• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Peneliti melihat kehadiran pabrik semen dapat menyebabkan dampak buruk bagi siswa SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati. Peneliti berencana mendesain pembelajaran yang mampu memberi siswa SMP N 2 Kayen kemampuan mengantisipasi dari dampak buruk kehadiran pabrik semen. Siswa SMP N 2 Kayen harus memiliki kecerdasan ekologis untuk dapat melakukan antisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen. Desain pembelajaran yang dapat memberi kompetensi kecerdasan ekologis siswa meliputi aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan.

Penelitian untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa agar dapat melakukan antisipasi dari dampak buruk kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng akan dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Ebbutt (dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 12) penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Peneliti dalam melakukan penelitiannya berkolaborasi dengan guru mitra. Guru mitra berfungsi sebagai observer selama peneliti melakukan kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Hasil dari observasi guru mitra akan dijadikan bahan diskusi untuk mengevaluasi tindakan peneliti. Hasil evaluasi dijadikan masukan bagi peneliti untuk melakukan perbaikan pada tindakan berikutnya.

Peneliti bersama guru mitra Bpk. H melihat kehadiran pabrik semen dapat dijadikan sumber belajar IPS. Guru mitra dan peneliti

(2)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersepakat sumber belajar IPS dapat diambil atau bersumber dari isu-isu yang terjadi di sekitar kehidupan peserta didik. Pembelajaran IPS yang mengambil sumber belajar dari kehidupan sekitar lingkungan perserta didik akan bermanfaat bagi peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata.

Peneliti dan guru mitra bersepakat menggunakan metode outdoor education sebagai cara untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa. Metode outdoor education dengan jenis kunjungan lapangan atau fieldtrip. Fieldtrip ini untuk mengamati secara langsung lokasi yang akan terkena dampak buruk kehadiran pabrik semen seperti sumber mata air dan goa. Metode outdoor education merupakan pembelajaran dengan menggunakan eksperimental learning yaitu pembelajaran dimana siswa merasakan langsung apa yang sedang dipelajari. Penelitian tindakan kelas ini, untuk mengkaji peningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan peserta didik untuk dapat mengantisipasi terhadap kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng Utara.

2. Desain Penelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 66). Tahapan-tahapannya tiap siklus terdiri dari perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe) dan refleksi (reflect). Tindakan pada siklus berikutnya merupakan perbaikan dari refleksi tindakan sebelumnya. Bagan dari model spiral Kemmis dan Mc Taggart adalah sebagai berikut:

(3)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 66)

Penjelasan yang peneliti lakukan dalam tahapan-tahapan model spiral Kemmis dan Mc Taggart (2012), sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (plan)

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan tindakan pra penelitian dengan mengamati pembelajaran guru IPS di SMP N 2 Kayen. Hasil pengamatan peneliti menyimpulkan guru IPS belum menggunakan sumber belajar dari isu-isu yang ada di sekitar kehidupan peserta didik. Peneliti dan guru mitra berdiskusi untuk memperbaiki pembelajaran IPS di SMP 2 Kayen. Peneliti dan guru mitra Bpk. H bersepakat untuk menjadikan dampak kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng sebagai sumber belajar IPS. Pembelajarannya dengan metode outdoor education jenis fieldtrip.

(4)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada perencanaan siklus satu, peneliti dan guru mitra mengidentifikasi untuk merencanakan desain pembelajaran dari hasil pengamatan pra penelitian. Pada siklus I ini, peneliti dan guru mitra bersepakat untuk memfokuskan mengukur pada aspek pengetahuan. Peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrument tes untuk mengukur pengetahuan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Pada Siklus satu ini, terdiri dari empat tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus satu berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan dua. Perencanaan Tindakan empat Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan tiga.

Pada Siklus tiga, peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrumen wawancara untuk mengukur pengetahuan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Peneliti dan guru mitra bersepakat Siklus dua untuk memfokuskan pada aspek kesadaran. Pengukuran untuk aspek kesadaran menggunakan instrumen wawancara. Siklus dua terdiri dari tiga tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus tiga berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus dua berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus dua berdasar evaluasi Tindakan dua.

Pada Siklus tiga, peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrumen pengamatan untuk mengukur keterampilan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Peneliti dan guru mitra bersepakat pada Siklus tiga untuk memfokuskan pada aspek keterampilan. Pengukuran untuk aspek keterampilan menggunakan pengamatan (observasi). Siklus tiga terdiri dari tiga tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus tiga berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus tiga

(5)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus tiga berdasar evaluasi Tindakan dua.

b. Tahap pelaksanaan (action)

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran seperti yang telah direncanakan dengan guru mitra. Guru mitra mengamati pembelajaran yang peneliti lakukan. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga Siklus. Siklus satu dengan empat tindakan dengan dua tindakan pembelajaran di dalam kelas dengan metode diskusi dan dua tindakan dengan fieldtrip. Pelaksanaan Siklus dua dengan tiga tindakan dalam kelas dengan metode diskusi. Pelaksanaan Siklus tiga dengan tiga tindakan, dua dalam kelas dengan metode diskusi dan satu tindakan dengan fieldtrip. c. Tahap pengamatan (observe)

Tahap pengamatan berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap pengamatan, guru mitra Bpk. H melakukan pengamatan terbuka. Guru mitra mengamati semua kejadian yang berlangsung selama tahap pelaksanaan. Guru mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Guru mitra mengamati perubahan yang terjadi berdasarkan rencana yang dibuat dan dampaknya terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Data yang dikumpulkan berupa data hasil tes pengetahuan, hasil wawancara, pengamatan dan catatan lapangan serta dokumentasi kegiatan guru dan siswa. d. Tahap refleksi (reflect)

Pada tahap refleksi, peneliti dan guru mitra Bpk H. mengkaji data hasil pengamatan. Data pengamatan menjadi diskusi balikan antara peneliti dan guru mitra. Data yang diperoleh kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis dan disintesis. Pada proses pengkajian data ini peneliti meminta

(6)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bantuan guru senior lainnya selain guru mitra dalam membantu peneliti agar lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi.

Proses refleksi ini mempunyai peran penting untuk menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Refleksi yang tajam dan terpercaya merupakan suatu masukan yang berharga untuk menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati. SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati yang mempunayai visi “Unggul Dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku” ini terletak 14 KM di sebelah selatan Kota Pati. Letaknya di pinggir jalan utama antara Kabupaten Pati-Kabupaten Purwodadi. SMP Negeri 2 Kayen memiliki jumlah guru 44 orang terdiri dari guru PNS 39 orang dan guru tidak tetap empat orang dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 41 orang dan S2 sebanyak tiga orang. Tenaga tata usaha sebanyak lima orang, tukang kebun dua orang dan penjaga malam dua orang.

Jumlah siswa SMP Negeri 2 Kayen Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 703 anak dengan jumlah rombongan belajar 24 kelas. Siswa laki-laki sebanyak 388 anak dan siswa perempuan 315 anak. Asal tempat tinggal siswa SMP Negeri 2 Kayen dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Kayen, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Gabus. Kecamatan-kecematan tersebut kecuali Kecamatan Gabus terletak berbatasan langsung atau berada di kaki pegunungan Kendeng. Siswa SMP Negeri 2 Kayen bahkan ada yang tempat tinggalnya di desa yang letaknya di perbukitan pegunungan Kendeng seperti desa Beketel dan desa Gadudero.

Latar belakang pendidikan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak lulusan SMP sebesar 51.7 %. Dari latar belakang pendidikan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen mayoritas hanya berpendidikan

(7)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar dan menengah. Pekerjaan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak sebagai petani yaitu sebesar 66.9 %. Kecamatan Kayen dan sekitarnya masih memiliki lahan persawahan yang luas. Petani dapat menanami sawahnya dua kali setahun dengan irigasi persawahan yang baik. Pendapatan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak masih berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000,- dan hanya sebesar 3.8 % yang berpenghasilan di atas Rp. 1.000.000,-.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memilih kelas VII H. Jumlah siswa kelas VII sebanyak 24 orang dengan jumlah siswa perempuan 10 anak dan jumlah anak laki-laki sebanyak 14 anak. Siswa SMP N 2 Kayen secara umum merata kemampuannya. Pemilihan kelas VII H sebagai subjek dalam penelitian ini, karena, pertama, alasan banyak dari siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen bertempat tinggal di desa-desa yang berada di dekat atau di kaki pegunungan Kendeng. Kelompok masyarakat Kecamatan Kayen yang akan terkena langsung dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen. Kedua alasan teknis yaitu hanya kelas VII H yang jadwal pembelajarannya pada jam pertama (jam 07.00-08.00). Sedang kelas VII A – VIII G jadwal jam pelajaran IPS pada jam terakhir (11.40-12.50). Peneliti memilih waktu pada jam pelajaran pagi hari karena berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan di luar ruangan kelas (outdoor). Peneliti mempertimbangkan kalau pembelajaran di luar ruangan sudah pada jam siang hari dikhawatirkan anak-anak merasakan kepanasan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan seperti dehadrasi atau pingsan. Berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut peneliti memilih kelas VII H sebagai subjek dalam penelitian tindakan kelas ini.

(8)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi, wawancara dan lembar kerja kelompok. Untuk memperjelas pemetaan teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini, dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Pengetahuan (Head) Tes Uraian Lembar Kerja Siswa Observasi Catatan lapangan Kesadaran (Hearth)

Observasi Lembar observasi Observasi Catatan Lapangan Wawancara Pedoman wawancara Keterampilan (Hand) Observasi Lembar observasi

Observasi Catatan lapangan

Instrumen dan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan secara lebih terpernci sebagai berikut: 1. Observasi

Observasi adalah instrumen dalam teknik pengumpulan data, dimana peneliti lebih banyak menggunakan salah satu panca inderanya yaitu indra penglihatan. Sedangkan menurut Marshall sebagaimana dikutip Sugiyono (2010, hlm. 64) bahwa “throught observation, the researcher learn about behavior and he meaning attached to those behavior”. Seorang peneliti menggunakan observasi untuk mempelajari perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran dapat meningkatkan kecerdasan ekologis siswa. Observasi dilakukan dengan menilai kompetensi kecerdasan ekologis untuk aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan. Dengan bantuan observasi, observer akan mengamati dan memberi penilaian penguasaan siswa tiap aspek dalam kompetensi kecerdasan ekologis.

(9)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Tes

Tes merupakan metode pengumpulan data dengan jalan memberikan tes kepada responden sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. Tes semacam ini dinamakan tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terkait aspek pengetahuan. Tes ini akan diberikan pada Siklus satu.

3. Wawancara

Wawancara sebagaimana yang dipaparkan Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 117) merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dilakukan untuk mencari keterangan terkait data yang diperlukan peneliti untuk mendukung penelitiannya. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada siswa untuk mengumpulkan data-data mengenai sikap siswa terhadap antisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen. Selain itu, dalam mengukur aspek kesadaran, peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui gambaran umum penguasaan sikap siswa mengenai kecerdasan ekologis. 4. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja kelompok siswa merupakan rubrik yang digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. Lembar Kerja Siswa tersebut berisi segala catatan siswa pada saat melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dikemas peneliti dengan beberapa pertanyaan yang disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi kecerdasan ekologis yang akan dicapai.

(10)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen-instrumen pengumpulan data diatas, dikembangkan dengan berpedoman pada indikator-indikator pencapaian aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan kompetensi kecerdasan ekologis dalam mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen, yang dikaitkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Indikator dengan memodifikasi dari lima praktek untuk meningkatkan kecerdasan ecologis dari Center for Ecoliteracy. Secara lebih terperinci keterkaitan dan pengembangan indikator-indikator tersebut, disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian

Tujuan Aspek Variabel Sub variabel Indikator

Ketercapaian Teknik pengumpu lan data Peningkatan kecerdasan ekologis siswa Pengetahuan (Head) 1. Mengemban gkan empati untuk semua bentuk kehidupan. 1. Manusia bagian dari komunitas mahluk hidup yang lebih luas . 2. Mengubah mindset manusia bagian terpisah dan superior dari alam menjadi bagian dari alam 1.Siswa mengetahui sumberdaya yang dapat diperbarui dan yang tidak dapat diperbarui di daerah Kabupaten Pati. 2.Siswa mengetahui karakteristik geomorfologi pegunungan karst (kapur) di daerah Kabupaten Pati. 3.Siswa mengetahui karakteristik hidrologis pegunungan karst (kapur) di daerah Kabupaten Pati. 4.Siswa mengetahui keunikan (keanekaragaman hayati) karst di daerah Kabupaten Pati. 5.Siswa mengetahui manfaat sumber mata air dan fauna karst di pegunungan Kendeng bagi pertanian di daerah Kabupaten Pati. tes

(11)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesadaran (Hearth) 2. Memahami bagaimana alam menopang kehidupan Alam telah mempertahankan kehidupan selama ribuan tahun. Tiga prinsip belajar dari alam: a) Organisme saling berhubungan dan saling bergantung; b) Organisme anggota sistem bersarang didalam sistem lainnya dari tingkat mikro ke makro; C) tidak

menyalahgunakan sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup dan hanya mengambil yang dibutuhkan.

1.Siswa menyadari untuk berhemat air karena

penambangan pabrik semen akan mengeringkan sumber mata air di Pegunungan Kendeng Utara. 2.Siswa menyadari

akan bahaya banjir karena

penambangan pabrik semen akan menghilangkan daerah resapan di Pegunungan Kendeng Utara. 3.Siswa menyadari untuk tidak membuang sampah produk kemasan di sumber mata air karena dapat mengakibatkan banjir di Pegunungan Kendeng Utara. 4.Siswa menyadari wabah hama pertanian seperti tikus, serangga akibat terganggunya habitat hewan goa seperti kelelawar, ular karena rusaknya ekositem mereka oleh pertambangan di pabrik semen Pegunungan Kendeng Utara. 5.Siswa menyadari untuk membiasakan memakai masker guna mengantisipasi pencemaran debu dari pabrik semen. 6.Siswa menyadari

tidak melakukan vandalisme di dinding goa karena

wawancara

3. Membuat

yang tidak kelihatan terlihat

Sering tidak melihat implikasi yang luas dari segala tindakan manusia (tidak terlihat) karena efeknya tidak langsung dirasakan, biasanya efek untuk jangka panjang atau di tempat-tempat yang jauh.

(12)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat merusak ekosistem goa di Pegunungan Kendeng Utara. 7.Siswa menyadari untuk menanam pohon guna mengurangi gas karbon dari pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Keterampilan (Hand) 4. Merangkul keberlanjuta n sebagai praktik komunitas 1.Komunitas sebagai cara untuk untuk hidup berkelanjutan. 2.Hidup tidak dalam isolasi, hidup berkelanjutan menjunjung tinggi kepentingan bersama dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya. 1.Siswa melakukan penghematan pemakaian air. 2. Siswa melakukan untuk membiasakan diri menggunakan masker untuk menghindari debu pertambangan pabrik semen. 3.Siswa melakukan kebersihkan dengan mengumpulkan/me munguti sampah di sumber mata air Goa Wareh. 4.Siswa melakukan penghijauan dengan menanam tanaman di lereng pegunungan Kendeng. 5.Siswa melakukan kebersihan dengan menghapus vandalisme corat-coret di dinding goa Wareh. 6.Siswa melakukan dengan membiarkan saja kelelawar yang ada di goa. observasi 5. Mengantisip asi konsekuensi yang tidak diinginkan 1.Memprediksi implikasi yang ditimbulkan dari tindakan dan menciptakan strategi untuk menanggulangi. 2.Karena kemungkinan tidak dapat memprediksi semua efek dari tindakan maka dapat

menggunakan strategi „prinsip kehati-hatian‟.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(13)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengolahan data yang peneliti lakukan setelah data terkumpul adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang nantinya akan menghasilkan data deskriptif. Caranya dengan menganalisis lembar observasi, lembar jurnal, wawancara, dokumentasi dan diskusi balikan yang kemudian dideskripsikan. Sedangkan untuk hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang diarahkan pada keterampilan proses digunakan rentang daya capai terhadap pencapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan data hasil lembar kerja kelompok siswa diolah menggunakan penskoran berdasarkan rubrik yang sudah dibuat.

Selanjutnya data kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, jurnal dan diskusi balikan pengolahannya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Mereduksi data mentah yang telah terkumpul. Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilahan dan mengklasifikasikannya berdasarkan aspek-aspek masalah yang dihadapi, kemudian dirangkum supaya dapat lebih mudah dipahami.

b. Kodifikasi data yang telah direduksi dalam hal ini peneliti memberikan kode tertentu berdasarkan jenis data dan sumbernya. c. Kategorisasi data, dilakukan pada data yang telah diberikan kode

untuk dianalisis lebih lanjut dengan dipilah berdasarkan kategori yang diperlukan.

d. Pengambilan keputusan dan verifikasi. Kegiatan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data. Tahap ini memberi arti yang signifikan terhadap hasil analisis data dengan menjelaskan pola urutan-urutan dan mencari hubungan selama penelitian.

2. Analisis Data

Menurut Wiriatmadja (2012, hlm. 135), menganalisis data yang bentuknya beragam merupakan tugas yang besar bagi peneliti kualitatif. Membuat keputusan mengenai bagaimana menampilkan data dalam tabel, matriks, atau bentuk cerita merupakan tugas yang penuh

(14)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan. Sementara itu menurut Moleong (2007, hlm. 190) proses analisis data adalah dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Analisis data dalam PTK dilakukan terus menerus sejak tahap orientasi lapangan (pra penelitian), pada saat pelaksanaan penelitian, sampai akhir penelitian. Menurut Wiriaatmadja (2012, hlm.139-140), analisis data dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu: kode atau mengkoding, membuat catatan pinggir, membuat catatan reflektif dan pembuatan matriks.

Proses analisis data dalam PTK ini diawali dengan menelaah seluruh data yang sudah terkumpul dari berbagai sumber, lalu data tersebut direduksi dengan cara membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan, dan terakhir diperiksa keabsahannya. Kegiatan akhir dilakukan dengan cara melakukan validasi data.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah rinciannya:

a. Data hasil observasi dan catatan lapangan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif berupa triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti dan sudut pandang observer sebagai mitra peneliti. Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan lapangan dan lembar pengamatan sikap serta sudut pandang mitra peneliti melalui lembar observasi.

b. Data lembar kerja kelompok siswa yang berisi tes uraian untuk mengukur aspek pengetahuan kecerdasan siswa dilakukan dengan

(15)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan perhitungan statistik sederhana yaitu dengan cara sebagai berikut :

1) Penskoran hasil tes pengetahuan kecerdasan ekologis. Kategori nilai pengetahuan siswa yang digunakan yaitu: a). Skor < 70 = kurang,

b). Skor 70 – 79 = cukup, c). Skor 80 – 89 = baik, dan d). Skor 90 – 100 = sangat baik 2) Menghitung rata-rata nilai:

Menurut Sudjana (2004, hlm. 109) untuk mengukur nilai rata-rata hasil pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan : X : Nilai rata-rata kelas ∑N : Jumlah nilai total kelas n : Jumlah siswa

3) Menghitung presentase daya serap siswa

Keterangan: DS = Daya serap

ΣN = Jumlah nilai total kelas n = Jumlah siswa

Ni = Nilai Ideal = 100

Dengan kriteria daya serap sebagai berikut:

Tabel 3.3 Persentase Daya Serap

(16)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 2 3 4 5 0 - 39 % 40 - 59 % 60 - 74 % 75 - 84 % 85 - 100 % Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi F. Validasi Data

Bentuk-bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168-171) terdiri dari “member check, triangulasi, saturasi, eksplanasi saingan (kasus negatif), audit trail, expert opinion, dan key resepondents review”. sebagai berikut:

1. Member check, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi ini dilakukan reflektif kolaboratif antara guru mitra dan peneliti. Disamping itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran pengalaman langsung pada tempat-tempat yang akan terkena dampak buruk pabrik semen. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.

3. Expert opion, yakni mengecek kesahihan hasil temuan peneliti dengan pakar dibidangnya. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan.

(17)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menginterpretasikan data hasil temuan-temuan penelitian berdasarkan kerangka teoritis yang telah dipilih dengan mengacu kepada norma-norma praktis yang disepakati. Peneliti melakukan interpretasi data terhadap koleksi data didasarkan pada teori-teori yang relevan yang menggambarkan proses pembelajaran yang baik. Dari hasil interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna sebagai bahan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan ini adalah acuan yang digunakan peneliti untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Keberhasilan suatu tindakan diperoleh jika terdapat perubahan nilai yang lebih baik dibandingkan tindakan sebelumnya. Terkait dengan itu, maka indikator keberhasilan penelitian adalah:

1. Membanding tingkat keberhasilan pada setiap tindakan setiap Siklus dengan refleksi awal timbulnya permasalahan sebelum diberikan tindakan. Dikatakan berhasil apabila:

a. Siswa menguasai aspek pengetahuan kecerdasan ekologis dalam menghadapi perubahan lingkungan lokal pendirian pabrik semen. b. Siswa memiliki aspek kesadaran dampak buruk kehadiran pabrik

semen di pegunungan Kendeng Utara.

c. Siswa melakukan tindakan untuk mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen.

2. Indikator keberhasilan ditentukan kriteria oleh peneliti sebagai berikut: a. Nilai kompetensi kecerdasan ekologis siswa  70.

b. Nilai rata-rata kelas  70 c. Persentase daya serap 60-70 %

Gambar

Gambar  3.1 Model spiral  dari  Kemmis  dan Taggart  (dalam  Wiriaatmaja,  2012,  hlm
Tabel  3.1. Teknik  dan instrumen  pengumpulan  data

Referensi

Dokumen terkait

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan persepsi etis antara mahasiswa akuntansi syariah IAIN Surakarta dan mahasiswa UMS mengenai

Tabel 6 menampilkan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,707, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara durasi penggunaan komputer dengan computer

Zat ini diklasifikasikan sebagai sama berbahayanya dengan debu mudah terbakar oleh Standar Komunikasi Bahaya OSHA 2012 Amerika Serikat (29 CFR 1910.1200) dan Peraturan Produk

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

Siswa terlihat sopan pada setiap orang yang datang di sekolah, dengan bertanya “ Ibu dari mana? Mau ngapain?” dan cepat menerima orang baru. Siswa juga

Sementara itu dari kawasan eropa, setelah bergerak fluktuatif, pasar saham Ero- pa berhasil ditutup menguat diawal pekan seiring kenaikan harga minyak dalam dua hari

Penggabungan model pembelajaran quantum learning dengan menggunakan metode make a match juga dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar seperti pendapat Rusman