• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN INVERTER PUSH PULL RESONAN PARALEL PADA APLIKASI FOTOVOLTAIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN INVERTER PUSH PULL RESONAN PARALEL PADA APLIKASI FOTOVOLTAIK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

[1]Mahasiswa Teknik Elektro Undip [2]Dosen Jurusan Teknik Elektro Undip

1

PERANCANGAN INVERTER PUSH PULL RESONAN PARALEL

PADA APLIKASI FOTOVOLTAIK

Ibnu Surya Wardhana

1

, Agung Warsito

2

, Karnoto

2

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik – Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang, Semarang 50275

email : ibnusuryawardhana@gmail.com

ABSTRACT--Electrical energy is essential for human needs, almost all human needs can not be separated from electrical energy, such as turning on lights, televisions, computers, washing machines, water pumps, and others. Electrical current mainly in the supply of Power that comes from fossil fuels, where the amount is very limited, not environmentally friendly and it took a long time to renew it. Another issue that arises is for remote areas, not all have electricity from PLN, then one way transform and overcome these problems is to utilize solar energy, solar energy in addition to an unlimited amount, solar energy is also environmentally friendly, as well as photovoltaic systems that are portable very suitable for application in remote areas.

Photovoltaics is the process of changing solar energy into electrical energy [1], so that electrical energy from photovoltaic can be used at any time, especially at night when sunlight intensity is very small, it needs to be stored in the battery. Electricity generated by photovoltaic and battery is a DC voltage, while the electrical equipment in Indonesia using an AC voltage of 220 V and a frequency of 50 Hz, then to obtain the appropriate electrical specifications, it is necessary to use a device called an inverter. Inverters are electronic equipment that converts DC voltage into AC voltage [7].

In this study, which was designed to have the inverter output waveform Sinusoidal use pushpull parallel resonant methode and can be used to power the incandescent lamp load (resistive) between 100-300 Watts with an average efficiency of 89.3% and water pump load (inductive) with average efficiency average 80.5%.

Key words: solar energy, photovoltaic, battery, inverter, incandescent lamps, water pumps, push-pull resonant parallel

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan energi yang sangat

dibutuhkan oleh manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari, energi listrik merupakan suatu bagian yang penting dalam menunjang kehidupan manusia. Listrik saat ini boleh dikatakan sebagai salah satu kebutuhan primer masyarakat, termasuk di pelosok pedesaan. Ini mengingatkan kita akan pentingnya peranan energi listrik dalam kehidupan serta pendukung aktifitas dalam kehidupan sehari-hari,

Untuk mengembangkan atau memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk dijadikan alternatif penyediaan energi yang memiliki kemampuan untuk memasok energi listrik salah satu cara diantaranya adalah dengan pemanfaatan sel surya guna pemenuhan kebutuhan energi listrik. Selain cocok dengan iklim tropis di Indonesia dimana matahari bersinar sepanjang tahun, energi ini merupakan energi terbarukan, bersih dan ramah lingkungan.

1.2 Tujuan

Adapun beberapa tujuan Tugas Akhir ini antara lain : 1 Merancang inverter dengan gelombang keluaran sinus

menggunakan konfigurasi push-pull metode resonan paralel dengan tegangan keluaran AC 220 Volt, frekuensi 50 Hz.

2 Meningkatkan dan membandingkan efisiensi dari inverter yang pernah dirancang sebelumnya (inverter full

bridge-full bridge).

3 Mengaplikasikan inverter pada system fotovoltaik dengan beban lampu pijar dan pompa air.

4 Menurunkan Total Harmonic Distorsion (THD) dari inverter sebelumnya yang pernah dirancang (inverter full

bridge-full bridge).

1.3 Batasan Masalah

Pembahasan dalam tugas akhir ini dibatasi oleh: 1. Modul fotovoltaik yang digunakan adalah jenis polikristal

dengan tegangan nominal 12 V dan daya output 120 Watt. 2. Posisi modul fotovoltaik terhadap matahari adalah tetap,

dilakukan di kawasan kampus teknik elektro Undip serta tidak mengukur intensitas harian radiasi matahari.

3. Tidak membahas pengaruh suhu permukaan fotovoltaik terhadap daya yang dihasilkan oleh modul fotovoltaik. 4. Baterai yang digunakan adalah jenis Asam timbal 12 Volt

65Ah.

5. Tidak membahas struktur kimia baterai secara mendetail. 6. Inverter satu fasa yang digunakan adalah inverter jenis

push-pull dengan metode resonan paralel.

7. Beban yang digunakan adalah lampu penerangan atau pompa air.

8. Tidak membahas mekanika fluida pompa air secara mendetail.

9. Beban induktif yang digunakan adalah pompa air 125 Watt.

II. DASAR TEORI

2.1 Fotovoltaik[2]

Efek fotovoltaik adalah proses fisika dimana cahaya matahari dirubah secara langsung menjadi listrik.

2.1.1 Sel Fotovoltaik[2]

Sel fotovoltaik merupakan komponen terkecil didalam sistem energi surya fotovoltaik (SESF). Sinar matahari yang menimpa permukaan sel diubah secara langsung menjadi listrik sebagai akibat terjadinya pergerakan pasangan

electron-hole.

Gambar 1 Struktur sel fotovoltaik silicon crystalline[14]

2.1.2 Modul fotovoltaik[1]

Modul fotovoltaik merupakan susunan sel fotovoltaik dengan karakteristik sama, agar mendapatkan nilai daya yang

(2)

2

lebih tinggi. Sel dikemas dengan berbagai macam bahan untuk melindungi sel dan konektor listriknya dari lingkungan

Gambar 2 Konstruksi modul fotovoltaik[14]

2.2 Baterai [3]

Baterai adalah alat untuk menyimpan energi listrik, prinsip kerjanya mengubah energi listrik menjadi energi kimia pada saat menyimpan, dan mengubah energi kimia menjadi energi listrik pada saat digunakan. Komposisi baterai lead

acid secara umum ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 3 Komposisi sel baterai[3]

2.3 Inverter[1]

Inverter adalah peralatan elektronika daya yang merubah tegangan DC menjadi tegangan AC.

2.3.1 Inverter Dorong Tarik (Push Pull)

Secara sederhana prinsip kerja inverter push pull dapat dijelaskan pada gambar berikut ini:

Gambar 4 Prinsip kerja inverter push pull

Dengan menutup S1 maka arus yang mengalir ke

trafo adalah I1, sedangkan pada saat menutupnya S2 (S1 buka)

maka yang mengalir adalah I2. Selanjutnya dengan

mengulang-ulang proses diatas maka akan dihasilkan tegangan bolak-balik (AC) yang kemudian tegangannya dinaikkan dengan transformator.

2.4 Inverter Push Pull Resonan Paralel[28]

Rangkaian inverter push pull resonan paralel dapat ditunjukan oleh gambar 2.20. Rangkaian tersebut terdiri dari dua buah MOSFET yang bekerja secara bergantian untuk memicu transformator secara push pull. Pada rangkaian ini MOSFET dipicu oleh gelombang kotak dengan frekuensi rendah 50 Hz. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5 Rangkaian inverter push pull resonan paralel

Pada resonan paralel ini induktor (L) menggunakan transformator center tap (CT) pada sisi primer karena prinsip kerja inverter secara push pull atau dorong tarik. Keluaran dari transformator adalah AC 220V setelah pada sisi primer dipicu secara push pull.

Tegangan pada masukan rangkaian resonan paralel adalah gelombang kotak. Gelombang keluaran adalah

gelombang sinus. Hanya jika f = f0, MOSFET akan menyala

dan mati pada kondisi zero voltage, tidak menghasilkan rugi siwitching dan memiliki efisiensi yang tinggi. Pada berbagai aplikasi, frekuensi operasi f tidak sama dengan frekuensi resonansi karena masih adanya rugi-rugi yang diabaikan seperti rugi penghantar.

LC

f

π

2

1

0

=

fo = frekuensi resonan L = induktor C = kapasitor

Gambar 6 proses pembentukan gelombang keluaran untuk f > f0[21]

2.5 Harmonisa[4]

Harmonisa adalah gejala pembentukan gelombang-gelombang sinus dengan frekuensi kelipatan dari frekuensi sumber. Setiap fungsi periodik f(ωt) dapat diuraikan menjadi deret trigonometri tak terhingga dan disebut deret Fourier. 2.6 Pompa air sentrifugal[1][4]

Salah satu contoh motor starting kapasitor adalah pompa air listrik. Pompa ini termasuk kategori pompa

sentrifugal (turbo) yaitu mengandalkan daya dari luar yang

memberikan kepada poros pompa untuk memutarkan baling-baling. Pada pompa listrik terjadi perubahan energi yaitu energi listrik menjadi energi kinetik (gerak). Secara skematis cara kerja pompa air listrik digambarkan sebagai berikut:

Gambar 7 Skema cara kerja motor pompa air[4]

III.PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Adapun gambaran umum tentang alat dapat dilihat pada blok diagram berikut ini:

(3)

3

3.1 Modul Fotovoltaik

Modul fotovoltaik yang digunakan pada tugas akhir ini berbahan silikon, memiliki daya maksimal 120 W.

3.2 Baterai

Baterai yang digunakan pada tugas akhir ini adalah merk GS jenis asam timbal yang biasa digunakan untuk mobil, dengan kapasitas 65 Ah, tegangan nominal baterai 12 volt. 3.3 Battery Charger Regulator

Battery charger regulator terdiri atas rangkaian HVD (High Voltage Disconnect) dan LVD (Low Voltage

Disconnect).

Gambar 9 Rangkaian HVD dan LVD

3.4 Rangkaian kontrol IC 4047

Rangkaian osilator pulsa untuk inverter ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 10 Rangkaian IC 4047

Rangkaian osilator pulsa ini menggunakan IC 4047 untuk menghasilkan gelombang kotak untuk pemicuan MOSFET P50N06 pada rangkaian driver. Gelombang kotak yang dihasilkan memiliki frekuensi 22 Hz – 22 KHz dengan

duty cycle 50%.

3.5 Trafo Daya Inti Besi

Trafo daya inti besi yang digunakan pada tugas akhir ini merupakan trafo inti besi inti center tap karena inverter ini adalah jenis inverter push pull. Penaikan tegangan pada rangkaian daya menggunakan trafo inti besi dengan perbandingan lilitan primer dan sekunder 1:220. Jadi tegangan keluaran yang dihasilkan 240 V. Pada kumparan primer digunakan lilitan kawat NYAF 2.5 mm. Kumparan primer dililit dengan 12 lilitan dari ujung ke ujung, kedua ujung dihubungkan dengan keluaran pada kaki MOSFET P50N06 pada rangkaian daya dan diparalel dengan kapasitor (3540µF)untuk mencapai frekuensi resonan karena lilitan primer pada trafo inti besi ini juga berfungsi sebagai induktor (L). Pada kumparan sekunder digunakan kawat dengan diameter 0.75 mm, sebanyak 220 lilitan. Lilitan sekunder dari trafo ini adalah 240 VAC, 50 Hz sehingga langsung untuk memikul beban. Realisasi trafo daya inti besi dapat dilihat pada gambar 3.9 di bawah ini.

Gambar 11 Trafo daya inti besi

3.5 Perancangan Resonan Paralel Pada Inverter

Seperti yang telah dikemukakan pada dasar teori bahwa untuk mendapatkan frekuensi operasi sama dengan frekunsi resonan (fo = f) dilakukan dengan menggunakan cara menggunakan metode resonan paralel. Beberapa hal yang diperhatikan dalam perancangan resonan paralel

1. Menentukan frekuensi kerja yaitu 50Hz sehingga dapat

diperkirakan induktor (L) dan kapasitor (C) yang diperlukan untuk mendapatkan frekuensi resonan.

Pada resonan paralel ini menggunakan frekuensi resonan sedikit di atas frekuensi kerja (ZVS).

Untuk mendapatkan frekuensi resonan digunakan pendekatan

dengan persamaan f0 = 1/(2π

LC

) sehingga dapat

ditentukan nilai induktor dan kapasitor yang diperlukan. Induktor yang digunakan adalah lilitan primer pada trafo inti besi yaitu 5.6 mH. Dengan persamaan

LC

f

π

2

1

0

=

didapatkan nilai

kapasitor yang diperlukan. Untuk frekuensi resonan 50Hz nilai kapasitor adalah

LC

f

π

2

1

0

=

(

f

)

L

C

.

.

2

1

2 0

π

=

(

)

2 3

10

.

8

.

2

.

50

.

2

1

=

π

C

C = 1800 µF

Dengan lilitan yang sudah paten karena trafo juga berfungsi sebagai trafo step up maka lebih mudah untuk melakukan trial error pada nilai kapasitor.

Gambar 12 rangkaian resonan paralel frekuensi 50 Hz

2. Inverter yang digunakan adalah jenis push-pull sehingga

menggunakan trafo CT (Center Tap). Pada Center Tap ini juga diperhitungkan frekuensi resonan nya yaitu 100Hz yang berfungsi untuk memperlunak arus DC supaya tidak menghantam sistem yang mengakibatkan efisiensi inverter rendah.

Induktor yang digunakan dengan inti besi yang nilainya 8.3 mH.

Dengan frekuensi resonan yang telah ditentukan 100 Hz maka

dengan f0 = 1/(2π

LC

) dapat ditentukan nilai kapasitor

yang diperlukan. Untuk frekuensi resonan 100 Hz nilai kapasitor adalah

LC

f

π

2

1

0

=

(

f

)

L

C

.

.

2

1

2 0

π

=

(

)

2 3

10

.

2

.

4

.

100

.

2

1

=

π

C

C = 300 µF

(4)

4

Gambar 13 rangkaian resonan paralel pada center tap frekuensi resonan 100 Hz

Besarnya tegangan yang harus ditahan oleh kapasitor ditentukan oleh faktor kualitas rangkaian. Pada kondisi terburuk kita misalkan rangkaian memiliki faktor kualitas 10, maka tegangan maksimum yang harus ditahan oleh induktor dan kapasitor sebesar:

V

Q

V

V

Q

V

V

Cm Lm L m s L

152

.

8

14

,

3

10

.

12

.

4

4

(max) (max)

=

=

=

=

=

π

Pada pembuatan tugas akhir ini digunakan kapasitor dengan tegangan 160V yang diparalel agar lebih handal jika faktor kualitasnya sangat tinggi.

IV.HASILDAN ANALISA

Hasil dan analisa yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah pengujian terhadap hardware dan pada sistem secara keseluruhan.

4.1 Pengujian Inverter

Pengujian ini meliputi pengujian sinyal pemicuan keluaran IC 4047, trafo pulsa inti ferit dan inti besi, gelombang keluaran trafo daya inti ferit, penyearah, dan beban..

4.2 Sinyal pemicuan IC 4047

Bentuk gelombang sinyal keluaran IC 4047 dapat dilihat pada pin 10 dan pin 11, besarnya tegangan keluaran sinyal pemicuan akan sama dengan tegangan catu, bentuknya adalah gelombang kotak dengan duty cycle 50%, frekuensi kerja dapat diatur sesuai output inverter. Pada tugas akhir ini dipakai IC 4047, yang kedua keluaranya digunakan secara bergantian untuk memicu inverter push-pull dengan frekuensi rendah pada sisi sekunder trafo inti besi. Bentuk gelombang sinyal pemicuan keluaran IC 4047 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 14 Sinyal pemicuan IC 4047 frekuensi 50 Hz

Pada gambar terlihat bentuk gelombang keluaran dari IC 4047 dengan frekuensi 50 Hz setelah diukur dengan osiloskop, dengan skala 1:1, T/div 10 us, V/div 0.5 V, bentuk gelombangnya yaitu kotak, Bentuk gelombang terlihat hampir kotak sempurna, hal ini disebabkan karena kemampuan osilator pulsa pada frekuensi 50 Hz masih bagus.

4.3 Ppengujian Output Inverter

Pengujian beban lampu pijar (resistif) pada inverter dapat ditunjukan gambar berikut

Gambar 15 Gelombang keluaran tegangan (atas) dan arus (bawah) lampu pijar (resistif)

Pada gambar 19 di atas terlihat dua bentuk gelombang, gambar atas adalah bentuk gelombang tegangan keluaran inverter beban lampu pijar yaitu Sinus, dengan frekuensi 50.47 Hz. Gelombang tegangan yang terlihat adalah mendekati sinus murni, hal ini sudah sesuai dengan teori yang diharapkan pada keluaran inverter push-pull dengan konfigurasi resonan paralel, jadi kerja rangkaian kontrol dan rangkaian daya pensaklaran inverter sudah berjalan dengan baik. Gambar bawah adalah bentuk gelombang arus keluaran inverter beban lampu pijar, bentuk gelombang sudah mendekati sinus.

Perbandingan bentuk gelombang tegangan dan arus dengan beban lampu pijar dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 16 Perbandingan gelombang keluaran tegangan dan arus lampu pijar (resistif)

(a) inverter full bridge-full bridge (b) inverter push-pull resonan paralel

Pengujian bentuk gelombang tegangan dan arus output inverter beban induktif dengan menggunakan motor pompa air ditunjukkan gambar di bawah ini

Gambar 17 Gelombang keluaran tegangan (atas) dan arus (bawah) beban pompa air (induktif)

Pada gambar 4.6 di atas terlihat dua bentuk gelombang, gambar atas adalah bentuk gelombang tegangan keluaran inverter beban motor pompa air yaitu sinus, dengan

(5)

5

frekuensi 50.45 Hz. Gelombang tegangan yang terlihat adalah sinus, hal ini sudah sesuai dengan teori yang diharapkan pada keluaran inverter push-pull dengan konfigurasi resonan paralel jadi kerja rangkaian kontrol dan rangkaian daya pensaklaran inverter sudah berjalan dengan baik. Gambar bawah adalah bentuk gelombang arus keluaran inverter beban motor pompa air, bentuk gelombang terdistorsi tidak beraturan.

Perbandingan bentuk gelombang tegangan dan arus dengan beban lampu pijar dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 18 Perbandingan gelombang keluaran tegangan dan arus beban motor pompa air (induktif)

(a) inverter full bridge-full bridge (b) inverter push-pull resonan paralel

Pengujian pengisian baterai

Dari pengujian didapatkan data sebagai berikut.

Gambar 19 Kurva hubungan tegangan dan arus pengisian dengan waktu pengisian

Dari kurva diatas terlihat bahwa arus paling tinggi terjadi pada saat tengah hari pukul 11:30 yakni mencapai 6.66 A, selanjutnya makin menurun ketika hari makin sore. Puncak cahaya matahari terjadi sekitar pukul 12 siang. Kondisi yang berawan dan mendung menyebabkan arus pengisian turun drastis, hingga mencapai 3.37 A, yakni pada puku 15:00. kurang lebih 7 jam.

4.4 Pembebanan dengan pengisian tandon air

Pada pengaplikasian inverter pada sistem pompa air fotovoltaik didapatkan untuk satu siklus pengisian baterai terisi penuh, energi yang tersimpan dalam baterai dapat digunakan untuk memompa air sebanyak 2700 liter.

4.5 Efisiensi inverter

Dari data pengujian dengan beban lampu pijar didapatkan data efisiensi sebagai berikut ini:

Gambar 20 Kurva hubungan pembebanan lampu pijar terhadap efisiensi

Dari gambar di atas terlihat dengan pembebanan lampu pijar dengan rating daya yang semakin besar, efisiensi inverter semakin menurun. Efisiensi tertinggi pada beban lampu pijar 100 Watt yaitu 88.82%, dan efisiensi terendah pada beban lampu pijar 300 Watt yaitu hanya 74%. Hal ini disebabkan karena semakin besar beban, maka arus primer dari baterai yang menuju sistem akan semakin besar, sehingga

banyak daya yang dirubah menjadi panas, juga disebabkan karena semakin naik arusnya, rugi-rugi hambatan.

Dari data pengujian dengan beban motor pompa air didapatkan data efisiensi sebagai berikut ini:

Gambar 21 Kurva hubungan pembebanan motor pompa air terhadap efisiensi

Dari gambar di atas terlihat dengan semakin lama pengisian tandon air, efisiensi inverter semakin menurun. Efisiensi tertinggi pada pengisian tandon ke-1 yaitu 90.77%, dan efisiensi terendah pada pengisian terakhir sebelum saklar LVD bekerja yaitu pada pengisian tandon ke-45 efisiensinya adalah 74.89%, efisiensi rata-rata inverter dari saat pertama kali dinyalakan sampai secara otomatis mati adalah 80.5%. Hal ini disebabkan karena rugi-rugi pada penghantar, trafo daya inti besi penaik tegangan, dan juga penghantar lainya. Faktor lainnya karena semakin lama inverter bekerja dengan arus pengosongan yang besar dan cenderung tetap, kemampuan baterai untuk menyuplai beban akan semakin menurun.

4.6 Penurunan THD

Penurunan THD pada beban resistif dapat dilihat dari gambar berikut

Gambar 22 Perbandingan THD beban lampu pijar (resistif) (a) inverter full bridge-full bridge

(b) inverter push-pull resonan parallel

Penurunan THD pada beban induktif dapat dilihat dari gambar berikut

Gambar 27 Perbandingan THD beban pompa air (induktif) (a) inverter full bridge-full bridge

(b) inverter push-pull resonan parallel

V.PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada Tugas Akhir ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk keluaran gelombang tegangan untuk beban

lampu pijar dan motor pompa air sudah sesuai yaitu sinus dan bentuk gelombang arusnya dengan beban lampu pijar (resistif) sudah mendekati gelombang

(6)

6

sinus, dan tidak beraturan untuk beban motor pompa air (induktif).

2. Inverter dapat dibebani dengan beban penerangan

berupa lampu pijar antara 100-300 Watt pada tegangan kerja 220 Volt 50 Hz dengan arus maksimal 30 A. Serta inverter dapat dibebani dengan motor pompa air 125 Watt pada tegangan kerja 220 Volt 50 Hz.

3. Peningkatan efisiensi inverter push-pull resonan paralel

dari inverter sebelumnya full bridge-full bridge, yaitu untuk beban lampu pijar efisiensi rata-rata meningkat dari 72.45% menjadi 89.3%. Untuk beban pompa air, efisiensi rata-rata inverter sebelumnya 74.6% menjadi 80.5%.

4. Penurunan THD inverter full-bridge dari inverter

sebelumnya push-pull, yaitu untuk beban lampu pijar THD tegangan inverter push-pull 20.4% turun menjadi 5.6%, THD arus 27.3%, turun menjadi 7.8% dan untuk beban pompa air THD tegangan inverter push-pull 24.4% turun menjadi 2.5%, THD arus 45.6%, turun menjadi 6.8%.

5. THD tegangan inverter push-pull metode resonan

paralel untuk beban lampu pijar (resistif) adalah 5.6% dan untuk THD arus nya adalah 7.8%. Hal ini belum sesuai dengan standar PUIL yaitu THD untuk tegangan dan THD arus adalah 5%.

6. THD tegangan inverter push-pull metode resonan

paralel untuk beban motor (induktif) adalah 2.5% dan untuk THD arus nya adalah 6.8%. Untuk THD teganganya sudah sesuai dengan standar PUIL yaitu 5%, sedangkan uttuk THD arusnya belum sesuai dengan standar yaitu 5%.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya perbaikan efisiensi dan harmonisa inverter

misalnya dengan menggunakan inverter resonan

konfigurasi menggunakan DC chooper atau full bridge yang dapat menghasilkan gelombang tegangan dan arus sinus murni (pure sine wave) sehingga dapat menghilangkan transformator step-up.

2. Sistem pompa air fotovoltaik ini dapat dikembangkan

dengan modul fotovoltaik dan baterai yang berkapasitas lebih besar, yang dilengkapi dengan PWM BCR (Battery

Charger Controller) dan Maximum Peak Point Tracker

(MPPT).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ariwibowo, Cahyo, Perancangan Inverter Dual

Conversion Push Pull-Full Bridge Pada Aplikasi Fotovoltaik. Universitas Diponegoro. 2011.

[2] Cook Gary, Billman Lynn, Adcock Rick, Photovoltaic

Fundamental, U.S. Department Of Energy (DOE),

1991.

[3] Dunlop ,James P., P.E., Batteries and Charge Control

in Stand-Alone Photovoltaic Systems Fundamentals and Application, Florida Solar Energy Center, 1997

[4] Dwi Pradipta, Bagas, Perancangan Inverter Dual

Conversion Full Bridge-Full Bridge Pada Aplikasi Fotovoltaik. Universitas Diponegoro. 2011.

[5] Kazimierczuk, Marian K. & Czarkowsk, Dariusz,

Resonant Power Converter

[6] Wildi Theodore, Electrical Machines, Drives, and

Power Systems, Third Edition, Prentice-Hall International Inc, 1997.

Biodata Penulis

Ibnu Surya Wardhana (L2F606033)

Lahir di Semarang pada 23 Januari 1988. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Ketenagaan angkatan 2006.

Mengetahui, Pembimbing I

Ir. Agung Warsito, DHET NIP. 195806171987031002

Pembimbing II

Karnoto, ST, MT NIP. 196907091997021001

Gambar

Gambar 1 Struktur sel fotovoltaik silicon crystalline [14]
Gambar 10 Rangkaian IC 4047
Gambar 13 rangkaian resonan paralel pada center tap frekuensi  resonan 100 Hz
Gambar 18 Perbandingan gelombang keluaran tegangan dan arus  beban motor pompa air (induktif)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap dua faktor, yaitu faktor efikasi diri dan dukungan sosial yang menyebabkan kecemasan dalam

Menampilkan halaman perhitungan prioritas subkriteria pada kriteria (K4) berupa form dalam matriks perbandingan berpasangan beserta matriks nilai prioritas

Kemudian dilakukan perhitungan rugi – rugi tekanan pada saluran udara menggunakan metode Equal Friction dari hasil rancangan selanjut nya dianalisa kemudian diperoleh

Nilai-nilai sosial pada 15 buah KKBL berdasarkan jenis-jenis nilai sosial menurut Notonegoro yaitu: (1) nilai material: tidak ada; (2) nilai vital: trang-trang

Melalui Badan Penasehat Pusat, Jepang meminta para pemimpin Indonesia untuk menjawab setiap pertanyaan dari Saiko Shikikan yang berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan

SS Apabila keseluruhan isi Bio-Pocketbook membantu kedekatan siswa dengan potensi lokal S Apabila sebagian isi Bio-Pocketbook membantu kedekatan siswa dengan potensi lokal KS

Adapun secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan acuan dalam memahami perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Amerika sebagai

Sedangkan beberapa dari penelitian ini diantaranya adalah (a) tidak ada uji kandungan pada silica fume dan kapur tohor; (b) tidak meneliti reaksi kimia antar material yang