• Tidak ada hasil yang ditemukan

N. Abdullah*. W.H. Sisworo*, Suwandi*, Ruchyana*, Hadiwahyono*, dan Hamissa**

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "N. Abdullah*. W.H. Sisworo*, Suwandi*, Ruchyana*, Hadiwahyono*, dan Hamissa**"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUHJEN~,TAKARAN.WAKTU,DANCARAPEMBEmAN

PUPUK NITROGEN

TERHADAP

HASIL DAN SERAP AN N-PUPUK

OLEH TANAMAN PADI

***

N. Abdullah*. W.H. Sisworo*, Suwandi*, Ruchyana*, Hadiwahyono*,

dan Hamissa**

ABSTRAK - ABSTRACT

PENGARUH JENIS. TAKARAN. WAKTU,DAN CARA PEMBERIAN PUPUK NITRO-GEN TERHADAP HASIL DAN SERAPAN N-PUPUK OLEH TANAMAN PADI. Percobaan pemupukan nitrogen pada tanaman padi Atornita 2 dengan jenis pupuk, takaran, waktu, dan cara pemberian telah dilakukan dalam MH 1984/85 di Kebun Percobaan Pusakanegara, BPTP Sukamandi. Pupuk urea berupa pril, briket, dan dibungkus dengan kertas tissu, serta pupuk ZA diuji dengan takaran 60 kg N/ha yang diberikan sebagai takaran tunggal, takaran terpisah-dua, dan terpisah-tiga. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pupuk urea briket memberikan hasilgabah yang:tertinggi yakni mencapai 6893 kg/ha, memberikan nilai tambah hasil 30,9 kg gabah/kg. hara; N, clan keefisienan penggunaan N-pupuk tertinggi, yaitu 41, 11 persen. Takaran 60 kg N/ha lainnya, apakah itu diberikan secara tunggal, terpisah-<lua, atau terpisah-tiga tidak memberikan hasil yang lebih tinggi. Pupuk ZA dan pupuk urea pril dalam tissu menghasilkan nilai tambah hasil yang sama, yaitu 28 kg gabah/kg hara N. Pupuk ZA menghasilkan angka keefisienan yang sedikit lebih tinggi daripada pupuk urea pril dalam tissu. Tampaknya Takaran 60 kg N/ha pupuk urea dalam bentuk briket lebih efisien daripada takaran yang lebih tinggi yang direkomenda'li, yaitu

90·-120

kgN/ha.

EFFICIENCY OF FERTILIZER N APPLIED TO RICE AS AFFECTED BY SOURCE, RATE, TIMING, AND METHOD OF APPLICATION. An experiment to study the efficiency of fertilizer N applied to Atomita 2 rice variety as affected by source, rate, timing, and method of application was carried out at Pusakanegara Experimental Station of Sukamandi Research Institute for Food Crops. Prilled urea, briqutted urea, prilled urea in paper tissue,and ammo-nium sulphate at a rate of 60 kg N/ha was applied as a single dose, two-splits, and· three-splits. Results obtained showed that briquetted urea gave the highest yield of grain (6893 kg/ha). a net yield return of 30,9 kg grain1kg N, and 41.11 percent of fertilizer use efficiency among all treatments with the same rate of fertilizer. Ammonium sulphate 'and priIled urea in paper tissue produced an equal net yield return of 28 kg grain/kg N. The rate of N utilization by crops produced by ammonium sulphate was slightly'·higher tbanlthat· of prilled urea in tissue. It seems that 60 kg N/ha applied as briquetted urea':produced'the highest efficiency in terms of net yield restum as wdlas. the rate of'fertilizer use~efficiencycompared to the recommended dose of 90 - 120 kg N/ha •.

*

** Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN

(2)

PENDAHULUAN

Pemupukan nitrogen dengan takaran terpisah mempunyai arti yang penting pada tanah yang mempunyai tekstur laju perkolasi yang tinggi, pada varietas padi yang mudah rebah, atau pada tanah yang tidak terus-menerus digenangi (1). Namun pemberian pupuk nitrogen dengan takaran terpisah, dua atau tiga kali dari segi ekonorni tidak banyak memberikan keuntungan (2).

Meskipun terdapat berbagai pendapat mengenai cara pemberian pupuk nitrogen, namun dalam praktek sudah umum digunakan takaran pupuk secara terpisah, yaitu disebar di permukaan tanah pada pemberian awal dan diiku ti dengan pemberian topdressing sebagai pemberian pupuk susulan. Pemberian pupuk N secara terpisah dapat mengurangi kehilangan N, sehingga tanaman mempunyai peluang yang lebih banyak dan berkesinambungan dalam penyerapanhara N. Pemberian pupuk nitrogen era t hubungannya dengan stadia pertumbuhan tanaman, seperti stadia anakan aktif, anakan maksimal, awal primordia, dan stadia pertumbuhan yang lebih lanjut. Varietas padi unggul yang umumnya berumur genjah (120 - 130 hari) menyerap hara N secara cepat dan tetap dari stadia anakan maksimal sampai keluarnya primordia (3).

Cara penempatan pupuk, jenis, takaran, dan waktu pemberian pupuk yang tepat ikut menentukan tingkat keeflsienan penggunaannya oleh tanaman.

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pengaruh jenis pupuk nitrogen, takar-an, waktu, dan cara pemberian pupuk nitrogen dibandingkan dengan takaran pupuk rekomendasi yang terendah. Takaran rekomendasi pupuk nitrogen ialah 90 - 120 kg N/ha, bergantung kepada varietas padi yang dipakai dan kondisi setempat (3).

BAHAN DAN METODE

Percobaan ini dilaksanakan dalam MH 1984/85 di tanah aluvial kelabu Kebun Percobaan Pusakanegara, BPTP Sukamandi.

Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan acak kelom-pok memakai 13 perlakuan pemupukan dengan 4 kali ulangan.

Pupuk nitrogen yang diuji dalam percobaan ini dibedakan dalam jenisnya, takaran, waktu, dan cara pemberian. Jenis pupuk yang diuji berupa urea pril, urea briket, urea yang dibungkus dengan tissu, dan pupuk ZA yang diuji ialah 60 kg N/ha dengan cara pemberian yang berbeda-beda, yaitu takaran tunggal pada waktu tanam yang disebar dan diinjak-injak, yang disebar di permukaan tanah, di an tara 4 rumpun tanaman, tunggal pada waktu 1 minggu sebelum awal primordia, secara terpisah-tiga, dan terpisah-dua. Takaran pupuk rekomenasi dipakai 90 dan 120 kg N/ha dengan pemberian secara terpisah-tiga pada waktu tanam, 21, dan 42 hari setelah tanam. Cara seperti yang direkomendasikan di dalam praktek diuji pula untuk takaran yang lebih rendah, yaitu 30 dan 60 kg N/ha. Pupuk nitrogen yang dipakai ialah urea bertanda 2,3 dan 4,6 persen atom 15N dan pupuk ZA bertanda 4,6 persen.

Petak perlakuan berukuran 4,0 x 1,5 m2 terdiri dari sub-petak perlakuan 15N dengan ukuran 1,5 x 1,5 m 2, dan sisanya sebagai sub-petak untuk penetapan hasil. 304

(3)

Berbeda dengan eara pemberian pupuk 15N dalam pereobaan terdahulu (4), pereo-baan ini hanya menggunakan satu SU? petak perlakuan 15N, meskipun pupuk 15N

yang diberikan berupa takaran terpisah-tiga atau terpisah-dua. Untuk membanding-kan hasil serapan N-pupuk pada takaran terpisah-tiga dengan satu sub-petak perlakuan 15N disertakan pula dalam pereobaan ini tiga perlakuan lain masing-masing perlakuan yang menerima satu kali pemberian pupuk porsi 15N dan dua kali pemberian lainnya berupa pupuk urea biasa, sebagai berikut :

15N + N + N

N + 15 N + N N + N + 15 N

.

Pupuk TSP dan pupuk KCI diberikan sebagai pupuk dasar pada waktu tanam dengan takaran 45 kg P205 dan 45 kg K20/ha.

Varietas padi yang diuji ialah Atomita 2 yang berasa 1 dari Kebun Pereobaan Pusakanegara, BPTP Sukamandi, tiap rumpun ditanami dengan 2 - 3 bib it berumur 21 hari denganjarak 25 x 25 em2.

Parameter yang diamati, hasil, komponen hasil, kandungan N-total, N-pupuk, N-tanah, dan keefisienan penggunaan N-pupuk oleh tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis tanah lokasi pereobaan adalah aluvial kelabu yang mempunyai pH 5,45; N-total 0,099% (0 - 20 em); 0,063% (20 - 40 em); 0,75 mg Pig (0 - 20 em); dan 17,33 ppm K (20 -40 em).

Basil Gabah, Nilai Tambah Basil, dan Keefisienan Penggunaan N-Pupuk. Tabel 1 menyajikan hasil gabah (kadar air 14%), nilai tambah hasil (kg gabahjkg N), dan keefisienan pemupukan N (% ).

Hasil gabah tertinggi antar takaran 60 kg N/ha dihasilkan pupuk urea briket, yaitu 6893 kg/ha, namun hasil gabah antar takaran 60 kg N/ha sesamanya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil gabah takaran 90 kg N/ha tidak berbeda nyata dengan rata-rata hasil takaran 60 kg N/ha, yaitu 6575 kg/ha. Begitu pula hasil gabah takaran 120 kg N/ha yang meneapai 7756 kg/ha juga tidak menunjuk-kan perbedaan yang nyata dengan rata-rata hasil gabah takaran 60 kg N/ha. Bila dibandingkan antar eara 'pemberian pupuk di dalam praktek dewasa ini, yaitu seeara terpisah-tiga untuk takaran 30, 60, 90, dan 120 kg N/ha, ternya ta hasil gabah dari takaran 30, 60, dan 90 kg N/ha tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil gabah dari takaran 120 kg N/ha menunjukkan kelebihan hasil· yang sangat nyata terhadap hasil gabah takaran 30 kg N/ha, tetapi tidak nyata terhadap rata-rata hasil takaran 60 kg N/ha. Nilai tambah hasil yang tertinggi dihasilkan takaran 60 kg N/ha dalam bentuk urea briket, yaitu 30,9 kg gabah/kg hara N. Urea pril yang diberikan seeara sebar dan diinjak-injak pada waktu tanam mampu menghasilkan nilai tambah sebesar 29,5 kg gabah/kg hara N, dan takaran 30 kg N/ha dengan terpisah-tiga menurut yang umum dipraktekkan dewasa ini dapat menghasilkan nilai tambah

(4)

Tabell. Hasil gabah, nilai tambah hasD, dan keetisienan penggunaan N-pupuk

Pemberian pupuk 15N Gabah Keefisienan

Sandi

wr

3 lAPAPHasilNilai MST tambah .... kg N/ha ... kg/kg N ..

..

,(%)...

.. kg/ha .. A. 0

--

-

5039 B. 10 10

-

10 5913 29,123,80 C. 20 20

-

20 6304 21,114,02 D. 30 30

-

30 7070 22,633,10 E. 4040

-

40 7756 22,641,67 F. 60BI

--

-

6808 29,523,40 G. 60B

--

6388

-22,517,61 H. 60T

--

6708

-27,826,25

I.

-30 306252

-

20,221,86

K.

20 20 206585

-

25,820,77

L.

20Z 20Z

-

20Z 6722 28,027,27 M. 60Br

--

-

6893 30,941,11 N.

-606511

-24,525,02

KK

(%)

33,72 15,19 7,94 BNJ 0,05 20,93992 1292 0,01 1513 24,8311,76

-

WT = waktU tanam MST

•• rninggu setdah tanam lAP

•• 1 rninggu sebdum AP AP

•• awal primordia BI

•• disebar dan diinjak-injak B

•• disebar di permukaan tanah T

•• dibungkus dalam tiIIu Z

•• pupuk ZA Br

= urea briket

(5)

sebesar 29,1 kg gabah/kg hara N. Tarnpaknya pupuk ZA dan pupuk urea pril dalarn kertas tissu sarna-sarna efisien dan rnenghasilkan nilai tarnbah sebesar 28 kg gabah/ kg hara N.

Keefisienan penggunaan N-pupuk oleh tanarnan rnencapai sekitar 14 - 41 %. Angka tertinggi dihasilkan takaran 60 kg N/ha dalarn bentuk urea briket. Angka keefisienan yang sedikit lebih tinggi daripada angka ini dihasilkan oleh takaran

120 kg N/ha, akan tetapi takaran ini tidak rnenghasilkan nilai tarnbah hasil yang rnelebihi nilai tarnbah hasil urea briket (22,6 kg gabah/kg N).

Dari hasil yang diuraikan di atas rnenunjukkan, bahwa hasil rata-rata takaran 60 kg N/ha, yaitu 6575 kg/ha, rnernberikan kelebihan hasil yang berbeda sangat nyata terhadap hasil kontrol (5039 kg/ha). Hasil ini sejalan dengan penernuan terdahulu yang rnengernukakan, bahwa varietas-varietas unggul rnenunjukkan kenaikan hasil nyata sarnpai tingkat 60 kg N atau lebih (3). Hasil ini juga sejalan dengan hasil yang diternukan oleh PARTOHARDJONO ~~. (5), bahwa efisiensi N yang diukur dari kenaikan hasil gabah tiap kg pupuk N yang diberikan pada takaran 90 kg N/ha pupuk urea, urea briket lebih tinggi daripada surnber pupuk lain pada urnurnnya.

Mernbandingkan angka keefisienan antara takaran (20 + 20 + 20) kg N/ha berupa urea pril yang diberikan dalarn sub-petak 15N yang sarna dan pernberian dalarn tiga sub-petak yang berbeda, ternyata eara yang kedua rnenghasilkan angka keefisienan yang lebih besar (28, 94% lawan 23,01%).

Serapan N-Total dalam Galxlh, Jerami, dan Tanaman. Tabel 2 rnenyajikan serapan N-total dalarn gabah, jerami, dan tanarnan. N-total gabah, jerami, dan tanaman pada umurnnya bertamb~h tinggi dengan rneningkatnya takaran pupuk N. N-total rata-rata dalarn gabah, jerami, dan tanarnan berturut-turut rnencapai 64,53, 21,43, dan 85,96 kg N/ha yang berbeda nyata terhadap N-total gabah tanarnan kontrol, tetapi perbedaan N-total jerarni tidak nyata. Meskipun N-total gabah perlakuan pupuk urea briket rnenunjukkan angka tertinggi antar N-tota1 gabah taka ran 60 kg N/ha, akan tetapi tidak rnenunjukkan perbedaan yang nyata terhadap N-total rnasing-rnasing takaran. Terhadap N-total gabah tanarnan kontrol rnernperlihatkan perbedaan yang sangat nyata. N-total jerami takaran 60 kg N/ha tidak berbeda nyata terhadap N-total jerami tanarnan kontrol.

Serapan N-Pupuk da/am Gabah. Jerami. dan Tanmnan. Tabel 3 rnenyajikan serapan N-pupuk dalarn gabah, jerami, dan tanarnan. Takaran pupuk N yang rnakin tinggi dengan eara pernberian yang sarna rnendorong tanarnan untuk rnenyerap N-pupuk yang lebih banyak di dalarn gabah, jerami, rnaupun dalarn tanarnan. Bentuk pupuk, waktu pernberian, dan eara penernpatan yang berbeda-beda dengan takaran yang sarna rnenghasilkan N-pupuk dalarn gabah,jerami, dan tanarnan yang bervariasi. N-Pupuk yang tertinggi terlihat pada perlakuan rnernakai pupuk urea briket, yaitu 20,219 kg N/ha dalarn gabah, 7,410 kg N/ha dalarnjerami, dan 27,629 kg N/ha dalarn tanarnan. Rata-rata N-pupuk dalarn gabah, jerami, dan tanarnan berturut-turut 12,24,4,84, dan 17,07 kg N/ha. Serapan N-pupuk yang terendah terlihat pada perlakuan dengan urea pril yang disebar di perrnukaan tanah, yaitu 8,294 kg N/ha dalarn gabah, 3,374 kg N/ha dalarn jerami dengan takaran pupuk terpisah-tiga (20 +20+20) kg N/ha pada waktu tanarn (WI), 21 hari setelah tanarn

(6)

(21 H51), dan 7 hari sebelum primordia (7HPI), dan 12,082 kg N/ha dalam tanaman dengan urea pril yang diberikan secara sebar di permukaan tanah pada wl\ktu tanam.

Ser~n N-pupuk dalam gabah yang berasal dari pupuk ZA sedikit di bawah N-~tpuk berasal dari urea briket, akan tetapi dalam jerami menduduki tempat keenam di bawah N-pupuk jerami asal pupuk urea briket. N-pupuk dalam tanam-an berasal dari pupuk ZA menduduki tempat kedua setelah urea briket.

Serapan N-Tanah

dIIlam Gabah, Jerami, don Tanaman.

Serapan N-tanah dalam gabah, jerami, dan tanaman umumnya lebih banyak dalam tanaman yang dibep pupuk N dibanding tanaman yang tidak diberi pupuk N. Penemuan ini sejalan dengan penemuan terdahulu yang dilaporkan (6, 7, 8). Rata-rata N-tanah dalam gabah, jerami, dan tanaman dari takaran 60 kg N/ha mencapai 52,30, 19,58, dan 71,88 kg N/ha. Sekitar 70 - 85 persen dari kebutuhan N tanaman disuplai oleh tanah bila takaran pupuk yang diberikan itu sebesar 60 kg N/ha. 1akaran pupuk N yang lebih banyak dengan cara penempatan dan waktu pemberian pupuk yang sarna mengurangi ketergantungan tanaman kepada suplai N dari pool N -tanah. Suplai N-tanah pada takaran 30, 60, 90, dan 120 kg N/ha berturut-turut 88,81,70, dan

58%.

(7)

Tabd 2. Serapan N-total dalam gabah. jerami. dan tanaman

Serapan N-total Perlakuan

I

I

Gabah Tanaman

I

Jerami . . . kg N/ha .... ... kg N/ha ... A. 0 63,9717,9945,98 B. 10+ 10+ 10 21,8178,98 57,17 C. 20+ 20+ 20 24,7785,27 60,50 D. 30+ 30+ 30 75,80 25,78 101,58 E. 40 + 40 + 40 113,1 729,88 83,29 F. 60BI 23,9591,71 67,86 G. 60B 60,56 22,59 83,15 H. 60r 66,41 26,42 92,83 1. 30 + 30 84,1522,34 61,81 K. 20 + 20 + 20 62,22 22,81 85,03

L.

20Z + 20Z + 20Z 65,58 23,35 88,93 M. 60Br 71,48 26,65 98,13 N. 60 64,33 26,94 91,27 KK

(%)

8,0318,228,87 BNJ 0,05 12,97 11,01 19,72 0,Ql 15,18 12,8823,24

BI= disebar dan diinjak-injak

B = disebar di pennukaan tanah TZBr=== urea briketdibungkw dalam tissupupuk ZA

(8)

Tabd 3. Serapan N-pupuk dalam gabah, jerarni, dan tanaman

Serapan N-pupuk Perlakuan

I

I

I

Gabah TanamanJerami

... kg N/ha .... . . . kg N/ha ... A. 0 B. 10+ 10+ 10 3,1649,353 6,189 C. 20 + 20 + 20 15,99 14,44811,543 D. 30+ 30+ 30 22,361 8,256 30,617 E. 40 + 40 + 40 47,50612,4743 5 ,032 F. 60BI 15,9464,770 11,176 G. 60B 8,294 3,788 12,082 H. 6G-r 12,748 5,000 17,748 I. 30 + 30 14,7153,99810,717 K. 20 + 20 + 20 10,435 3,374 13,809

L.

20Z + 20Z+ 20Z18,1044,31013,794 M. 60Br 20,219 7,410 27 ,629 N. 60 11,112 6,500 17,61 2 K.K (% ) 16,84 29,8814,85 BNJ 0,05 5,91 4,137,34 0,01 7,03 4,928,73

BI= ,lisc:bar dan diinjak-injak

B = disebu di permukaan tanah TZ •• pupuk ZA= dibungkus dalam iiPu Br= urea briket

(9)

Tabd 4. Serapan N-tanah dalam gabah,jerami, dan tanaman

Serapan N-tanah Perlakuan

Gabah Jerami Tanaman

. . . kg N/ha ....

A.

0

B.

10+-10+10

C.

20+ 20+ 20

D. 30+ 30+ 30

E. 40+ 40+ 40

F.

6081

G. 608

H. 60-[

I.

30 + 30

K. 20 + 20 + 20

L.

20Z + 20Z + 20Z

M. 608r

N. 60

45,985

50,981

48,960

53,444

48,258

56,689

52,268

53,662

51,095

51,787

51,788

51,263

53,223

... kg N/ha .

17,992

63,977

18,649

69,630

20,326

69,286

17,523

70,968

17,406

65,664

19,185

75,874

18,806

71,075

21,417

75,079

18,339

69,435

19,4~8

71,225

19,037

70,826

19,245

68,408

20,442

73,665

KK (%)

BNJ 0,05

0,01

9,91

12,73

15,00

19,56

9,30

10,96

10,39

18,25

21,51

BI·

clinbu dan diinjak·injak B • clisebar di pennukaan tanah T • ,Jibungkua da1am tiau Z • pupuk ZA

(10)

KESIMPULAN

neberapa keslmpulan yang dapat dkmbil clan hasil percobaan, ialah :

1. Takaran pupuk 60 kg N/ha dalam bentuk urea briket adalah yang paling eftsien dalam arti hasil gabah, nilai tambah hasil, dan keeftsienan penggunaan N-pupuk yang tertinggi dibanding bentuk pupuk urea lain dan pupuk ZA dengan waktu dan cara pemberian pupuk yang berbeda-beda.

2. Angka keeftsienan penggunaan N-pupuk oleh tanaman mencapai 41,11 %, dengan nilai tambah hasil sebesar 30,9 kg gabah/kg hara N, dan hasil gabah yang mencapai 6893 kg/ha.

3. Takaran 60 kg N/ha pupuk ZA dan pupuk urea pril dalam tissu ternyata mem-berikan keeflsienan yang sarna, dalam arti hasil gabah yang hampir sarna (6722 dan 6708 kg/ha), nilai tambah yang sarna (28,0 dan 27.8 kg gabah/kg N), dan keeftsienan yang sedikit berbeda (27,27 dan 26,25%).

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Kepala Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) - BATAN yang telah membiayai penelitian ini. Begitu pula terima kasih ke~ada Proyek UNDP INS/78/074 BATAN yang telah memberikan bantuan isotop 1 N berupa pupuk urea bertanda. Juga terima kasih yang sarna ditujukan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga percobaan ini dapat terlaksana dengan baik, di lapangan dan di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

1. DE DATTA, S.K., "Fertilizer and soil amendments for tropical rice", Rice Production Manual, Rev. Ed., UPCA-IRRI, Laguna (1970) 106.

2. IAEA, Rice Fertilizer (Tachnical Reports Series No. 108), IAEA, Vienna (1970) 3. TASLIM, H., dan PARTOHARDJONO, S., "Pemupukan padi", Simposium

Padi, Sukamandi (1984).

4. ABDULLAH, N., SISWORO, W.H., SUWANDI, dan RUCHYANA, "Pengujian berbagai tingkat takaran terpisah-empat pupuk urea pada varietas padi IR 32 di tanah bergambut pasang surut", Belum diterbitkan.

5. PARTOHARDJONO, S., SOEPARDI, B.s., and MUNANDAR, A., Effects of ordinary urea, granular urea, sulfur coated urea and urea briquet on the yield of PB 26 lowland rice, Penelitian Pertanian 1 1 (1968) 474.

6. ALEKSIC, Z., BROESHART, H., and MIDDELBOE, V., The effect of nitrogen fertilization on the release of soil nitrogen, Plant and Soil 3 (1968) 474. 7. REDDY, K.R., and PATRICK, W.H., Field and nitrogen utilization as affected

by method and time of application oflabelled nitrogen, Agronomy J. 68 (1976) 965.

(11)

8. WESTERMAN, R.L., and KURTZ, L.T., Priming effect of 15N labelled fertili-zer on soil nitrogen in field experiments, Soil Sei. Soc. Arner. Proc. 37 (1973) 725.

(12)

DISKUSI

ANDI M. DAMDAM :

Maksud modifikasi pup uk N misalnya urea, baik bentuk fIsik maupun susunan kimianya di antaranya adalah untuk mendapatkan tingkat kecepatan tanaman menyerap N yang kurang lebih sarna dengan tingkat penguraian pupuk melepaskan N-nya. Ternyata pupuk ZA memberikan nilai keeflSienan yang sarna dengan urea yang dibungkus kertas tissu (urea dimodifIkasi sifat fisiknya tentunya!). Seperti diketahui bahwa ZA dikenal sebagai pupuk pelepas N yang cepat dan temyata keef-sienannya cukup tinggi, kenapa?

N. ABDULLAH:

Dalam percobaan ini keefisienan pupuk ZA sedikit lebih tinggi daripada keefisienan yang dihasilkan pupuk urea dalam kertas tissu (27,27 dan 26,25%). Pemakaian urea dalam kertas tissu dimaksudkan untuk penglepasan N secara lambat (slow release). Keefisienan pupuk ZA yang lebih tinggi ini diduga antara lain disebabkan pemberi-an pupuk ypemberi-ang dilakukpemberi-an tiga kali (terpisah-tiga), sehingga ketersediaan hara N pupuk ZA yang berkesinambungan itu memberi peluang kepada tanaman untuk memanfaatkannya lebih ban yak dan lebih lama. Lebih-Iebih pada pemberian pupuk porsi ke 2 dan ke 3, tanaman sudah mempunyai perkembangan akar yang mantap, sehingga serapan hara dari N-pupuk lebih baik, di samping pupuk ZA lebih cepat terurai daripada pupuk urea.

Bilamana pupuk ZA diberikan sekaligus pada waktu tanam, saya percaya bahwa angka keefisienan pemupukan akan lain.

ISHAK:

Apakah sudah pernah dilakukan pemikiran kebutuhan nitrogen per rump un tanam-an? Kalau sudah, akan mempermudah untuk memperkirakan kebutuhan tanaman terhadap N/ha.

N. ABDULLAH:

Dalam percobaan ini tidak dilakukan. Tetapi dalam penelitian dahulu pernah diten-tukan kandungan N tanaman (N-total, N berasal dari pupuk, dan N berasal dari pool N-tanah) dalam individu varietas padi Pelita 1/1 pada berbagai stadia pertum-buhan fisiologi tanaman.

Kebutuhan nitrogen tanaman padi dapat dilakukan menurut berbagai cara, antara lain dengan menentukan kandungan N dalam daun pada stadia tertentu. Begitu pula dapat ditentukan dengan memperhatikan banyaknya N yang terangkut oleh tanaman sewaktu panen. Dalam percobaan ini terlihat sekitar 64 kg N/ha dalam tanaman tanpa dipupuk yang terbawa sewaktu panen, sedang tanaman yang dipupuk sekitar 80 - 115 kg N/ha, yang berasal dari N-pupuk dan N dari pool N-tanah. Tentu saja dalam menentukan kebutuhan N tanaman padi harns pula

(13)

diperhatikan faktor-faktor lain seperti musim, varietas padi yang dipakai, tipe tanah, tingkat kesuburan lahan, bentuk pupuk, dan lain-lain.

M.lSMACHlN :

Dilihat dari hasil yang tertera di Tabel 1 Semua perlakuan dengan pupuk berbeda nyata dengan yang tidak dipupuk. Tetapi pemberian pupuk 30 kg N/ha hasilnya tidak berbeda nyata dengan pemupukan yang lain kecuali dengan yang dipupuk 120 kg N/ha. Sayang tidak ada perlakuan 30 kg N/ha waktu tanam saja yang diinjak-injak. Bagaimana pendapat Bapak bila kita anjurkan saja pemupukan 30 kg N/ha karena keefisienannya juga tinggi ?

N.

ABDULLAH:

Dilihat dari Tabel 1 memang pemupukan memberikan kelebihan hasil yang berbeda nyata terhadap hasil tanaman kontrol. Dan hasil 30 kg N/ha tidak berbeda nyata dengan pemupukan lainnya, kecuali terhadap 120 kg N/ha.

Perlakuan dengan 30 kg N/ha pada tanam yang disebar dan diinjak-injak memang tidak ada dalam percobaan ini, karena maksud kami ialah menggunakan taka ran 60 kg N/ha, yaitu 2/3 dari takaran rekomendasi yang rendah (takaran rekomendasi 90 - 120 kg N/ha) dan mencoba memanipulasikan jenis, waktu pemberian, dan cara penempatan pupuk dari takaran 60 kg N/ha tersebut.

Meskipun keefisienan takaran 30 kg N/ha juga tinggi, tetapi untuk merekomendasi-kannya tentu memerlukan pertimbangan-pertimbangan lain, antara lain pengujian lebih lanjut perlu dilakukan pada beberapa tipe tanah, penggunaan berbagai varietas padi, dan beberapa musim tanam, musim hujan dan musim kemarau. Sedang di lain pihak BATAN tidak mempunyai wewenang untuk langsung memberikan rekomen-dasi pemupukan. Saya kira, informasi yang mengandung harapan (highlight) untuk dipertimbangkan sebagai bahan rekomendasi perlu diteruskan kepada instansi yang berwenang, dalam hal ini Departemen Pertanian.

PUDJO RAHARDJO :

1. Kedalaman dan penyebaran sistem perakaran padi yang dipakai penelitian. 2. Cara membuat pupuk briket, ukuran.

N. ABDULLAH:

1. Kedalaman dan penyebaran sistem perakaran padi yang dipakai, yaitu Atomita 2, tidak diperhatikan. Mungkin dapat diberikan penjelasan oleh Dr. Ismachin sebagai penemu varietas Atomita.

(Keterangan Dr. Ismaehin : Kedalaman sesuai lapisan olah tanah yaitu sekitar 20 em, dan penyebaran ke samping, sama seperti padi lainnya).

2. Pupuk briket urea 15N dan briket urea biasa dibuat sendiri dengan mengguna· kan alat.

Untuk takaran 60 kg N/ha di tengah-tengah antara 4 rumpun tanaman

(14)

patkan 2 buah pupuk urea briket, masing-masing : diameter : 13,5 mm

bobot : 1

M

g urea tebal : 10,2mm

ZUHDl S.W. :

1. Apakah faktor dosis (takaran) dapat dihilangkan apabila saya ingin mempelajari keefisienan serapan pupuk N karena peneliti di Seibersdorf hanya menggunakan satu dosis dalam studi yang semacam?

") Apakah enrichment 15N yang dipakai pada penelitian semua sama besarnya. N. ABDULLAH:

1. Justru pada awal penelitian harus dipelajari dulu kurva respons dari berbagai tingkat takaran pupuk N. Bila sudah diketahui taka ran yang mana yang diang-gap memberikan respons optimal, maka takaran tersebut baru dimanipulasikan. Cara iniJah yang saya tempuh. Dalam penelitian ini saya bekerja dengan satu takaran, yaitu 60 kg N/ha yang dimanipulasikan menurut jenis. waktu -pemberi-an. dan cara penempatan pupuk. Takaran 60 kg N/ha dipilih berdasarkan 2/3 dari takaran rekomendasi rendah (90 - 120 kg N/ha).

1

Untuk takaran 60 kg N/ha (dan 30 kg N/ha) digunakan pupuk urea yang diper-kaya dengan 5% atom 15N. Un tuk pupuk ZA mempunyai persen tase perdiper-kayaan yang beda. yaitu 2% atom 15N. Untuk takaran 90 dan 120 kg N/ha dipakai perkayaan yang lebih rendah, yaitu 2% atom 15N.

Gambar

Tabd 2. Serapan N-total dalam gabah. jerami. dan tanaman
Tabd 3. Serapan N-pupuk dalam gabah, jerarni, dan tanaman
Tabd 4. Serapan N-tanah dalam gabah,jerami, dan tanaman

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat empat galur dari pasangan Takar 1/Macan yang terindikasi tahan terhadap kutu kebul dan penyakit daun dengan kisaran hasil 2,89–3,31 t/ha.. Kata kunci: Arachis hypogaea

Setelah kereta api melewati pintu perlintasan, sensor ketiga yaitu sensor infra merah aktif untuk mengirim sinyal ke kendali mikrokontroler untuk membuka palang

Tidak terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa bencana banjir di Jakarta baik tahun 2007 dan 2013. Hal

Setelah kegiatan sosialisasi dan edukasi terlaksana, beberapa hal yang telah dicapai adalah peserta memahami pembagian dan macam-macam air di bumi, karakteristik

Berdasarkan perhitungan perpindahan arus lalu lintas ke Semarang Outer Ring Road (SORR) dimana pada tahun 2020 jalan itu beroperasi didapatkan besarnya arus lalu lintas

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh koordinasi antar instansi terhadap efektivitas pelayanan SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap) yang ada

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada penelitian mengenai kerapatan stomata daun mahoni ( Swietenia mahagoni L. Jacq) sebagai tanaman pelindung di Jalan

Hasil penelitian dalam menerapkan bimbingan kelompok teknik self management yang telah dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan penerimaan diri anak panti asuhan Pada