PROTOTYPE KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM
PADA MOBILE SERVICE CENTER
BERBASIS TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING
Haris
1), Dina Fitria Murad
2), Muhamad Irsan
3)1) Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja
Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 021-5529692 E-mail: [email protected]
2) Dosen Jurusan Sistem Informasi, STMIK Raharja
Jl. Jend Sudirman No.40 Modern Cikokol-Tangerang Telp 021-5529692 E-mail: [email protected]
3) Dosen Jurusan Teknik Informatika, Universitas Pembangunan Jaya Kebayoran Arcade V Boulevard Bintaro Jaya-Tangerang Telp 021
-
7450527E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Perusahaan yang bergerak pada jasa Service Center khususnya untuk Mobile atau Smartphone,
membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keahlian khusus mengenai teknik service suatu smartphone
beserta daftar komponen yang dibutuhkan dalam perbaikan smartphone tersebut. Begitu pula dengan
meningkatnya animo masyarakat untuk memiliki smartphone, sehingga perusahaan perlu mendirikan
service center di berbagai daerah di Indonesia. Seiring berjalannya waktu terdapat kendala bahwa
teknisi sering keluar masuk perusahaan, yang menyebabkan hilangnya knowledge perusahaan
bersamaan dengan keluarnya teknisi tersebut. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pengelolaan
knowledge perusahaan mobile service center dengan Knowledge Management System berbasis
tekonologi cloud computing. Dengan penerapan teknologi cloud computing perusahaan dapat
mengimplementasikan knowledge management system dengan biaya operasional yang relatif murah,
tetapi memiliki kemampuan dan teknologi terkini. Pada penelitian ini masalah utama yang akan diteliti
adalah bagaiman prototype knowledge management system yang dapat menjadi solusi bagi perusahaan
dengan teknologi cloud computing. Dengan tujuan utama adalah membuat sebuah prototype perangkat
lunak berupa aplikasi knowledge management system berbasiskan teknologi cloud computing, dan
membuktikan bahwa prototype yang dibuat dapat diimplementasikan oleh perusahaan Pojok Elektronik
dalam mengelola knowledge mobile service center.
Kata kunci: knowledge management system, mobile service center, cloud computing.
1. Pendahuluan
Berbicara tentang teknologi komputasi, akan selalu ada perubahan karena teknologi komputasi sejak awal diciptakan selalu berubah dan berkembang semakin maju. Perkembangan teknologi komputasi dewasa ini mengarah pada teknologi cloud
computing (komputasi awan). Cloud computing
adalah standar kemampuan TI, seperti perangkat lunak, platform aplikasi, atau infrastruktur, yang disediakan menggunakan teknologi internet dengan cara swalayan dan bayar-per-pemakaian. Karena
layanan-layanan komputasi ini tersedia untuk diakses dari internet, maka lokasi fisik dari server-server sumber daya komputasi ini bisa di mana saja, tidak harus on-premise atau di data center kita sendiri. Saat ini ada beberapa perusahaan yang memberikan berbagai jenis layanan cloud computing, dan secara fisik sumber daya komputasi berada di data center mereka. Kita sebagai pelanggan cukup mengkonsumsi sumber daya komputasi tersebut melalui internet tanpa tahu secara detail lokasi maupun server sumber daya komputasi yang kita
pergunakan. Dengan demikian, pengguna dapat lebih mudah dalam mengakses aplikasi dan datanya melalui jaringan internet, sehingga pengguna dapat bekerja dengan lebih fleksibel.
Knowledge merupakan aset bagi organisasi
atau perusahaan. Sehingga organisasi atau perusahaan tersebut perlu mengelola knowledge pegawainya dengan baik. Pengelolaan knowledge memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk mengetahui kekuatan dan penempatan seluruh SDM, penggunaan kembali pengetahuan yang sudah ada agar tidak perlu mengulang proses kegagalan, mempercepat proses penciptaan pengetahuan baru dari pengetahuan yang ada, serta menjaga pergerakan organisasi tetap stabil meskipun terjadi arus keluar-masuk karyawan. Pengelolaan knowledge membutuhkan suatu sistem yang dinamakan dengan knowledge management
system, yang terdiri dari 4 unsur yaitu proses sosialization, proses externalization, proses
combination, dan proses internalization.
Pada tahun 2011 perusahaan Pojok Elektronik sebagai bagian dari Kamil Multi Utama Group mengembangkan bisnisnya dengan membuka Mobile Service Center. Dalam operasional mobile service center, membutuhkan tenaga yang memiliki keterampilan khusus sebagai teknisi yang bertugas untuk melakukan trouble shooting dan perbaikan smartphone. Kebutuhan akan tenaga khusus tersebut sangat dirasakan oleh oleh perusahaan untuk mampu tetap bertahan dan berkembang dalam tingkat perubahan lingkungan sosial, politik dan ekonomi yang semakin cepat. Kebutuhan akan tenaga khusus merupakan hal mendesak, karena peranan teknologi informasi yang semakin besar, terutama dalam dunia usaha.
Kondisi kebutuhan yang mendesak ini menyebabkan perlu adanya perubahan paradigma dari resource based system menjadi mengandalkan
knowledge based system. Kedua konsep ini sangat
bertolak belakang, dimana konsep pertama bertumpu pada keunggulan sumber daya alam, lokasi dan kondisi geografis. Sedangkan konsep kedua berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan sumber daya manusia perusahaan diperlukan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan knowledge yang dimiliki.
Knowledge management tersebut pada akhirnya
dapat menjadi dukungan yang handal bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
2. Landasan Teori
2.1 Knowledge Management System
Knowledge Management secara luas diartikan
sebagai “pengelolaan atau manajemen dari
knowledge organisasi untuk menciptakan nilai bisnis
dan membangun daya saing”. Knowledge
Management mampu untuk menciptakan,
mengkomunikasikan dan mengaplikasikan
knowledge sebagai kemampuan untuk menciptakan
dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis.
Knowledge dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Explicit Knowledge
Explicit Knowledge dapat diartikan sebagai
hasil pengetahuan yang telah berwujud misalnya skripsi, tugas akhir, laporan penelitian, buku dan semacamnya.
2. Tacit Knowledge
Tacit Knowledge dapat diartikan sebagai
pengetahuan yang masih tersimpan dalam kepala pemiliknya. Pengetahuan yang “tidak terlihat” karena keberadaannya yang tersebar dan embedded dalam berbagai bentuk, seperti: pengalaman seseorang, percakapan antar individu, dialog, diskusi formal maupun informal, intelejensia individu, mekanisme pengambilan keputusan, pemikiran-pemikiran, dan lain sebagainya.
Menurut Nonaka Takeuchi, terdapat 4 model dari knowledge creation yang sudah diidentifikasi, yaitu socialization, exernalization, internalization, dan combination (SECI).
1. Socialization
Konversi dari pengetahuan tacit menjadi pengetahuan tacit yang baru, dilakukan dengan interaksi sosial dan berbagai pengalaman antar anggota dari organisasi.
2. Externalization
Konversi dari pengetahuan tacit menjadi pengetahuan eksplisit yang baru.
3. Internalization
Konversi dari pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan tacit yang baru.
4. Combination
Penciptaan dari sebuah pengetahuan eksplisit dengan melakukan penggabungan, kategori, klasifikasi ulang, dan mensintesiskan pengetahuan eksplisit yang ada.
Gambar 1: SECI Model
2.2 Cloud Computing
Cloud computing mengacu pada pengaturan sumber daya komputasi via jaringan komputer. Layanan cloud computing ini bisa diibaratkan dengan layanan listrik, gas, atau telepon. Dimana user langsung menikmati saja tanpa harus mengerti proses rumit yang ada dibelakangnya.
View yang disederhanakan inilah yang disebut abstraksi. Dengan cara yang sama, cloud computing menawarkan layanan yang mudah dan disederhanakan kepada pengembang aplikasi. Karena pengembang aplikasi tidak perlu penyeting platform secara manual, mereka hanya perlu layanan yang disebut cloud computing.
Ketika user mengakses cloud untuk website populer, maka browser akan menghubungi berbagai cluster web server. Webserver kemudian menjalankan software yang menyediakan antarmuka untuk mengumpulkan perintah dari user atau instruksi dari user, seperti pengetikan, klik, dan sebagainya.
Perintah-perintah dari user ini kemudian diinterpretasikan oleh webserver atau diproses oleh server aplikasi. Informasi ini kemudian disimpan atau diambil dari server database, dan ditampilkan kembali kedalam sebuah halaman di user.
Tidak semua aplikasi berbasis web dapat dimasukkan ke dalam kategori cloud computing. NIST menetapkan setidaknya lima kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem untuk bisa di masukkan dalam keluarga cloud computing, yaitu [MARIA 2009]:
a. Swalayan (On Demand Self Service)
Seorang pelanggan dimungkinkan untuk secara langsung “memesan” sumber daya yang dibutuhkan
b. Akses Pita Lebar (Broadband Network Access) Layanan yang tersedia terhubung melalui jaringan pita lebar, terutama untuk dapat diakses secara memadai melalui jaringan internet, baik
menggunakan thin client, thick client ataupun media lain seperti smartphone.
c. Sumberdaya Terkelompok (Resource pooling) Penyedia layanan cloud, memberikan layanan melalui sumberdaya yang dikelompokkan di satu atau berbagai lokasi date center yang terdiri dari sejumlah server dengan mekanisme multi-tenant. Mekanisme multi-tenant ini memungkinkan sejumlah sumberdaya komputasi tersebut digunakan secara bersama-sama oleh sejumlah user, di mana sumberdaya tersebut baik yang berbentuk fisik maupun virtual, dapat dialokasikan secara dinamis untuk kebutuhan pengguna/pelanggan sesuai permintaan.
d. Elastis (Rapid elasticity)
Kapasitas komputasi yang disediakan dapat secara elastis dan cepat disediakan, baik itu dalam bentuk penambahan ataupun pengurangan kapasitas yang diperlukan. Untuk pelanggan sendiri, dengan kemampuan ini seolah-olah kapasitas yang tersedia tak terbatas besarnya, dan dapat “dibeli” kapan saja dengan jumlah berapa saja.
e. Layanan Yang Terukur (Measured Service) Sumberdaya cloud yang tersedia harus dapat diatur dan dioptimasi penggunaannya, dengan suatu sistem pengukuran yang dapat mengukur penggunaan dari setiap sumberdaya komputasi yang digunakan (penyimpanan, memory, processor, lebar pita, aktivitas user, dan lainnya). Tipe-tipe layanan cloud computing terdiri dari empat tipe penerapan [SEACL 2009]:
a. Private cloud
Di mana sebuah infrastruktur layanan cloud, dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud itu bisa saja dikelola oleh si organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private cloud ini.
b. Community cloud
Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya. Jadi, community cloud ini merupakan “pengembangan terbatas” dari private cloud. Dan sama juga dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada bisa di-manage oleh salah satu dari organisasi itu, ataupun juga oleh pihak ketiga.
Sesederhana namanya, jenis cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya. Layanan-layanan yang sudah saya sebutkan sebelumnya dapat dijadikan contoh dari public cloud ini.
d. Hybrid cloud
Untuk jenis ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur cloud (private, community, atau public). Di mana meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri-sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi/mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. Misalnya, mekanisme load balancing yang antarcloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang optimal.
Gambar 2: Tipe Cloud Computing
Layanan yang disediakan pada Cloud
Computing dapat dibagi dalam tiga kategori utama
[MARIA 2009]:
a. Software as a Service (SaaS)
SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer. Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application Service Provider). Sesuai namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehingga tidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi.
b. Platform as a Service (PaaS)
PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut. c. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah layanan yang
“menyewakan” sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lain-lain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya.
Gambar 3: Jenis Layanan Cloud Computing
3. Metode Penelitian
Framework Zachman adalah framework Arsitektur Enterprise yang menyediakan cara untuk memandang dan mendefinisikan sebuah enterprise secara formal dan terstruktur dengan baik. Framework ini terdiri atas matriks klasifikasi dua dimensi yang dibangun dari kombinasi beberapa pertanyaan umum yaitu What, How, Where, Who,
When dan Why.
Gambar 4: Framework Zachman Framework ini pertama kali dipublikasikan oleh Zachman dengan rilis konsep pertama sekitar tahun 1980-an, dan sejak itu terus berevolusi dan mengalami beberapa kali penyempurnaan.
Baris-baris pada framework mewakili tingkat abstraksi yang digunakan untuk melakukan analisis:
• Scope (ruang lingkup): lapisan abstraksi paling
tinggi, diwakili dari ide-ide dan konsep-konsep idealistis.
• Model enterprise menggambarkan tingkat konseptualitas, dimana pemodelan awal dilakukan untuk mendefinisikan konsep bisnis yang mengimplementasikan ruang lingkup.
• Model sistem adalah tingkat dimana obyek-obyek yang konseptual dirubah menjadi struktur-struktur logik.
• Model Teknologi mendefinisikan obyek secara fisik yang akan mewakili struktur-struktur logik.
• Representasi detail, lapisan ini terdiri dari implementasi-implementasi penuh dari spesifikasi secara fisik untuk setiap kategori.
Aktifitas utama pengelolaan data skala enterprise yang terdapat pada kolom-kolom framework adalah:
• Data merupakan perwujudan dari informasi.
• Function
• Hardware
• People
• Time
• Motivation
Setiap sel yang didefinisikan oleh interaksi dari tingkat abstraksi dengan lapisan aktifitas enterprise, akan memiliki berbagai arti dan isi berdasarkan subyek framework yang digunakan.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) dengan menggunakan Zachman Framework sebagai tool untuk proses dokumentasi. Adapun diagram alir penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 5: Kegiatan Penelitian
4. Analisis Kebutuhan Sistem
Dalam melakukan analisis kebutuhan sistem, penulis menggunakan Zachman Framework. Karena Zachman Framework merupakan teori pemodelan sistem informasi yang mampu menggambarkan
Enterprise Architecture secara lengkap dan
kompleks. Adapun pembahasan analisis kebutuhan sistem ini dibatasi pada kolom What, How, Where
dan Who. Berikut ini merupakan uraian matriks
Enterprise Architecture Zachman Framework yang
diimplementasikan pada Knowledge Management
System dengan teknologi cloud computing di Mobile
Service Center Pojok Elektronik.
5. Desain Sistem
Dalam perancangan sistem dengan Zachman Framework, memerlukan UML (Unified Modelling Language) untuk menjelaskan masing-masing baris. Hal ini dikarenakan bahasa pemrograman yang digunakan berbasis objek, sehingga sangat relevan dengan pembuatan desain dalam bahasa UML.
Adapun baris-baris pada Zachman Framework yang penjelasannya menggunakan UML adalah baris Enterpris Model dan System Model. Baris Enterprise Model dijelaskan dengan membuat use case diagram. Sedangkan baris System Model akan dipaparkan dengan membuat class diagram, activity diagram dan sequence diagram.
Pengembangan sistem adalah aktifitas manusia. Tanpa adanya kemudahan untuk memahami sistem notasi, proses pengembangan kemungkinan besar akan mengalamai kesalahan. UML (Unified Modelling Language) adalah sistem notasi yang sudah dibakukan di dunia pengembangan sistem, hasil kerja bersama dari Grady Booch, James Rumbaugh dan Ivar Jacobson [MUNAW 2005].
UML yang terdiri dari serangkaian diagram memungkinkan bagi sistem analis untuk membuat cetak biru sistem yang komprehensif kepada klien, programmer dan tiap orang yang terlibat dalam proses pengembangan tersebut. Sangat penting untuk bisa mengeluarkan semua diagram tersebut, karena setiap diagram bisa bisa mewakili stakeholder yang berbeda di sistem tersebut. Dengan UML akan bisa menceritakan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebuah sistem bukan bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh sebuah sistem.
6. Model Arsitektur Enterprise
Analisis kebutuhan sistem ini
menggunakan framework Zachman, yang akan
menguraikan mengenai Contextual Model,
Enterprise Model, System Model, dan Technolgy
Model.
6.1 Contextual Model
Sumber daya manusia yang berperan penting di aplikasi knowledge management system pada perusahaan Mobile Service Center Pojok Elektronik adalah sebagai berikut:
•
Manager, yang bertugas mengatur kestabilan jalannya bisnis proses dari industri mobile service center.•
Supervisor, yang akan mengkoordinasikan pengguna aplikasi Knowledge ManagementSystem.
•
Teknisi, petugas yang melakukan trouble shooting dan perbaikan.•
User, yaitu resepsionis selaku pengguna aplikasi Knowledge Management System yang bukan sebagai Teknisi dan hanya sebagai operator.6.2
Enterprise Model
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.
Use case diagram terdiri dari use case dan actor
yang direalisasikan dengan garis association. Use
case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor
dengan sistem. Actor adalah sebuah entitas yaitu manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan tertentu. Use case
diagram untuk Knowledge Management System pada
Mobile Service Center Pojok Elektronik ini terdiri dari 3 class yaitu class supervisor, teknisi, dan user, serta memiliki 8 use case yaitu melakukan autentikasi, membuat dokumentasi, mengelola dokumentasi, chatting, join forum, mangirimkan informasi, mendapatkan informasi, dan menentukan masalah.
Gambar 6: Use Case Diagram KMS
Gambar 7: Topologi Jaringan Knowledge
Management System Mobile Service Center
6.3
System Model
Class diagram menggambarkan struktur dan
deskripsi class serta hubungan satu sama lain. Class
diagram terdiri dari relasi beberapa class, dimana
pada class itu sendiri terdapat attribute dan operation yang menggambarkan keadaan suatu sistem dan juga menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut
(metode/fungsi). Class diagram untuk
apliksi KMS Mobile Service Center terdiri dari 9
class yaitu User, Forum, Log, Kontribusi, Teks,
Chat, Berkas, Berkas_link dan Halaman.
Login Cek validasi insert data update data delete data Mengirimkan data, informasi dan pengetahuan
chatting join forum
Log Log_ID Action Nm_Halaman Tgl Berkas_link Berkas_ID Kontribusi Kontribusi_ID Judul Komentar
User_Login Chat_IDChat
Teks From_User To_User Sent_Time Berkas Berkas_ID Path User_Login Timestamp Metadata 1 1 Teks Teks_ID Isi_Teks 1 1 Halaman Halaman_ID Nm_Halaman Alamat Judul 0..1 1 1 1 User User_ID Real_Name Password Email User_Type 0..* 0 0..* 0..* 1 Forum Forum_ID Komentar Revisi User_Login 1 1 1 1 0..* 1 1 0..* 0 0..* 1 0..* 0..* 1 0..1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Gambar 8: Class diagram KMS
Activity diagram menggambarkan aliran
aktifitas dalam sistem, bagaimana masing-masing aliran dimulai, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana aktifitas berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa swimlane object untuk menggambarkan object mana yang bertanggung jawab untuk aktifitas tertentu. Activity diagram untuk
Knowledge Management System Mobile Service
Center terdiri atas activity diagram supervisor,
activity diagram teknisi, dan activity diagram user.
Gambar 9: Activity diagram supervisor
6.4
Technology Model
.Berikut ini merupakan gambaran tampilan
layar dari Knowledge Management System.
Tabel 1 User Interface Knowledge
Management System
No. User Interface
1 Merupak an tampilan halaman Home KMS 2 Adalah halaman pencari-an dpencari-an hasil pencari-an data dan infor-masi 3 Merupa-kan halaman forum 4 Merupa-kan tampilan chatting 7. Interface Sistem
Menu yang dibuat pada Knowledge
Management System ini berdasarkan kebutuhan dari
konsep Knowledge Management dengan model Nonaka yang terdiri dari:
1. Tacit ke Eksplisit (Ekternal)
Dalam aplikasi diimplementasikan berupa menu upload.
2. Eksplisit ke Eksplisit (Kombinasi)
Diimplementasikan pada aplikasi berupa menu searching yang dapat menyajikan berbagai macam referensi.
Penerapannya pada Knowledge Management
System berupa menu download.
4. Tacit ke Tacit (Sosialiasi)
Dalam aplikasi Knowledge Management
System diimplementasikan berupa menu forum
atau chatting.
Gambar 10: Halaman Utama
Gambar 11: Halaman Login
Gambar 12: Halaman Membuat User pada KMS Pengguna yang sudah mempunyai account dalam KMS, secara otomatis dapat melakukan publish ide, wawasan, pengalaman dan pengetahuan berdasarkan halaman tulisan yang ada maupun tulisan yang baru.
Gambar 13: Halaman Publish Dokumen Pengaksesan dokumen dapat dilakukan user dengan memilih menu pada kategori dokumentasi, baik yang bersifat umum maupun dokumentasi
knowledge.
Gambar 14: Halaman Forum
Pengguna dapat melakukan pertukaran knowledge melalui halaman forum. Pada halaman forum ini pengguna dapat memberikan komentar.
Selain melalui media forum, pengguna juga dapat melakukan chatting dengan pengguna yang lain melalui media chatting internal pada aplikasi
Gambar 15: Halaman Chatting
Untuk melakukan download file yang berisi knowledge yang dibutuhkan oleh pengguna dapat dilakukan melalui halaman download.
Gambar 16: Halaman Download
8. Kesimpulan
Contextual Model dari framework Zachman,
menjelaskan tentang proses bisnis yang ada di Mobile Service Center Pojok Elektronik. Disini dipaparkan mengenai lokasi service center yang digunakan oleh Pojok Elektronik dalam menerapkan aplikasi Knowledge Management System. Dijelaskan pula bahwa sumber daya manusia yang berhubungan dengan aplikasi yang dibangun adalah manager, supervisor, teknisi, dan user.
Enterprise Model Knowledge Management System menjelaskan tentang kebutuhan sistem
dengan menggunakan use case diagram dan topologi jaringan KMS yang diimplementasikan Mobile Service Center Pojok Elektronik, dimana database server, web server dan application server diletakkan pada hosting pihak provider.
Untuk System Model Knowledge Management
System, dijelaskan dengan membuat class diagram, activity diagram dan sequence diagram. Pada class diagram terdapat 9 class yang terdiri dari class User,
Forum, Log, Kontribusi, Teks, Chat, Berkas,
Berkas_link dan Halaman. Adapun pada activity
diagram dibahas mengenai activity diagram
supervisor, activity diagram teknisi, serta activity
diagram user. Sedangkan pada sequence diagram
digambarkan proses yang terjadi berupa sequence
diagram dibagian supervisor, sequence diagram
teknisi dan sequence diagram user.
Dalam menjelaskan Technology Model, disajikan gambaran tampilan layar dari Knowledge
Management System yang terdiri dari halaman home,
halaman pencarian serta hasilnya, halaman forum dan halaman chatting, serta halaman download file.
Daftar Pustaka
[1] Alavi, M. Managing Organizational Knowledge. In R.W. Zmud (Ed.), Framing the domains of IT management. Cincinnati, OH: Pinnaflex Educational Resources, Inc. 2000.
[2] Chow, Richard, et.al, Controlling Data in the
Cloud: Outsourcing Computation without Outsourcing Control, ACM, 2009.
[3] Suchitaher, What is cloud computing?, Hacker-Paradise, 2010.
http://h0kersparadisebysuchitaher.blog.co.in/201 0/01/14/118/ (diakses Desember 2010).
[4] Hoed, B.H. Diskusi Kelompok Terfokus. Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta, 1995.
[5] Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hirotaka, The
Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation.
Oxford: Oxford University Press, 1996.
[6] Techtarget, Cloud Computing News, Trends and
Research, SearchCloudComputing, 2009.
[7] Tim E-Media Solusindo, Aplikasi Cloud Gratis, Elex Media Komputindo, 2011.
[8] Wahana Komputer, Kupas Tuntas Bermacam
Aplikasi Generasi Cloud Computing, Penerbit