BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Farmas
Farmasi i forensforensik ik adalah ilmu yang adalah ilmu yang mempmempelajari mengenai bidang ilmuelajari mengenai bidang ilmu fa
farmrmasi asi yayang ng didihuhububungngkakan n dedengngan an huhukukum/m/kekehahakikimaman n dadan n peperurundndanang- g-undangan. Dimana farmasi artinya obat dan pengobatan, dan forensik adalah undangan. Dimana farmasi artinya obat dan pengobatan, dan forensik adalah hukum dan perundangan. Sehingga ilmu farmasi forensik adalah ilmu yang hukum dan perundangan. Sehingga ilmu farmasi forensik adalah ilmu yang mem
mempelpelajarajari i obaobat t dan dan penpengobgobataatan n yanyang g dihdihubuubungkngkan an dendengan gan hukhukum um dandan perundangan.
perundangan. De
Deaasa sa inini i kakasusus s pepelalangnggagararan n unundadangng-u-undndanang g yayang ng didisebsebababkakann pengaruh
pengaruh obat obat ataupun ataupun penyalahgunaan penyalahgunaan obat obat telah telah berkembang berkembang dengan dengan !epat!epat baik
baik dalam dalam kualitas kualitas maupun maupun kuantitasnya. kuantitasnya. "enyelidikan "enyelidikan kasus kasus kriminal kriminal yangyang erat hubunannya dengan penggunaan obat atapun analisis kandungan kimia erat hubunannya dengan penggunaan obat atapun analisis kandungan kimia dal
dalam am obaobat, t, bahbahan an biobiologlogik, ik, sidsidik ik seroserologlogi i maumaupun pun D#$ fingD#$ fingerperprinrint t bagbagii tersangka telah berkembang dengan !epat. Sehingga ilmu Farmasi Forensik tersangka telah berkembang dengan !epat. Sehingga ilmu Farmasi Forensik me
menjnjadadi i ililmu mu yayang ng sasangngat at pepentntining g ununtutuk k memenynyididikik, , memengngaaasasi i dadann menganalisis bahan penyebab terjadinya kasus forensik karena penggunaan menganalisis bahan penyebab terjadinya kasus forensik karena penggunaan obat.
obat. %st
%stilailah h forforensensik ik belbelakaakang ng ini ini serisering ng mammampir pir di di teltelinginga a kitkita a melmelalualuii berbagai
berbagai berita berita kriminal. kriminal. Biasanya Biasanya menyangkut menyangkut penyidikan penyidikan tindak tindak pidanapidana seperti men!ari sebab-sebab kematian korban, dan usaha pen!arian pelaku seperti men!ari sebab-sebab kematian korban, dan usaha pen!arian pelaku kejahatan. Se!ara garis besar yang dimaksud dengan forensik sains adalah kejahatan. Se!ara garis besar yang dimaksud dengan forensik sains adalah apl
aplikaikasi si ataatau u pempemanfanfataatan n ilmilmu u penpengetgetahuahuan an untuntuk uk penpenegaegakan kan hukhukum um dandan peradilan.
peradilan.
Farmasi forensik yang sering terjadi adalah bukti-bukti tersebut se!ara Farmasi forensik yang sering terjadi adalah bukti-bukti tersebut se!ara sirkumstansial dapat membuktikan telah terjadinya tindak pidana dan untuk sirkumstansial dapat membuktikan telah terjadinya tindak pidana dan untuk meng
mengetahui siapa etahui siapa pelakpelaku u dari tindakan tersebut. Diperlukan suatu dari tindakan tersebut. Diperlukan suatu analisanalisisis yang mendalam dengan menggunakan metode tertentu demi pengungkapan yang mendalam dengan menggunakan metode tertentu demi pengungkapan se!a
kesehatan khususnya dokter dan apoteker memiliki peran penting adalam membantu pengungkapan kasus-kasus tersebut. "ada prakteknya diperlukan suatu prinsip kerja yang didasarkan atas sumpah profesi, kode etik dan standar profesi yang berlaku.
'umusan (asalah
1. $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan obat-obat analgetik)
*. $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan obat sedati+a) . $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan insulin)
. $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan obat antimalaria)
&ujuan
$gar mahasisa dapat mengetahui
1. $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan obat-obat analgetik.
*. $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan obat sedati+a. . $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan insulin.
. $pa saja gejala yang ditimbulkan akibat kera!unan obat antimalaria
BAB II PEMBAHASAN
A. Keracunan Obat Analgetik (Aspirin an Paraseta!"l# $. Salisilat % Asa! Asetisalisilat % &'HO)
Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi non steroid $%#S0. (ekanisme kerja adalah menghambat sintesis "rostaglan-din dengan menghambat kerja enim !y!looksigenase pada pusat termoregulator di hipothalamus dan perifer. Salisilat sudah digunakan lebih dari 122 tahun. Salisilat
digunakan
sebagai analgetik, antipiretik, anti inflamasi.
Toksisitas *
Salisilat menyebabkan efek toksik yang ber+ariasi, dari intoksikasi sedang sampai berat. 3ejala intoksikasi salisilat bergantung pada penggunaan akut atau kronik.
Biasanya intoksikasi terjadi pada pemberian dosis besar yang berulang kali. 3ejala-gejala intoksikasi salisilat disebabkan oleh
1. "erangsangan pusat pernafas-an sehingga timbul hiper-+entilasi, respirasi alkalosis, asidosis metabolik dan dehidrasi.
*. &erganggunya proses oksi-dasi fosforilasi intraseluler dan metabolisme glukosa dan asam lemak terganggu.
. "erubahan integritas kapiler yang dapat menyebabkan terjadinya edem otak dan pulmonal
. &erganggunya fungsi platelet dan menyebabkan perpan-jangan aktu protombin.
Dosis :
Pengobatan tunggal rata-rata : 10 mg/KBB.
Dosis lazim harian : 0 - !0 mg/KBB/hari.
&ablet aspirin mengandung *4 542 mg asam salisilat. "ada dosis 142 -*22mg /6BB dapat terjadi %ntoksikasi akut sedang, dan dosis 22-422 mg / 6BB akan menyebabkan intoksikasi berat. %ntoksikasi kronik dapat terjadi pada pemberian dosis lebih dari 122 mg/6BB selama * hari atau lebih.
10 %ntoksikasi akut nausea dan +omitus yang timbul segera setelah termakan, diikuti dengan hiperpnea, tinnitus, ketulian dan letargi. 3ejala %ntoksikasi berat koma , kejang, hipoglikemi, hiper-termi bahkan edema pulmonal, perdarahan pulmonal, $'F, oliguria. 7dema serebral dan pulmonal lebih sering terjadi pada intoksikasi akut. Dapat terjadi kematian akibat kegagalan saraf pusat dan kolaps kardio+askuler.
"#
%ntoksikasi kronik. 6orban umumnya anak ke!il dapat pula deasa muda. Diagnosis sering terleat karena gejala tidak spesifik seperti bingung, dehidrasi dan metabolik asidosis menyeru-pai sepsis, pneumonia dan gastroenteritis. (ortalitas dan morbiditas lebih tinggidaripada intoksikasi
akut. Kera$unan berat dapat timbul pada kadar salisilat %ang lebih
rendah.
Penanganan :
Dekontaminasi
Dekontaminasi tidak di-perlukan pada penderita intoksikasi kronik.
a# &ebelum '& : beri karbon aktif (de)asa : *0-100 g+ anak-anak 1*-0 g /
1g/KBB#, pekak (1* 0 ml# untuk menginduksi muntah, sebagai
terapi a)al pada anak-anak terutama diberikan dalam 0 menit
setelah paparan.
b# '& : beri karbon aktif dan katartik se$ara oral atau dengan
gastric tube/lavage. ika dosis "00-00 mg/KBB dan telah diberi karbon aktif
tidak perlu dilakukan bilas lambung.
6eadaan darurat.
10 "ertahankan jalan nafas dan respirasi, bila perlu oksigen. "emeriksaan gas darah arteri dan 8-ray untuk memantau adanya edema pulmonal.
*0 &angani koma, kejang, edema pulmonal dan hipertermi jika terjadi.
0 &erapi asidosis metabolik dengan infus sodium bikarbonat intra+ena. "emberian infus di stop jika p9 darah : ;,
0 3anti kekurangan !airan dan elektrolit akibat muntah dan hiper+entilasi dengan !airan kristaloid intra+ena. 9ati-hati jangan sampai terjadi edema pulmonal.
40 (onitor penderita asimptomatis minimum dalam 5 jam atau lebih lama terutama jika disebabkan oleh tablet salut enterik atau dosis besar0. "enderita dengan gejala intoksikasi sebaik-nya dimasukkan dalam %<=
Anti"tu! an "bat k+usus
$ntidotum spesifik tidak ada. Dapat diberikan sodium bikarbonat untuk men!egah terjadinya asidemia dan untuk meningkatkan eliminasi melalui ginjal.
2.
Keracunan Obat Parasetamol
(asetaminofen) {N-asetil-p.aminofenol} [C8HNO2!Parasetamol merupakan obat analgesik non narkotik dengan $ara kera
menghambat sintesis prostaglandin terutama di &&P . Parasetamol digunakan
se$ara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan tunggal sebagai
analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat
flu, melalui resep dokter atau %ang diual bebas. Kera$unan parasetamol
terutama menimbulkan nekrosis hati %ang disebabkan oleh metabolitn%a.
Mekanisme toksisitas"ada dosis terapi, salah satu metabolit parasetamol bersifat hepatotoksik, didetoksifikasi oleh glutation membentuk asam merkapturi yang bersifat non toksik dan diekskresikan melalui urin, tetapi pada dosis berlebih produksi metabolit hepatotoksik meningkat mele-bihi kemampuan glutation untuk mendetoksifikasi, se-hingga metabolit tsb bereaksi dengan sel-sel hepar dan timbulah nekrosis sentro-lobuler. >leh karena itu pada penanggulangan kera!unan pa-rasetamol terapi ditujukan untuk menstimulasi sintesa glutation. Dengan proses yang sama parasetamol juga bersifat nefrotoksik.
Dosis Toksik
"arasetamol dosis 12 mg/kg pada anak-anak dan 5 gram pada orang deasa berpotensi hepatotoksik. Dosis g pada anak-anak dan 14 g pada deasa dapat menyebabkan hepatotoksitas berat sehingga terjadi nekrosis sentrolobuler hati. Dosis lebih dari *2 g bersifat fatal. "ada alkoholisme, penderita yang mengkonsumsi obat-obat yang menginduksi enim hati, kerusakan hati lebih berat, hepatotoksik meningkat karena produksi metabolit meningkat.
Gambaran klinis
&tadium (0-" am#
asimptomatis atau gangguan sistim pen$ernaan berupa mual, muntah,
pu$at, berkeringat. Pada anak-anak lebih sering teradi muntah-muntah
tanpa berkeringat.
&tadium ("-3 am#
Peningkatan &245-&2P5. 2eala sistim pen$ernaan menghilang dan
mun$ul ikterus, n%eri perut kanan atas, meningkatn%a bilirubin dan
)aktu protombin. 5eradi pula gangguan faal ginal berupa oliguria,
disuria, hematuria atau proteinuria.
&tadium ( 6" - 7! am #
8erupakan pun$ak gangguan faal hati, mual dan muntah mun$ul
kembali, ikterus dan teradi penurunan kesadaran, ensefalopati
hepatikum
&tadium 9 ( 6- 10 hari#
5eradi proses pen%embuhan, tetapi ika kerusakan hati luas dan progresif
dapat teradi sepsis, Disseminated ntraas$ular ;oagulation (D;# dan
kematian.
Penanganan Dek"nta!inasi
Sebelum 'S Dapat diberikan karbon aktif atau sirup ipekak untuk menginduksi muntah pada anak-anak dengan aktu paparan 2 menit.
'S "emberian karbon aktif, jika terjadi penurunan kesadaran karbon aktif diberikan melalui pipa nasogastrik. ?ika dipilih pemberian metionin sebagai antidotum untuk menstimulasi glutation, karbon aktif tidak boleh diberikan karena akan mengikat dan menghambat metionin.
Anti"tu!
#-asetilsistein merupakan antidotum terpilih untuk kera!unan parasetamol. #-asetil-sistein bekerja mensubstitusi glutation, meningkatkan sintesis glutation dan mening-katkan konjugasi sulfat pada parasetamol. # asetil
sistein sangat efektif bila diberikan segera @-12 jam yaitu sebelum terjadi akumulasi metabolit.
(ethionin per oral, suatu antidotum yang efektif, sangat aman dan murah tetapi absorbsi lebih lambat dibandingkan dengan #-asetilsistein.
"osis - Cara pemberian N-asetilsistein
Bolus 142 mg /6BB dalam *22 ml deAtrose 4 se!ara perlahan selama 14 menit, dilanjutkan 42 mg/6BB dalam 422 ml deAtrose 4 selama jam, kemudian 122 mg/6BB dalam 1222 ml deAtrose melalui %C perlahan selama 15 jam berikut.
>ral atau pipa nasogatrik . Dosis aal 12 mg/ kgBB jam kemudian, diberi dosis pemeliharaan ;2 mg / kg BB setiap jam sebanyak 1; dosis. "emberian se!ara oral dapat menyebabkan mual dan muntah. ?ika muntah dapat diberikan metoklopropamid 52-;2 mg %C pada deasa 0
Larutan # asetil sistein dapat dilarutkan dalam larutan 4 jus atau air dan diberikan sebagai !airan yang dingin. 6eberhasilan terapi bergantung pada terapi dini, sebelum metabolit terakumulasi.
B. Keracunan "bat Seati, $. -"l"ngan Ben"iaepin
BenodiaepinBD0 adalah obat psikoaktif yang struktur kimia intinya adalah perpaduan dari !in!in benena dan !in!in diaepine. >bat yang pertama, !hlordiaepoAide Librium0, ditemukan se!ara tidak sengaja oleh Leo Sternba!h pada tahun 1E44, dan tersedia pada tahun 1E52 oleh 9offmann-La 'o!he, yang juga telah dipasarkan diaepam benodiaepine Calium0 sejak 1E5.
Se!ara umum, benodiaepin aman dan efektif dalam jangka pendek, meskipun gangguan kognitif dan efek paradoks seperti agresi atau perubahan tingkah laku kadang-kadang terjadi. "enggunaan jangka panjang merupakan hal yang kontro+ersial karena kekhaatiran tentang efek psikologis dan fisik yang merugikan, efekti+itas yang menurun dan karena benodiaepin !enderung menyebabkan toleransi, ketergantungan, dan setelah penghentian mendadak dalam penggunaan jangka panjang, menyebabkan sindrom ithdraal. 6arena efek
dalam penghentian penggunaan benodiaepin, pada umumnya mengarah ke peningkatan kesehatan fisik dan mental.>rang tua memiliki risiko efek samping jangka pendek dan jangka panjang yang lebih besar.
Overdosis
%ndeks terapeutik juga dikenal sebagai rasio terapeutik0 adalah perbandingan jumlah agen terapeutik yang menyebabkan efek terapi dengan jumlah yang menyebabkan kematian pada hean per!obaan0 atau toksisitas dalam studi manusia0. Se!ara kuantitatif, itu adalah rasio yang diberikan dengan dosis yang mematikan atau bera!un dibagi dengan dosis terapi. Benodiaepin memiliki indeks terapeutik yang tinggi, membuat obat ini aman digunakan. #amun tidak menutup kemungkinan terjadi o+erdosis jika digunakan bersamaan
dengan obat lainnya seperti opiod.
>+erdosis benodiaepin oral, jarang menyebabkan morbiditas yang signifikan misalnya, pneumonia aspirasi, rhabdomiolisis0 atau kematian. Dalam o+erdosis !ampuran, mereka dapat memperkuat efek alkohol atau obat penenang hipnotik lainnya. "emberian benodiaepin akut se!ara intra+ena dikaitkan dengan derajat yang lebih besar pada depresi pernafasan.
"asien yang menerima pemberian benodiaepin parenteral berkepanjangan beresiko untuk kera!unan propilen glikol pengen!er yang digunakan dalam formulasi parenteral diaepam dan loraepam0. (eskipun jarang, hal ini dapat menyebabkan hipotensi, detak jantung tak beraturan, asidosis laktat, kejang, atau koma.
Gejala Klinis
"ada anamnesis riayat sebelumnya harus men!akup aktu, dosis,dan apakah o+erdosis itu disengaja atau tidak disengaja. 9al ini juga penting untuk menentukan durasi penggunaan benodiaepin.
3ejala o+erdosis benodiaepin meliputi a0"using
b06ebingungan !06antuk
d0"englihatan menjadi kabur e0'espon yang lambat
g0$gitasi Penanganan
Dek"nta!inasi
"eraatan pra-rumah sakit bagi pasien yang o+erdosis benodiaepin meliputi
"emantauan jantung
Supplemen oksigen dan bantuan napas %ntra+ena %C0 akses
"enentuan glukosa seaktu dan pemberian D42 jika perlu.
#alokson dapat diberikan pada dosis yang sangat rendah 2,24 mg dengan peningkatan bertahap jika diperlukan0, jika diagnosis tidak jelas dan diduga mengkonsumsi bersamaan dengan opioid misalnya, jika pasien memiliki depresi pernafasan parah0.
Sebuah peringatan penting adalah baha meskipun pemberian 2, mg nalokson akan membalikkan depresi pernafasan pada kebanyakan pasien dengan o+erdosis opioid, ini juga akan menyebabkan gejala withdrawal yang parah mual, muntah0 pada mereka yang tergantung opioid. 9al ini dapat mengakibatkan aspirasi isi lambung pada pasien yang tidak mampu untuk melindungi jalan nafas mereka karena sedasi dari benodiaepin tersebut.
Seperti halnya o+erdosis lainnya, langkah pertama adalah penilaian status jalan pernapasan, pernapasan, sirkulasi, dan ini harus ditangani dengan !epat sesuai kebutuhan. Dalam setiap pasien dengan perubahan status mental, tingkat glukosa darah harus segera diperiksa. Landasan pengobatan o+erdosis benodiaepin adalah peraatan dan pemantauan suportif yang baik.
Flumaenil adalah antagonis reseptor kompetitif benodiaepin yang dapat digunakan sebagai penangkal untuk o+erdosis benodiaepine. "enggunaannya, bagaimanapun, adalah kontro+ersial karena memiliki banyak kontraindikasi. >bat ini kontraindikasi pada pasien yang berada dalam penggunaan benodiaepin jangka panjang, mereka yang telah menelan at yang menurunkan ambang kejang, atau pada pasien yang memiliki takikardia, kompleks 'S yang melebar pada 763, tanda-tanda antikolinergik, atau riayat kejang. 6arena kontraindikasi ini dan kemungkinan itu menyebabkan efek samping berat termasuk kejang, efek yang merugikan pada jantung, dan kematian, di sebagian besar kasus tidak ada
indikasi untuk penggunaan flumaenil dalam pengelolaan o+erdosis benodiaepin karena risiko pada umumnya lebih besar daripada manfaat.
&. Keracunan Obat Insulin
%nsulin adalah hormon peptida yang disekresikan oleh sel G pulau Langerhans pankreas yang mempertahankan kadar glukosa darah normal Hil!oA 3. *2240. %nsulin merupakan komponen penting dari pengobatan Diabetes (ellitus tipe 1 dan sangat diperlukan untuk men!apai kontrol glikemik yang baik untuk pasien Diabetes (ellitus tipe * #o+ak B. and (etelko . *220. "emberian insulin yang berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemi dan dapat terjadi se!ara Ike!elakaanJ ataupun digunakan sebagai senjata untuk membunuh atau bunuh diri (arks C. *2240.
>+erdosis insulin bisa terjadi pada diabetesi pengguna insulin yang sebagian besar disebabkan karena faktor lupa. Bahaya o+erdosis insulin mengarah kepada hipoglikemik ringan hingga berat, bahkan pasien bisa mengalami kematian.
9ipoglikemik terjadi akibat gula darah yang turun se!ara ekstrem akibat suntikan insulin yang melebihi aturan. #amun dengan !ara untuk penanganan o+erdosis insulin yang !epat dan tepat, gejala dan bahaya o+erdosis insulin bisa diatasi.
Dalam mengelola dan meraat, diabetesi juga butuh glukosa sebagai bahan bakar. &anpa glukosa, ibarat mobil tak ada bensin. =ntuk merubah glukosa menjadi bahan bakar, dibutuhkan insulin dalam jumlah yang tepat dan perlu aktu se!ara alami untuk mengkon+ertnya. $kan tetapi, jika ukuran dosis insulin berlebihan, tentu saja berakibat fatal. Berikut adalah beberapa bahaya yang disebabkan o+erdosis insulin
10 9ipoglikemia.
>+erdosis insulin dalam aliran darah menyebabkan sel-sel dalam tubuh $nda menyerap lebih banyak glukosa dari darah $nda. 9ati juga menghasilkan glukosa, namun dalam jumlah yang terbatas. ?ika kadar glukosa anda lebih rendah dari ;2 mg / dl maka anda akan mengalami hipoglikemik.
9ipoglikemik adalah bahaya paling umum terjadi yang berkaitan dengan insulin, orang menyebut sebagai reaksi insulin. ?ika dosis insulin $nda terlalu tinggi atau disuntikkan dengan !ara salah insulin diserap lebih !epat 0, maka akan menyebabkan gula darah rendah sehingga dapat mengganggu fungsi otak.
&anda dan gejala hipoglikemia akibat o+erdosis insulin antara lain seperti pandangan kabur, pusing, ngantuk, lelah, lapar, pikiran ka!au, mudah marah, mual, gagap, pu!at, berkeringat dingin, lemah, letih dan loyo. ?ika kondisi ini dibiarkan dan tidak segera dilakukan penanganan maka bahaya akan meningkat menjadi insulin sho!k.
*0 %nsulin Sho!k.
%nsulin sho!k atau kejutan diabetes terjadi akibat hipoglikemik yang parah. %nsulin sho!k ditandai dengan gejala-gejala seperti pikiran ka!au, ketidaksadaran hingga pingsan, kejang-kejang, bahkan hingga kematian.
0 6ematian.
(enurut banyak penelitian, kematian akibat o+erdosis insulin disebabkan faktor kesengajaan. Faktor ini biasanya timbul akibat pasien mengalami gangguan mental seperti setress dan depresi berat sehingga dia men!oba usaha bunuh diri dengan menyuntikkan insulin dalam jumlah banyak.
Pen/ebab "0er"sis insulin
>+erdosis insulin dapat terjadi disebabkan sejumlah alasan. Beberapa alasan umum ter!antum di baah ini
1. Salah hitung kandungan karbohidrat makanan yang dimakan sehingga pasien diabetes merasakan gejala hiperglikemik dan kemudian menyuntikkan insulin dalam jumlah banyak.
*. 6eliru saat menyuntikkan insulin tanpa memba!a tulisan di kemasan, misalnya menggunakan dosis insulin makan malam di
saat sarapan pagi, menyuntikkan insulin reaksi !epat padahal ia butuh insulin reaksi panjang.
. Salah ba!a nomor ukuran pada spuit atau pena insulin.
. (enyuntikkan insulin * kali dalam 1 aktu, biasanya ini akibat faktor lupa.
4. (eniru dosis insulin diabetesi lain tanpa mempertimbangkan ke dokter.
5. Faktor kesengajaan dan ingin mengakhiri hidupnya. Penanganan "0er"sis insulin.
"enanganan o+erdosis insulin dilakukan dengan !epat dan tepat dengan memperhatikan gejala-gejala dan tanda-tanda yang mun!ul. Diabetesi pengguna insulin harus bisa mengkalkulasi karbohidrat dan memonitor gula darah mereka untuk menghindari berbagai resiko akibat komplikasi.Berikut adalah tips dan trik untuk penanganan !epat ketika $nda atau teman anda mengalami o+erdosis insulin
1. "engobatan hipoglikemik ringan
?ika anda mendapatkan gejala-gejala o+erdosis insulin dan mendapatkan hipoglikemik, segera lakukan beberapa hal dibaah ini
K "eriksa gula darah $nda.
K (akan atau minum sesuatu yang mengandung glukosa yang mudah diserap seperti soda biasa atau jus buah manis, atau makan tablet glukosa
K Luruskan kaki anda, dan istirahatlah
K "eriksa kembali tingkat gula darajh anda setelah 14 atau *2 menit. ?ika masih rendah dibaah ;2 mg/dl, ambil makanan lain seperti gula pasir sebanyak 12 sampai 14 gram. ?ika tidak ada gula, tambahkan !amilan atau makanan manis apapun.
K ?ika kadar gula $nda tetap rendah setelah 1.4 jam, !ari bantuan medis terdekat. *. "enanganan insulin sho!k
Sebaiknya, $nda memberitahu kepada teman baha anda memiliki diabetes melitus 1 atau * dimana disuatu saat $nda akan mengalami hipoglikemik yang berpotensi bisa hilang kesadaran. Beritahu teman anda tentang gejala-gejala yang mun!ul agar mereka bisa melakukan pengobatan untuk menolong jia anda. Beritahu juga teman baha anda mempunyai persediaan bekal yang anda simpan di dalam tas seperti tablet glukosa, suntikan, insulin, glukagon, serta peralatan lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka penanganan insulin sho!k akibat o+erdosis
10 =kur gula darah
*0 6onsumsi tablet glukosa atau sirup, atau makanan apapun yang mengandung glukosa mudah diserap.
0 ?ika pasien dalam keadaan tidak sadar, segera suntikkan glukagon dengan dosis tertentu. 3lukagon adalah laan dari insulin. ?angan memberikan makanan pada orang yang tidak sadar.
0 ?ika tak ada glukagon, segera baa pasien ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan dini.
D. Keracunan Oba Malaria Kl"r"kuin
6lorokuin adalah -aminokuinolin yang digunakan untuk mengobati dan men!egah malaria. 6lorokuin merupakan skiontosida darah yang sangat efektif terhadap stadium eritrositik keempat spesies plasmodium yang masih sensitif terhadap klorokuin. 6lorokuin mempunyai margin keamanan yang rendah dan sangat berbahaya jika o+erdosis. 6lorokuin dosis besar digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dari pada untuk malaria. Se!ara umum
klorokuin mudah ditolelir. 6lorokuin mempunyai rasa yang tidak enak dan dapat menimbulkan pruritus yang dapat yang dapat berakibat parah pada orang kulit hitam.penggunaan kronik 4 tahun terus menerus untuk profilaksis dapat berakibat kerusakan mata seperti keratopati dan retinopati, berkurangnya pendengaran dan rambut rontok. >+erdosis akut sangat berbahaya dan kematian dapat terjadi dalam aktu beberapa jam.
Keracunan Akut
Sering terjadi pada anak-anak karena ke!elakaan tertelan0. 3ejala yang menonjol adalah mual, muntah, diare, ngantuk, sakit kepala, pusing, fotoforbia, dipopia, lemah, kejang, napas pendek serta dangkal, kelumpuhan pernapasan, +asodilatasi, hipotensi, blokade atrio+entrikuler, kelumpuhan jantung. "ada kera!unan oral, kematian dapat terjadi dalam 1 jam, sedangkan parenteral lebih !epat. &idak ada indotum terhadap klorokuin.
&ara Pencega+an Keracunan Obat
6era!unan obat-obatan bisa karena kesalahan pada dosis pemberian atau !ara penggunaan yang tidak benar sehingga menyebabkan kera!unan obat.
Pe!eriksaan Lab"rat"riu! Keracuanan Obat
"enelitian menunjukan baha kera!unan merupakan kolaborasi antara patologis dan toksikologis.$utopsi mengefaluasi ada tidaknya trauma atau penyakit yang mendasari. Laboratorium toksikologi menunjukan hasil yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang diartikan dengan menyediakan dosis terapetik toksik dan +atal dapa berbagai !airan tubuhdan jaringan seaktu post-ingetion , metabolisme dan lainya. 6emudian patologis menghubungkan informasi tersebut dengan temuan aktu autoksi masalah timbul ketika informasi tentang obat terutama bila kadar toksiknya rendah 0 tidak lengkap dalam hal kadar toksik dalam darah dan jaringan karena paruh aktu post-ingesti menyebabkan kadar letal sama dengan dosis terapetik atau bahkan lebih rendah. 6adar letak obat yang dikumpulkan dari berbagai
sumber,perkiraan rage sering lebar dan maalah berkisar antara dosis yang tidak pasti , kadar post-ingesti , dan fariasi biologis indi+idu yang luas menyebabkan tidak mungkin untuk membentuk dosis yang tepat antara terapi, toksik dan fatal. Bila mungkin, analisis toksikologi diperlukan untuk setiap kasus, namun bila tidak bisa, data san marerial yang selalu diperbaruhi oleh forensik dan toksikologi dapat membantu.
BAB III PENU1UP
Kesi!pulan
6era!unan merupakan masuknya at yang mengandung ra!un kedalam tubuh baik melalui saluran pe!ernaan, saluran pernafan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan timbul gejala klinis.
6era!unan obat adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya kesalahan dalam penggunaan obat. Baik dosis yang berlebihan, maupun kesalahan dalam mengombinasikan obat .
Daftar "ustaka
$nonim. *214. BAB II Keracunan Benzidiazepin. Diakses di http//.1E21@15EB$B-%%-6era!unan-Benodiaepin.!om
$nonim. *21*. MALARIA Diakses di http//.edukia.org
Diakses pada tanggal 5 ?anuari *215, di
https//diabeti!s1.!om/*215/21/o+erdosis-insulin.html>+erdosis%nsulin Darsono Lu!iana. *21. Diagnosis dan Terapi Intosiasi !alisilat dan
Paraseta"ol. Bandung =6(
6im Susan. 1EE. !alic#lates. Dalam "oisoning M Drug >+erdose. >lson 6 ', 7ds0.