PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI
IKATAN KIMIA (Skripsi)
Oleh NURMAYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2017
Nurmayanti
iv ABSTRAK
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI IKATAN KIMIA
Oleh NURMAYANTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan e-book interaktif dan mendeskrip-sikan karakteristik dan validitas e-book interaktif, serta mendesrkispikan tanggap-an guru dtanggap-an siswa mengenai e-book interaktif ytanggap-ang dikembtanggap-angktanggap-an. Design ytanggap-ang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall yang terdiri dari sepuluh tahap. Namun, penelitian ini hanya di-lakukan sampai tahap kelima, yaitu revisi hasil uji coba. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif.
Karakteristik e-book interaktif ini, yaitu disediakan fenomena berupa gambar dan video berbasis representasi kimia, disediakan ruang identifikasi, ruang penje-lasan, dan soal evaluasi yang interaktif. Validasi ahli menunjukkan bahwa rata-rata persentase aspek kesesuaian isi terhadap kurikulum sebesar 97,5% dengan kriteria sangat tinggi, sedangkan aspek konstruksi dan keterbacaan berturut-turut sebesar 71,4% dan 77,26% dengan kriteria tinggi. Rata-rata persentase tanggapan guru pada aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan berturut-turut sebesar 100%, 92,4%, dan 91,4% dengan kriteria sangat tinggi, serta rata-rata persentase
Nurmayanti
iv tanggapan siswa pada aspek kemenarikan dan keterbacaan berturut-turut sebesar 80,3% dan 80,5% dengan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia valid dan layak digunakan sebagai sumber belajar.
PENGEMBANGAN E-BOOK INTERAKTIF BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI
IKATAN KIMIA
Oleh NURMAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2017
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurmayanti
NPM : 1313023062
Fakultas/Jurusan : KIP/ Pendidikan MIPA Program Studi : Pendidikan Kimia
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandar Lampung, Juli 2017
Nurmayanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 19 Mei 1995 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Sodri Alfian, S.E. dan Ibu Umiyati. Pendidikan formal diawali di TK Dwi Tunggal Bandar Lampung pada tahun 1999, dilanjutkan ke SD Al-Azhar II Bandar Lampung pada tahun 2001, MTs Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2007, dan SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2010.
Tahun 2013 diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, pernah diberikan tanggung jawab menjadi asisten praktikum Kimia Fisik 1 dan 2 pada tahun 2015 sampai tahun 2016. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang aktif diikuti selama menjadi mahasiswa yaitu English Society (ESo) sebagai General Treasurer pada tahun 2016 dan staff of Homebase and Administration Departement pada tahun 2015. Pengalaman me-ngajar dan mengabdi yang pernah diikuti selama perkuliahan yaitu Praktik Profesi Kependidikan (PPK) di SMA Negeri 1 Padang Ratu yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Haduyang Ratu, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan, dengan rasa
syukur kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Ayah, Ibu dan kedua Adikku tercinta, yang selalu memberikan doa dan motivasi yang luar biasa
MOTO
“Try your best rather than become the best”
-Nurmayanti-“Don’t stop when you are tired. Stop when you are done”
-Anonim-SANWACANA
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah me-limpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikan skripsi yang
berjudul “PengembanganE-Book Interaktif Berbasis Representasi Kimia pada
Materi Ikatan Kimia”sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Sepenuhnya disadari bahwa keterampilan dan pengetahuan yang terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, ucapan terimakasih
disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku Dekan FKIP Unila. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan Pembahas, atas kesediannya memberikan saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. selaku Pembimbing I dan Dosen Pembimbing Akademik, atas kesediaannya memberi bimbingan, motivasi, saran, dan kritik dalam proses penyusun skripsi ini.
xii 5. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya
memberi bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyusun skripsi ini. 6. Ibu Lisa Tania, S.Pd.,M.Sc. dan Bapak M. Mahfudz Fauzi S, S.Pd.,M.Sc.
selaku validator e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
7. Rekan-rekan seperjuanganku Ni Wayan Puspa dan Raudatul Jannah, serta teman-teman Pendidikan Kimia 2013 atas kerjasama, semangat, dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.
8. Keluarga besar UKM-U English Society Unila, rekan-rekan pengurus ESo periode tahun 2016, senior dan adik tingkat atas suka duka yang dilalui bersama dan ilmu yang berharga.
9. Keluarga KKN, Yahya, Anton, Vicky, Riky, Inten, Eka, Atul, Rida, dan Puspita atas perjuangan kita selama 40 hari mengadi di Desa Haduyang Ratu. 10. Keluarga Pance Pondang, Agung, Deffri, Ridho, Yusi, Dini, Atul, Reta, dan
Elfrida atas semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan rujukan penelitian, dan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Kiranya masukan pembaca dapat menjadi bahan perbaikan penulis untuk karya selanjutnya.
Bandar Lampung, Juli 2017 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sumber Belajar... 9
B. Buku Elektronik (E-Book) ... 13
C. Multimedia Interaktif ... 15
D. Representasi Kimia ... 17
E. Analisis Konsep ... 20
III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 21
xiv
B. Sumber Data ... 22
C. Teknik Pengumpulan Data ... 22
D. Instrumen Penelitian ... 23
E. Alur Penelitian ... 26
F. Prosedur Pelaksanaan ... 27
G. Teknik Analisis Data ... 30
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi ... 34
B. Perencanaan Produk ... 36
C. Pengembangan E-Book Interaktif Berbasis Representasi Kimia ... 36
D. Hasil Validasi Ahli ... 40
E. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ... 48
F. Karakteristik E-Book Interaktif Berbasis Representasi Kimia ... 51
G. Kendala-Kendala Pembuatan E-Book Interaktif ... 52
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN 1. Analisis KI-KD-Indikator ... 58 2. Analisis Konsep ... 60
xv
3. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 64
4. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ... 68
5. Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ... 71
6. Persentase Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi ... 73
7. Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 75
8. Persentase Hasil Validasi Aspek Konstruksi ... 77
9. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ... 79
10. Persentase Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ... 82
11. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Kesesuain Isi ... 85
12. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Kesesuain Isi ... 87
13. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Konstruksi ... 89
14. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Konstruksi ... 91
15. Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Keterbacaan ... 93
16. Persentase Hasil Tanggapan Guru terhadap Aspek Keterbacaan ... 97
17. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Kemenarikan ... 100
18. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Kemenarikan ... 102
19. Hasil Tanggapan Siswa terhadap Aspek Keterbacaan ... 104
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penskoran pada angket berdasarkan skala likert 3 ... 31
2. Tafsiran persentase angket ... 32
3. Kriteria validasi analisis persentase ... 33
4. Persentase hasil validasi ahli ... 40
5. Rata-rata persentase hasil uji coba lapangan awal pada guru ... 48
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Tahapan mengelola sumber belajar ... 11
2. Alur penelitian dan pengembangan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia ... 26
3a. Tumpang tindih orbital terluar oksigen sebelum revisi ... 41
3b. Tumpang tindih orbital terluar oksigen setelah revisi ... 41
4a. Tumpang tindih orbital terluar nitrogen sebelum revisi ... 42
4b. Tumpang tindih orbital terluar nitrogen setelah revisi ... 42
5a. Submikroskopis molekul H2,O2, dan N2sebelum revisi ... 42
5b. Submikroskopis molekul H2,O2, dan N2setelah revisi ... 42
6a. Ikatan kovalen koordinasi sebelum revisi ... 42
6b. Ikatan kovalen koordinasi setelah revisi ... 43
7a. Ikatan kovalen sebelum revisi ... 43
7b. Ikatan kovalen setelah revisi ... 43
8a. Cover luar sebelum revisi ... 44
8b. Cover luar setelah revisi ... 44
9a. Pendahuluan sebelum revisi ... 45
9b. Pendahuluan setelah revisi ... 45
10a. Cover dalam sebelum revisi ... 46
xviii 11a. Cover belakang sebelum revisi ... 47 11b. Cover belakang setelah revisi ... 47
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa SMA adalah kimia Berdasarkan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan si-fat, perubahan, dinamika, dan energetika zat (Tim Penyusun, 2006). Kompetensi dasar 3.5 pada materi kimia yang tercantum dalam Kurikulum 2013 Revisi Tahun 2016, yaitu membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat. Kompetensi dasar tersebut merupakan kompetensi dasar ikatan kimia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Bambang dkk., (2015), pemahaman siswa pada materi ikatan kimia tergolong pada kategori rendah. Hal ini juga didukung oleh data sekunder dari nilai ujian siswa SMA Yadika yang memiliki rata-rata sebesar 42,79 pada materi ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan salah satu materi yang bersifat abstrak (Rahayu, 2014). Konsep kimia yang asbtrak ini menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia (Tan dan Treagust, 1999). Johnstone dalam Chittleborough dan Treagust (2007) mengatakan bahwa kimia dapat dijelaskan dengan tiga level representasi kimia, yaitu level makroskopis,
2
submikroskopis, dan simbolis. Berdasarkan penelitian Farida (2009), siswa cen-derung sulit untuk mempresentasikan level submikroskopis. Diduga kesulitan tersebut terjadi akibat kurang dikembangkannya representasi level submikro-skopis melalui visualisasi pembelajaran yang tepat (Farida, 2009). Buku teks yang digunakan sebagai sumber utama dalam proses pendidikan di sekolah belum mencakup tiga representasi kimia. Hal ini didukung oleh penelitian Addiin dkk., (2016) yang mengatakan bahwa hampir semua buku menggunakan representasi kimia yang terpusat pada tingkat simbolik.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir. Salah satu penyempurnaan pola pikir dari kurikulum ini adalah pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran ber-basis multimedia (Tim Penyusun, 2013). Artinya, guru membutuhkan suatu media yang dapat menjelaskan materi kimia dengan ketiga level tersebut (makro-skopis, submikro(makro-skopis, dan simbolis). Pemilihan dan pemanfaatan media pem-belajaran yang tepat berlandaskan pada teori belajar yang relevan akan berdampak positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar (Sutirman, 2013). Salah satu media yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar adalah teknologi. Berbagai penelitian menyatakan bahwa komputer dapat digunakan sebagai alat dalam memvisualisasikan sistem dan proses molekular (Farida, 2009). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ozmen (2008), dimana pembelajaran menggunakan komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terkait materi kimia, khususnya materi ikatan kimia.
Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Dengan adanya teknologi dalam dunia pendidikan, siswa dapat belajar di mana dan kapan
3
saja (Sanjaya, 2008). Teknologi pendidikan merupakan media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pe-ngajaran di samping guru, buku, dan papan tulis (Danim, 1995). Dengan tekno-logi, siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran yang bertentangan dengan kelas konvensional, di mana mereka sebagai pengamat pasif dan pen-dengar (Asenso & Mekonnen, 2012).
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan adalah e-learning. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk pembelajaran konvensio-nal yang dituangkan dalam format digital dan disajikan melalui teknologi infor-masi (Darmawan, 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka e-book dapat dikategori-kan sebagai salah satu perangkat pembelajaran e-learning. Candra (2016) menge-mukakan bahwa e-book sebagai perangkat pembelajaran karena merupakan salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Se-iring dengan kemajuan teknologi, e-book dapat disajikan dalam format multi-media, di mana terdapat gambar, grafik, suara, animasi, dan video
(Andikaningrum, 2014).
Minimnya penggunaan e-book dalam proses pembelajaran didukung oleh fakta di lapangan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di enam SMA di Bandar Lampung, yaitu SMAN 5, SMAN 9, SMAN 13, SMAN 15, SMA Al-Azhar 3, dan SMA Yadika. Berdasarkan hasil wawancara terhadap enam guru kimia di SMA tersebut, diketahui bahwa 66,7 % dari responden guru tidak menggunakan e-book dalam kegiatan pembelajaran kimia. Hanya 33,3 % dari responden guru yang sudah pernah menggunakan e-book yang diperoleh dari hasil mengunduh melalui internet. Namun, e-book ini bukan merupakan e-book interaktif dan belum sesuai
4
dengan kompetensi dasar yang berlaku. E-book tersebut dijadikan referensi dalam mata pelajaran kimia. Semua guru yang diwawancarai menyatakan belum pernah membuat e-book dan mengatakan perlu dikembangkan sebuah e-book interaktif karena dapat dijadikan sebagai sumber belajar tambahan yang mampu meningkat-kan minat siswa untuk belajar, sehingga diharapmeningkat-kan dapat meningkatmeningkat-kan penge-tahuan siswa terkait materi kimia.
Berdasarkan hasil pengisian angket siswa yang berjumlah 30 responden dari enam SMA di Bandar Lampung, dapat diketahui bahwa 96,7 % dari responden siswa menggunakan sumber belajar berupa buku teks dari penerbit tertentu, dan hanya 16,6 % siswa yang pernah menggunakan e-book pada pembelajaran kimia. Ke-sulitan yang dialami oleh responden siswa adalah sulit memahami bahasa yang tertuang di dalam buku teks. Selain itu, pada buku teks tidak diberi kunci jawaban untuk mengecek soal evaluasi yang ada, sehingga siswa tidak dapat belajar
mandiri. Sebanyak 90% dari responden siswa menyatakan perlu adanya pengem-bangan e-book interaktif, khususnya pada materi ikatan kimia. Responden guru dan siswa mengharapkan e-book yang akan dikembangkan nantinya memuat tampilan yang menarik, gambar yang sesuai dengan materi, bahasa yang komuni-katif, dan soal evaluasi yang interaktif.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran. Optimalisasi hasil belajar dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya
5
mampu menimbulkan keterlibatan siswa secara aktif (interaktif) dalam proses belajar (Sutirman, 2013).
E-book interaktif mendorong siswa untuk aktif belajar dengan sumber belajar. Selain itu, siswa dapat belajar mandiri dimanapun mereka berada. Kelebihan perangkat pembelajaran berbasis e-book adalah dapat diintegrasikan melalui tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih bervariasi. Manfaat perangkat e-book dan model pembelajaran kontekstual ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk belajar mandiri, kreatif, efektif, efisien, dan dapat mengurangi kejenuhan siswa sehingga lebih bersema-ngat dalam belajar (Candra, 2016).
Andikaningrum (2014) yang menguji efektivitas e-book interaktif dalam mening-katkan keaktifan belajar siswa memperoleh hasil bahwa tingkat keaktifan siswa, rata-rata nilai, dan tingkat ketuntasan belajar siswa kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Selain itu, e-book interaktif dapat meminimalisasi miskonsepsi suatu konsep, serta membantu siswa untuk berfikir kritis. (Wahyuliyani dkk., 2016; Binas dkk., 2012). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan e-book interaktif sangat mendukung dalam kegiatan pembelajaran. E-book ikatan kimia yang dikembangkan oleh Sugiarto (2004) merupakan e-E-book yang bersifat informatif, belum bersifat interaktif. Artinya, dibutuhkan e-book ikatan kimia yang bersifat interaktif.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan“Pengembangan E-Book Interaktif
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
2. Bagaimana validitas e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
3. Bagaimana tanggapan guru mengenai e-book interaktif berbasis repre-sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
4. Bagaimana tanggapan siswa mengenai e-book interaktif berbasis repre-sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
5. Apa saja kendala pembuatan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia
pada materi ikatan kimia yang valid.
2. Mendeskripsikan validitas e-book interaktif ikatan kimia berbasis representasi kimia yang dikembangkan.
3. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai e-book interaktif berbasis repre-sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
4. Mendeskripsikan tanggapan siswa mengenai e-book interaktif berbasis repre-sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
7
5. Mendeskripsikan kendala-kendala pembuatan e-book interaktif berbasis repre-sentasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini menghasilkan e-book interaktif ikatan kimia berbasis representasi kimia dan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi guru
a. Sebagai salah satu sumber belajar yang lebih inovatif dan interaktif, sehingga dapat membantu menciptakan interaksi, khususnya interaksi antara siswa dengan sumber belajar.
b. Sebagai sumber referensi mengenai representasi kimia dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi ikatan kimia.
2. Manfaat bagi siswa
a. Sebagai sumber belajar yang lebih inovatif, efisien, dan menarik karena ber-basis reresentasi kimia dan dilengkapi dengan soal-soal yang bersifat
interaktif.
b. Sebagai alternatif sumber belajar siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada pembelajaran kimia, khususnya materi ikatan kimia.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Menjadi sumber informasi dan literatur dalam upaya meningkatkan mutu pem-belajaran kimia di sekolah.
b. Menjadi salah satu alat pendidikan yang digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran kimia di sekolah.
8
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2015).
2. E-book interaktif berisi jaringan unit informasi digital yang terdiri dari teks, gambar, video, animasi dan soal-soalyang semuanya dikemas dalam bentuk visualisasi animasi flash yang dipadukan dalam satu program dan dilengkapi dengan warna dan tampilan yang menarik (Restyowati dan Sanjaya, 2012) 3. Representasi kimia adalah representasi ilmu kimia untuk mempresentasikan
suatu fenomena kimia yang mencakup representasi makroskopis, representasi simbolik, dan representasi submikroskopis (Sunyono, 2015).
4. Kevalidan e-book interaktif hasil pengembangan diukur berdasarkan hasil validasi ahli. Pengembangan dikatakan valid jika memiliki persentase rata-rata penilaian sebesar 76-100% (Arikunto, 2010).
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sumber Belajar
Sumber belajar adalah bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung ilmu baru bagi pelajar (peserta didik). Belajar pada hakikatnya adalah untuk mendapatkan hal-hal baru, yang berarti perubahan. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan Winataputra (1996) bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana terdapat bahan pengajaran atau tempat untuk seseorang belajar (Suryani dan Leo, 2012).
Association for Education and Communication Technology (AECT) mengatakan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan. Sum-ber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar, sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapainya (Tim Penyusun, 2007).
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi
10
hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil be-lajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan ber-bagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan memper-cepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kuri-kulum saat ini bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pem-belajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar (Sanjaya, 2008). Sumber belajar meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Sum-ber belajar dapat dibedakan menjadi sumSum-ber belajar yang direncanakan (learning resource by design) dan digunakan (learning resource by utilization) (Gafur, 2012).
Dilihat dari segi perancangannya, secara garis besar sumber belajar dapat dibeda-kan menjadi dua macam menurut tim pengembang (2007), yaitu:
1. Sumber belajar yang dirancang ( learning resource by design) yakni sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai
“komponen sistem instruksional” untuk memberikan fasilitas belajar yang
terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (lerning by utilization) yakni sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan kebedayaannya dapat ditemukan, diterapkan, dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar yang dimanfaatkan ini adalah sumber belajar yang ada di masyarakat seperti: museum, pasar, toko-toko, tokoh masyarakat, dan lainnya yang ada di lingkungan sekitar (Astiti, 2016).
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai per-wujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat
11
digunakan oleh siswa ataupun guru. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu ran-cangan yang memungkinkan seseorang untuk dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Adapun tahapan-tahapan dalam mengelola sumber belajar adalah sebagai berikut: Pertama, membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Kedua, golongkan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar. Ketiga, bila sumber belajar tersebut tersedia, pikirkan sesuai dengan penggunaan-nya, bila belum, lakukan modifikasi bila diperlukan. Berkenaan dengan tahapan-tahapan pemanfaat sumber belajar dapat dilihat pada bagan dibawah ini (Majid,
2007).
Sumber : Majid, 2007
Analisis bahan ajar sangat diperlukan untuk memperoleh sumber belajar yang berkualitas. Menurut Suhartanto dalam Achmaliya (2016) aspek yang dinilai
Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran Tersedia Belum tersedia Tidak sesuai Pinjam Buat Beli Sesuai Disesuai-kan dengan
modifikasi Diguna-kan
12
meliputi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian, dan kelayakan kegrafikaan dan menurut BSNP, aspek yang dinilai yaitu aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, penyajian materi, keterbacaan, dan grafika.
a. Aspek kesesuaian isi dengan kurikulum
Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran. Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi/kecukupan, keaku-ratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya.
b. Aspek penyajian materi
Menurut Wibowo dalam Achmaliya (2016), bahan ajar yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penyajian yang membuat menarik untuk dibaca dan mudah dipahami. Penyajian konsep disajikan secara runtun, uraian materi mampu membangkitkan motivasi belajar, terdapat contoh-contoh soal yang dapat melatih kemampuan memahami materi, dan pesan yang disampaikan harus memiliki keterkaitan dnegan materi.
c. Aspek grafika
Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku, meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna, dan ilustrasi, yang membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya juga meminati untuk membacanya. (Achmaliya, 2016).
d. Aspek keterbacaan
Keterbacaan (readability) merupakan kata turunan yang dibentuk oleh bentuk dasar readable, artinya dapat dibaca atau terbaca. Faktor cetakan, garis bawah,
13
cetak miring, kepadatan kata, tata letak, dan masalah kekompakan serta bahasa dapat mempengaruhi pemahaman bacaan. Keterbacaan bahan ajar berkaitan dengan tiga hal, yaitu kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman.
B. Buku Elektronik (E-book)
E-book merupakan buku dalam format elektronik berisikan informasi yang dapat berwujud teks atau gambar. Saat ini, e-book beredar di pasaran telah mengalami berbagai perkembangan. E-book diminati karena ukurannya yang kecil, tidak mudah lapuk, dan mudah dibawa. Keunggulan e-book yang lain adalah dapat menampilkan ilustrasi multimedia, misalnya animasi (Eskawati&Sanjaya, 2012). Singkatnya, e-book adalah versi digital dari sebuah buku. Sebagai salah satu sarana pendukung konsep e-learning, e-book tetap harus memnuhi syarat buku ajar sesuai ketentuan Badan Standar Nasional Pendiikan, BNSP. Syarat tersebut meliputi tiga kriteria, yaitu kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian (Tim
Penyusun, 2006).
E-book sebagai perangkat pembelajaran karena merupakan salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Kelebihan perangkat pembelajaran berbasis e-book adalah dapat diintegrasi-kan melalui tayangan suara, grafik, gambar animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan lebih bervariasi. E-book juga dapat dikelola menggunakan pencarian halaman sehingga lebih memudahkan pengguna apabila dibandingkan dengan buku kon-vensional. Perangkat e-book diterapkan meng-gunakan model pembelajaran contexstual teaching learning. Manfaat perangkat e-book ini diharapkan akan memotivasi siswa untuk belajarmandir, kreatif, efektif, dan efisien. Media e-book
14
ini diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa, sehingga lebih bersemangat dalam belajar (Candra, 2016).
Menurut Haris dalam Astiti (2016), ada beberapa keuntungan dan manfaat jika menulis membuat dan mempublikasikan e-book diantaranya adalah:
1. Ukuran fisik kecil
Karena buku elektronik memiliki format digita, dia dapat disimpan dalam penyimpanan data (hard disk, CD, USB).
2. Mudah dibawa
Beberapa buku dalam format buku elektronik dapat dibawa dengan mudah, baik melalui cakram DVD, USB, dan media penyimpanan lainnya.
3. Tidak lapuk
E-book tidak akan menjadi lapuk seperti layaknya buku biasa. Format digital dari e-book dapat bertahan sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah.
4. Gampang diproses
Isi dari buku elektronik atau e-book dapat dilacak atau dijelajahi dengan mudah dan cepat.
5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak mampu/ tidak bisa membaca Hal ini dikarenakan dormat e-book dapat diproses oleh komputer, isinya dapat dibacakan oleh sebuah komputer.
6. Mudah digandakan
Penggandaan buku elektronik sangat mudah dan murah. Untuk membuat ribuan copy dari e-book dapat dilakukan dengan murah, mudah, dan cepat, sementara untuk mencetak ribuan buku
membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang tidak sebentar.
7. Mudah dalam pendistribusian
Pendistribusian dapat menggunakan media internet. Pengiriman buku dari Amerika ke Indonesia dapat dilakukan dalam periode menit. Buku langsung dapat dibaca pada saat itu juga.
8. Interaktif
E-book mampu menyampaikan informasi yang interaktif bagi pembacanya.
9. Kecepatan publikasi
Rata-rata buku memerlukan waktu 1-3 bulan untuk terbit dan dijual kepasaran. Namun, e-book hanya memerlukan waktu beberapa jam saja.
15
C. Multimedia Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna, bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Sanjaya, 2008).
Bentuk bahan ajar paling tidak dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Bahan cetak (printed) anatar lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/ gambar, model/ maket.
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video, compact disk, film.
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif. (Majid, 2007).
Bahan ajar interaktif menurut Guidelines for Bibliographic Description of Interactive Multimedia, p. 1 dijelaskan sebagai berikut:
Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaannya di-manipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperlukan pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoperasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera foto. Bahan ajar interaktif ini biasanya disajikan dalam bentuk compact disk (CD) (Majid, 2007).
Penggunaan komputer dalam hal pendidikan dan latihan adalah komputer sebagai komputer untuk belajar mandiri (computer assited-learning) (CAL, dimana kom-puter memegang peranan penting dalam program belajar atau mengajar. Jika di-hubungkan dengan peranan tersebut, biasanya komputer digunakan sebagai salah satu dari dua mode yang berbeda. Pertama, komputer digunakan sebagai tutor
16
pengganti, dimana siswa dapat mengikuti suatu diskusi yang sedang ber-langsung melalui sebuah alat termina untuk belajar secara interaktif. Kedua, digunakan sebagai laboratorium simulasi yang di-lengkapi dengan sistem model yang telah diprogramkan ke dalam komputer. Apabila komputer digunakan secara interaktif dalam kapasitas instruksional yang mandri, bentuk dan mutu respons siswa ter-gantung pada canggihan komputer dan programnya. Contohnya program yang sederhana yang ber-bentuk pilihan ganda memerlukan respons siswa dengan cara menandai jawaban yang benar pada nomor jawaban yang dipilih (Percival & Henry, 1988).
Dalam penelitian Setiawan, Dasna, danMarfu’ah(2016) menjelaskan bahwa multimedia dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu bahan ajar multimedia membuat peserta didik senang dan termotivasi dalam belajar, menyenangkan dan menarik selama pembelajaran, meningkatkan parti-sipasi aktif peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi secara mandiri. Adanya gambar, animasi, dan video membantu pemaham-an siswa terhadap materi yang disampaikan.
Rob philips dalam Sutirman (2013) mengemukakan bahwa multimedia yang ber-basis komputer terdiri dari multimedia interaktif dan multimedia yang tidak inter-aktif. Interaktif maksudnya pengguna dapat mengontrol pengoperasian program sesuai dengan yang dikehendaki, sedangkan yang tidak interaktif adalah sebalik-nya. Multimedia interaktif dapat dibedakan menjadi multimedia interaktif offline dan online. Multimedia interaktif offline adalah program multimedia yang tidak terkoneksi dengan internet, hanya beroperasi pada komputer stand alone.
Sedang-17
kan multimedia interaktif online adalah program multimedia yang ter-koneksi dengan jaringan internet atau sering disebut dengan istila hypermedia.
Menurut Wang Qiyun & Cheung Wing Sum dalam Sutirman (2013), berdasarkan tingkat interaktivitasnya, multimedia dibedakan menjadi multimedia tingkat operator dan multimedia interaktif tingkat kreator. Interaksi yang terjadi pada tingkat operator, pegguna hanya bisa memilih atau menentukan menu-menu atau perintah yang tersedia. Sedangkan pada multimedia interaktif tingkat kreator, pengguna dapat memanfaatkan program untuk berkreasi sesuai dengan materi yang ada di dalamnya.
Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan siswa. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dapat me-ningkatkan pemahaman dan penguasan materi pelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keteribatan siswa secara aktif (interaktif) dalam proses belajar. Mutimedia pembelajaran memung-kinkan terjadinya proses yang interaktif dengan umpan balik yang dapat dirancang oleh guru (Sutirman, 2013).
D. Representasi Kimia
Tantangan dalam pembelajaran yang melibatkan fenomena (sub) mikro merupa-kan satu hal yang harus segera dipecahmerupa-kan. Terkait hal tersebut, sebagai guru atau dosen harus selalu melakukan inovasi kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, terutama yang melibatkan interkoneksi di antara level makro, (sub) mikro, dan simbolik. Oleh sebab itu, konsep multipel representasi timbul karena kebutuhan
18
siswa untuk mengeksplorasi dan melakukan banyak tugas yang beragam yang melibatkan sejumlah besar informasi yang bersifat abstrak (Sunyono, 2015). Multipel representasi berfungsi sebagai instrumen untuk memberi dukungan dan memfasilitsi terjadinya belajar bermakna dan belajar mendalam. Dengan meng-gunakan representasi berbeda dan mode pembelajaran berbeda dapat membuat konsep-konsep menjadi lebih mudah dipahami dan menyenangkan (intelligible, plausible, dan fruitful) sehingga dapat meningkatkan motivasi pebelajar untuk belajar sains (Farida, 2009).
Konsep representasi adalah salah satu pondasi praktik ilmiah, karena para ahli menggunakan representasi sebagai cara utama berkomunikasi dan memecahkan masalah. Johnstone (1982) membedakan representasi ke dalam tiga tingkatan. Tingkat makroskopis yang bersifat nyata dan mengandung bahan yang kasat mata dan nyata. Tingkat (sub) mikroskopis juga nyata tetapi tidak kasat mata yang ter-diri dari tingkatan partikulat yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena abstrak, misalnya pergerakan elektron, molekul, partikel (ion) atau atom, arus listrik, struktur hemoglobin, dan sebagainya. Yang terakhir adalah tingkat sim-bolik yang terdiri dari berbagai jenis representasi gambar, aljabar dan bentuk komputasi representasi submikroskopis (animasi, simulasi, dan visualisasi bentuk lain) (Sunyono, 2015).
Representasi makroskopik, yaitu representasi kimia yang diperoleh melalui pe-ngamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan dipersepsi oleh panca indra atau dapat berupa pengalaman sehari-hari pebelajar. Contohnya: terjadinya perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan
19
yang dapat diobservasi ketika suatu reaksi kimia berlangsung. Seorang pebelajar dapat mempresentasikan hasil pengamatan dalam berbagai mode representasi, misal dalam bentuk laporan tertulis, diskusi, presentasi oral, diagram vee, grafik, dan sebagainya (Farida, 2009).
Representasi submikroskopik yaitu representasi yang menjelaskan mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom/ molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati. Representasi submikroskopik sangat terkait erat dengan model teoritis yang melandasi eksplanasi dinamika level partikel. Mode representasi pada level ini diekspresikan secara simbolik mulai dari yang seder-hana hingga menggunakan teknologi komputer, yaitu menggunakan kata-kata, gambar dua dimensi, gambar tiga dimensi baik diam maupun bergerak (animasi) atau simulasi. Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif, yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri, dan per-hitungan matematik (Farida, 2009).
Chittleborough & Treagust (2007) menyatakan bahwa siswa tidak dapat meng-gunakan representasi kimia jika kurang mengapresiasi karakteristik permodelan. Permodelan dalam kimia adalah representasi fisik atau komputasional dari kom-posisi dan struktur suatu molekul atau partikel (level submikroskopik). Represen-tasi struktur suatu molekul atau model partikel (level submikroskopik) tersebut dapat berupa model fisik, animasi atau simulasi. Kemampuan permodelan ter-sebut sangat penting untuk mencapai keberhasilan menggunakan representasi kimia.
20
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa multipel representasi
me-ngandung pengertian “menyajikan kembali konsep-konsep yang telah dipelajari
melalui berbagai cara dan berbagai ekspresi”, seperti: penyampaianmelalui lisan, gestur, visual (dengan gambar, animasi, simulasi, grafik, pikto-gram, diagram, dll), verbal (tulisan, grafik, diagram, dll), dan simbolik (lambang, rumus, perhi-tungan matematik, dll) (Sunyono, 2015).
E. Analisis Konsep
Herron dkk (1977) menjelaskan bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Mungkin tidak ada satupun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu, diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat men-definisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan. Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pen-capaian konsep.
Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh. Adapun analisis konsep materi ikatan kimia dapat dilihat pada Lampiran 2.
21
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada pengembangan e-book ini adalah peneliti-an dpeneliti-an pengembpeneliti-angpeneliti-an atau Research peneliti-and Development (R&D). Sukmadinata (2015) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan metode atau pendekatan penelitian untuk meng-hasilkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.
Menurut Borg and Gall (Sukmadinata, 2015), ada sepuluh langkah dalam pelaksa-naan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting) yang meliputi analisis kebutuhan, studi literatur, studi lapangan, dan pertimbangan dari segi nilai, (2) perencanaan (planning) dengan menyusun rencana penelitian yang meliputi kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai, desain penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup yang terbatas, (3) pengembangan draf produk (develop preliminary form of product) meliputi
pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi, (4) uji coba lapangan awal (preliminary field testing), melakukan uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru) dan selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket, (5)
22
merevisi hasil uji coba (main product revision) dengan memperbaiki atau me-nyempurnakan hasil uji coba, (6) uji coba lapangan (main field testing) dengan melakukan uji coba secara lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30-100 orang subjek uji coba, (7) penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan (operational field testing), pengujian dilakukan melalui pengisian angket, wawancara, dan observasi terhadap 10 sampai 30 sekolah me-libatkan 40 sampai 200 subjek, (9) penyempurnaan produk akhir ( final product revision), penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan, dan (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation) dengan melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Pada pene-litian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi hasil uji coba (main product revision).
B. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari tahap studi lapangan dan tahap uji coba lapangan. Pada tahap studi lapangan, sumber data diperoleh dari enam orang guru kimia dan 30 orang siswa kelas XI IPA yang berasal dari enam SMA di Bandar Lampung. Sedangkan, pada tahap uji coba lapangan awal, sumber data diperoleh dari guru kimia dan siswa kelas XI IPA di beberapa SMA.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap studi lapangan, dilakukan wawancara terhadap enam orang guru kimia dan pengisian angket oleh 30 orang siswa kelas XI IPA yang dipilih secara acak dan berasal dari enam SMA di Bandar Lampung. Sedangkan, pada tahap uji coba lapangan awal, dilakukan penyebaran angket dan produk kepada minimal tiga
23
guru kimia dan 20 siswa kelas XI IPA yang dipilih secara acak pada beberapa SMA.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen pada studi lapangan, instrumen validasi ahli, dan instrumen pada studi uji coba lapangan awal.
1. Instrumen pada studi lapangan
Instrumen yang digunakan pada studi lapangan berupa lembar pedoman wawan-cara guru dan lembar angket siswa.
a. pedoman wawancara guru
Lembar pedoman wawancara guru digunakan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan terkait (1) penggunaan sumber belajar, khususnya penggunaan e-book dalam proses pembelajaran, (2) wawasan guru mengenai representasi kimia, dan (3) mengetahui e-book seperti apa yang diharapkan oleh guru sebagai sumber belajar yang akan digunakan oleh siswa.
b. angket siswa
Lembar angket siswa digunakan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan terkait (1) penggunaan sumber belajar, khususnya penggunaan e-book dalam proses pem-belajaran, (2) kesulitan siswa dalam memahami sumber belajar, dan (3) menge-tahui e-book seperti apa yang diharapkan oleh siswa sebagai sumber belajar.
24
2. Istrumen validasi ahli
Instrumen yang digunakan pada validasi ahli meliputi instrumen validasi ke-sesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan terhadap e-book interaktif yang telah dikembangkan.
a. instrumen validasi aspek kesesuaian isi
Instrumen ini berbentuk angket validasi yang disusun untuk mengetahui apakah isi e-book interaktif telah sesuai dengan kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), indikator, materi, dan kesesuaian urutan materi dengan indikator, serta kesesuaian materi dengan represetasi submikroskopis.
b. instrumen validasi aspek konstruksi
Instrumen ini berbentuk angket validasi yang digunakan untuk mengetahui ke-sesuaian konstruksi e-book yang telah dikembangkan. Pada aspek konstruksi, terdapat penilaian terhadap kesesuaian validitas terhadap tampilan dan bagian-bagian penyusun e-book interaktif.
c. instrumen validasi aspek keterbacaan
Instrumen ini berbentuk angket validasi keterbacaan yag disusun untuk menge-tahui keterbacaan e-book interaktif pada materi ikatan kimia yang berkaitan dengan variasi ukuran huruf, variasi bentuk huruf ( font) , perpaduan warna, kualitas gambar, penulisan keterangan gambar dan tabel, penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, penggunaan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami.
25
3. Instrumen pada studi uji coba lapangan awal
Pada tahap uji coba lapangan awal digunakan instrumen berupa angket tanggapan guru dan siswa. Berikut penjelasan mengenai angket tanggapan guru dan siswa: a. angket tanggapan guru
Angket tanggapan guru berupa pernyataan yang terkait dengan aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan e-book interaktif yang telah dikembangkan. Setiap pernyataan yang terdapat pada ketiga aspek tersebut sama dengan pernyata-an ypernyata-ang tertupernyata-ang dalam instrumen validasi. Tujupernyata-an pernyata-angket ini adalah untuk me-ngetahui tanggapan guru terkait kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang telah divalidasi oleh validator dan telah diperbaiki sesuai masukan dari validator. b. angket tanggapan siswa
Angket tanggapan siswa berupa pernyataan yang terkait dengan aspek keterbacaan dan kemenarikan e-book interaktif yang telah dikembangkan. Tujuan angket ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terkait keterbacaan dan kemenarikan e-book yang telah dikembangkan. Pernyataan dalam angket keterbacaan sama dengan pernyataan yang tertuang dalam instrumen validasi dan angket tanggapan guru, sedangkan pernyataan dalam angket kemenarikan berkaitan dengan desain, tata letak gambar, kualitas gambar, perpaduan warna, variasi bentuk dan ukuran huruf, serta kemenarikan atas tersedianya video pembelajaran dan soal evaluasi yang interaktif.
26
E. Alur Penelitian
Adapun alur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut. Analisis Kebutuhan
StudiLiteratur StudiLapangan
analisis KI-KD-Indikator
Analisis konsep
Mengkaji teori mengenai e-book interaktif berbasis representasi kimia
Wawancara guru dan pengisian angket oleh siswa di 6 SMA (4 negeri dan 2 swasta) di Bandar Lampung mengenai penggunaan e-book interaktif berbasis representasi kimia
Analisis sumber belajar / e-book yang digunakan oleh guru dan siswa
Rancangan Pengembangan Produk
Pengembangan Produk Awal
Uji Validasi Ahli
Draf e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia
Revisi
E-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia
Uji coba lapangan
Revisi e-book hasil uji coba
Hasil revisi e-book hasil uji coba
Pe ne lit ia n da n Pe ng um pu la n In fo rm as i Perencanaan Produk Pe ng em ba ng an P ro du k Aw al
Uji Coba Lapangan Awal
Revisi Hasil Uji Coba
Gambar 2. Alur penelitian dan pengembangan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia.
27
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa langkah yang akan dijelas-kan di bawah ini.
1. Penelitian dan pengumpulan informasi
Tujuan dari penelitian dan pengumpulan data adalah untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada sebagai bahan acuan untuk produk yang dikembangkan. Tahap penelitian dan pengumpulan data terdiri atas studi literatur dan studi lapangan.
a. studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan cara analisis terhadap materi ikatan kimia yang meliputi analisis KI, KD, indikator, dan analisis konsep, serta mengkaji teori mengenai e-book dan produk penelitian sejenis yang berbentuk dokumen-dokumen hasil penelitian. Hasil dari kajian akan menjadi acuan dalam pengem-bangan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia. b. studi lapangan
Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta di lapangan mengenai penggunaan e-book interaktif di sekolah. Pada tahap studi lapangan, di-lakukan wawancara satu orang guru kimia dan pengisian angket oleh lima orang siswa SMA kelas XI IPA untuk masing-masing sekolah. Adapun sekolah yang dijadi-kan sebagai analisis kebutuhan, yaitu SMA Negeri 5 Bandar Lampung, SMA Negeri 9 Bandar Lampung, SMA Negeri 13 Bandar Lampung, SMA Negeri 15
28
Bandar Lampung, SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, dan SMA Yadika Bandar Lampung.
2. Perencanaan produk
Tahap perencanaan meliputi rancangan produk yang akan dihasilkan serta proses pengembangan. Menurut Sukmadinata (2015), rancangan produk yang akan di-kembangkan minimal mencakup (1) tujuan dari penggunaan produk, (2) siapa pengguna dari produk tersebut, dan (3) deskripsi komponen-komponen produk dan penggunaannya. Tujuan dari penggunaan produk e-book interaktif ini adalah untuk membantu siswa dalam mempelajari kimia, khususnya materi ikatan kimia. E-book yang dikembangkan berisi materi yang berbasis representasi kimia dan di-lengkapi dengan soal-soal yang mana siswa dapat mengetahui jawaban dan skor nilai secara langsung. Tujuan penggunaan bagi guru adalah untuk membantu guru dalam menciptakan interaksi, khususnya interaksi antara siswa dengan sumber belajar dalam proses pembelajaran.
Pengguna produk ini adalah guru kimia dan siswa kelas X. Adapun komponen-komponen e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang akan dikembangkan yaitu cover luar, cover dalam author (penyusun), kata pengantar, daftar isi, deskripsi e-book, petunjuk penggunaan e-book, KD dan indikator, dan uraian materi yang dilengkapi dengan gambar atau video berbasis representasi kimia, soal evaluasi di akhir materi, daftar pustaka, serta cover belakang.
29
3. Pengembangan produk awal
Pengembangan produk awal merupakan tahap berikutnya dalam penelitian ini, dimana produk awal berupa draf kasar yang sudah disusun sedemikian lengkap beserta komponen-komponen yang terdapat dalam draf tersebut. Setelah e-book interaktif dikembangkan, selanjutnya produk tersebut divalidasi oleh validator yang memahami e-book interaktif dan materi ikatan kimia. Aspek yang divalidasi yaitu aspek kesesuaian isi materi, konstruksi, dan keterbacaan.
4. Uji coba lapangan awal
Setelah dilakukan validasi terhadap e-book yang telah dikembangkan, maka e-book dapat diujicobakan pada minimal tiga guru kimia dan 20 siswa kelas X di beberapa sekolah. Proses uji coba dilakukan dengan pemberian instrumen berupa lembar angket dan pemberian produk awal yang telah dibuat untuk mengetahui tanggapan terhadap kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan produk pada guru, serta kemenarikan dan keterbacaan produk pada siswa.
5. Revisi hasil uji coba
Tahap terakhir yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu revisi dan penyempurna-an e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatpenyempurna-an kimia ypenyempurna-ang di-kembangkan. Tahap revisi dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan hasil tanggapan guru dan tanggapan siswa terhadap e-book yang dikembangkan.
30
G. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data hasil wawancara dan angket analisis kebutuhan Setelah dilakukan tahap peelitian dan pengumpulan data dengan melakukan wa-wancara terhadap guru dan pemberian angket terhadap siswa di enam SMA di Bandar Lampung, hasil jawaban pada wawancara tersebut diolah untuk mem-peroleh hasil keseluruhan dari jawaban guru dan siswa (responden). Adapun teknik analisis data pada tahap ini adalah:
a. Mengklasifikasikan data yang bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan wawancara dan angket.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat dengan tujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban.
c. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
% = ∑ 100 % ( Sudjana, 2005)
Keterangan : % Jin = Persentase pilihan jawaban i
∑Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban i N = Jumlah seluruh responden
31
2. Teknik analisis data hasil validasi ahli, tanggapan guru dan siswa Teknik analisis data hasil validasi ahli, tanggapan guru, dan tanggapan siswa di-lakukan dengan cara :
a. Mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan angket.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyakya responden.
c. Memberi skor jawaban responden.
Penskoran jawaban responden dalam angket dilakukan berdasarkan skala Likert 3.
Tabel 1. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert 3
No Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat setuju (SS) 3
2 Setuju (ST) 2
3 Tidak setuju (TS) 1
d. Mengolah jumlah skor jawaban responden
Pengolahan jumlah skor (∑S) jawaban angket adalah sebagai berikut:
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab SS 2) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)
Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab ST 3) Skor untuk menjawab pernyataan Tidak Setuju (TS)
32
e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% = ∑ 100% ( Sudjana, 2005)
Keterangan : % Xin= Persentase jawaban responden pada angket
∑S = Jumlah skor jawaban
Smaks= Skor maksimum yang diharapkan
f. Menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui tingkat kesesuaian isi, konstruksi, keterbacaan, dan kemenarikan e-book interaktif berbasis representasi kimia dengan rumus sebagai berikut: % = ∑ % ( Sudjana, 2005)
Keterangan : % = Rata-rata persentase jawaban terhadap pernyataan pada angket.
∑%Xin = Jumlah persentase jawaban terhadap semua pernyataan pada angket.
n = Jumlah pernyataan pada angket.
g. Menafsirkan rata-rata persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2012) berdasarkan Tabel 2.
Tabel 2. Tafsiran persentase angket.
Persentase Kriteria 80,1% - 100% Sangat tinggi 60,1% - 80% Tinggi 40,1% - 60% Sedang 20,1% - 40% Rendah 1,0% - 20% Sangat rendah
33
h. Menafsirkan kriteria validasi analisis persentase produk hasil validasi ahli dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2010) berdasarkan Tabel 3. Tabel 3. Kriteria validasi analisis persentase
Persentase Tingkat Kevalidan Keterangan
76-100 valid Layak/tidak perlu direvisi 51-75 Cukup valid Cukup layak/revisi sebagian 26-50 Kurang valid Kurang layak/revisi sebagian < 26 Tidak valid Tidak layak/revisi total
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut.
1. Karakteristik e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi ikatan kimia yang dikembangkan, yaitu diawali dengan fenomena berupa gambar dan video berbasis representasi kimia, dilengkapi kolom identifikasi, kolom pen-jelasan, dan soal evaluasi yang interaktif.
2. Validasi ahli meliputi aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan yang memiliki rata-rata persentase sebesar 82,1% dengan kriteria sangat tinggi dan dikatakan valid.
3. Rata-rata persentase tanggapan guru untuk aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan keterbacaan sebesar 94,5% dengan kriteria sangat tinggi .
4. Rata-rata persentase tanggapan siswa untuk aspek kemenarikan dan keter-bacaan sebesar 80,4% dengan kriteria sangat tinggi.
5. Kendala yang dihadapi dalam pembuatan e-book interaktif ini adalah keter-batasan sumber yang menunjang teori ikatan valensi pada materi ikatan kovalen dan kesulitan mencari program yang sesuai untuk membuat gambar submikroskopis mengenai teori ikatan valensi.
54
B. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Perlu dilakukan uji keterlaksanaan, karena penelitian ini hanya dilakukan
sampai uji coba lapangan awal.
2. Perlu dilakukan uji kompetensi pada siswa untuk mengetahui hasil yang di-peroleh siswa setelah menggunakan e-book inetraktif berbasis representasi kimia yang dikembangkan.
3. Perlu dikembangkan e-book interaktif berbasis representasi kimia pada materi lainnya.
56
DAFTAR PUSTAKA
Achmaliya, N. 2012. Pengembangan Modul Berbasis Representasi Kimia pada Materi Teori Tumbukan. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Addiin,I., Ashadi, dan M. Masykuri. 2016. Analisis Representasi Kimia pada
Materi Pokok Hidrolisis Garam dalam Buku Kimia Kelas XI SMA/MA. Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia, 1 (2): 58-65.
Andikaningrum, L. 2014. Efektivitas E-Book Berbasis Multimedia Menggunakan Flip Book Maker sebagai Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. Karya Ilmiah. Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Yogyakarta
_________. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Assenso O.K. dan D.Mekonnen. 2012. The Importance of ICTs in The Provision of Information for Improving Agricultural Productivity and Rural Incomes in Africa. Journal
Astiti, N.Y. 2016. Pengembangan E-Book Interaktif Sifat Koligatif Larutan Berbasis Kehidupan Sehari-Hari. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Bambang, W.J., A Musa, dan M. Sihaloho. 2015. Identifikasi Hirarki Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gorontalo pada Materi Ikatan Kimia. Jurnal, 3(2): 1-11.
Binas, M., Stancel, P. & Michalko, M. 2012. Interactive E-Book as a Supporting Tool for Education Process. International Conference on Emerging e-Learning Technologies and Applications, Departement of Computers and Informatics, Slovakia, November, 8-9th.
Candra, D.N. 2016. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Pembelajaran Contextual Teching Learning (CTL) Menggunakan E-Book dan
56
Pembelajaran Konvensional Menggunakan Handout pada Mata Pem-belajaran Konstruksi Bangunan di Kelas X TGB SMK Negeri 2
Bojonegoro. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Bangunan, 1 (1): 189-194. Chittleborough, G. and D.F. Treagust. 2007. The Modelling Ability of Non-Major
Chemistry Students and Their Understanding of The Sub-Microscopic Level. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3): 274-292. Danim, S. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Darmawan, D. 2011. Teknologi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Eskawati, S.Y. dan I G.M. Sanjaya. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif pada
Materi Sifat Koligatif Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas XII IPA. Unesa Journal of Chemical Education, 1 (2): 46-53.
Farida, I. 2009. The Importance of Representational Competence in Chemical Problem Solving Using Interactive Multimedia. Proceeding of the Third International Seminar on Science Education. Universitas Indonesia. Jakarta.
Gafur, A. 2012. Desain Pembelajaran : Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran. Ombak. Yogyakarta.
Haris, D. 2011. Panduan Lengkap E-Book. Cakrawala. Yogyakarta.
Herron, J.D., L.L Cantu., R.Ward., and V.Srinivasan. 1977. Problem Associated with Concept Analysis. Science Education, 61 (2): 185-199
Imani, A.K.N dan I.G.M Sanjaya. 2012. Pengembangan E-Book Interaktif pada Materi Kimia Unsur untuk Kelas XII. Unesa Journal of Chemical Eduation, 1(2); 7-10.
Majid ,A. 2007. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompeten-si Guru. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Ozmen, H. 2008. The Influence of Computer-Assisted Instruction on Students’
Conceptual Understanding of Chemical Bonding and Attitude Toward Chemistry: A Case for Turkey. Computers and Education Journal, 51: 423-438.
Percival, F. dan H. Elkington. 1988. Teknologi Pendidikan. Erlangga. Jakarta. Rahayu, R.P. 2014. Analisis Bahan Ajar Ikatan Kimia pada Buku Teks SMA
Berdasarkan Kriteria Keterhubungan Representasi Kimia. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPS UIN Sunan Gunung Djati.
57
Restiyowati, I. and I.G. Sanjaya. 2012. Pengembangan E-book Interaktif Pada Materi Kimia Semester Genap Kelas XI SMA. Jurnal of Chemical Education, 1 (1): 130-135.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Setiawan, M.A, I W.Dasna, dan S.Marfu’ah. 2016.Pengaruh Bahan Ajar Multi-media terhadap Hasil Belajar dan Persepsi Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Organik I. Jurnal Pendidikan, 1 (4): 746-751.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiarto, B. 2004. Ikatan Kimia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Sunyono. 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi. Media Akademi.
Yogyakarta.
Sukmadinata. 2015. Metodelogi Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Suryani, N. dan L.Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Ombak. Yogyakarta.
Sutirman. 2013. Media & Model- Model Pembelajaran Inovatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Tan, K.D. and D.F. Treagust. 1999.Evaluating Students’Understanding of Chemical Bonding. The Association for Science Education, 81 (294): 75-84.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. BNSP. Jakarta. . 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. FIP-UPI Imtima Bandung. Bandung.
. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Depdikbud. Jakarta.
Wahyuliani, Y., Supriadi, U. & Anwar, S. 2016. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Flip Book terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMA Negeri 4 Bandung. Indonesian Journal of Islamic Education, 3 (1): 22-36.