PEMERIKSAAN FESES PEMERIKSAAN FESES BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Pemeriksaan feses (tinja) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama Pemeriksaan feses (tinja) adalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang telah lama dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosi
dikenal untuk membantu klinisi menegakkan diagnosis s suatu penyakit. Meskipusuatu penyakit. Meskipun n saat ini saat ini telahtelah berkembang
berkembang berbagai berbagai pemeriksaan pemeriksaan laboratorium laboratorium yang yang modern modern , , dalam dalam beberapa beberapa kasuskasus pemeriksaan
pemeriksaan feses feses masih masih diperlukan diperlukan dan dan tidak tidak dapat digantikan dapat digantikan oleh oleh pemeriksaan pemeriksaan lain.lain. Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit yang memerlukan pemeriksaan feses , cara Pengetahuan mengenai berbagai macam penyakit yang memerlukan pemeriksaan feses , cara pengumpulan sampel
pengumpulan sampel yang benar yang benar serta pemeriksan daserta pemeriksan dan interpretasi yang n interpretasi yang benar akan benar akan menentukanmenentukan ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinisi.
ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh klinisi. Ha
Hal l yayang ng memelalatatar r bebelalakakangngi i pepenunulilis s memenynyususun un sesebubuah ah mamakakalalah h dedengngan an jujududull “pem
“pemerieriksaksaan an lablaboraoratortorium ium pada pada fesfeses es sebsebagaagai i pempemerieriksaksaan an penpenunjaunjang ng daldalam am penepenegakagakann diagnosa berbagai penyakit”. gar para tenaga teknis laboratorium patologi klinik serta para diagnosa berbagai penyakit”. gar para tenaga teknis laboratorium patologi klinik serta para mah
mahasiasis!a s!a dardari i berberbagabagai i proprogram gram stustudi di keskesehatehatan. an. dapdapat at menmeningingkatkatkan kan kemkemampuampuan an dandan me
mengengertrti i bebermrmacaacam"m"mamacam cam pepenynyakiakit t yayang ng memememerlrlukaukan n sasampmpel el fefeseses, s, mememamahamhami i cacarara pengumpulan
pengumpulan sampel untuk sampel untuk pemeriksaan feses pemeriksaan feses secara benar. mampu secara benar. mampu melaksanakan pemelaksanakan pemeriksaanmeriksaan sampel feses dengan baik, dan pada akhirnya mampu membuat interpretasi hasil pemeriksaan sampel feses dengan baik, dan pada akhirnya mampu membuat interpretasi hasil pemeriksaan feses dengan benar.
feses dengan benar. 1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah
#umusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain$ #umusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain$ a.
a. %agaimana pemeriksaan &aboratorium pada feses%agaimana pemeriksaan &aboratorium pada feses b.
b. %agaimana analisa makroskopis pada feses%agaimana analisa makroskopis pada feses c.
c. %agaimana analisa mikroskopis pada feses%agaimana analisa mikroskopis pada feses d.
d. %agaimana analisa keberadaan darah pada feses%agaimana analisa keberadaan darah pada feses 1.3
1.3 TuTujuan juan MasalahMasalah
'ujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk$ 'ujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk$ a.
a. Mengetahui cara pemeriksaan laboratorium pada fesesMengetahui cara pemeriksaan laboratorium pada feses b.
b. Mengetahui analisa makroskopis pada fesesMengetahui analisa makroskopis pada feses c.
c. Mengetahui analisa mikroskopis pada feseMengetahui analisa mikroskopis pada fese d.
BAB II PEMBAHAAN
2.1 !EE
'inja merupakan semua benda atau at yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. 'inja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. rang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces). *eperti halnya sampah, tinja juga mengundang kedatangan lalat dan he!an"he!an lainnya. &alat yang hinggap di atas tinja (faeces) yang mengandung kuman" kuman dapat menularkan kuman"kumanitu le!at makanan yang dihinggapinya, dan manusia lalu memakan makanantersebut sehingga berakibat sakit. %eberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam"macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya !aktu dan menurunnya frekuensi buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi atau sembelit. +an sebaliknya, bila pengerasan tinja atau feses terganggu, menyebabkan menurunnya !aktu dan meningkatnya frekuensi buang air besar disebut dengan diare atau mencret.
+alam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, at hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gas indol, skatol, sterkobilinogen dan bahan patologis. ormal $ - / 0 gram 1 hari. 2rekuensi defekasi $ 34 1 hari / 34 1 minggu.
5ntuk pemeriksaan feses sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan jika pemeriksaan sangat di perlukan,boleh juga sempel feses di ambil dengan jari bersarung dari rectum. 5ntuk pemeriksaan bisa dipakai feses se!aktu,jarang di perlukan feses 06 jam untuk pemeriksaan
tertentu.
2eses hendaknya di periksa dalam keadaan segar, kalau di biarkan mungkin sekali unsur" unsur dalam feses itu menjadi rusak.bahan ini selalu harus di anggap bahan yang mungkin mendatangkan inpeksi, berhati"hati lah bekerja.
5ntuk mengirim feses !adah yang sebaiknya ialah yang terbuat dari kaca atau dari bahan lain yang tidak dapat di tembus seperti plastik. 7alau konsistensi tinja keras,dos korton brlapis parafin juga boleh di pakai. 8adah harus bermulut lebar. Pemeriksaan penting dalam feses ialah terhadap parasit dan telur cacing. *ama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah test terhadap darah samar.
9ika akan memeriksa feses, pilihlah selalu sebagian dari feses itu yang memberi kemungkinan sebesar"besarnya untuk menemui kelainan, umpamanya$ bagian yang bercampur darah atau lendir, dan sebagainya.oleh karna unsur"unsur patologi biasanya tidak terdapat
merata, maka hasil peeriksaan mikroskopi tidak dapat di nilai derajat kepositifannya dengan tepat,cukup di beri tanda / (negatif), :, : : atau : : : saja.
ilai ormal Pemeriksaan 'inja
o. 9enis pemeriksaan ilai normal 7eterangan .
-.
Makroskopis
8arna 7uning kehijauan 'ergantung makanan 1obat yang dikonsumsi
0. %au %au indol,scatol dan asam butirat
%au busuk, asam, dan tengik menunjukan adanya proses pembusukan makanan atau
gangguan pencernaan. 3. 7onsistensi gak lunak dan
berbentuk 6. ;olume -"3 gr1hari,<= air dan 3= sisa makanan
>. &endir 'idak ada
&endir banyak ada rangsangan.
&endir dibagian luar tinja$ iritasi usus besar
&endir bercampur tinja$ iritasi pada usus halus &endir tanpa tinja$ disentri, intususepsi atau ileokolitis. ?. +arah 'idak ada
%. -.
Mikroskopis
*el epitel +itemukan sedikit 0. &ekosit dan
makrophag +itemukan sedikit
+itemukan banyak $ peradangan
3. +arah(tesben
sidin) egati@e 6. 'elur dan jentik
cacing egati@e >. Protooa egati@e
?. %ilirubin egati@e : $ diare atau gangguan flora usus
<. 5robilin Positif " $ obstruksi empedu
2.2 MA"R#"#PI
o
. Makroskopis 'inja 7emungkinan penyabab -. %erbutir kecil,keras,!arna tua 7ostipsi
0.
;olume
besar,berbau,mengembang
Malabsorpsi lemak atau protein karena penyebab dari usus pancreas atau empedu
3. #apuh dengan lendir tanpa darah *indroma pada usus besar 6. #apuh dengan darah dan lendir
(darah,lebih terlihat daripada lendir)
#adang usus
besar,tipoid,amubiasis,tumor ganas pada usus
>. Hitam,mudah melekat seperti ter,@olume besar,cair ada sisa padat sedikit
7holero,A.coli keracunan ?. #apuh, ada nanah dan jaringan
nekrotik,agak lunak ber!arna sedikit putih abu"abu
+e@ertikulitis,abses pada
usus,tumor usus,parasit,obstruksi saluran
-. 8arna
8arna feses yang di biarkan pada udara menjadi lebih tua karna terbentuknya lebih banyak urobilin dari urobilinogen yang die4kresikan le!at usus. 5robilinogen tidak ber!arna sedangkan urobilin ber!arna coklat tua.selain urobilin yang normal ada,!arna feses di pengaruhi oleh jenis makanan, oleh kelainan dalam saluran usus dan oleh obat"obat yang di berikan.
8arna kuning bertalian dengan susu,jagung, obat santonin atau bilirubin yang belum berubah. Hijau biasanya oleh makanan yang mengandung banyak sayur mayur jarang oleh bili@erdin yang belum berubah. 8arna abu"abu mungkin di sebabkan oleh karena tidak ada urobilin dalam saluran makanan dan hal itu didapat pada ikterus obstroktip (tinja acholik ) dan juga setelah di pakai garam barium pada pemeriksaan radiologik. 8arna abu"abu itupun mungkin terjadi kalau makanan mengandung banyak lemak yang tidak di cernakan karna depisiensi enim pancreas.Merah muda biasanya oleh perdarahan yang segar dibagian distal$ mungkin pula makanan seperti bit. 8arna coklat di pertalikan dengan perdarahan pro4imal atau dengan makanan coklat, kopi dan seterusnya. 8arna hitam oleh carbo medicinalis, oleh obat"obatan mengandung besi dan mungkin juga oleh melena.
Anal$sa t$nja 'er(asarkan )arnan*a
o. 8arna tinja Penyebab patoligis Penyebab tak patologis -. Boklat tua agak
kuning
'ak ada "!arna pigmen empedu
"banyak makan daging
0. Hitam Perdarahan saluran empedu
%anyak makan 2e (saren) atau bismuth 3. bu"abu muda bstruksi saluran
empedu
%anyak makan coklat atau kokoa
6. Hijau atau kuning kehijauan
'idak ada %nyak makan sayuran
>. Merah Perdarahan saluran usus bagian distal
'erlalu banyak makanan lobak merah atau biet 0. %aunya
%au normal feses di sebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat. %au itu menjadi bau busuk jika dalam usus terjadi pembusukan isinya, yaitu protein yang tidak dicernakan dan di rombak oleh kuman"kuman. #eaksi feses menjadi lindi pembusukan semacam itu. da kemungkinan juga feses berbau asam $ keadaan itu disebabkan oleh peragian (fermentesai) at"at gula yang tidak di cerna karna umpamanya diare. #eaksi feses dalam hal itu menjadi asam. %au tengik dalam feses di sebabkan oleh perombakan at lemak pelepasan asam"asam lemak.
3. 7onsistensi
2eses normal agak lunak dengan mempunyai bentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya pada konstipasi di daat feses keras peragian karbon hidrat dalam usus menghasilkan feses yang lunak dan bercampur gas (B0).
6. &endir
danya lendir berarti rangsangan atau radang ding"ding usus. 7alau lendir itu hanya di dapat di bagian luar feses, lokalisasi iritasi itu mungkin usus besar $ kalau bercampur baur dengan feses mungkin sekali usus kecil. Pada dysenteri, intususepsi dan ileocilitis mungkin di dapat lendir saja tanpafeses. 7alau lendir berisi banyak leukosit terjadi nanah.
>. +arah
Perhatikanlah apa darah itu segar (merah muda), coklat atau hitam dan apakah bercampu baur atau hanya di bagian luarfeses saja. Makin pro4imal terjadinya pendarahan, makin bercampurlah darah dengan feses dan makin hitamlah !arnanya. 9umlah darah yang besar
mungkin disebabkan oleh ulcus, @arices dalam oesophagus atau hemorhoid. Anal$sa ke'era(aan (arah &a(a t$nja
o. 7eadaan darah pada
tinja1perdarahan 7emungkinan penyabab -. *amar"samar sampai kuat di sertai
rasa nyeri perut
5lkus peptikum (lambung dan duodenum)
0. #ingan,kadang"kadang menjadi berat
Castritis erosi@e 3. Perdarahan berat dan sekonyong"
konyong
Pecahnya @arices oesophagus atau Hipertensi portal pada serosis hepatis
6. Perdarahan ringan tetapi tanpa nyeri terus menerus
" peminum alcohol
" sindroma mallori !eiss " hernia hiatus
>. Perdaraha sedang,tinja !arna merah atau sa!p matang
" +e@ertikulum " 5lkus peptikum ?. Perdarahan ringan berselang"seling Polip usus
kadang"kadang disertai diare dan lendir
<. Perdarahan ringan sampai berat,disertai diare,nyeri perut, berat badan turun
" mubiasis " infeksi shigelia
" infeksi usus besar (kolisis) D. Perdarahan ringan dan berselubung +e@ertikulitis
E. Perdarahan berat,terselubung dan pada orng tua
7arsinoma usus distal -. Perdarahan ringan !arna merah
muda,konstipasi dan dengan atau tanpa nyeri pada orang de!asa atau tua
Hemoroid
?. Parasit
Bacing ascaris, ancylostoma, dan lain"lain mungkin terlihat. 2.3 M$kr%sk%&$s
Pemer$ksaan m$kr%sk%&$s t$nja
o 9enis pemeriksaan 'ujuan pemeriksaan -. Pemeriksaan parasit (diambil tinja
segar pada bagian yang ada darah atau lendir)
5ntuk melihat keberadaan parasit (telur) dari cacing dan amuba 0. *isa makanan " melihat proses pencernaan
" gangguan proteolisis (kberadaan serat otot atau bergaris )
" gangguan malabsorpsi (missal$lemak,protein,dll) 3 *eluler " *el epithel$ iritasi mukosa
" &oekosit$proses inflamasi usus " Aritrosit$perdarahan usus Pemeriksaan mikroskpis secara langsung
Pemeriksaan sederhana dan paling sering dilakukan. Fnfeksi parasit dapat dilihat dengan pemeriksaan langsung.5ntuk pemeriksaan secara mikroskopis, sejumlah kecil feses atau bahan yang akan diperiksa diletakan diatas objek glass, bila feses sangat padat dapat ditambahkan sedikit air selanjutnya ditutup dengan deck glass, buat dua atau lebih sediaan.
Pada pemeriksaan mikroskopis usaha mencari protooa dan telur cacing merupakan maksud terpenting. 5ntuk mencari protooa sering dipakai larutan eosin -"0= sebagai bahan pengencerfeses atau juga larutan &ugol -"0=. *elain itu larutan asam acetat -= dipakai untuk
melihat leukosit lebih jelas, sedangkan untuk melihat unsur"unsur lain larutan garam ,E= yang sebaiknya dipakai untuk pemeriksaan rutin.
*ediaan hendaknya tipis, agar unsur"unsur jelas terlihat dan dapat dikenalG meskipun begitu selalu akan dijumpai unsur"unsur yang telah ruksak sehingga identifikasi tidak mungkin lagi.
. *el epitel
%eberapa sel epitel, yaitu yang berasal dari dinding usus bagian distal dapat ditemukan dalam keadaan normal. 7alau sel epitel berasal dari bagian yang lebih pro4imal, sel"sel itu sebagian atau seluruhnya ruksak. 9umlah sel epitel bertambah banyak kalau ada perangsangan atau peradangan dinding usus itu.
%. Makrofag
*el"sel besar berinti satu memiliki daya fagositosisG dalam plasmanya sering dilihat sel"sel lain (leukosi, eritrosit) atau benda"benda lain. +alam preparat natif sel"sel itu menyerupai amebaG perbedaanya ialah sel ini tidak dapat bergerak.
B. &eukosit
&ebih jelas terlihat kalau feses dicampur dengan beberapa tetes larutan asam acetat -=. 7alau hanya dilihat beberapa dalam seluruh sediaan, tidak ada artinya. Pada dysentri basiler, colitis ulcerosa dan peradangan lain"lain, jumlahnya menjadi besar.
+. Aritrosit
Hanya dilihat kalau lesi mempunyai lokalisasi colon, rectum, atau anus. Pendapat ini selalu abnormal.
A. 7ristal"kristal
Pada umumnya tidak banyak artinya. papun dalam feses normal mungkin terlihat kristal" kristal tripelfosfat, celciumo4alat dan asam lemak. *ebagai kelainan mungkin dijumpai kristal chacot"leyden adan kristal hematoidin.
2. *isa makanan
Hampir seluruh dapat ditemukan jugaG bukanlah adanya, melainkan jumlahnya yang dalam keadaan tertentu dipertalikan dengan sesuatu hal yang abnormal.sisa makanan itu sebagian berasal dari makanan daun"daunan dan sebagian lagi makanan berasal dari he!an, seperti serat
otot, serat elestik, dan lain"lain.
5ntuk isentifikasi lebih lanjut emulsi tunja dicampur dengan larutan lugol$ pati (amylum) yang tidak sempurna dicerna nampak seperti butir"butir biru atau merah. &arutan jenuh sudan FFF atau sudan F; dalam alkohol <= juga dipakai$ lemak netral menjadi tetes"tetes merah atau jingga C. *el ragi
7husus glastocystis hominis tidak jarang didapat. Pentingnya mengenal strukturnya ialah supaya jangan kista ameba.
H. 'elur dan jentik cacing
scaris lumbricoides. ecator americanus enterobius permicularis. 'richiusus trichiura, estrongyloides strcoralis, dan seagainyaG juga yang termasuk genus cestodas dan trematodas mungkin di dapat
2.+ Darah amar
'es terhadap darh samar penting sekali untuk mengetahui adanya perdarahan kecil yahng tidak dapat dinyatakan secara makroskopi atau mikroskopi. %anyak prosedur tes yang dipakai semuanya mempunyai keterbatasan ada yang sangat sensiitif ada yang kurang sensitif dan selalu
nonspesifik. ang paling sering dipakai addalah tes guaiac, yang mempunyai reasksi palsu kecil. *tetes kecil feses diapus di atas kertas"kertas saring selanjutnya di tambaahkan - tetes larutan guaiac, - tetes asam aselat glasial dan - tetes hidrogen peroksida, tes positif bila dalam !aktu 3 detik timbul !arna biru atau hijau gelap, bila timbul !arna lain atau timbul setelah 3 detik reaksi dinyatakan negatif.
. Bara dengan benidine basa
-. %uatlah emulise tinja dengan air atau dengan larutan garam kira"kira -ml dan panasilah hingga mendidih.
0. *aringlah emulise yang masih panas itu dan biarkan filtrat sampai menjadi dingain kembali. 3. 7edalam tabung reaksi lain dimasukan benidine basa sebnayak sepicuk pisau.
6. 'ambahkan 3ml asam acetat glacial,kocoklah sampai benidine itu larut dengan meninggalkan beberapa kristal
>. %ubuhilah 0ml fitrat emulsi tinja, campur.
?. %erilah -ml larutan hidrogen pero4ida 3=,campur. <. Hasil di baca dalam !aktu > menit ( jangan lebih lama)
,atatan
Hasil dinilai dengan cara seperti telah diterangkan du lu$
egatif / tidak perubahan !arna atau !arna yang samar"samar hijau Positif : hijau
Positif 0 : biru bercampurr hijau Positif 3 : biru
Positif 6 : biru tua
Pesien yang tinjanya akan diperiksa terhadap darah samar janganlah dikenakan hukuman seperti peraturan “ tidak boleh menyikat gigi selama beberapa hari sebelum pemeriksaan “, biasanya tidak perlu untuk melarang makanan daging. %ah!a tinja seorang normal biasanya bereaksi negatif dengan tes ini agaknya mengusangkan peraturan itu, apalagi tes ini hendaknya jangan hanya di lakukan sekali saja untuk mendapat hasil yang bermakna.
%. Bara dengan benidine dihidrochlorida
9ika hendak memakai benidine dihidrochorida sebagai pengganti benidine basa dengan maksud supaya tes menjadi kurang peka dan kurang menghasilkan yang positif palsu, maka caranya sama juga seperti diterangkan diatas.
,atatan
&ihat juga apa yang sudah diterangkan mengenai pemakaian benidine dlam laboratorium. B. Bara dengan guajac
-. %uatlah emulsi tinja sebanyak > ml dalam tabung reaksi dan tambahlah - ml asam acetat glaseal$ campur
0. +alam tabung reaksi reaksi lain dimasukan sepucuk pisau serbuk guajac dan 0ml alkohol E>=$ campur
3. 'uanglah berhati"hati isi tabung kedua kedalam tabung yang berisi emulsi tinja sehingga kedua jenis campuran tetap sebagai lapisan terpisah.
6. Hasil positif kelihatan dari !arna biru yang terjadi pada batas kedua lapisan itu. +erajat kepositipan dinilai dari !arna itu
Bara
-. 'aruhlah beberapa gram tinja dalam sebuah mortir dan campurlah dengan larutan mercurichlorida -= yang @olumenya kira"kira sama banyak dengan tinja itu.
0. Bampurlah baik"baik dengan memakai alunya
3. 'uanglah bahan itu kedalam ca!an datar agar lebih mudah menguap dan biarkan selama ? sampai 06 jam
6. danya urobilin nyata oleh timbul !arna merah ,atatan
+alam tinja normal selalu ada urobilin, hasil tes ini yang merah berarti fositip, jumlah urobil berkurang pada ikterus obsruktif, jika obstruksi total, hasil tes menjadi negatif.
'es terhadap urobilin ini sangat inferiur jika dibandingkan dengan penetapan kuantitatif urobilin nogen dalam tinja. Penetapan kuantitatif itu dapat menjelaskan dengan angka mutlak jumlah urobilinnogen yang diekresikan per 06 jam sehingga permakna dalam keadaan seperti
BAB III "EIMPULAN
2eses untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontanG jika pemeriksaan sangat diperlukan, boleh juga sample fese diambil dengan jari bersarung dari rectum. 5ntuk pemeriksaan biasa dipakai feses se!aktu, jarang diperlukan feses 06 jam untuk pemeriksaan
tertentu.
%ahan"bahan untuk pemeriksaan feses harus melalui salurab yang bersih tanpa bercampur dengan urin. +iperlukan dalam jumlah kecil kecuali beberapa keadaan. +itampung dalam !adah sekali pakai, harus dilakukan pemeriksaan dalam beberapa jam setelah pengambilan, untuk pemeriksaan amuba specimen harus segar.
9umlah material feses sangat tergantung dari diet indi@idu biasanya antara -"0> mg1hari atau -"0> ml dalam bentuk cairan. 7onsistensi lunak !arna cokelat tua yang disebabkan oleh pigmen empedu, perubahan !arna dapat disebabkan olehjenis makanan, obat"obatan dan hal ini
dapat dibedakan dari kondisi patolog. Putih keabu"abuan atau !arna pucat khas untuk gambaran penyumbatan saluran empedu. Perdarahan pada saluran cerna bagian atas feses akan ber!arna hitam pekat seperti cairan kopi yang sangat karakteristik. 8arna cokelat gelap bahkan kemerah" merahan tergantung luas dan lamanya perdarahan disaluran cerna yang mengalami proses digesti atau denaturasi. %ercak merah pada feses disebabkan lesi pada rectum atau anus. Mucus yang berlebihan dapat dilihat dengan mudah. *ejumlah pus (nanah) dapat terlihat tanpa harus
dikonfirmasikan dengan pemeriksaan mikroskopis.
*ejumlah kecil sel epitel dapat ditemukan pada feses adanya kenaikan jumlah sel epitel menggambarkan berbagai peradangan. danya sel"sel pus mendukung adanya proses peradangan saluran cerna. Memperhatikan sel dengan menambahkan setetes -= asam asetat atau metilen blue. *ejumlah 7ristal dapat ditemukan biasanya tidak mempunyai korelasi klinik.
DA!TAR PUTA"A
#. Canda *oebrata. (-E<). Penuntun &aboratorium 7linik. 9akarta$ +ian #akyat
Batatan 7uliah Patologi 7linik F. 2akultas 7edokteran 5ni@ersitas Malahayati %andar &ung *utedjo, . (0<). Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan &aboratorium. ogyakarta$ mara %ooks