• Tidak ada hasil yang ditemukan

This article may be used for research, teaching, and private study purposes.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "This article may be used for research, teaching, and private study purposes."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Respon Siswa terhadap Bahan Ajar Matematika Berbasis Lampungnese

Etnomatematics

Student Responses to Learning Material Based On Lampungnese

Etnomatematics

Endah Wulantina1, Hertanti2, Sugama Maskar3 1,2

Institut Agama Islam Negeri Metro, [email protected]

2

Universitas Teknokrat Indonesia, [email protected] Volume 2 Number 2 2019, Page 45-54

https://jurnal.unsur.ac.id/triple-s/article/view/707

To cite this article:

Wulantina, E. Hertanti. Maskar, S. (2019).Student Responses to Learning Material Based On Lampungnese Etnomatematics. Triple S (Journals on Mathematics Education), 2(2), 45-54

This article may be used for research, teaching, and private study purposes.

Any substantial or systematic reproduction, redistribution, reselling, loan, sub-licensing, systematic supply, or distribution in any form to anyone is expressly forbidden.

Authors alone are responsible for the contents of their articles. The journal owns the copyright of the articles. The publisher shall not be liable for any loss, actions, claims, proceedings, demand, or costs or damages whatsoever or howsoever caused arising directly or indirectly in connection with or arising out of the use of the research material.

(2)

Respon Siswa terhadap Bahan Ajar Matematika Berbasis

Lampungnese Etnomatematics

Endah Wulantina, Hertanti, Sugama Maskar

Article Info Abstract Article History

Received:

24 September 2019

This study aims to determine students' responses to-based mathematics teaching Lampungnese Etnomatematics. The research method applied in this research is descriptive research. The stages carried out in this study are: 1) Preparation of Research Instruments; 2) Conduct learning activities using-based mathematics teaching materials Lampungnese Etnomatematics; 3) data collection and data processing; 4) Conclusion Withdrawal. This research involved grade IV students at SD Negeri 3 Kemiling Permai. The questionnaire used in this study consisted of 5 indicators namely interest, motivation, satisfaction, judgment, and response. The results showed that the average response of students obtained 86.4%, this means students gave a positive response to mathematics teaching materials based Lampungnese Etnomatematics. Accepted: 4 Desember 2019 Keywords Lampungnese, Etnomathematics, Students Responses Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap bahan

ajar matematika berbasis Lampungnese Etnomatematics.Metode

penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Penyusunan Instrumen Penelitian; 2) Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar matematika berbasis Lampungnese Etnomatematics; 3) Pengumpulan data dan pengolahan data; 4) Penarikan Kesimpulan. Penelitian ini melibatkan siswa kelas IV SD Negeri 3 Kemiling Permai.Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 indikator yaitu ketertarikan, motivasi, kepuasan, penilaian, dan tanggapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata respon siswa diperoleh 86,4%, ini berarti siswa memberikan respon positif terhadap bahan ajar matematika berbasis Lampungnese Etnomatematics.

PENDAHULUAN

Pembelajaran Matematika merupakan salah satu komponen yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Materi matematika terdiri atas konsep-konsep yang abstrak sehingga seorang guru dituntut mampu menemukan cara yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan konsep matematika sehingga konsep matematika dapat diterima siswa dengan mudah dan menyenangkan. Ricardo (2016) menyampaikan bahwa kesulitan peserta didik dalam memahami konsep matematika dikarenakan dalam pembelajaran selalu diawali dengan objek matematika yang abstrak. Menurut Setiana (2016) dalam

(3)

belajar matematika, peserta didik tidak hanya membutuhkan pengetahuan atau konsep tetapi juga perlu membangun minat dalam belajar matematika. Minat tersebut sebagai modal agar peserta didik tertarik dan tidak merasakan matematika menjadi momok untuk dirinya. Apabila peserta didik merasa tidak tertarik dan menganggap matematika sebagai beban, maka peserta didik akan menjadi cemas ketika belajar matematika.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kecemasan matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran probing-prompting bernuansa etnomatematika lebih rendah dari rata-rata kecemasan matematika peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ekspositori dan kecemasan matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran probing-prompting bernuansa etnomatematika mengalami penurunan sebesar 48% dengan kategori sedang (Ulya & Rahayu, 2017).

Menurut Komalasari (2012), matematika merupakan ilmu yang erat dengan kehidupan sehari-hari, maka pembelajaran akan efektif dan praktis apabila bahan pembelajaran yang digunakan berkaitan dengan konteks nyata siswa. Etnomatematika merupakan suatu pendekatan yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan realitas hubungan antara budaya lingkungan dan matematika sebagai rumpun ilmu pengetahuan. Hal-hal yang dipelajari dalam Ethnomathematics meliputi: simbol, konsep, prinsip, dan keterampilan matematika yang ada dikelompok nasional, suku, atau kelompok masyarakat lainnya.

Ethnomathematics pertama kali diperkenalkan oleh pendidik dan matematikawan dari Brasil, Ubiratan D'Ambrosio pada tahun 1997 dalam sebuah presentasi untuk Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan. Awalan "ethno" berarti sesuatu yang sangat luas mengacu pada konteks sosio-budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos, dan simbol. Kata dasar "mathema" berarti menjelaskan, mengetahui, pemahaman, dan berbagai pengkodean terkait, mengukur, mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan pemodelan. Akhiran "tics", memiliki arti techne, dan berarti sama dengan teknik. "Matematika dipraktekkan diantara kelompok budaya yang diidentifikasi sebagai komunitas nasional, etnis, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu dan kelas profesional (Ambrosio, 1985).

Rachmawati (2012) mendefinisikan etnomatematika sebagai cara-cara khusus yang dipakai oleh suatu kelompok budaya atau masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika. Suprihadi (Indriyarti, 2017) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis budaya lebih

(4)

menekankan tercapainya pemahaman yang terpadu (integrated understanding) dari pada sekedar pemahaman mendalam (insert understanding).

Menurut (Supriyatna & Nurcahyo, 2017) bukan hanya konsep matematika yang dapat diaplikasikan pada bidang pertanian, akan tetapi sebaliknya pada pada mata pelajaran matematika pun dapat menggunakan kegiatan bercocok tanam dalam pembelajarannya. Selain menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga pemahaman materi oleh peserta didik menjadi lebih baik, hal ini juga menjadi suatu cara mengenalkan dan melestarikan budaya pertanian masyarakat Indonesia kepada generasi-generasi muda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan etnomatematika sebagai sarana untuk memotivasi, menstimulasi siswa, dapat mengatasi kejenuhan dan memberikan nuansa baru pada pembelajaran matematika (Sirate, 2012). Menurut Sadirman (2005) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh objek belajar itu tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran matematika, guru kelas IV, V, VI telah memanfaatkan etnomatematika dalam pembelajaran matematika, walaupun dalam menyusun rencana pembelajaran sama sekali tidak terlihat etnomatematika termuat di rencana pembelajaran yang dibuat (Sirate, 2012).

Budaya Lampung merupakan budaya yang sarat akan nilai terkait dengan kegiatan, orientasi mata angin, tata massa bangunan, dan juga hasil karya manusia berupa Siger dan kain tradisional. Kain Tapis dan Siger bagi Masyarakat Adat Lampung bersifat sakral dan berfungsi sebagai busana adat yang penggunaannya bersifat khusus (Ariani & Roisah, 2016). Lampung memiliki banyak peninggalan budaya, diantaranya adalah rumah adat pribumi Lampung yang bernama Sessat, kemudian kain Tapis yaitu pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam. Pemakaian Tapis pada acara adat selalu disesuaikan dengan derajat pemakai dan acara adat yang didatangi, misalnya pada acara Perkawinan dan Cakak Pepadun, Tapis yang dipakai adalah Jung Sarat, Raja Medal, Raja Tunggal, Dewasano, Limar Sekebar, Ratu Tulang Bawang, Cucuk Semako. Pada acara Cangget dan Menerima Tamu, Tapis yang dipakai adalah Bintang Perak, Tapis Balak, Pucuk Rebung, Lawek Linau, dan Kibang. Selanjutnya adalah siger, siger sebagai simbol masyarakat Lampung digunakan pada berbagai upacara-upacara adat

(5)

terutama Upacara Adat Begawi. Siger dipakai sebagai mahkota pengantin dan sebagai mahkota para penari tarian tradisional Lampung seperti tari Sembah Sigeh Penguten. Motif yang ada pada kain tapis, bentuk rumah adat dan siger Lampung bisa dikaitkan dalam pembelajaran matematika seperti bangun datar.

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu dosen/guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Kemampuan guru dalam merancang maupun menyusun bahan ajar bisa menjadi sebuah titik tolak keberhasilan proses belajar.

Bahan ajar yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbasis

Lampungnese Etnomatematics yaitu bahan ajar yang berfokus pada hubungan antara

matematika dan budaya Lampung. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar matematika berbasis Lampungnese

Etnomatematics. Sedangkan materi yang disampaikan adalah materi tentang bangun datar.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya peneliti telah mengembangkan bahan ajar matematika berbasis Lampungnese Etnomatematics.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang mendeskripsikan suatu fenomena/peristiwa secara sistematis sesuai dengan keadaan yang ada (Dantes, 2012). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 3 Kemiling Permai sebanyak 33 siswa yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar materi bangun datar berbasis Lampungnese

Etnomatematics. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1) Penyusunan

Instrumen Penelitian; instrument penelitian terdiri dari angket respon siswa terhadap

pembelajaran matematika menggunakan bahan ajar berbasis Lampungnese

Etnomatematics; 2) Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahan

ajarmatematika berbasis Lampungnese Etnomatematics; 3) Pengumpulan data dan pengolahan data; 4) Penarikan Kesimpulan.

(6)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 indikator yaitu ketertarikan, motivasi, kepuasan, penilaian, dan tanggapan yang terdiri dari 5 pertanyaan. Angket respon dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung skor jawaban angket siswa, setiap jawaban yang diberikan siswa skornya 1 b. Merekap skor yang diperoleh seluruh siswa.

c. Menghitung interpretasi skor pertanyaan.

d. Menghitung skor rata-rata hasil angket respon siswa. Menentukan kategori respon yang diberikan siswa terhadap suatu kriteria dengan cara mencocokkan hasil persentase dengan kriteria positif.

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥100%

Kriteria Interpretasi skor (Riduwan, 2013)

Tabel 1. Interpretasi Skor

Persentasi Kategori 0-20% Sangat Lemah 21%-40% Lemah 41%-60% Cukup 61%-80% Kuat 81%-100% Sangat Kuat

Penyusunan Instrumen Penelitian

Melakukan kegiatan pembelajarandengan menggunakan bahan ajar matematika berbasis Lampungnese

Etnomatematics

Pengumpulan data dan pengolahan data

(7)

Tabel 2. Kriteria Respon Siswa Persentasi Kategori 85% ≤ RS Sangat Positif 70% ≤ RS < 85% Positif 50% ≤ RS < 70% Kurang Positif RS < 50% Tidak Positif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar matematika berbasis Lampungnese Etnomatematics pada materi bangun datar digunakan instrument berupa angket respon siswa yang terdiri dari 5 pertanyaan dengan jawaban iya atau tidak. Hasil respon siswa dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Analisis Respon Siswa terhadap Bahan Ajar Matematika Berbasis Lampungnese Etnomatematics

Indikator Interval Kriteria Respon Siswa

Ketertarikan 90% Sangat Positif

Motivasi 93% Sangat Positif

Kepuasan 85% Sangat Positif

Penilaian 82% Positif

Tanggapan 82% Positif

Rata-rata Respon Siswa 86,4% Positif

Berdasarkan tabel 3 di atas, rata-rata respon siswa diperoleh 86,4%, ini berarti siswa memberikan respon positif terhadap bahan ajar matematika berbasis Lampungnese

Etnomatematics pada materi bangun datar.

Persentase skor respon siswa pada aspek ketertarikan diperoleh sebesar 90% dengan kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar matematika berbasis

Lampungnese Etnomatematics membuat siswa tertarik dengan kegiatan pembelajaran

matematika khususnya pada materi bangun datar.Indikator ketertarikan yang digunakan berkaitan dengan contoh konkret, grafis yang menarik, kebosanan, rasa ingin tahu, dan partisipasi siswa. Menurut Maidiyah& Fonda(2013)guru dapat menarik perhatian siswa dengan cara menggunakan media pembelajaran powerpoint, menggunakan ilustrasi berupa gambar-gambar, dan mengajukan pertanyaan atau masalah yang memerlukan pemecahan. Aspek ketertarikan ini juga terlihat pada sikap siswa yang antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru pada proses belajar di kelas.

Persentase skor respon siswa pada aspek motivasi diperoleh sebesar 93% dengan kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar matematika berbasis

(8)

Lampungnese Etnomatematics dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran matematika khususnya pada materi bangun datar.Menurut Sugihartono dkk. (2007) motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa seperti yang dikemukakan antara lain “pertama, adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi, kedua, adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar, dan ketiga, adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi. Menurut Sirate (2012) penerapan etnomatematika sebagai sarana untuk memotivasi, menstimulasi siswa, dapat mengatasi kejenuhan dan memberikan nuansa baru pada pembelajaran matematika.

Persentase skor respon siswa pada aspek kepuasan diperoleh sebesar 85% dengan kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa puas pada proses

pembelajaran menggunakan bahan ajar matematika berbasis Lampungnese

Etnomatematics pada materi bangun datar.Beberapafaktor yang dapat mempengaruhi

sistem pembelajaran menurut Sanjaya (2014) diantaranya adalah faktor guru,faktor siswa, faktor sarana alat dan media yang tersedia dan faktor lingkungan.

Pada aspek penilaian dan tanggapan persentase masing-masing secara berturut-turut 82% dan 82% dengan kategori sangat kuat. Siswa menginginkan dalam mata pelajaran lain bisa menggunakan bahan ajar berbasis budaya yang mampu membimbing siswa dalam memahami materi-materi yang sifatnya abstrak.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar matematika berbasis Lampungnese etnomatematicsdapat menumbuhkanketertarikan siswa dalam belajar matematika, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika, serta membuat siswa merasa puas dan senang dalam belajar matematika.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini merupakan hibah penelitian dosen pemula dengan nomor kontrak: 108/SP2H/LT/DRPM/2019, 827/SP2H/LT/MONO/L2/2019, 005/LPPM-UTI/FSIP/PDP- MONO/V/2019. Oleh karena ini, kami ucapkan kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini yaitu:

1. DRPM yang telah memberikan hibah dalam penelitian ini dalam hibah penelitian dosen pemula (PDP).

(9)

2. Universitas Teknokrat Indonesia sebagai afiliasi penulis yang telah memberikan dukungan.

3. SDN 3 Kemiling Permai sebagai tempat melaksanakan penelitian.

4. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. REFERENSI

Ambrosio, U. D. (1985). Ethnomathematics and its Place in the History and Pedagogy of Mathematics. Proseding of the 10th international Congres of Mathematics Education Copenhagen,(February), ISSN: 978-88-8250-069-1,44–47.

Ariani, N.D & Roisah, K. (2016). Upaya Pemerintah dalam Melindungi Kain Tapis Dan Siger Lampung Sebagai Ekspresi Budaya Tradsional. Jurnal Law Reform, 12(1), 73- 86.

Dantes, N. (2012). Metode Penelitian. ANDI.Yogyakarta.

Indriyarti, L. (2017). Eksplorasi etnomatematika kesenian rebana sebagai sumber belajar matematika pada jenjang MI.Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 4(1), 21-31.

Komalasari, K. (2012). Pembelajaran Konstekstual : Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama: Bandung.

Maidiyah.,E & Fonda, C.Z. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Arcs pada Materi

Statistika di Kelas Xi SMA Negeri 2 Rsbi Banda Aceh. 1(April), 12–21.

Rachmawati, I. (2012). Eksplorasi Matematika Masyarakat Sidoarjo.MATHEdunesa, 1 (1) Richardo, R. (2016). Peran ethomatematika dalam penerapan pembelajaran matematika

pada kurikulum 2013.Jurnal LiterasiVII (2) : 118-125

Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta: Bandung Sadirman A.M. (2005).Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada.

Setiana, D.S. (2016). Komparasi Penerapan Metode Pembelajaran CTL dan Open-Ended dengan Memperhatikan Gaya Belajar Ditinjau dari Prestasi dan Minat Belajar Matematika. Jurnal Mercumatika, 1(1): 13-32.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:UNY Pers.

Supriyatna, A & Nurcahyo, N.A.(2017). ETNOMATEMATIKA: Pembelajaran Matematika Berdasarkan Tahapan-tahapan Kegiatan Bercocok Tanam.Prosiding

Seminar Nasional, ISBN.978-602-50088-0-1.

Sirate, F.S. (2012). Implementasi Etnomatematika dalam Pembelajaran Matematika Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan

(10)

Keguruan, 15(1), 41–54. https://doi.org/10.24252/lp.2012v15n1a4

Ulya, H., & Rahayu, R. (2017). Pembelajaran Etnomatematika Untuk Menurunkan Kecemasan Matematika. Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika,

2(1), 16–23.

Sanjaya W. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Gambar

Tabel 1. Interpretasi Skor
Tabel 2. Kriteria Respon Siswa  Persentasi  Kategori  85% ≤ RS  Sangat Positif  70% ≤ RS &lt; 85%  Positif  50% ≤ RS &lt; 70%  Kurang Positif  RS &lt; 50%  Tidak Positif

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Penerimaan pajak daerah Kabupaten Bantul tahun 2012-2014 sudah sesuai target yang ditetapkan meskipun setiap tahunnya penerimaan pajak

Adapun hasil evaluasi penawaran adalah sebagai berikut :.. No

Purel Pada Para Pekerja Purel Yang Aktif Berstatus Pelajar)”, Jurnal Sosial dan Politik.. Departemen Sosiologi, FISIP,

Dalam Peta Strategi Kemenkeu- One DJBC Tahun 2015telah ditetapkan 14 (empat belas) Sasaran Strategis (SS) dan 21 (dua puluh satu) Indikator Kinerja Utama (IKU).SS

Ada beberapa metode modern yang bisa digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa Creative Problem Solving (CPS) (Afifah, 2011) disamping komunikasi dua

MENTERI KESEHATAN Setjen (PPK DEPKES) SATKORLAK/BPBD REGIONAL JATENG BNPB Dinkes Provinsi Dinkes Kab/Kota Instansi Terkait Puskesmas/ RSU Setempat/PMI REGIONAL JATENG DIY SATLAK

Artikel ini merupakan tesis penulis dalam rangka menyelesaikan studi S2 di MAP Universitas Diponegoro, Semarang. 2 ) Penulis adalah guru besar, staf pengajar sekaligus ketua

Sales &amp; Operations Planning 167.. Thus another important mission for S&amp;OP is to integrate the plan- ning process. In companies without S&amp;OP, there is frequently a