• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2)."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI

CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2)

Sukirno, Bambang Irianto, Sri Murniasih Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK

EVALUASI LOGAM DALAM AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE DENGAN TEKNIK AAN (TAHAP 2). Telah dilakukan evaluasi logam medium dan logam berat Mg, V.AI, Mn, Ti, Co, Cd, Cr dan As dalam air dan sedimen sungai Code Jogjakarta, dengan metoda analisis aktivasi netron (AAN). Sampling dilakukan pada musim penghujan, pengambilan cuplikan di I I lokasi yaitu daerah Mata air Boyong, daerah Boyong, Sinduharjo, Ringroad Utara, Sarcijito, Tukangan, Tungkak, Karangkajen Ringroad Selatan, Ngoto dan daerah Pacar Wonokromo. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk memperoleh data unsur logam medium dan berat dalam sedimen dan air di sungai Code Jogjakarta, dan dalam rangka kontrak riset antara IAEA dan PTAPB-BATAN. Mengenai syarat baku mutu air golongan C maupun baku mutu golongan D berdasarkan SK Gubenur Kep DIY No 214/kpts/199I, cuplikan dari ke I I lokasi sampling belum melampaui konsentrasi maksimum yang diijinkan. Dari metoda uji t untuk pengujian statistik, ditunjukkan bahwa terdapat beda secara nyata konsentrasi logam-Iogam dalam air dan dalam sedimen.

ABSTRACT

THE EVALUATION OF METALS IN WATER AND SEDIMENT OF CODE RIVER USING NAA (PHASE 2). The assessment of medium and heavy metals of Mg, V.AI, Mn, Ti, Co, Cd, Cr and As in water and sediment from the upstream area of Code river has been done using NAA method. The sampling carried out in rainy and dry season, at the 6 locations (Boyong spring, Boyong area, Sinduharjo, Ringroad Utara, Sardjito, Tukangan, Tungkak, Karangkajen Ringroad Selatan, Ngoto and Pacar Wonokromo). The main objective of this investigation is to determine data of medium and heavy metals in water and sediment of Code river Yogyakarta, and in the framework of joint research between IAEA and PTAPB-BATAN. Refering to the water quality standard of group C as well as of group D, based on SK Gubenur Kep DIY No 214/kpts/J991

the samples of the II sampling locations not greater than MPC. From t tess methodfor statistic calculation was shown that there were significant differences between the concentration of elements in water and sediment.

PENDAHULUAN

Pencemaran

masih kurangnyalingkunganperaturanterjadi antara lain karenayang jelas tentang fungsi dan kegunaan sungai, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pembinaan kelestarian lingkungan perairan sungai, sehingga sungai sering dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan limbah. Pemasukan limbah atau material lainnya ke dalam sungai dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai, bahkan dalam batas - batas diluar kemampuan sungai untuk pulih sendiri secara alami, akan terjadi pencemaran sungai. Menurun atau tercemarnya kualitas air sungai akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme air yang ada di dalamnya, sehingga dapat menurunkan produktifitas perairan sungai tersebut['I.

Air sungai sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai

keperluan, oleh karena itu diproduksi secara rutin dalam skala industri. Logam-Iogam yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb) arsenic (As), kadmiun (Cd) dan lain sebagainya. Menurut FARDIAZ [2] logam-Iogam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dengan jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.

Sungai Code merupakan salah satu sungai yang membelah kota Y ogyakarta menjadi dua bagian dan melewati pusat kota dengan pemukiman pen dud uk yang sangat padat. Sebelum memasuki kota Yogyakrta, sungai Code melewati areal pertanian subur yang sangat luas dan kemungkinan besar limbah kimia pertanian akan masuk dan mencemari air sungai Code dari hulu. Setelah memasuki kota Yogyakarta, diprediksi akan terjadi peningkatan jumlah sumber pencemar, antara lain limbah dari rumah sakit, hotel, pabrik penyamakan

Prosiding PPI - PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

(2)

kulit, pabrik karoseri mobil dan sampai limbah domestik yang secara kumulatif dapat berdampak terhadap kualitas lingkungan. Perjalanan pencemar, biasanya polutan terbawa melewati aliran sungai dari hulu yang terbawa arus menuju muara dan terkonsentrasi pada muara sungai[3].

Analisis aktivasi netron (AAN) adalah suatu metoda analisis unsur-unsur dalam suatu bahan cuplikan yang menggunakan hasil radioaktif buatan dari unsur-unsur stabil. Prinsip dasar AAN adalah apabila suatu bahan cuplikan yang terdiri dari berbagai unsur kimia dibombardir dengan neutron termal, maka akan terjadi penangkapan neutron oleh unsur-unsur tersebut. Proses pembentukan radioaktif akibat reaksi ini disebut aktivasi neutron. Sinar y

yang dipancarkan oleh berbagai radionuklida dalam cuplikan dapat dianalisis secara spektrometri y. Analisis kualitatif dilakukan dengan berdasarkan penentuan tenaga sinar y, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menentukan berdasarkan intensitasnya(4,5).

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji t sam pel berpasangan digunakan untuk melakukan pengujian dua sampel yang berhubungan atau di sebut Paired Sample T-Test

yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata sama[6J. Hal ini dapat dilakukan menggunakan pendekatan statistik dengan analisis statistik menggunakan aplikasi Excel program paired sample

test, uji ini dimaksudkan untuk membedakan lokasi

sampling dan perbedaan musim kemarau dan penghujan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah untuk memperoleh informasi rona awal logam berat dan medium dalam sedimen dan air sungai Code Jogjakarta, dilakukan dalam rangka kontrak riset antara IAEA dan PT APB. Analisis ini diperlukan untuk mengkaji tingkat pencemaran logam menengah dan berat dengan metoda AAN. Dengan diketahuinya kandungan logam menengah dan berat air tersebut, maka akan dapat diketahui tingkat pencemaran yang terjadi di Iingkungan sungai Code yang berada di sekitar kota Y ogyakarta sebagai data pendukung bagi program kali bersih.

TATAKERJA

A. Bahan

Standar sekunder yang mengandung un sur-unsur (Ti, Mg, Y, AI, Mn, Hg, As, Cd, Cr dan Co), HN03, air, sedimen sungai Code dan aquabidest.

B. Alat

Reaktor Nuklir Kartini, seperangkat sepektrometer gamma, timbangan Analitik Ohaus-GT 410, ayakan Karl Colh 100 mesh, lumpang tahan karat, vial polietilen.

C. Cara kerja

Sampling

Cuplikan air dan sedimen sungai Code diambil pada musim penghujan (22 Februari 2006). Air sungai diambil 5liter kemudian diteteskan 5mL HN03 dan sedimen diambil sekitar 5 kg basah.

Preparasi

Sedimen dibersihkan dari kotoran kemudian dikeringkan dalam udara terbuka, ditumbuk dalam lumpang tahan karat dan pengayakan dengan 100

mesh lolos kemudian diserbasamakan dan dimasukan dalam wadah penyimpanan berlabel, sedimen dimasukkan dalam vial iradiasi dengan berat 0,2 gr. Air disaring dan diambil 1,5 mL dimasukkan dalam vial iradiasi

Cuplikan bersama-sama dengan standar sekunder dimasukkan dalam kelongsong iradiasi, kemudian diradiasi pada fasilitas Lazy Susan selama 12 jam dengan fluks netron 0,585.1011 n.cm,2 .S,I. Khusus unsur/ nuklida berumur pendek, iradiasi dilakukan dengan jalan memacing, yaitu iradiasi dilakukan satu persatu pada fasilitas Lazy Susan, pencacahan dilakukan dengan waktu tunda 10 menit. Perhitungan dan penggunaan rum us hasil iradiasi hasil menurut yang telah dilakukan oleh SUKIR-NO, dkk [5]

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kuantitatif logam berumur paro pendek (Ti, Mg, Y, AI dan Mn) yang terdapat dalam air dan sedimen sungai Code disajikan pada Tabel I dan 2. Hasil data yang tersaji kelihatan tidak begitu mencolok untuk masing-masing konsentrasi unsur yang sarna dalam II lokasi pengambilan cuplikan yang ada pada musim penghujan.

Pada Tabel I tersaji konsentrasi kelima un sur atau radionuklida berumur paro pendek dari kelima unsur tersebut yang terlihat berbeda signifikan adalah Mg dengan konsentrasi yang dalam air terbesar konsentrasinya yaitu 236,5± 17 ppb sedangkan konsentrasi terkecil adalah logam Ti yang terdapat didaeah Boyong dengan konsentrasi

I ,48±0, I ppb.

Prosiding PPI • PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN

(3)

TabelI. Data analisis logam (Ti, Mg, V, AI dan Mn) berumur pendek dalam air sungai pada musim penghujan, Tahun 2006

Lokasi

Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppb) Ti MgV Al Mn Mata air I ,48±O,I 112,8±122,8±O,2 IO,4±1 9,1±1 Boyong 1,48±O,1 128,1±IO2,8±O,2 11,9±1 9,7±1 Sinduharjo 2,46±O,2 137,2± 132,8±O,2 17,7±2 13,7±1 Ringroad Utara 2,46±O,2 148,O±IO2,9±O,2 17,7±2 13,7±1 Sardjito 2,16±O,2 166,9±113,5±O,1 64,4±5 39,6±4 Tukangan 2,26±O,2 166,9±113,8±O,4 65,3±4 51,9±6 Tungkak 3,O7±O,3 I 83,8±7 3,8±O,4 69,O±7 68,2±5 Karangkajen 3,32±O,3 202,7±IO4,5±O,3 74,6±4 73,8±4

Ringroad Selatan 73,8±4105,6±9204,3± 105,6±O,6 5,74±O,4

NgotoPacar Wonokromo 75,O±875,0±8I 26,5±6I 26,5±6236,5± 17223,8±235,6±O,36,1±0,4 7,85±O,47,85±O,4

Pada Tabel 2 tersajikan komposisi logam (Ti, Mg, V, AI dan Mn) berumur pendek dalam sedimen sungai, dimana konsentrasi logam terbesar merupakan logam Al mempunyai konsentrasi sebesar 2034±46 mg/kg terdapat di daerah Sinduharjo. Logam alumonium (AI) diperkirakan sudah ada sejak dahulu kala yang terdapat dalam sedimen dan sungai dikenal sebagai perairan yang

terbuka yang berarti sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitamya. Sehingga sungai merupakan tempat bahan buangan padat hasil pengikisan tanah sekitar atau terjadinya erosi yang mengandung logam AI ada yang mengendap bercampur lembutan lumpur didasar sungai. Konsentrasi terkecil merupakan logam Ti terdapat didaerah awal sampling daerah Sindoharja, dengan konsentrasinya 27,8± I mg/kg Tabel 2. Data analisis logam (Ti, Mg, V, AI dan Mn) berumur pendek dalam sedimen sungai pada

musim p~nghujan. Tahun 2006 Lokasi

Kosentrasi logam (unsur) berumur pendek (ppm) atau mg/kg Ti MgVAIMn Mata air 30,6±3 91,8±950,2±21877.9±IO293,4±18 Boyong 40,4±5 115±239,2±3I 839±20264,6±23 Sinduharjo 27,8±1 82,2±350,1±32034±46259,2±18 Ringroad Ut 31,2±4 64,8±666,3±41884±52275,4± 18 Sardjito 29,6±3 57,9±363,O±4I 846±67262,2±24 Tukangan 43,9±3 56,7±378,3±3I 861±40330±27 Tungkak 41,1±2 69,0±354,0±6I 925±30318,4±18 Karangkajen 61,1±449,8±7 38,1±4 I 959±63296,1±19 Ringroad Selatan 76,2±260,3±6 63,9±6 1704±73294,9±15 Ngoto 68,8±666,6±3I 990±28297,9±3051,0±7

Pacar Wonokromo 72,6±665,7±6I934±39297,9±2752,2±2

Pada Tabel 3 dan 4 tersajikan komposisi logam (As, Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam air dan sedimen sungai. Pada tabel tersebut konsentrasi keempat logam baik di sedimen dan air hanya logam As yang terdeteksi pada sampling pertama didaerah mata air Turgo, dimana konsentrasi dalam air adalah 3,6±0,4 ppb. Untuk

logam Cd dan Cr pada awal sampling

konsentrasinya tidak terdeteksi mulai daerah Sinduharja logam Cd dapat dideteksi dengan konsentrasi O,65±0,07 ppb dan berakhir pada daerah Pacar dengan konsentrasi 7, I4±O,2 ppb, sedangkan logam Cr terdeteksi pada daerah Ringroad Utara awal konsentrasi adalah O,63±0,07 ppb dan berahir di daerah Pacar dengan konsentrasi 6,98±O,7 ppb.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

(4)

Tabel3. Data analisis logam (As, Cd dan Cr) berumur panjang dalam air sungai, Tahun 2006 Lokasi

Kosentrasi logam (unsur) ) ppb atau j.tg/I As Cd Cr Mata air 0,58iO,03 0 0 Boyong 0,58iO,03 0 0 SinduhaIjo 0,65iO,05 0,65±0,070

Ringroad Utara 0,86iO,05

0,73±0,07 0,63iO,07 Sardjito 0,82iO,06 1,73iO,1O 0,72±0,08 Tukangan 1,64iO,08 5,0IiO,7 6,15iO,3 Tungkak 2, I3iO,3 5, I7iO,2 6,65iO,3 Karangkajen 2,67±0,2 6,30iO,3 6,65iO,3

Ringroad Selatan 5,97iO,56,25iO,5 2,67±0,2

NgotoPacar Wonokromo 6,98iO,76,98±0,76,85iO,47,14iO,2 3,OiO,23,6iO,4

Khusus logam Co dalam air disetiap pengambilan cuplikan tidak terdeteksi atau dibawah rata-rata latar belakangnya, maka diambil keputusan bahwa logam Co tidak terkandung dalam air sungai Code. Semua logam yang terdeteksi masih dibawah ambang persyaratan yang ditentukan menurut PP No. 28 Tahun 2001[9] dan Keputusan Gubenur Kepada Daerah Istimewa Y ogyakarta No: 214/KPTS/1991 [10]•

terkecil dapat dilihat pada Tabel 4 dimana konsentrasinya terkecil adalah 0, 11±0,0 1 mg!kg untuk logam As, yang terdapat didaerah Boyong, sedangkan logam yang terbesar adalah logam Cd sebesar 8,33±1,0 mg/kg terdapat di daerah Karangkajen. Logam logam keseluruhnya diperkirakan tidak berbahaya karena merupakan latar daerah tersebut konsentrasinya masih rendah atau unsur kelumit.

600 700

500

100

Kurva perbandingan logam Mg sampling pada tahun 2005 dan 2006 LS1 LS2 LS3 LS4 LS5 LS6 LS7 LS6 LS9 lS10 lS11 Lokasi Sampling 0; .=400 c:

.

~ 300 o '" 200 Gambarl. Untuk mengetahui perbandingan konsentrasi

perbandingan tahun 2005 terhadap tahun 2006 dapat dilihat pada Gambr 1. Dimana terlihat kurva yang terjadi, konsentrasi Mg dalam pada tahun 2005 lebih besar konsentrasinya dalam air sungai dibandingkan dengan konsentrasi pada tahun 2006. Untuk mengetahui keseluruhan perbandingan kurva dapat dilihat pada halaman lampiran, yang merupakan pengambilan cuplikan air dan sedimen pada tahun 2005 dan tahun 2006 yaitu Gambar 2 dan Gambar 3.

Pada Tabel 4 tersajikan komposisi logam (As, Cd, Cr dan Co), dari ke 4 logam yang ada logam Cd dan Cr pada daerah Boyong tidak terdeteksi dan konsentrasi logam-Iogam tersebut merata dan tidak mencolok satu sarna lain. Logam yang mempunyai konsentrasi dalam !iedimen

Tabel4. Data analisis logam (As,Cd, Cr dan Co) berumur panjang dalam sedimen Lokasi

Kosentrasi logam (unsur) (ppm) atau mg!kg As CdCoCr Mata air 0, II iO,OI 0 0 1,65±0,15 Boyong O,IIiO,OI 0 0 2,36±0, I5 Sinduhatjo 0,8 1±0, I 0,23±0,120,59±0,121,91±0,17 Ringroad Utara 1,02±0,1 I ,83±0, 131,13iO,131,73±1,1 Sardjito 1,43i015 2,70±0,446,72,72±1,12,82±0,2 Tukangan 1,43iO,15 3,39±0,322,94iO,27,68±1,1 Tungkak 1,5iO,2 2,44±0,322,9IiO,38,14±1,3 Karangkajen 1,9iO,2 3,64±0,432,47±0, I 88,33±1,0 Ringroad Selatan 1,6iO,1 3,81±0,4 I6,92±0,731,98iO,1 Ngoto 2, I±O,2 4,50±0,447,67iO,721,56iO,3 Pacar Wonokromo 2,liO,2 4,7I±O,427,67±0,922, I2±0,25

Prosiding PPI - PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

(5)

Untuk mengetahui korelasi logam-logam yang ada dalam air dan sedimen dapat diiterpretasikan menggunakan pendekatan statistik dengan menggunakan aplikasi Excel metoda uji t sam pel perpasangan. Tabel 5 merupakan contoh

output paired sample test, untuk logam As yang

terdapat dalam air sungai. Terlihat bahwa korelasi Pearson (r) dengan nilai 0,909 dan t hitung dari hasil

output komputer, pada baris keterangan "t stat"

terdapat t hitung sebesar 3,118 dan t tabel dengan tingkat signifikansi 5% (a. = 0,05) dan derajat kebebasan 5 yang merupakan keterangan t critical

one-tail dengan nilai 1.796 atau dapat dihat pada

tabel statistik. Hipotesis dari kasus ini adalah "Ho = J.tl"" J.tzatau J.tl - J.tz"" 0 dan HI =J.tl>J.tzatau J.tl - J.tz

>0".

Korelasi menggambarkan keeratan hubungan antara konsentrasi logam dalam air laut terhadap logam yang terdapat dalam Sedimen. Nilai korelasi (r) logam As adalah lebih besar daripada 0,90, hubungannya sangat erat, dan berarti mempunyai korelasi signifikan positif sangat tinggi.

Dengan membandingkan nilai t tabel dan nilai t hitung didapat nilai t hitung dari ouput sebesar 3,118, nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 1.796, maka Ho ditolak atau ada perbedaan secara nyata antara konsentrasi dalam air dan dalam sedimen. Bila dilihat dari nilai probabilias nilai P(T<=t) one tail pada output sebesar 0,0054 lebih kecil signifikansi 5% (a.

=

0,05) maka Ho ditolak dengan kata lain ada beda nyata untuk kedua cuplikan air dan sedimen, khususnya logam As. Dari ke 2 pengambilan keputusan menghasilkan keputusan yang sarna, sedangkan untuk logam lainnya dapat dilihat ringkasan output paired sample

test pada Tabel 6.

Tabel 5. Output paired sample test, untuk logam As yang terdapat dalam air sungaidan sedimen.

t-Test: Paired Two Sample for Means

Variable I Variable 2 Mean 1.7636 1.1727 Variance 1.2825 0.3841 Observation 11 II Pearson Correlation 0,9059 Df 10 t Stat 3.1186 P(T<=t) one-tail 0,0054 t Critical one-tail 1.8124 P(T<=t) two-tailt Critical two-tail 0,010892.2281

Tabel 6 tersaji ringkasan uji hepotesis untuk pengaruh perbedaan konsentrasi dan lokasi

sampling keseluruh logam yang diperhatikan dalam

air dan sedimen. Berdasar data Tabel 1, 2 untuk air dan Tabel 3, 4 untuk sedimen pada sebelas lokasi

sampling.

Pada Tabel 6 dapat dilihat hubungan logam As, Cd dan Cr mempunyai nilai korelasi yang sangat tinggi sehingga logam tersebut yang terdapat dalam air dan sedimen sangat erat hubungannya serta logam Ti dan Mn mempunyai hubungan yang erat. Untuklogam-Iogam yang terdapat dalam air dan sedimen yaitu Mg, V dan AI konsentrasinya mempunyai hubungan yang lemah

Tabel 6. Ringkasan output paired sample test, untuk unsur logam yang diperhatikan yang terdapat dalam air sungai dan sediment.

Unsur P(T<=t) one tailr t hitung Kesimpulan Hubungan

Perbedaan Ti

7,80657,8065 0,751Beda nyataErat Mg

2,8667-6,6466 0,346

Tidak eratBeda nyata

V

4,241917,368 0,507

Tidak eratBedanyata AI

1.325019.527 0.484

Tidak eratBeda nyata Mn

4,733727.470 0,650Beda nyataErat As

0,00543,1186 0,905

Erat sekaliBeda nyata Cd

0,01492,5277 0,926

Erat sekaliBeda nyata Cr

0,03891,9636 0,883

Erat sekaliBeda nyata

Prosiding PPI - PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

(6)

KESIMPULAN

LAMPIRAN

l51 l52 l53 l54 L55 L56 L57 L58 L59 L510L511 Lokas sampling ~As-05 -+-As-OO ...., ... Cd-05 -<>-Cd-05 ¥ 0'-05 --.. :)0···0-00 -+-TKJ5 "-41-···TH)6 ~····V..ffi ...••.... v.oo

Kurva perbandingan konsentrasi Ti, V, As, Cd dan Cr pada tahun 2005 terhadap konsentrasi logam pada tahun 2006. Gambar 2.

Dengan menggunakan metoda AAN dapat ditentukan 9 unsur logam menengah dan berat (Ti, Mg, V, AI, Mn, Cd, Cr, Codan As) yang diperhatikan dalam, air dan sedimen sungai. Konsentrasi unsur logam menengah dan berat yang terdapat dalam air sungai Code yang diperhatikan masih dibawah batas maksimum cemaran logam yang dipersyaratkan menurut PP Nomor 28 Tahun 2001 dan Keputusan Gubenur Kepada Daerah Istimewa Yogyakarta No: 214/KPTS/I991. Korelasi (r) lebih besar dari 0,90 hal ini hubungan antra logam Cd, Cr dan As yang terdapat dalam air dan sedimen mempunyai korelasi signifikan positif sangat tinggi, kecuali logam AI dan Mn yang mempunyai hubungan keeratan sedang dan Mg, V dan AI mempunyai hubungan keeratan rendah atau mempunyai korelasi signifikan positif cukup.

DAFTAR PUSTAKA

140

TANYAJAWAB

Gambar 2. Kurva perbandingan konsentrasi Mn dan Alk pada tahun 2005 terhadap konsentrasi logam pada tabun 2006.

Isyuniarto

• Pada Tabel 6 untuk unsur Mg, "r" yang tertulis

=

3,46, padahal "r" yang saya ketahui adalah paling besar 1 (satu) dan kenapa korelasi tidak erat ?

Sukirno

»

Terima kasih atas koreksinya, sebenamya 0,346 bukan seperti tertulis dalam Tabel 6, nanti dalam prosiding sudah diganti 0,346. Dan "r" lebih kecil dari pada 0,60 untuk logam Mg menunjukkan hubungan Mg dalam air dan sedimen tidak erat.

Saefurrochman

• Apa yang diamati terhadap air? • Kenapa pakai AAN ?

~--i:r---i:;: '/..

-

....

".".--.---.7

__ MrKl5 ···.····Mn.Q6 -a-AI-05 -><-AI-6 LS1 LS2 LS3 LS4 LS5 LS6 LS7 LS8 LS9 LS10 LS11 Lokasi Sampling ~ 100 .!!: -;; 80 :! C

:

60

"

~ 40 20 120 1. WARDANA, W.A., Dampak pencemaran

lingkungan, Andi offset Yogyakarta, (1995) 2. FADIAZ SRIKANDI., Polusi air dan udara.,

Penerbit Kanisius. Yogyakarta (1992)

3. PALAR. H., Pencemaran dan Toksikologi logam berat. Rineka Cipta. Jakarta (1994)

4. TOJO. T., Instrumental Neutron Activation Analysis. BATAN JAERI, Training Course on Radiation Measurement and Nuclear Spectroscopy. Jakarta (1998)

5. SUKIRNO., SUDARMADJI., "Aplikasi APN Untuk Menentukan Multiunsur dalam sediment"., Prosiding PPI, P3TM BATAN., Yogyakarta (1999)

6. ROSALINA., Analisis statistik menggunakan aplikasi excel. Alfabeta. Bandung (2005)

7. ERDTMANN, G., Neutron activation tables., New York (1976)

8. IAEA., Measurement of Radionuclides in Food and The Environment., A Guide Book., Tech Rep Ser No 295, IAEA, Vienna (1989)

9. ANONIM. PP No 28 Tahun 2001, Jakarta (2001)

Prosiding PPI • PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

(7)

Sukirno, dkk. ISSN 0216 - 3128

-

189

• Kenapa di hilir lebih banyak kandungan logam ?

Sukirno

~ Dapat dilihat pada Tabel 1, 2, 3 dan 4 unsur-unsur atau logam yang diperhatikan terutama logam-Iogam berat dan berbahaya misalnya saja : Cd, Cr, As dan lain sebagainya.

~ Praktis dan analisinya multi unsur, sehingga satu kali analisis bisa diketahui logam yang kita inginkan.

~ Di hilir logam lebih besar dari pada di hulu, sebab buangan yang ada akan tertampung di bagian hilir. Semakin ke hilir biasanya semakin besar karena ada masukan-masukan dari sungai kecil yang membawa logam-logam.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007

Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN

Gambar

Tabel 5. Output paired sample test, untuk logam As yang terdapat dalam air sungaidan sedimen.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini membuktikan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan tingkat stress menghadapi OSCE pada Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta adalah

Ketika observasi awal dan wawancara dengan guru pengajar bahasa Indonesia di sekolah yang diteliti, kemampuan siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita pendek

Pada tahap perencanaan dan permodelan alat (studi literatur) ini penulis mempelajari tentang konsep sistem distribusi tenaga listrik dan peralatan yang terdapat pada

Breakthrough Price/ Performance IP Camera Product Line The AirCam line of H.264 megapixel cameras combine advanced industrial design and powerful performance..

Bahwa Pengadilan Tinggi Denpasar jo Pengadilan Negeri Denpasar telah melanggar hukum akta perjanjian kawin yang dibuat oleh Penggugat dan Tergugat dinyatakan sah sehingga

manakah dari enzim yg dihasilkan oleh usus halus di bawah ini yang berfungsi untuk pencernaan karbohidrat?. lipid memiliki sifat umum berupa larut dalam pelarut nonpolar, yang

Dalam hubungannya dengan hukuman had maka pengertian hak Allah di sini adalah bahwa hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan oleh perseorangan (orang yang menjadi korban

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan apa adanya (Sutama, 2015: 38). Pendeskripsian dalam hal ini dilakukan dengan memberikan