• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Konflik Bab 9

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Konflik Bab 9"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. IKHTISAR

Teori permainan berusaha menyusun model dan memprediksikan payoff konflik antara dua individu yang rasional. Sehingga konsekuensi ekonomi dicirikan dengan konflik. Adalah versi teori permainan yang menyusun model proses terjadinya kontrak antara dua orang atau lebih. Oleh karena masing-masing pihak yang terlibat dalam kontak berusaha mendapatkan keuntungan sebesar mungkin untuk dirinya sendiri, maka teori keagenan juga melibatkan konflik.

Perusahaan menjalin banyakn kontrak. Ada dua kontrak yang penting yaitu kontrak kerja antara perusahaan dan manajernya serta kontrak pemberian pinjaman antara perusahaan dan kreditor. Kedua jenis kontrak tersebut seringkali tergantung pada laba bersih yang dilaporkan perusahaan. Kontrak kerja seringkali menghitung bonus manajer berdasarkan laba bersih, dan kontrak pemberian pinjaman seringkali memasukan proteksi bagi para pemberi pinjaman dalam bentuk ketentuan-ketentuan misalnya agar tidak membayar dividen jika modal kerja jatuh dibawah tingkat tertentu.

Teori permainan dapat membantu kita memahami bagaimana manajer, investor, dan pihak lain yang terkait dapat secara rasional menghadapi konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan. Akibatnya teori permainan dari teori keagenan relevan dari akuntansi. Akhirnya peranan berbasis kontrak untuk laporan keuangan yang ditimbulkan oleh teori permainan membantu kita mengetahui bagaimana teori pasar yang tidak selalu konsisten dengan konsekuensi ekonomi. B. Teori Game ( Game Theory )

Teori Game muncul akibat asimetri informasi antara lain : penyimpangan perilaku (moral hazard--MH). Game Theory adalah teori permainan ekonomi— economic theory of games atau disingkat dengan game theory. Teori Game :

 Mendasari isu-isu dalam teori akuntansi keuangan.

 Memodelkan interaksi dua atau lebih pemain, interaksi sering terjadi dalam keadaan ketidakpastian dan asimetri informasi.

 Asumsi dari setiap pemain memaksimumkan utilitas harapannya lebih kompleks daripada teori keputusan dan teori investasi

1. Ada banyak tipe teory game, antara lain:

a. A non – cooperative game model of manager –investor conflict (teori game model non cooperative konflik antara manajer – investor )

Non-kooperatif : jika persetujuan tidak mungkin diberdayakan atas setiap anggota, Contoh : industri ologopolistik.

 Konflik antara constituencies (kelompok user laporan keuangan) dapat di modelkan dalam sebuah permainan,ketika keputusan dari masing – masing constituencies tidak dapat disatukan.

(2)

keuangan untul membantu menilai resiko dan expected value dari investasinya sedangkan manajer tidak ingin mengungkan semua informasi yang di inginkan investor.manager lebih suka tidak mengungkapkan kebijakan akuntansi.selain untuk manajer juga takut jika terlaly banyakinformasi yang dikeluarkan akan menguntungkan kompetitornya.

 Situasi seperti ini dimodelkan dalam non – cooperative game, karena sulit untuk mencapai agreement antara manajer dan investor mengenai informasi spesifik seperti apa yang harus disediakan. Agreement yang akan di capai akan membutuhkan banyak biaya karena keputusannya harus dinegosiasikan pada semua user yang memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap informasi dalam laporan keuangan

 Situasi mayoritas professional accounting standard setting bodies menggunakan pendekatan decision usefulness yang diturunkan dari teorinya nya. manajer akan menggunakan kebijakan akuntansi yang disarankan standar stater (menggambarkan kepentingan investor ) dan full disclosure . Dalam asumsi positive accounting theory ,manajer adalah invidu rasional yang memicu timbulnya tindakan opportunistic terlihat jelas bahawa manajemen memiliki kepentingan sendiri untuk memilih kebijakan akuntansi.sehingga juga dapat diasumsikan bahwa laporan keuangan disajikan dengan full disclosure dan tidak dapat diasumsikan bahwa kebijakan akuntansi dipilih berdasarkan kegunaannya terhadap shareholder dan investor. Dari konflik yang terjadi, terlihat bahwa masalah pemilihan kebijakan akuntansi tergantung dari hasil yang dihasilkan.sehingga dewan accounting sebainya berfokus pada adanya hasil bagi kedua pihak ketika peraturan atau standar

b. Some models of cooperative game theory (beberapa model teori game cooperative)

Kooperatif : setiap pihak dapat masuk ke dalam persetujuan berikat (binding agreement), Contoh : Kartel.

 Agreement yang mengabarkan cooperative behavior disebut juga contract adalah interaksi dari dua atau lebih orang atau organisasi diarahkan menuju tujuan bersama yang saling menguntungkan. Sebuah tindakan atau contoh kerja atau bertindak bersama-sama untuk tujuan yang sama atau manfaat, yaitu, aksi bersama..dua tipe kontrak adalah employment constract(antara perusahaan dan top manajer)dan lending contract (antara manajer perusahaan dan bondholder(pemilik obligasi )

(3)

kontrak untuk memotivasi rational agent agar bertindak berdasarkan kepentingan principal ketika kepentingan agen bertentangan dengan principal. Dalam employment contract,pemilik perusahaan sebagai principal dan top manajer sebagai agent yang direkrut untuk menjalankan perusahaan berdasarkan kepentingan pemilik.sedangkan dalam lending contract ,lender (pemilik dana )merupakan principal dan perusahaan sebagai agen.

Asumsinya principal dan agen bertindak secara rasional agent merupakan risk–averse sedangkan principalrisk–neutral.principal menginginkan agent untuk bekerja keras ,tetapi agen cenderung effort –averse.

 Perusahaan dimodelkan terdiri dari 2 individu yang rasional(investor dan manajer ) dengan kepentingan yang bertentangan .kondisi yang terjadi adalah principal tidak dapat mengamati usaha yang dilakukan oleh manajer (moral hazard),sehingga mendorong manajer untuk shirk on effort (tidak bekerja secara maksimal,bermalas- malasan). Manajer diutility of effort menggambarkan semakin besar effort yang dikeluarkan oleh manajer ,akan semakian besar disutility yang disarankan manajer.  Owner diasumsikan rasional dan risk–neutral ingin

memaksimalkan expected hasil bagi perusahaan sedangkan manajer yang diasumsikan rasional risk avers and effort –averse ingin memaksimalkan expected utilitas kompensasi yang diterima untuk menangani timbulnya sharking ,mengapa tidak memberikan manajemen bagian dari hasil? Masalah yang timbul :hasil perusahaan tidak dapat diketahui sampai kontrak berakhir (dengan asumsi single period),sehingga manajer dibayar saat kontrak jatuh tempo. Dasar pemberian kompensasi manajer adalah pengukuran kinerja seperti net income yang tersedia saat akhir periode. Jadi untuk memotivasi usaha yang dilakukan manajer dapat diberi bagian dari net income perusahaan . Konsep reservation utility jika manajer mau bekerja untuk owner dalam suatu periode .kompensasi yang ditawarkan harus cukup besar, paling tidak termasuk opportunity cost manajer tersebut

C. KEUNGGULAN INFORMASI MANAJER Manajemen Laba

(4)

Laba bersih hanya dipandang sebagai angka penuh gangguan yang di-payoff-kan oleh sistem akuntansi. Manajer tidak dapat mengontrol atau merekayasa angka tersebut karena gangguan tersebut di-payoff-kan dari karakteristik-karakteristik sistem dan bukan dari apa yang dilakukan manajer. Bahkan tanpa adanya manajemen laba, para akuntan dapat meningkatkan efisiensi kontrak dengan mengurangi melalui ukuran-ukuran yang diperbaiki.

Ada berbagai bentuk keunggulan informasi manajer. Salah satu kemungkinannya adalah manajer tersebut mungkin memiliki informasi mengenai payoff sebelum menandatangani kontrak namun sebelum memilih tindakan pre decision information. Kemungkinan lainnya adalah manajer menerima informasi setelah ia mengambil tindakan tertentu (post decision information). Dengan dipisahkannya kepemilikan dan kendali, tidak mungkin pemilik mampu mengamati bekerjanya akuntansi dan sistem pelaporan dengan terperinci.

Meskipun manajer cenderung malas, penghindaran tersebut tidak akan lebih besar daripada yang akan terjadi tanpa adanya kontrak pengungkapan kebenaran tadi, dan manfaat yang diharapkan oleh pemilikpun akan sama. Manfaatnya adalah meningkatnya keyakinan investor bahwa laba bersih yang dilaporkan bebas dari penyimpangan dan bias manajer.

Meskipun demikian, prinsip pengungkapan bukan ramuan ajaib yang dapat menyembuhkan segalanya. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika prinsip tersebut diharapkan berlaku. Pertama, pemilik harus mampu berkomitmen bahwa kebenaran tidak akan digunakan untuk merugikan manajer. Kedua, tidak boleh ada pembatasan dalam bentuk kontrak. Ketiga, tidak ada pembatasan terhadap kemampuan manajer untuk menyampaikan informasinya. Dampak pembatasan ini adalah kita tidak dapat sepenuhnya mengandalkan prinsip pengungkapan untuk memberi jaminan kepada kita bahwa kontrak kompensasi paling efisien yang mungkin tercapai akan melibatkan pengungkapan kebenaran. Meskipun demikian, jika prinsip pengungkapan tidak berlaku, motivasi pelaporan yang jujur mungkin memerlukan peningkatan kompensasi manajer, dan mengurangi manfaat pemilik yang diharapkan lebih rendah dari kontrak yang memungkinkan manajemen laba.

Mengontrol Manajemen Laba

Cara untuk mengontrol manajemen laba adalah dengan membatasinya dengan menggunakan GAAP sampai pada titik dimana insentif manajer untuk bekerja keras kembali pulih.

D. PEMBAHASAN DAN RINGKASAN

1. Upaya seorang agen nampaknya tidak dapat diamati dalam konteks pemilik-manajer karena pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian yang mencirikan bahwa perusahaan tersebut berada dalam masyarakat industri maju. Kontrak yang paling efisien akan melakukannya dengan biaya keagenan serendah mungkin

(5)

a. Jika upaya agen dapat diamati bersama, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka gaji dengan nilai tetap akan paling efisien jika prinsipal bersifat netral risiko. Kontrak ini disebut dengan first best

b. Terkecuali perusahaan tersebut memiliki durasi yang sangat singkat, tidak mungkin payoff upaya manajer dalam periode berjalan dapat diamati sampai akhir periode berjalan tersebut. Hal ini terjadi karena aliran kas jenis-jenis tertentu upaya manajer, tidak akan terealisasi sampai periode selanjutnya, artinya sampai kontrak kompensasi yang sedang berjalan habis masa berlakunya

c. Jika upaya yang dilakukan oleh agen tidak dapat diamati, maka kontrak paling efisien mungkin adalah yang memberi agen tersebut bagian dari laba bersih.

d. Jika upaya, payoff, dan laba bersih tidak dapat diamati, maka kontrak yang optimal adalah kontrak sewa dimana prinsipal menyewakan perusahaan tersebut kepada manajer untuk biaya rental yang besarnya ditetapkan dimuka, dan oleh karenanya menginternalisasikan keputusan upaya agen tersebut.

3. Mengingat agen diasumsikan bersifat penghindar risiko, maka membebankan risiko kepadanya akan mengurangi manfaat kompensasi yang diharapkan. Para akuntan dapat meningkatkan efisiensi kontrak kompensasi dengan meningkatkan kemampuan laba bersih untuk memprediksi payoff

4. Jika laba bersih menjadi ukuran kinerja, maka manajer memiliki keunggulan informasi yang lebih besar daripada pemilik. Hal tersebut terjadi karena manajer mengontrol sistem akuntansi perusahaan, sementara pemilik hanya mengamati angka laba bersih yang dilaporkan oleh manajer. Hal tersebut menimbulkan kemungkinan manajemen laba. Meskipun demikian, dengan menggunakan GAAP untuk membatasi kisaran manajemen laba, maka akuntan mungkin dapat mempertahankan insentif manajer untuk bekerja keras.

A. Teori Agensi

Pemisahan pemilik dan manajemen di dalam literatur akuntansi disebut dengan Agency Theory (teori keagenan). Teori ini merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara pemegang saham/pemilik dan manajemen/manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (Conflict of Interest).

Dalam konsep Agency Theory, manajemen sebagai agen semestinya on behalf the best interest of the shareholders, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan manajemen hanya mementingkan kepentingannya sendiri untuk memaksimalkan utililitas. Manajemen bisaa melakukan tindakan-tindakan yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan yang dalam jangka panjang bisa merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingannya sendiri, manajemen bisa bertindak menggunakan akuntansi sebagai alat untuk melakukan rekayasa. Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah disebut dengan Agency Problem

(6)

yang salah satunya disebabkan oleh adanya Asimmetric Information.

Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam Agency Theory dikenal sebagai Asymmetric Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Ketergantungan pihak eksternal pada angka akuntansi, kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dan tingkat AI yang tinggi, menyebabkan keinginan besar bagi manajer untuk memanipulasi kerja yang dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri.

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakandiluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Pemilik atau pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan managemen sebagai agen. Agency Theory mendasarkan hubungan kontrak agar anggota-anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh principal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah diamanahkan olehprinsipal kepadanya. Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur mengenai mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan,return maupun resiko-resiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen.

Kontrak kerja akan menjadi optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu menyeimbangkan antara prinsipal dan agen yang secara matematis memperlihatkan pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen. Inti dari Agency Theory atau teori keagenan adalah pendesainan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik kepentingan (Scott, 1997).

(7)

Prinsipal sebagai pemilik modal mempunyai hak akses pada informasi internal perusahaan, sedangkan agen yang menjalankan operasional perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh, namun agen tidak mempunyai wewenang mutlak dalam pengambilan keputusan, apalagi keputusan yang bersifat strategis, jangka panjang dan global. Hal ini disebabkan untuk keputusan-keputusan tersebut tetap menjadi wewenang dari prinsipal selaku pemilik perusahaan.

Adanya posisi, fungsi, kepentingan dan latar belakang prinsipal dan agen yang berbeda saling bertolak belakang namun saling membutuhkan ini, mau tidak mau dalam praktiknya akan menimbulkan pertentangan dengan saling tarik menarik pengaruh dan kepentingan antara satu sama lain. Apabila agen (yang berperan sebagai

penyedia informasi bagi principal dalam pengambilan keputusan) melakukan upaya sistematis yang dapat menghambat prisipal dalam pengambilan keputusan strategis melalui penyediaan informasi yang tidak transparan, sedang di lain pihak prinsipal selaku pemilik modal bertindak semaunya atau sewenang-wenang karena ia merasa sebagai pihak yang paling berkuasa dan penentu keputusan dengan wewenang yang tak terbatas, maka kemudian yang terjadi adalah pertentangan yang semakin tajam yang akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan yang pada akhirnya merugikan semua pihak. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomik (homo economicsus) yang berperilaku ingin memaksimalkan kepentingannya masing-masing.

B. Impikasi Teori Agensi terhadap Akuntansi 1. Model Egency Holmstrom

Holmstrom mengansumsikan bahwa usaha dari agen tidak dapat diamati oleh principal tetapi payoff nya dapat diamati pada akhir periode tertentu .di lain pihak feltham dan Xie (1994) menunjukan bahwa model holmstrom atas kasus payoff tidak dapat diamati ,jika sekumpulan manajer mungkin melakukan aksi konstan. Holmstrom menunjukkan secara formal bahwa sebuah kontrak yang didasarkan pada sebuah perngukuran performa seperti net income kurang efisien daripada first best. Sumber dari kerugian efisiensi adalah kebutuhan agen yang risk averse untuk mentoleransi risiko dalam rangka menghasilkan kecendrungan untuk menolak hal ini mengakibatkan menculnya sebuah pertanyaan apakah secondbest contract dapat dibuat lebih efisien dengan mendasarkannya pada pengukuran second performance dalam penambahannya pada net income, sebagai contoh harga saham juga merupakan informasi mengenai performa manajer.

Holmstrom menyatakan bahwa menyediakan pengukuran yang ke dua (harga saham) juga dapat di observasi, dan memberikan beberapa informasi mengenai usaha manajer yang terkandung dalam pengukuran yang pertama .sebagai efeknya ,net income dan harga saham bersama – sama akan memberikan refleksi yang lebih baik mengenai usaha manajer sekarang dari pada hanya salah satu saja .tentu

(8)

saja harga saham cenderung tidak stabil dan dipengruhi oleh kejadian ekonomi secara luas . namun analisa holmstrom menunjukan tidak peduli seberapa

mengganggunya variabel kedua,variabel tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari second-best constract jika variabel tersebut mengandung paling sedikit beberapa tambahan informasi usaha.

Pertanyaan yang kemudian muncul menjadi satu dari proporsi relative dari kompensasi yang di dasarkan pada net income ,versus didasarkan pada harga saham ,dalam compensation contarcts ,sehingga ,implikasi menarik dari model holmstrom adalah bahwa seiring dengan net income bersaing dengan sumber informasi lainnya untuk investor dalam teori pasar sekuritas efisien, net income juga bersaing dengan sumber informasi lainnya untuk memotivasi manajer dalam agency theory.

Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai apa krateristik yang dimiliki sebuah pengukuran performa jika pengukuran tersebut digunakan untuk konstribusi

pada afficient compensation contract.salah satu krakteristiknya adalah sensitivitasnya .sensitivitas adalah rate dimana nilai ekspektasi dari sebuah pengukuran performa meningkat seiring dengan manajer bekerja keras atau menurun jika terjadi sebaliknya .krateristik penting lainnya. Karakteristik yang diperlukan oleh net income jika digunakan untuk mengukur performa tidak sama jika digunakan sebagai input yang berguna dalam keputusan investasi .dapat disimpulkan bahwa tantangan untuk akuntan untuk matain dan meningkatkan peran dari net income sebagai pengukuran performa seorang manajer adalah menghasilkan angka net income yang mempresentasikan tradeoff terbaik yang mungkin antar sensitivitas dan keakuratan.

2. Rigidity of contracts

Contract cenderung untuk rigid pada waktu di tandatangani.Alasan untuk regiditas ini memerlukan beberapa diskusi .di lain pihak ,kita mungkin bertanya jika konsekuensi ekonomi mempunyai tempat dalam contract yang di ikuti oleh manajer ,mengapa tidak menegosiasi ulang contract yang mengikuti perubahan dalam GAAP atau state realisasi lainnya. Kontrak yang tidak mengantisipasi semua state realisasi yang mungkin adalah tidak lengkap. Membangun sebuah provisi normal untuk negosiasi kembali constract dibawah tangan adalah mungkin ,namun jika negosiasi kembali tersebut adalah baik untuk manajer ,prospek dari negosiasi kembali tersebut mengurangi usaha einsentif manajer ,yang tidak termasuk dalam ketertarika investor. Dalam efeknya ,konsekuensi dari memasuki contracts hanya karena itu adalah contracts ,state realisasi yang tidak kelihatan sebelumnya menyebabkan biaya atas perusahaan atau manajer tersebut.manajer yang unfavourably dipengaruhi oleh sebuah perubahan dari peraturan – peraturan akuntansi in midstream mungkin ditekan untuk menghilangkan ketidaksukaan mereka pada akuntans yang memperkenalkan perubahan perturan daripada pihak lainnya.

(9)

Agency teory mendemonstrasikan kontrak kompensasi yang mungkin paling baik biasanya mensuport kompensasi manajer pada manajer pada satu atau lebih pengukuran performa, kemudian manajer memiliki motivasi untuk memaksimalkan performa mereka. Sejak performa yang lebih tinggi membawa pada ekspektasi payoff yang lebih tinggi ,ini merupakan tujuan yang ingin dicapai shareholders. Aligment ini menjelaskan mengapa peraturan akuntansi mempunyai konsekuensi ekonomi ,di samping implikasi dari teori pasar sekuritas yang efisien .kadang itu merupakan rigiditas yang diproduksi oleh the signing of binding,contracts yang tidak lengkap yang menciptakan managers,concern dan yang membawa pada intervensi mereka dalam proses standard – setting .regiditas tersebut tidak dapat berbuat apa – apa dengan apakah perubahan peraturan akuntansi mempengaruhi arus kas.

Sehingga ,konsekuensi ekonomi dan pasar sekuritas efisien tidak selalu tidak konsisten .kadang mereka dapat digabungkan dengan positive accounting theory .dengan dukungan normative dari agency teory yang menyarankan perusahaan memasuki employment dan debt contract yang bergantung pada informasi akuntansi

E. REKONSILIASI TEORI PASAR SEKURITAS YANG EFISIEN DENGAN KONSEKUENSI EKONOMI

Kini kita mengetahui bagaimana perusahaan mampu mensejajarkan kepentingan manajer dan para pemegang sahamnya sesuai dengan versi kontrak yang efisien dari teori ekonomi positif. Teori keagenan menunjukkan bahwa kontrak kompensasi terbaik yang dapat diperoleh biasanya mendasarkan kompensasi manajer pada salah satu ukuran kinerja atau lebih.

Pensejajaran tersebut menjelaskan mengapa kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi, terlepas dari implikasi teori pasar sekuritas yang efisien. Menurut teori pasar sekuritas yang efisien, hanya pilihan kebijakan akuntansi yang mempengaruhi aliran kas saja yang menimbulkan konsekuensi ekonomi. Justru kelakuan yang disebabkan oleh penandatanganan kontrak tidak lengkap yang mengikatlah yang menjadi kekhawatiran para manajer dan yang menyebabkan timbulnya intervensi dalam proses penyusunan standar. Kekakuan tersebut tidak berkaitan dengan apakah perubahan kebijakan akuntansi mempengaruhi aliran kas atau tidak.

Oleh karena itu, konsekuensi ekonomi teori pasar sekuritas yang tidak efisien tidak berarti tidak sejalan. Justru keduanya dapat dipertemukan oleh teori akuntansi positif dengan dukungan normatif dari teori keagenan yang menyatakan mengapa perusahaan menjalin kontrak kerja dan kontrak pemberi pinjaman yang didasarkan pada informasi akuntansi. Demikian pula, tidak ada bagian dari teori pasar sekuritas efisien yang bertentangan dengan kekhawatiran manajer mengenai kebijakan akuntansi.

Meskipun teori permainan konsisten dengan kekhawatiran manajer mengenai kebijakan akuntansi, teori tersebut juga membantu kita memahami temuan Lev (1979) bahwa investor juga

(10)

berkepentingan dengan kebijakan tersebut, bahwa pasar sekuritas tidak efisien. Meskipun demikian, penafsiran lainnya adalah bahwa temuan Lev merupakan bukti efisiensi dan bukan inefisiensi pasar. Untuk memahami, successful effort sekali lagi dampak akuntansi successful effort terhadap laba bersih yang dilaporkan, yaitu bahwa hal tersebut cenderung menurunkan pendapatan dan menjadikannya lebih tidak stabil. Kedua dampak tersebut akan meningkatkan kemungkinan pelanggaran ketentuan dalam perjanjian pemberian pinjaman.

F. KESIMPULAN MENGENAI ANALISIS KONFLIK

Berbagai teori berbasis konflik yang dijelaskan dalam bab ini memiliki implikasi penting bagi teori akuntansi keuangan.

1. Teori konflik memungkinkan rekonsiliasi antara pasar sekuritas yang efisien dan konsekuensi ekonomi. Penerapan awal teori pasar yang efisien terhadap akuntansi keuangan menyatakan bahwa akuntan berkonsentrasi pada pengungkapan sepenuhnya informasi yang bermanfaat bagi butir keputusan investor. Bentuk pengungkapan dan kebijakan akuntansi khusus yang digunakan tidak penting, selama pasar mampu melihat di balik ini dan mengetahui implikasi aliran kas yang terpenting. Dalam kontrak antara pemilik perusahaan dan manajer, manajer mengetahui upayanya dalam menjalankan perusahaan tersebut, sehingga manajer menghadapi godaan untuk malas. Oleh karena itu ada masalah moral hazard. Untuk mengendalikan moral hazard, pemilik dapat menawarkan bagian dari laba bersih yang dilaporkan. Pembagian payoff seperti ini memotivasi manajer untuk bekerja lebih keras

2. Salah satu implikasi teori keagenan adalah bahwa laba bersih memiliki peranan dalam memotivasi dan memantau kinerja manajer. Kemampuan laba bersih memenuhi peranan untuk meningkatkan kinerja tergantung pada sensitivitasnya dan ketepatannya sebagai ukuran payoff dari upaya manajer yang sedang berlangsung, sementara manfaat bagi investor tergantung pada kemampuannya memberikan informasi yang relevan secara reliabel mengenai kinerja perusahaan di masa yang akan datang

3. Laba bersih bersaing dengan ukuran-ukuran kinerja lainnya, seperti harga saham. Kecuali para akuntan mempertahankan dan meningkatkan ketepatan dan sensitivitas yang diperlukan untuk ukuran kinerja yang baik, mereka dapat mengharapkan terjadinya penurunan dalam peranan laba bersih dalam rencana-rencana kompensasi manajer

4. Jika diperlakukan secara ekstrim, manajemen laba memungkinkan manajer menjadi malas yang mengakibatkan rendahnya payoff yang diterima oleh pemilik. Penghapusan rekayasan manajemen tidak efektif dalam hal biaya. Namun dengan mengendalikan manajemen laba melalui GAAP, para akuntan dapat memulihkan insentif manajer untuk bekerja keras, dan oleh karenanya meningkatkan laba bagi pemilik perusahaan.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

gunaan tanah semacam ini juga terjadi di daerah tebu di Kabupaten Kendal. Karena luas tanah milik per- seorangan tidak terlalu luas, hal ini dianggap tidak se- suai

(4) Pada tingkat kecerdasan intrapersonal tinggi, sedang maupun rendah, prestasi belajar siswa yang diberi model NHT disertai AfL lebih baik dari siswa yang diberi model

Electrocardiogram (ECG) [1]. Sinyal ECG yang dihasilkan oleh jantung melalui sensor ECG dapat membantu dokter mendiagnosa apakah seseorang terkena Aritmia atau tidak.

Dalam proses produksinya, Feature Production Manager sebagai penanggung jawab beserta tim melaksanakan fungsinya, baik sebagai perencana pada tahap pra-produksi, pada saat

Pewarisan sifat kualitatif pada keturunan F1 hasil persilangan jagung manis berbiji bernas putih (P2) dengan Jagung lokal berbiji ungu (P1), untuk keturunan P3, P4, P5

Polen yang telah disimpan selama dua bulan dapat digunakan untuk menyerbuk dengan jumlah yang lebih rendah tanpa menurunkan jumlah buah normal yang terbentuk. Penambahan

Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui peranan fungsi Bimbingan Konseling Islam dalam upaya mengembangkan religiusitas remaja dan menekan atau mengontrol kenakalan remaja

Dengan menggunakan text box, posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian