kali ini, kami berkesempatan untuk mengaplikasikan ilmu kami di UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng. Pemilihan UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng sebagai lokasi kerja praktek didasarkan pada beberapa hal diantaranya, proses produksi D3 Teknik Mesin Disnaker – Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(2)

UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng yang begitu kompleks sehingga dapat menambah pengetahuan kami di bidang manufaktur, dan lokasi UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng yang tidak terlalu jauh dari Stasiun Gubeng dan perguruan tinggi tempat kami bernaung.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan On The Job Training (Kerja Praktek) :

1. Apa saja yang dikerjakan UPT Balai Yasa PT.KAI 2. Bagaimana alur proses perawatan dan perbaikan kereta?

3. Apa saja masalah yang timbul selama proses perawatan dan perbaikan kereta? 4. Bagaimana mengatasi masalah yang timbul selama proses perawatan dan

perbaikan kereta?

1.3 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya kerja praktek ini adalah sebagai berikut : 1. Mampu belajar menemukan permasalahan yang ada di dunia kerja. 2. Mengenal suasana dunia kerja.

3. Memahami jenis Kereta dan Gerbong.

4. Mengetahui proses proses perawatan dan perbaikan kereta

1.4 Batasan Masalah

Berikut batasan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini :

1. Membahas tentang sistem pekerjaan dalam bagian Quality Qontrol. 2. Membahas tentang perawatan dan perbaikan Kereta.

(3)

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan kerja praktek ini kami lakukan bertempat di UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2013 sampai dengan 31 Juli 2013

.

Kegiatan 1 Minggu ke-2 3 4

1. Penjelasan umum UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng

2.Tinjauan umum setiap bagian di UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng

3. Mengamati dan menganalisa proses perawatan dan perbaikan rangka atas kereta.

4. Mengamati dan menganalisa proses perawatan dan perbaikan Assembly Disassembly Kereta.

5. Mengamati dan menganalisa proses perawatan dan perbaikan Bearing kereta.

6. Mengamati dan menganalisa proses perawatan dan perbaikan roda dan AS kereta.

7. Mengamati dan menganalisa proses perawatan dan perbaikan Shock Absober kereta.

8. Mengamati dan menganalisa proses perawatan dan perbaikan Bogie kereta.

9. Pelaksanaan tugas Pegas

5. Study literatur dan pembuatan laporan 6. Pembuatan laporan.

D3 Teknik Mesin Disnaker – Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(4)

BAB II

TINJUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng

UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pemeliharaan kereta dan gerbong. Dibangun Staat – Spoor tahun 1912 oleh kolonial Belanda yang bernama Work Plats Surabaya Gubeng. Pada masa pemerintahan Jepang berganti nama menjadi Surabaya Kozo.

2.2 Lokasi Perusahaan

UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng berlokasi Jl. Tapak Siring No. 5 Surabaya daerah Stasiun Gubeng Surabaya.

2.3 Struktur Organisasi UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng

(5)

2.4 Visi dan Misi UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng

Untuk menunjang kelancaran produksi dan berjalannya UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng diperlukan visi dan misi sebagai berikut :

MISI

“Memuaskan Pelanggan dengan Produk Perlampuan Kita” VISI

“Menjadi Industri Lighting Terbaik di Kelasnya” 2.5 Kebijakan UPT. Balai Yasa Surabaya Gubeng

Quality (Mutu)

memuaskan pelanggan dengan mengirim produk-produk dan pelayanan yang berkualitas prima. .

Delivery (Pengiriman)

mengirimkan produk-produk dan pelayanan dengan kecepatan, ketepatan dan keamanan yang tinggi.

Cost (Biaya)

mencapai harga yang bersaing dan biaya operasional yang terpadu.

Safety, Health, Enviroment, and Sustainability (Keselamatan, Kesehatan, lingkungan dan kesinambungan)

menyediakan lingkungan kerja yang aman, dahulukan Kepuasan Pelanggan, sehat dan langgeng untuk semua pihak yang terlibat, selalu memenuhi peraturan yang terkait.

Morale (Moral)

menciptakan suasana kerja yang berguna dan melekat pada semua orang untuk berperan dalam bisnis secara optimal.

2.6 The Philips Way (4D’s)

Dahulukan Kepuasan Pelanggan

Kami mengantisipasi dan melebihi keinginan pelanggan :

o Kami mempertunjukkan gairah pada Philips dan “sense and simplicity”.

o Kami mencitakan pengalaman pelanggan yang unggul, berdasarkan wawasan yang mendalam.

o Kami bertindak sebagai duta Satu Philips setiap waktu.

D3 Teknik Mesin Disnaker – Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(6)

Dapatkan Hasil yang Hebat

Kami secara berkesinambungan meningkatkan target :

o Kami bermain untuk menang besar, dan selalu memasang target yang ambisius. o Kami menantang kemajuan dan mencoba jalan yang baru.

o Kami mengambil keputusan yang jelas dan menerapkannya dengan cepat dan disiplin.

Doronglah Pembangunan Sumber Daya Manusia

Kami mendapatkan yang terbaik dari kami sendiri dan yang lain :

o Kami mengambil pemain terbaik untuk menciptakan tim yang kuat dan beragam. o Kami mengambil resiko dengan memberikan tugas lebih pada orang-orang untuk

mempercepat pengembangan.

o Kami secara personal menginvestasikan waktu untuk melatih dan mengakui orang-orang.

Dukunglah Satu Sama Lain

Kami mengirim nilai lebih dengan bekerja pada Satu Philips :

o Kami berfikir sebagai Satu Philips dan bertindak sebagai pemilik.

o Kami percaya dan menguasakan setiap orang untuk memberikan sumbangsih terbaik.

o Kami mengatur dan mengalokasikan sumber daya untuk kesempatan yang paling menjanjikan.

2.7 Kebijakan Mutu Pelanggan

Tujuan dari kebijakan mutu pelanggan Philips adalah untuk menciptakan kepuasan, pilihan utama dan kesetiaan pelanggan dengan menyediakan produk, solusi dan pelayanan dibidang lighting yang bermutu tinggi.

Apa yang diharapkan pelanggan Philips Lighting :

o Kami secara berkesinambungan dan terstruktur menentukan kebutuhan pelanggan untuk memperbaiki dan memperbarui apa yang kami tawarkan. o Kami memastikan bahwa produk kami aman, handal, sesuai dengan

penggunaan, memenihi persyaratan peaturan Negara-negara dimana kami berjualan dan seiring dengan brand promise kami.

(7)

o Pelayanan yang mendukung pelanggan kami (titik kontak perusahaan) adalah cerminan yang nyata dari brand promise kami dan nilai-nilai perusahaan.

o Kami secara berkesinambungan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses kami meningkatkan nilai pelanggan dan atau menghilangkan biaya.

o Manajer diukur pada hasil-hasil mutu.

2.8 Kebijakan Kesempurnaan Operasional

Kebijakan kesempurnaan operasional kami adalah bagian dari kebijakan mutu pelanggan kami dan mendefinisikan bagaimana kami mengelola proses internal kami untuk mengantarkan pesan kebijakan mutu pelanggan.

o Proses didesain untuk menyediakan produk, solusi dan pelayanan yang konsisten yang memenuhi persyaratan pelanggan.

- Mutu harus didesain dan dibangun (diarahkan kepada pencegahan, bukan kearah koreksi)

- Proses (dari operasi sendiri dan supplier) punya kemampuan dan selalu terkendali

o Para pekerja cakap, terlatih dengan cukup dan diberikan intensif untuk mengarah kepada perbaikan.

- Pelatihan Design For - and lean – Six Sigma adalah alat utama bagi kami untuk membangun kemampuan perbaikan.

o Pertanggung jawaban untuk “ titik kendali ” mutu kami, telah didefinisikan dengan jelas

2.9 Kebijakan Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan (LK2)

Untuk masalah lingkungan, kesehatan, dan keselamatan guna menunjang K3, PT. Philips Indonesia mempunyai kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

Tentukan dan sediakan sumber daya keuangan dan operasi untuk mendukung aktifitas

K3

Aspek atau potensi bahaya lingkungan dan K3 beserta resiko dari semua kegiatan,

produk dan servise identifikasi, dinilai dan dikendalikan agar bias mengelola potensi dampak terhadap insiden, insiden kecelakaan, atau sakit dikarenakan pekerjaan.

Kerjasama dalam menetukan tujuan dan target serta berusaha untuk mencapainya,

termasuk tinjauan ulang untuk memastikan efektifitasnya. D3 Teknik Mesin Disnaker – Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

(8)

Evaluasi penerapan undang-undang dan peraturan pemerintah yang ada dan terkait,

termasuk juga persyaratan internal Philips untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaiannya.

Canangkan dan komunikasikan kebijakan ini kepada pekerja dan pihak yang terkait

dengan mempromosikan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan K3 serta selalu tersedia untuk kalangan terkait.

Antusias dalam melakukan perbaikan terus menerus untuk meningkatkan system

management lingkungan dan K3 beserta dan pencapaian targetnya.

Reaksi terhadap situasi darurat harus direncanakan dan disiapkan dengan menyediakan

pelatihan beserta pengujiaannya.

Eksistansi dan penerapan kebijakan, pencapaian target dan tanggung jawab pekerja

sehubungan dengan lingkungan dan K3 ini ditinjau ulang secara berkala.

2.10 Kebijakan Sosial

Kebijakan social PT. Philips Indonesia antara lain :

Sepenuhnya kami bertekad untuk bekerja sama dengan para stake holder dalam

melakukan perkembangan yang berkelanjutan.

Orang yang kurang berkecukupan, menjadi sasaran dalam tekad dan inisiatif kami,

untuk meningkatkan taraf hidup manusia di bidang pendidikan dan kesehatan.

Standart yang berlaku dan panduan dari Philips pusat, merupakan acuan yang kami

Referensi

Dokumen terkait