• Tidak ada hasil yang ditemukan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR : 68 / PMK . 06 / 2006

TENTANG

PELAKSANAAN UJI COBA REKENING PENGELUARAN BERSALDO NIHIL PADA BANK UMUM MITRA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA DALAM

RANGKA PENERAPAN TREASURY SINGLE ACCOUNT (TSA)

MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : : a. b. c. d. e. 1. 2. 3. 4.

bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pada saat ini sedang disusun Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;

bahwa sesuai ketentuan Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pedoman lebih lanjut pengelolaan uang negara/daerah sesuai ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah, ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara;

bahwa dalam rangka penyusunan pedoman sebagaimana dimaksud pada huruf b, diantaranya pedoman pengelolaan rekening pengeluaran bersaldo nihil pada Bank Umum, dipandang perlu untuk melakukan uji coba pengelolaan rekening pengeluaran bersaldo nihil;

bahwa untuk memberi landasan hukum pelaksanaan uji coba pengelolaan rekening pengeluaran bersaldo nihil yang melibatkan Bank Umum mitra Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dipandang perlu mengatur pokok-pokok pelaksanaan uji coba dalam Peraturan Menteri Keuangan;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pelaksanaan Uji Coba Rekening Pengeluaran Bersaldo Nihil Pada Bank Umum Mitra Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Dalam Rangka Penerapan Treasury Single Account (TSA);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(2)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PELAKSANAAN UJI COBA REKENING PENGELUARAN BERSALDO NIHIL PADA BANK UMUM MITRA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA DALAM RANGKA PENERAPAN TREASURY SINGLE ACCOUNT (TSA).

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan:

1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat, yang selanjutnya disebut Kuasa BUN Pusat, adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat lain yang diberi kuasa.

3. Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) di daerah adalah Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

4. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Kantor Bank Indonesia yang selanjutnya disingkat KPPN KBI, adalah KPPN yang bermitra dan berlokasi satu kota dengan Kantor Bank Indonesia.

5. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara non Kantor Bank Indonesia, yang selanjutnya disingkat KPPN non KBI, adalah KPPN yang tidak berlokasi satu kota dengan KBI dan untuk membiayai pengeluaran anggaran dananya ditransfer oleh KPPN Induk.

6. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Induk, yang selanjutnya disebut KPPN KBI, adalah KPPN yang melakukan transfer dana untuk membiayai pengeluaran anggaran kepada KPPN non KBI.

7. Rekening Pengeluaran Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat, yang selanjutnya disingkat RPK-BUN-P, adalah Rekening yang dibuka di Bank Operasional Pusat oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang diberi kuasa selaku Kuasa Bendahara Umum Negara Pusat atas nama Menteri Keuangan.

8. Rekening Bank Tunggal adalah rekening yang dibuka di Bank Indonesia yang menjadi mitra kerja KPPN KBI oleh Kepala KPPN KBI selaku Kuasa BUN di daerah.

9. Bank Operasional adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara atau pejabat yang diberi kuasa untuk menjadi mitra Direktorat Jenderal Perbendaharaan atau KPPN.

(3)

10. Bank Operasional Pusat adalah bank operasional mitra Kuasa BUN Pusat, yang merupakan bank pusat dari Bank Operasional I, dan sebagai pemegang RPK-BUN-P.

11. Bank Operasional I, yang selanjutnya disingkat BO I, adalah bank operasional mitra Kuasa BUN di daerah yang menyalurkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pengeluaran non gaji bulanan, termasuk kekurangan gaji dan gaji susulan, dan uang persediaan.

12. Bank Operasional II, yang selanjutnya disingkat BO II, adalah bank operasional mitra Kuasa BUN di daerah yang menyalurkan dana APBN untuk pengeluaran gaji bulanan.

13. Bank Operasional III, yang selanjutnya disingkat BO III, adalah bank operasional yang melakukan pembagian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)/Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan upah pungut PBB/BPHTB serta membayar pengembalian PBB dan BPHTB.

14. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menjadi mitra KPPN untuk menerima penerimaan negara, tidak termasuk penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor.

15. Bank Devisa Persepsi adalah bank persepsi yang diberi ijin untuk menerima penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor.

16. Pos Persepsi adalah Kantor Pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara menjadi mitra KPPN untuk menerima penerimaan negara, kecuali penerimaan negara yang berasal dari impor dan ekspor.

17. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kepala KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM).

BAB II

AZAS-AZAS

Pasal 2

(1) Direktur Jenderal Perbendaharaan membuka satu RPK-BUN-P di masing-masing Bank Operasional Pusat.

(2) RPK-BUN-P dipergunakan untuk menampung penyediaan dana yang akan dipergunakan oleh KPPN untuk membiayai pengeluaran negara.

(3) Selama masa uji coba, penggunaan Rekening BO I Gaji dan Non Gaji pada KPPN adalah sebagai berikut:

a. Rekening BO I Gaji tidak dipergunakan.

(4)

(4) RPK-BUN-P dan Rekening BO I setiap akhir hari kerja harus bersaldo nihil.

(5) Rekening BO II setelah pembayaran gaji bulanan harus bersaldo nihil.

(6) Selama pelaksanaan uji coba kepada BO I diberikan imbalan jasa pelayanan.

(7) Bank Operasional tidak diperkenankan memungut biaya transaksi pengeluaran/penyaluran dana APBN.

BAB III

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN UJI COBA

Pasal 3

(1) KPPN yang melaksanakan uji coba rekening pengeluaran bersaldo nihil adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan ini.

(2) Pelaksanaan uji coba dimulai sejak tanggal 1 September 2006 sampai dengan tanggal 31 Desember 2007.

BAB IV

TATA CARA PELAKSANAAN

Pasal 4

(1) KPPN setiap hari menyampaikan kebutuhan dana untuk pengeluaran hari berikutnya ke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

(2) Direktur Jenderal Perbendaharaan menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhan pembayaran yang dilaksanakan oleh KPPN pada RPK-BUN-P setiap awal hari kerja sebesar kebutuhan dana ditambah 5% (lima perseratus), untuk mengantisipasi adanya pengeluaran yang mendadak dan/atau yang belum masuk dalam kebutuhan hari itu, tidak termasuk dana untuk pembayaran gaji bulanan.

(3) BO I menarik dana dari RPK-BUN-P sebesar SP2D dan/atau surat permintaan transfer dana untuk mengisi rekening BO II yang diterbitkan oleh KPPN.

(4) Pengisian dana ke rekening BO II dilaksanakan melalui BO I.

(5) Penyediaan dana untuk pembayaran gaji bulanan dilaksanakan 3 (tiga) hari sebelum tanggal pembayaran gaji.

Pasal 5

(1) Pelimpahan penerimaan negara oleh Bank Persepsi/Bank Devisa Persepsi dan Pos Persepsi mitra KPPN non KBI dilaksanakan langsung ke Rekening Bank Tunggal KPPN Induk, tidak melalui rekening BO I.

(5)

(2) Pelimpahan PBB/BPHTB dan upah pungut PBB/BPHTB bagian Pemerintah Pusat oleh BO III mitra KPPN non KBI dilaksanakan langsung ke Rekening Bank Tunggal KPPN Induk, tidak melalui rekening BO I.

Pasal 6

Ketentuan teknis yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan uji coba pengelolaan rekening pengeluaran bersaldo nihil dan pembayaran imbalan jasa pelayanan kepada BO I diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

BAB V

SANKSI

Pasal 7

(1) Keterlambatan penihilan RPK-BUN-P, Rekening BO I, dan Rekening BO II dikenakan sanksi.

(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara bertahap dengan ketentuan sebagai berikut:

a. atas keterlambatan penihilan pertama kali dan kedua kali, kepada bank bersangkutan diberikan surat peringatan; dan

b. atas keterlambatan penihilan ketiga kali dan seterusnya dikenakan denda sebesar 12% (dua belas perseratus) per tahun yang diperhitungkan setiap hari termasuk hari libur.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 8

Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku:

1. Pada KPPN yang ditunjuk untuk melaksanakan uji coba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, berlaku ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini.

2. Semua ketentuan lain yang berlaku bagi KPPN, sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, tetap berlaku bagi KPPN yang mengikuti uji coba.

3. Bank Operasional I mitra KPPN Jakarta II, KPPN Batam dan KPPN Bekasi yang telah melaksanakan uji coba sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini tetap diberikan imbalan jasa pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasa12 ayat (6).

(6)

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 September 2006.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 23 Agustus 2006

MENTERI KEUANGAN

ttd

SRI MULYANI INDRAWATI

(7)

DAFTAR

KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN

NEGARA YANG MELAKSANAKAN UJI COBA REKENING PENGELUARAN BERSALDO NIHIL

Bank Operasional I No. Kanwil Ditjen PBN KPPN

BRI MANDIRI BNI

1 I. BANDA ACEH Kutacane BRI

2 II. MEDAN 1.Gunung Sitoli BRI

3 2. Sidikalang BRI

4 3. Balige BRI

5 III. PADANG 1. Painan BRI

6 2. Sijunjung BRI

7 IV. PEKANBARU 1. Batam BRI

8 2. Dumai MANDIRI

9 V. JAMBI Sungai Penuh BRI

10 VI. PALEMBANG 1. Lahat BRI

11 2. Baturaja MANDIRI

12 VII. BANDAR LAMPUNG 1. Liwa BNI

13 2. Baturaja MANDIRI

14 VIII. BENGKULU Curup BRI

15 IX. PANGKAL PINANG Tanjung Pandan BRI

16 X. SERANG Tangerang BNI

17 XI. JAKARTA Jakarta II MANDIRI

18 XII. BANDUNG 1. Kuningan BNI

19 2. Bekasi BRI

20 3. Karawang BRI

21 XIII. SEMARANG 1. Pekalongan BNI

22 2. Magelang MANDIRI

23 XIV. YOGYAKARTA Wates BRI

24 XV. SURABAYA 1. Jember BRI

25 2. Kediri MANDIRI

26 3. Blitar BNI

27 XVI. PONTIANAK Singkawang BRI

28 XVII. PALANGKARAYA 1. Sampit MANDIRI

29 2. Pangkalan Bun BRI

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 68/PMK.06/2006 TENTANG PELAKSANAAN UJI COBA REKENING PENGELUARAN BERSALDO NIHIL PADA BANK UMUM MITRA KERJA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA DALAM RANGKA PENERAPAN TREASURY SINGLE ACCOUNT (TSA)

(8)

Bank Operasional I No. Kanwil Ditjen PBN KPPN

BRI MANDIRI BNI 30 XVIII. BANJARMASIN 1. Tanjung BRI

31 2. Barabai BNI

32 XIX. SAMARINDA 1. Balikpapan BRI

33 2. Nunukan BNI

34 XX. DENPASAR Singaraja BRI

35 XXI. MATARAM 1.Bima BNI

36 2. Sumbawa Besar BRI

37 XXII. KUPANG 1. Ende BRI

38 2. Atambua BRI

39 XXIII. MAKASAR 1. Makale BNI

2. Watampone BRI

3. Palopo MANDIRI

42 XXIV. PALU Toli-Toli BRI

43 XXV. KENDARI 1. Bau-Bau BRI

44 2. Raha BRI

45 XXVII. MANADO Tahuna BRI

46 XXVIII. TERNATE Tobelo BNI

47 XXIX. AMBON Saumlaki BRI

48 XXX. JAYAPURA 1. Manokwari MANDIRI

49 2. Merauke BRI

50 3. Timika MANDIRI

JUMLAH 50 KPPN 30 10 10

MENTERI KEUANGAN

ttd

Referensi

Dokumen terkait

Di sini antara penutur dan mitra tutur terwujud hubungan saling membutuhkan informasi satu sama lain, (3) penutur dan mitra tutur memiliki konsepsi yang sama

Kebiasaan mengunyah unilateral memang tidak mempengaruhi pertumbuhan gigi, namun akan memengaruhi perkembangan rahang. Mengunyah unilateral akan menyebabkan otot tebal

11 Popular culture’s widespread embracing of the chess-pieces as an icon is demonstrated in a range of locality and identity signalling manifestations, including beer names —

Sehubungan dengan t elah diadakannya evaluasi administ rasi, t eknis dan kew ajaran harga sert a formulir isian dokumen kualifikasi unt uk penaw aran pekerjaan t ersebut diat

Peserta yang tidak sependapat dengan jawaban sanggahan dari Pokja ULP, dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/

Untuk itu dimohon kehadiran saudara untuk pembuktian kualifikasi dimaksud dengan membawa seluruh dokumen kualifikasi asli / telah dilegalisir oleh pihak yang berwenang serta

Pada penelitian ini difokuskan pada regenerasi secara langsung melalui multiplikasi tunas aksilar sengon laut sebagai sumber eksplan, dimana diperbanyak

Jumlah nilai produksi Industri kecil,menengah dan besar (Rp. Triliun) - Dinas Perindag Provinsi Jambi Laporan hasil inventarisasi Laporan Dinas Instansi terkait